Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN Nama : Sonia Tambunan NIM : 105040201111171 Kelompok : Rabu, 07.30 Asisten : Firman PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011
31

LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Jan 05, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

LAPORAN PRAKTIKUM

PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN

Nama : Sonia Tambunan

NIM : 105040201111171

Kelompok : Rabu, 07.30

Asisten : Firman

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Pada dasarnya pembudidayaan dilakukan agar tanaman dapat

terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan

baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan dalam usaha dibidang

pertanian diantaranya disebabkan oleh adanya organisme pengganggu tanaman.

Dalam budidaya tanaman pelaksanaan perlindungan hama terpadu sangat

berpengaruh. Agar mampu menghasilkan produksi yang maksimal,

menguntungkan, dan berkualitas.

Pengamatan hama dan penyakit tanaman merupakan kegiatan utama dalam

proses Pengendalian Hama Terpadu. Kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi

hambatan tersebut diatas, sehingga secara bertahap Pengendalian Hama Terpadu

dilaksanakan secara konsekuen. Untuk jangka pendek pengamatan bertujuan

untuk mendeteksi timbulnya hama dan penyakit tanaman pada saat yang paling

awal, sehingga pengendalian dini dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan

untuk jangka panjang, data pengamatan hama dan penyakit dapat digunakan untuk

menysusn suatu program peramalan hama dan penyakit tanaman.

Pengamatan hama tanaman, untuk skala lapangan pengematan penyakit

tanaman masih ditekankan pada mengamati gejala penyakit. Hal ini disebabkan

karena penyebab penyakit hanya dapat dideteksi dengan alat-alat khusus misalnya

penangkap spora (spore trap) yang sampai saat ini baru digunakan pada skala

penelitian spora yang tertangkap hanya dapat diamati dengan mikroskop.

1. 2. Tujuan

Tujuan dari praktikum peramalan hama dan epidomologi penyakit ini

adalah untuk:

a. Menangkap spora dan mengamatinya

b. Memasang pitfall dan menganalisanya

c. Memasang yellow trap dan menganalisanya

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Pengertian Pengamatan dan Ambang Ekonomi

a. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mendapatkan data atau keterangan dengan jalan mengamati,

melalukan perhitungan atau pengukuran terhadap obyek yang

diteliti.

(Tim Dosen, 2011)

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam

penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi

penelitian.

(Kardinan, 2004)

b. Ambang Ekonomi

Ambang ekonomi yaitu tingkat kepadatan populasi hama atau

tingkat intensitas kerusakan tanaman yang mulai mengakibatkan

terjadinya kerugian ekonomik.

(Tim Dosen, 2011)

Ambang Ekonomi (AE), yaitu batas populasi hama telah

menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada biaya

pengendalian.

(Djojosumarto, 2000)

2. 2. Peranan Pengamatan dalam Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu

Pengamatan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan baik sebelum

kegiatan pengendalian dilakukan yaitu untuk menentukan perlu tidaknya

dilakukan kegiatan pengendalian, maupun sesudah pengendalian dilakukan yaitu

untuk melakukan evaluasi terhadap hasil pengendalian yang dilalukan tersebut.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 3

Jadi data atau informasi/keterangan yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat

dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan:

a. Perlu tidaknya pengendalian dilakukan

b. Metode pengendalian yang dipilih dan bagaimana cara melaksanakannya

c. Tindakan apa dan bagaimana cara melakukannya yang harus diambil

untuk mencegah meluasnya penyakit dan serangan hama.

(Tim Dosen, 2011)

2. 3. Macam-macam Pengamatan

Berdasarkan sifatnya, pengamatan dibedakan menjadi:

a. Pengamatan kualitatif, bila kegiatan pengamatan bermaksud untuk

mengetahui macam hama atau penyakit, lokasinya dan bagaimana

keadaannya.

b. Pengamatan kuantitatif, bila kegiatan pengamatan bermaksud untuk

mengetahui lebih rinci tentang hama atau penyakit, yaitu berapa luas

serangan dan intensitasnya.

Berdasarkan kekerapan (frekuensi) nya, pengamatan dibedakan menjadi:

a. Pengamatan tetap/pengamatan kontinyu/pengamatan regular, yaitu

pengamatan yang dilakukan terus menerus secara berkala atau dengan

skala (interval) waktu tertentu pada suatu wilayah pengamatn tertentu.

