LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN “GEJALA DAN TANDA SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN (HPT)” Disusun Oleh : NAMA : Muhamad Rizky Aliansyah NIM : 4442122621 KElAS : II C JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
35
Embed
Laporan Daslintan Gejala Dan Tanda Dari Serangan Hama Penyakit Tanaman
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“GEJALA DAN TANDA SERANGAN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN (HPT)”
Disusun Oleh :
NAMA : Muhamad Rizky Aliansyah
NIM : 4442122621
KElAS : II C
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia dan makhluk tidak berhijau daun sangat bergantung
pada tumbuhan. Oleh karena hanya tumbuhan yang berhijau daun saja yang
mampu mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang mampu mengubah
energi matahari menjadi energi kimia yang merupakan bahan makanan.
Sementara dialam, kehidupan tumbuhan selalu dihadapkan dengan berbagai
gangguan, baik yang bersifat biotik maupun abiotik, termasuk hama dan penyakit
tumbuhan. Dalam menghadapi penyakit tumbuhan, manusia perlu membantunya
agar terhndar dari gangguan tersebut. Sebelum melakukan upaya pengendalian,
manusia perlu memahami karakteristrik penyakit tumbuhan dan hama.
Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan
yang memiliki manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian
besar produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk
kepentingan hidup dan kehidupannya. Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman
tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu hama. Fenomena inilah yang
menyebabkan manusia harus senantiasa berusaha agar produk/hasil tanaman yang
dibudidayakan tersebut terhindar dari gangguan organisme pengganggu tanaman.
Dalam agro-ekosistem, tanaman yang kita usahakan dinamakan produsen,
sedangkan herbivora yang makan tanaman dinamakan konsumen pertama,
sedangkan karnivora yang makan konsumen pertama adalah konsumen kedua.
Herbivora yang berada pada tanaman tidak semuanya menimbulkan kerusakan.
Ada herbivora yang keberadaannya dikehendaki ada juga yang tidak. Herbivora
yang keberadaannya tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerusakan
pada tanaman yang dibudidayakan disebut hama. Jadi selama keberadaannya
ditanaman tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis, maka herbivora
tersebut belum berstatus hama.
Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang
dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas
tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak
jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan,
apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam
kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum,
siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat
penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan
pengendalian.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan
sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Kerusakan yang ditimbulkan
oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap
masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata
juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen
dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh pathogen
(parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk
terjadinya penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi
antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Interaksi ketiga komponen
tersebut telah umum digambarkan sebagai suatu segitiga, umumnya disebut
segitiga penyakit (disease triangle).
Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang
memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan,
umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang
lebar maka segitiga penyakit – dan jumlah penyakit – akan kecil atau tidak ada,
sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau
dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial
penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih virulen,
dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi patogen akan
bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan
lebih menguntungkan yang membantu patogen, sebagai contoh suhu, kelembaban
dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan
akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit lebih besar.
1.2 Tujuan
1. Mengenal dan mempelajari gejala serangan hama pada tumbuhan
2. Mengenal tipe-tipe gejala, tanda penyakit dan patogen umum tumbuhan
3. Serta bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam
pengenalan terhadap tanaman yang diserang penyakit dan hama
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Tumbuhan dan Konsep Timbulnya Penyakit
Penyakit adalah perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat
gangguan yang terus menerus oleh agensi pathogen atau faktor lingkungan dan
berkembangnya gejala.atau Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil
yang cukup kuantitas maupun kualitasnya.
Penyebab penyakit tumbuhan ada 2 yaitu:
a. Bersifat biotik Sering disebut penyakit fisiologis atau non infektif
disebabkan oleh :
Keadaan tanah(Kelembaban,struktur reaksi tanah,kahat
oksigen,kahat unsure hara,teksositas pestisida)
Keadaan cuaca(suhu tinggi, rendah,kekurangan atau kelebihan
cahaya,angin hujan)
Kerusakan(kultur teknik yang salah)
b. Bersifat abiotik disebabkan oleh penyakit infektif disebabkabn oleh
pathogen:
Jamur(cendawan)
Bakteri
Virus
Mikoplasma
Viroid
Nematode
Protozoa
Tanaman tingkat
tinggi
Timbulnya suatu penyakit juga tergantung pada sifat genetic yang dimiliki
oleh inang itu sendiri, terdapat inang yang rentan (suscept), tahan (resisten),
toleran (tolerant), kebal (immune) yaitu tanaman yang tidak dapat diinfeksi oleh
pathogen. Adanya macam-macam sifat ini digunakan untuk melakukan upaya
pencegahan penyakit dengan memanipulasi gen sehingga dapat dihasilkan
tanaman yang resisten bahkan immune Umur, bentuk dan kerapatan pohon juga
berpengaruh terhadap kemungkinan tanaman tersebut diserang penyakit. Misalnya
beberapa marga fungi seperti Fusarium, Phytophthora, Phythium, Sclerotium dan
Rhizoctonia banyak menyerang tanaman sengon, mangium, eukaliptus, dammar,
sonokeling dan gmelina pada tingkat semai. Faktor lain dari inang yang
berpengaruh terhadap kemungkinan terserangnya sutu penyakit adalah kesehatan
tanaman inang. Tanaman yang sehat merupakan tanaman yang mempunyai
pertumbuhan baik .(wahyukdephut.files.wordpress.com/.../konsep-timbulnya-
penyakit)
2.2 Gejala Penyakit Tumbuhan
Gejala penyakit tumbuhan timbul sebagai akibat masuknya pathogen
kedalam jaringan tumbuhan dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga
terjadinya perubahan pada sel atau jaringan tumbuhan.
