LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
LINGKUP PUSLITBANG HORTIKULTURA
TAHUN 2010
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ii
KATA PENGANTAR
Tugas pokok dan fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) yang merupakan
instansi pemerintah di bawah Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian adalah melaksanakan penelitian dan
pengembangan pada tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, tanaman jeruk dan buah subtropika
dalam mencapai visi dan misi sebagai institusi penggerak dan menghasilkan IPTEK untuk mendukung pembangunan
sistem dan usaha agribisnis hortikultura dengan cara melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup
sumber daya manusia, dana, dan materi sesuai Renstra 2010 - 2014.
Sebagai salah satu unit kerja yang mandiri, Puslitbang Horikultura wajib membuat dan menyampaikan laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) di bidang penelitian dan pengembangan pertanian khususnya
tanaman hortikultura sesuai INPRES No. 7 Tahun 1999. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan sumber dana yang didasarkan pada perencanaan stratejik yang telah ditetapkan oleh
Puslitbang Hortikultura. Dalam laporan ini digambarkan tingkat kinerja Puslitbang Hortikultura selama tahun anggaran 2010 berdasarkan
tingkat pencapaian sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Seiring dengan mulainya periode Renstra 2010 - 2014, maka LAKIP 2010
inipun menguraikan hasil kegitan lingkup Puslitbang Hortikultura yang disusun berdasarkan IKU, RKT dan Penetapan Kinerja (PK) Tahun
2010. Dengan selesainya laporan kinerja Puslitbang Hortikultura 2010 ini, maka diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam
penyempurnaan penyusunan program penelitian dan pelaksanaan tugas di masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengguna dan dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk meningkatkan
kinerja pemerintah khususnya dalam kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
pengembangan IPTEK tanaman hortikultura.
Jakarta, Januari 2011
Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura,
Dr. Ir. Yusdar Hilman
NIP. 19560424 198303 1 002
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Kebutuhan bahan pokok dan penunjang berupa produk hortikutura akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan kebutuhan gizi masyarakat, kebutuhan industri, perolehan devisa, peningkatan dan pemerataan pendapatan, perluasan
kesempatan kerja dan pengelolaan secara lestari sumber daya alam pertanian. Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan tersebut perlu
dilakukan melalui perluasan areal tanam ke lahan pertanian marjinal seperti areal lahan kering, lahan tadah hujan, rawa pasang surut
melalui pemanfaatan inovasi teknologi tanaman hortikultura untuk dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat dan negara.
Upaya peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan sistem agribisnis tanaman pangan termasuk didalamnya tanaman
hortikultura yang dapat menjadi bahan diversifikasi pangan, seperti kentang, pisang, sukun merupakan program utama pembangunan
pertanian ke depan. Untuk itu perlu dukungan inovasi teknologi tanaman hortikultura yang unggul dan berdaya saing agar dapat
memberikan keuntungan bagi para petani dan pengemban kepentingan (Stakeholders) secara berkelanjutan dan ramah lingkungan mulai
dari teknologi hulu sampai teknologi hilir. Namun, upaya tersebut masih menghadapi berbagai tantangan dan kendala yang meliputi : 1)
belum tercapainya secara optimal, baik produksi, distribusi, harga maupun daya beli, 2) rendahnya aksesibilitas terhadap pasar, 3) subsidi
yang diterapkan oleh negara produsen pesaing telah menekan keunggulan kompetitif komoditas tanaman hortikultura, 4) penerapan tarif
terhadap produk tanaman hortikultura impor belum mampu mengangkat harga yang kompetitif, 5) pada musim panen raya harga produk
komoditas tanaman hortikultura belum layak diterima produsen, 6) usahatani tanaman hortikultura sering kalah bersaing dengan usahatani
komoditas lainnya, 7) eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh sistem produksi yang berlaku saat ini masih cukup besar, dan 8) produksi
tanaman hortikultura harus mengalah ke lahan-lahan marjinal. Kondisi tersebut mendorong dilakukannya langkah-langkah: a) melakukan
upaya peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan era revolusi genetik, b) pengembangan teknologi produksi dengan pengelolaan
LATO (Lahan, Air, Tanaman, dan Organisme), c) menekan kehilangan hasil panen dan peningkatan stabilitas hasil, d) peningkatan nilai
tambah ekonomi pada tingkat usahatani, dan e) keberpihakan yang jelas kepada petani produsen dalam penetapan kebijakan.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan inovasi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman
hortikultura di berbagai agroekosistem, menjaga stabilitas hasil dan keberlanjutan produksi berasaskan keseimbangan ekologis, dan
kelestarian lingkungan. Inovasi teknologi tanaman hortikultura yang dihasilkan dapat memiliki nilai tambah baik ilmiah maupun komersial.
Dalam perakitan dan perekayasaan inovasi teknologi tanaman hortikultura harus didukung dengan pembinaan SDM dan pembangunan
fasilitas penelitian secara berkesinambungan, serta manajemen penelitian yang profesional, transparan, efektif dan efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura iv
Visi Puslitbang Hortikultura merupakan kondisi ideal tentang hasil kerja yang ingin diwujudkan oleh Puslitbang Hortikultura yang
tercantum dalam Renstra Puslitbang Hortikultura 2010-2014. Visi Puslitbang Hortikultura dirumuskan sebagai berikut : Menjadi lembaga
penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan mengembangkan
inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya
Lokal.
Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mengemban empat misi yaitu : (1)Menghasilkan dan mengembangkan
teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan
berkelanjutan, (2) Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura; (3) Meningkatkan kualitas dan kapasitas
sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga litbang
hortikultura berkelas dunia; (4) Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian
IPTEK hortikultura.
Tujuan dalam merealisasikan visi dan misi Puslitbang Hortikultura periode 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan,
2. Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura,
3. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah
daerah dan swasta, serta meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK hortikultura berkelas dunia.
4. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura,
5. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura,
6. Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional.
Sasaran utama kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah “meningkatnya inovasi mendukung
pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan”. Sasaran
dari kegiatan tersebut adalah :
1. Dihasilkannya 91 VUB komoditas hortikultura,
2. Dihasilkannya benih sumber sayuran (120.000 G0 dan 150.000 kg umbi), buah tropika dan subtropika (181.270 benih), dan tanaman hias (1.115.000 benih) bermutu tinggi,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura v
3. Dihasilkannya 61 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan,
4. Terkelolanya 7.675 aksesi sumberdaya genetik hortikultura,
5. Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui, sebanyak 35 dokumen laporan,
6. Dihasilkannya minimal 5 rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura.,
7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 25 dokumen laporan,
8. Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 50 dokumen laporan,
9. Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak 5 dokumen laporan kerjasama.
Indikator sasaran (target yang ingin dicapai) tahun 2010 adalah sebagai berikut :
1) Dihasilkannya 18 VUB komoditas hortikultura
2) Dihasilkannya benih sumber sayuran (20.000 G0 dan 20.000 kg umbi), buah tropika dan subtropika (114.335 benih), dan tanaman
hias (151.800 benih) bermutu tinggi
3) Dihasilkannya 12 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
4) Terkelolanya 1.435 aksesi sumberdaya genetik hortikultura
5) Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan
kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura
yang selalu diperbaharui, sebanyak 7 dokumen laporan
6) Dihasilkannya minimal 1 rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura
7) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 5 dokumen laporan
8) Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 10
dokumen laporan
9) Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak 1 dokumen laporan kerjasama
Hasil pengukuran kinerja kegiatan berdasarkan diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang telah
mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 153 (seratus lima puluh tiga) indikator kinerja kegiatan yang
ditetapkan, diperoleh nilai capaian sebagai berikut : 134 (87,58%) indikator mempunyai nilai capaian 100% atau lebih, 1 (0,65%) indikator
mempunyai nilai capaian 85-99%, 12 (7,84%) indikator mempunyai nilai capaian 50-84% dan 6 (3,92%) indikator mempunyai nilai capaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura vi
kurang dari 50%. Hasil capaian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Puslitbang Hortikultura termasuk dalam katagori sangat baik.
Sedangkan hasil pengukuran pencapaian sasaran diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang telah mencapai
keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 9 (sembilan) indikator sasaran yang ditetapkan, jika ditinjau dari sasaran
secara komulatif untuk masing-masing indikator sasaran, semua indikator mencapai 100% atau lebih. Tetapi jika ditinjau dari masing-
masing komponen yang mendukung, ada 26 (dua puluh enam) indikator yang ditetapkan. Dari indikator 26 (dua puluh enam) indikator
kinerja kegiatan yang ditetapkan, diperoleh nilai capaian sebagai berikut : 20 (76,92%) indikator mempunyai nilai capaian 100% atau lebih,
2 (7,69%) indikator mempunyai nilai capaian 85-99%, 0 (0%) indikator mempunyai nilai capaian 50-84% dan 4 (15,382%) indikator
mempunyai nilai capaian kurang dari 50%. Hasil capaian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Puslitbang Hortikultura termasuk dalam
katagori sangat baik.
Hasil kegiatan yang telah diperoleh Puslitbang Hortikultura pada tahun 2010 yang juga merupakan keberhasilan Puslitbang
Hortikultura, jika dikelompokkan menurut indikator sasaran adalah antara lain : 1) Dihasilkannya VUB yang diminati konsumen
beserta hasil perakitan dan seleksinya antara lain, tanaman sayuran : 2 VUB bawang merah daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik
(sedang dalam proses pelepasan) , 2 klon/galur toleran penyakit bercak ungu, dan 3 klon tetua TSS; 50 galur harapan kentang daya hasil
tinggi, 3 klon harapan kentang adaptif dataran medium, 10 klon harapan kentang olahan dan 5 klon harapan kentang toleran busuk daun;
dan 2 galur cabai tahan antraknos; tanaman buah tropika : 1 calon VUB durian seedless; tanaman hias : 3 varietas anggrek Phalaenopsis,
5 varietas lili, 2 varietas anthurium, 2 varietas mawar, 2 varietas anyelir, 3 varietas gladiol dan 6 varietas krisan; jeruk : 2 calon varietas
jeruk seedless tahan CTV, 5 kandidat jeruk seedless keprok soe, 2 kandidat jeruk seedless pamelo M1V2 hasil mutasi, 5 hasil seleksi jeruk
siam dengan karakter seedless hasil hibridisasi dan 150 tanaman jeruk hasil fusi; 2) Tersedianya benih sumber, antara lain : 1.004.213
G0 kentang, bawang merah : 7,484 ton umbi bawang merah dan 3 kg BS kelas benih penjenis cabe, tomat : 5 kg BS kelas benih penjenis,
mentimun : 10 kg BS, buncis : 23 kg BS, kangkung : 60 kg BS, 8000 benih penjenis (dari 4 VUB durian), 4000 benih penjenis (2 VUB
manggis), 53.773 planlet anggrek dan tanaman hias lainnya serta 588.415 setek krisan, 94.000 planlet benih benih batang bawah dan
batang atas hasil SE, 533 pohon BF jeruk, 3.204 pohon BPMT jeruk, 50 pohon BF apel, 400 pohon BPMT apel, 50 pohon BF anggur, 200
pohon BPMT anggur, 50 BF lengkeng, 200 BPMT lengkeng, 50 pohon BF strowberi, dan 200 pohon BPMT strowberi; 3) Tersedianya
teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang terdiri dari : 1 paket teknologi SE (Somatic Embriogenesis)
dengan regenerasi 60% bawang merah, 1 paket PTT bawang merah di sentra produksi bawang merah, 1 paket Teknologi Produksi Benih
TSS, 1 paket teknologi pengendalian OPT dan budidaya kentang dataran medium yang ramah lingkungan, 1 teknologi PTT tomat, 1 paket
teknologi perbanyakan benih pisang, 1 komponen teknologi budidaya peningkatan produksi pisang (20 ton/ha), 1 paket teknologi manggis
untuk meningkatkan mutu buah manggis layak ekspor ≥ 50% dan produktivitas ≥ 25%, 1 teknologi peningkatan mutu buah mangga
gedong gincu, 1 teknologi pengendalian lalat buah, 1 teknologi media kultur jaringan Phalaenopsis, 3 paket teknologi budidaya (untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura vii
phalaenopsis, dendrobium dan vanda), 1 teknologi pengendalian penyakit tular media dendrobium, 2 paket teknologi pengendalian hama
kumbang moncong dan Erwinia sp, 4 paket teknologi (PTT krisan bunga pot, PTT krisan bunga potong, pengendalian karat, dan krisan
bebas hama penyakit), 1 paket teknologi pembesaran umbi gladiol dan lili, 1 teknologi budidaya mawar bunga potong, serta 1 teknologi
perbanyakan embrio jeruk dengan bioreactor; 4) Tersedianya plasma nutfah yang terkonservasi dan terkarakterisasi, antara lain:
20 koleksi baru plasma nutfah bawang merah, karakterisasi 60 aksesi bawang merah yang terkoleksi di Balitsa, peremajaan 350 aksesi
peremajaan koleksi plasma nuthfah bawang daun, kentang, cabai, tomat kacang panjang dan koleksi indigenous, 190 aksesi Pisang, 298
aksesi Mangga, 67 aksesi Durian, 33 aksesi Manggis, 21 aksesi Rambutan, 28 aksesi Nangka, 76 aksesi Nenas, 151 aksesi Pepaya, 8 aksesi
Melon, 6 aksesi semangka, 22 aksesi Sukun, 5 aksesi Kesemek, 1.000 aksesi Salak, 275 aksesi anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium, dan
Vanda); 23 aksesi tambahan koleksi plasma nutfah tanaman jeruk dan buah sub tropika serta 212 aksesi jeruk dan buah subtropika
terkarakterisasi; 5) Terdiseminasi dan tersebar luasnya hasil-hasil penelitian hortikultura kepada stake holder yaitu petani, pelaku
agribisnis hortikultura, instansi pemerintah maupun swasta; 6) Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis
hortikultura dan dimanfaatkannya rekomendasi tersebut oleh para pengambil kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di
Indonesia; 7) Peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui peningkatan kapasitas sumber
daya manusia, sarana dan prasarana dan faktor-faktor lain yang mendukung upaya pencapaian kinerja; 8) Meningkatnya kapasitas
perencanaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi lingkup Puslitbang Hortikultura dalam rangka mengawasi dan
mengarahkan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura agar berjalan sesuai dengan rencana dan tercapai sasaran
yang diharapkan; dan 9) Meningkatnya jaringan kerjasama yang dijalin oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura baik dengan
instansi pemerintah maupun swasta, dan peningkatan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri
Secara keseluruhan sampai dengan bulan Desember 2010 semua kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Tidak ada kegiatan
yang gagal. Namun ada beberapa masalah yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan target. Perubahan kebijakan
pimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian target sasaran yang telah ditetapkan. Faktor musim yang kurang
mendukung, sepanjang tahun 2010 hujan terus berlangsung, sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Kurangnya peralatan
laboratorium seperti alat-alat pendukung kegiatan penelitian kultur jaringan dan mikroskop inverted/epiflourosence untuk pengamatan
kromoson/gen juga menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran tersebut. Tingginya tingkat kontaminasi sehingga banyak kalus yang mati
untuk penelitian SDG juga menyebabkan terlambatnya pencapaian sasaran. Selain itu juga lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian yang
disebabkan oleh lambatnya penyelesaian dokumen rencana penelitian yang disusun peneliti, serta ketidak sesuaian waktu perencanaan
dengan pendanaan, sehingga menghambat dalam proses pencairan anggaran.
Untuk memecahkan permasalah yang ada dilakukan beberapa langkah pemecahan masalah antara lain : Melakukan koordinasi
dengan berbagai pihak yang terkait baik internal maupun eksternal Balai, Sosialisasi target sasaran yang akan dicapai pada tahun 2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura viii
sampai tahun 2014, Melakukan monitoring dan evaluasi penelitian baik Hasil Monev dapat digunakan sebagai bahan bagi pimpinan untuk
mengambil kebijakan guna perbaikan kegiatan yang sedang berjalan maupun perencanaan pada waktu yang akan datang.
Upaya mengatasi masalah yang ada selain masalah cuaca yang memang tidak bisa diprediksi, dilakukan monitoring dan evaluasi
penelitian baik yang berupa laboratorium, ramah kaca/kasa, termasuk semua kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan. Untuk
mendukung pemecahan masalah tersebut diupayakan juga meningkatkan kualitas SDM teknisi melalui kegiatan training, magang dll,
memperbaiki sarana dan prasarana penelitian guna meningkatkan keberhasilan pengamatan data serta mengupayakan percepatan
pencairan dana. Di samping itu, ke depan agar diupayakan pemecahan masalah antara lain dengan : 1) Melakukan koordinasi internal
antara peneliti dan pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga
masing-masing dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar, 2) Penyusunan program penelitian dengan menetapkan indikator kinerja
kegiatan berdasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Indikator kinerja
dimaksud hendaknya (a) spesifik dan jelas, (b) dapat diukur secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan
(d) tidak bias, 3) Mengantisipasi adanya perubahan cuaca, 4) Perlu disediakan alokasi anggaran yang memadai untuk pengadaan alat
laboratorium, 5) Perlu peningkatan pemahaman terhadap Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan
penelitian dan unsur manajemen.
Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2010 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp 53.852.159,000,-.
Dibandingkan anggaran tahun 2009 lalu mengalami peningkatan sebesar 8,14 % (Rp 49.798.664,000,-DIPA revisi pada tahun 2009).
Alokasi anggaran per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 30,237,812,000,-, belanja
barang 18,562,907,000,-, dan belanja modal 5,051,440,000,-. Sedangkan alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura
tahun 2010 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 7.251.858.000,-, Balitsa Lembang Rp 14.757.898.000,-,
Balitbu Tropika Solok Rp 11.717.027.000,-, Balithi Segunung Rp 10.566.667.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp 9.558.709.000,-.
Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2010 secara keseluruhan mencapai 97,62% dari Pagu Anggaran. Persentase
realisasi keuangan dari masing-masing jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 98,86%,
belanja barang 96,54%, dan belanja modal 94,13%. Sedangkan realisasi keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang
Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 97,89%, Balitsa Lembang 97,83%, Balitbu Tropika Solok
98,61%, Balithi Segunung 98,95%, dan Balitjestro Tlekung 94,38%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ix
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .................................................................................................................................................................... ii
Ikhtisar Eksekutif ................................................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................................. iv
Daftar Tabel ......................................................................................................................................................................... x
Daftar Lampiran ................................................................................................................................................................... xii
Daftar Gambar .................................................................................................................................................................... xii
I. Pendahuluan ................................................................................................................................................................... 1
1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ....................................................................................................................... 1
1.2. Sumber Daya Manusia ……………………………………………………………………………….…………………………………………………………. 2
1.3. Sarana dan Prasarana …………………………………………………………………………………….…………………………………………………….. 3
1.4. Hasil Litang Hortikultura tahun 2005-2009 ……………………………………………………………………………………………………………….. 4
1.5. Kondisi Penelitian dan Pengembangan Hortikultura yang diharapkan ............................................................................. 5
II. Rencana Strategik ……………………………………………………………………………………………………………………………..………………......... 6
2.1. Rencana Stratejik 2010 – 2014 .................................................................................................…………………................ 6
2.2. Indikator Kinerja Utama 2010 – 2014 ............................................................................................................................ 12
2.3. Rencana Kinerja Tahun 2010 .................................................................................................……………………………......... 13
III. Akuntabilitas Kinerja …………………………………................................................................................................................. 15
3.1. Hasil Pengukuran Kinerja (PKK) Tahun 2010 ............................................................................................…................... 17
3.2. Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja (PPS) ............................................................................................................. 47
3.3. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun Sebelumnya (2009)............................................................................... 58
3.4. Akuntabilitas Keuangan ............................................................................................................................................... 60
IV. Penutup ......................................................................................................................................................................... 65
Lampiran-lampiran ............................................................................................................................................................. 68
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Hortikultura berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional 2010 3
Tabel 2. Pengelompokan kebijakan, strategi dan komponen indikator berdasarkan tujuan 15
Tabel 3. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya
Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura.
18
Tabel 4. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya
Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi 23
Tabel 5. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya
teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
27
Tabel 6. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Terkelolanya
aksesi sumberdaya genetik hortikultura
31
Tabel 7. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui
34
Tabel 8. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura
40
Tabel 9. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya
kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura
40
Tabel 10. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya
kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura
44
Tabel 11. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya
jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional 46
Tabel 12. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator sasaran 47
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura xi
Tabel 13. Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2010 menurut jenis belanja 61
Tabel 14. Pagu dan realisasi anggaran masingmasing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2010 61
Tabel 15. Pagu dan realisasi anggaran Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2010 per indikator sasaran 62
Tabel 16. Rekapitulasi PNBP Tahun 2010 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur organisasi Puslitbang Hortikultura 69
Lampiran 2. Tabel Rencana Strategis 2010-2014 70
Lampiran 3. Form Rencana Strategis 2010-2014 73
Lampiran 4. IKU Puslitbang Hortikultura tahun 2010 75
Lampiran 5. Indikator Kinerja Kegiatan Puslitbang Hortikultura 2010-2014 85
Lampiran 6. Form Rencana Strategis 2010 88
Lampiran 7. Indikator Sasaran tahun 2010 dengan judul-judul kegiatan yang mendukungnya 90
Lampiran 8. Form Rencana Kinerja Tahun 2010 (RKT) 92
Lampiran 9. Form Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) tahun 2010 117
Lampiran 10. Form Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) tahun 2010 143
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penampilan tanaman dan buah jeruk Soe kandidat seedless 22
Gambar 2. a. Volume kalus embrionik awal kultur; b. volume setelah kultur 1.5 bulan 25
Gambar 3. Kegiatan pengawalan teknologi 38
Gambar 4. Kegiatan Citrus Spectacular Day 2010 39
Formatted: Font: 11 pt, Indonesian
Formatted: Font: 11 pt, English (United States)
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 1
I. PENDAHULUAN
Hortikultura merupakan salah satu sub-sektor pertanian yang memiliki peran strategis dalam perkembangan perekonomian nasional.
Pembangunan industri hortikultura nasional dewasa ini menghadapi banyak tantangan sehubungan dengan perubahan kondisi lingkungan
strategis di dalam dan luar negeri yang sangat dinamis. Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah semakin meningkatnya
persaingan global pada era pasar bebas. Dengan demikian, upaya utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan daya saing untuk
mendorong kinerja industri hortikultura nasional. Upaya tersebut perlu dilakukan melalui penerapan inovasi hortikultura dengan memanfaatkan
sumberdaya lokal secara optimal, dan peningkatan efisiensi produksi serta pemasaran. Guna memberikan dukungan yang optimal dalam
pengembangan industri hortikultura nasional, penyediaan dan pengembangan teknologi inovatif perlu dirumuskan dalam Rencana Strategis
(Renstra) yang sistematis, komprehensif, terintegrasi dan akuntabel.
Kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura diarahkan untuk memecahkan berbagai masalah terutama penyediaan varietas
unggul untuk substitusi impor, penyediaan benih sumber bermutu tinggi, peningkatan produksi dan produktivitas, pengendalian hama dan
penyakit, dan faktor-faktor lain yang turut menentukan pencapaian sistem produksi hortikultura yang berkelanjutan.
Hal tersebut terkait dengan Strategi Kementerian Pertanian yang dirumuskan dalam 7 (tujuh) Gema Revitalisasi dan 4(empat) Sukses
pada Renstra Kementan 2010 – 2014. Tujuh Gema Revitalisasi adalah : (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan; (3)
Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5) Revitalisasi Pemberdayaan Petani; (6) Revitalisasi
Kelembagaan Petani; dan (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir. Sedangkan 4 (empat) sukses Kementerian Pertanian yaitu : 1)
Swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2) Diversifikasi pangan; 3) Meningkatkan daya saing, nilai tambah dan ekspor;dan 4)
Peningkatan kesejahteraan.
1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 299/ Kpts/OT.140/7/2005 tanggal 25 Juli 2005, kedudukan, tugas, dan fungsi
Puslitbang Hortikultura sebagai berikut :
1.1.1. Tugas
Puslitbang Tanaman Hortikultura sebagai salah satu unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian memperoleh mandat melaksanakan
penelitian dan pengembangan Hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan subtropika, dan hias). Mandat tersebut dilaksanakan oleh:
(a) Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang – Jawa Barat, (b) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika di Solok – Sumatera Barat, (c)
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2
Balai Penelitian Tanaman Hias di Segunung – Jawa Barat, dan (d) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika di Tlekung – Jawa
Timur.
Tugas yang diemban adalah melaksanakan litbang teknologi tinggi dan strategis komoditas hortikultura. Penelitian yang dilakukan
bersifat mendasar dan strategis untuk mendapatkan teknologi tinggi dan inovatif yang berlaku bagi agroekologi dominan di beberapa wilayah.