Pengamatan tetap menghasilkan data keadaan hama penyakit dari waktu

ke waktu sehingga dapat memberi gambaran tentang dinamika penyakit

dan populasi hama di wilayah pengamatan tersebut.

b. Pengamatan keliling/incidental, yaitu pengamatan yang dilakukan sekali-

sekali bila keadaan memerlukan. Pengamatan keliling bertujuan untuk

menutupi kekurangan yang terdapat pada pengamatan tetap, karena pada

pengamatan tetap jumlah petah contoh sangat terbatas. Pada prinsipnya

pengamatan keliling adalah pengamatan untuk mengetahgui terjadinya

serangan hama atau timbulnya penyakit pada tempat-tempat tertentu yang

dapat menjadi sumber hama atau penyakit. Dasar dilakukannya

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 4

pengamatan keliling adalah bila secara visual tanaman atau bagian

tanaman menunjukan gejala yang patut dicurigai, atau adanya informasi

dari sumber yang dapat dipercaya.

Berdasarkan jumlah sampel (comtoh) yang diamati, pengamatan

dibedakan menjadi:

a. Pengamatan global, yaitu pengamatan yang cukup dilakukan pada skala

wilayah pengamtan yang cukup luas, tetapi dengan jumlah sampel yang

relative sedikit. Data atau informasi yang diperoleh biasanya masih sangat

kasar atau masih kurang teliti.

b. Pengamatan halus, merupakan kelanjutan dari kegiatan pengamatan global

yaitu apabila pengamatan global diperoleh data atau informasi yang

menunjukan adanya penyakit atau serangan hama yang cukup

mengkhawatirkan. Untuk itu perlu dilakukan penambahan jumlah sampel

yang diamati untuk meningkatkan ketelitian dari data atau informasi yang

diperoleh.

(Tim Dosen, 2011)

2. 4. Pengamatan dan Penilaian Serangan Hama

Seringkali diperlukan penialain terhadap tingkat serangan hama, baik

berdasarkan tingkat kepadatan populasi hama maupun tingkat intensitas

kerusakannya. Biasanya pertanaman berdasarkan penilaian tersebut dikategorikan

menjadi:

a. Pertanaman sehat

Bila pertanaman mengalami serangan hama mulai tidak ada sama

sekali sampai batas ambang ekonomi

b. Pertanaman dengan serangan/kerusakan ringan

Bila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas ambang

ekonomi sampai di bawah kerusakan 25%

c. Pertanaman dengan serangan/kerusakan sedang

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 5

Bila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas kerusakan

25% sampai dibawah 50%

d. Pertanaman dengan serangan/kerusakan berat

Bila pertanaman mengalami serangan hama mulai batas kerusakan

50% sampai dibawah 85%

e. Pertanaman dengan serangan/kerusakan puso

Bila pertanaman mengalami kerusakan sama dengan atau lebih dari

85%

Seringkali untuk jenis hama-hama tertentu (misalnya wereng coklat)

batasan mengenai penilaian serangan/kerusakannya menggunakan cara penilaian

tersendiri yang berbeda dengan cara penilaian yang dikemukakan di atas.

Penentuan penilaian terhadap tingkat serangan maupun kerusakan tersebut

tidak akan dapat dilakukan tanpa diadakan pengamatan.

(Tim Dosen, 2011)

2. 5. Pengamatan dan Penilaian Serangan Penyakit

Tingkat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh penyakit tanaman

disebut intensitas penyakit. Berbeda pada hama tanaman gejala kerusakan

merupakan satu-satunya sarana yang dapat dipergunakan untuk menentukan

intensitas penyakit.

Pada kasus yang penyakit mengakibatkan matinya atau tidak

berproduksinya tanaman (misalnya damping off dan penyakit-penyakit viral) atau

rusaknya bagian komersial tanaman (misalnya buah, bunga, dan sebagainya)

penentuan intensitas penyakit sangat mudah karena hanya dinyakatan dalam

persen tanaman atau bagian tanaman yang sakit terhadap keseluruhan populasi

tanaman atau bagian tanaman yang diamati. Dengan perkataan lain tanaman yang

diamati hanya dinilai sebagai sakit atau sehat, tanpa memandang tingkat

kerusakannya.

Untuk kasus diluar tersebut diatas, pada tanaman atau bagian tanaman

yang diamati harus dilakukan penilaian tingkat kerusakan masing-masing tanaman

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 6

atau bagian tanaman dan intensitas penyakit atau fungsi dari tingkat kerusakan

tanaman atau bagian tanaman tersebut.

Intensitas penyakit lebih sulit ditentukan bila suatu penyakit menyebabkan

kerusakan pada berbagai organ tanaman, misalnya daun, dan buah, akrena untuk

masing-masing organ tanaman diperlukan suatu standar penialian penyakit

tertentu.

(Tim Dosen, 2011)

2. 6. Bentuk-bentuk Penyebaran dan Ciri-cirinya

a. Penyebaran Acak

Pada bentuk penyebaran ini kedudukan suatu individu serangga

hama pada suatu titik di dalam ruang tidak dipengaruhi ataupun

mempengaruhi kedudukan individu serangga hama dalam satu titik di

dalam ruang, bebas tidak terpengaruh oleh individu serangga hama yang

lain.