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel tumbuhan,gejala penyakit tumbuhan
dibagi menjadi 3 tipe yaitu:
Tipe nekrotis:gejala disebut nekrosis yang meliputi gejala yang terjadi
sebagai akibat dari rusaknya atau matinya sel-sel tumbuhan.
Tipe hipoplastis:gejala disebut hipoplasia yang meliputi gejala yang
terjadi sebagai akibat terhambatnya atau terhentinya perkembangan sel.
Tipe hiperpalstis:gejala disebut hyperplasia yang meliputigejala akibat
terjadinya perkembangan sel luar biasa. (Tim daslintan,penuntun
praktikum dasar-dasar pelindungan tanaman, Fakultas pertanian Unpar
(Palangka raya:2012)
a. Nekrosis
Keadaan dimana sel tanaman atau organ tanaman mati sebagai akibat adanya
aktivitas patogen.Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh
berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:
1) Bercak. Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya
bewarna kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya
agak kekuning-kuningan. Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan
terpisah dari jaringan yang ada sekitarnya yang. masih sehat. Gejala
tersebut disebut shot-hole atau tembus peluru. Bentuk, lesio dari bercak
ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak
berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut
terlihat adanya tubuh buah.
2) Streak dan shipe. bagian yang nekrotik memanjang masing-masing
sepanjang tulang daun dan di antara tulang daun
3) Kanker. Terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman
berkayu. Permukaan bercaknya agak tertekan kebawah atau bagian
kulitnya pecah sehingga terlibat bagian kayunya. Pada bagian yang pecah
tersebut dapat terlihat adanya tubuh buah cendawan.
4) Blight. Menyerupai bentuk yang terbakar. Gejala ini terjadi jika sel-sel
organ tanaman mati secara cepat (daun, bunga, ranting dan sebagainya).
Bagian tanaman tersebut menjadi coklat atau hitam.
5) Damping - off (lodoh). Keadaan di mana batang tanaman diserang
permukaan tanah. Bagian tanaman yang terserang disekitar permukaan
tanah tertekan sehingea tidak mampu untuk menahan beban yang berat
dari bagian atas tanaman.
6) Terbakar, scald atau scorch. Bagian tanaman yang sukulen mati atau
berwarna coklat akibat temperatur tinggi.
7) Busuk. Bagian yang terserang mati, terurai dan berwarna coklat. Hal ini
disebabkan oleh serangan cendawan dan bakteri yang menguraikan ikatan
antara dinding sel oleh berbagai enzym. Tergantung dari bagian tanaman
yang, terserang maka terdapat berbagai gejala busuk seperti busuk akar,
busuk batang, busuk- pucuk, busuk buah. Tergantung pada tipe
pembusukan maka terdapat busuk basah, busuk lunak, busuk kering.
8) L a y u. Efek dari gejala layu ini daunnya kehilangan ketegarannya dan
layu. Gejala ini diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran,
penyumbatan saluran air atau oleh senyawa yang beracun yang
dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh aliran air kebagian atas
tanaman.
9) Die-back. Terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya
dan meluas kebagian sebelah bawahnya.
10) Gugur daun, bunga, buah sebelum waktunya. Hal ini disebabkan oleh
gangguan fisiologi atau sebagai akibat tidak langsung oleh gangguan
patogen.
11) Perubahan organ tanaman (transportasi) dari organ tanaman jadi bentuk
lain. Bagian tanaman diganti oleh struktur cendawan, seperti bunga yang
baru terbuka mengandung kumpulan. spora (smut) atau perbungaan yang
seharusnya dibentuk dirubah menjadi bentuk daun (filodi).
b. Hipoplasia
Terjadinya kekerdilan ini sebagai akibat adanya penghambatan daIam
pertumbuhan. Seluruh tanaman atau hanya terbatas pada bagian tertentu saja dapat
menunjukkan gejala kerdil.
