I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertanian sebagai salah satu sector perekonomian yang merupakan
penarapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis
tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut
menjadi lebih bermanfaat bagi manusia. Petani memanfaatkan lahan pertanian
untuk ditanami berbagai macam tanaman budidaya.Tanaman dibudidayakan
dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil tinggi secara kuailitatif
dan kuantitatf. Untuk mencapai maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman,
pemilihan varietas sangat menentukan. Selain varietas juga diperhatikan mutu
benih yang dapat diketahui dari kenampakan dan daya kecambah biji. Daya
kecambah bji selain menyatakan mutu benih bersama dengan berat seribu atau
seratus biji dan pupilasi tanaman diperlukan untuk menghitung kebutuhan benih
dalam satu kesatuan luas.
Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan
hasil tinggi secara kuailitatif dan kuantitatf. Untuk mencapai maksud dan tujuan
dalam budidaya tanaman, pemilihan varietas sangat menentukan. Selain varietas
juga diperhatikan mutu benih yang dapat diketahui dari kenampakan dan daya
kecambah biji. Daya kecambah bji selain menyatakan mutu benih bersama
dengan berat seribu atau seratus biji dan pupilasi tanaman diperlukan untuk
menghitung kebutuhan benih dalam satu kesatuan luas.
Pada perkembangan ilmu agronomi yang tampak, karena para ahli
Agronomi dihadapkan pada persoalan kekurangan bahan pangan di beberapa
bagian dunia ini karena pertambahan penduduk. Istilah itu belakangan ini
diartikan sebagai usaha dalam membudidayakan tanaman-tanaman pertanian atau
sering disebut dengan budidaya pertanian. Dalam membudidayakan tanaman yang
di dasar ialah produksi yang tinggi baik mutu maupun jumlahnya. Produksi
tanaman akhirnya membutuhkan suatu sentuhan yang tepat, teratur dan nasional
1
alah melalui apa yang disebut dengan panca usaha tani yang meliputi :
pengolahan lahan, bibit unggul, pengairan, pemupukan, serta pemberantasan
hama.
Tanaman yang tumbuh dengan sempurna pada umunya berasal dari bibit
yang baik. Varietas unggul yaitu varietas yang mempunyai kemampuan
memberikan hasil yang tinggi. Bibit unggul diperoleh dengan cara seleksi suatu
populasi atau produk suatu pemuliaan. Seperti hibridisasi, mutasi, poliploidisasi,
heterosis dan bioteknologi.
Pengolahan tanah merupakan berbagai pekerjaan modifikasi atau manipulasi
tanah di daerah perakaran yang secara langsung bertujuan untuk memperbaiki
daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan unsure hara dan
produksi.Pengolahan tanah bertujuan: untuk menyediakan lahan agar siap bagi
kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah. Karena tanah
merupakan faktor lingkungan yang mempunyai hubungan timbal balik dengan
tanaman yang tumbuh padanya.
Selain faktor dari dalam tanaman faktor ekstrinsik yang harus diperhatikan
agar tanaman menampilkan ragaan optimum antara lain adalah tanah sebagai
tempat tumbuh, ketersediaan air dan unsur hara, serta keberadaan pengganggu
(hama, penyakit, dan gulma).
Pengelolaan Pasca panen merupakan hal yang penting sebagai tindak lanjut
dari pasca panen. Pengeloaan pasca panen yang baik yaitu setelah tanaman
dipanen sehingga tidak mengurangi kualitas dari produk pertanian tersebut.
Penanganan pasca panen yang baik akan memberikan daya jual yang tinggi.
Setiap produk pertanian memiliki karakteristik penanganan yang berbeda. Hal ini
bertujuan untuk peningkatan mutu dan perpanjangan masa simpan produk
pertanian. Misalnya dalam hal pengeringan dan pendinginan, suhu yang
digunakan berbeda tergantung dari produk tersebut.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah merupakan berbagai pekerjaan modifikasi atau manipulasi
tanah di daerah perakaran yang secara langsung bertujuan untuk memperbaiki
daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan unsure hara dan
produksi.Pengolahan tanah bertujuan: untuk menyediakan lahan agar siap bagi
kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah. Karena tanah
merupakan faktor lingkungan yang mempunyai hubungan timbal balik dengan
tanaman yang tumbuh padanya (Dardjo Somaatmadja, 1983).