(Tim Dosen, 2011)

b. Penyebaran Teratur

Pada bentuk penyebaran teratur ini kepadatan populasi serangga

hama hamper merata. Oleh sebab itu hasil pengamatan kepadatan populasi

pada setiap unti sampe relative akan sama. Bentuk penyebaran populasi

demikian jarang dijumpai terdapat pada serangga yang mempunyai sifat

kanibal, sehingga satu individu terhadap individu yang lain kedudukannya

akan terpisah satu dengan yang lainnya.

(Tim Dosen, 2011)

c. Penyebaran Mengelompok

Bentuk penyebaran ini sekakan-akan merupaka kebaliak dari

bentuk penyebaran acak, dimana kedudukan suatu individu serangga hama

pada suatu titik di dalam ruangan akan dipengaruhi oleh ataupun

memepengaruhi kedudukan individu rengga hama lain yang ada pada titik

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 7

yang lain. Dengan perkataan lain kedudukan individu serangga hama

dalam satu titik di dalam ruang dan kedudukan individu serangga hama

yang lain akan saling berpengaruh.

(Tim Dosen, 2011)

2. 7. Teknik Pengambilan Contoh

a. Teknik Sampling secara Acak

Cara ini didasarkan oleh pmikiran bahwa untuk mendapatkan sampel

yang dapat mewakili kesuluruhan objek, pengambilannya dilakukan secara

acak. Artinya setiap anggota objek yang diiteliti mempunyai peluang atau

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Diharapkan

dengan diberikannya peluang yang sama tersebut maka sampel yang

diambil tidak terjadi bias, atau sifat memihak. Teknik sampling secara

acak ini dikenal ada beberapa cara, diantaranya adalah:

Sampling acak sederhana

Sampling acak berkelompok

Sampling acak sistematik

Sampling acak berlapis

Sampling acak bertingkat

(Tim Dosen, 2011)

b. Teknik Sampling Terpilih

Mungkin dalam melakukan pengamatan hama diperlukan cakupan

wilayah pengamatan yang cukup jelas, jadi sifat pengamatan ekstensif.

Dalam hal demikian jumlah sample yang diamati tentu relative

akansedikit. Lain halnya dengan sampling acak, dimana untuk ini

diperlukan adanya ulangan, yang berarti diperlukan sample yang relative

banyak.

Untuk memenuhinya pengamatan bersifat ekstensif, maka sampel

pengamatan yang jumlahnya hanya sedikit tersebut, haruslah betul-betul

dipilih yang dapat mewakili keadaan secara umum.Hal itu janya dapat

dilaksanakan apabila telah diketahui sifat-sifat atau kondisi objek

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 8

pengamatan. Atau mungkin ingin mengetahui lebih lanjut tentang apa

yang terdapat pada kondisi yang terlihat secara umum tersebut.

(Tim Dosen, 2011)

2. 8. Bentuk Penafsiran Tingkat Populasi Hama

Bentuk penafsiran tingkat populasi hama dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Penafsiran Mutlak

Pada penafsiran populasi mutlak nilai dari populasi hama dinyatakan

dalam satuan (unit) luas tanah atau habitat dari hama. Ada beberapa

macam cara pengamatan untuk memperoleh data penafsiran populasi

mutlak. Diantaranya adalah dengan cara:

Mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu unit habitat

hama (tanah, tanaman atau bagian tanaman, udara, dan lain

sebagainya) dan melakukan perhitungan terhadap jumlah individu

hama yang didapatkan pada habitat tersebut.

Mengadakan penggoyangan/penyapuan terhadap tanaman atau

bagian tanaman dari suatu unit habitat hama-hama yang terjatuh

titampung pada sehelai kain atau kertas dengan luas tertentu atau

diamati langsung, kemudian dihitung jumlahnya.

Mengangkap hama yang ada pada suatu unit habitat hama

(tanaman atau bagaian tanaman) dengan menggunakan alat tertentu

misalanya aspirator, mesin penghisap, kemudian menghitung hasil

yang tertangkap pada setiap unit habitat hama.

Penangkapan individu bertanda. Cara penafsiran populasi ini

digunakan terhadap individu yang aktif bergerak, sehingga cepat

berbaur di dalam populasinya.

(Tim Dosen, 2011)

b. Penafsiran Populasi Relatif

Tujuan pengamatan relative ini adalah untuk mengetahui

perubahan populasi dari waktu ke waktu, atau perbedaan dari satu tempat

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 9

dengan tempat lain. Di situ nilai mutlaknya tidak perlu dipentingkan, tetapi

yang terutama ingin diketahui adalah perubahan atau perbedaannya,

sehingga hanya sifat relatifnya saja yang ingin diketahui.