1) Etiolasi merupakan tanaman kurang mendapatkan cahaya,sehingga
menjadi pucat,tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang
sempit.
2) Kerdil(atrofi)merupakan ukuran tanaman menjadi lebih kecil dari pada
biasanya yang disebabkan terjadinya hambatan pertumbuhantanaman
3) Klorosis merupakan penghambatan pembentukan klorofil,sehingga bagian
yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau
pucat.berdasarkan polanya klorosis di bedakan menjadi 3
yaitu:mozaik,vein banding,vein clearing
4) Perubahan simetri merupakan hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu
yang tidak disertai hambatan pada bagian di depannya sehingga
menyebabkan terjafinya penyimpangan bentuk.
5) Roset merupakan gejala yang berdesak-desakan membentuk suatu
karangan.penyebabnya adalah hambatan pertumbuahan ruas-
ruas(iternodia)batang tetapi pembentukan daun-daun tidak terhambat.
a. Hiperplastis
Gejala hiperplastis, disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebh dari
biasa (overdevelopment), meliputi: sapu setan, proplepis, nyali, intumesensia,
erinosisenggulung atau mengeriting, fasiasi, pembentukan alat yang luara biasa,
kudis, rontoknya alat-alat, perubahan warna.
1) Puru (galls). Salah bentuk (malformation) dengan bentuk yang agak bulat
seperti Crown gall, alcar gada, bintil akar dan sebagainya.
2) Keriting (curl). Bentuk ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih
cepat pada salah satu bagian dari organ tanaman (antara lain daun).
3) Sapu (witches broom). Sejumlah percabangan timbul dari bagian tertentu
sehingga merupakan berkas yang menyerupai sapu.
4) Akar berambut (hairy root). Sejumlah akar halus yang dibentuk secara
abnormal.
5) Intumescence. Pembengkakan yang menyerupai kudis yang terdiri dari
parankhima.
2.3 Penggolongan penyakit Tumbuhan dan patogennya
Kemungkinan tidaknya tanaman menderita penyakit juga dipengaruhi
ketahanan tumbuhan (senjata yang dimiliki) tersebut untuk mencegah timbulnya
penyakit. Dikenal 2 (dua) mekanisme pertahanan yang dimiliki tumbuhan pada
saat pra-infeksi maupun pasca infeksi yaitu pertahanan Fisik-mekanik dan
pertahanan Biokimia.
a. Pra Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik-mekanik (pertahanan
structural) berupa duri, bulu, lapisan lilin yang terdapat pada daun,batang ataupun
organ lainnya. Sedangkan pertahanan biokimia berupa senyawa yang dihasilkan,
yaitu : senyawa hasil metabolism sekunder (flavanoid, alkaloid, glycocid),
senyawa yang dikeluarkan sebagai eksudat, senyawa yang menghambat, tidak
menghasilkan senyawa yang diinginkan pathogen.
b. Pasca Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik-mekanik yang dimiliki inang
dapat berupa pertahanan sitoplasmid (pada waktu pathogen masuk dalam sel
pathogen dikurung dalam sel), pertahanan seluler (sel inang membuta selubung
sehingga pathogen tidak dapat menyentuh sel lain), pertahanan jaringan
(pembentukan lapisan gabus, lapisan absisi), pertahanan organ (menjatuhkan
organ yang terkena penyakit). Sedangkan mekanisme pertahanan biokimia tahap
ini berupa membentuk senyawa beracun, membentuk senyawa yang dapat
membuat tidak aktif enzim pathogen, membentuk senyawa yang dapat mendetoksi
pathogen, membentuk senyawa yang dapat merubah lintasan, membentuk
senyawa yang dapat merubah biosntetik dalam proses metabolism, menghasilkan
enzim yang dapat merubah senyawa yang tadinya tidak beracun menjadi beracun.
(Supena, H. 1980. Pengaruh residu tanaman terhadap perkembangan penyakit
cendawan akar putih (Rigidiporus lignosus Klotzch) pada tanaman karet. Tesis.
Institut Pertanian Bogor.)
Patogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan
mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan.
Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma,
spiroplasma dan riketsia.
1) Fungi merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar,
batang, dan daun tetapi mampu menimbulkan kerusakan jaringan bahkan
mematikan tanaman inang. Tubuhnya ada yang terdiri dari satu sel dan ada
pula yang terdiri dari banyak sel, yang terdiri banyak sel umumnya
berbentuk benang (hifa), hifa yang bercabang-cabang membentuk
bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Fungi mempunyai tiga
ciri, yaitu: 1) tidak mempunyai jaringan pembuluh, 2) salah satu alat
berbiaknya adalah spora, 3) tidak mempunyai klorofil. kelas-kelas dalam
jamur dan yang paling banyak menjadi penyebab penyakit tanaman, yaitu: