Top Banner

of 35

Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

Jul 06, 2018

Download

Documents

Ayu Apriliani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    1/35

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI & FORMULASI

    SEDIAAN SOLIDA

    PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN AKTIF TUNGGAL

    MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

    Senin, 7 & 14 Maret 2016

    Kelompok 1

    Senin, Pukul 13.00-16.00 WIB

     Nama NPM Tugas

    Ayu Apriliani 260110140078 Pembahasan

    Putri Raraswati 260110140079 Evaluasi

    Ummi Habibah 260110140080 Pembahasan

    Ayyu Widyazmara 260110140081 Preformulasi

    Anggia Diani Amaliah 260110140082 Tujuan, Teori dasar,

    Formulasi, Prosedur,Editor

    Siti Nurohmah 260110140083 Pembahasan

    Ai Siti Rika F 260110140084 Evaluasi

     Nisa Maulani N 260110140085 Hasil dan Perhitungan

    Tiffani Sabilla R 260110140086 Preformulasi

     Nurmalia Saraswati 260110140087 Pembahasan

    LABORATORIUM TEKNOLOGI & FORMULASI

    SEDIAAN PADATFAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2016

     Nilai TTD

    (aslab) (aslab)

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    2/35

     

    I. 

    Tujuan

    1.  Mengetahui proses pembuatan tablet dengan zat aktif tunggal secara

    granulasi basah

    2.  Mengetahui evaluasi massa cetak dan tablet yang baik.

    II.  Teori Dasar

    Parasetamol adalah derivat asetanilida merupakan metabolit

    darifenasetin yang dahulu banyak digunakan sebagai analgeticum,tetapi

     pada tahun 1978telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya

    (nefrotoksisitas dan karsinogen). Khasiat dari parasetamol yaitu analgetis

    dan antipiretis, tetapi tidak antiradang. Dewasa ini pada umunya dianggap

    sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi

    (pengobatan mandiri). Efek analgetisnya diperkuat oleh kodein dan kofein

    dengan kira-kira 50%. Resorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas,

    secara rektal lebih lambat. Antara kadar plasma dan efeknya tidak adahubungan. Dalam hati zat ini diuraikan menjadi metabolit-metabolit toksis

    yang diekresi dengan kemih sebagai konjugat-glukunorida dan sulfat (Tjay

    & Kirana, 2002).

    Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau

    tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan

    sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (Depkes RI, 1995)

    Setiap metode yang digunakan, tablet yang dihasilkan harus

    memenuhi sejumlah standar fisik dan biologi. Sifat sediaan tablet yang

    dapat diterima adalah sebagai berikut:

    1.  Cukup kuat dan tahan terhadap goncangan dan goresan selama

     pembuatan, pengemasan, pengiriman, dan penggunaan.

    2.  Keseragaman zat aktif dalam bobot dan dalam kandungan tiap tablet.

    3.  Zat aktif yang dikandungnya tersedia hayati.

    4.  Penampilannya elok dan harus memiliki bentuk, warna

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    3/35

    karakteristik dan penandaan lain yang diperlukan untuk identifikasi

    suatu tablet.

    5.  Mempertahankan semua atribut fungsinya, termasuk stablilitas fisik,

    kimia, dan daya kerja sediaan tablet.

    6.  Memiliki stabilitas kimia yang cocok sepanjang waktu sehingga

    tidak memungkinkan perubahan zat aktif (Siregar dan Wikarsa, 2010).

    Pada proses pembuatan tablet, terdapat banyak proses yang terlibat

    misalnya penentuan bahan baku, proses granulasi, proses pengeringan,

     proses pencampuran, dan proses pengempaan tablet. Semua proses yang

    terjadi akan memberikan pengaruh pada mutu tablet yang akan dihasilkan,

     baik berpengaruh besar maupun kecil. Ada dua macam metode

     pembuatan tablet yaitu metodekempa langsung dan metode granulasi.

    Metode granulasi ada dua macam yaitu metode granulasi kering dan metode

    granulasi basah (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

    Pada umumnya metode pembuatan tablet dengan cara granulasi.

    Granulasi merupakan suatu proses membesarkan ukuran partikel-partikel

    kecil serbuk yang terikat satu sama lain menjadi besar yang dapat mengalir

     bebas. Tujuan granulasi adalah membuat massa mengalir bebas,

    memadatkan campuran bahan, membuat campuran seragam yang tidak

    memisah, memperbaiki karakteristik kompresibilitas dari zat aktif,

    mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan, mebgurangi debu

    dan meningkatkan penampilan tablet (Lachman, 1989).

    Granulasi basah adalah proses menambahkan cairan pada suatu

    serbuk atau campuran serbuk dalm suatu wadah yang dilengkapi dengan

     pengadukan yang akan menghasilkan aglomerasi atau granul. Metode

    ini merupakan metode paling tua dan mahal, tetapi tetap digunakan karena

    keserbagunaannya. Diantara keuntungan metode ini adalah: kohesivitas

    serbuk ditingkatkan selama dan setelah pengempaan karena penambahan

     pengikat, zat aktif dosis tinggi yang mempunyai aliran yang buruk harus

    digranulasi dengan metode basah untuk memperoleh aliran dan kohesi yang

    cocok untuk pengempaan, dan serbuk ruah dan berdebu dapat ditangani

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    4/35

    tanpa terjadinya maslah debu dan kontaminasi dari udara (Siregar dan

    Wikarsa, 2010).

    Bahan pengikat merupakan eksipien yang digunakan dalam

    formulasi sediaan tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada

    serbuk antar partikel eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang

    kompak dan kuat setelah pencetakan. Bahan pengikat tidak boleh

    menghalangi disintegrasi tablet maupun pelepasan zat aktif untuk

    diabsorpsi. Pemilihan bahan pengikat tergantung daya kohesi yang

    diinginkan untuk membentuk granul dan kompatibilitas dengan bahan lain

    (Anwar, 2012).

    Disintegran merupakan eksipien dalam pembuatan tablet yang

     berfungsi untuk memfasilitasi tablet hancur ketika terjadi kontak dengan

    cairan saluran pencernaan. Disintegran bekerja dengan menarik air

    kedalam tablet, mengembang, dan menyebabkan tablet pecah menjadi

     bagian-bagian kecil (Anwar, 2012).

    Baik pengikat dan penghancur harus memiliki sifat seperti inert

    atau tidak bereaksi satu sama lain (kompatibel), mudah diterima, stabil

    secara fisika dan kima, bebas dari bakteri pathogen, harus mudah diperoleh,

    dan memenuhi persyaratan standar farmasetika (Anwar, 2012).

    Bahan pengisi umum diperlukan pada sediaan padat khususnya

    tablet, berfungsi meningkatkan massa agar mencukupi jumlah massa

    campuran sehingga dapat dicetak. Sifat bahan pengisi tablet sangat berperan

    dalam mempengaruhi karakteristik akhir, salah satu sifat penting untuk

     bahan pengisi adalah laju alir yang baik agar massa dapat dengan mudah

    memasuki pencetak tablet (Anwar, 2012).

    Pelicin ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan

     jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel. Glidan cenderung

    mengurangi adhesivitas, sehingga mengurangi gesekan antar partikulat dari

    system secara menyeluruh. Glidan diperlukan pada permukaan partikel

    sehingga harus dalam keadaan halus dan secara tepat dimasukkan kedalam

    campuran massa tablet (Anwar, 2012).

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    5/35

    Syarat  –   syarat tablet yaitu memenuhi keseragaman ukuran,

    memenuhi keseragaman bobot, memenuhi waktu hancur, memenuhi

    keseragaman isi zat berkhasiat, memenuhi waktu larut (dissolution test)

    (Anief, M., 2000).

    III.  Formula

    Tablet Parasetamol 375 mg

    Besar Bets : 300 tablet

     No Kelompok 1 2 3 4

     Nama

    Bahan

    Jumlah

    tab (g)

    Jumlah

    untuk 1

     batch

    Jumlah

     per tab

    (g)

    Jumlah

    untuk 1

     batch

    Jumlah

     per tab

    (g)

    Jumlah

    untuk 1

     batch

    Jumlah

     per tab

    (g)

    Jumlah

    untuk 1

     batch

    1. Parasetamol 0,375 112,5 g 0,375 112,5 g 0,375 112,5 g 0,375 112,5 g

    2. Laktosum 0,1 30 g 0,1 30 g 0,1 30 g 0,1 30 g

    3. Pasta

    Amilum

    5% qs 7,5 % qs 10 % qs 12,5 % qs

    4. Amprotab 0,05 15 g 0,05 15 g 0,05 15 g 0,05 15 g

    5. Mg.

    Stearate 1%

    0,0038 1,1486 g 0,007 2,1 g 0,007 2,1 g 0,007 2,1 g

    6. Talkum 1% 0,0038 1,1486 g 0,007 2,1 g 0,007 2,1 g 0,007 2,1 g

    7. Amprotab

    5%

    0,0191 5,743 g 0,035 10,5 g 0,035 10,5 g 0,035 10,5 g

    IV.  Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien

    1.  Acetaminophenum

    Sinonim : Parasetamol

    Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa

     pahit.

    Rumus Molekul : C8H9 NO2 

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    6/35

    Bobot Molekul : 151,16

    Struktur Molekul :

    Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol

    (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40

     bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol

    P; larut dalam alkali hidroksida.

    Stabilitas : Wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.

    Kegunaan : Zat Aktif (Analgetik dan Antipiretik).

    (Depkes RI, 1979)

    2. 

    AmprotabSinonim : Amprotab, amilum manihot, pati singkong

    Pemerian : serbuk atau masa, keras, putih atau putih krem.

    Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di

    udara, tetapi mudah menyerap bau.

    Kelarutan : mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih

    mudah larut dalam air mendidih; sangat sukar larut

    dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan

    dalam eter.

    Stabilitas : Dalam keadaan kering stabil terhadap bahan kimia

    lain dan oleh mikroorganisme dalam bentuk

     pasta/basah mudah rusak terhadap mikroba.

    Inkompabilitas : Dengan pengoksida kuat

    Kegunaan : Penghancur

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    7/35

    Alasan Penggunaan: Amprotab digunakan dalam formulasi kali ini

    karena amprotab tidak inkompatibilitas dengan

     paracetamol dan relative aman.

    (Depkes RI, 1995) & (Rowe et al, 2009)

    3.  Aquadest

    Sinonim : Aqua, aqua purificata, Aqua Destillata, air suling,

    hydrogen oxyde

    Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

    Rumus Molekul : H2O

    Bobot Molekul : 18,02

    Struktur Molekul :

    Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan

    Stabilitas : Air secara kimia stabil dalam segala fase fisika (es,

    cairan, dan uap). Air hasil system permunian

    farmasetikal, yang masuk ke dalam tabgki

     penyimpanan harus sesuai dengan persyaratan yang

    spesifik. Tujuan dari rancangan dan pengoprasian

    dari system penyimpanan dan distribusi adalah untuk

    menjaga air selama penyimpanan. Di sisi lain,

    system penyimpanan dan distribusi harus

    memastikan bahwa air terlindung dari kontaminasi

    ionic dan organic, yang akan menyebabkan

     peningkatan konduktivitas dan total karbon organic.

    System tersebut juga harus dilindungi dari partikel

    asing dan mikroorganisme sehingga pertumbuhan

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    8/35

    mikroba dapat dicegah atau dikurangi. Air untuk

    tujuan spesifik harus disimpan pada penyimpanan

    yang tepat.

    Inkompabilitas : Pada formulasi farmasetika, air dapat bereaksi

    dengan obat-obatan dan eksipien lain, yang

    menyebabakan hidrolisis (pengutaian dengan adanya

    air atai kelembaban) pada ambient dan peningkatan

    temperature. Air dapat bereaksi dengan logam-

    logam alkali dan dengan cepat dengan logam-logam

    alkaline dan oksidanya, seperti kalsium oksida dan

    magnesium oksida. Air juga dpat bereaksi dengan

    garam-garam anhidrat membentuk hidrat dari

     berbagai komposisi, dan dengan bahan organic

    tertentu dan kalium karbida

    Kegunaan : Zat pelarut

    Alasan Penggunaan : Penggunaan aquadest dalam formulasi tablet

     paracetamol kali ini untuk pembuatan pasta kanji.

    ` (Depkes RI, 1979) & (Rowe et al, 2009)

    4.  Magnesium Stearat

    Sinonim : Dwibasa magnesium stearat; magnesium Stearate;

    magnesium oksida stearat; magnesium

    octadecanoate; asam oktadekanoat, magnesium

    garam; asam stearatgaram magnesium; Synpro 90.

    Pemerian : Magnesium stearat adalah sangat halus, cahaya

     putih, endapan atau giling, bubuk teraba bulk

    density rendah, memiliki bau samar asam stearat

    dan rasa yang khas. bubuk berminyak

    kemenyentuh dan mudah melekat pada kulit.

    Rumus Molekul : [CH3(CH2)16COO]2Mg 

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    9/35

    Struktur Molekul :

    Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%)

    P dan dalam eter.

    Stabilitas : Magnesium stearat stabil dan harus disimpan di

    wadah tertutup, di tempat yang sejuk dan kering.

    Inkompabilitas : Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali, dan

    garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan

     pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat

    digunakan dalam produk yang mengandung

    aspirin, beberapa vitamin, dan paling alkaloid

    garam.

    Kegunaan : Lubrikan

    Alasan Penggunaan : Penggunaan magnesium stearat adalah karena

    zat aktif yang dipakai bukan merupakan asam

    kuat, alkali, dan garam besi. Magnesium stearat

    mudah didapat.