Penelitian yang bersifat hulu (upstream) ditujukan untuk mengembangkan teknologi dasar dan teknologi generik yang akan diuji daya
adaptasinya oleh BPTP sebelum disebarluaskan kepada petani.
1.1.2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Hortikultura menyelenggarakan fungsi yaitu : (1) Menyiapkan perumusan kebijakan
penelitian dan pengembangan hortikultura, (2) Merumuskan program penelitian dan pengembangan hortikultura, (3) Melaksanakan kerjasama
dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan hortikultura, (4) Melaksanakan penelitian dan pengembangan hortikultura, (5)
Mengevaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura, dan (6) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah
tangga pusat.
1.1.3. Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya telah tersusun struktur organisasi lingkup Puslitbang Hortikultura yang terdiri atas
tiga eselon 3 yang berada di satuan kerja (satker) Puslitbang Hortikultura Jakarta, yaitu : (1) Bagian Tata Usaha (TU), (2) Bidang Program dan
Evaluasi (PE), dan (3) Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP), dan Kelompok Fungsional. Di samping itu, Puslitbang
Hortikultura juga membawahi empat Balai Penelitian Komoditas, yaitu : (1) Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Jawa
Barat, (2) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) di Solok, Sumatera Barat, (3) Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) di
Cianjur, Jawa Barat, dan (4) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub-tropika (Balitjestro) di Batu, Jawa Timur. Adapun struktur
organisasi Puslitbang Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1.
1.2. Sumber Daya Manusia
Data jumlah pegawai lingkup Puslitbang Hortikultura per 31 Desember 2010, sebanyak 672 orang yang terdiri atas tenaga peneliti
sebanyak 155 orang (23,06%), teknisi : 56 orang (8,33%), fungsional lainnya (pustakawan, pranata komputer, dan arsiparis) : 5 orang
(0,74%), tenaga administrasi dan tenaga pendukung lainnya : 456 orang (67,85%). Berdasarkan tingkat pendidikannya, pegawai Puslitbang
Hortikultura, 23 orang berpendidikan S3 (Doktor), 85 orang berpendidikan S2, 146 orang berpendidikan S1, berpendidikan SM/D3 berjumlah
Formatted: Indonesian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 3
42 orang, SLTA sebanyak 284 orang, dan SLP/SD berjumlah 91 orang. Sejak tahun 2006, Puslitbang Hortikultura terdapat 5 (lima) peneliti
yang telah mencapai gelar Profesor Riset, namun 3 orang Profesor Riset telah pensiun pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Adapun rincian
distribusi pegawai di lingkup Puslitbang Hortikultura disajikan pada Tabel 1.
Peneliti tergabung dalam tiga kelompok bidang disiplin ilmu, yaitu Kelompok Peneliti (kelti) Pemuliaan dan Sumberdaya Genetik,
Fisiologi dan Agroekonomi, dan Hama dan Penyakit. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, jumlah peneliti yang berpendidikan S3 sebanyak 26
orang, S2 : 70 orang, S1: 58 orang, dan D3/SM: 1 orang. Jenjang fungsional peneliti meliputi, Peneliti Utama sebanyak 27 orang, Peneliti
Madya : 50 orang, Peneliti Muda : 41 orang, Peneliti Pertama : 39 orang. Jumlah tenaga teknisi yang berpendidikan S1 sebanyak 12 orang,
D3 : 8 orang, D2: 1 orang, dan SLTA : 35 orang. Tenaga teknisi dikelompokkan berdasarkan jenjang fungsional sebagai berikut: Teknisi
Litkayasa Penyelia sebanyak 22 orang, Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan: 28 orang, Teknisi Litkayasa Pelaksana : 6 orang. Dalam rangka
pencapaian sasaran kegiatan Puslitbang Hortikultura 2010-2014, jumlah dan komposisi SDM dirasa belum memadai. Rekruitmen tenaga baru,
khususnya untuk peneliti, dilakukan dengan analisis Critical Mass dengan mempertimbangkan kebutuhan tenaga sesuai kompetensinya dan
tenaga peneliti yang memasuki usia pensiun.
Tabel 1. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Hortikultura berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional, 2010.
Unit kerja Jumlah
SDM
Jenis kelamin Tingkat pendidikan Fungsional
L P S3 S2 S1 SM/
D3/D2
SLTA SLTP/S
D
Peneliti Pusta-
kawan
Pranata
Komputer
Litka-
yasa
Arsiparis Non
Pusat 64 38 26 2 14 12 11 22 3 6 - - - - -
Balitsa 205 143 62 9 16 40 12 82 46 45 1 1 22 1 -
Balitbutrop 156 98 58 5 20 50 10 61 10 45 - - 4 1 -
Balithi 149 102 47 6 24 22 5 73 18 44 - - 23 - -
Balitjestro 98 73 25 1 11 22 4 46 14 15 - - 8 1 -
Jumlah 672 454 218 23 85 146 42 284 91 155 1 1 56 3 -
1.3. Sarana dan Prasarana
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Puslitbang Hortikultura saat ini didukung sumberdaya sarana dan prasarana yang
meliputi : (a) Kebun-kebun Percobaan sebanyak 16 KP dengan luas total 357,58 ha yang tersebar pada berbagai agro-ekosistem yang dikelola
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 4
oleh empat balai penelitian tersebut, yaitu Balitsa : 144,91 ha, Balitbu Tropika : 147,95 ha, Balithi : 18,48 ha, dan Balitjestro : 46,24 ha, (b)
Laboratorium sebanyak 21 unit dengan luas total bangunan 4.537, 28 m2 yang sebagian sudah mendapat akreditasi Laboratorium Penguji SNI
17025-2005, yaitu di Balitsa sebanyak 6 unit, Balitbu : 1 unit, dan Balithi : 2 unit.
1.4. Hasil Kinerja Puslitbang Hortikultura 2005 – 2009
Dalam periode 2005-2009 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan varietas unggul komoditas hortikultura sebanyak 141 varietas
yang dilepas oleh Menteri Pertanian, yaitu terdiri atas sayuran (7 varietas terdiri dari 2 VUB bawang merah, 2 VUB kentang dan 3 VUB cabe
merah), buah tropika (29 varietas terdiri dari : 4 VUB pisang, 2 VUB manggis, 11 VUB mangga, 3 VUB alpokat, 1 VUB durian, 2 VUB pepaya,
4 VUB melon dan 2 VUB salak), tanaman hias (55 varietas terdiri dari 15 VUB krisan, 9 VUB lili, 7 VUB anggrek, 8 VUB gladiol, 3 VUB mawar,
1 VUB sedap malam, 5 VUB Anthurium, 2 VUB Anyelir, 3 VUB Alpinia, 1 VUB Taponochilus dan 1 VUB Zingiber), serta jeruk dan buah
subtropika (12 varietas terdiri dari : 8 VUB jeruk, 3 VUB anggur dan 1 VUB apel). Sebagian dari varietas-varietas tersebut, khususnya
tanaman hias, telah diadopsi petani dan pengusaha sebagai komponen utama pengembangan agribisnis tanaman hias di tanah air. Selain
varietas unggul, Puslitbang Hortikultura juga menghasilkan teknologi perbanyakan benih secara in vitro dan in vivo, teknologi produksi yang
efisien dan ramah lingkungan (13), teknologi pengendalian OPT utama (11), PTT (mangga, pisang, manggis, nenas, jeruk, pepaya, durian,
kentang, cabai, bawang merah, tomat, krisan, mawar dan jeruk) dan teknik deteksi cepat penyakit utama, serta opsi-opsi kebijakan yang
terkait dengan litbang hortikultura. Teknologi tersebut telah didiseminasikan melalui berbagai kegiatan gelar teknologi, pameran, PRIMATANI,
seminar/simposium, jurnal primer, tabloid Sinar Tani, forum komunikasi penelitian dan lain-lain. Ketersediaan benih bermutu untuk komoditas
hortikultura belum dapat memenuhi kebutuhan di lapangan, walaupun cenderung terus meningkat. Puslitbang Hortikultura sampai dengan
tahun 2009 telah memproduksi dan mendistribusikan benih hortikultura melalui UPBS (Unit Pengelola Benih Sumber) berupa benih Sayuran :
bawang merah (6 kg benih inti, 15 t benih sumber) ; kentang (9.290 plantlet dan 15.600 Go), cabai merah (300 g benih intii, 1-2 kg benih
sumber), buncis : 5-10 kg benih inti, mentimun : 2-3 kg benih sumber dan buncis rambat : 25-30 kg benih sumber; Buah tropika : 750
benih sumber dengan tehnik grafting, Durian 1000 benih sumber dengan tehnik grafting; Alpukat 1500 benih sumber dengan tehnik grafting ;
Tanaman Hias : Benih Sumber In vivo : Krisan : 457.860 setek, Mawar potong : 8.976 tanaman, Mawar mini : 393 tanaman : 250
tanaman, Gladiol : 38.820 subang kecil dan 2.838 subang besar, Sedap malam : 7.756 tanaman, Lili : 361 tanaman; Benih Sumber In Vitro
:Krisan, 5.015 botol, dan distribusi 267 botol, Mawar potong : 133 botol, Lili : 1.680 botol, Anggrek Phalaenopsis 82 botol, Anggrek
Spathoglottis 90 botol, Anggrek Dendrobium produksi 2.667 botol, Anthurium produksi 267 botol, Anyelir, produksi 834 botol, Tanaman
Jeruk dan Buah Subtropika : Jeruk : pohon induk 338 BF dan 1.400 BPMT, Apel : pohon induk 50 BF dan 250 BPMT, Anggur ; benih
dasar 25 pohon BF dan benih BPMT 250 pohon, Lengkeng : pohon induk sebanyak 25 BF dan 150 BPMT, Stroberi : pohon induk
sebanyak 50 BF dan 376 BPMT. Selain itu Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan produk berupa pupuk, biofertilizer dan biopestisida
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 5
seperti : AnviRIV 1, 2, dan 3 (Elisa KIT), BiaRiv-1, 2, dan 3, Bionok, Biotep/Teptang, Bio- PF, Gliostar, Gliocompost, Mikoriza, Prima BHPF,
BioTrri, M-RIF, Minyak atsiri jeruk, Latricil, , Taracid, Gliocid, Sentor, Trichocid, dan formulasi bahan perangkap lalat buah serta formulasi
penolak hama buah jerruk.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas, publisitas dan pengembangan hasil penelitian hortikultura, Puslitbang Hortikultura telah
melaksanakan kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri. Kerjasama penelitian di dalam negeri melibatkan Direktorat
Jenderal Hortikultura, perguruan tinggi, BATAN, pemerintah daerah, unit kerja terkait lingkup Badan Litbang Pertanian, BPTP, Asosiasi,
pengusaha swasta dan gabungan kelompok tani (gapoktan)/kelompok tani (poktan). Kerjasama penelitian dengan institusi di luar negeri
melibatkan IAEA, HORTIN, CIP, PRI-The Netherlands, ACIAR, Bioversity International, dan SAKATA-Japan. Kerjasama tersebut diarahkan
pada upaya peningkatan kompetensi tenaga SDM, pengembangan teknik, protokol, dan prosedur pemuliaan, perbenihan, budidaya yang
efisien dan ramah lingkungan, serta diseminasi hasil-hasil penelitian.
1.5. Kondisi Penelitian dan Pengembangan Hortikultura yang Diharapkan
Tuntutan akan dukungan teknologi inovatif akan terus meningkat dalam rangka pengembangan agribisnis hortikultura nasional yang
modern dan berdaya saing. Puslitbang Hortikultura akan berupaya untuk terus meningkatkan kinerja nyata yang ditunjukkan dalam bentuk
penyediaan teknologi inovatif sesuai kebutuhan pasar. Varietas unggul baru hortikultura dan benihnya harus memiliki daya saing yang tinggi,
sehingga bisa berperan dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun substitusi impor. Teknologi produksi harus efisien dan ramah
lingkungan dalam menghasilkan produk yang bermutu dan sehat. Untuk itu, peningkatan kapasitas sumberdaya yang dimiliki merupakan
langkah krusial untuk peningkatan kinerja tersebut.
Berkembangnya isu nasional dan internasional menyangkut perubahan iklim dan pemanasan global, pencapaian MDG’s, pemberlakuan
ratifikasi AFTA + C, pembentukan blok-blok perdagangan internasional, kemandirian ekonomi, dan keberlanjutan sistem agribisnis hortikultura
nasional perlu diantisipasi dengan baik dalam menentukan program litbang hortikultura. Dengan demikian, Puslitbang Hortikultura
menentukan langkah-langkah strategis litbang hortikultura yang diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil penelitian menuju lembaga litbang
berkelas dunia melalui (1) pemanfaatan sumberdaya nasional secara optimal, (2) perakitan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan
iklim global, memiliki daya saing sebagai produk ekspor dan substitusi impor, (3) penyediaan teknologi produksi yang efisien dan ramah
lingkungan, (4) peningkatan kinerja diseminasi teknologi inovatif hortikultura, (5) peningkatan kerjasama dengan institusi di dalam dan luar
negeri, (6) pengembangan sumberdaya litbang hortikultura, (7) peningkatan kompetensi SDM, dan (8) penerapan sistem manajemen mutu
guna dalam pemberian layanan kepada pengguna IPTEK hortikultura.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 6
II. RENCANA STRATEJIK
2.1. Rencana Stratejik 2010 – 2014
Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang berisikan tentang visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi, acuan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura. Dokumen tersebut disusun berdasarkan
analisis lingkungan strategis terhadap potensi, peluang, permasalahan dan tantangan terkini untuk mendukung pembangunan industri
hortikultura yang berdaya saing selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, dokumen Renstra tersebut akan digunakan sebagai acuan dan
arahan bagi seluruh elemen lingkup Puslitbang Hortikultura dalam merencanakan dan melaksanakan penyediaan serta pengembangan inovasi
hortikultura. Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2005 dan PP 40 tahun 2006, penyusunan Renstra tersebut berlandaskan pada performance
based budgeting yang dilengkapi dengan indikator kinerja, sehingga akuntabilitas kinerja dapat dievaluasi secara berkelanjutan.
Puslitbang Hortikultura menggunakan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014 dan renstra institusi-institusi terkait lainnya pada
lingkup Kementerian Pertanian sebagai acuan untuk penyusunan Renstra Puslitbang Hortikultura 2010-2014 dalam rangka pelaksanaan
penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura mendukung mencapaian sasaran pembangunan pertanian yang telah ditetapkan.
Program litbang hortikultura dirancang untuk menghasilkan Iptek yang mampu mengatasi masalah, tantangan dan persaingan pasar.
Penyusunan program litbang hortikultura harus berlandaskan kepada Visi dan Misi yang futuristik sesuai dengan perubahan lingkungan
strategis yang dinamis, paradigma baru pembangunan nasional masa depan, dan kebutuhan pengguna yang dinamis. Pencapaian hasil litbang,
restrukturisasi organisasi, pembinaan SDM, peningkatan sarana dan prasarana, pendanaan, penyempurnaan manajemen selama periode 2005
– 2009 merupakan modal bagi perencanaan program litbang hortikultura 2010-2014.
Puslitbang Hortikultura sebagai center of excellent litbang hortikultura di tanah air harus mampu menjawab kebutuhan stakeholder.
Renstra ini merupakan pedoman bagi penyusunan prioritas program dan kegiatan litbang hortikultura agar dapat menghasilkan inovasi
teknologi dan rekomendasi kebijakan yang dibutuhkan untuk mewujudkan sistem dan usaha agribisnis hortikultura yang berdaya saing.
2.1.1. Visi
Visi merupakan kondisi ideal tentang hasil kerja yang ingin diwujudkan oleh Puslitbang Hortikultura dalam kurun waktu lima tahun
(2010-2014). Selaras dengan visi Badan Litbang pertanian dan untuk mencapai kondisi ideal yang dikehendaki pada masa yang akan dating.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7
Visi Puslitbang Hortikultura dirumuskan sebagai berikut : Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas
dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal.
2.1.2. Misi
Misi merupakan rumusan cara dan panduan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Misi juga berperan sebagai pendorong
motivasi dan semangat kerja seluruh sumberdaya manusia Puslitbang Hortikultura. Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura
mengemban empat misi yaitu :
1) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan,
2) Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura;
3) Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel
untuk terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia;
4) Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura.
2.1.3. Tujuan
Tujuan dalam merealisasikan visi dan misi Puslitbang Hortikultura periode 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :
1) Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan,
2) Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura,
3) Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah
daerah dan swasta, serta meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK hortikultura berkelas dunia.
4) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura,
5) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura,
6) Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 8
7)
2.1.4. Sasaran
Sasaran utama kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah meningkatnya inovasi mendukung
pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan
berkelanjutan. Sasaran utama dari kegiatan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam keluaran-keluaran yang terukur sebagai berikut :
1) Dihasilkannya 91 VUB komoditas hortikultura,
2) Dihasilkannya benih sumber sayuran (120.000 G0 dan 150.000 kg umbi), buah tropika dan subtropika (181.270 benih), dan tanaman
hias (1.115.000 benih) bermutu tinggi,
3) Dihasilkannya 61 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan,
4) Terkelolanya 7.675 aksesi sumberdaya genetik hortikultura,
5) Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan
dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu
diperbaharui, sebanyak 35 dokumen laporan,
6) Dihasilkannya minimal 5 rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura.,
7) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 25 dokumen laporan,
8) Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 50
dokumen laporan,
9) Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak 5 dokumen laporan kerjasama.
2.1.5. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dalam implementasi kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut:
1) Memfokuskan penyediaan VUB, benih bermutu, dan teknologi inovatif hortikultura berbasis HKI dengan memanfaatkan sumberdaya
lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri, substitusi impor, bahan baku industri, meningkatkan devisa dan
mengantisipasi dampak perubahan iklim di sektor pertanian,
2) Mengelola sumberdaya genetik tanaman hortikultura untuk mendukung perakitan VUB,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 9
3) Mendorong peningkatan adopsi melalui diseminasi inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk
peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dan konsumen komoditas hortikultura,
4) Memfokuskan analisis dan sintesis kebijakan pada kebijakan-kebijakan yang terkait langsung dengan pembangunan agribisnis
hortikultura,
5) Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui perencanaan dan implementasi
pengembangan institusi yang berkelanjutan,
6) Mendorong sertifikasi dan akreditasi kelembagaan lingkup Puslitbang Hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan
mempercepat publisitas kelembagaan berkelas dunia,
7) Mengembangkan perangkat teknologi informasi, memperluas jaringan komunikasi, dan membangun kemitraan dengan komunitas
IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional.
2.1.6. Strategi
Strategi yang ditentukan dalam rangka pencapaian keluaran (output) dari kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura
dalam kurun waktu 2010-2014, adalah:
1) Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya genetik hortikultura,
2) Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing berbasis sumberdaya lokal,
3) Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
4) Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan,
5) Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan
perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung pengembangan kawasan agribinis hortikultura,
6) Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan pembangunan industri hortikultura berdaya saing,
7) Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura,
8) Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura,
9) Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan komunikasi IPTEK,
10) Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 10
2.1.7. Keterkaitan Kegiatan dengan Program
Restrukturisasi program dan kegiatan merupakan upaya pemerintah untuk optimasi penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM), Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 25 tahun 2004 mengenai
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hasil dari restrukturisasi program dan kegiatan tersebut diimplementasikan dalam penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga (K/L) 2010-
2014.
Berdasarkan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan (Bapennas, 2009), setiap eselon 1 dari Kementerian/Lembaga Negara
hanya melaksanakan satu program yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian/Lembaga untuk periode 2010-2014. Selanjutnya,
program yang dilaksanakan oleh eselon 1 pada Kementrian/Lembaga dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan
oleh eselon-eselon 2 di bawahnya. Dengan demikian, Program yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian diuraikan lebih lanjut dalam
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap eselon 2 di bawahnya.
Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, maka Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hortikultura, berperan
sebagai pelaksana Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada Program
Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian.
2.1.8. Komoditas Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menetapkan dua kategori komoditas dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan hortikultura berdasarkan Renstra Badan Litbang Pertanian dalam 2010-2014, yaitu : (1) Komoditas Utama, dan (2) Komoditas
Potensial. Komoditas Utama merupakan komoditas prioritas penelitian dan pengembangan yang mencakup manggis, durian, jeruk, kentang,
bawang merah, anggrek dan krisan. Komoditas potensial adalah komoditas selain komoditas utama yang memiliki potensi dan peluang tinggi
untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang mencakup: (a) Sayuran (cabe, tomat,
mentimun, dan sayuran daun), (b) Buah tropika (pisang, mangga, alpokat, melon, dan nenas), (c) Buah sub tropika (lengkeng, anggur, dan
strowberi), dan (d) Tanaman hias (Lili, Mawar, Anyelir, Gladiol, Tagetes, Zinnia, Araceae, dan Zingiberaceae). Beberapa komoditas potensial
diharapkan akan menjadi komoditas trendsetter untuk masa mendatang.
2.1.9. Subkegiatan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura menghasilkan indikator kinerja atau output yang terukur dengan satuan
yang spesifik untuk kurun waktu 2010-2014. Output yang dihasilkan akan merupakan bagian integratif pada outcome dari Program di tingkat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 11
Badan Litbang Pertanian. Penganggaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura untuk kurun waktu 2010-2014 diusulkan
berdasarkan output yang direncanakan (performance based budgeting).
Kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura lebih lanjut diuraikan ke dalam enam subkegiatan pada lingkup Puslitbang
Hortikultura, yaitu dua subkegiatan dilaksanakan di satker Puslitbang Hortikultura, dan satu subkegiatan dilaksanakan di masing-masing Unit
Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai
Penelitian Tanaman Hias, dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika.
1. Sub Kegiatan pada Satker Puslitbang Hortikultura
Subkegiatan yang dilaksanakan pada satker Puslitbang Hortikultura, Jakarta, adalah:
(1) Subkegiatan Manajemen Litbang Hortikultura mencakup :
Bidang Program dan Evaluasi bertanggung jawab atas pelaksanaan subkegiatan:
a. Perencanaan dan anggaran,
b. Monitoring dan evaluasi (monev) dan SPI
Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian bertanggungjawab atas pelaksanaan subkegiatan:
c. Pengembangan kerjasama litbang hortikultura,
d. Koordinasi dan pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PDPKAH),
e. Penguatan database plasma nutfah hortikultura,
f. Diseminasi inovasi hortikultura
Bagian Tata Usaha bertanggungjawab atas pelaksanaan subkegiatan:
g. Penguatan dan pengelolaan Puslitbang Hortikultura
Pengelolaan keuangan dan perlengkapan
Pengelolaan rumah tangga dan kepegawaian : Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM peneliti dan pendukungnya
lingkup Puslitbang Hortikultura
h. Peningkatan layanan perkantoran.
i. Pengadaan sarana dan prasarana.
j. Pengadaan bangunan.
(2) Subkegiatan Analisis Kebijakan dan Diseminasi Inovasi Hortikultura mencakup:
a. Analisis kebijakan hortikultura,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 12
b. Diseminasi inovasi hortikultura.
2. Sub Kegiatan pada UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura
Subkegiatan yang dilaksanakan di masing-masing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah:
(1) Subkegiatan penelitian tanaman sayuran oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Jawa Barat,
(2) Subkegiatan penelitian tanaman buah tropika, dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), Solok,
Sumatera Barat,
(3) Subkegiatan penelitian tanaman hias, dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Segunung, Cianjur, Jawa Barat,
(4) Subkegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah sub tropika, dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub
Tropika (Balitjestro), Batu, Jawa Timur.
Komponen subkegiatan pada masing-masing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tersebut terdiri atas:
a. Pengelolaan plasma nutfah,
b. Perakitan Varietas Unggul Baru (VUB),
c. Penyediaan benih inti dan benih sumber,
d. Penguatan kelembagaan UPBS,
e. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan ramah lingkungan,
Renstra Puslitbang Hortikultura 2010-2014 merupakan penjabaran dari RPJMN 2010-2014. Renstra Puslitbang Hortikultura 2010-2014
secara lengkap, rumusan kebijakan dan strategi yang menjadi cara pencapaian tujuan dan sasaran utama/strategis dapat dilihat dalam Tabel
Rencana Strategis 2010-2014 pada Lampiran 2. Dan Form Rencana Strategis 2010-2014 pada Lampiran 3.
2.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2010
Dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014, terdapat 1 (satu) program yang didukung oleh 12 kegiatan. Puslitbang
Hortikultura sebagai salah satu Unit Kerja yang berada di bawah Badan Litbang Pertanian melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan hortikultura dengan ruang lingkup pelaksanaan pemuliaan dan pengelolaan sumber daya genetik hortikultura sebagai bahan
perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknlogi modern yang
efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menaggulangi
permasalahan OPT.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 13
Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama sesuai yang
tercantum dalam Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014. Salah satunya untuk komoditas hortikultura yaitu kentang, cabai merah, bawang
merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk).
