LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“GEJALA DAN TANDA SERANGAN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN (HPT)”
Disusun Oleh :
NAMA : Muhamad Rizky Aliansyah
NIM : 4442122621
KElAS : II C
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia dan makhluk tidak berhijau daun sangat bergantung
pada tumbuhan. Oleh karena hanya tumbuhan yang berhijau daun saja yang
mampu mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang mampu mengubah
energi matahari menjadi energi kimia yang merupakan bahan makanan.
Sementara dialam, kehidupan tumbuhan selalu dihadapkan dengan berbagai
gangguan, baik yang bersifat biotik maupun abiotik, termasuk hama dan penyakit
tumbuhan. Dalam menghadapi penyakit tumbuhan, manusia perlu membantunya
agar terhndar dari gangguan tersebut. Sebelum melakukan upaya pengendalian,
manusia perlu memahami karakteristrik penyakit tumbuhan dan hama.
Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan
yang memiliki manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian
besar produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk
kepentingan hidup dan kehidupannya. Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman
tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu hama. Fenomena inilah yang
menyebabkan manusia harus senantiasa berusaha agar produk/hasil tanaman yang
dibudidayakan tersebut terhindar dari gangguan organisme pengganggu tanaman.
Dalam agro-ekosistem, tanaman yang kita usahakan dinamakan produsen,
sedangkan herbivora yang makan tanaman dinamakan konsumen pertama,
sedangkan karnivora yang makan konsumen pertama adalah konsumen kedua.
Herbivora yang berada pada tanaman tidak semuanya menimbulkan kerusakan.
Ada herbivora yang keberadaannya dikehendaki ada juga yang tidak. Herbivora
yang keberadaannya tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerusakan
pada tanaman yang dibudidayakan disebut hama. Jadi selama keberadaannya
ditanaman tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis, maka herbivora
tersebut belum berstatus hama.
Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang
dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas
tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak
jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan,
apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam
kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum,
siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat
penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan
pengendalian.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan
sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Kerusakan yang ditimbulkan
oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap
masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata
juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen
dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh pathogen
(parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk
terjadinya penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi
antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Interaksi ketiga komponen
tersebut telah umum digambarkan sebagai suatu segitiga, umumnya disebut
segitiga penyakit (disease triangle).
Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang
memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan,
umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang
lebar maka segitiga penyakit – dan jumlah penyakit – akan kecil atau tidak ada,
sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau
dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial
penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih virulen,
dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi patogen akan
bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan
lebih menguntungkan yang membantu patogen, sebagai contoh suhu, kelembaban
dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan
akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit lebih besar.
1.2 Tujuan
1. Mengenal dan mempelajari gejala serangan hama pada tumbuhan
2. Mengenal tipe-tipe gejala, tanda penyakit dan patogen umum tumbuhan
3. Serta bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam
pengenalan terhadap tanaman yang diserang penyakit dan hama
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Tumbuhan dan Konsep Timbulnya Penyakit
Penyakit adalah perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat
gangguan yang terus menerus oleh agensi pathogen atau faktor lingkungan dan
berkembangnya gejala.atau Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil
yang cukup kuantitas maupun kualitasnya.
Penyebab penyakit tumbuhan ada 2 yaitu:
a. Bersifat biotik Sering disebut penyakit fisiologis atau non infektif
disebabkan oleh :
Keadaan tanah(Kelembaban,struktur reaksi tanah,kahat
oksigen,kahat unsure hara,teksositas pestisida)
Keadaan cuaca(suhu tinggi, rendah,kekurangan atau kelebihan
cahaya,angin hujan)
Kerusakan(kultur teknik yang salah)
b. Bersifat abiotik disebabkan oleh penyakit infektif disebabkabn oleh
pathogen:
Jamur(cendawan)
Bakteri
Virus
Mikoplasma
Viroid
Nematode
Protozoa
Tanaman tingkat
tinggi
Timbulnya suatu penyakit juga tergantung pada sifat genetic yang dimiliki
oleh inang itu sendiri, terdapat inang yang rentan (suscept), tahan (resisten),
toleran (tolerant), kebal (immune) yaitu tanaman yang tidak dapat diinfeksi oleh
pathogen. Adanya macam-macam sifat ini digunakan untuk melakukan upaya
pencegahan penyakit dengan memanipulasi gen sehingga dapat dihasilkan
tanaman yang resisten bahkan immune Umur, bentuk dan kerapatan pohon juga
berpengaruh terhadap kemungkinan tanaman tersebut diserang penyakit. Misalnya
beberapa marga fungi seperti Fusarium, Phytophthora, Phythium, Sclerotium dan
Rhizoctonia banyak menyerang tanaman sengon, mangium, eukaliptus, dammar,
sonokeling dan gmelina pada tingkat semai. Faktor lain dari inang yang
berpengaruh terhadap kemungkinan terserangnya sutu penyakit adalah kesehatan
tanaman inang. Tanaman yang sehat merupakan tanaman yang mempunyai
pertumbuhan baik .(wahyukdephut.files.wordpress.com/.../konsep-timbulnya-
penyakit)
2.2 Gejala Penyakit Tumbuhan
Gejala penyakit tumbuhan timbul sebagai akibat masuknya pathogen
kedalam jaringan tumbuhan dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga
terjadinya perubahan pada sel atau jaringan tumbuhan.
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel tumbuhan,gejala penyakit tumbuhan
dibagi menjadi 3 tipe yaitu:
Tipe nekrotis:gejala disebut nekrosis yang meliputi gejala yang terjadi
sebagai akibat dari rusaknya atau matinya sel-sel tumbuhan.
Tipe hipoplastis:gejala disebut hipoplasia yang meliputi gejala yang
terjadi sebagai akibat terhambatnya atau terhentinya perkembangan sel.
Tipe hiperpalstis:gejala disebut hyperplasia yang meliputigejala akibat
terjadinya perkembangan sel luar biasa. (Tim daslintan,penuntun
praktikum dasar-dasar pelindungan tanaman, Fakultas pertanian Unpar
(Palangka raya:2012)
a. Nekrosis
Keadaan dimana sel tanaman atau organ tanaman mati sebagai akibat adanya
aktivitas patogen.Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh
berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:
1) Bercak. Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya
bewarna kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya
agak kekuning-kuningan. Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan
terpisah dari jaringan yang ada sekitarnya yang. masih sehat. Gejala
tersebut disebut shot-hole atau tembus peluru. Bentuk, lesio dari bercak
ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak
berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut
terlihat adanya tubuh buah.
2) Streak dan shipe. bagian yang nekrotik memanjang masing-masing
sepanjang tulang daun dan di antara tulang daun
3) Kanker. Terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman
berkayu. Permukaan bercaknya agak tertekan kebawah atau bagian
kulitnya pecah sehingga terlibat bagian kayunya. Pada bagian yang pecah
tersebut dapat terlihat adanya tubuh buah cendawan.
4) Blight. Menyerupai bentuk yang terbakar. Gejala ini terjadi jika sel-sel
organ tanaman mati secara cepat (daun, bunga, ranting dan sebagainya).
Bagian tanaman tersebut menjadi coklat atau hitam.
5) Damping - off (lodoh). Keadaan di mana batang tanaman diserang
permukaan tanah. Bagian tanaman yang terserang disekitar permukaan
tanah tertekan sehingea tidak mampu untuk menahan beban yang berat
dari bagian atas tanaman.
6) Terbakar, scald atau scorch. Bagian tanaman yang sukulen mati atau
berwarna coklat akibat temperatur tinggi.