    (Rowe et al, 2009).

    5.  Saccharum Lactis

    Sinonim : Sakarosa

    Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; masa hablur atau

     berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak

     berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral

    terhadap lakmus.

    Rumus Molekul : C11H22O11 

    Bobot Molekul : 342,30

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    10/35

    Struktur Molekul :

    Kelarutan : Sangat mudah larut air, lebih mudah larut dalam air

    mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam

    kloroform dan dalam eter.

    Stabilitas : Sukrosa mempunyai stabilitas yang bagus pada

    temperatur ruangan dan kelembaban sedang, dapat

    menyerap 1% bau yang dilepaskan ketika

    dipanaskan pada suhu 900

    C. Membentuk karamel

    ketika dipanaskan diatas 1600

    C. Bisa disterilkan

    dengan autoklaf atau penyaringan. Pada suhu 1100

    C

     –  1450C dapat mengalami inversi menjadi dekstrosa

    dan fruktosa. Inversi dipercepat pada suhu diatas

    1300

    C dan dengan adanya asam.

    Inkompatibilitas : Serbuk sukrosa mungkin saja terkontaminasi

    dengan logam berat yang dapat menjadi

    inkompatibel dengan bahan penolong seperti asam

    askorbat. Sukrosa juga mungkin saja terkontaminasi

    sulfit yang pada konsentrasi sulfit tinggi

    menyebabkan perubahan warna saat penyalutan

    tablet.

    Kegunaan : Pengisi (Filler).

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    11/35

    Alasan Penggunaan : Sukrosa digunakan karena memiliki sifat tidak

    higroskopis, penutup rasa pahit karena rasanya

    manis, dan mudah dalam penggunaannyakarena

    stabil pada temperatur ruang.

    (Depkes RI, 1995) & (Rowe et al, 2009)

    6.  Talkum

    Sinonim :Magnesium silikat hidrat; Talk; Magnesium kalium

    silikat; Bedak bubuk.

    Pemerian :  Bedak adalah sangat halus, putih keabu-abuan

     putih, tidak berbau, tidak teraba, bubuk kristal.

    Mudah untuk penggunaan pada kulit dan lembut

    untuk disentuh dan bebas dari butiran.

    Rumus Molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4.

    Kelarutan : Tidak larut dengan hampir semua pelarut.

    Stabilitas : Talk merupakan bahan yang stabil dan dapat

    disterilkan dengan pemanasan pada 1608C selama

    tidak kurang dari 1 jam. Talk juga dapat disterilkan

    dengan paparan etilen oksida atau iradiasi gamma.

    Inkompatibilitas : Kompatibel dengan senyawa surfaktan.

    Kegunaan : Glidant.

    Alasan Penggunaan : Talk digunakan karen memiliki laju alir yang

    sangat baik sehingga dapat membantu lajur alirdari

    zat aktif parasetamol dan merupaan zat yang stabil,

    hanya inkompatibel dengan senyawa surfaktan

    sehingga mudah bercampur dengan banyak zat.

    (Depkes RI, 1979) & (Rowe et al, 2009)

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    12/35

    Metode

    Metode yang digunakan adalah metode granulasi basah. Granulasi

    Basah merupakan salah satu metode pembuatan tablet, metode ini

    memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang

    lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat

    sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Prinsip dari metode

    granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat

    tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa

     basah tersebut digranulasi.

    Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu

     perekat/pengikat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini

    membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat

    yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk. Metode ini dipilih karena

    zat aktif parasetamol tidak memiliki kompresibilitas yang baik dan tidak

    memiliki laju alir yang baik serta parasetamol merupakan bahan yang

    tahan kelembaban dan tahan panas.

    V.  Perhitungan

     No. Nama Bahan Baku Jumlah per

    tablet

    Jumlah yang

    diperlukan/batch

    1 Parasetamol 375 mg 112.5 gram

    2 Laktosum 100 mg 20 gram

    3 Pasta amilum 5 % qs Qs

    4 Amprotab 50 mg 15 gram

    5 Mg Stearat 1 % 0.00382 gram 1.1486 gram

    6 Talkum 0.00382 gram 1.1486 gram

    7 Amprotab 5 % 0.0181gram 5.743 gram

    *dibuat 300 tablet

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    13/35

    Pasta amilum yang digunakan untuk bahan pengikat

    Pasta Amilum

    Pasta amilum dibuat dengan memasukkan 5

    gram dalam 100 mL air.

    Bobot Teoretis Bobot Nyata

    Pembuatan 105 gram 77.914 gram

    Granulasi (fase dalam)Bobot Awal Bobot Akhi r

    77.914 gram 29.311 gram

    Pasta amilum 48.603 gram

    Amilum 5/100 x 48.603

    gram

    2430 mg amilum

    Perhitungan Fasa Luar

    Hasil Granul Kering = 114, 86 gram

    Mg. Stearat 1 % = 1/100 x 114,86 g = 1,1486 g

    Talkum 1% = 1/100 x 114,86 g = 1,1486 g

    Amprotab 5% = 5/100 x 114,86 g = 5,743 g

    VI.  Prosedur Kerja

    Kondisi ruangan dicek kebersihan, suhu dan kelembaban relatifnya.

    Dipersiapkan dan dibersihkan alat seperti ayakan mesh, baskom, gelas ukur,

    gelas piala, tray oven dan oven pengering.

    Proses awal yang dilakukan yaitu semua bahan diayak menggunakan

    ayakan. Semua bahan ditimbang sesuai perhitungan menggunakantimbangan digital.

    Pada pembuatan pasta amylum 5%, amilum sebanyak 5g

    disuspensikan dalam 100 mL air menggunakan gelas piala. Gelas piala

    tersebut dipanaskan diatas pemanas, diaduk hingga terbentuk mucilago yang

     bening. Kemudian pada proses pembuatan fasa dalam (granul), parasetamol,

    amprotab dan laktosum yang telah diayak diaduk hingga homogen dalam

     baskom. Setelah itu dimasukan secara perlahan-lahan pasta amilum 5% yang

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    14/35

    telah dibuat pada campuran tersebut dalam baskom. Diaduk dengan cara

    meremas keseluruhan campuran hingga terbentuk massa yang dikepal.

    Kemudian sisa isi gelas piala yang berisi pasta amylum ditimbang kembali.

    Selanjutnya dilewatkan massa yang dapat dikepal pada mesh 14, hasil

    ditampung pada tray oven yang telah dilapisi kertas roti. Hasil granul basah

    dalam tray oven diratakan dan dikeringkan dalam oven suhu 60- 700  C

    sampai kadar air < 2%.

    Pada proses pencampuran bahan, amprotab, talkum dan Mg. Stearate

    diayak dan ditimbang sesuai kebutuhan. Granul kering yang telah dihasilkan

    kemudian ditimbang dan dicampur dengan amprotab, talkum dan Mg.

    Stearate hingga homogen, selanjutnya dievaluasi masaa cetak.

    Pada pembuatan tablet, tablet dicetak dengan alat single punch yang

    sesuai dengan bobot tablet. Kemudian tablet dikemas dan diuji.

    VII.  Evaluasi

    Bahan obat sebelum ditablet, pada umumnya dicampur terlebihdahulu, bentuk serbuk yang seragam, menyebabkan keseragaman pada

     bentuk tablet. Persyaratan serbuk yang baik adalah bentuk dan warna teratur,

    memiliki daya alir yang baik (free flowing), menunjukkan kekompakan

    mekanis yang memuaskan, tidak terlampau kering, dan hancur baik di dalam

    air (Voigt, 1984).

    Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik

    serbuk antara lain:

    1.  Kadar Kelembaban/ Kadar Air

    Tujuannya yaitu untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada

    granul. Caranya menimbang sekian gram granul. Alumunium foil (plat)

    disimpan pada alat LOD, kemudiam tekan tombol tara. Granul dimasukkan

    ke dalam moisture balance. Alat dihidupkan selama 10 menit pada suhu 70

    C. Kemudian ditimbang bobot akhir.

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    15/35

    Kadar air dihitung dengan rumus :

    LOD ( Loss on Drying ) yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban

     berdasarkan bobot basah yang dihitung sebagai berikut :

    % LOD =

     x 100 %

    Parameter: %LOD kurang dari 5%.

    (Lachman, 1989).

    2.  Uji Daya Alir

    Prosedur kerja untuk memperoleh granul dengan kualitas yang baikyaitu sejumlah granul dimasukkan ke dalam corong yang tertutup bagian

     bawahnya. Buka secara perlahan sampai semua granul keluar dari corong

    dan membentuk timbunan di atas kertas grafik. Aliran granul yang baik jika

    waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 gram ≤ 10 detik (Anshory,

    dkk. 2007).

    Sudut diam diperoleh dengan mengukur tinggi dan diameter

    tumpukan granul yang terbentuk.

    Bila sudut diam yang terbentuk ≤ 30o  menyatakan bahwa sediaan

    dapat mengalir bebas, dan bila sudut yang terbentuk ≥ 40  o

      menyatakan

     bahwa sediaan memiliki daya alir yang kurang baik. Dari nilai sudut diam

    dapat menunjukkan suatu nilai indikasi bias diterimanaya sifat aliran yang

    dimiliki oleh suatu bahan (Banker dan Anderson, 1986).

    3.  Uji Kompresibilitas

    Pengukuran lain dari serbuk yang bebas mengalir adalah

    kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul, yaitu dengan

    memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal

    dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume.

    Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya (Lachman, 1989).

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    16/35

    Kompresibilitas =

     x 100%

    dengan Vo: Volume awal granul

    Vi : Volume granul setelah diketukan

    Kompresibilitas dapat dilihat dari harga Index Carr’s. Index Carr’s

    dihitung menggunakan rumus:

    Index Carr’s =

     x 100%

    (Ohwoavworhua, et al, 2009).

    4. 

    Sudut diam serbuk

    Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan

     partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau

    serbuk dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam

    dipengaruhi oleh bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam

    lebih kecil atau sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk dapat

    mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya

    mengalirnya kurang baik (Lachman et al, 1989).

    Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik

    tablet antara lain:

    1.  Keseragaman Bobot

    Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot. Keseragaman bobot

    ini ditetapkan untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat.

    Tablet yang bobotnya seragam diharapkan akan memiliki kandungan bahan

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    17/35

    obat yang sama, sehingga akan mempunyai efek terapi yang sama.

    Keseragaman bobot dapat ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet,

    lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Kemudian timbang tablet satu

     persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet bobotnya menyimpang dari bobot

    rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu

    tablet pun bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang

    ditetapkan pada kolom B. Jika perlu gunakan 10 tablet yang lain dan tidak

    satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang

    ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B (Depkes RI, 1979) :

    Tabel : Penyimpangan bobot rata-rata

    Bobot

    rata-rata

    Penyimpangan bobot rata-

    rata

    A B

    25 mg atau kurang 15% 30%

    26 mg sampai dengan

    150 mg

    10% 20%

    151 mg sampai dengan

    300 mg

    7,5% 15%

    Lebih dari 300 mg 5% 10%

    2.  Uji Keseragaman Ukuran

    Uji keseragaman ukuran dilakukan dengan mengambil 20 tablet

    kemudian diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.

    Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan

    tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet (Depkes RI, 1979).

    3.  Uji Kekerasan

    Ketahanan tablet terhadap goncangan pada waktu pembuatan,

     pengepakan dan distribusi bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan

    dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang diperlukan untuk memecahkan

    tablet. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini

    diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    18/35

    tablet. Persyaratan kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg, bobot

    tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang

    memuaskan (Soekemi, R.A, 1987).

    4.  Uji keregasan

    Kekerasan tablet bukanlah indikator yang mutlak dari kekuatan

    tablet. Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur

    keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet menjadi

    hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat roche friabilator.

    Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat friabilator, tablet ditimbang

    terlebih dahulu. Kemudiann tablet dimasukkan kedalam alat, lalu alat

    dioperasikan selama 4 menit atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang

    kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula. Selisih berat dihitung

    sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8%

    (Ansel, H.C., 1989).

    5.  Uji waktu hancur

    Agar bahan obat dapat secara utuh diserap pada sistem pencernaan,

    maka tablet harus hancur dan melepaskan bahan obat kecairan tubuh. Waktu

    hancur adalah waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk menjadi partikel-

     partikel kecil. Tablet biasanya diformulasikan dengan bahan pengembang

    yang menyebabkan tablet hancur didalam air atau cairan lambung (Soekemi,

    R.A, 1987).

    Peralatan uji waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang

    mempunyai enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan mesh nomor

    10. Selama percobaan tablet diletakkan pada tiap lubang keranjang,

    kemudian keranjang tersebut bergerak naik turun dalam larutan transparan

    dengan kecepatan 29-32 putaran permenit. Interval waktu hancur adalah 5-

    30 menit (Ansel, H.C., 1989).

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    19/35

    VIII. Hasil dan Pengolahan Data

    a.  Produksi

    1.  Bobot Granul Basah = 131.17 gram

    Bobot Granul Kering = 114.86 gram

    2.  Bobot Tablet Teoritis

    Bobot tablet teoritis = 112,500 mg (Paracetamol) + 30,000 mg

    (Laktosa) + 2430 mg (Pasta Kanji) +

    15,000 mg (Amprotab) + 1148.6 mg

    (Talkum) + 1148.6 mg (Mg Stearat) +

    5743 mg (Amprotab) = 167970.2 mg/300

    tablet = 0.560 gram.

    3.  Evaluasi

    1.  Keseragaman bobot

     No. Bobot (gram) No. Bobot (gram)

    1 0.57 11 0.582 0.57 12 0.58

    3 0.57 13 0.55

    4 0.55 14 0.55

    5 0.60 15 0.58

    6 0.52 16 0.52

    7 0.57 17 0.57

    8 0.58 18 0.499 0.55 19 0.54

    10 0.56 20 0.56

    Rata-rata 0.558 gram

     

      0.558 = 0.650 –  0.158 = 0.5022

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    20/35

    2.  Keseragaman Ukuran

    Rata-rata diameter tablet = 12.1456 mm

    Rata-rata tebal tablet = 5.6 mm

    3.  Uji Kerapuhan (Friability)

    Massa awal = 6.65 gram

    Massa akhir = 4.99 gram

     

    4. 

    Uji Kekerasan (Hardness)

    Rata-rata gaya yang dibutuhkan untuk menghancurkan 1 (satu)

    tablet adalah 32.275 newton.

    5.  Uji Waktu Hancur

    Enam tablet dalam pengujian hancur dalam waktu tiga menit.

    6.  Kompressibilitas

    Bobot granul nyata = 25 gram

    Volume granul nyata = 40 mL

    Kerapatan nyata =

     

    Kerapatan granul mampat =

     

    Indeks Carr’s 

     

     

    Indeks Carr’s = 0.15 x 100 % = 15 %  

    7.  Laju Alir

    Pengukuran diameter serbuk : 8 cm; 8.3 cm ; 8 cm; 8 cm; 8 cm,

    dengan rata-rata diameter 8.06 cm.

    Tinggi gundukan serbuk : 1.8 cm

    Waktu alir :1.54 detik

    Tan α =

     = 24.06

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    21/35

    8.  Loss on drying

    Massa sebelum pengeringan = 9.955 gram

    Massa setelah pengeringan = 9.802 gram

     

    IX.  Pembahasan

    Parasetamol merupakan golongan obat antiinflamasi nonsteroid

    derivat p-aminofenol yang memilik sifat analgesik-antipiretik. Paracetamol

     bekerja sebagai analgesik dengan cara menghambat sintesis prostaglandin

    (oleh enzim siklooxigenase) dari asam arakhidonat hasil sintesis dari

    fosfolipid pada membran sel. Penghambatan sintesis prostaglandin

    (mediator nyeri) ini mengakibatkan stimulus nyeri tidak dihantarkan lagi

    oleh otak ke saraf sehingga rasa nyeri tidak dapat dirasakan lagi. Begitu pula

    dengan antipiretik, dengan adanya gugus aminobenzen tersubstitusi oleh

    satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para

    (1,4) sehingga efek sentral tidak dihasilkan. Di dalam tubuh efek analgetik

    dari parasetamol diperantarai oleh aktivitas tak langsung reseptor canabinoid

    CB1. Di dalam otak dan sumsum tulang belakang parasetamol mengalami

    reaksi deasetilasi engan asam arakhidonat membentuk N-

    arachidonoylfenolamin, komponen yang dikena l sebagai zat endogenous

    cababinoid.

    Parasetamol 375 mg merupaka zat aktif yang memiliki fungsi

    sebagai antipiretik analgesic yang memiliki Pemerian Serbuk hablur, putih,

    tidak berbau, rasa sedikit pahit serta Kelarutannya Larut dalam air mendidih

    dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Jarak lebur

    Antara 168⁰  dan 172⁰. Melihat karakteristik dari parasetamol yang tahan

    terhadap panas maka memungkinkan untuk dilakukan granulsai basah.

    Selain itu pemilihan metode ini karena parasetamol memiliki sifat alir yang

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    22/35

    sulit, voluminous, daya kompresibilita rensah dan dosis tablet yang sangat

    kecil.

    Dalam pembuatan tablet terdapat fasa luar dan fasa dalam. Tujuan

     pengelompokan ini yaitu untuk fasa luar digunakan untuk pembuatan granul

    . Granulasi adalah proses peningkatan ukuran dimana partikel-partikel kecil

    digabungkan menjadi partikel-partikel berukuran lebih besar, membentuk

    aglomerat stabil yang mudah mengalir. Pada umumnya sifat serbuk tidak

    mudah dibentuk langsung menjadi tablet oleh karena sifat kohesivitas yang

    rendah (perlu dibantu penambahan pengikat, dapat ditambahkan secara

     basah atau kering), tidak mudah mengalir (perlu penambahan bahan yang

    dapat melubrikasi), dan desintegrasi yang diperlukan saat tabletasi. Fasa

    luar digunakan untuk mengikat granul dan memberikan lubrikasi serta

     pelicin untuk mempermudah proses tabletasi sehingga tidak mudah hancur

    ketika pencetakan.

    Laktosum berfungsi sebagai diluent/ pengisi pada fasa dalam.

    Laktosum memiliki OTT terhadap asam amino, amfetamin, lisinopril(rowe and quin, 2009). Laktosa punya beberapa keunggulan sebagai bahan

     pengisi. Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling sering dipakai di

    dalam pembuatan tablet. Laktosa mempunyai sifat alir yang cukup bagus

    dan juga sifat kompresibilitasnya bagus. Sehingga laktosa dapat digunakan

    untuk memperbaiki sifat kompresibilitasnya. Selain itu laktosum merupaka

     pengisi yang memiliki sudut kontak kecil 30 derajat sehingga mudah untuk

    terbasahi dan membantu pencampuran parasetamol. 

    Pasta amilum digunakan sebagai pengikat dalam formula ini. Bahan

     pengikat adalah zat yang ditambahkan untuk menambah kohesivitas atau

    kualitas ikatan dari serbuk bahan tablet untuk menjamin tablet tidak mudah

     pecah sesudah pencetakan.Konsentrasi yang digunakan adalah 5 %

    konsentrasi ini merupakan konsentrasi yang rendah dari rentang 5-10 %.

    Amilum tidak memiliki Incompatiibilitas sehingga aman utnuk dicampur

    dengan zat apa pun. Namun sifatnya stabil tapi higroskopis, harus disimpan

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    23/35

    dalam wadah yang tertutup baik dan tempat yang kering (rowe and quin,

    2009). Amilum memiliki sifa alir dan kompresibilitas yang kurang bagus

    sehingga amilum yang digunakan dengan kadar besar akan menurunkan

    kekerasan tablet dan jika kadar yang digunakan lebih kecil maka akan sulit

    untuk mendapat fungsi pengikat. Pemilihan pasta amilum didasarkan pada

    metode yang digunakan yaitu granulasi basah. Pada proses granulasi basah

    diperlukan pengikat untuk fase luar dan fase dalam dimana pasta amilum

    dicampurkan kedalam fasa dalam terlebih dahulu untuk dilakukan granulasi.

    Dan juga metode yang digunakan dalam pembuatan pengikat ini yaitu Cara

     basah. Pada cara ini eksipien pengikat dilarutkan atau disuspensikan hingga

    mengembang menjadi mucilago, kemudian ditambahkan ke dalam

    campuran serbuk (eksipien lain dan bahan aktif) sambil diaduk homogen

    hingga membentuk massa yang liat. Pada proses ini memiliki keuntungan

    dan kerugian yaitu keuntungan pengikat digunakan sedikit dan daya ikat

    lebih kuat dan kerugiannya Perlu perhitungan kembali eksipien yang

    ditambahkan saat massa granul terbentuk. Namun sebenernya amilum bukan

    hanya digunakan sebagai pengikat namun juga pengancur dalam hal lain.

    Amprotab merupakan nama dagang dari amylum manihot, yaitu pati

    yang diperoleh dari umbi akar Manihot uttilissima Pohl. Merupakan serbuk

    sangat halus, warna putih tidak berbau, tidak berasa, praktis tidak larut

    dalam air dingin dan etanol. Amprotab adalah amilum protablet yaitu

    amilum yang dikhususkan untuk bahan tambahan dalam pembuatan tablet.

    Pati atau amilum memiliki sifat hidrofilik yang mempunyai kemampuan

    menyerap air dan membentuk pori-pori dalam tablet. Hal ini akan

    meningkatkan penetrasi air kedalam tablet, sehingga akan mempercepat

    waktu hancur tablet. Penghancur atau disintegran ini digunakan pada fasa

    luar dan fasa dalam. Dimana fungsi utama dari penambahan ini yaitu untuk

    meningkatkan proses penghancuran dalam keperluan farmakokinetik dalam

    tubuh untuk mendapatkan fungsi utama yaitu tercapainya efikasi atau efek

    obat. Amilum juga memiliki sifat inert sehingga aman untuk digunakan

    dalam formulasi. Pada amprotab ini juga memiliki koefisien sebar yang

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    24/35

    tinggi sehingga adhesifitasnya tinggi yang sangat berguna untuk dijadikan

     binder atau pengikat atau fungsi lainnya yaitu disintegran.

    Mg stearate yang digunakan yaitu dengan kadar 1%. Dalam

    literature rentang konsentrai yang digunakan adalah mg stearate 0.25%-

    5.0%w/w. Mg stearate memiliki inkompatibilitas terhadap asam kuat,

    alkalis, dan iron salts (rowe and quin, 2009). Mg stearate dalam formulasi

    ini digunakan untuk lubrikasi. Lubrikan berguna untuk mengurangi gesekan

    selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa

    tablet melekat pada cetakan. Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik,

    sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet

    tapi tidak mengurangi keseluruhan bioavailibilitas bahan-bahan. Oleh

    karena itu kadar lubrikan yang berlebih harus dihindarkan. Lubrikanjuga

    untuk memudahkan pengeluaran tablet agar tidak melekat pada punch dan

    die. Mg atearat merupakan lubrikan yang paling efektif dan digunakan

    secara luas dan memiliki daya lubrikan yang baik, kombinasi yang baik

     bersama dengan talk. Ketika kita ingin menggunakan Mg stearat, maka hal

    yang paling penting adalah memperhatikan inkompatibilitas yang mungkin

    muncul karena penggunaan bahan ini mengingat Mg stearat merupakan

    logam. Mg stearat akan inkom dengan bahan2 yang bersifat asam. Mg

    stearat juga akan menyebabkan sebuah reaksi Maillard jika dicampur

    dengan laktosa anhidrat mengahsilkan warna tablet yang kuning. Maka dari

    itu jika kita ingin menggunakan Mg stearat sebagai pelicin maka kita harus

    menggunakan laktosa yang hidrat 

    Talcum digunakan untuk pelican atau glidan. Talkum dalam

    formulasi ini digunakan dengan kadar talcum 1.0-10.0%. yang kita ambil

    adalah kadar yang rendahnya. Talcum memiliki inkompatibilitas terhadap

    senyawa ammonium quarterner (rowe and quin, 2009). Bahan pelicin dapat

    digunakan berbagai fungsi yang berbeda. Sebagai pengatur aliran (glidant),

    Ia memperbaiki daya luncur granul yang ditabletasi, karena itu menjamin

    terjadinya keteraturan aliran dari corong pengisi melalui sepatu pengisi ke

    dalam lubang ruang cetak dan meningkatkan ketepatan takaran tablet. Selain

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    25/35

    itu juga untuk mengurangi atau mencegah gesekan antara 2 permukaan yang

    relative bergerak dan untuk memperbaiki sifat karakteristik aliran granul

    dangan memperkecil gesekan  –   gesekan sesama partikel. Meningkatkan

    fluiditas massa yang akan dikempa sehingga memenuhi die pada alat mesin

    cetak.

      Kemasan

     Kemasan adalah   kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan

    segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen. Kemasan

    terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kemasan primer, sekunder, dan tersier.

    Kemasan primer mengalami kontak langsung dengan produk, bahkan ikut

    terproses bersama dengan produk. Sedangkan kemasan sekunder dan tersier

    tidak mengalami kontak langsung dengan makanan. Didalam kemasan harus

    tertera informasi yang mendasar mengenai obat yang dibuat agar konsumen

    mengetahuinya, informasi yang dimuat seperti penyimpanan, indikasi,

    kontra indikasi, komposisi, nomor bets, nomor registrasi, tanggal kadaluarsa

    [expire date].

    -  Penyimpanan

    Penyimpanan merupakan petunjuk menyimpan obat jadi. Saat penyimpanan

    obat tidak sesuai dengan petunjuk maka akan terjadi kerusakan pada obat

    tersebut. Dominofen [tablet parasetamol] penyimpanannya harus dalam

    keadaan tertutup dan terlindung dari cahaya.

    -  Indikasi

    Indikasi merupakan nama lain dari khasiat, ini sangat penting dan harus

    tertera dalam kemasan, agar konsumen dapat mengkonsumsi obat sesuai

    dengan yang dibutuhkannya. Dominofen [tablet parasetamol] memiliki

    indikasi/khasiat sebagai analgetik antipiretik, yakni meredakan nyeri

    termasuk sakit kepala, sakit gigi, demam yang disertai flu dan setelah

    imunisasi.

    -  Kontra indikasi

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    26/35

    Kontra indikasi merupakan kondisi yang menyebabkan sebuah terapi,

    tindakan, atau pemeriksaan penunjang tidak dapat atau tidak boleh

    dilakukan. Kontra indikasi dari dominofen [tablet parasetamol] untuk

    disfungsi hati dan ginjal, sehingga dominofen ini tidak boleh dikonsumsi

    oleh orang dengan riwayat penyakit tersebut.

    -  Komposisi

    Komposisi ini merupakan isi [zat aktif] dan dosis dari sediaan yang

    digunakan. Dominofen merupakan tablet yang berisi parasetamol dengan

    dosis 375mg tiap tabletnya.

    -   Nomor bets

    Pada suatu kemasan obat, nomor bets merupakan suatu hal yang penting

    terutama bagi pabrik pembuat. Nomor bets seperti penanda, sehingga jika

    ada suatu masalah pada suatu obat yang diproduksi, maka akan mudah

    untuk mencari tahu. Bets adalah penandaan yang terdiri dari angka atau

    huruf atau gabungan keduannya, yang merupakan tandapengenal suatu bets,

    yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan bets

    tersebut, termasuk seluruh tahap produksi, pengawasan dan distribusi.

    Dominofen memiliki noor bets 03160101. Nomor ini memiliki arti setiap

    digitnya; 03 menandakan bulan produksi yakni bulan maret atau blan ketiga,

    16 menandakan tahun produksi yakni tahun 2016, 01 merupakan kode

     produk dan 01 merupakan nomor urut dari sediaan yang dibuat.

    -   Nomor registrasi

     Nomor registrasi atau nomor pendaftaran obat jadi adalah nomor identitas

    yang dikeluarkan oleh Badan POM setelah proses registrasi obat jadi

    tersebut disetujui. Nomor registrasi ini wajib dicantumkan pada kemasan,

     baik pada kemasan primer maupun kemasan sekunder. Tujuannya adalah

    untuk membedakan antara obat yang telah teregistrasi dengan yang belum

    teregistrasi, sehingga konsumen dapat terhindar dari penggunaan obat palsu,

    tidak memenuhi syarat kualitas dan keamanan, serta obat yang belum

    memiliki ijin edar di Indonesia. Penulisan nomor registrasi ini diatur oleh

    Badan POM. Dominofen memiliki nomor registrasi DBL 1600100110.

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    27/35

    Setiap digitnya mempunyai arti. Dimana D berarti nama dagang, B

    menandakan bahwa obat yang dibuat termasuk golongan obat bebas, L

    menandakan bahwa obat yang dibuat adalah obat jadi yang diproduksi

    secara local/ dalam negeri, 16 menandakan periode pendaftaran yang berarti

    obat ini telah disetujui pendaftarannya pada tahun 2016. 001 menunjukkan

    nommor urut pabrik atau dalam hal ini menunjukkan nomor urut kelompok

    dari 1 shift, 001 menunjukkan urutan obat jadi yang telah disetujui, karena

    ini adala produk pertama maka diberi nomor 001. 10 menandakan bentuk

    sediaan yang dibuat, sediaan yang dibuat kali ini adalah berbentuk tablet

    sehingga angka 10 lah yang dipakai.

    -  Tanggal kadaluarsa [expire date]

    Expired date (ED) adalah tanggal yang menunjukkan zat tersebut tidak dapat

    digunakan atau kadaluarasa. Dalam hal ini ED menunjukkan obat telah

    mengalami degradasi sehingga kadarnya berkurang.  Nama ilmiah dari ED

    adalah T90. T90. Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk membuat kadar

    menjadi tinggal 90%. atau dapat disebut juga telah terjadi degradasi kadar

    obat sebanyak 10%. Obat yang sudah ED berarti obat tersebut mengalami

     pengurangan kadar 10 %, sehingga kadarnya tersisa 90% dari semula.

    Dominofen memiliki ED pada tanggal 7 maret 2019. Sehingga pada tanggal

    tersebut Dominofen [tablet parasetamol] sudah tidak layak dikonsumsi.

    Uji Granul

    1.  Uji LOD 

    Uji LOD dilakukan terhadap granul yang belum ditambahkan

    dengan fase luar. Granul diletakkan pada wadah alat uji LOD sebanyak 10

    gram, kemudian ditekan tombol start hingga muncul tanda rest over. Pada

    uji LOD (Lost On Drying), semakin banyak air yang terkandung maka

    akan semakin buruk sediaan yang akan dibuat. Granul dapat dikategorikan

     baik apabila kadar air yang terkandung hanya sekitar 1-3% dan dapat

    dikategorikan kurang baik apabila kadar airnya

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    28/35

    rendahnya kadar air akan menyebabkan tablet yang akan dicetak lebih

    mudah hancur. Kadar air yang terlalu tinggi akan membuat sulit

     pencetakan walaupun dapat tercetak, kadar air yang tinggi pada tablet akan

    menyebabkan keretakan pada tablet apabila disimpan pada suhu tinggi

    karena air dapat menguap dan menyisakan ruang kosong pada tablet

    tersebut. Selain itu kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan granul

    menempel pada punch sehingga kualitas tablet yang dihasilkan tidak baik.

    Pada uji ini didapatkan hasil yaitu terdapat pengurangan bobot sebesar

    1,54% yang berarti menunjukan bahwa kualitas granul termasuk dalam

    kategori baik untuk parameter ini.  

    2.  Uji Daya Alir

    Granul ditimbang sebanyak 25 gram. Pengukuran laju daya alir

    dilakukan dengan alat Powder Flow Tester dimana akan dihitung

    kecepatan alir sudut istirahatnya. Stopwatch dinyalakan, lalu diukur tinggi,

    diameter dan tumpukan granul. Dari tes ini dapat diukur diameter

    lingkaran gunung serbuk yang terbentuk, tinggi puncak serbuk dan sudut

    istirahat dan dihitung apakah laju alir granul yang digunakan itu baik atau

    tidak. Karena jika granul yang digunakan tidak baik maka kemungkinan

     pada saat pencetakan tablet hasil tablet akan berbeda keseragaman

     bobotnya.  Pengukuran sifat alir granul dengan metode corong dipengaruhi

    oleh beberapa kondisi pengamatan seperti

      Berat granul

      Diameter corong (bagian atas dan bawah)

      Ukuran partikel granul

      Panjang tangkai corong

      Cara penuangan sampel

      Pengaruh getaran luar

    Untuk sejumlah berat granul yang sama, makin cepat waktu alirnya

    maka sifat alir serbuk semakin baik. Uji laju alir ini dilakukan untuk 20 g

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    29/35

    granul. Dalam percobaan ini kualitas granul akan semakin baik apabila

    gunungan granul terbentuk semakin tinggi dan semakin cepat alirannya.

    Didapatkan nilai sudut istirahat dari percobaan sebesar 24,06o yang berarti

    kualitasnya sangat baik karena sudut istirahatnya lebih kecil dari 25o.

    3.  Uji kompresibilitas

    Uji kompresibilitas dilakukan dengan cara menimbang granul

    sebanyak 20 g. granul yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas

    ukur bervolume besar. tinggi awal granul dicatat, kemudian gelas ukur

    diketuk-ketukkan dengan kecepatan konstan menggunakan tap density

    tester. Tingginya kemudian diukur lagi dan dicatat. Dihitung persen

    kompresibilitasnya.Kompresibilitadari tablet menentukan hasil dari tablet

    untuk keseragaman bobot, waktu hancur, dan juga pada proses pencetakan.

    Semakin tidak mampat serbuknya maka granul yang dihasilkan

    akan semakin baik karena tidak terdapat ruang kosong pada granul

    tersebut. Terdapatnya ruang kosong pada granul dapat menyebabkan

    mudahnya pencetakan granul. kompresibilitas akan sangat berpengaruh

     pada keseragaman bobot pada sediaan yang akan dibentuk walaupun

    ukuran sama, apabila keseragaman granul kurang baik maka sediaan tablet

    yang dicetak pun akan kurang baik pula. Dimana kompresibilitas yang

    didapat adalah 15% artinya sangat baik . Menunjukan bahwa granul cukup

    mudah dicetak karena masih dapat dipadatkan. Nilai Kompresibiltas yang

     baik yaitu 5-10%.

    Ukuran partikel granul dapat mempengaruhi berat rata  –  rata tablet,

    variasi berat tablet, waktu hancur, kerenyahan granul, daya mengalir

    granul serta kinetika kecepatan pengeringan dari granulasi basah. Pengaruh

    ukuran granul dan distribusi ukuran yang tepat pada persyaratan  –  

     persyaratan proses, karakter granul dan karakter tablet akhir tergantung

    dari bahan formulasi serta konsentrasinya, juga peralatan yang dipakai

    serta kondisi proses.

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    30/35

    Uji Tablet

    1.  Uji Keseragaman bobot dan ukuran

    Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet

    satu persatu dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua

    tablet yang mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak

     boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih

     besar dari kolom B.

    Tabel persyaratan penyimpangan bobot tablet.

    Bobot rata-

    rata

    Penyimpangan bobot rata-rata

    A B

    25 mg atau kurang 15% 30%

    26 mg-150 mg 10% 20%

    151 mg-300 mg 7,5% 15%

    Lebih dari 300 mg 5% 10%

    Hasil dari uji Keseragaman bobot dilakukan dengan menghitung

     bobot rata-rata yang diperoleh yaitu 0,558 mg. Rata-rata tersebut

    memenuhi persyaratan karena tidak ada 2 tablet yang masing-masing

    menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 5 % dan tidak ada 1

    tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 10 %.

    Untuk uji keseragaman ukuran diukur diameter dan tebal dari tiap

    tablet dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran dicatat dan

    kemudian dihitung rata-ratanya. Hasil yang diperoleh memenuhi persyaratan FI III karena rata-rata diameter tablet 12,1465 tidak kurang

    dari 1/3 rata-rata tablet dan tidak melebihi 3 kali tebal tablet.

    2.  Uji Kekerasan Tablet

    Dilakukan pengujian kekerasan dengan menggunakan hardness

    tester terhadap 20 tablet yang diambil secara acak dimana pengujian

    kekerasan berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    31/35

    yang dinyatakan dalam kg. Hasil yang diperoleh yaitu rata-rata kekerasan

    adalah 32,275 N. Uji kekerasan dimaksudkan agar tablet cukup keras

    untuk tahan pecah dan tahan terhadap goncangan pada saat pengemasan

    dan proses distribusi. Akan tetapi harus cukup lunak untuk melarut dan

    akan menghancur sempurna begitu digunakan konsumen atau dapat

    dipatahkan di antara jari-jari bila tablet perlu dibagi untuk pemakaiannya.

    Kekerasan tablet yang ideal 40-80 N dan hasil yang diperoleh menunjukan

    kekerasan tablet yang belum memenuhi syarat.

    3.  Uji Friabilitas Tablet

    Pengujian Friabilitas dengan menggunakan 20 tablet dengan

     parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau

     bantingan selama waktu tertentu. Untuk mengetahui ketahanan tablet

    terhadap benturan dan gesekan, dilakukan uji ini. Hal ini sangat penting

    terutama pada saat pengemasan dan pendistribusian. Hasil yang diperoleh

    adalah persen friabilitas 24,962% hasil yang diperoleh menunjukan tablet

    yang dibuat sangat kurang baik karena nilai friabilitas sangat tinggi. Tablet

    yang mempunyai friabilitas bagus adalah kurang dari 1%.

    4.  Uji Waktu hancur

    Pengujian waktu hancur prinsipnya adalah menentukan waktu yang

    diperlukan suatu tablet untuk hancur dengan cara menempatkan tablet pada

    alat penentuan waktu hancur yang kondisinya sesuai dengan keadaan in

    vivo dan persyaratan monografi. Hasil yang diperoleh tablet memiliki

    waktu hancur 3 menit. Hasil yang diperoleh memenuhi persyaratan tablet

     paracetamol pada FI III yaitu tidak lebih dari 15 menit.

    X.  Kesimpulan

    1.  Dapat mengetahui cara pembuatan tablet parasetamol dengan

    metode granulasi basah.

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    32/35

    2.  Dapat melakukan uji evaluasi masa cetak dan tablet yang baik

    terhadap tablet parasetamol, yang meliputi uji LOD, uji daya alir,

    uji kompresibilitas, uji keseragaman bobot dan ukuran , uji

    kekerasan, uji friabilitas, dan uji waktu hancur.

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    33/35

    DAFTAR PUSTAKA

    Anief M.. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : UGM

    Press.

    Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat .

    Anshory, H., Syukri, Y., dan Malasari, Y., 2007. Formulasi Tablet Effervescent

    Dari Ekstrak Ginseng Jawa (Tlinum paniculatum) Dengan Variasi

    Kadar Pemanis Aspartam. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No.I.

    Anwar, E. 2012.  Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi. 

    Jakarta : Dian Rakyat.

    Banker, G. S., dan Anderson, N., R., 1986, Tablet, in Lachman L., Lieberman,

     H. A., Kanig, J. L., (Eds), The Theory and Practice of Industrial

     Pharmacy, 3 rd Ed ., 293-345, Lea and Febiger, Philadelpia

    Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depkes

    Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV . Jakarta : Depkes RI.

    Hadisoewignyo, L dan Fudholi A. 2013. Sediaan Solida. Jakarta : Pustaka

    Pelajar.

    Lachman, L., H. Lieberman, dan J. Kanig L. 1989. Teori dan Praktek Farmasi

     Industri. Edisi ke-3. Jakarta: UI Press.

    Ohwoavworhua, F.O., Adelakun, T.A., Okhamafe, A.O. 2009. Processing

     pharmaceutical grade microcrystalline cellulose from groundnut husk:

    Extraction methods and characterization.  International Journal of

    Green Pharmacy, 97-104.

    Siregar, C.J.P dan Wikarsa,S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-

     Dasar Praktis. Jakarta : EGC.

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    34/35

    Soekemi, R.A, Yuanita, T, Fat Aminah, Salim Usman. 1987. Tablet .

    Medan : Mayang Kencana.

    Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting . Jakarta :

    PT.Elex Media Komputindo.

    Voight, R. 1984.  Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press.

  • 8/17/2019 Tablet Parasetamol Metode Granulasi Basah (Modul 2 Dan 3)

    35/35