Sedangkan dalam 7 (tujuh) target utama Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014, yang perlu dicapai untuk tanaman hortikultura yaitu
Tersedianya varietas unggul dan benih sumber sayuran tahan penyakit, buah-buahan seedless, tanaman hias novelty sebagai berikut :
1. Kentang tropika produksi tinggi
2. Aneka buah tropika dan sub tropik seedless (manggis, durian, duku, salak, rambutan, jeruk)
3. Tanaman hias varietas novelty dan toleran hama penyakit utama (durian, anggrek)
4. Benih sumber unggul harga murah, tahan penyakit dan beradaptasi dengan perubahan iklim (bawang merah, kentang, durian,
manggis, jeruk, krisan dan anggrek).
Puslitbang Hortikultura telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2010 berdasarkan RPJMN 2010-2014. IKU Puslitbang
Hortikultura tahun 2010, baik target maupun realisasinya yang secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4.
IKU tersebut disusun berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan Puslitbang Hortikultura 2010-2014 yang tercantum dalam Renstra
Puslitbang Hortikultura 2010-2014 dan disajikan secara lebih rinci seperti tercantum pada Lampiran 5.
2.3. Rencana Kinerja Tahun 2010
Rencana Kinerja Tahun (RKT) 2010 Puslitbang Hortikultura disusun berdasarkan Renstra Puslitbang Hortikultura 2010-2014 yang
mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014 dan Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014. Dalam renstra tersebut, Puslitbang
Hortikultura mengacu pada program Badan Litbang Pertanian yaitu Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing.
Puslitbang Hortikultura melaksanakan1 (satu) kegiatan yaitu Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura dan selanjutnya
dijabarkan dalam 2 (dua) subkegiatan yang dilaksanakan oleh Satker Puslitbang Hortikultura dan 4 (empat) subkegiatan yang dilaksanakan
oleh keempat Satker UPT di lingkup Puslitbang Hortikultura.
Sasaran utama Renstra Puslitbang Hortikultura 2010-2014 adalah “meningkatnya inovasi mendukung pengembangan kawasan
agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan”, dilengkapi dengan 9 (sembilan) indikator
sasaran yang digunakan untuk pengukuran pencapaian sasaran.
Indikator sasaran (target yang ingin dicapai) tahun 2010 adalah sebagai berikut :
10) Dihasilkannya 18 VUB komoditas hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 14
11) Dihasilkannya benih sumber sayuran (20.000 G0 dan 20.000 kg umbi), buah tropika dan subtropika (114.335 benih), dan tanaman hias
(151.800 benih) bermutu tinggi
12) Dihasilkannya 12 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
13) Terkelolanya 1.435 aksesi sumberdaya genetik hortikultura
14) Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan
dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu
diperbaharui, sebanyak 7 dokumen laporan
15) Dihasilkannya minimal 1 rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura
16) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, sebanyak 5 dokumen laporan
17) Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 10
dokumen laporan
18) Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak 1 dokumen laporan kerjasama
Indikator Sasaran tahun 2010 dengan judul-judul kegiatan yang mendukungnya secara lengkap disajikan pada Lampiran 6 dan 7.
Masing-masing indikator sasaran, telah ditetapkan kegiatan (RPTP/RDHP/RKOT) yang mendukung pencapaian kinerja tersebut. Masing-
masing kegiatan yang terdiri dari RPTP/RDHP/RKOT dilengkapi dengan Indikator Kinerja (input, outputs, outcomes, benefits, dan impacts)
yang tertuang pada form Rencana Kinerja Tahun 2010 (RKT). Secara rinci, Rencana Kinerja Tahun 2010 (RKT) dapat dilihat pada Lampiran
8.
Sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II Badan Litbang Pertanian, Puslitbang Hortikultura pada dasarnya hanya mencantumkan input
dan output, sedangkan outcome diisi oleh Badan Litbang Pertanian sebagai Unit Eselon I serta benefit sampai dengan impact, diisi oleh
Kementerian Pertanian. Namun demikian, Puslitbang Hortikultura tetap berupaya mengisi outcome yang dicantumkan dalam RKT maupun
Penetapan Kinerja (PK) 2010 yang merupakan dokumen kontrak kerja antara Puslitbang Hortikultura dengan Kepala Badan Litbang Pertanian.
Indikator Kinerja
Puslitbang Hortikultura terus berupaya meningkatkan akuntabilitas kinerja institusi publik ini menggunakan indikator kinerja yang
meliputi efisiensi masukan (input), kualitas perencanaan dan pelaksanaan (proses), keluaran baik primer (varietas, produk, komponen
teknologi, alternatif kebijakan) maupun sekunder (publikasi dan fasilitas penelitian yang terakreditasi seperti laboratorium), manfaat yang
diperoleh (sebagai rujukan standar nasional, penggunaan oleh pengusaha agribisnis, kerja sama kemitraan, rujukan kebijakan), serta dampak
yang diharapkan (penyebaran teknologi, pemanfaatan kebijakan, peningkatan pendapatan petani, pengurangan impor).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 15
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja dinilai melalui Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). Akuntabilitas kinerja
berisi tentang (a) realisasi masing-masing indikator, (b) evaluasi dan analisis pencapaian kinerja yang meliputi uraian keberhasilan, (c)
kegagalan dan hambatan/kendala serta permasalahan yang dihadapi, (d) langkah-langkah alternative yang telah dilakukan dan (e)
akuntabilitas keuangan yang menyangkut kinerja penggunaan dana (total anggaran yang diterima dan direalisasikan) bagi pelaksanaan
kegiatan. Selain itu di dalam pengukuran akuntabilitas kinerja juga dijelaskan tentang perbandingan PKK periode tahun sebelumnya maupun
sebagai pembanding pada tahun 2010, khususnya mengenai uraian realisasi masing-masing inditator kinerja, evaluasi dan analisis pencapaian
kinerja (keberhasilan, kegagalan dan hambatan serta langkah-langkah alternatif yang telah dilakukan) dan kinerja penggunaan anggaran.
PPS mengemukakan evaluasi dan analisis pencapaian sasaran yang mencakup uraian keberhasilan, kegagalan, hambatan dan
permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah yang telah dilakukan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja institusi perlu
dilakukan pula perbandingan PPS periode tahun sebelumnya beserta pembandingnya dari tahun sebelumnya ada tahun 2010, khususnya
mengemukakan evaluasi dan analisis pencapaian sasaran yang mencakup uraian keberhasilan, kegagalan, hambatan dan permasalahan yang
dihadapi dan langkah-langkah yang telah dilakukan.
Pada bagian berikut diuraikan tentang PKK dan PPS sebagai sarana untuk mengukur akuntabilitas kinerja lingkup Puslitbang
Hortikultura.
Tabel 2. Pengelompokan kebijakan, strategi dan komponen indikator berdasarkan tujuan
Tujuan 1 : Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan
Arah Kebijakan : Memfokuskan penyediaan VUB, benih bermutu, dan teknologi inovatif hortikultura berbasis HKI dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri, substitusi impor, bahan baku industri, meningkatkan devisa dan mengantisipasi dampak perubahan iklim di sektor pertanian,
Strategi : 1. Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing berbasis sumberdaya lokal, 2. Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul hortikultura untuk memenuhi
kebutuhan pengguna, 3. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas dan bidang masalah, efisien serta
ramah lingkungan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 16
Komponen : 1. Perakitan Varietas Unggul Baru (VUB) 2. Penyediaan benih inti dan benih sumber 3. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan ramah lingkungan
Tujuan 2 : Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura
Arah Kebijakan : Mengelola sumberdaya genetik tanaman hortikultura untuk mendukung perakitan VUB,
Strategi : Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya genetik hortikultura,
Komponen : Terkelolanya aksesi dan individu tanaman sumberdaya genetik hortikultura
Tujuan 3 : Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji)
dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta meningkatkan publisitas kelembagaan
dan pelayanan informasi IPTEK Hortikultura berkelas dunia
Arah Kebijakan : 1. Mendorong peningkatan adopsi melalui diseminasi inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dan konsumen komoditas hortikultura,
2. Mendorong sertifikasi dan akreditasi kelembagaan lingkup Puslitbang Hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat publisitas kelembagaan berkelas dunia
Strategi : 1. Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung pengembangan kawasan agribinis hortikultura,
2. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan komunikasi IPTEK,
Komponen : 1. Diseminasi teknologi inovatif 2. Koordinasi dan pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura
(PDPKAH) 3. Penguatan database plasma nutfah hortikultura
Tujuan 4 : Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura,
Arah Kebijakan : Memfokuskan analisis dan sintesis kebijakan pada kebijakan-kebijakan yang terkait langsung dengan pembangunan agribisnis hortikultura,
Strategi : Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan pembangunan industri hortikultura berdaya saing,
Komponen : Analisis kebijakan litbang hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 17
Tujuan 6 : Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional.
Arah Kebijakan : Mengembangkan perangkat teknologi informasi, memperluas jaringan komunikasi, dan membangun kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional.
Strategi : Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasion
Komponen : Pengembangan kerjasama litbang hortikultura
3.1. Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Tahun 2010
Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan dengan membandingkan antara realisasi (capaian kinerja) kegiatan dengan target yang
ditetapkan. Sebagai alat mengukurnya adalah indikator yang ditetapkan untuk masing-masing kegiatan yang meliputi indikator masukan,
keluaran, dan hasil. Ada beberapa kegiatan yang sudah dilengkapi dengan indikator manfaat dan dampak, tetapi secara umumbaru bisa
ditampilkan sampai indikator keluaran. Ada yang menampilkan indikator hasil, manfaat dan dampak meskipun masih alam taraf perkiraan.
Secara rinci, pengukuran masin-masing indikator tersebut ditampilkan pada Tabel Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) pada Lampiran 9.
3.1.1. Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan
Pengukuran tingkat capaian kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2010 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator
kinerja kegiatan dengan realisasinya pada masing-masing kegiatan pada tiap indikator sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja kegiatan
masing-masing indikator adalah sebagai berikut.
Tujuan 5 : Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura,
Arah Kebijakan : Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan,
Strategi : 1. Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura,
2. Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura
Komponen : 1. Perencanaan dan anggaran 2. Monitoring dan evaluasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 18
A. INDIKATOR SASARAN 1. Dihasilkannya Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura.
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran 1. Dihasilkannya Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya
Varietas Unggul Baru Komoditas Hortikultura.
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
1 Dihasilkannya VUB komoditas hortikultura
1. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (12 ton/Ha menjadi>20 ton/Ha) Dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai >15% Dalam Mendukung Pengem bangan Kawasan Bawang Merah
Varietas klon toleran penyakit klon tetua TSS
2 2 3
2 2 3
100 100 100
2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/Ha), kualitas olahan, (SpecificGravity >1.067), adaptif di dataran medium, (500 mdpl) dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang (dari20 menjadi >30 ton/Ha)
Klon kentang olahan Klon dataran medium galur knol
10 3 50 50
10 3
180 100
100 100 360 200
3. Perakitan Varietas(Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, caisim) dan Teknologi Peningkatan Produktivitas(30%) dua komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat)
Galur mentimun Galur caisim Nomor kcg panjang
1 1 2
2 1 2
200 100 100
4. Pemanfaatan SDG dan perakitan varietas durian dan manggis seedless berporsi edibel ≥ 36%
Calon VUB durian seedless Calon VUB manggis Tanaman progeni
2 2
≥200
1 0
0,75
50 0 75
5. Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan 1 Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang Efisien (>30%)
VUB anggrek 8 3 37,5
6. Perakitan 10 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili Mawar, Anthurium, Anyelir, Gladiol, Marygold dan zinnia
VUB 5 14 280
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 19
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
7. Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan
klon 13 13 100
8. Perakitan Varietas Unggul jeruk seedless/berbiji sedikit(5/bh), warna kulit kuning mulus dan rasa manis(12*brix) serta tahan OPT utama.
Tan. Jeruk keprok Calon VUB Tan. Jeruk siem Macam Set info kompatibilitas Set info ketahanan thdp CTV
200 7 5 3 1 1
132 2 4 3 1 1
66 28,57
80 100 100 100
Dilihat dari hasil Tabel 3, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 22 indikator yang ditetapkan, ada 7 (tujuh) indikator yang realisasinya kurang dari 100%
dan 15 (lima belas) indikator mencapai 100% atau lebih. Bahkan ada kegiatan yang menghasilkan output di luar target yang ditetapkan, yaitu
kegiatan no. 7 dapat melepas varietas unggul baru yang saat ini sudah lulus sidang pelepasan varietas.
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara Massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan
Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (12 ton/ha menjadi >20 ton/ha) Dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai
>15% Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Bawang Merah.
Indikator kinerja: varietas unggul baru daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik (2 VUB), klon/galur toleran terhadap penyakit bercak
ungu (2 klon/galur), dan populasi seragam untuk tetua TSS (3 klon/galur). Realisasi untuk kegiatan ini semuanya mencapai target 100%
dimana telah dihasilkan varietas unggul baru daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik (2 VUB), klon/galur toleran terhadap penyakit bercak
ungu (2 klon/galur), dan populasi seragam untuk tetua TSS (3 klon/galur). Saat ini, 2 VUB tersebut sedang dalam proses pelepasan.
2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/ha), kualitas olahan (Specific Gravity > 1.067), adaptif di dataran medium (500 mdpl), dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang (dari 20 menjadi > 30 ton/ha), Indikator kinerja : Hasil seleksi untuk kentang olahan (10 klon), Hasil UDHL dataran medium, hasil seleksi untuk karakter berdaya hasil
tinggi (50 galur), Perbanyakan klon-klon hasil seleksi/ calon varietas unggul (masing-masing 50 knol). Adapun realisasinya adalah tercapai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 20
10 klon hasil seleksi untuk kentang olahan, 3 klon hasil UDHL dataran medium (100%), 180 galur hasil seleksi untuk karakter berdaya
hasil tinggi (360%), masing-masing 100 knol perbanyakan klon-klon hasil seleksi/ calon varietas unggul (200%).
3. Perakitan Varietas (Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, Caisim) dan Teknologi Peningkatan Produktivitas
(>30%) dua Komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat)
Indikator kinerja : Caisim berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (1 galur), Mentimun berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (2 calon
varietas), Kacang panjang berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (2 calon varietas), Tomat berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (1 calon
varietas), komponen teknologi terpadu komoditas tomat (1 paket). Sedangkan realisasinya 1 galur Caisim berdaya hasil tinggi dan
kualitas baik (100%), 2 calon varietas Mentimun berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (100%), 2 calon varietas Kacang panjang berdaya
hasil tinggi dan kualitas baik (100%), dan 1 calon varietas Tomat berdaya hasil tinggi dan kualitas baik (100%).
4. Pemanfaatan SDG dan perakitan varietas durian dan manggis seedless berporsi edibel ≥ 36%.
Indikator Kinerja : tersedianya 2 calon VUB Durian, 2 Calon VUB Manggis, satu populasi pemulliaan (≥200 progeni) hasil persilangan.
Adapun sampai tahun 2010 baru terealisasi 1 calon VUB Durian (50%), 0,75 populasi pemulliaan (≥200 progeni) hasil persilangan (75%).
Untuk kegiatan perakitan VUB manggis juga belum mencapai target yang telah ditetapkan. Hal terebut terjadi karena terkendala oleh
kondisi cuaca selama tahun 2010 yang cenderung banyak hujan, menyebabkan pelaksanaan kegiatan penelitian tidak maksimum,
terutama penelitian tentang buah yang tertunda atau gagal karena curah hujan tinggi. Gangguan non teknis seperti seringnya
pemadaman listrik oleh PLN dalam jangka waktu yang panjang menggangu proses kegiatan kultur jaringan di laboratorium sehingga
beberapa kegiatan yang memerlukan benih dari proses ini targetnya tidak tercapai.
5. Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan 1 Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang Efisien (>30%). Indikator kinerja : Tersedianya 8 varietas (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi). Realisasinya adalah baru tersedia 3 varietas unggul baru tanaman hias Bunga Besar, Multiflora, an Aroma Wangi sehingga capaian targetnya hanya 37,5%.
6. Perakitan 10 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili Mawar, Anthurium, Anyelir, Gladiol, Marygold dan zinnia Indikator kinerja : tersedianya 5 varietas bunga yang adaptif di daerah tropis dan unik (1 varetas lili, 1 varetas anthurium bunga potong, 1 varietas mawar bunga, 1 varietas anyelir bunga potong, dan 1 varietas gladiol). Adapun realisasinya adalah selama kurun waktu tahun 2010 telah dihasilkan 14 varietas bunga yang adaptif di daerah tropis dan unik sehingga melebihi target yang telah ditetapkan (280%).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 21
7. Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan
Indikator kinerja : dihasilkannya 13 klon harapan krisan. Realisasinya adalah dihasilkan 13 klon harapan krisan (100%) sesuai yang
ditatapkan. Di samping itu, pada kegiatan ini berhasil mendapatkan capaian yang melebihi target/rencana yaitu dilepasnya 6 (enam)
varietas unggul krisan sang pada saat ini sudah lulus sidang pelepasan varietaas dan sedang menunggu dikeluarkannya SK Menteri untuk
pelepasan varietas tersebut.
8. Perakitan Varietas Unggul jeruk seedless/berbiji sedikit(5/bh), warna kulit kuning mulus dan rasa manis(12obrix) serta
tahan OPT utama. Pada kegiatan penelitian ini, tanaman M1V2 terdiri atas tiga kelompok; Kelompok I adalah M1V2 seedless hasil evaluasi tahun 2009 terdiri atas 7 asesi yaitu MT 49, MT 50, MT 52, MT 54, MT 68, MT 89, dan MT 92 masing-masing sebanyak satu tanaman dan telah ditanam di lapang pada Desember 2009; Kelompok II adalah asesi M1V2 yang masih dievaluasi di dalam pot; dan Kelompok III yaitu asesi seedless hasil perbanyakan dari M1V1 seedless terdiri atas 3 asesi MT 78 (77 tanaman), MT 76 (31 tanaman) dan MT 86 (24 tanaman) dan telah ditanam di lapang pada Agustus 2009. Hasil dari 7 asesi (kelompok I) yang di evaluasi di lapang menunjukkan bahwa kestabilan karakter seedless terdapat pada asesi MT 50 dan MT 68, sedangkan asesi MT 89 mengalami peningkatan jumlah biji dan MT 49, MT 52, MT 54 dan MT 92 belum bisa dilakukan pengamatan karena belum berbuah. Sedangkan pada pengamatan karakter buah pada tanaman hasil hibridisasi konvensional telah diamati sebanyak 39 asesi, setelah diberikan perlakuan pemacuan pembungaan. Sebagian besar tanaman hasil persilangan masih mengalami fase juvenil. Dari hasil pengamatan untuk sementara diperoleh kandidat seedless sebanyak 4 asesi dengan jumlah biji kurang dari 5 yaitu P1V1 (14), P1V2, P4V2 (39) dan P1V2 (9). Namun kandidat tersebut masih perlu dilakukan seleksi lanjutan untuk mengetahui kestabilan karakter seedless. Pada sub kegiatan evaluasi kompatibilitas batang bawah terhadap 5 varietas kandidat jeruk seedless diperoleh inormasi bahwa persentase tingkat keberhasilan okulasi pada kegiatan penelitian ini cukup bagus yaitu berkisar antara 72,2 – 100% pada waktu 6 minggu setelah okulasi. Dari pengamatan pertumbuhan tanaman (jumlah daun, tinggi tanaman, diameter batang atas dan batang bawah) pada umur 15 minggu setelah okulasi terlihat bahwa pertumbuhan tanaman secara umum tertinggi didominasi oleh oleh perlakuan Batang bawah JC (B2) yang disambung dengan kandidat seedless MT.89 (A4) dan terendah oleh varietas batang bawah Volkameriana (B6) dan kandidat seedless batang atas KS Mt.49 (A1), Mt.52 (A3) dan 001(A5). Perbedaan ini bisa diduga karena faktor genetis tanaman dimana, Japansche citroen (JC) adalah Jenis yang paling banyak digunakan karena tingkat kompatibilitasnya dengan batang atas sangat tinggi dan sistem perkarannya juga bagus. Untuk sub kegiatan evaluasi ketahanan kandidat jeruk seedless terhadap OPT utama (CTV dan tungau) diperoleh hasil bahwa masa inkubasi CTV antara 2- 5 minggu setelah inokulasi. Dari hasil pengujian ketahanan diperoleh masa inkubasi terpendek pada asesi MT-92, MT-54 dan MT-89 yang diinokulasi dengan perlakuan strain kuat , bisa diartikan termasuk peka , sementara itu hampir semua asesi yang diuji belum menunjukkan gejala yang cukup jelas. Ditemukan trend kecenderungan bahwa asesi M52, M68,P2A4 dan P1A4 lebih tahan terhadap 3 strain CTV : kuat, lemah dan sedang dibanding asesi lainnya. Sedangkan dari enam aksesi yang diuji terhadap serangan tungau putih (Polyphagotarsonemus latus) bahwa fase kritis dari serangan tungau ini terjadi pada umur tunas baru 0-20 hari dari saat tunas membuka
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 22
sempurna. Semua kandidat seedlees tidak ada yang tahan terhadap serangan tungau ini. Tunas yang terserang bentuknya menjadi tidak normal yaitu mengecil, tebal, warna daun kuning pucat dan apabila populasi tinggi dapat menyebabkan rontoknya daun dan terhambatnya pertumbuhan tunas.
Gambar 1. Penampilan tanaman dan buah jeruk Soe kandidat seedless
Dari hasil yang telah dicapai tersebut maka secara umum, capaian dari output indikator kinerja adalah tanaman kandidat varietas seedless
jeruk keprok Soe dan pamelo M1V2 hasil mutasi dan colchiploid yang stabil tercapai 66%; tanaman jeruk siam dengan karakter seedless,
warna kulit kuning dari hasil hibridisasi konvensional tercapai 80%; informasi morfologi, sitogenetik dan genetik sebagai alat seleksi 100
tanaman hasil fusi protoplasma (100%); informasi tentang kompatibilitas batang bawah terhadap 5 kandidat varietas seedless (100%);
dan informasi ketahanan 5 kandidat varietas seedless terhadap penyakit CTV dan hama tungau (100%). Kendala yang terjadi adalah
pengamatan kromosom yang belum dapat dilakukan pada 9 tanaman kolsiploid dikarenakan faktor dorman dan belum diperoleh metode
yang tepat, sehingga alternatif pemecahannya adalah diperlukan metode baru dalam analisa kromosom, disebabkan ukuran kromosom
jeruk yang sangat kecil.
B. Indikator sasaran 2. Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu
tinggi disajikan dalam Tabel 4.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 23
Tabel 4. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya Benih
sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
2 Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi
1. Pengelolaan Logistik Benih Sumber Bawang Merah (>5 ton), Kentang (1 juta G0) dan Sayuran Potensial : cabai, tomat, mentimun (>1 kg) dan Kangkung, buncis rambat (>10 Kg)
Ton Bnh Smbr bwg merah G0 kentang Kg BS Cabai KG BS Tomat Kg BS Mentimun Kg BS buncis Kg BS kangkung Paket SMM UPBS Paket lap. UPBS Paket database UPBS
5
1 Juta 3 5 10 20 30 1 1 1
7,484
1.004.213 3 5
10 23 60 1 1 1
149,68
100.42 100 100 100 115 200 100 100 100
2. Perbanyakan massal durian dan manggis melalui teknik somatik embriogenesis : inisiasi dan proliferasi 1 juta sel embriogenik durian dan manggis
Protocol 2 2 100
3. Produksi benih penjenis 4 VUB durian dan 2 VUB manggis untuk mendukung revitalisasi perbenihan di 13 lokasi pengembangan kawasan hortikultura
benih durian benih manggis
8.000 4.000
8.000 4.000
100 100
4. Penguatan Sistem Kinerja UPBS (Software dan Hardware), Produksi dan Distribusi Benih Sumber Tanaman Hias
Stek/Planlet 151.800 642.188 423,05
5. Produksi massal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat (30.000 tan.
Planlet btg bwh dan btg bwh
100.000 94.000 94
6. Penguatan sistem UPBS(sertifikasi perbenihan jeruk dan perbaikan sarana prasarana screen house) mendukung produksi dan distribusi BF dan BPMT jeruk (2.500 benih sumber) dan BF dan BPMT buah subtropika(1.000 benih sumber)
Varietas Pohon BF dan BPMT : BF jeruk BPMT jeruk BF apel BPMT apel BF anggur BPMT anggur
10 100
500
2.000 50 200 50 200
12 365
533
3.204 50
400 50 200
120 365
106,6 160 100 200 100 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 24
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
BF lengkeng BPMT lengkeng BF Strowberi BPMT Strowberi
50 200 50 100
50 200 50 200
100 100 100 100
Dilihat dari hasil Tabel 4, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 27 indikator yang ditetapkan, ada 1 (satu) indikator yang realisasinya kurang dari 100%
dan 26 (dua puluh enam) indikator lainnya mencapai 100% atau lebih. Bahkan ada capaian yang realisasinya sangat tinggi dibanding target
yang ditetapkan.
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Logistik Benih Sumber Bawang Merah (>5 ton), Kentang (1 juta G0) dan Sayuran Potensial : cabai, tomat,
mentimun (>1 kg) dan Kangkung, buncis rambat (>10 Kg)
Indikator kinerja : benih sumber varietas bawang merah (5 ton); benih sumber varietas kentang (1 juta G0); benih sumber varietas
cabai merah (3 kg), benih sumber varietas tomat (5 kg), benih sumber varietas mentimun (10 kg), benih sumber varietas buncis (20 kg);
benih sumber varietas kangkung (30 kg), persiapan proses pendaftaran Dokumen Sistem Mutu dan menyelenggarakan operasional
manajemen UPBS-Balitsa (1 paket), laporan operasional UPBS (1 paket), dan Data base UPBS (1 paket). Adapun realisasinya adalah
benih sumber varietas bawang merah (7,484 ton -149,68%); benih sumber varietas kentang (1.004.213 G0- 100,42%); benih sumber
varietas cabai merah (3 kg-100%), benih sumber varietas tomat (5 kg-100%), benih sumber varietas mentimun (10 kg-100%), benih
sumber varietas buncis (23 kg-115%); benih sumber varietas kangkung (60 kg-200%), persiapan proses pendaftaran Dokumen Sistem
Mutu dan menyelenggarakan operasional manajemen UPBS-Balitsa (1 paket-100%), laporan operasional UPBS (1 paket-100%), dan Data
base UPBS (1 paket-100%).
2. Perbanyakan massal durian dan manggis melalui teknik somatik embriogenesis : inisiasi dan proliferasi 1 juta sel
embriogenik durian dan manggis.
Indikator kinerja : dihasilkannya 2 protokol/prosedur dan komposisi media yang dapat menghasilkan 1 juta sel embriogenik yang
optimal. Adapun realisasinya telah didapatkan 2 protokol sehingga pencapaian targetnya 100%. Keberhasilan ini diharapkan dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 25
memacu tumbuhnya sentra-sentra produksi durian dan manggis melalui teknik somatic embryogenesis, sehingga petani dan pengusaha
tanaman durian dan manggis dapat dengan mudah mendapatkan bibit durian dan manggis unggul.
3. Produksi benih penjenis 4 VUB durian dan 2 VUB manggis untuk mendukung revitalisasi perbenihan di 13 lokasi
pengembangan kawasan hortikultura.
Indikator kinerja : adalah didapatkannya benih penjenis (BS) 4 (empat) VUB durian sebanyak 8.000 benih dan 2 (dua) VUB manggis
sebanyak 4.000 benih. Adapun realisasinya masing sebesar 8.000 dan 4.000, sehingga target tercapai 100%. Dengan pencapaian ini
diharapkan kebutuhan benih penjenis 4 VUB durian dan 2 VUB manggis untuk mendukung penangkaran benih di lima lokasi
pengembangan tanaman buah yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Tengah dapat terpenuhi.
4. Penguatan Sistem Kinerja UPBS (Software dan Hardware), Produksi dan Distribusi Benih Sumber Tanaman Hias. Indikator kinerja : tersedianya benih sumber berupa Stek/Planlet/Botol tan/Subang/Umbi sebanyak 151.800 berupa benih krisan 1 juta setek berakar, 3000 panlet anggrek phalaepnosis, 5000 planlet dendrobium, 5000 planlet spathoglottis, 10.000 benih mawar bunga potong, 5000 benih mawar mini, 10.000 subang gladiol, 5000 umbi lili, 1000 botol planlet anthurium, 1000 botol anyelir, dan 25.000 umbi sedap malam. Secara keseluruhan realisasinya adalah sebesar 642.188 atau tercapai 423,05%.
5. Produksi massal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat (30.000 tan).
Indikator kinerja : Planlet, embrio btg bwh 20.000 Planlet embrio btg bwh 10.000. Secara umum Realisasi capaian dari output indikator kinerja adalah embrio dan plantlet batang bawah dari hasil perbanyakan SE tercapai 86,85%; embrio dan plantlet batang atas dari hasil perbanyakan SE juga tercapai 86,85%; data keragaman serta status penyakit virus pada benih hasil perbanyakan SE hanya tercapai 25%; dan data kompatibilitas batang atas dan bawah jeruk hasil perbanyakan SE dengan metode sambung pucuk dini tercapai 100%. Beberapa indikator kinerja yang belum tercapai tersebut dikarenakan adanya kendala produksi embrio dan plantlet melalui SE masih belum optimal karena kondisi ruang kultur yang masih bercampur dengan ruang tanam sehingga kontaminasi masih cukup tinggi, dan belum terlaksananya indeksing untuk mengetahui status penyakit CVPD maupun analisa keragaman terhadap tanaman hasil SE disebabkan karena mesin PCR masih dalam proses perbaikan. Oleh karena itu tindak lanjut pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah memisahkan antara ruang kultur dan ruang tanam, dan memonitor proses perbaikan alat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 26
Gambar 2. a. Volume kalus embrionik awal kultur; b. volume setelah kultur 1.5 bulan
6. Penguatan sistem UPBS(sertifikasi perbenihan jeruk dan perbaikan sarana prasarana screen house) mendukung produksi dan distribusi BF dan BPMT jeruk (2.500 benih sumber) dan BF dan BPMT buah subtropika(1.000 benih sumber).
Indikator Kinerja : 10 Varietas, 100 pohon, 500 & 2000 BF dan BPMT tanaman jeruk, 50 & 200 BF dan BPMT tanaman apel, 50& 200
BF dan BPMT tanaman anggur, 50 & 200 BF dan BPMT tanaman lengkeng, dan 50 & 200 BF dan BPMT tanaman strowberi.
Pada kegiatan ini telah diperoleh jeruk hasil penyambungan tunas pucuk yang sudah diindeksing sebanyak 12 varietas yaitu Ganesa Aceh,
Keprok Madu, Pamelo Pekalongan I, Pamelo Pekalongan II, Sanggul, Pamelo India, Monte Kaji, Monte Hondu masariki, Monte Hondu,
Monte Hondu Biasuka, Monte Hondu Bantiliut, Sipirok. Sedangkan pohon induk yang telah diindeksing penyakit CTV sebanyak 214
varietas, dimana dari 214 varietas menunjukkan 9 varietas positif terinfeksi penyakit CTV sehingga harus segera dibongkar dan pohon
induk yang telah diindeksing penyakit CVPD sebanyak 151 varietas, hasilnya menunjukkan semua varietas bebas dari penyakit CVPD.
Sedangkan untuk jumlah BF dan BPMT yang telah dihasilkan adalah 533 BF dan 3204 BPMT jeruk, 50 BF apel dan 400 BPMT apel, 50 BF
anggur dan 200 BPMT anggur, 50 BF lengekng dan 200 BPMT lengkeng, 50 BF stroberi dan 200 BPMT stroberi. Program perbenihan jeruk
yang selama ini telah berjalan ternyata belum dapat dilaksanakan secara utuh dan konsisten oleh pengguna teknologi benih, Kondisi ini
dapat dilihat pada pelaksanaan pengelola BF dan BPMT serta penangkar benih yang tidak semuanya dapat melaksanakan kewajiban yang
harus dilaksanakan sebagai pengelola perbenihan. Oleh karena itu perlu panduan teknis untuk pengelolaan Blok Fondasi dan Blok
Penggandaan Mata Tempel serta panduan teknis teknologi produksi jeruk bebas penyakit. Untuk itu pada tahun 2010 ini telah dicetak
Buku Panduan Teknis Pengelolaan Blok Fondasi dan Blok Penggadaan Mata Tempel jeruk Bebas Penyakit serta Buku Panduan Teknis
Teknologi Produksi Benih Jeruk Bebas Penyakit. Berdasarkan uraian tersebut maka secara umum, capaian dari output indikator kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 27
adalah pohon induk jeruk hasil indeksing (365%), BF dan BPMT jeruk (106,6% dan 160%); BF dan BPMT apel (100% dan 200%); BF dan
BPMT anggur (100% dan 100%); sedangkan untuk BF dan BPMT lengkeng (100% dan 100%) serta BF dan BPMT stroberi (100% dan
100%); Masalah yang dihadapi adalah permintaan BF dan BPMT dari pengguna yang selalu mendadak dan cenderung memesan pada
triwulan akhir, padahal secara normal waktu yang dibutuhkan 7 bulan bila tersedia batang bawah jeruk dan bila dimulai biji batang bawah
yang disemaikan di dalam screen house proses penyediaan BF dan BPMT memerlukan waktu 14 bulan. Dengan demikian alternatif
pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah selalu menjelaskan kepada pengguna tentang lamanya proses waktu pembuatan BF dan
BPMT jeruk bebas penyakit dan setiap pengiriman BF dan BPMT selanjutnya perlu dilengkapi dengan pengiriman buku panduan teknis
pengelolaan BF dan BPMT.
C. Indikator Sassaran 3. Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan disajikan dalam
Tabel 5.
Tabel 5. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya
teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
3 Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
1. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (12 ton/Ha menjadi>20 ton/Ha) Dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai > 15% DalamMendukung Pengembangan Kawasan Bawang Merah
Paket tekn. SE Paket tekn prod TSS Paket Fekn PTT
1 1 1
1 1 1
100 100 100
2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/Ha), kualitas olahan, (SpecificGravity >1.067), adaptif di dataran medium, (500 mdpl) dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang (dari20 menjadi >30 ton/Ha)
Paket teknologi 1 1 100
3. Perakitan Varietas(Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, caisim) dan Teknologi Peningkatan
Paket teknologi 1 1 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 28
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
Produktivitas(30%) dua komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat)
4. Perbaikan Teknologi Budidaya Pisang (Benih Sehat, Pemupukan Berdasarkan Status Hara Tanah, dan Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri) untuk Meningkatkan Produktivitas≥ 20 Ton/Ha di Lokasi Pengembangan Kawasan Pisang (Lampung dan Kalimantan Timur)
Paket tekn. perbenihan Paket tekn. budidaya
1 1
0,80 0,80
80 80
5. Peningkatan Mutu Buah Manggis Layak Ekspor (dari 40% Menjadi ≥65%) dan Produktivitas (≥25 %) di Lokasi Pengembangan Kawasan Manggis (Jawa Barat dan Sumatera Barat)
Informasi 4 0,75 75
6. Peningkatan produktivitas (≥ 15%) dan kualitas (intensitas merah pada kulit buah ≥ 25%) mangga gedong gincu melalui kultur praktis dan penggunaan produk organik di kawasan pengembangan horikultura
Paket teknolgi warna merah mangga Teknologi PHT Informasi
1 1 1
0,6 1 1
60
100 100
7. Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan 1 Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang Efisien (>30%)
Teknologi 2 2 100
8. Perakitan 10 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili, Mawar, Anthurium, Anyelir, Gladiol, Marygold dan Zinnia
Teknologi 1 1 100
9. Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan
Teknologi 2 2 100
10. Produksi masal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat (30.000 tan.
Teknologi perbanyakan bb dab ba dg bioreaktor
1
0,5
50
Dilihat dari hasil Tabel 5, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 15 indikator yang ditetapkan, ada 5 (lima) indikator yang realisasinya kurang dari 100%
dan 10 (sepuluh) indikator lainnya mencapai 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 29
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Perakitan Varietas dan Teknologi Perbanyakan Benih Secara massal (dari 10 menjadi 1000 kali) serta Peningkatan
Produktivitas Bawang Merah (Umbi dan TSS) (12 ton/Ha menjadi>20 ton/Ha) dengan Efisiensi Biaya Produksi Sampai >
15% Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Bawang Merah.
Indikator Kinerja : Dihasilkannya teknik SE dengan regenerasi 60% (1 paket), Teknik Produksi benih TSS (1 paket), Pengelolaan
tanaman terpadu bawang merah di sentra produksi bawang merah (1 paket). Realisasinya adalah keberhasilan mencapai target 100%
yaitu : 1 paket teknik SE dengan regenerasi 60% (100%),1 paket Teknik Produksi benih TSS (100%),1 paket Pengelolaan tanaman
terpadu bawang merah di sentra produksi bawang merah (100%). Bila metode SE dapat menghasilkan embrio, maka perbanyakan
bawang merah dapat diaplikasikan dalam bentuk kapsul SEsebagai benih sintetik sehingga kebutuhan benih bermutu dalam jumlah missal
dapat terpenuhi.
2. Perakitan Varietas Kentang Berdaya Hasil Tinggi (> 30 ton/Ha), kualitas olahan, (SpecificGravity >1.067), adaptif di
dataran medium, (500 mdpl) dan toleran penyakit busuk daun serta Teknologi Peningkatan Produktivitas Kentang
(dari20 menjadi >30 ton/Ha).
Indikator Kinerja : Dihasilkannya 1 paket teknologi pengendalian OPT dan budidaya kentang DTM yang ramah lingkungan. Adapaun
realisasinya adalah target yang telah ditetapkan dapat tercapai 100%, yaitu tersedianya 1 paket teknologi pengendalian OPT dan
budidaya kentang DTM yang ramah lingkungan. Dengan keberhasilan ini diharapkan teknologi tersebut dapat mengurangi penggunaan
fungisida sehingga terwujud syistem pertanian yang ramah lingkungan terlihat dari menurunnya indeks kerusakan lingkungan akibat erosi
sehingga dapat produksi kentang dalam negeri dapat memenuhi permintaan pasar dan mengurangi impor kentang.
3. Perakitan Varietas (Mentimun, Cabai, Tomat dan Kacang Panjang, caisim) dan Teknologi Peningkatan
Produktivitas(30%) dua komoditas Sayuran Potensial (Cabai dan Tomat).
Indikator kinerja : Dihasilkannya 1 paket komponen teknologi terpadu komoditas tomat. Realisasinya adalah target yang telah
ditetatapkan yaitu tersedia 1 paket komponen teknologi terpadu komoditas tomat. Dengan keberhasilan tersebut dapat meningkatkan
nilai tambah komoditas tanaman sayuran potensial dan menambah produktivitas dan pendapatan petani dan memacu industry benih,
sehingga dapat memacu perkembangan agribisnis tanaman sayuran, meningkatkan ekspor dan memperkecil impor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 30
4. Perbaikan Teknologi Budidaya Pisang (Benih Sehat, Pemupukan Berdasarkan Status Hara Tanah, dan Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri) untuk Meningkatkan Produktivitas≥ 20 Ton/Ha di Lokasi Pengembangan Kawasan Pisang (Lampung dan Kalimantan Timur).
Indikator kinerja : tersedianya 1 teknologi perbanyakan benih pisang yang murah dan 1 komponen teknologi budidaya pisang dengan
memanfaatkan agen hayati untuk meningkatkan produktivitas ≥ 20 ton/ha di lokasi pengembangan kawasan pisang. Realisasinya di tahun
2010 adalah 0,8 teknologi perbanyakan benih pisang yang murah dan 0,8 komponen teknologi budidaya pisang dengan memanfaatkan
agen hayati untuk meningkatkan produktivitas ≥ 20 ton/ha di lokasi pengembangan kawasan pisang. Dengan demikian, keberhasilan
tersebut mampu menyediakan teknologi perbanyakan benih pisang yang murah dan tersedianya teknologi budidaya pisang dengan
memanfaatkan agen hayati, sehingga produktivitas, kualitas produksi dan pendapatan petani pisang meningkat dan kendala hama dan
penyakit layu pisang dapat dikurangi.
5. Peningkatan Mutu Buah Manggis Layak Ekspor (dari 40% Menjadi ≥65%) dan Produktivitas (≥25 %) di Lokasi
Pengembangan Kawasan Manggis (Jawa Barat dan Sumatera Barat).
Indikator kinerja : 1 paket informasi status hara fosfor, kalium kalsium dan magnesium. Sedangkan realisasinya adalah sebanyak
0,75 paket informasi status hara fosfor, kalium kalsium dan magnesium (75%). Realisasi yang tidak mencapai 100% tersebut dikarenakan
data yang diperoleh baru pada hara tanah dan daun sedangkan hara buah belum panen dan diperkirakan panen baru dilaksanakan pada
akhir bulan Januari.
6. Peningkatan produktivitas (≥ 15%) dan kualitas (intensitas merah pada kulit buah ≥ 25%) mangga gedong gincu
melalui kultur praktis dan penggunaan produk organik di kawasan pengembangan horikultura.
Indikator Kinerja : didapatkannya 1 paket teknologi untuk meningkatkan jumlah buah mangga gedong gincu degan kulit warna merah
yang optimal, 1 paket teknologi pengendalian serangan lalat buah pada mangga melalui penggunaan cendawan B bassinia dan minyak
atsiri sereh wangi, dan 1 informasi tentang efek penggunaan bahan organik terhadap dosis optimum pupuk anorganik yang diberikan
pada tanaman mangga gedung gincu tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas produksi. Realisasinya adalah tersedianya 0,6 paket
teknologi untuk meningkatkan jumlah buah mangga gedong gincu degan kulit warna merah yang optimal (60%) tidak tercapai 100%
karena terjadi kegagalan fruit set akibat hujan yang terus menerus, 1 paket teknologi pengendalian serangan lalat buah pada mangga
melalui penggunaan cendawan B bassinia dan minyak atsiri sereh wangi (100%), dan 1 informasi tentang efek penggunaan bahan
organik terhadap dosis optimum pupuk anorganik yang diberikan pada tanaman mangga gedung gincu (100%). Dengan keberhasilan
tersebut peningkatan penghasilan petani mangga dan terjaganya lingkungan dari pencemaran karena menerapkan proses budidaya
ramah lingkungan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 31
7. Perakitan 34 Varietas Unggul, (Bunga Besar, Multiflora, Aroma Wangi) dan 1 Paket Teknologi Budidaya Anggrek yang
Efisien (>30%)
Indikator Kinerja : tersedianya 2 paket teknologi tanaman hias yaitu 1 paket media kultur jaringan phalaenopsis dan 1 teknologi
pengendalian penyakit tular media phalaenopsis. Realisasinya adalah tercapainya 100% seluruh target yang telah ditetapkan yaitu 1
paket media kultur jaringan phalaenopsis dan 1 teknologi pengendalian penyakit tular media phalaenopsis. Keberhasilan teknologi
tersebut diharapkan mampu memacu produksi bunga anggrek di Indonesia.
8. Perakitan 10 Varietas Unggul (Adaptif di Daerah Tropis, Unik) dan Teknologi Budidaya Lili, Mawar, Anthurium, Anyelir,
Gladiol, Marygold dan Zinnia
Indikator Kinerja : tersedianya 1 teknologi produksi marigold dan zinnia di tanah andosol. Adapun realisasinya tercapai output 100%
sesuai target yang telah ditetapkan yaitu 1 paket teknologi produksi marigold dan zinnia di tanah andosol. Tersedianya teknologi produksi
tersebut, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas marigold dan zinnia di tanah andosol.
9. Perakitan 25 Varietas Unggul dan 4 Paket Teknologi Budidaya Tanaman Krisan
Indikator kinerja : tersedianya 1 paket teknologi PTT bunga krisan. Realisasinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan
yaitu 100%. Teknologi tersebut mampu secara efektif dan efisien meningkatkan produktivitas dan kualitas krisan.
10. Produksi massal benih jeruk bebas penyakit virus (HLB dan CTV) secara cepat (30.000 tan).
Indikator kinerja : tersedianya 1 set data keragaman serta status penyakit virus pada benih hasil perbanyakan SE dan 1 set data
kompatibilitas batang atas dan batang bawah jeruk hasil perbanyakan SE dengan metode sambung pucuk. Realisasinya data keragaman
serta status penyakit virus pada benih hasil perbanyakan SE hanya tercapai 25%; dan data kompatibilitas batang atas dan bawah jeruk
hasil perbanyakan SE dengan metode sambung pucuk dini tercapai 100%. Beberapa indikator kinerja yang belum tercapai tersebut
dikarenakan adanya kendala produksi embrio dan plantlet melalui SE masih belum optimal karena kondisi ruang kultur yang masih
bercampur dengan ruang tanam sehingga kontaminasi masih cukup tinggi, dan belum terlaksananya indeksing untuk mengetahui status
penyakit CVPD maupun analisa keragaman terhadap tanaman hasil SE disebabkan karena mesin PCR masih dalam proses perbaikan. Oleh
karena itu tindak lanjut pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah memisahkan antara ruang kultur dan ruang tanam, dan
memonitor proses perbaikan alat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 32
D. Indikator Sasaran 4. Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Terkelolanya aksesi
sumberdaya genetik hortikultura
NO INDIKATOR SASARAN
KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
4 Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura
1. Eksplorasi dan Karakterisasi (60 Aksesi) Plasmanuthfah Bawang Merah Serta Rejuvinasi(330 aksesi) Koleksi Bawang merah, Kentang dan Sayuran Potensial(Cabai, Tomat, Bawang Daun, Kacang panjang dan Sayuran Indigenous)
Koleksi Nomor bwg merah Nomor bwg daun, kentang, cabai, tomat, kcg pjg
20 60 330
20 60 360
100 100 109
2. Penanaman/ pemeliharaan tanaman : Pengelolaan SDG Tanaman Buah Tropika
Aksesi
1.070
1.905 178
3. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah asesi Anggrek Phalaenopsis (10), Dendrobium (10), Vanda10), 10 Krisan (spray, (standar dan pot) dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir
Aksesi
120
275 229,16
4. Eksplorasi, seleksi dan konservasi secara ex situ plasma nutfah untuk memperoleh 5 var harapan baru jeruk dan 5 calon var. Harapan baru buah subtropika
Aksesi PN Aksesi Jeruk & Buah subtropika Data Cln VUB Kebun VUB
15 110
3 6 3 4
23 212
3 6 3 2
153 193
100 100 100 50
Dilihat dari hasil Tabel 6, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 11 indikator yang ditetapkan, ada 1 (satu) indikator yang realisasinya kurang dari 100%
dan 10 (sepuluh) indikator lainnya mencapai 100% atau lebih.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 33
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Eksplorasi dan Karakterisasi (60 Aksesi) Plasmanuthfah Bawang Merah Serta Rejuvinasi(330 aksesi) Koleksi Bawang
merah, Kentang dan Sayuran Potensial(Cabai, Tomat, Bawang Daun, Kacang panjang dan Sayuran Indigenous).
Indikator kinerja : tersedianya 20 koleksi baru plasmanutfah bawang merah, terkarakterisasinya 60 nomor aksesi bawang merah yang
terkoleksi di Balitsa, dan peremajaan 330 koleksi plasma nutfah bawang daun, kentang, cabai, tomat, kacang panjang dan koleksi
indigenous. Sedangkan realisasinya adalah sebagai berikut 20 koleksi baru plasmanutfah bawang merah, terkarakterisasinya 60 nomor
aksesi bawang merah yang terkoleksi di Balitsa, dan peremajaan 360 koleksi plasma nutfah bawang daun, kentang, cabai, tomat, kacang
panjang dan koleksi indigenous. Keberhasilan ini mempunyai manfaat untuk menyelamatkan dan menambah SDG sayuran sebagai koleksi
baru, tersedianya SDG sayuran yang mempunyai kualitas baik dan produksi tinggi, mencegah kehilanbgan SDG terkoleksi Balitsa, dan
tersedianya benih koleksi plasmanutfah sayuran dalam kondisi baik.
2. Penanaman/ pemeliharaan tanaman : Pengelolaan SDG Tanaman Buah Tropika
Indikator kinerja : Terkonservasi dan terpeliharanya 1.070 aksesi SDG tanaman buah tropika di 7 Kebun Percobaan. Realisasinya telah
melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 1.905 aksesi telah terkonservasi dan terkarakterisasi atau 178%.
3. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah asesi Anggrek Phalaenopsis (10), Dendrobium (10), Vanda (10), 10 Krisan
(spray, (standar dan pot) dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir).
Indikator kinerja : tersedianya 120 aksesi Anggrek Phalaenopsis (10), Dendrobium (10), Vanda(10), 10 Krisan (spray, (standar dan pot)
dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir). Realisasinya telah melebihi target yang telah ditetapkan yaitu diperoleh 275 aksesi
atau 458,33%. Tingginya pencapaian kinerja tersebut terkait dengan jumlah aksesi plasma nutfah yang berhasil dikoleksi yang dipicu oleh
tingginya permintaan stakeholder sejalan dengan meningkatnya kegiatan usaha budidaya tanaman hias di dalam negeri.
4. Eksplorasi, seleksi dan konservasi secara ex situ plasma nutfah untuk memperoleh 5 var harapan baru jeruk dan 5 calon
var. Harapan baru buah subtropika.
Indikator Kinerja : tersedianya tambahan 15 aksesi plasmanutfah jeruk, anggur, lengkeng, dan strowberi, 209 aksesi jeruk, apel,
anggur, lengkeng, dan strowberi yang terkarakter. Sedangkan realisasinya didapatkan 8 asesi baru Jeruk yaitu Keprok Paser, Pamelo
berdaging buah merah (berbiji) Paser, Pamelo berdaging buah putih (berbiji) Paser, Keprok Lokal Paser, Pamelo berdaging buah merah
(tidak berbiji) Paser, Pamelo berdaging buah merah (tidak berbiji) Berau, Pamelo berdaging buah putih (tidak berbiji) Berau dan Pamelo
berdaging buah merah (berbiji) Berau; 2 asesi baru Anggur yaitu Tempranillo dari Yalumba Nursery Australia dan Nebbiolo 111 CVT dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 34
Yalumba Nursery Australia; 4 asesi Lengkenng yaitu dari Pasuruan, Kalteng, Malang dan Blitar; serta 9 asesi Stroberi yaitu Daun Keriting
(Nenas), Osogrande, Tristar, Anna, Silva, Quantum, Earlybright, Aerut dan Lokal Batu. Selanjutnya karakterisasi 100 aksesi jeruk , 60
aksesi apel, 36 aksesi anggur, 5 aksesi lengkeng dan 11 aksesi stoberi telah dilaksanakan walaupun kelengkapannya sambil berjalan. Data
base yang terbaru untuk komuditas (jeruk, apel, dan anggur). Masing-masing sebanyak 2 calon varietas harapan baik untuk jeruk, apel
dan anggur hasil seleksi dan praevaluasi. Sedangkan kebun plasmanutfah jeruk, apel, anggur dan lengkeng terpelihara optimal dan
pelepasan varietas jeruk hanya sebanyak 2 varietas unggul yaitu jeruk batang bawah JC dan RL. Maka secara umum, capaian dari output
indikator kinerja adalah tambahan aksesi plasmanutfah jeruk, anggur, lengkeng dan stroberi tercapai 153% karena output yang bisa
melebihi dari target; aksesi jeruk, apel, anggur, lengkeng dan stroberi yang terkarakter (101,5%).
E. Indikator Sasaran 5. Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian
(litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website
hortikultura yang selalu diperbaharui
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan
penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal
internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
5 Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan
1. Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Hortikultura
Dokumen Laporan
1 1
1 1
100 100
2. Koordinasi Pengelolaan Plasma Nutfah Hortikultura(UPT lingkup Puslitbang Hortikultura, Bioversity, BB Biogen, BPTP Kalsel dan BPTP Jatim).
Set SIPN Set SIPin Dokumen
1 1 1
1 1 1
100 100 100
3. Diseminasi Teknologi Inovatif Bawang Merah,Kentang dan Sayuran Potensial Melalui Ekspose(5 kali), Demplot
Kali ekspose Eksp leaflet
5 5.000
5 10.000
100 200
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 35
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui
(1 kali), Open House (1 kali), Publikasi (5000 Leaflet dan5 Poster), Media Elektronik(2 kali mengisi RPC Ciawi),Seminar (5 kali), Mendukung Kawasan Hortikultura (5 Kawasan), Pelayanan Kerjasama dan Pelayanan Perpustakaan
buah poster kali seminar kali demplot kali open house buah kerjasama user kawasan kali publikasi
5 5 1 1 10 500 5 2
5 5 1 0 11
2245 5 2
100 100 100 0
110 449 100 100
4. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan) Tanaman Buah Tropika untuk Mendukung Kawasan Tanaman Buah Tropika
Kali ekspose Kali glr tekn Eksp leaflet Buah MoU Varietas yg diadopsi: pepaya, melón, semangka, manggis, durian
2 1
1.000 3 2 1 1 2 4
6 1
5.000 1 2 1 1 2 0
300 100 500 33
100 100 100 100 0
5. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan in-vitro dan in-vivo) Tanaman Hias untuk Mendukung Kawasan
Kegiatan transfer tekn. Seminar dan pameran Media publikasi
2 2 3
2 2 3
100 100 100
6. Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah asesi Anggrek Phalaenopsis (10), Dendrobium (10), Vanda10), 10 Krisan (spray, (standar dan pot) dan 20 tanaman hias lain (mawar, gladiol, dan anyelir)
dokumen 6 6 100
7. Dukungan teknologi inovatif jeruk bebas penyakit dan buah subtropika di 5 kawasan hortikultura prioritas(Jatim, Jabar, Kalbar, Kaltim, Bali) dalam upaya peningkatan produktivitas sebesar 15%
Lokasi Set Kebun
5 1 1
5 0,6 1
100 60 100
8. Percepatan diseminasi alih teknologi inovatif jeruk dan buah subtropika mendukung kawasan hortikultura
Kali promosi Keg. Seminar Keg. Open house Judul leaflet Kali promosi med elekt
6 1 1 15 3
6 1 1 14 4
100 100 100 93 133
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 36
Dilihat dari hasil Tabel 7, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 31 indikator yang ditetapkan, ada 5 (lima) indikator yang realisasinya kurang dari 100%
dan 26 (dua puluh enam) indikator lainnya mencapai 100% atau lebih.
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan Pengembangan Kawasan Hortikultura.
Indikator Kinerja : tersedianya 1 dokumen petunjuk pelaksanaan koordinasi dan monitoring, dan 1 dokumen hasil koordinasi dan
pengawalan dalam rangka pelaksanaan dukungan. Realisasinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 100%.
2. Koordinasi Pengelolaan Plasma Nutfah Hortikultura(UPT lingkup Puslitbang Hortikultura, Bioversity, BB Biogen, BPTP
Kalsel dan BPTP Jatim).
Indikator Kinerja : Sistem informasi plasma nutfah berbasis web yang telah diperbaiki dan diujicobakan di Puslitbang Hortikultura,
sebagai pusat informasi plasma nutfah hortikultura yang diperoleh dari UPT lingkup Puslitbang Hortikultura (1 set), Sistem informasi
plasma nutfah intranet di setiap unit pelaksana tehnis lingkup Puslitbang Hortikultura (1 set), Dokumen hasil koordinasi dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan plasma nutfah di masing-masing UPT (1 dokumen). Realisasinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan
yaitu 100%.
3. Diseminasi Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura Melalui Kegiatan Promosi dan Ekspose
Indikator Kinerja : Bahan /materi dalam bentuk benih/bibit, produk (segar & olahan) poster, leaflet dll sebanyak 12 paket, terealisasi 24
paket (200%), Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura sebanyak 12 event, terealisasi 24 event (200%),
Teradopsinya teknologi unggulan oleh pengguna secara lebih cepat sebanyak 25%, terealisasi 20% (80%), Diperolehnya umpan balik
untuk perbaikan program penelitian sebanyak 25%, terealisasi 20% (80%), 1 dokurnen Laporan Kegiatan Diseminasi Inovasi Teknologi Unggulan
Hortikultura terelasasi 1 dokumen (100%)
4. Diseminasi Teknologi Inovatif Bawang Merah,Kentang dan Sayuran Potensial Melalui Ekspose(5 kali), Demplot (1 kali),
Open House (1 kali), Publikasi (5000 Leaflet dan5 Poster), Media Elektronik(2 kali mengisi RPC Ciawi),Seminar (5 kali),
Mendukung Kawasan Hortikultura (5 Kawasan), Pelayanan Kerjasama dan Pelayanan Perpustakaan
Indikator Kinerja : penyebaran informasi teknologi Balai Penelitian Tanaman Sayuran melalui ekspose/pameran (10 kali -200%),
pembuatan leaflet (10.000 exp -200%), pembuatan poster (5 buah -100%), penyenggaraan seminar (5 kali -100% ), demplot (1 kali -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 37
100%), penyelenggaraan open house (0 kali), terlaksananya kerjasama penelitian (11 buah -110%), pelayanan perpustakaan (2.245
pengunjung -4490%), dukungan pengembangan kawasan hortikultura (5 kawasan -100%), dan media elektronik RPC Ciawi (2 kali -100%).
Open House tidak dilaksanakan dikarenakan musim yang tidak mendukung.
5. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan) Tanaman Buah Tropika untuk Mendukung Kawasan
Tanaman Buah Tropika
Indikator Kinerja : Ekspose promosi buah tropika 2 kali terealisasi 6 kali (300%), Gelar teknologi dan open house 1 kali (100%), Leaflet
buah tropika 1.000 eksemplar terealisasi 5.000 eksemplar (500%), MOU kerjasama 3 dokumen terealisai 1 dokumen (33%), Adopsi VUB
pepaya 2 var (100%), Adopsi VUB melon 1 va (100%), Adopsi VUB semangka 1 var (100%), Adopsi VUB manggis 2 var (100%), Adopsi
VUB durian 4 var (100%). Secara umum Indikator kinerja yang telah ditargetkan dalam tahun 2010 telah tercapai, bahkan ada 2 indikator
yang melampaui target capaian yaitu frekuensi kegiatan ekspose promosi buah tropika, serta jumlah leaflet yang dicetak. Meskipun
demikian terdapat indikator yang tingkat capaiannya rendah yaitu pada indikator kerjasama (MOU). Dari target 3 (tiga naskah MOU) hanya
terealisasi 1 naskah.
6. Diseminasi Inovasi Teknologi (Varietas, Budidaya, Perbenihan in-vitro dan in-vivo) Tanaman Hias untuk Mendukung
Kawasan Tanaman Hias
Indikator Kinerja :Termanfaatkannya teknologi krisan (Budidaya, varietas unggul baru dan perbenihan) oleh lebih dari 40% petani di
Malang dan Yogyakarta. Terselenggaranya transfer teknologi in vitro anggrek di Bogor, Tangerang, Depok dan Malang sebanyak 2
kegiatan (100%), Terselenggaranya satu kegiatan seminar nasional anggrek dan krisan di Malang dan terlaksananya partisipasi dalam
pameran (yang wajib diikuti) dan visitor display varietas unggul krisan, gladiol, lili, mawar, anyelir dan sedap malam di Segunung dan
Cipanas sebanyak 2 kegiatan (100%), Termanfaatkannya media publikasi cetak (100 eks. Prosiding hasil seminar, 1000 eks., Leaflet
varietas unggul baru krisan dan anggrek, dan 500 eks. leaflet varietas unggul baru tanaman hias lainnya. Monograf petunjuk teknis
bergambar teknologi budidaya dan perbenihan krisan, lili, gladiol, dan anyelir) dan media elektronik (1 paket updating teknologi informasi)
dalam rangka penyebarluasan informasi dan teknologi tanaman hias sebanyak 3 media (100%).
7. Dukungan teknologi inovatif jeruk bebas penyakit dan buah subtropika di 5 kawasan hortikultura prioritas(Jatim, Jabar, Kalbar, Kaltim, Bali) dalam upaya peningkatan produktivitas sebesar 15% Indikator Kinerja : Pada kegiatan ini telah dilaksanakan pendampingan inovasi teknologi yang berupa : 1) pengawalan teknologi dan
pembuatan demo plot jeruk di Bali; 2) pengawalan teknologi jeruk di beberapa kawasan hortikultura di Jawa Timur yaitu Kecamatan Dau –
Kabupaten Malang, Kebun Kalisat dan Belawan milik PTPN XII di Kabupaten Bondowoso, Kebun Banjarsari – Kabupaten Banyuwangi,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 38
pengawalan tanaman anggur di Kebun Kampe – Kabupaten Banyuwangi, pengawalan teknologi tanaman lengkeng di Kebun Banjarsari,
pengawalan teknologi tanaman mangga di Kebun Kampe – Kabupaten Banyuwangi, pengawalan teknologi jeruk di Kawasan
pengembangan jeruk dataran rendah baru di Kabupaten Tuban; 3) pengawalan teknologi di kawasan hortikultura di Kalimantan Timur
yaitu di Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan; 4) pengawalan teknologi di kawasan hortikultura di Kalimantan
Barat yaitu di Kabupaten Sambas; dan 5) pengawalan teknologi di kawasan hortikultura Jawa Barat yaitu di Kabupaten Garut. Dari hasil
kunjungan lapang di beberapa kawasan hortikultura tersebut khususnya untuk jeruk dan buah subtropika menunjukkan bahwa petani
belum melakukan pemeliharaan optimal pada tanaman jeruknya, sehingga pertumbuhannya kurang begitu bagus dan masih banyak
ditemui serangan hama dan penyakit. Pengawalan teknologi oleh Balitjestro dirasa sangat penting baik bagi petani, pemerintah daerah dan
Dinas serta BPTP terkait. Pemanfaatan materi diseminasi inovasi teknologi dalam bentuk leaflet, poster, brosur dan specimen sesuai yang
dibutuhkan petani atau pemangku kebijakan juga telah dilakukan. Sedangkan pengelolaan kebun jeruk bebas penyakit di visitor plot
meliputi penerapan teknologi produksi berbasis ramah lingkungan. Visitor plot ini dikelola secara optimal sebagai salah satu demo plot di
Balitjestro sekaligus dapat digunakan sebagai tempat studi banding bagi para pelaku agribisnis, kunjungan tamu, tempat pemagangan
atau pelatihan serta wisata petik jeruk.
Gambar 3. Kegiatan pengawalan teknologi Berdasarkan uraian tersebut maka secara umum, capaian dari output indikator kinerja adalah diterapkannya teknologi inovatif jeruk dan buah subtropika di 5 lokasi kawasan hortikultura (100%); termanfaatkannya materi diseminasi inovasi teknologi dalam bentuk leaflet, poster, brosur dan specimen sesuai yang dibutuhkan petani atau pemangku kebijakan (60%) dikarenakan beberapa materi diseminasi masih ada yang belum tersebar; dan terkelolanya kebun demo plot di wilayah sentra produksi dan kebun visitor plot di Balitjestro (100%). Langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah adanya peran pemerintah daerah yang sangat penting artinya bagi pengembangan jeruk di daerah, oleh karena itu koordinasi dan singkronisasi program perlu dilakukan diantara stakeholder dan institusi dibawah Badan Litbang Pertanian.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 39
8. Percepatan diseminasi alih teknologi inovatif jeruk dan buah subtropika mendukung kawasan hortikultura
Indikator Kinerja :Pada kegiatan ini telah dilaksanakan 6 kali partisipasi dalam kegiatan promosi, ekspose, seminar dan kegiatan lain yaitu 1) mengikuti pameran agroexpo yang merupakan kegiatan Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ke-50 pada tanggal 2 - 8 Desember 2010; 2) mengikuti Expo Buah Nusantara yang diselenggarakan di Kebun Percobaan Sumani Solok tanggal 9 – 11 Nopember 2010; 3) mengikuti Pekan Kedelai Nasional (PKN) di Balitkabi Malang tanggal 28–30 Juni 2010; 5) Seminar proposal TA. 2010 di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika pada tanggal 27 – 28 Januari 2010; dan 6) Sosialisai ISO 9001 Th. 2008 tentang Quality Management System oleh PT Multi Agung Lestari. Selanjutnya juga telah dilaksanakan Menyelenggarakan Seminar Hasil Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Tahun 2009 pada tanggal 10 – 11 Juni 2010. Menyelenggarakan Open House Inovasi Teknologi Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika berupa kegiatan Citrus Spectacular Day (CSD) pada tanggal 5 – 7 Agustus 2010. Penerbitan dan penyebaran informasi yang berupa 6 judul leaflet lomba-lomba/kursus/seminar dalam rangka kegiatan CSD, 6 judul poster dan spanduk CSD, 1 buku laporan tahunan 2009, dan 1 buku prosiding, sedangkan pembuatan buku panduan teknis tidak terealisasi namun diganti dengan pembuatan kalender Balai dan panduan CSD yang dikirim ke sponsor-sponsor. Untuk kegiatan promosi melalui media massa telah terlaksana 4 kali siaran radio yaitu di RRI Malang dan Radio Ciawi dengan beberapa tema yang berbeda, diantaranya tentang profil Balitjestro, top working tanaman buah dan promosi kegiatan Citrus Spectacular Day (CSD).
Gambar 4. Kegiatan Citrus Spectacular Day 2010
Dengan demikian secara umum, capaian dari output indikator kinerja adalah partisipasi dalam kegiatan promosi, ekspose, seminar dan kegiatan lain (100%); kegiatan seminar hasil penelitian tahun 2009 (100%); kegiatan open house untuk mendesiminasikan inovasi teknologi tanaman jeruk dan buah subtropika tahun 2010 (100%); leaflet, poster, laporan tahunan 2009, prosiding dan buku panduan teknis (93%); promosi melalui media TV, radio dan majalah pertanian dalam bentuk siaran interaktif (133%).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 40
F. Indikator Sasasran 6. Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Dihasilkannya
rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
6 Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura
1. Analisis dan Sintesis Kebijakan Perbenihan Hortikultura dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Hortikultura
Paket rumusan kebijakan Paket database
1 1
1 1
100
100
Dilihat dari hasil Tabel 8, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 2 (dua) indikator yang ditetapkan, semua dapat dicapai realisasi 100%.
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut
1. Analisis dan Sintesis Kebijakan Perbenihan Hortikultura dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Hortikultura
Indikator Kinerja : Rumusan Kebijakan perbenihan dalam upaya pengembangan Kawasan hortikultura di Indonesia sebanyak 1 Paket (100%) dan
database perbenihan hortikultura sebanyak 1 Paket (100%).
G. Indikator sasaran 7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura. disajikan
dalam Tabel 9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 41
Tabel 9. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
7 Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura,
1. Pembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian Pembinaan pgw (orang) Pengangkatan CPNS (SK) Penyesuaian gapok (Paket) Bhn usulan mutasi (SK) Kenaikan pangkt (Paket) Bhn penilaianangka kredit : Peneliti :DUPAK PAK SK Teklit :DUPAK PAK Angka kredit (Paket) Pembinaan jab fung (Paket) Pelantikan sertijab Paket Koordinasi TPPI dan TPPU (kali)
62 29 3 67 4 35 16 23 15 14 2 1 1 -
62 29 3 67 4 35 16 23 15 14 2 1 1
-
100 100 100
100 100
100 100 100 100 100 100 100
100 100
2. Pembinan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Matrik realisasi anggaran Matrik realisasi PNBP Laporan Analisis LHP Laporan Analisis PNBP Laporan akhir kegiatan
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
100
100 100 100 100
3. Pembinaan Administrasi Pengelolaan dan Perlengkapan Buku Profil Kebun Laporan Eval perkemb pengel kebun Laporan akhir kegiatan
1 1 1
1 1 1
100 100
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 42
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
4. Pengelolaan Unit Akuntansi Kantor Puslitbang Hortikultura
Lap. Keu UAKPA th 2009 Lap bulanan UAKPA th 2010 Lap keu UAKPA smstr I th 2010 Lap keu UAKPA smstr II th 2010 Data keu bhn konsiliasi
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
100
100
100
100
100
5. Pelaksanaan Sertifikasi Sistem Mutu dan Personil Sertifikat ISO 9001-2008
1 1 100
Dilihat dari hasil Tabel 9, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 28 (dua puluh delapan) indikator yang ditetapkan, semua indikator dapat mencapai
realisasi 100%.
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Pembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian
Indikator Kinerja : 1) Terlaksananya pembinaan dan pengembangan pegawai melalui pendidikan dan latihan ( 21 orang peserta
pelatihan jangka pendek di dalam dan luar negeri/18 orang tugas belajar/ 23 ujian dinas, dimana 14 orang dinyatakan lulus dan 9 orang
dinyatakan gagal/ 5 orang mendapatkan penghargaan satyalecana, 2) Terlaksananya pengangkatan calon PNS dr tenaga honorer dan
pelamar umum ( 13 SK tenaga honorer tercatat di BKN/ 16 SK CPNS dari pelamar umum), 3) Terselenggaranya penyesuaian gaji pokok
pegawai (Konsinyasi inpassing gaji) (64 berkas penyesuaian gaji pokok pegawai/678 pegawai dalam regruping pegawai per 1 September
2010/ Jumlah PNS lingkup Puslitbang Hortikultura per Desember 2010 berjumlah 672 pegawai), 5) Tersusunnya bahan usulan mutasi, ( 55
SK kenaikan pangkat pilihan dan SK kenaikan Pangkat Reguler/ 11 SK pensiun/ 1 SK meninggal dunia), 6) Terselenggaranya proses dan
monitoring kenaikan pangkat, CPNS dan PNS, pensiun, alih tugas dan kegiatan mutasi lainnya serta pelatihan jangka panjang dan jangka
pendek, 7) Tersusunnya bahan penilaian angka kredit pejabat fungsional, penyesuaian jabatan fungsional, pembebasan sementara dan
pengaktifan kembali setelah tugas belajar. (Peneliti : Usulan PAK (DUPAK) berjumlah 35, dimana 16 telah terbit, 6 kurang angka kredit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 43
dan sisanya 13 usulan, masih dalam proses SK pembebasan sementara karena tugas belajar berjumlah 11; SK pembebasan karena
struktural 5;SK merangkap jabatan struktural dan peneliti sejumlah 6 Pengusulan angka kredit sejumlah 6 (karena kurang angka kredit);
ralat SK 1 dan pengaktifan PAK 1 Teknisi litkayasa : usulan 15 DUPAK , PAK yang telah selesai 14/ 2 SK teklit pemula/10 SK Kenaikan Jab
fungsional/ dan 2 usulan SK pemberhentian, 8) Tersedianya data mengenai perolehan angka kredit pejabat fungsional dan bahan
evaluasinya serta terdokumentasi kannya data hasil penilaian angka kredit pejabat fungsional, 9) Terlaksananya pembinaan jabatan
fungsional lainnya (Pranata Komputer, Pustakawan, dan lain-lain), 10) Terselenggaranya pelantikan dan serah terima jabatan lingkup
Puslitbang Hortikultura, 11) Terselenggaranya koordinasi Tim Penilai jabatan fungsional (TPPI dan TPPU)
2. Pembinan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
Indikator Kinerja : Tersedianya 1 eksemplar Matrik realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura TA. 2010, 1 eksemplar Matrik
realisasi PNBP dan realisasi anggaran yang berasal dari PNBP lingkup Puslitbang Hortikultura TA. 2010, 1 laporan Laporan analisis LHP
periode 2009 lingkup Puslitbang Hortikultura, 1 laporan Analisis PNBP Hortikultura TA. 2009 lingkup Puslitbang dan 1 laporan akhir
kegiatan. Semua indikator mencapai realisasi 100%.
3. Pembinaan Administrasi Pengelolaan dan Perlengkapan
Indikator Kinerja : 1 buku Profil Kebun Percobaan lingkup Puslitbang Hortikultura, 1 Laporan evaluasi perkembangan pengelolaan kebun
percobaan lingkup Puslitbang Hortikultura, 1 laporan akhir kegiatan. Semua indikator mencapai realisasi 100%.
4. Pengelolaan Unit Akuntansi Kantor Puslitbang Hortikultura
Indikator Kinerja : 1 Laporan keuangan UAKPA Puslitbang Hortikultura semester II TA. 2009, 1 Laporan bulanan UAKPA Puslitbang
Hortikultura TA. 2010, 1 Laporan Keuangan UAKPA Puslitbang Hortikultura semester I TA. 2010, 1 Laporan Keuangan UAKPA Puslitbang
Hortikultura semester II TA. 2010, 1 Data keuangan sebagai bahan konsiliasi dengan KPPN. Semua indikator mencapai realisasi 100%.
5. Pelaksanaan Sertifikasi Sistem Mutu dan Personil
Indikator Kinerja : Tersertifikasinya manajemen mutu ISO 9001 tahun 2008 kantor Puslitbang hortikultura sebanyak 1 paket (100%)
H. Indikator sasaran 8. Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan
pengembangan hortikultura
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura. disajikan dalam Tabel 10.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 44
Tabel 10. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya
kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
8 Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura
1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja / Teknis / Program (Puslit)
Buku Dokumen matrik Dokumen RPTP,RDHP, RKOT Dokumen Renstra
1 1 1 1
1 1 1 1
100 100 100
100
2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja / Teknis / Program (Balitsa)
Dokumen 1 1 100
3. Penyusunan Program dan Rencana Kerja / Teknis / Program (Balitbu Tropika )
Dokumen 1 1 100
4. Penyusunan Program dan Rencana Kerja / Teknis / Program (Balithi)
Dokumen 1 1 100
5. Penyusunan Program dan Rencana Kerja / Teknis / Program (Balitjestro)
Dokumen 1 1 100
6. Pemantauan dan Evaluasi (Puslit) Paket laporan 1 1 100
7. Monitoring dan Evaluasi (Balitsa) dokumen 1 1 100
8. Penyelenggaraan SPI (Balitbu Tropika) dokumen 1 1 100
9. Monitoring dan Evaluasi (Balithi) dokumen 1 1 100
10. Monitoring dan Evaluasi (Balitjestro) dokumen 1 1 100
Dilihat dari hasil Tabel 10, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari indikator 13 (tiga belas) indikator yang ditetapkan, semua indikator dapat mencapai
realisasi 100%.
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut
1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program (Puslit)
Indikator Kinerja : Rumusan hasil Rapat Kerja dan Program Penelitian Hortikultura tahun 2010, Dokumen matrik program TA 2011,
Dokumen RPTP/RDHP dan RKOT tahun 2010 lingkup Puslitbang Hortikultura, Dokumen Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura tahun
2010-2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 45
2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program (Balitsa)
Indikator Kinerja : Dokumen RPTP/RDHP dan RKOT tahun 2010 serta rencana kegiatan dan anggaran tahun 2011
3. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program (Balitbu Tropika )
Indikator Kinerja : Dokumen RPTP/RDHP dan RKOT tahun 2010 serta rencana kegiatan dan anggaran tahun 2011
4. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program (Balithi)
Indikator Kinerja : Dokumen RPTP/RDHP dan RKOT tahun 2010 serta rencana kegiatan dan anggaran tahun 2011
5. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program (Balitjestro)
Indikator Kinerja : Dokumen RPTP/RDHP dan RKOT tahun 2010 serta rencana kegiatan dan anggaran tahun 2011
6. Pemantauan dan Evaluasi (Puslit)
Indikator Kinerja :Laporan hasil pemantauan dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program dan anggaran 2009 dan 2010 lingkup
Puslitbang Hortikultura
7. Monitoring dan Evaluasi (Balitsa)
Indikator Kinerja : Laporan hasil pemantauan dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program dan anggaran 2009 dan 2010
8. Penyelenggaraan SPI (Balitbu Tropika)
Indikator Kinerja : Laporan hasil pemantauan dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program dan anggaran 2009 dan 2010
9. Monitoring dan Evaluasi (Balithi)
Indikator Kinerja : Laporan hasil pemantauan dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program dan anggaran 2009 dan 2010
10. Monitoring dan Evaluasi (Balitjestro)
Indikator Kinerja : Laporan hasil pemantauan dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program dan anggaran 2009 dan 2010
I. Indikator Sasaran 9. Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
Rincian tingkat capaian kinerja indikator sasaran . Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional disajikan dalam
Tabel 11.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 46
Tabel 11. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator kinerja kegiatan pada indikator sasaran Meningkatnya
jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN
URAIAN (RPTP/RDHP/RKOT) SATUAN TARGET CAPAIAN %
9 Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
Peningkatan koordinasi dan fasilitas kerjasama penelitian
Paket fasilitas Dokumen laporan Dokumen kerjasama Dokumen data kerjasama
1 4 6 1
1 4 6 1
100 100 100 100
Dilihat dari hasil Tabel 11, diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari indikator 4 (empat) indikator yang ditetapkan, semua indikator dapat mencapai realisasi
100%.
Secara rinci, uraian untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut
1. Peningkatan koordinasi dan fasilitas kerjasama penelitian
Indikator Kinerja : Terfasilitasinya mitra kerjasama untuk melakukan kerjaama dan adanya calon mitra kerjasama baru, Laporan
koordinasi dengan pengelola lingkup Puslitbang Hortikultura, Bahan dan dokumean kerjasama yang operasional (MOU, Juklak,
Kesepakatan kerjasama, dll), Data kerjasama penelitian lingkup Puslitbang Hortikultura dalam dan luar negeri
3.1.2. Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan
Secara keseluruhan, hasil pengukuran kinerja kegiatan berdasarkan Tabel PKK diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum
menunjukkan hasil yang telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 153 (seratus lima puluh tiga)
indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan, diperoleh nilai capaian sebagai berikut : 134 (87,58%) indikator mempunyai nilai capaian 100%
atau lebih, 1 (0,65%) indikator mempunyai nilai capaian 85-99%, 12 (7,84%) indikator mempunyai nilai capaian 50-84% dan 6 (3,92%)
indikator mempunyai nilai capaian kurang dari 50%. Hasil capaian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Puslitbang Hortikultura termasuk
dalam katagori sangat baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 47
3.2. Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja sasaran (PPS) Tahun 2010
Pengukuran kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara realisasi (capaian kinerja) indikator sasaran dengan target yang
ditetapkan. Sebagai alat mengukurnya adalah indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk masing-masing indikator sasaran. Secara rinci,
pengukuran masing-masing indikator sasaran tersebut ditampilkan pada Tabel Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) pada Lampiran 10.
3.2.1. Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan sasaran
Pengukuran tingkat capaian kinerja sasaran Puslitbang Hortikultura Tahun 2010 dilakukan dengan cara membandingkan antara target
indikator kinerja sasaran dengan realisasinya pada masing-masing indikator sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja sasaran masing-masing
indikator adalah sebagai berikut. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran disajikan dalam Tabel 12.
Tabel 12. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator sasaran
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
URAIAN SATUAN TARGET CAPAIAN %
1 Meningkatnya inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan
1. Dihasilkannya VUB, calon VUB dan klon/galur harapan komoditas hortikultura Jumlah VUB hortikultura yang diminati konsumen a. Balitsa b. Balitbu c. Balithi d. Balitjestro
VUB
18 2 2 13 1
23 0 0 23 0
128 0 0
128 0
2. Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi a. Sayuran ( Benih inti/benih sumber kentang/G0) ): b. Sayuran (Benih inti/benih sumber Bawang merah
(vegetatif) dan sayuran generatif) c. Buah tropika dan sub tropika d. Tanaman Hias (Benih inti/benih sumber anggrek
dan tanaman hias lain) e. Tanaman Hias ( krisan)
Knol Kilogram Batang Planlet Stek
20.000 20.000 14.335 1.800 150.000
1.004.213 7.585
16.937 53.773
588.415
5.021 38
118
2.987
392
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 48
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
URAIAN SATUAN TARGET CAPAIAN %
f. Benih btg bawah dan btg atas jeruk hasil SE Planlet 100.000 94.000 94
3. Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
a. Jumlah teknologi produksi hortikultura ramah lingkungan
Balitsa
Balitbu
Balithi
Balitjestro
Teknologi
12
3
3
5
1
14
5
4
4
1
117
167
133
80
100
4. Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura
Jumlah Sumberdaya genetik yang terkonservasi dan terkarakterisasi Balitsa Balitbu Tropika Balithi Balitjestro
Aksesi
1.435 135 1070 120 110
2.825 410
1.905 275 235
197
303 178 229 213
5. Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui a. Jumlah laporan diseminasi teknologi b. Jumlah Laporan koordinasi dan pengawalan
Program Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PDPKAH)
c. Jumlah laporan Database plasma nutfah hortikultura
Laporan Laporan Laporan
5 1 1
5 1 1
100 100
100
6. Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 49
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
URAIAN SATUAN TARGET CAPAIAN %
Jumlah rumusan kebijakan litbang hortikultura Rekomendasi 1 1
100
7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi
sumberdaya penelitian hortikultura, Jumlah laporan peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura
laporan
5
5
100
8. Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring
dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura
a. Jumlah Dokumen perencanaan dan anggaran b. Jumlah Laporan Monitoring, Evaluasi dan SPI
Laporan Laporan
5 5
5 5
100
100
Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura
nasional dan internasional Jumlah laporan pengembangan kerjasama penelitian
Laporan
1
1
100
Dilihat dari hasil Tabel 12, diketahui bahwa kinerja sasarann secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan
sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 9 indikator sasaran yang ditetapkan, jika ditinjau dari sasaran secara komulatif untuk
masing-masing indikator sasaran hampir semua indikator mencapai 100% atau lebih. Tetapi jika ditinjau dari masing-masing komponen yang
mendukung, ada beberapa indikator yang capaian realisasinya kurang dari 100%.
Hasil kegiatan yang telah diperoleh Puslitbang Hortikultura pada tahun 2010 jika dikelompokkan menurut indikator sasaran adalah antara lain :
1) Dihasilkannya VUB yang diminati konsumen beserta hasil perakitan dan seleksinya antara lain, tanaman sayuran : 2 VUB bawang
merah daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik (sedang dalam proses pelepasan) , 2 klon/galur toleran penyakit bercak ungu, dan 3
klon tetua TSS; 50 galur harapan kentang daya hasil tinggi, 3 klon harapan kentang adaptif dataran medium, 10 klon harapan kentang
olahan dan 5 klon harapan kentang toleran busuk daun; dan 2 galur cabai tahan antraknos; tanaman buah tropika : 1 calon VUB
durian seedless; tanaman hias : 3 varietas anggrek Phalaenopsis, 5 varietas lili, 2 varietas anthurium, 2 varietas mawar, 2 varietas
anyelir, 3 varietas gladiol dan 6 varietas krisan; jeruk : 2 calon varietas jeruk seedless tahan CTV, 5 kandidat jeruk seedless keprok
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 50
soe, 2 kandidat jeruk seedless pamelo M1V2 hasil mutasi, 5 hasil seleksi jeruk siam dengan karakter seedless hasil hibridisasi dan 150
tanaman jeruk hasil fusi.
2) Tersedianya benih sumber , antara lain : 1.004.213 G0 kentang, bawang merah : 7,484 ton umbi bawang merah dan 3 kg BS kelas
benih penjenis cabe, tomat : 5 kg BS kelas benih penjenis, mentimun : 10 kg BS, buncis : 23 kg BS, kangkung : 60 kg BS, 8000 benih
penjenis (dari 4 VUB durian), 4000 benih penjenis (2 VUB manggis), 53.773 planlet anggrek dan tanaman hias lainnya serta 588.415
setek krisan, 94.000 planlet benih benih batang bawah dan batang atas hasil SE, 533 pohon BF jeruk, 3.204 pohon BPMT jeruk, 50
pohon BF apel, 400 pohon BPMT apel, 50 pohon BF anggur, 200 pohon BPMT anggur, 50 BF lengkeng, 200 BPMT lengkeng, 50 pohon
BF strowberi, dan 200 pohon BPMT strowberi.
3) Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang terdiri dari : 1 paket teknologi SE (Somatic
Embriogenesis) dengan regenerasi 60% bawang merah, 1 paket PTT bawang merah di sentra produksi bawang merah, 1 paket
Teknologi Produksi Benih TSS, 1 paket teknologi pengendalian OPT dan budidaya kentang dataran medium yang ramah lingkungan, 1
teknologi PTT tomat, 1 paket teknologi perbanyakan benih pisang, 1 komponen teknologi budidaya peningkatan produksi pisang (20
ton/ha), 1 paket teknologi manggis untuk meningkatkan mutu buah manggis layak ekspor ≥ 50% dan produktivitas ≥ 25%, 1
teknologi peningkatan mutu buah mangga gedong gincu, 1 teknologi pengendalian lalat buah , 1 teknologi media kultur jaringan
Phalaenopsis, 3 paket teknologi budidaya (untuk phalaenopsis, dendrobium dan vanda), 1 teknologi pengendalian penyakit tular media
dendrobium, 2 paket teknologi pengendalian hama kumbang moncong dan Erwinia sp, 4 paket teknologi (PTT krisan bunga pot, PTT
krisan bunga potong, pengendalian karat, dan krisan bebas hama penyakit), 1 paket teknologi pembesaran umbi gladiol dan lili, 1
teknologi budidaya mawar bunga potong, serta 1 teknologi perbanyakan embrio jeruk dengan bioreaktor.
4) Tersedianya plasma nutfah yang terkonservasi dan terkarakterisasi, antara lain: 20 koleksi baru plasma nutfah bawang merah,
karakterisasi 60 aksesi bawang merah yang terkoleksi di Balitsa, peremajaan 350 aksesi peremajaan koleksi plasma nuthfah bawang
daun, kentang, cabai, tomat kacang panjang dan koleksi indigenous, 190 aksesi Pisang, 298 aksesi Mangga, 67 aksesi Durian, 33
aksesi Manggis, 21 aksesi Rambutan, 28 aksesi Nangka, 76 aksesi Nenas, 151 aksesi Pepaya, 8 aksesi Melon, 6 aksesi semangka, 22
aksesi Sukun, 5 aksesi Kesemek, 1.000 aksesi Salak, 275 aksesi anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium, dan Vanda); 23 aksesi tambahan
koleksi plasma nutfah tanaman jeruk dan buah sub tropika serta 212 aksesi jeruk dan buah subtropika terkarakterisasi.
5) Terdiseminasi dan tersebar luasnya hasil-hasil penelitian hortikultura kepada stake holder yaitu petani, pelaku agribisnis hortikultura,
instansi pemerintah maupun swasta
6) Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura dan dimanfaatkannya rekomendasi tersebut oleh para
pengambil kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 51
7) Peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sarana
dan prasarana dan faktor-faktor lain yang mendukung upaya pencapaian kinerja
8) Meningkatnya kapasitas perencanaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi lingkup Puslitbang Hortikultura dalam rangka
mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura agar berjalan sesuai dengan rencana
dan tercapai sasaran yang diharapkan
9) Meningkatnya jaringan kerjasama yang dijalin oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura baik dengan instansi pemerintah maupun
swasta, dan peningkatan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri
3.2.2. ANALISIS HASIL PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
Secara keseluruhan, hasil pengukuran pencapaian sasaran berdasarkan Tabel PPS diketahui bahwa kinerja kegiatan secara umum
menunjukkan hasil yang telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2010. Dari 9 (sembilan) indikator sasaran
yang ditetapkan, jika ditinjau dari sasaran secara komulatif untuk masing-masing indikator sasaran, semua indikator mencapai 100% atau
lebih. Tetapi jika ditinjau dari masing-masing komponen yang mendukung, ada 26 (dua puluh enam) indikator yang ditetapkan. Dari indikator
26 (dua puluh enam) indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan, diperoleh nilai capaian sebagai berikut : 20 (76,92%) indikator mempunyai
nilai capaian 100% atau lebih, 2 (7,69%) indikator mempunyai nilai capaian 85-99%, 0 (0%) indikator mempunyai nilai capaian 50-84% dan 4
(15,382%) indikator mempunyai nilai capaian kurang dari 50%. Hasil capaian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Puslitbang Hortikultura
termasuk dalam katagori sangat baik.
Keberhasilan
Hasil yang dicapai oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah merupakan keberhasilan yang telah diperoleh dalam upaya
mewujudkan sasaran yang telah dtetapkan. Selain capaian kinerja kegiatan, Balai Penelitian lingkup Puslitbang Hortikultura telah berhasil
memperoleh capaian yang merupakan prestasi atau keberhasilan yaitu pemecahan rekor MURI, antara lain :
1) Balai Penelitian Tanaman Buah memperoleh prestasi pemecahan rekor MURI koleksi aksesi pisang tarbanyak (157 aksesi) dan makan
nasi goreng berbahan baku pisang secara serentak sebanyak 3.000 porsi;
2) Balai Penelitian Tanaman Hias memperoleh prestasi pemecahan rekor MURI : pelepas varietas tanaman terbanyak selama 1 tahun
sebanyak 25 varietas dan pemrakarsa merangkai bunga dengan peserta terbanyak (600 orang);
3) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika memeperoleh prestasi pemecahan rekor MURI plasma nutfah jeruk tarbanyak
(211 aksesi) dan rekor gerakan massal makan buah jeruk nasional sebanyak 3.358 peserta.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 52
Keberhasilan capaian kinerja tanaman buah antara lain disebabkan oleh : 1) Penguasaan teknik serta didapatkannya komposisi media
yang sesuai, 2) Telah dikuasainya teknik produksi benih sumber, 3) Kondisi lingkungan yang mendukung produksi benih
Kegagalan
Beberapa hal yang menjadi kegagalan dari capaian kinerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran yaitu : dari formulir Pengukuran
Pencapaian Sasaran dapat dilihat bahwa dari beberapa indikator sasaran realisasinya di bawah 100 % yaitu indikator sasaran dihasilkannya
calon VUB (71,43 %) dan indikator sasaran dihasilkannya benih sumber bawang merah (25 %). Tidak dicapainya indikator sasaran
dihasilkannya calon VUB disebabkan oleh kurang dipahaminya target sasaran tahun 2010 oleh peneliti, namun untuk indikator kinerja pada
tahun 2010 realisasi dihasilkannya calon varietas sayuran tercapai 100 %. Tidak dicapainya indikator sasaran dihasilkannya benih sumber
bawang merah (25 %) disebabkan oleh perubahan kebijakan pimpinan yang menghendaki indikator benih sumber komoditas sayuran yang
lain lebih tinggi dari target sasaran yaitu komoditas kentang, target sasaran benih sumber kentang dari 20.000 G0 ditingkatkan menjadi 1 juta
G0. Hal ini berpengaruh pada perencanaan kegiatan sehingga target produksi benih bawang merah turun, namun untuk indikator kinerja pada
tahun 2010 realisasi produksi benih sumber bawang merah tercapai 100 %.
Pada kegitan penelitian tanaman buah terdapat beberapa kegiatan yang tingkat pencapaiannya tidak maksimum seperti dalam kegiatan
penelitian Pemanfaatan sumberdaya genetik, penelitian peningkatan mutu buah manggis, penelitian peningkatan produktivitas mangga,
perbaikan teknologi budidaya pisang dan juga kegiatan diseminasi hasil penelitian. Hal ini antara lain disebabkan oleh kendala curah hujan
yang tinggi selama tahun 2010, sehingga terjadi kegagalan fruit set untuk penelitian mangga, musim panen yang mundur juga menyebabkan
keterlambatan pencapaian target dari kegiatan manggis. Sampai sekarang penelitian/pengamatan masih berjalan untuk penelitian pisang, dan
tingginya tingkat kontaminasi sehingga banyak kalus yang mati untuk penelitian SDG juga menyebabkan terlambatnya pencapaian sasaran
serta ketidak sesuaian waktu perencanaan dengan pendanaan, juga berakibat terlambatnya waktu pencapaian.
Indikator sasaran tanaman buah yang belum tercapai antara lain status hara P, K, Ca, dan Mg, teknik meningkatkan jumlah buah
mangga gedong gincu, dan komponen teknik budidaya pisang. Hal ini antara lain disebabkan oleh perubahan musim buah manggis yang tidak
normal mengakibatkan panen buah manggis tertunda. Akibatnya data status hara yang diperoleh melalui korelasi pemupukan dan produksi
buah, belum dapat diperoleh. Hal yang sama terjadi pada musim buah mangga di Jawa barat dan Jawa Timur yang mangakibatkan produksi
buah mangga mengalami penundaan/gagal. Sedangkan pada komponen teknologi budidaya pisang mengalami keterlambatan karena belum
diperolehnya data produ produksi buah pisang yang memerlukan waktu ± 14 bulan (> kalender anggaran).
Capaian kinerja untuk tanaman buah yang kurang berhasil antara lain disebabkan oleh : 1) Sulitnya mendapatkan varietas durian
sesuai kriteria yang ditentukan, 2) Pergeseran musim buah akibat perubahan cuaca yang tidak normal, sehingga sulit mendapatkan buah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 53
manggis, 3) Kondisi cuaca yang tidak menentu mengakibatkan tanaman durian tidak berbunga secara normal, 4) Tanaman durian sebagai
tetua yang tidak berbunga secara normal, 5) Materi eksplan yang terbatas
Tidak tercapainya target jumlah varietas tanaman hias yang dilepas disebabkan oleh beberapa faktor, di antarnya (1) belum
tersedianya deskripsi varietas klon yang akan dilepas karena pengamatan karakter morfologi membutuhkan kondisi fisiologi optimal, (2) belum
tercukupinya jumlah benih sesuai yang dipersyaratkan yang disebabkan oleh terbatasnya sumber eksplan, (3) belum tersedianya data
preferensi konsumen mengingat terbatasnya jumlah bunga yang tersedia pada tanaman induk, (4) belum tersedianya informasi keunggulan
spesifik calon varietas, dan (5) belum tersedianya dokumentasi tetua persilangan yang diperlukan untuk penyusunan silsilah/asal usul calon
varietas.
Secara keseluruhan sampai dengan bulan Desember 2010 semua kegiatan di Balitjestro yang direncanakan dapat terlaksana. Tidak ada
kegiatan yang gagal. Namun ada beberapa masalah yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan target. Dari formulir
Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dapat dilihat bahwa dari persentase realisasi indikator kinerja ouput yang ditetapkan tidak semua dapat
memenuhi target adalah Produksi jeruk melalui SE. Hal ini terjadi karena tidak sinkronnya antara ketersediaan sumber daya yang tersedia
dibandingkan dengan target yang diminta. Diantaranya adalah ruang kultur masih belum terpisah, alat PCR untuk analisis keragaman DNA
rusak. Umumnya program Balitjestro merupakan program penelitian yang multi years karena termasuk tanaman tahunan, atau ada juga yang
masih dalam proses kegiatan penelitian awal. Kondisi ini menyebabkan indikator outcome, benefits dan impacts belum dapat diukur baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.
Kendala/Hambatan
Secara umum kendala yang dihadapi adalah keterlambatan anggaran sehingga kegiatan penelitian mengalami penundaan. Hal tersebut
antara lain disebabkan oleh keterlambatan peneliti dalam menyelesaikan dokumen rencana penelitian dan data dukungnya. Dalam
menganalisis kinerja organisasi terdapat beberapa kendala yang menyebabkan nilai capaian kinerja masih rendah. Umumnya program Balitsa
merupakan program penelitian yang berlanjut atau masih dalam proses kegiatan penelitian yang bertahap. Kondisi ini menyebabkan indikator
outcome, benefits dan impacts belum dapat diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga nilai yang ditetapkan pada indikator –
indikator tersebut menjadi rendah. Faktor musim yang kurang mendukung, sepanjang tahun 2010 hujan terus berlangsung, hal ini sangat
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Kendala yang dihadapi Balithi dalam melaksanakan program adalah lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian. Hal tersebut terjadi
diantaranya karena penyelesaian dokumen rencana penelitian yang disusun peneliti terlambat sehingga menghambat dalam proses pencairan
anggaran. Beberapa kendala lain adalah angin kencang yang menimbulkan kerusakan rumah kaca, rumah plastik dan rumah sere yang sangat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 54
parah sehingga pelaksanaan penelitian terhambat dan kurangnya peralatan laboratorium seperti alat-alat pendukung kegiatan penelitian kultur
jaringan dan mikroskop inverted/ epiflourosence untuk pengamatan kromoson/gen.
Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan permasalah yang ada di Balitsa dilakukan beberapa langkah pemecahan masalah antara lain : Melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait baik internal maupun eksternal Balai, Sosialisasi target sasaran yang akan dicapai pada tahun
2010 sampai tahun 2014, Melakukan monitoring dan evaluasi penelitian baik Hasil Monev dapat digunakan sebagai bahan bagi pimpinan
untuk mengambil kebijakan guna perbaikan kegiatan yang sedang berjalan maupun perencanaan pada waktu yang akan datang.
Upaya mengatasi masalah yang ada di Balitbu, disamping masalah cuaca yang memang tidak bisa diprediksi juga meningkatkan
kualitas SDM teknisi melalui kegiatan training, magang dll, memperbaiki sarana dan prasarana penelitian guna meningkatkan keberhasilan
pengamatan data serta mengupayakan percepatan pencairan dana
Langkah Pemecahan masalah yang perlu dilakukan Balithi ke depan adalah: 1) Melakukan koordinasi internal antara peneliti dan
pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga masing-masing dapat
melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar, 2) Penyusunan program penelitian dengan menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan
pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Indikator kinerja dimaksud hendaknya (a) spesifik
dan jelas, (b) dapat diukur secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (d) tidak bias, 3) Mengantisipasi
adanya angin kencang setiap tahun perlu dialokasikan anggaran untuk perbaikan rumah kaca, rumah plastik dan rumah sere, 4) Perlu
disediakan alokasi anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium, 5) Perlu peningkatan pemahaman terhadap Akuntabilitas
Kinerja Institusi Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan penelitian dan unsur manajemen.
Pemecahan masalah yang ada di Balitjestro yang bisa dilakukan adalah :
1. Melakukan monitoring dan evaluasi penelitian baik yang berupa laboratorium, ramah kaca/kasa, termasuk uang dilaksanakan di Kebun
Percobaan lingkup Balitjestro, maupun di lahan petani yang tersebar di sentra produksi jeruk di Indonesia secara sampling. Mengevaluasi
hasil kunjungan ke lokasi-lokasi penelitian yaitu dengan cara mempelajari dan menilik setiap tingkatan pelaksanaan kegiatan, input, jadwal
kerja, hasil yang ditargetkan berjalan sesuai dengan rencana. Hasil Monev dapat digunakan sebagai bahan bagi pimpinan untuk
mengambil kebijakan guna perbaikan kegiatan yang sedang berjalan maupun perencanaan pada waktu yang akan datang, Dengan
Monev suatu kegiatan dapat diukur dan dievaluasi hasilnya, sehingga diperoleh informasi tentang keberhasilan dan atau kekurangan-
kekurangan kegiatan tersebut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 55
2. Melakukan pertemuan periodik antara penjab penelitian dengan anggota timnya, untuk membahas kendala yang dihadapi tiap periode
waktu.
3. Melakukan Rapat periodik tiap 3 bulanan untuk membahas capaian kinerja dan membahas kendala yang terjadi. Rapat dipimpin oleh
Kepala Balai dan dihadiri lengkap oleh pejabat struktural Balai, peneliti, teknisi dan tenaga administrasi keuangan, Tim Pengadaan Barang
serta kepala kebun Percobaaan.
Di samping itu dilakukan pula Upaya Perbaikan Kinerja Tahun Mendatang, antara lain :
1. Melakukan revisi dan rearrange dalam pencantuman target di IKU 2011 sampai 2014 untuk penelitian Produksi masal SE. Target yang
direvisi disesuaikan dengan kapasitas sumber daya yang tersedia, terutama sumber daya manusianya.
2. Melakukan terobosan dengan field day di lokasi pengembangan kawasan jeruk dan buah sub tropika yang merupakan binaan Balitjestro
sekaligus membandingkan hasil panennya dengan produk buah impor.
Potensi kendala/hambatan utama dalam mencapai target
Program dan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura tahun 2010 menghadapi potensi kendala yang diperkirakan akan
menghambat pencapaian sasaran pencapaian kinerja pada akhir tahun anggaran. Potensi kendala tersebut dapat dikategorikan menjadi dua
kelompok, yaitu kendala eksternal dan internal. Uraian masing-masing kendala tersebut disajikan sebagai berikut.
1. Kendala eksternal
Adalah Kendala eksternal berasal dari luar institusi yang tidak dapat diintervensi dan biasanya bersifat makro yang terkait dengan berbagai
permasalahan berikut :
a. Kebijakan pemerintah yang masih mengutamakan komoditas pangan sebagai komoditas strategis. Hal tersebut berimplikasi terhadap
alokasi pembiayaan penelitian dan penyediaan fasilitas pendukung. Anggaran penelitian yang terbatas berdampak terhadap keterbatasan
kapasitas lembaga penelitian dalam menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha hortikultura.
b. Sejak beberapa tahun terakhir terjadi perubahan kondisi iklim (climate change) yang menyebabkan perubahan perilaku tanaman. Hal ini
menyulitkan para peneliti dalam mendesain dan melaksanakan kegiatan penelitian. Kesulitan juga dirasakan oleh para peneliti fisiologi
terkait dengan penghambatan pertumbuhan vegetatif dan penundaan pembungaan tanaman yang disebabkan oleh perubahan kondisi
iklim. Hal serupa juga dialami oleh peneliti bidang hama yang mendapatkan kesulitan dengan ketersediaan populasi alam yang terbatas.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 56
Musim kemarau basah menyebabkan kerapatan populasi alam berada pada tingkat rendah sehingga tidak memenuhi persyaratan
penelitian.
c. Beberapa jenis bahan kimia tertentu yang diperlukan dalam penelitian tidak tersedia di pasar dalam negeri, sehingga pengadaannya harus
melalui importasi dari luar negeri yang membutuhkan waktu yang relatif panjang. Hal ini seringkali menyebabkan penundaan waktu
pelaksanaan penelitian .
d. Kebutuhan teknologi tanaman hortikultura sangat beragam seiring dengan beragamnya jenis tanaman hortikultura dan klasifikasi pelaku
usaha. Dengan keterbatasan sumberdaya yang ada diperlukan penentuan prioritas topik penelitian dan pemilihan komoditas tanaman
hortikultura. Oleh karena itu diperlukan koordinasi dengan para stakeholder dalam rangka identifikasi teknologi yang member dampak
nyata terhadap perkembangan industri hortikultura.
e. Tingkat adopsi di level petani umumnya masih rendah yang terkait dengan keterbatasan tingkat pendidikan, pengetahuan dan
sumberdaya yang dimiliki. Upaya peningkatan adopsi teknologi perlu terus dilakukan di tingkat petani melalui pemilihan metode diseminasi
yang tepat, murah dan cepat. Peningkatan adopsi teknologi sangat penting dalam rangka memberdayakan petani untuk memenangkan
persaingan global pada masa mendatang.
2. Kendala Internal
Kendala internal merupakan permasalahan yang terjadi di lingkup Puslitbang Hortikultura yang dapat diatasi melalui interversi internal.
Kendala yang diperkirakan menghambat pencapaian sasaran penelitian dan pengembangan hortikultura diuraikan sebagai berikut.
b. Masih terbatasnya fasilitas laboratorium, khususnya untuk mendukung kegiatan pemuliaan dan kultur jaringan tanaman hortikultura.
c. Kegiatan penelitian membutuhkan tim work mutidisplin yang solid antar pelaksana. Tim work sangat diperlukan untuk perakitan teknologi
inovatif yang mampu mengatasi masalah kompleks yang terjadi di lapangan. Dengan membangun tim work yang solid, maka akar
permasalahan dapat dianalisis secara komprehensif dan upaya pemecahan masalah dapat dirumuskan secara jelas. Dengan demikian
perakitan teknologi sebagai upaya pemecahan masalah akan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
d. Sebagian pelaksana belum memahami pentingnya prinsip akuntabilitas dalam penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan
hortikultura. Hal ini seringkali menyebabkan terjadinya berbagai kelambatan dalam penyelesaian administrasi penelitian. Prinsip
akuntabilitas perlu dikembangkan di antara pelaksana kegiatan untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap rencana penelitian
yang telah ditetapkan. Dengan demikian sasaran pencapaian kinerja dapat diperoleh sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 57
Upaya Mengatasi Kendala
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengatasi kendala eksternal maupun internal yang akan menghambat pencapaian sasaran
kinerja. Langkah-langkah untuk mengatasi hambatan diuraikan sebagai berikut:
a. Mengingat dampaknya yang sangat luas terhadap perkembangan agribisnis hortikultura, Puslitbang Hortikultura perlu mengangkat issue
climate change di dalam program penelitiannya. Aspek-aspek penelitian yang terkait dengan isu climate change di antaranya ialah
mengembangkan varietas unggul baru yang tahan terhadap kekurangan dan kelebihan air, peningkatan dan penurunan suhu, salinitas,
serangan hama/penyakit utama, pengembangan teknik modifikasi lingkungan, pemanfaatan musuh alami, dan penggunaan bahan organik
untuk peningkatan produktivitas tanaman.
b. Puslitbang Hortikultura perlu melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengadaan bahan penelitian yang tidak tersedia di dalam
negeri. Akses bahan penelitian dari luar negeri perlu dilakukan untuk menjamin tercapainya hasil penelitian sesuai dengan sasaran yang
ditetapkan. Sejalan dengan upaya mempercepat akses bahan impor perlu dilakukan pula upaya mensubstitusi bahan tersebut dengan
bahan lain yang tersedia di pasar dalam negeri. Hal ini untuk menghindari ketergantungan terhadap bahan impor dalam penyelenggaraan
penelitian.
c. Dalam rangka penajaman fokus komoditas dan fokus permasalahan di dalam penelitian dan pengembangan hortikultura, maka Puslitbang
Hortikultura perlu melakukan rapat koordinasi secara intensif dengan seluruh stakeholder untuk merumuskan prioritas kebutuhan teknologi
secara tepat. Perumusan prioritas penelitian sangat diperlukan untuk menghindari bias antara hasil penelitian dengan kebutuhan
teknologi. Dengan cara ini akan terjadi komunikasi yang intens antara penyedia teknologi dengan pengguna teknologi, sehingga kebutuhan
teknologi dapat dipetakan pada skala periode jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
d. Oleh karena tingkat adopsi petani tanaman hias masih rendah, prosedur terobosan diseminasi perlu dikembangkan secara berkelanjutan.
Prosedur diseminasi yang mendekati ideal ialah prosedur yang memerankan petani secara aktif dan terlibat langsung di dalam
penyelenggaraan penelitian, mulai dari penyusunan rencana penelitian, pelaksanaan penelitian dan hasil evaluasi penelitian. Keterlibatan
petani secara aktif dimaksudkan untuk mempercepat periode pengenalan teknologi sekaligus mempercepat waktu pengambilan keputusan
atas permasalahan yang dihadapi.
e. Dalam rangka peningkatan kapasitas penelitian dan pengembangan tanaman hias diperlukan pengadaan fasilitas laboratorium, rumah kaca
dan kebun yang memadai. Pengadaan fasilitas tersebut perlu dilakukan melalui prosedur pengusulan ke Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian maupun melalui skim kerjasama penelitian internasional dengan berbagai Negara sahabat. Kebutuhan fasilitas
pendukung merupakan prasyarat penting bagi tercapainya hasil penelitian bermutu.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 58
f. Guna meningkatkan daya guna hasil penelitian penelitian diperlukan tim work mutidisplin yang solid antar pelaksana di lingkup Puslitbang
Hortikultura. Dengan bekerja melalui Tim work, para pelaksana diharapkan mampu menghasilkan teknologi inovatif yang mampu
mengatasi masalah kompleks yang terjadi di lapangan. Membangun tim work yang solid perlu dilakukan untuk meningkatkan daya analisis
permasalahan bagi seluruh pelaksana kegiatan. Dengan demikian perakitan teknologi sebagai upaya pemecahan masalah akan sesuai
dengan kebutuhan di lapangan.
g. Budaya bekerja dengan memegang teguh prinsip akuntabilitas perlu ditumbuhkan pada seluruh tenaga pelaksana dan pendukung
penelitian. Prinsip akuntabilitas menekankan pentingnya para pelaksana kegiatan bekerja secara terukur sesuai dengan target yang
ditetapkan melalui praktik yang mengikuti prosedur baku. Penerapan SPI dan SOP di tiap bagian lingkup Puslitbang Hortikultura
diharapkan mampu menciptakan budaya kerja yang sejalan dengan prinsip akuntabilitas.
3.3. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun Sebelumnya (2009)
Puslitbang Hortikltura pada tahun 2009 telah melaksanakan kegiatan penelitian sejumlah 25 RPTP dan 12 RDHP. Beberapa hasil
kegiatan Puslitbang Hortikultura yang paling menonjol antara lain adalah (1) Rumusan opsi kebijakan dalam percepatan penyediaan benih
kentang bersertifikat untuk petani yang bekerjasama dengan Direktorat Benih dan Sarana Hortikultura serta sifat inovasi teknologi PTT krisan
yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi oleh petani di daerah Tutur Jatim. Inovasi teknologi ini disambut baik oleh petani di daerah Tutur
untuk mengadopsi teknologi budidaya krisan dengan menggunakan 9 varietas unggul krisan yang telah dilepas Balithi. (2) UPBS : Balitsa
telah menghasilkan dan mengelola benih inti dan benih sumber bawang merah (benih inti : 6 kg dan 129 planlet bebas virus, benih sumber :
15 ton), kentang (benih sumber : 40.000 planlet), timun (benih sumber 1 varietas : 3 kg), buncis (benih sumber 1 varietas buncis rambat : 30
kg, benih inti : 10 kg), cabe merah (benih inti 3 varietas : 300 g, benih sumber 1 varietas : 2 kg) dan pendistribusiannya melalui UPBS antara
lain kepada BPTP, Diperta, Ditjenhort, Kelompok Tani, Swasta, Perguruan Tinggi, LSM, dan Perorangan, Balitbu : 4 VUB mangga : 3000
batang, 3 VUB alpukat : 1500 batang, 2 VUB durian : 1000 batang, Balithi telah menghasilkan benih sumber 100 setek krisan, 400 benih
anggrek Spathoglotis, 500 Phalaenopsis, 500 planlet Dendrobium, 2000 benih mawar, 4500 subang gladiol, 500 benih Alpinia, 1000 benih
sedap malam, 200 planlet anthurium, 1000 planlet lili. Balitjestro : jeruk hasil penyambungan tunas pucuk yang sudah diindeksing : 150 pohon
induk jeruk BF, 1000 BPMT, apel : 50 BF dan 250 BPMT, Anggur : 25 BF dan 250 BPMT, lengkeng : 25 BF dan 250 BPMT, strawberry : 50 BF
dan 250 BPMT (3) Pelepasan Varietas Unggul Baru : 1. Salak : 3 VUB beraroma kuat TSS>17”Brix dan tebal daging 0.2 – 1. yang telah
dilepas dengan 2 SK Mentan (Sari Intan 48 dan 541) sedangkan Sari Intan 295 sedang dalam proses pelepasan varietas dengan perbaikan
makalah sesuai saran BBN. 2. Krisan : 13 VUB krisan (Puspa Kayani, Dwina Kencana, Dwina Pelangi, Paras Ratu, Wastu Kania, Ratna Wisesa,
Pasopati, Tiara Salia, Raspati, Asmarandana, Pramudita, Permana dan Kinanti), 3. Lili : 3 VUB lili (Arumsari, Delini dan Renata), 4. Gladiol : 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 59
gladiol (Nafa, Alma, Fitri, Laila, Alika), 5. Mawar : 2 VUB mawar potong (Pracita, Valerie), 7. Anyelir : 1 VUB anyelir (Bianca), 8. Anthurium : 3
VUB anthurium (Mutiara, Putri Gunung dan Candra). Varietas tersebut akan diperbanyak oleh UPBS untuk mendukung pengembangan
kawasan hortikultura, Selain itu 4) Pengkayaan Karakterisasi sifat unggul (seedless, tahan hama dan penyakit, kualitas buah ) untuk jeruk 10
aksesi, anggur : 1 aksesi, lengkeng : 5 aksesi. Hasil karakerisasi aksesi dengan karakter unggul : 12 aksesi jeruk pamelo, 8 aksesi anggur, dan
5 aksesi lengkeng Selain itu telah terseleksi 1 pohon induk jeruk pamelo dan 1 pohon induk keprok M1V2 hasil mutasi yang berkarakter
seedless setelah adaptasi kestabilan genetik sebagai calon varietas baru.
Beberapa hasil kinerja penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura selama periode 2005 – 2009 adalah sebagai berikut :
telah dilepas sayuran : 8 varietas unggul kentang : Erika, Tenggo, Balsa, Fries, Krespo, Kikondo, Margahayu, dan Repita : dan 2 varietas
unggul bawang merah : Katumi dan Sembrani, buah : Pisang : Ketan 01, Raja Siem, Raja Kinalun, Kepok Tanjung, Manggis : Ratu Kamang
dan Ratu Tembilahan, Sala 250, Gajam 315, Manggasari 243, Dugur, 141, mangga : Marifta 01, Kenlayung, Kraton 119, Garifta gading,
Garifta kuning, Garifta orange, Garifta merah, Alpukat : Mega Murapi, Mega Paninggahan, Mega Gagauan, Durian : Namlung Petraling-06,
Papaya : Sari Rona dan Sari Gading, Melon : Galuh, Kanaya, Carmelo, Indorif, Salak : Sari Intan 48 dan Sari Intan 541, Varietas unggul
tanaman hias :Alpinia pupurata Zingiberaceae, Anthurium bunga potong Spathoglottis, Anyelir, Mawar mini, Lili, Krisan dan Gladiol. Sedangkan
koleksi dan dokumentasi plasma nutfah Anggrek, Aglaonema, Anthurium. Jeruk dan buah subtropika : Jeruk Keprok : Batu 55, Pulung, Garut,
Kacang, Gunung Omeh, Pamelo : Nambangan, Sri Nyonya, Magetan, Jeruk Manis : Boby (Pacitan), AnggurPrabu Bestari, Ag Jestro 60, Ag
Jestro 86 , Apel :Rome Beauty, Manalagi, Anna, Varietas Batang Bawah jeruk yang adaptif untuk lahan pasang surut
Beberapa inovasi teknologi budidaya juga telah dihasilkan misalnya : sayuran : Teknologi pemupukan P dan K secara preskriptif pada
cabe merah, Teknologi penetapan kebutuhan hara NPK pada bawang merah dan kentang, Teknologi persemaian dan penanaman TSS, Sistem
produksi paprika di rumah plastik, Sistem persemaian cabai merah, Teknologi budidaya tanaman sayuran dilahan rawa, Teknologi
penggunaan induser, entomopathogen, dan predator dalam pengendalian virus Gemini, Kit ELISA untuk diagnosa gejala penyakit kuning,
Teknologi pengendalian S. Exigua pada bawang merah melalui perangkap lampu dan penggunaan campuran pestisida yang efektif dan efisien,
Teknologi pengendalian hama penyakit secara terpadu pada kentang, Teknologi pengendalian NSK melalui pergiliran tanaman, Teknologi
penanganan segar cabai merah, Teknologi pembuatan irisan kering dan pasta bawang merah, Teknologi penyimpanan umbi kentang konsumsi
di suhu dingin ; buah tropika : Teknologi perbenihan dan pengadaan benih sumber buah tropika, teknologi pengendalian lalat buah ramah
lingkungan, Tehnologi pengendalian penggerek batang mangga, Tehnologi pengendalian OPT mangga menggunakan minyak Atsiri, Teknologi
pengendalian getah kuning pada manggis, Teknologi pengendalian OPT penyebab buah burik pada manggis, Teknologi pemacuan
pertumbuhan benih manggis , Pemanfaatan cendawan mikoriza Arbuskula untuk memacu pertumbuhan benih manggis, Teknologi
pengendalian layu bakteri pada pisang, Teknologi pengendalian layu fusarium pada pisang, Media tumbuh pengendali penyakit pada tanaman
buah : M-RIF dan Gliostar, Bioriza pupuk hayati yang ramah lingkungan, Teknologi perbaikan mutu sirsak ; tanaman hias : Teknologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 60
perbanyakan mericlone Anggrek Phalaenopsis dan Dendrobium, Teknologi perbanyakan cepat cepat Krisan, Anyelir, Anthorium, Lili, Alpinia,
Philodendron dan Spathoglotis , Teknologi deteksi dan pembebasan virus pada krisan, Teknologi night brake untuk efisiensi penggunaan listrik
(60%) pada budidaya krisan, Teknologi perbenihan dan budidaya Krisan, Lili, Anyelir, Mawar, Sedap malam, Anthurium, Spathoglotis serta
Gladiol, Pestisida hayati PrimaBaPF, BioPF, Bio-GL, Bio-TRI, Glio-kompost dan Trikompos, Teknologi pembuatan arang sekam, jeruk dan buah
subtropika : Teknologi pengendalian Phitophthora sp. secara hayati , Teknologi produksi benih jeruk bebas penyakit, teknologi rekomendasi
pemupukan N P K pada jeruk berdasarkan pada hasil panen, Teknologi pengaturan pembungaan dan pembuahan diluar musim pada jeruk
siem dengan pengairan dan pemupukan, Formulasi produk H.citriformis bentuk wetable powder dan suspensi untuk mengendalikan Diaphorina
citri, Teknologi pelepasan H. Citriformis dan T.radiata di lapang, Teknologi pengendalian tunggau Karat jeruk (TKJ) dan Kutu Sisik dengan
agen hayati, Teknologi Top-Working pada apel, anggur, dan jeruk, Produk unggulan Latricid (entomopatogen Hersutella citriformis) Laracid
(parasitoid Tamarixa radiata) Gliocid (jamur antagonis Gliocladium sp.), Trichocid (jamur antagonis Trichoderma sp. Sentor (pupuk cair makro
dan mikro). Sedangkan informasi agribisnis (sosial-ekonomi) yang telah dihasilkan antara lain : Efektivitas dan efisiensi pengendalian OPT dan
pemupukan bawang merah ditingkat petani, Sistem pengadaan dan distribusi benih bawang merah di tingkat petani serta rantai
pemasarannya, Analisis kelayakan teknis dan finansial budidaya TSS.
3.4. Akuntabilitas Keuangan
3.4.1. Alokasi dan realisasi Anggaran
Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2010 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp 53.852.159,000,-.
Dibandingkan anggaran tahun 2009 lalu mengalami peningkatan sebesar 8,14 % (Rp 49.798.664,000,-DIPA revisi pada tahun 2009). Alokasi
anggaran per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 30,237,812,000,-, belanja barang
18,562,907,000,-, dan belanja modal 5,051,440,000,-. Sedangkan alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2010
adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 7.251.858.000,-, Balitsa Lembang Rp 14.757.898.000,-, Balitbu Tropika
Solok Rp 11.717.027.000,-, Balithi Segunung Rp 10.566.667.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp 9.558.709.000,-.
Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2010 secara keseluruhan mencapai 97,62% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi
keuangan dari masing-masing jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 98,86%, belanja barang
96,54%, dan belanja modal 94,13%. Sedangkan realisasi keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah
sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 97,89%, Balitsa Lembang 97,83%, Balitbu Tropika Solok 98,61%, Balithi Segunung
98,95%, dan Balitjestro Tlekung 94,38%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 61
Tabel 13. Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2010 menurut jenis belanja
No Jenis Pengeluaran Pagu Anggaran
(Rp.)
Realisasi Anggaran
(Rp.) (%)
Realisasi Fisik
(%)
1 Belanja Pegawai 30,237,812,000 29,892,180,666 98.86 99.65
2 Belanja Barang 18,562,907,000 17,920,776,576 96.54 96.39
3 Belanja Modal 5,051,440,000 4,755,137,114 94.13 96.32
Jumlah Seluruhnya 53,852,159,000 52,568,094,356 97.62 97.45
Tabel 14. Pagu dan realisasi anggaran masingmasing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2010
No Uraian Pagu Anggaran Realisasi Keuangan
Realisasi Fisik
Sisa Anggaran
(Rp.) ( Rp. ) ( % ) (%) ( Rp )
1 Puslitbang Hortikultura 7,251,858,000 7,098,689,242 97.89 98.45 153,168,758
2 Balai PenelitianTanaman Sayuran 14,757,898,000 14,437,692,555 97.83 99,22 320,205,445
3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika 11,717,027,000 11,554,447,834 98.61 97.01 162,579,166
4 Balai PenelitianTanaman Hias 10,566,667,000 10,456,122,490 98.95 98.53 110,544,510
5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika
9,558,709,000 9,021,142,235 94.38 95.09 537,566,765
Jumlah Seluruhnya 53,852,159,000 52,568,094,356 97.62 97.45 1,284,064,644
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Puslitbang Hortikultura pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran
dengan baik. Untuk membiayai operasional Puslitbang Hortikultura pada tahun 2010 mendapat anggaran sebesar Rp. 10.613.577.000,-.
Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 10.262.419.955,- atau sebesar 96,69%, dengan rincain sebagai berikut :
Tabel 15. Pagu dan realisasi anggaran Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2010 per indikator sasaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 62
No. Indikator Sasaran Sasaran Anggaran Realisasi %
1. Dihasilkannya VUB komoditas hortikultura Meningkatnya inovasi mendukung pengembangan kawasan agribisnis hortikultura untuk terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan
2.178.400.000 2.089.273.985 95,91
2. Dihasilkannya Benih sumber sayuran, buah tropika dan subtropika, dan tanaman hias bermutu tinggi
1.406.500.000 1.336.538.491 95,03
3. Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan
2.304.900.000 2.256.097.244 97,88
4. Terkelolanya aksesi sumberdaya genetik hortikultura
904.500.000 883.240.950 97,65
5. Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui
1.904.678.000 1.830.552.686 96,11
6. Dihasilkannya rekomendasi kebijakan pembangunan hortikultura
255.000.000 236.047.300 92,57
7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura,
306.500.000 305.435.211 99,65
8. Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura
1.228.099.000 1.201.075.274 97,80
9. Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional
125.000.000 124.158.814 99,33
Jumlah 10.613.577.000 10.262.419.955 96,69
Akuntabilitas keuangan ini menyajikan anggaran/dana yang dialokasikan untuk kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran
tersebut. Ada beberapa kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja ganda, karena satu kegiatan mendukung pencapaian 2 indikator kinerja
sasaran yaitu indikator sasaran 1. Dihasilkannya VUB komoditas hortikultura dan indikator sasaran 3. Dihasilkannya teknologi produksi dan perbenihan
hortikultura ramah lingkungan. Hal ini mengakibatkan adanya penampilan anggaran yang dobel sehingga anggaran yang ditampilkan menjadi
lebih besar dari yang dipergunakan sebenarnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 63
3.4.2. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2010 sebesar Rp. 454.014.000,-, dengan rincian
untuk masing-masing UK/UPT tahun 2010 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 162.621.000,-,
Balitbu Tropika Solok Rp 105.674.000,-, Balithi Segunung Rp 91.824.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp 93.865.000,-. Realisasi PNBP sampai dengan
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp. 628.728.585,- (138,48%), dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker
Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp. 26.628.518,-, Balitsa Lembang Rp. 206.174.708,-, Balitbu Tropika Solok Rp. 122.709.074,-, Balithi Segunung
Rp. 111.860.831,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 161.355.454,-.
Berdasarkan jenis penerimaannya, PNBP Lingkup Puslitbang Hortikultura dapat diklasifikasikan dalam jenis penerimaan umum dan
penerimaan fungsional. Penerimaan umum adalah penerimaan yang bukan berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi, sedangkan
penerimaan fungsional merupakan penerimaan yang berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi.
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2010 sebesar Rp. 454.014.000,-, dengan rincian
untuk penerimaan umum dan penerimaan fungsional tahun 2010 sebagai berikut : penerimaan umum Rp. 63.125.000,- dan penerimaan
fungsional Rp. 390.889.000,-. Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 untuk penerimaan umum dan penerimaan fungsional
adalah : penerimaan umum Rp. 131.836.877,- dan penerimaan fungsional Rp. 496.891.708,-.
Saat ini Puslitbang Hortikultura mendapat ijin dari Menteri Keuangan untuk mempergunakan kembali PNBP yang telah disetornya
sebesar 70 % dari PNBP fungsionalnya. Namun karena dalam pembuatan target pemasukan PNBP hanya 68% maka perencanaan dalam DIPA
tertulis berdasarkan 70% dari target pemasukan PNBP. Dalam realisasinya ada yang cair dan ada yang tidak, tergantung dari tercapai
tidaknya penerimaan PNBP yang telah di ditargetkan.
Tabel 16. Rekapitulasi PNBP Tahun 2010 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 64
No Uraian Target Realisasi
Rp. Rp.
1 2 3 4
1 Puslitbang Hortikultura
- Penerimaan umum - 26.628.500
- Penerimaan Fungsional - 18
Jumlah : 1 - 26.628.518
2 Balai PenelitianTanaman Sayuran
- Penerimaan umum 32.621.000 32.538.018
- Penerimaan Fungsional 130.000.000 173.636.690
Jumlah : 2 162.621.000 206.174.708
3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika
- Penerimaan umum 25.645.000 42.506.574
- Penerimaan Fungsional 80.029.000 80.202.500
Jumlah : 3 105.674.000 122.709.074
4 Balai PenelitianTanaman Hias *)
- Penerimaan umum 3.829.000 26.039.231
- Penerimaan Fungsional 87.995.000 85.821.600
Jumlah : 4 91.824.000 111.860.831
5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika
- Penerimaan umum 1.000.000 4.124.554
- Penerimaan Fungsional 92.865.000 157.230.900
Jumlah : 5 93.865.000 161.355.454
Jumlah Penerimaan Umum ( 1 s/d 5 ) 63.125.000 131.836.877
Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5 ) 390.889.000 496.891.708
Jumlah Seluruhnya 454.014.000 628.728.585
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 65
IV. PENUTUP
Keberhasilan pembangunan pertanian nasional tidak terlepas dari pengaruh perubahan lingkungan strategis global dan internal yang
berkembang di masyarakat dewasa ini. Isu global yang menuntut persaingan dan efisiensi, serta perkembangan jumlah penduduk dan
ketersediaan sumber daya alam menjadi faktor pendorong dalam pengelolaan sumber daya bagi kepentingan pembangunan. Oleh karena itu,
Puslitbang Hortikultura terus berupaya memacu kinerja melalui penyusunan program secara komprehensif sesuai dengan keinginan pengguna
dan kebutuhan pembangunan nasional.
Hasil kegiatan yang telah diperoleh Puslitbang Hortikultura pada tahun 2010 yang juga merupakan keberhasilan Puslitbang
Hortikultura, jika dikelompokkan menurut indikator sasaran adalah antara lain : 1) Dihasilkannya VUB yang diminati konsumen beserta
hasil perakitan dan seleksinya antara lain, tanaman sayuran : 2 VUB bawang merah daya hasil tinggi dan kualitas umbi baik (sedang
dalam proses pelepasan) , 2 klon/galur toleran penyakit bercak ungu, dan 3 klon tetua TSS; 50 galur harapan kentang daya hasil tinggi, 3 klon
harapan kentang adaptif dataran medium, 10 klon harapan kentang olahan dan 5 klon harapan kentang toleran busuk daun; dan 2 galur cabai
tahan antraknos; tanaman buah tropika : 1 calon VUB durian seedless; tanaman hias : 3 varietas anggrek Phalaenopsis, 5 varietas lili, 2
varietas anthurium, 2 varietas mawar, 2 varietas anyelir, 3 varietas gladiol dan 6 varietas krisan; jeruk : 2 calon varietas jeruk seedless tahan
CTV, 5 kandidat jeruk seedless keprok soe, 2 kandidat jeruk seedless pamelo M1V2 hasil mutasi, 5 hasil seleksi jeruk siam dengan karakter
seedless hasil hibridisasi dan 150 tanaman jeruk hasil fusi; 2) Tersedianya benih sumber, antara lain : 1.004.213 G0 kentang, bawang
merah : 7,484 ton umbi bawang merah dan 3 kg BS kelas benih penjenis cabe, tomat : 5 kg BS kelas benih penjenis, mentimun : 10 kg BS,
buncis : 23 kg BS, kangkung : 60 kg BS, 8000 benih penjenis (dari 4 VUB durian), 4000 benih penjenis (2 VUB manggis), 53.773 planlet
anggrek dan tanaman hias lainnya serta 588.415 setek krisan, 94.000 planlet benih benih batang bawah dan batang atas hasil SE, 533 pohon
BF jeruk, 3.204 pohon BPMT jeruk, 50 pohon BF apel, 400 pohon BPMT apel, 50 pohon BF anggur, 200 pohon BPMT anggur, 50 BF lengkeng,
200 BPMT lengkeng, 50 pohon BF strowberi, dan 200 pohon BPMT strowberi; 3) Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura
ramah lingkungan yang terdiri dari : 1 paket teknologi SE (Somatic Embriogenesis) dengan regenerasi 60% bawang merah, 1 paket PTT
bawang merah di sentra produksi bawang merah, 1 paket Teknologi Produksi Benih TSS, 1 paket teknologi pengendalian OPT dan budidaya
kentang dataran medium yang ramah lingkungan, 1 teknologi PTT tomat, 1 paket teknologi perbanyakan benih pisang, 1 komponen teknologi
budidaya peningkatan produksi pisang (20 ton/ha), 1 paket teknologi manggis untuk meningkatkan mutu buah manggis layak ekspor ≥ 50%
dan produktivitas ≥ 25%, 1 teknologi peningkatan mutu buah mangga gedong gincu, 1 teknologi pengendalian lalat buah, 1 teknologi media
kultur jaringan Phalaenopsis, 3 paket teknologi budidaya (untuk phalaenopsis, dendrobium dan vanda), 1 teknologi pengendalian penyakit
tular media dendrobium, 2 paket teknologi pengendalian hama kumbang moncong dan Erwinia sp, 4 paket teknologi (PTT krisan bunga pot,
PTT krisan bunga potong, pengendalian karat, dan krisan bebas hama penyakit), 1 paket teknologi pembesaran umbi gladiol dan lili, 1
teknologi budidaya mawar bunga potong, serta 1 teknologi perbanyakan embrio jeruk dengan bioreactor; 4) Tersedianya plasma nutfah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 66
yang terkonservasi dan terkarakterisasi, antara lain: 20 koleksi baru plasma nutfah bawang merah, karakterisasi 60 aksesi bawang
merah yang terkoleksi di Balitsa, peremajaan 350 aksesi peremajaan koleksi plasma nuthfah bawang daun, kentang, cabai, tomat kacang
panjang dan koleksi indigenous, 190 aksesi Pisang, 298 aksesi Mangga, 67 aksesi Durian, 33 aksesi Manggis, 21 aksesi Rambutan, 28 aksesi
Nangka, 76 aksesi Nenas, 151 aksesi Pepaya, 8 aksesi Melon, 6 aksesi semangka, 22 aksesi Sukun, 5 aksesi Kesemek, 1.000 aksesi Salak, 275
aksesi anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium, dan Vanda); 23 aksesi tambahan koleksi plasma nutfah tanaman jeruk dan buah sub tropika serta
212 aksesi jeruk dan buah subtropika terkarakterisasi; 5) Terdiseminasi dan tersebar luasnya hasil-hasil penelitian hortikultura kepada
stake holder yaitu petani, pelaku agribisnis hortikultura, instansi pemerintah maupun swasta; 6) Dihasilkannya rekomendasi kebijakan
pembangunan agribisnis hortikultura dan dimanfaatkannya rekomendasi tersebut oleh para pengambil kebijakan dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian di Indonesia; 7) Peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui
peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan faktor-faktor lain yang mendukung upaya pencapaian kinerja; 8)
Meningkatnya kapasitas perencanaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi lingkup Puslitbang Hortikultura dalam rangka
mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura agar berjalan sesuai dengan rencana dan
tercapai sasaran yang diharapkan; dan 9) Meningkatnya jaringan kerjasama yang dijalin oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura
baik dengan instansi pemerintah maupun swasta, dan peningkatan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri
Secara keseluruhan sampai dengan bulan Desember 2010 semua kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Tidak ada kegiatan
yang gagal. Namun ada beberapa masalah yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan target. Perubahan kebijakan
pimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian target sasaran yang telah ditetapkan. Faktor musim yang kurang
mendukung, sepanjang tahun 2010 hujan terus berlangsung, sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Kurangnya peralatan
laboratorium seperti alat-alat pendukung kegiatan penelitian kultur jaringan dan mikroskop inverted/epiflourosence untuk pengamatan
kromoson/gen juga menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran tersebut. Tingginya tingkat kontaminasi sehingga banyak kalus yang mati
untuk penelitian SDG juga menyebabkan terlambatnya pencapaian sasaran. Selain itu juga lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian yang
disebabkan oleh lambatnya penyelesaian dokumen rencana penelitian yang disusun peneliti, serta ketidak sesuaian waktu perencanaan
dengan pendanaan, sehingga menghambat dalam proses pencairan anggaran.
Untuk memecahkan permasalah yang ada dilakukan beberapa langkah pemecahan masalah antara lain : Melakukan koordinasi dengan
berbagai pihak yang terkait baik internal maupun eksternal Balai, Sosialisasi target sasaran yang akan dicapai pada tahun 2010 sampai tahun
2014, Melakukan monitoring dan evaluasi penelitian baik Hasil Monev dapat digunakan sebagai bahan bagi pimpinan untuk mengambil
kebijakan guna perbaikan kegiatan yang sedang berjalan maupun perencanaan pada waktu yang akan datang.
Upaya mengatasi masalah yang ada selain masalah cuaca yang memang tidak bisa diprediksi, dilakukan monitoring dan evaluasi
penelitian baik yang berupa laboratorium, ramah kaca/kasa, termasuk semua kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan. Untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 67
mendukung pemecahan masalah tersebut diupayakan juga meningkatkan kualitas SDM teknisi melalui kegiatan training, magang dll,
memperbaiki sarana dan prasarana penelitian guna meningkatkan keberhasilan pengamatan data serta mengupayakan percepatan pencairan
dana. Di samping itu, ke depan agar diupayakan pemecahan masalah antara lain dengan : 1) Melakukan koordinasi internal antara peneliti dan
pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga masing-masing dapat
melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar, 2) Penyusunan program penelitian dengan menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan
pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Indikator kinerja dimaksud hendaknya (a) spesifik
dan jelas, (b) dapat diukur secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (d) tidak bias, 3) Mengantisipasi
adanya perubahan cuaca, 4) Perlu disediakan alokasi anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium, 5) Perlu peningkatan
pemahaman terhadap Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan penelitian dan unsur manajemen.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 68
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 69
Lampiran 1. Strutur Organisasi Puslitbang Hortikultura
KEPALA PUSAT
BAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN DAN
RUMAH TANGGA
SUBBIDANG
PROGRAM
BIDANG PROGRAM
DAN EVALUASI
SUBBIDANG
EVALUASI
BIDANG KERJASAMA DAN PENDAYAGUNAAN
HASIL PENELITIAN
SUBBIDANG
KERJASAMA PENELITIAN
SUBBIDANG
PENDAYAGUNAAN HASIL
PENELITIAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN FUNGSIONAL
BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN
BALAI PENELITIAN TANAMAN
BUAH TROPIKA
BALAI PENELITIAN TANAMAN
HIAS
BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN
BUAH SUBTROPIKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 70
Lampiran 2. Tabel Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura Tahun 2010-2014.
Tujuan
Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Penanggung
Jawab
Subkegiatan Uraian Indikator Kebijakan Strategi
1 2 3 4 5 6
1. Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan
Meningkatnya
inovasi mendukung
pengembangan
kawasan agribisnis
hortikultura untuk
terwujudnya industri
hortikultura yang
berdaya saing dan
berkelanjutan
1. Dihasilkannya 91 VUB,
2. Dihasilkannya benih sumber sayuran (120.000 G0 dan 150.000 kg umbi), buah tropika dan subtropika (181.270 benih), dan tanaman hias (1.115.000 benih) bermutu tinggi
3. Dihasilkannya 61 teknologi produksi dan perbenihan hortikultura ramah lingkungan,
Memfokuskan penyediaan VUB, benih bermutu, dan teknologi inovatif hortikultura berbasis HKI dengan memanfaatkan sumberdaya lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri, substitusi impor, bahan baku industri, meningkatkan devisa dan mengantisipasi dampak perubahan iklim di sektor pertanian,
1. Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing berbasis sumberdaya lokal,
2. Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
3. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan,
Balitsa, Balitbu
Tropika, Balithi,
Balitjestro
2. Mengelola dan
mengembangkan
potensi sumberdaya
genetik hortikultura
Terkelolanya 7.675 aksesi sumberdaya genetik hortikultura
Mengelola sumberdaya genetik tanaman hortikultura untuk mendukung perakitan VUB,
Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya genetik hortikultura,
Balitsa, Balitbu
Tropika, Balithi,
Balitjestro
3. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian
Meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui jaringan penelitian dan
1.Mendorong peningkatan adopsi melalui diseminasi inovasi mendukung pengembangan
1. Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan
Puslitbang
Hortikultura, Balitsa,
Balitbu Tropika,
Balithi, Balitjestro
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 71
Tujuan
Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Penanggung
Jawab
Subkegiatan Uraian Indikator Kebijakan Strategi
1 2 3 4 5 6
(litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK Hortikultura berkelas dunia
pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, serta dihasilkannya tulisan dalam jurnal internasional dan website hortikultura yang selalu diperbaharui sebanyak 35 dokumen laporan,
kawasan agribisnis hortikultura untuk peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dan konsumenkomoditas hortikultura,
2.Mendorong sertifikasi dan akreditasi kelembagaan lingkup Puslitbang Hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat publisitas kelembagaan berkelas dunia
dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung pengembangan kawasan agribinis hortikultura,
2. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan komunikasi IPTEK,
4. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura,
Dihasilkannya minimal 5 rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura.,
Memfokuskan analisis dan sintesis kebijakan pada kebijakan-kebijakan yang terkait langsung dengan pembangunan agribisnis hortikultura,
Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan pembangunan industri hortikultura berdaya saing,
Puslitbang
Hortikultura
5. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura,
1. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura,
Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura melalui perencanaan dan
1. Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura,
2. Pembinaan kinerja
Puslitbang
Hortikultura,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 72
Tujuan
Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Penanggung
Jawab
Subkegiatan Uraian Indikator Kebijakan Strategi
1 2 3 4 5 6
sebanyak 25 dokumen laporan,
2. Meningkatnya kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura, sebanyak 50 dokumen laporan,
implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan,
institusi lingkup Puslitbang Hortikultura
Puslitbang
Hortikultura, Balitsa,
Balitbu Tropika,
Balithi, Balitjestro
6. Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional.
Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, sebanyak 5 dokumen laporan kerjasama.
Mengembangkan perangkat teknologi informasi, memperluas jaringan komunikasi, dan membangun kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional.
Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional.
Puslitbang
Hortikultura, Balitsa,
Balitbu Tropika,
Balithi, Balitjestro
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 85
Lampiran 5. Indikator Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura 2010-2014
PROGRAM
(BADAN
LITBANG
PERTANIAN):
Penciptaan
Teknologi dan
Varietas Unggul
Berdaya Saing
Kegiatan
(Puslitbang
Hortikultura):
Penelitian dan
Pengembangan
Tanaman
Hortikultura
Meningkatnya
inovasi
mendukung
pengembangan
kawasan
agribisnis
hortikultura
untuk
terwujudnya
industri
hortikultura yang
berdaya saing
dan
berkelanjutan
(1) Manajemen Litbang Hortikultura
1. Jumlah Layanan Perkantoran Bulan layanan 60 60 60 60 60 300
2. Jumlah Pembelian Peralatan Unit 3 133 5 5 2
3. Luas Bangunan M2 1.826
4. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Unit 0 8 1 1 1 4
5. Jumlah Pembelian Kendaraan Unit 4
6. Jumlah Laporan Perencanaan dan Anggaran Laporan 5 5 5 5 5 25
7. Jumlah Laporan Monitoring, Evaluasi dan SPI Laporan 5 5 5 5 5 25
8. Jumlah Laporan Pengembangan Kerjasama Laporan 1 1 1 1 1 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 86
Penelitian
9. Jumlah Laporan Pengelolaan Satker Laporan 5 5 5 5 5 25
10. Jumlah Laporan Pengelolaan UPBS Laporan 2
11. Jumlah pembelian Buku Perpustakaan Buah 10
(2) Analisis Kebijakan dan Diseminasi Inovasi
Hortikultura
1. Jumlah Rumusan Kebijakan Litbang Hortikultura Rekomendasi 1 1 1 1 1 5
2. Jumlah Laporan Koordinasi dan Pengawalan
program dukungan dan pengembangan kawasan
agribisnis hortikultura
Laporan 1 1 1 1 1 5
3. Jumlah laporan Database Plasma Nutfah Laporan 1 1 1 1 1 5
4. Jumlah Laporan Diseminasi Teknologi tanaman
hortikultura
Laporan 5 5 5 5 5 25
(3) Penelitian komoditas (tanaman sayuran, buah
tropika, tanaman hias, jeruk dan buah sub
tropika)
1. Jumlah VUB hortikultura yang diminati konsumen:
Balitsa
Balitbu
Balithi
Balitjestro
VUB 18
2
2
13
1
19
3
2
12
2
25
3
2
18
2
16
3
2
9
2
13
3
2
6
2
91
14
10
58
8
2.
Jumlah Sumberdaya Genetik yang Terkonserasi
dan Terkarakterisasi :
Balitsa
Balitbu
Balithi
Balitjestro
Aksesi 1.435
135
1.070
120
110
1.560
170
1.110
160
120
1.560
170
1.105
175
120
1.560
170
1.115
155
120
1.560
160
1.100
165
135
7.675
805
5.500
775
595
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 87
3.
Jumlah Benih Sumber :
- Sayuran ( Benih inti kentang/G0) ):
- Sayuran (Benih inti Bawang merah (vegetatif)
dan sayuran generatif
- Buah tropika dan sub tropika
- Tanaman Hias ( Benih inti/ benih sumber
anggrek )
- Tanaman Hias ( krisan dan tanaman hias lain)
- Benih batang bawah dan batang atas jeruk
hasil SE
Knol
Kilogram
Batang
Planlet
Stek
Planlet
20.000
22.000
24.000
26.000
28.000
120.000
20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 150.000
14.335 15.035 16.000 17.200 18.700 81.270
1.800 2.400 3.100 3.700 4.000 14.000
150.000 200.000 250.000 250.000 250.000 1.100.000
100.000 500.000 500.000 500.000 500.000 2.100.000
4. Jumlah teknologi budidaya produksi hortikultura
ramah lingkungan :
Balitsa
Balitbu
Balithi
Balitjestro
Teknologi 12
3
3
5
1
13
3
4
3
3
12
3
3
3
3
12
3
3
3
3
12
3
3
3
3
61
15
16
17
13
Lampiran 6.
RENCANA STRATEJIK 2010
Instansi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Visi Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk
mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal
Misi 1. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing
dan berkelanjutan
2. Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura;
3. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga
litbang hortikultura berkelas dunia
4. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura.
URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN
1 Menghasilkan varietas
unggul baru (VUB), benih
sumber bermutu tinggi, dan
teknologi inovatif mendukung
terwujudnya industri
hortikultura yang berdaya
saing dan berkelanjutan,
Meningkatnya inovasi mendukung
pengembangan Kawasan agribisnis
hortikulltura untuk terwujudnya
industri hortikultura yang berdaya
saing dan berkelanjutan
1 Dihasilkannya 18 VUB komoditas
hortikultura
1 Memfokuskan penyediaan VUB, benih
bermutu, dan teknologi inovatif
hortikultura berbasis HKI dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam
negeri, substitusi impor, bahan baku
industri, meningkatkan devisa dan
mengantisipasi dampak perubahan iklim
di sektor pertanian
Program Badan Litbang Pertanian :
Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul
Berdaya Saing.
Kegiatan Puslitbang Hortikultura :
Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Hortikultura
2 Dihasilkannya benih sumber sayuran
(20.000 G0 dan 20.000 kg umbi),
buah tropika dan subtropika
(114.335 benih), dan tanaman hias
(151.800 benih) bermutu tinggi
3 Dihasilkannya 12 teknologi produksi
dan perbenihan hortikultura ramah
lingkungan
2 Mengelola dan
mengembangkan potensi
sumberdaya genetik
hortikultura,
4 Terkelolanya 1.435 aksesi
sumberdaya genetik hortikultura
2 Mengelola sumberdaya genetik tanaman
hortikultura untuk mendukung perakitan
VUB,
3 Menyebarluaskan hasil-hasil
penelitian unggulan melalui
jaringan penelitian dan
pengkajian (litkaji) dan
kemitraan dengan
pemerintah daerah dan
swasta, serta meningkatkan
publisitas kelembagaan dan
pelayanan informasi IPTEK
hortikultura berkelas dunia
5 Meningkatnya penyebaran hasil-
hasil penelitian unggulan hortikultura
melalui jaringan penelitian dan
pengkajian (litkaji) dan kemitraan
dengan pemerintah daerah dan
swasta, serta dihasilkannya tulisan
dalam jurnal internasional dan
website hortikultura yang selalu
diperbaharui, sebanyak 7 dokumen
laporan
3 Mendorong peningkatan adopsi melalui
diseminasi inovasi mendukung
pengembangan kawasan agribisnis
hortikultura untuk peningkatan
kesejahteraan pelaku usaha dan konsumen
komoditas hortikultura,
TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
88
URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATANTUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
4 Menghasilkan rekomendasi
kebijakan pembangunan
agribisnis hortikultura,
6 Dihasilkannya minimal 1
rekomendasi kebijakan
pembangunan agribisnis hortikultura
4 Memfokuskan analisis dan sintesis
kebijakan pada kebijakan-kebijakan yang
terkait langsung dengan pembangunan
agribisnis hortikultura,
5 Meningkatkan kapasitas dan
kompetensi sumberdaya
penelitian hortikultura,
7 Meningkatnya kapasitas dan
kompetensi sumberdaya penelitian
hortikultura, sebanyak 5 dokumen
laporan
5 Mempercepat peningkatan kapasitas dan
kompetensi sumberdaya penelitian
hortikultura melalui perencanaan dan
implementasi pengembangan institusi
yang berkelanjutan
8 Meningkatnya kapasitas
perencanaan, monitoring dan
evaluasi kegiatan penelitian dan
pengembangan hortikultura,
sebanyak 10 dokumen laporan
6 Mendorong sertifikasi dan akreditasi
kelembagaan lingkup Puslitbang
Hortikultura untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dan mempercepat publisitas
kelembagaan berkelas dunia
6 Membangun jaringan
kerjasama IPTEK hortikultura
nasional dan internasional.
9 Meningkatnya jaringan kerjasama
IPTEK hortikultura nasional dan
internasional, sebanyak 1 dokumen
laporan kerjasama
7 Mengembangkan perangkat teknologi
informasi, memperluas jaringan
komunikasi, dan membangun kemitraan
dengan komunitas IPTEK hortikultura di
tingkat nasional dan internasional.
89