7) Busuk. Bagian yang terserang mati, terurai dan berwarna coklat. Hal ini
disebabkan oleh serangan cendawan dan bakteri yang menguraikan ikatan
antara dinding sel oleh berbagai enzym. Tergantung dari bagian tanaman
yang, terserang maka terdapat berbagai gejala busuk seperti busuk akar,
busuk batang, busuk- pucuk, busuk buah. Tergantung pada tipe
pembusukan maka terdapat busuk basah, busuk lunak, busuk kering.
8) L a y u. Efek dari gejala layu ini daunnya kehilangan ketegarannya dan
layu. Gejala ini diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran,
penyumbatan saluran air atau oleh senyawa yang beracun yang
dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh aliran air kebagian atas
tanaman.
9) Die-back. Terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya
dan meluas kebagian sebelah bawahnya.
10) Gugur daun, bunga, buah sebelum waktunya. Hal ini disebabkan oleh
gangguan fisiologi atau sebagai akibat tidak langsung oleh gangguan
patogen.
11) Perubahan organ tanaman (transportasi) dari organ tanaman jadi bentuk
lain. Bagian tanaman diganti oleh struktur cendawan, seperti bunga yang
baru terbuka mengandung kumpulan. spora (smut) atau perbungaan yang
seharusnya dibentuk dirubah menjadi bentuk daun (filodi).
b. Hipoplasia
Terjadinya kekerdilan ini sebagai akibat adanya penghambatan daIam
pertumbuhan. Seluruh tanaman atau hanya terbatas pada bagian tertentu saja dapat
menunjukkan gejala kerdil.
1) Etiolasi merupakan tanaman kurang mendapatkan cahaya,sehingga
menjadi pucat,tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang
sempit.
2) Kerdil(atrofi)merupakan ukuran tanaman menjadi lebih kecil dari pada
biasanya yang disebabkan terjadinya hambatan pertumbuhantanaman
3) Klorosis merupakan penghambatan pembentukan klorofil,sehingga bagian
yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau
pucat.berdasarkan polanya klorosis di bedakan menjadi 3
yaitu:mozaik,vein banding,vein clearing
4) Perubahan simetri merupakan hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu
yang tidak disertai hambatan pada bagian di depannya sehingga
menyebabkan terjafinya penyimpangan bentuk.
5) Roset merupakan gejala yang berdesak-desakan membentuk suatu
karangan.penyebabnya adalah hambatan pertumbuahan ruas-
ruas(iternodia)batang tetapi pembentukan daun-daun tidak terhambat.
a. Hiperplastis
Gejala hiperplastis, disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebh dari
biasa (overdevelopment), meliputi: sapu setan, proplepis, nyali, intumesensia,
erinosisenggulung atau mengeriting, fasiasi, pembentukan alat yang luara biasa,
kudis, rontoknya alat-alat, perubahan warna.
1) Puru (galls). Salah bentuk (malformation) dengan bentuk yang agak bulat
seperti Crown gall, alcar gada, bintil akar dan sebagainya.
2) Keriting (curl). Bentuk ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih
cepat pada salah satu bagian dari organ tanaman (antara lain daun).
3) Sapu (witches broom). Sejumlah percabangan timbul dari bagian tertentu
sehingga merupakan berkas yang menyerupai sapu.
4) Akar berambut (hairy root). Sejumlah akar halus yang dibentuk secara
abnormal.
5) Intumescence. Pembengkakan yang menyerupai kudis yang terdiri dari
parankhima.
2.3 Penggolongan penyakit Tumbuhan dan patogennya
Kemungkinan tidaknya tanaman menderita penyakit juga dipengaruhi
ketahanan tumbuhan (senjata yang dimiliki) tersebut untuk mencegah timbulnya
penyakit. Dikenal 2 (dua) mekanisme pertahanan yang dimiliki tumbuhan pada
saat pra-infeksi maupun pasca infeksi yaitu pertahanan Fisik-mekanik dan
pertahanan Biokimia.
a. Pra Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik-mekanik (pertahanan
structural) berupa duri, bulu, lapisan lilin yang terdapat pada daun,batang ataupun
organ lainnya. Sedangkan pertahanan biokimia berupa senyawa yang dihasilkan,
yaitu : senyawa hasil metabolism sekunder (flavanoid, alkaloid, glycocid),
senyawa yang dikeluarkan sebagai eksudat, senyawa yang menghambat, tidak
menghasilkan senyawa yang diinginkan pathogen.
b. Pasca Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik-mekanik yang dimiliki inang
dapat berupa pertahanan sitoplasmid (pada waktu pathogen masuk dalam sel
pathogen dikurung dalam sel), pertahanan seluler (sel inang membuta selubung
sehingga pathogen tidak dapat menyentuh sel lain), pertahanan jaringan
(pembentukan lapisan gabus, lapisan absisi), pertahanan organ (menjatuhkan
organ yang terkena penyakit). Sedangkan mekanisme pertahanan biokimia tahap
ini berupa membentuk senyawa beracun, membentuk senyawa yang dapat
membuat tidak aktif enzim pathogen, membentuk senyawa yang dapat mendetoksi
pathogen, membentuk senyawa yang dapat merubah lintasan, membentuk
senyawa yang dapat merubah biosntetik dalam proses metabolism, menghasilkan
enzim yang dapat merubah senyawa yang tadinya tidak beracun menjadi beracun.
(Supena, H. 1980. Pengaruh residu tanaman terhadap perkembangan penyakit
cendawan akar putih (Rigidiporus lignosus Klotzch) pada tanaman karet. Tesis.
Institut Pertanian Bogor.)
Patogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan
mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan.
Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma,
spiroplasma dan riketsia.
1) Fungi merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar,
batang, dan daun tetapi mampu menimbulkan kerusakan jaringan bahkan
mematikan tanaman inang. Tubuhnya ada yang terdiri dari satu sel dan ada
pula yang terdiri dari banyak sel, yang terdiri banyak sel umumnya
berbentuk benang (hifa), hifa yang bercabang-cabang membentuk
bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Fungi mempunyai tiga
ciri, yaitu: 1) tidak mempunyai jaringan pembuluh, 2) salah satu alat
berbiaknya adalah spora, 3) tidak mempunyai klorofil. kelas-kelas dalam
jamur dan yang paling banyak menjadi penyebab penyakit tanaman, yaitu:
1) Ascomycetes, 2) Basidiomycetes, 3) Deuteromycetes, 4) Phycomycetes.
Contoh penyakit yang ditimbulkan oleh pathogen ini adalah penyakit karat
daun (jamur Hemileia vastatrix B.et Br), penyakit bercak daun cercospora
(jamur Cercospora coffeicola B.et Cke.) , penyakit jamur upas (jamur
Corticium salmonicolor B.et Br.)
2) Bakteri merupakan tumbuhan bersel satu dan berdinding sel, tetapi bersifat
prokariotik (tidak mempunyai membran inti). Bakteri mempunyai
kemampuan mereproduksi individu sel dalam jumlah sangat banyak
dengan waktu singkat sehingga menjadi penyebab penyakit yang
mempunyai sifat merusak pada inang. Penyebaran bakteri tidak melalui
spora, sehingga secara adaptif tidak dapat disebarkan melalui angin. Akan
tetapi, bakteri patogenik mampu berpindah dengan perantara air, percikan
air hujan, binatang, dan manusia. Contoh bakteri : Pseudomonas
aeruginosa , Pseudomonas syringae . Contooh penyakit yang disebabkan
oleh patogen bakteri, misalnya kanker pada jeruk
3) Fitonematoda atau nematoda yang memarasit tanaman mempunyai ukuran
yang sangat kecil, memanjang dan berbentuk silinder. Nematoda non-
parasit memakan jamur, bakteri, nematoda lain atau serangga kecil yang
hidup di tanah. Sedangkan, nematoda parasit tanaman mempunyai struktur
khusus yang disebut spear (lembing) atau stylet (jarum). Berdasarkan
perilaku, nematoda parasitik pohon dibagi menjadi dua, yaitu: Nematoda
ektoparasit, nematoda yang pada saat memarasit tanaman tubuhnya tetap
berada di luar akar dan hanya sebagian kecil dari tubuh nematoda yang
masuk ke dalam jaringan tumbuhan inang ; Nematoda endoparasit, yaitu:
nematoda yang saat memarasit tanaman, tubuhnya masuk, merusak dan
melakukan reproduksi di dalam akar tanaman. Contoh nematode yaitu :
Meloidogyne spp. Paratylenchus spp
4) Virus merupakan organisme aseluler, dimana asam nuklead virus hanya
terdiri DNA atau RNA saja. Virus merupakan penyebab penyakit yang
paling merusak, tidak hanya terjadi pada tanaman, tetapi juga pada
manusia dan ternak. Virus dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman
terhambat, mengurangi hasil produksi, bahkan mampu menimbulkan
kematian tanaman inang (penyakit CVPD pada jeruk). Contoh virus adalah
TMV (Tobacco Mozaic )
5) Mikoplasma dan MLO (mycoplasma like organism).Mikoplasma adalah
mikroorganisme prokariotik seperti bakteri yang organel-organelnya tidak
bermembran.Bentuk genetiknya berupa rantai DNA yang berbentuk
cincin dan terdapat bebas dalam sitoplasma.mikoplasmatidak mempunyai
dinding sel dan hanya diikat oleh unit membrane berupa triple-
layered,mempunyai sitoplasma.mikoplasma dapat berbentuk ovoid sampai
filamen(benang)dan kadang-kadang bebentuk berbentuk menyerupai hifa
bercabang-cabang dan biasanya dijumpai didalam jaringan di luar se-sel
inang.MLO(Mikoplasma like organisme) biasanya terdapat dalam cairan
floem.Berbeda dengan mikoplasma ,MLO dapat tumbuh pada sitoplasma
sel-sel parenkhim floem MLO sering dijumpai membentuk koloni yang
terdiri dari sel-sel tunggal yang berbentuk sperikel sampai ovoid.
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegaiatan Praktikum Ke II ini (Mengenala Gejaladan tanda
serangan Hama penyakit Tanaman) dilakukan dengan pengambilan
sampel tanaman dan bagian tanaman bergejala dari lapangan dan
pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Biotek Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari
Rabu 23 Mei 2013 jam 11.00-12.00 WIB
3.2 Bahan dan Alat
Ada pun bahan yang digunakan adalah bagian tanaman yang
bergejala yaitu: Daun yang teridentifikasi terserang hama dan penyakit
(Jambu Air, Mangga, Jeruk Nipis, Kacang Tanah, Cabai, Kacang Tana,
Jagung). Sedangkan alat yang digunakan adalah Kertas HVS, Pensil,
Pensil Warna, Penghapus dan Serutan.
3.3 Cara Kerja
Yang pertama kita amati adalah gejala penyakit dan mengambil
tanaman yang terkena penyakit maupun penyakit tanaman, kemudian kita
mengambil bagian yang terserang gejala tersebut, lalu meletakan bahan
tersebut di meja dan diamati. Setelah itu di gambar secara keseluruhan
morfologi bagian tumbuhan yang terserang tersebut pada media kertas
HVS dan diberi keterangan secara menyeluruh seperti gejala dan tanda
dari serangan hama atau penyakit yang menyerang bagian tanaman yang
diamati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Tanaman Gejala Hama / Penyakit Bag. yang
di Serang
1. Jambu Air Daun jambu menjadi bergerigi
alias bekas di makan ulat
tersebut.
Ulat Kupu-kupu
Gajah ( Attacus
atlas )
Daun
2 Mangga Daun pada manga terdapat
kerusakan di pinggir daun
karena termakan ulat
Ulat Bulu (
Cricula
trifenestrata )
Daun
3 Jeruk Nipis Daun termakan ulat,di
penggiran daun terdapat sisa
kotoran ulat dan bekas makan
ulat
Ulat Grayak (
Spodoptera litura
F. )
Daun
4 Kacang
Tanah
Pada daun kacang habis hampir
tersisa tulang daun,sisa daun di
makan oleh belalang
Ulat Grayak (
Spodoptera litura
F. )
Daun
5 Cabai Pada buah cabaik terdapat
seperti busuk atau menguning
ke orange –orangenan di dekat
ujung cabaik
Antraknosa (
Colletotrichum
capsici )
Buah
6 Kacang
Tanah
bercak berwarna hijau kuning
atau klorotik kemudian menjadi
coklat kemerahan
Bercak Daun (
Bipolaris maydis
Syn. )
Daun
7 Jagung bercak kecil, berbentuk oval
kemudian bercak semakin
memanjang berbentuk ellips
dan berkembang
Hawar Daun (
Helmithosporium
turcicum )
Daun
8 Jambu Air Bercak-bercak berwarna kuning Karat daun ( Daun
muda pada sisi bawah daunnya,
kemudian berubah menjadi
kuning tua.
Helmileia
vastatrix )
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil tersebut diatas maka dapat dijelaskan mengenai
gejala, tanda dan pengendalian terhadap penyakit dan hama yang menyerang
tanaman. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1. Jambu Air ( Ulat Kupu-Kupu Gajah )
Ciri-Ciri Hama
Ciri: panjang 12 cm, warna hijau muda kebiru-biruan, bertubuh gemuk
& lunak, tertutup lapisan lilin keputih-putihan. Telur-telurnya ditaruh
di tepi daun, 2-3 butir bersama-sama, warna merah muda. Kepompong
berada di antara beberapa daun atau di sebelah bawah daun. Ulat-ulat
tersebut sangat rakus memakan daun.
Pengendalian Hama
Degn cara mengumpulkan telur, ulat, & kepompong utk dimusnahkan.
2. Mangga ( Ulat Bulu )
Pengendalian Hama
1. Pemantauan dan identifikasi jenis hama, stadia hama, bagian dan
jenis
tanaman yang diserang, tingkat/intensit as serangan, serta kondisi
lingkungan
untuk disampaikan kepada petugas terkait.
2. Lakukan pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan
dan
memusnahkan ulat, antara lain dengan cara dibakar atau
dibenamkan dalam
tanah.
3. Pelihara dan lestarikan musuh alami seperti predator semut
rangrang dan
burung dengan cara melarang penangkapan burung dan melarang
pengambilan telur semut di pohon, atau melestarikan dan
memperbanyak
koloni semut dengan cara memasang sarang buatan dari daun
kering dan
bambu.
4. Gunakan insektisida hayati berupa jamur, virus, bakteri, nematode,
antara
lain dengan cara (a). Mengumpulkan ulat yang mati terkena virus
(menggelantung) dan mengaduknya dengan air, lalu
menyemprotkan kembali
ke ulat, (b). Mengumpulkan kepompong atau ulat yang terkena
jamur
(berwarna putih – jamur Beauveria dan hijau – jamur
Metarhizium), lalu
perbanyak di media jagung dan semprotkan ke ulat, (c).
menggunakan insektisida hayati yang sudah diproduksi.
3. Jeruk Nipis ( Ulat Grayak )
Gejala/Tanda Hama
Larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara serentak
berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas,
transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada
di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.
Pengendalian Hama
Pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan memasang alat
perangkap ngengat sex feromonoid sebanyak 40 buah/Ha semenjak
tanaman jagung berumur 2 minggu.
Penggunaan agensia hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan
musuh alami seperti : Cendawan Cordisep, Aspergillus
flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium
anisopliae. Dari golongan bakteri yaitu Bacillus thuringensis.
Pemanfaatan patogen virus untuk ulat ini juga dapat dilakukan
dengan menggunakan Sl-NPV (Spodoptera litura - Nuclear
Polyhedrosis Virus). Parasit lain yang dapat dimanfaatkan adalah
Parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis
similis, dan Peribeae sp.
Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan penyemprotan
insektisida berbahan aktif profenofos, klorpirifos, sipermetrin,
betasiflutrin atau lamdasihalortrin. Dosis/konsentrasi sesuai dengan
petunjuk pada kemasan.
4. Kacang Tanah ( Ulat Grayak )
Gejala/Tanda Hama
Larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara
serentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa
epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang
daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun,
umumnya terjadi pada musim kemarau.
Pengendalian Hama
Pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan memasang
alat perangkap ngengat sex feromonoid sebanyak 40 buah/Ha
semenjak tanaman jagung berumur 2 minggu.
Penggunaan agensia hayati dapat dilakukan dengan
memanfaatkan musuh alami seperti : Cendawan Cordisep,
Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan
Metarhizium anisopliae. Dari golongan bakteri yaitu Bacillus
thuringensis. Pemanfaatan patogen virus untuk ulat ini juga
dapat dilakukan dengan menggunakan Sl-NPV (Spodoptera
litura - Nuclear Polyhedrosis Virus). Parasit lain yang dapat
dimanfaatkan adalah Parasitoid Apanteles sp., Telenomus
spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan penyemprotan
insektisida berbahan aktif profenofos, klorpirifos, sipermetrin,
betasiflutrin atau lamdasihalortrin. Dosis/konsentrasi sesuai
dengan petunjuk pada kemasan.
5. Cabai ( Antraknosa )
Gejala/Tanda Penyakit
Cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang
dengan sangat pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila
lebih dari 80 rH dengan suhu 32 derajat selsius biasanya gejala
serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah
busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari
diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaganya berwarna
hitam. Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan
berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan
rebah kecambah. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati
pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang
yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman.
Pengendalian Penyakit
1. Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu
diperhatikan saat melakukan pemusnahan, tangan yang telah
menyentuh (sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada
tanaman tidak menyentuh tanaman/buah yang sehat, dan
sebaiknya dilakukan menjelang pulang sehingga kita tidak
terlalu banyak bersinggungan dengan tanaman/buah yang masih
sehat.
2. Penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan
famili solanaceae(terong, tomat dll) atau tanaman inang lainnya
misal pepaya karena berdasarkan penelitian IPB patogen
antraknosa pada pepaya dapat menyerang cabai pada
pertanaman.
3. Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dll.
khususnya pada periode pematangan buah dan terutama saat
curah hujan cukup tinggi.. Fungisida diberikan secara bergilir
untuk satu penyemprotan dengan penyemprotan berikutnya, baik
yang menggunakan fungisida sistemik atau kontak atau bisa juga
gabungan keduanya.
6. Kacang Tanah ( Bercak Daun )
Tanda dan Gejala
Penyebab penyakit bercak daun Cercospora yang menyerang kacang
tanah, yaitu cendawan Cercospora personatum dan C. Archidicola.
Bercak yang dihasilkan berbentuk bulat dan dapat menutupi seluruh
permukaan daun sehingga mengganggu Fotosintesis pada daun.
Pengendalian Penyakit
Pengendalian efektif (hayati)
Hingga saat ini, pengendalian paling efektif hanyalah dengan
fungisida Topsin-M 70 WP sebanyak dua kali (7 dan 9 minggu setelah
tanam) dengan dosis 0,5 kg/ha/aplikasi. Selain itu, Antracol 70 WP,
Dithane M – 45, Nemispor 70 WP, dan Baycor 300 EC pun dapat
digunakan. Dosis digunakan sesuai petunjuk penggunaan pada
kemasan. Cara tersebut dapat dikombinasikan dengan menahan
varietas tahan, tidak menanam secara berurutan (rotasi tanaman), dan
membakar sisa tanaman sakit.
7. Jagung ( Hawar Daun )
Gejala/Tanda Penyakit
Pada awal terinfeksi maka gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval
kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan
berkembang menjadi nekrotik yang disebut hawar, warnanya hijau
keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5_15 Cm, bercak muncul
dimulai pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun
atas. Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau
mengering, dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot.
Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman
pada daun atau pada sisa sisa tanaman di lapang.
Pengendalian Penyakit
- Menanam varietas tahan Bisma, Pioner-2, pioner-14, Semar-2 dan
semar-5
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai keakarnya (Eradikasi
tanaman)
yang terinfeksi bercak daun
- Penggunaan fungisida dengan bahan aktif mankozeb dan
dithiocarbamate
8. Kacang Tanah ( Bercak Daun )
Pengendalian Penyakit
Pengendalian efektif (hayati)
Hingga saat ini, pengendalian paling efektif hanyalah dengan fungisida
Topsin-M 70 WP sebanyak dua kali (7 dan 9 minggu setelah tanam)
dengan dosis 0,5 kg/ha/aplikasi. Selain itu, Antracol 70 WP, Dithane
M – 45, Nemispor 70 WP, dan Baycor 300 EC pun dapat digunakan.
Dosis digunakan sesuai petunjuk penggunaan pada kemasan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat di
simpulkan bahwa hama dan penyakit tanaman dapat dilihat pada gejala
dan tanda yang terjadi pada tanaman yang diserang menimbulkan
perubahan akibat serangan.Semua hama dan penyakit yang menyerang
tanaman bias di identifikasi dari tanda yang di timbulkan pada tanaman
yang terjakit, dari tanda –tanda tersebut dapat memudahkan
menganalisa dan mengendalikan hama maupun penyakit tersebut agar
tanaman tetap sehat dan terjaga kondisinya dengan baik.
5.2 Saran
Di butuhkannya kritik yang membangun untuk kesempurnaan
laporan praktikum ini. Diharapkan laporan ini memberikan tanggapan
atas hasil membaca laporan ini agar tercapainya kesempurnaan dan
bisa menjadi bahan ajar yang berkualitas di lingkungan mahasiswa.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan
bahwa hama dan penyakit tanaman dapat dilihat pada gejala dan tanda
yang terjadi pada tanaman yang diserang menimbulkan perubahan akibat
serangan.Semua hama dan penyakit yang menyerang tanaman bias di
identifikasi dari tanda yang di timbulkan pada tanaman yang terjakit,dari
tanda –tanda tersebut dapat memudahkan menganalisa dan
mengendalikan hama maupun penyakit tersebut agar tanaman tetap sehat
dan terjaga kondisinya dengan baik.
1.2 Saran
Di butuhkannya kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan
praktikum ini.Diharapkan para pembaca laporan memberikan tanggapan
atas hasil membaca laporan ini agar tercapainya kesempurnaan dan bisa
menjadi bahan ajar yang berkualitas di lingkungan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Artikel Internet :
http://hmpt-unhas.blogspot.com/2010/12/pengertian-terjadinya-dan-status.html
http://organisme-pengganggu.blogspot.com/2012/04/organisme-pengganggu-
tanaman-opt_6854.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi
http://www.naturalnusantara.co.id/?mod=artikel&act=view&id=98
Universitas Udayana.(2013) “E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika”Vol2,No,2 april
2013 http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT/issue/view/794 (diakses tanggal 21 mei
2013)
Basukriadi, adi. 2010.Pengendalian Hayati. http://staff.blog.ui.ac.id/devita/.
Sumber Buku :
Jumar. 1997. Entimologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.
Pracaya. 2002. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Susnihati, nenet. 2005. Buku ajar Ilmu Hama Tumbuhan. Universitas Padjajaran.
Bandung.
Arifin, M. dan D. Koswanudin. 2010. Alternatif teknologi pengendalian ulat
grayak pada tanaman dengan berbagai jenis insektisida biorasional,
pp.419-434.Bogor, 24 Juni 2010