Metode ini biasanya digunakan dalam pengamatan relative ini

adalah penggunaan jarring serangga atau penggunaan perangkap lampu,

perangkap feromon atau jenis-jenis perangkap lain.

(Tim Dosen, 2011)

c. Penafsiran Indeks Populasi

Dalam banyak hal seringkali tidak mudah mengadakan

pengamatan langsung terhadap individu serangga hama. Mungkin karena

hama bersembunyi pada sarangnya, atau berada pada tempat yang susah

dijangkau karena tempatnya yang tinggi, dan lain-lainnya.

Dengan mengamati jumlah sarang atau seringkali jumlah kotoran

dapat dilakukan penafsiran terhadap populasi.Bahkan dengan

memperhatikan dan mempelajari kotoran serangga, misalnya kotoran dari

ulat (larva Lepidoptera) sering dapat ditentukan fase tumbuhnya.

(Tim Dosen, 2011)

2. 9. Macam-macam Perangkap

Perangkap Kuning (Yellow Trap), yaitu perangkap yang berwarna kuning

sehingga dapat menarik serangga dan menjeratnya karena telah diolesi dengan

lem. Hama yang dapat diperangkap dengan hama ini antara lain Kutu loncat, trips,

kutu daun, dan semua golongan serangga yang tertarik dengan gelombang yang

dipancarkan benda yang berwarna kuning.

(Kardinan, 2004)

Jaring serangga meruapakan alat yang paling banyak dan umum diguakan

untuk koleksi serangga. Pada dasarnya ada tiga jenis jaring serangga yaitu: jaring

udara (aerial net), jaring ayun (sweep net), dan jaring air (aquatic net). Jaring

udara digunakan untuk menangkap serangga terbang seperti kupu-kupu, lalat,

belalang, lebah, dan capung. Jaring serangga mempunyai diameter 35 cm pada

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 10

bagian depan dan panjang jaring 50 cm. Tongkat tangkai jaring biasanya

sepanjang 100 cm. Jaring ayun untuk menangkap serangga pada daun-daunan atau

rerumputan.Bentuk jaring ayun adalah heksagonal.Agar serangga tidak keluar,

usahakan waktu mengambil seranga dari jaring membelakangi sinar

matahari.Jaring air harus lebih kuat untuk menahan kotoran dalam air, baik kawat

lingkar dan bahan jaringnya.

(Tim Dosen, 2011)

2. 10. Hama Penting Tanaman Cabai

a. Thrips

Hama thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing lagi bagi para petani

cabai.Hama thrips tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi

serangan bukan hanya pada tanaman cabai saja. Panjang tubuh sekitas + 1

mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bias dilihat dengan

mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun dan berwarna

keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara

makan hama thrips. Kemudian noda tersebut akan berubah warna menjadi

coklat muda. Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain sebagai

hama perusak juga sebagi carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa

virus) pada tanaman cabai. Untuk itu, bila mengendalaikan hama thrips,

tidak hanya memberantas serangan hama namun juga bias mencegah

penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya.

Thrips sp

b. Tungau (Mite)

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 11

Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang

tanaman cabai.Tungau bersifat parasite yang merusak daun, batang

maupun buah sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna dan bentuk.

Pada tanaman cabai tungai menghisap cairan daun sehingga warna daun

terutama pada bagian bawah menjadi berearna kuning kemerahan, daun

akan menggulung kebawah dan akibatnya pucuk mongering yang akhirnya

menyebabkan daun rontok. Tungau berukuran sangan kecil dengan

panjang 0,5 mm, berkulit lunak dengan kerangka chitin. Seperti halnya

thrips, hama ini juga berpotensi sebagai pembawa virus.

c. Kutu (Myzuspersicae)

Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai.

Serangan hamper sama dengan tungau namuk akibat cairan dari daun yang

dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-

belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan, tidak seperti mite,

kutu ini memiliki kemampuan berkembang biakdengan cepat karena selain

dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu

berletur tanpa pembuahan.

Aphid sp

d. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

Kehadiran lalat buah ini, dapat menjadi hama perusak tanaman

cabai. Buah cabai yang menunggu oanen bias menjadi santapannya dalam

sekejap dengan cara menusukkan ovipositornya pada buah serta

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 12

meletakkan telur, menetas menjadi larva yang kemudian merusak buah

cabai dari dalam.

(Bactrocera dorsalis)

e. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ulat ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat

rakus.Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bias rusak.

Ulat setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngenat akan memakan daun-

daunan pada masa larva untuk menunjang perkembangan

metamorfosisnya.

(Spodoptera litura)

(Pakki, 2005)

2. 11. Penyakit Penting Tanaman Cabai

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 13

a. Antracnose

Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit

yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai.Buah yang

menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh

penyakit ini.Gejala awal dari serangan penyakit ini adlah bercak yang agak

mengkilap. Sedikit terbenam dan berair, buah akan berubah menjadi coklat

kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim

hujan.Penyebab penyakit ini adalah jamur Carnifora capsici.

b. Layu Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum.Gejalanya

tanaman yang sehat tiba-tiba saja layu dalam waktu tidak sampai 3 hari

tanaman mati.Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa

tanaman, pengairan, nematode atau alat-alat pertanian.

c. Virus Kuning

Vektor virus kuning adalah whitefly atau kutu kebul (Bemisia

tabaci).Telur diletakkan dibawah daun, fase telur hanya 7 hari.Nimpa

bertungkai yang berfungsi untuk merangkak lama hidup hidup 2-6

hari.Pupa berbentuk oval, agak pipih berwarna hijau keputih-putihan

sampai kekuning-kungingan pupa terdapat dibawah permukaan dauan,

lama hidup 6 hari.Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan

mudah diamati karena dibawah permukaan daun yang bertepung, lama

hidup 20-38 hari.Tanaman yang terserang penyakit virus kuning

menimbulkan gejala daun mengkeriting dan ukuran lebih kecil.

(Pakki, 2005)

2. 12. Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Hama

Ada dua factor yang mempengaruhi penyebaran hama, yaitu factor dalam

dan factor luar. Yaitu:

a. Faktor dalam adalah faktor yang berada dalam tubuh orgnisme seperti

organ tubuh dan keadaan fisiologisnya.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 14

b. Faktor luar adalah faktor yang berada di luar tubuh organisme yang

mempengaruhinya langsung dan tidak langsung yaitu faktor fisik, biotik

dan makanan.

Kedua kelompok tersebut bekerjasama membentuk corak lingkungan

hidup yang berbeda yang bersifat menekan atau merangsang perkembangan OPT.

kelompok factor luar dapat dibedakan lagi menjadi factor fisik, biotic dan factor

makanan.

Faktor fisik dapat dibedakan menjadi unsur cuaca dan topografi suatu

daerah merupakan faktor penghambat atau sekurang-kurangnya mempengaruhi

penyebaran OPT. Hal ini disebabkan oleh perbedaan topografi yang menyebabkan

terjadinya perbedaan faktor iklim dan secara tidak langsung menimbulkan

perbedaan tumbuhan yang tumbuh.

(Pusat Data Pertanian, 2001)

Faktor biotik adalah semua faktor yang pada dasarnya bersifat hidup dan

berperan dalam keseimbangan populasi OPT. Termasuk dalam faktor biotik

adalah parasit, predator, kompetisi dan resistensi tanaman.Faktor makanan adalah

unsur utama yang menentukan perkembangan OPT. tersedianya inang(tanaman

dan hewan) yang menjadi sumber makanan merupakan factor pembatas dalam

menentukan taraf kejenuhan populasi (carryng Capacity) lingkungan atas OPT.

Faktor cuaca mempunyai peranan penting dalam siklus kehidupan

serangga. Dalam batas yang luas, cuaca mempengaruhi penyebarannya,

kelimpahanya, dan sebagai salah satu faktor utama penyebab timbulnya serangan

hama.

Kelimpahan serangga berhubungan erat dengan perbandingan

antara kelahiran dan kematian pada suatu waktu tertentu. Kelahiran dipengaruhi

antara lain oleh cuaca, makanan dan taraf kepadatannya. Kematian terutama

dipengaruhi oleh cuaca dan musuh alami.Kepadatan dapat mengakibatkan

emigrasi yang dapat berarti sebagai kurangnya individu di suatu lokasi yang

dianggap suatu kematian. Cuaca berpengaruh langsung terhadap tingkat kelahiran

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 15

dan kematian, secara tidak langsung cuaca mempengaruhi hama melalui

pengaruhnya terhadap kelimpahan organisme lain termasuk musuh alaminya..

Faktor cuaca dapat mempengaruhi segala sesuatu dalam sistem komunitas

serangga anatara lain fisiologi, perilaku, dan ciri-ciri biologis lainnya baik

langsung maupun tidak langsung. Faktor cuaca dapat dipisahkan menjadi unsur-

unsur cuaca: suhu, kelembaban, cahaya dan pergerakan udara/angin.

(Chemblink, 2008)

2. 13. Faktor yang Mempengaruhi Epidomologi Tumbuhan

Faktor suhu, kelembaban dan kebasahan daun merupakan faktor yang

sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan patogen dan penyakit

tanaman.Suhu mempunyai peranan penting dalam perkembangan penyakit

tanaman pada umumnya.

(Departemen Pertanian. 2002)

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 16

BAB III

METODOLOGI

3. 1. Tempat dan Waktu Pengamatan

a. Tempat

Lokasi dilakukannya pengamatan pengamatan adalah di Lahan

Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di Desa

Ngijo Karangploso, karena di lahan tersebut sedang ditanam tanaman

cabai yang ingin diamati untuk melakukan praktikum Peramalan Hama

dan Epidomologi Penyakit.

b. Waktu

Waktu peletakan spore trap, pit fall, dan yellow trap pada Rabu, 16

November 2011. Tepatnya pada pukul 08.00 WIB.Lalu pengambilan spore

trap, pit fall, dan yellow trap adalah hari Kamis, 17 November 2011 pada

pukul 16.00 WIB. Pada saat peletakan dan pengambilan trap harus

berselang 1 hari.

3. 2. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Object glass : Sebagai media spora

2. Double tape : Untuk menempelkan object glass pada

tanaman

3. Petri Dish : Untuk menaruh object glass

4. Label : Untuk menamai masing-masing petri dish

5. Gelas plastic : Wadah air sabun

6. Kayu : Untuk mengaduk dan menggali

7. Botol plastic : Untuk menempelkan yellow trap

8. Kertas Yellow Trap : Sebagai perangkap hama

9. Mikroskop : Untuk mengamati spora

10. Kamera : Untuk mendokumentasikan

11. Buku KDS : Untuk mengidentifikasi serangga

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 17

b. Bahan

1. Minyak Twin : Untuk menarik spora

2. Tanaman Cabai : Untuk ditempelakm object glass

3. Detergen bubuk : Untuk menarik serangga

4. Air : Untuk melarutkan detergen

3. 3. Cara Kerja

a. Spore Trap

Oleskan minyak twin pada object glass

Pasang double tape oada belakang object glass

Tempel pada tanaman cabai di 3 tempat. Atas: daun atas. Tengah: daun dan batang.

Bawah: batang cabai

Setelah 1 hari ambil dan masukan kedalam petri dish dan dilabeli

Amati dengan mikroskop dan dokumentasikan

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 18

b. Pit Fall

Larutkan ¼ gelas detergen bubuk dengan air ½ gelas saja

Aduk hingga merata

Gali 10 lubang pada titik yang telah ditentukan dengan kayu

Masukan gelas hingga sejajajr dengan permukaan tanah

Setelah sehari ambil pitfall lalu amati dan identifikasi

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 19

c. Yellow Trap

3. 4. Fungsi Perlakuan

a. Spore Trap

Spore trap digunakan untuk menangkap OPT berjenis spora. Cocok

digunakan untuk mengamati penyakit pada tanaman. Caranya adalah

dengan mengoleskan minyak twin pada object glass untuk menempelnya

spora pada object glass.Pasang double tape pada belakang object glass

untuk ditempelkan pada tanaman.Tempel pada tanaman cabai di 3 tempat.

Atas: daun atas. Tengah: daun dan batang. Bawah: batang cabai sebagai

bahan perbandingan. Setelah 1 hari memasang spore trap masukan spore

trap ke dalam petri dish agar tidak terkena spora yang lain. Lalu di beri

label dari mana spore trap tersebut diambil agar tidak tertukar. Setelah itu

amati di mikroskop dan catat jumlah dan dokumentasikan hasilnya.

b. Pit Fall

Pit fall digunakan untuk memperangkap serangga yang melata,

berjalan di darat dan meloncat. Caranya dengan melarutkan ¼ gelas

detergen bubuk dengan air ½ gelas saja karena musim hujan untuk

menghindari peluapan permukaan air keluar gelas dan agar konsentrasinya

1.

•Tempelkan yellow trap bagian sisi putihnya pada botol plastic dengan double tape

2.

•Sangga menggunakan kayu tidak boleh lebih tinggi dari komoditas di titik yang telah ditentukan

3. •Setelah 1 hari ambil Yellow trap

4. • Identifikasi dan kalkulasi jumlah serangga yang ada

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 20

tinggi.Aduk hingga merata agar tercampur sempurna.Gali 10 lubang pada

titik yang telah ditentukan dengan kayu untuk indicator pembeda.Masukan

gelas hingga sejajajr dengan permukaan tanah agar serangga benar-benar

terperangkap.Setelah 1 hari pitfall dikumpulkan lalu cuci bersih

seranggnya.Identifikasi dengan KDS di lab untuk mengetahui ordonya.

c. Yellow Trap

Yellow trap cocok digunakan untuk memperangkap serangga yang

terbang. Caranya dengan menempelkan yellow trap bagian sisi putihnya

pada botol plastic dengan double tape agar lebih melekat pada

botol.Sangga menggunakan kayu tidak boleh lebih tinggi dari komoditas

di titik yang telah ditentukan karena sesuai dengan standar perangkapn

yellow trap.Setelah 1 hari yellow trap diambil.Identifikasi dengan KDS di

lab untuk mengetahui ordonya.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Penangkapan Spora

a. Jumlah Spora

1. Bagian Atas (Pada Daun Atas) = 1

2. Bagian Tengah (Pada Batang dan Daun) = 1

3. Bagian Bawah (Pada Batang) = 0

b. Gambar

Gambar spora yang dibagian tengah (Pada batang dan daun)

c. Analisa hasil pengamatan

1. Bagian Atas (Pada Daun Atas)

Terdapat spora berwarna hijau tua berbentuk seperti

semburan, cahaya matahari dengan titik ditengah dengan warna

yang lebih gelap. Hanya ditemukan 1 pada perbesaran 10x.

2. Bagian Tengah (Pada Batang dan Daun)

Terdapat spora berwarna hijau muda, transparan, ditemukan

pada perbesaran 10x. memiliki titik tengah dan seburan

disekitarnya. Ujungnya seperti panah.

3. Bagian Bawah (Pada Batang)

Tidak adanya spora yang ditemukan menempel pada object

glass yang ditempel di batang tanaman cabai.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 22

Dari hasil pengamatan hanya terdapat 2 spora yang berada pada

bagian atas dan tengah tanaman.Karena pengamatan dilakukan pada bulan

November yang termasuk dalam musim penghujan jadi jumlah spora yang

ada juga termasuk dalam banyak.Spora yang didapat ada 2 jenis, namun

sulit untuk diidentifikasi jenis sporanya karena tidak adanya buku

mengenai identifikasi spora di lab.Warna kedua spora sama-sama

berwarna hijau namun memiliki gradasi warna yang berbeda dan bentuk

yang berbeda pula.

Pada bagian bawah tanaman cabai tidak ditemukan spora yang

menempel pada spore trap, hal ini menandakan spora hanya menempel

pada bagian atas tanaman dan tengah tanaman saja.Intinya pada musim

penghujan tanaman rentan terserang penyakit dibagian atas tanaman dan

tengah tanaman.

4. 2. Pit Fall

a. Hama

Jangkrik : 4

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Atrhropoda

Class : Insecta

Ordo : Orthoptera

(Anonymous, 2011)

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 23

Kumbang Daun (Chrysomelidae) : 1

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Atrhropoda

Class : Insecta

Ordo : Chrysomelidae

(Anonymous a, 2011)

b. Musuh Alami

Laba-laba : 16

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Class : Arachnida

Ordo : Araida

(Anonymous b, 2011)

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 24

Semut : 1

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Hymenoptera

(Anonymous c, 2011)

Kumbang Lepuh (Meloidae) : 12

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Atrhropoda

Class : Insecta

Ordo : Meloidae

(Anonymous d, 2011)

Kumbang (Phalacridae) : 1

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Atrhropoda

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 25

Class : Insecta

Ordo : Phalacridae

(Anonymous e, 2011)

c. Analisa hasil pengamatan

Berdasarkan total organisme yang masuk kedalam perangakap pit

fall ada 35 organisme. Terdiri dari 4 jangkrik, 1 Kumbang Daun

(Chrysomelidae), 16 laba-laba, 1 semut, 12 kumbang lepuh (Meloidae),

dan 1 Kumbang (Phalacridae).

Jangkrik dan kumbang daun termasuk dalam hama karena jangkrik

memakan daun dan kumbang daun juga memakan daun juga. Total hama

yang terperangkap di pit fall ada 5 serangga.

Laba-laba, semut, kumbang lepuh, dan kumbang termasuk dalam

musuh alami karena laba-laba memangsa serangga yang lebih kecil dari

ukuran laba-labanya sendiri. Semut juga memangsa serangga yang lebih

kecil dari ukurannya jadi bisa disebut dengan predator. Kumbang lepuh

memangsa telur-telur dari hama. Begitu pula dengan kumbang. Total

musuh alami yang masuk ke dalam pit fall ada 30 organisme.

Dilihat dari keadaan ini maka lebih banyak musuh alami hingga 6

kali lipat sehingga hama masih dapat dikendalikan dengan cara alami, jadi

tidak perlu dikendalikan dengan pestisida.

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 26

4. 3. Yellow Trap

a. Hama

Lalat Hijau (Callephoridae) : 2

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Atrhropoda

Class : Insecta

Ordo : Callephordae

(Anonymous, 2011)

Lebah (Mydidae) : 2

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Atrhropoda

Class : Insecta

Ordo : Mydidae

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 27

(Anonymous c, 2011)

b. Musuh Alami

Lalat (Simuliidae) : 5

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Atrhropoda

Class : Insecta

Ordo : Simulidae

(Anonymous a, 2011)

c. Serangga Lain

Nyamuk : 15

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

(Anonymous d, 2011)

Hewan Malam : 68

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 28

d. Analisa hasil pengamatan

Jumlah total organisme yang menempel atau terperangkap pada

yellow trap ada 92 organisme. Terdiri dari 2 Lalat Hijau (Callephoridae), 2

Lebah (Mydidae), 5 Lalat (Simuliidae), 15 nyamuk, 68 hewan malam.

Lalat Hijau (Callephoridae) dan Lebah (Mydidae) masuk kedalam

hama karena lalat menyerang buah dan dapat membusukkan buah

sedangkan lebah ini masuk kedalam hama juga karena lebah ini memangsa

buah juga. Jadi jumlah hama yang terperangkap pada yellow trap ada 4.

Lalat (Simuliidae) termasuk dalam musuh alami karena memangsa

telur hama. Musuh alami yang terperangkap pada yellow trap hanya lalat

(Simuliidae) yang berjumlah 5.

Nyamuk dan hewan malam termasuk serangga lain, karena tidak

bersifat hama dan tidak bersifat predator maupun parasitoid. Total

serangga lain yang terperangkap pada yellow trap ada 83 organisme.

Apabila dilihat dari perbandingan antara hama dan musuh alami

sangat kecil namum masih lebih mendominasi musuh alaminya, sehingga

hama masih dapat dikendalikan secara alami. Pada titik ini tidak perlu

menggunakan pestisida sebagai pengendalian hama.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 29

BAB V

PENUTUP

5. 1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

a. Spora yang tertangkap di spore trap pada tanaman cabai ini masih dalam

batasn wajar hanya 2 spora saja.

b. Tabel Organisme yang Terperangkap di pit fall

No Ordo Arthropoda ∑ Hama Predator

1. Orthoptera 4 ☺

2. Chrysomelidae 1 ☺

3. Araida 16 ☺

4. Hymenoptera 1 ☺

5. Meloidae 12 ☺

6. Phalacridae 1 ☺

c. Tabel Organisme yang Terperangkap di yellow trap

No Ordo Arthropoda ∑ Hama Predator

1. Simuliidae 4 ☺

2. Culieidae 1 ☺

3. Callephoridae 16 ☺

4. Mydidae 1 ☺

5. Hewan malam 12 Hewan lain Hewan lain

5. 2. Saran

Untuk format laporannya sebaiknya berat di bab pembahasan saja,

sehingga laporan tidak bertele-tele di tijauan pustaka.

Untuk asisten sebaiknya lebih ontime, sehingga praktikan lebih semangat

mengikuti praktikum.

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM PERAMALAN HAMA DAN EPIDOMOLOGI … · terpelihara.Pemeliharaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan suatu serangan baik dari serangan hama, maupun penyakit. Kegagalan

Laporan Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit 30

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Pengamatan dan Pelaporan Perlindungan Tnaman Pangan.

Jakarta. 46 p. Diakses pada tanggal 12 Desember 2011.

Anonymous a, 2011. http://www.blogiztic.net/info/tanaman/hama-dan-penyakit-

pada-tanaman-cabai.html. Diakses pada 13 Desember 2011

Anonymous, b. 2011. http://www.google.co.id/gambar/lalat buah. Diakses pada

tanggal 12 Desember 2011.

Anonymous, c. 2011. http://www.google.co.id/gambar/nyamuk. Diakses pada

tanggal 12 Desember 2011.

Anonymous, d. 2011. http://www.google.co.id/gambar/semut. Diakses pada

tanggal 12 Desember 2011.

Anonymous, e. 2011. http://www.google.co.id/gambar/laba-laba. Diakses pada

tanggal 12 Desember 2011.

Chemblink, 2008. Hexaconazole. Diakses dari http://www.chemblink.com/

products/ 79983-71-4.htm. Diakses 10 Des.2011

Departemen Pertanian. 2002. Luas Tanam, Produksi Dan Produktivitas Jagung.

Departemen Pertanian. Jakarta.

Djojosumarto, Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius,

Yogyakarta.

Kardinan, Agus. 2004. Pestisida Nabati Ramuan Dan Aplikasi. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Pakki, Syahrir., 2005. Epidemiologi Dan Pengendalian Penyakit Bercak Daun

(Helminthosporium sp.) Pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman

Serealia, Maros.

Pusat Data Pertanian, 2001. Data Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Pusat Data Pertanian, Jakarta.