Pada umumnya saat dilakukan pengolahan tanah, lahan dalam keadaan
terbuka, tanah dihancurkan oleh alat pengolah, sehingga agregat tanah
mempunyai kemantapan rendah. Jika pada saat tersebut terjadi hujan, tanah
dengan mudah dihancurkan dan terangkut bersama air permukaan (erosi). Untuk
jangka panjang pengolahan tanah yang terus menerus mengakibatkan pemadatan
pada lapisan tanah bagian bawah lapisan olah, hal demikian menghambat
pertumbuhan akar (Anonima, 2005).
Agregasi tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman,
karena pergerakan udara, air dan perpindahan energi saling berkaitan dengan
porositas tanah. Temperatur tanah merupakan faktor yang sangat beragam namun
pengaruhnya tehadap pertumbuhan tanaman bergantung pada intensitas cahaya
panjang hari, variasi musiman, curah hujan dan warna serta tekstur tanah.
Pergerakan tanah merupakan ciri fisik tanah yang penting yang mempengaruhi
munculnya kecambah (Rao, 1994).
Faktor lingkungan tanah meliputi:
1. Faktor fisik (air, udara, struktur tanah serta suhu)
2. Faktor kimiawi (kemampuan tanah dalam menyediakan nutrisi)
3. Faktor biologis (makro/mikro flora dan makro/mikro fauna)
3
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi strutur tanah alami yang baik
yang terbentuk karena penetrasi akar dan fauna, apabila pengolaha tanah terlalu
intensif maka strutur tanah akan rusak. Untuk mengatasi pengaruh buruk
pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi
yang dapat memperkecil terjadinya erosi (Montolalu, 2001)
Berdasarkan tingkat intensifitasnya ada beberapa pengolahan tanah:
a. Pengolahan tanah O (Zero Tillage) sering disebut Tanpa Olah Tanah (TOT).
Penaburan benih kedelai pada lahan sawah bekas padi tanpa pengolahan tanah
terlebih dulu, untuk memanfaatkan kelembaban tanah.
b. Pengolahan tanah minimum (Mimimum Tillage). Bagian tanah yang diloah
hanya pada calon zona perakaran dengan kelembaban dan suhu yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
c. Pengolahan tanah optimum (Optimum Tillage). Pengolahan hanya dilakukan
pada lajur tanaman saja (sistem Reynoso untuk tanaman tebu).
d. Pengolahan tanah maksimum (Maximum Tillage). Pengolahan secara intensif
seluruh areal pertanahan menjadi gembur dan permukaan tanah rata
(Pearson, 1967).
B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan benih
Varietas unggul yaitu varietas yang mempunyai kemampuan memberikan
hasil yang tinggi. Bibit unggul diperoleh dengan cara seleksi
1. Mutasi yaitu perubahan sifat yang menurun akibat pengaruh dari luar.
2. Hibridisasi atau perkawinan silang yaitu hibrida yang terbentuk dapat
diramalkan sifatnya.
3. Poliploidisasi yaitu peristiwa penggadaan kromosom
4. Heterosis merupakan hibridisasi dua sifat individu tanaman yang masing-
masing mengalami degradasi inteelt atau degradasi akibat kawin sendiri atau
kawin dalam keluarga terus-menerus.
5. Bioteknologi merupakan rekayasa genetika dan kultur jaringan
(Noordwjik et al., 1996).
4
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifnya pertumbuhan embrionik terdiri
dari faktor dalam seperti kondisi biji, sifat fisik, daya kecambah, kecepatan
kecambah, kematangan embrio serta faktor-faktor luar seperti air, suhu, oksigen,
cahaya, kelembaban, dll. Dalam pertanian perlu adanya penggunaan bibit yang
unggul agar hasil yang diperoleh juga tinggi. Benih unggul yang diperoleh dari
varietas hasil pemuliaan tanaman disebut dengan benih penjenis, misalnya klon,
galur-galur murni atau varietas hibrida. Benih yang telah diperoleh harus dijaga
agar susunan genetisnya tidak berubah (Setyati, 1991).
Dalam menebarkan benih, jarak antar benih harus renggang agar tidak
terlalu penuh sehingga tidak mudah terkena hama dan penyakit. Jarak antara
benih yang besar 2,5 - 4 cm. Penananam benih yang terlalu dalam menyebabkan
benih gagal tumbuh. Sebaiknya benih ditutup dengan tanah yang tebalnya tidak
melebihi diameter benih. Cara penanaman benih yang baik adalah di
permukaan dan ditutup dengan pasir (Beckett, 1995).
Daya berkecambahnya benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya
bagian-bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan
kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai.
Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah
benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu
berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Sadjad, 1976).
Jumlah biji yang disebar dalam satu lubang akan tergantung dari daya hidup
(viabilitas) benih dan pada spesies benih yang ditanam. Untuk banyak speises,
dua benih perlubang adalah ideal tetapi bagi beberapa (khususnya jagung manis
dan okra) hanya satu benih harus ditanam. Ini disebabkan karena bila lebih dari
satu tanaman yang berhasil tumbuh dalam satu lubang, kerebahan akan terpacu.
Untuk kedua spesies ini, harus dihindari benih yang daya kecambahnya jelek, jika
terpaksa harus digunakan, kerapatan jaraknya harus ditingkatkan untuk
mengimbangi daya kecambahnya yang jelek (william, 1993).
5
Selama penyimpanan biji akan mengalami perubahan fisiologis yang
disebabkan oleh adanya proses respirasi sehingga terjadi pengurangan karbohidrat
yang akan menyebabkan susut berat. Sifat biji adalah sangat higroskopis, yang
akan menyebabkan kenaikan kadar air. Dengan naiknya kadar air diduga biji yang
akan mengalami kemunduran fisiologis. Gejala-gejala kemunduran fisiologis biji
diantaranya ialah mundurnya daya kecambah dan meningkatnya kecambah yang
abnormal. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa biji yang rendah daya kecambahnya
akan menghasilkan banyak kecambah yang abnormal dan tidak mampu untuk
tumbuh menjadi tanaman dewasa. Kecambah-kecambah yang dapat hidup terus,
akar-akar dan tunasnya tumbuh jelek, meristem akhirnya mati atau tumbuh
menjadi tanaman dewasa yang memiliki tepung sari fertilitasnya rendah. Selain
itu, suhu yang terlalu tinggi pada waktu pengeringan atau penyimpanan juga akan
mengakibatkan banyaknya kecambah yang abnormal
(Donald et al., 1974 dalam Pulungan et al., 1995).
C. Penanaman, Pemeliharaan, dan Panen
1. Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua tahap pertumbuhan generatif
( Wilson, 1966)
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang mencapai
tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas
teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.( Anonimb, 2007).
Distribusi jumlah daun di atas tongkol, tinggi tanaman, panjang tongkol,
diameter tongkol, jumlah baris dan bobot merupakan sifat yang penting
karena ada hubungannya dengan hasil biji. Jumlah daun di atas tongkol
6
merupakan tolak ukur penting dalam pembentukan tongkol jagung
(Budiarti, 1999).
Pada pemberian nutrisi, nitrogen memiliki peran penting sebagai fiksasi
N2 biologis yang kemungkinan besar dapat menyediakan jumlah yang cukup
untuk mengimbangi jumlah hasil panen yang diekspor, tetapi pergerakan
nitrat pada kondisi curah hujan yang tinggi dapat mengurangi efisiensi
penggunaan N, baik sebagai sumber organik dan sebagai pupuk mineral N
(Noordwjik et al., 1996).
Jarak tanam untuk tanaman sangatlah diperlukan agar setiap individu
tanaman dapat memanfaatkan semua faktor lingkungan tumbuhnya dengan
optimal, sehingga didapatkan tanaman tumbuh dengan subur dan seragam
yang akhirnya produksi dapat dicapai optimal pula. Jarak tanam
mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi penggunaan cahaya, berpengaruh
terhadap cuaca mikro, perkembangan hama penyakit juga mempengaruhi
kompetisi antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara. Penentuan
jarak tanam jagung dipengaruhi jenis/varietas/hybrida jagung yang ditanam,
pola tanam dan kesuburan tanah, bagian tanaman yang akan dipanen sebagai
pendekatan ekonomik (Anonimb, 2007).
2. Kacang Tanah
Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis
guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis
7
angustifolia (Chod &Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.;
Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis
marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis
villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.
(Anonimc, 2008).
Kacang tanah merupakan hasil pertanian terbesar kedua setelah kacang
kedelai (Glysine Max). Kacang tanah berguna untuk membantu menyuburkan
tanah, karena pada akarnya terdapat bakteri Rhizobuim yang dapat
memperkaya kandungan Nitrogen tanah. Biji kacang tanah mengandung kadar
lemak dan protein tinggi. Kandungan proteinnya sekitar 25-34 %, terdiri dari
asam-asam amino esensial seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin,
leusin, lisin, metionin, triptofan, dan valin. Kandungan lemaknya sekitar 16-
50 %, 76-86 % diantaranya adalah asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat
dan linoleat ( Wilkins,1994).
Kepadatan kacang tanah yang semakin tinggi menyebabkan
pertumbuhan generatif (jumlah bunga, jumlah polong, berat kering polong
hampa, dan berat kering polong penuh) kacang tanah makin banyak, kecuali
jumlah bunga dan berat kering polong hampa, sedangakan pada faktor
kepadatan teki menurunkan pertumbuhan generatif kacang tanah, kecuali
jumlah bunga dan berat kering polong hampa. Dan kepadatan kacang tanah
menurunkan teki (Wahyuningsih, 2008).
Panen Kacang tanah dilakukan apabila 75% polong telah tua. Ciri
polong kacang tanah yang telah tua adalah : Kulit polong agak keras, warna
polong kecoklatan, pong berisi penuh tetapi biji tidak terlalu keras, kulit ari
biji tipis tetapi mudah dikelupas, kadar iar biji menurun dibawah 25%
(Irwan, 2006).
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengarturan jarak
tanam yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan
cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan
8
mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya
kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi utamanya
adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa
penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak
tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secra nyata berpengaruh
terhadap jumlah cabang serta luas daun (Budiastuti, 2000).
3. Kacang tunggak
Kacang tunggak memiliki tipe tunbuh tegak serta tidak memerlukan
turus (lanjaran) dalam pertumbuhan sebagai tempat membelit batang.
Mempunyai karakteristik morfologi sebagai berikut :
a. Batang tananaman pendek dan tidak membelit sehingga tidak memerlukan
lanjaran
b. Buah (polong) berukuran ± 10 cm, kaku dan berwarna hijau
c. Biji berbentuk bulat panjang, agak pipih dan ujungnya agak lonjong serta
warnanya kuning kecoklatan (Anonimb, 2007).
Pemangkasan adalah suatu upaya yang penting karena organ-organ baru
terbentuk secara khusus dari bahan-bahan yang tersimpan dalam proses
pemangkasan dan hidup batang terjamin setelah adanya penyambungan
bagian yang terpotong. Penyembuhan dengan pembentukan bagian akar yang
bersentuhan dengan tanah lebih mudah dikendalikan dengan jalan
pemangkasan murni untuk menghindari rusaknya jaringan. Pertumbuhan yang
cepat hanya terjadi setelah pembentukan tonjolan akar adventif dari silinder
pusat seperti pada saluran sistem perakaran juga dibantu oleh titik hormone
(Andregemn, 1994).
Tunas lateral merupakan subjek penghambat korelasi oleh tunas apikal,
sehingga jika tunas apikal dipangkas maka hanya tunas lateral paling atas
yang tumbuh dengan cepat, sedangkan tunas basal tetap terhambat.
Penghambatan tunas lateral tergantung pada konsentrasi auksun yang
diberikan pada permukaan batang yang di potong. Pemberian auksinogen
9
pada sebuah tanaman yang dipotong akan meramngsang pertumbuhan pucuk
tanaman (Wilkins,1994)
Pemangkasan juga dimaksudkan agar dapat diperoleh buah yang segar
dan cepat masak. Pemangkasan dilakukan satu kali atau dua kali sebulan,
yaitu dengan cara memangkas bagian pucuk atau cabang ketiga pada batang
pokok atau cabang kelima pada kedua cabang yang dibiarkan hidup.
Pemangkasan tanaman tomat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pemangkasan tunas dan pemangkasan batang (Anonimd, 2006).
Pemangkasan selama untuk merangsang pembuahan yang bertujuan
untuk meningkatkan intersepsi cahaya sehingga kelembaban dibawah tajuk
berkurang. Untuk memperoleh lapisan fotsi yang tinggi dan untuk membentuk
tajuk tanaman yang perlu dilaksanakan pemotongan tajuk sehingga daun-daun
dibagian atas mendekati vertikal dan semakin mendatar pada bagian bawah.
Pada prinsipnya pemangkasan akan menunjang terbentuknya tunas baru yang
lebih banyak dan dasar tunas tersebut dihaapkan dapat mengeluarkan malai
bunga sehingga produksi buah meningkat ( Yuniastuti et all, 2001 ).
10
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Persiapan Lahan
Praktikum acara I dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2009
pukul 07.00 bertempat di Jumantono, Karanganyar, Surakarta.
2. Pemilihan Dan Perhitungan Kebutuhan Benih
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari Jumat 11 September 2009
pukul 07.00-09.00 WIB bertempat di laboratorium Ekologi dan Manajemen
Pertumbuhan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 3 Oktober-
18 Desember 2009 bertempat di Jumantono, Karanganyar, Surakarta.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Persiapan Lahan
1. Cangkul
2. Traktor
3. Cethok
4. Tali rafia
5. Patok
6. papan
nama
b. Pemilihan Dan Perhitungan Kebutuhan Benih
1. Kaca pembesar
2. Alat hitung
3. Petridish
4. Kertas Tissu/buram
c. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
1. Meteran
2. Tali Rafia
3. Timbanga
n
11
4. Tugal
5. Gembor
6. Sprayer
2. Bahan
a. Persiapan Lahan
1. Pupuk kandang
2. Pupuk Urea
3. SP36
4. KCl
b. Pemilihan Dan Perhitungan Kebutuhan Benih
1. 100 benih Jagung
2. 100 benih Kacang tanah
3. 100 benih Kacang tunggak
c. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
1. Benih Jagung, Kacang tanah, dan Kacang tunggak
2. Pupuk daun
3. Pupuk kandang
4. Pupuk Urea
C. Cara Kerja
1. Persiapan Lahan
a. Mengolah tanah dengan cangkul atau traktor sehingga tanah menjadi
gembur
b. Membuat petakan / bedengan yang diberi papan nama perlakuan tanaman
c. Menaburkan Pupuk
Keterangan : Untuk Jagung pupuk kandang 4,8 kg/petak dan pupuk urea
105 gram/petak, SP36 24 gram /petak, KCl 24 gram/petak. Aplikasi
pemupukan urea ½ dosis dan SP36 serta KCl pada saat tanam, kemudian ½
dosis urea pada saat 5 MST. Sedangkan untuk Kacang tanah dan Kacang
tunggak diberi pupuk kandang 0,6 kg/petak ditambah pupuk urea 15
12
gram/petak, ditambah SP36 30 gram/petak dan KCl 30 gram/petak dipupuk
pada saat tanam.
2. Pemilihan Dan Perhitungan Kebutuhan Benih
a. Pemilihan Benih
1. Mengambil benih yang akan ditanam.
2. Mengamati (dengan kaca pembesar ) biji yang baik yaitu yang
mengkilat, tidak keriput, tidak cacat dan warna normal.
b. Uji daya kecambah
1. Memilih 50 atau 100 butir biji kemudian ditata pada lembaran yertas
tissue di petridish lalu dibasahi dengan air secukupnya
2. Menghitung bici yang berkecambah setiap hari, sampai hari ke-7 atau
10 hari
c. Berat 100/1000 biji
1. Menghitung 100 atau 1000 biji yang akan ditanam, kemudian
ditimbang
2. Mengulangi point a sebanyak tiga kali
3. Penanaman Dan Pemeliharaan Tanaman
a. Penanaman
Luas petakan tiap kelompok 2x3 m
a. Jagung
1. Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm dengan
jarak tanam 40 x 50 cm (30 tanaman/petak). Pupuk daun = P0
(control), P1 (14 hari setelah tanam), P2 (21 hari setelah
tanam), P3 (28 hari setelah tanam). Masing-masing perlakuan
diulang 6 kali sehingga terdapat 24 petak.
2. Menanam benih jagung pada lubang tanam, kemudian
menutupnya dengan tanah.
13
3. pupuk urea susulan ½ dosis diberikan pada umur 5 minggu
setelah tanam
b. Kacang tanah
1. Membuat lubang tanam sedalam 3 cm
2. Menanam benih kacang tanah pada lubang yang tersedia
kemudian menutup dengan tanah dengan jarak tanam : J1 (25
x 15 cm sebanyak 160 tanaman/petak), J2 (25 x 20 cm
sebanyak 120 tanaman/petak), J3 (25 x 25 cm sebanyak 96
tanaman/petak), dan J4 (25 x 30 cm sebanyak 80
tanaman/petak). Masing-masing perlakuan diulang 6 kali
sehingga terdapat 24 petak.
c. Kacang tunggak
1. Membuat lubang tanam sedalam 3 cm
2. Menanam benih kacang tunggak pada lubang yang tersedia
kemidian menutupnya dengan tanah dengam jarak tanam 25 x
30 cm (80 tanaman/ petak). Perlakuan pucuk tanaman : M0
(tidak dipangkas), M1 (dipangkas umur 14 hari setelah musim
tanam), M2 (dipangkas umur 21 hari setelah musim tanam),
dan M3 (dipangkas umur 28 hari setelah musim tanam)
b. Pemeliharaan
1. Melakukan penyiraman setiap sore hari, setelah 1 minggu bila
tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah keadaan
kering
2. Melakukan penyiangan dan pendangiran dengan cangkul atau
cethok untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah
3. Pengendalian penggangu tanaman (hama/penyakit) secara mekanik
bila diperlukan
c. Pemanenan
14
Panen dilakukan bila tanaman telah memenuhi criteria masak
sesuai jenis tanaman (jagung tongkol berwarna coklat dan biji keras)
d. Pengamatan
1. Mengamati bagian vegetatif meliputi tinggi tanaman / saat muncul
bunga (untuk jagung dan kacang tanah), untuk kacang tunggak
(jumlah cabang dan saat muncul bunga)
2. Mengamati saat panen yang meliputi :
1. Jagung : Berat kering tanaman/berat tonggol dengan dan tanpa
klobot
2. Kacang tanah : berat kering tanaman, berat polong isi, berat
polong hampa
3. Kacang tunggak : berat kering tanaman, berat polong dengan
biji dan berat biji
Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat panen
diannalisis statistic dengan sidik ragam
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Persiapan Lahan
a. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Identifikasi Tanah
No. Pengamatan Tanah sebelum diolahTanah sesudah
diolah1.2.3.4.5.6.
HamaGulmaStruktur tanahTekstur tanahPartikel tanahJenis tanah
SemutRumput teki,Putri malu
GumpalGeluh berlempungKasarAlfisol
SemutRumput keringRemahGeluhRata agak lembutAlfisol
Sumber: Laporan Sementara
b. Pembahasan
Pengolahan tanah merupakan berbagai pekerjaan modifikasi atau
manipulasi tanah di daerah perakaran yang secara langsung bertujuan untuk
memperbaiki daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan unsure hara
dan produksi.Pengolahan tanah bertujuan: untuk menyediakan lahan agar siap
bagi kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah. Karena
tanah merupakan faktor lingkungan yang mempunyai hubungan timbal balik
dengan tanaman yang tumbuh padanya.
Pada umumnya saat dilakukan pengolahan tanah, lahan dalam keadaan
terbuka, tanah dihancurkan oleh alat pengolah, sehingga agregat tanah
mempunyai kemantapan rendah. Jika pada saat tersebut terjadi hujan, tanah
dengan mudah dihancurkan dan terangkut bersama air permukaan (erosi).
16
Untuk jangka panjang pengolahan tanah yang terus menerus mengakibatkan
pemadatan pada lapisan tanah bagian bawah lapisan olah, hal demikian
menghambat pertumbuhan akar.
Luas petak tiap kelompok adalah 2x 3 m, persiapan lahan dilakukan
dengan mencangkul lahan yang akan ditanami, bertujuan untuk memangkas
akar-akar gulma dan sisa-sisa bagian vegetatif penanaman sebelumnya serta
mengangkat agregat dan lapisan tanah bagian bawah permukaan menuju ke
atas, karena pada lapisan tersebut banyak terkandung humus kemudian
diatasnya ditaburkan pupuk N, P, dan K, kemudian disiram air sampai jenuh
agar kelembaban tanah dapat bertahan dalam waktu maksimal serta dapat
melarutkan pupuk organik dan anorganik tersebut ke lapisan tanah di bawah
permukaan sehingga menambah nutrisi dan hara dalam tanah. Hal ini
bertujuan agar benih dapat tumbuh dengan baik, pupuk diberikan sebagai
cadangan unsur hara pada masa awal tanam, sehingga ketersediaan unsur hara
untuk benih dapat tercukupi. Pengolahan yang dilakukan pada tanah sebelum
penanaman, merubah kondisi tanah yang pada awalnya tidak sesuai untuk
kegiatan budidaya menjadi tanah yang siap menjadi tempat tumbuhnya
perakaran tanaman. Hama dan gulma diatas tanah (semut, rumput liar, rumput
teki, putri malu dan sisa-sisa akar rosela) juga dihilangkan saat pengolahan
tanah.
Tanah didaerah Jumantono, Karanganyar termasuk tanah alfisol karena
batuan induknya berasal dari gunung api. Struktur tanah sebelum tanah diolah
tanahnya mempunyai struktur tanah gumpal dan setelah diolah menjadi
remah. Tekstur tanah yang berkembang adalah geluh berlempung serta
partikel tanahnya kasar karena partikel tanah didaerah jumantono besar-besar
dan berwarna coklat kemerah-merahan. Tekstur tersebut menyebabkan aerasi
dan drainasenya dapat ditingkatkan sehingga bisa ditanami jagung. Seperti
pernyataan dari Munir (1996) bahwa alfisol secara potensial merupakan tanah
yang subur, meskipun bahaya erosi perlu mendapat perhatian. Untuk
17
peningkatan hasil pertanian memerlukan usaha-usaha intensifikasi, antara lain
pemupukan dan pemeliharaan tanah serta tanaman yang sebaik-baiknya.
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
a. Hasil Pengamatan
1. Pemilihan benih
18
Mengkilat
Tidak keriput
Tidak cacat
Warna normal
Beruas
Daya kecambah tinggi
Kecepatan kecambah tinggi
murni
pada saat benih disimpan tidak terdapat hama ataupun penyakit,
tetapi ada sebagian benih yang ditumbuhi jamur.
2. Uji Daya Kecambah dan Kecepatan Kecambah
a. Jagung
DK
= 100 %
b. Kacang Tanah
DK
= 90 %
c. Kacang Tunggak
DK
= 100 %
a. Jagung
KK
= 100 %
b. Kacang Tanah
KK
= 90 %
c. Kacang Tunggak
KK
= 100 %
3. Jumlah Lubang/petak
a.Jagung
Diketahui : jarak tanam = 40 x 50 cm
Luas petak = 200 x 300 cm
Jumlah Lubang/petak M3 cm
= cm2
= 30 lubang /petak
b. Kacang tanah
Diketahui : jarak tanam J1 = 25x 15 cm
Luas petak = 200 x 300 cm
Jumlah Lubang/petak cm
= cm2
= 160 lubang /petak
c.Kacang tunggak
Diketahui : jarak tanam = 25 x 30 cm
Luas petak = 200 x 300 cm
Jumlah Lubang/petak P3 cm
= cm2
= 80 lubang /petak
4. Kebutuhan Benih/petak = DK x jumlah lubang
a. Jagung
Kebutuhan Benih/petak = 100 % x 30
= 30 biji / petak
b. Kacang tanah
Kebutuhan Benih/petak = 90 % x 160
= 144 biji / petak
c.Kacang tunggak
Kebutuhan Benih/petak =100 % x 80
= 80 biji/petak
5. Kebutuhan benih / lubang
a. Jagung =
= 1 biji/lubang
b. Kacang tanah =
= 0,9 ≈ 1 biji/petak
c. Kacang tunggak =
= 1 biji/petak
6. Berat 100 benih
a. Jagung
Tabel 4.2 Hasil Penimbangan 100 benih JagungUlangan
(n)Berat 100 benih Jagung
(gr)
2
1 23,8 0,23042 23,9 0,143 22,6 2,824 25,6 2,625 24,4 0,0146 25,1 0,67
∑ = 6,494
Sumber : Laporan Sementara
SD =
=1,12
+ SD
= 24.28 + 1,1
= 25,40
+ SD
= 24,28 + 1,1
=23,1
b. Kacang Tanah
Tabel 4.3 Hasil Penimbangan 100 benih Kacang TanahUlangan Berat 100 benih Kacang
Tanah (gr)
2
1 39,7 1,102 41,6 0,723 38 7,564 43,5 7,565 42,6 3,426 39,1 2,72
∑ =23,08 Sumber : Laporan Sementara
SD =
=2,146
+ SD
= 40,75 + 2,1
= 42,90
+ SD
= 40,75 + 2,1
=38,60
c. Kacang Tunggak
Tabel 4.4 Hasil Penimbangan 100 benih Kacang TunggakUlangan Berat 100 benih Kacang 2
Tunggak (gr)1 13,8 0,462 15,4 0,853 12,2 5,194 15 0,275 15,6 1,256 14,6 0,01
∑ = 8,03 Sumber : Laporan Sementara
SD =
=1,27
+ SD
= 14,48 + 1,3
= 15,75
+ SD
= 14,48 + 1,3
= 13,21
b. Pembahasan
Benih bermutu adalah benih yang telah di nyatakan sebagai benih yang
berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi
memiliki daya tumbuh lebuh dari sembilan puluh persen, dengan ketentuhan
memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhan
menjadi tanaman yang baik atau mampu berkecambah tumbuh dengan
normal merupakan tanaman yang menghasilkan yang sering disebut benih
yang sudah matang. Selain itu memiliki kemurnian yang artinya terbebas
dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari biji herbal,
hama dan penyakit ( Kertasapoetra, 1994).
Pada pemilihan benih harus memperhatikan benih yang kita pilih,
benih yang dipilih harus memenuhi persyaratan yaitu, kulitnya mengkilat,
tidak keriput, tidak cacat, warna normal, beruas, memiliki daya kecambah
dan kecepatan kecamabah yang tinggi dan murni. Daya berkecambahnya
benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian-bagian penting
dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk
tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian
pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa
persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah
pada jangka waktu yang telah ditentukan. Dari hasil praktikum diatas
diperoleh hasil DK Jagung sebesar 100%, kacang tanah 90 %, dan kacang
tunggak 100%.
Sedangkan kecepatan kecambah untuk Jagung sebesar 100%, kacang
tanah 90%, dana kacang tunggak 100%. Pada waktu benih dalam masa
penyimpanan, terdapat jamur yang berwarna hitam dan kuning yang dapat
menghambat benih untuk berkecambah. Untuk menghitung standar deviasi
dilakukan dengan menimbang berat 100 benih 6 kali ulangan, dan dihitung
standar deviasinya sesuai dengan rumus. Dari praktikum ini, standar
deviasinya untuk jagung adalah 1,12 dengan berat benih maksimal 25,60,
untuk kacang tanah diperoleh 2,146 dengan berat benih maksimal 43,5 dan
kacang tunggak diperolah 1,27 dengan berat maksimal 15,60.
Luas petak tanah yang digunakan adalah 2 m x 3 m. Jumlah lubang
tanaman jagung adalah 30 lubang, kacang tanah 160 lubang dan kacang
tunggak 80 lubang. Sedangkan jumlah kebutuhan benuh tanaman jagung 30
biji,kacang tanah 144 biji dan kacang tunggak 80 biji. Sehingga rata-rata
perlubang diberi benih 1 biji baik untuk tanaman jagng, kacang tanah
maupun kacang tunggak.
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
a.Jagung
Tabel 4.5 Rata-rata tinggi tanaman Jagung per-mingguMinggu ke- Rata-rata tinggi tanaman
1 9,52 25,173 44,684 77,255 100,836 105,627 126,838 148,579 19510 209,511 219,17
Sumber : Laporan Sementara
Grafik 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung Per-Minggu
Pembahasan
Pada dasarnya pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi dua yaitu
pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pertumbuhan vegetatif merupakan
pertumbuhan organ-organ tumbuhan, sedangkan fase reproduktif tanaman
jagung adalah masa ketika tanaman telah mampu membentuk organ-organ
reproduksi dan melangsungkan proses reproduksi untuk membentuk biji.
Fase ini terjadi setelah pertambahan jumlah dan volume sel memadai
(tanaman mencapai jumlah primordia tertentu yang memungkinkan tanaman
untuk mulai berbunga), yang ditandai dengan stabilnya pembelahan sel, pola
pembelahan berubah untuk mulai membentuk meristem lateral. Tanaman
memasuki fase reproduktif setelah tercapainya suatu karakter genetik yang
disebut size effect dan endogenous timing. Size effect adalah ukuran tertentu
yang berhubungan dengan kemampuan tanaman mengatur penyerapan,
suplai dan alokasi makanan. Endogenous timing adalah umur tertentu yang
secara genetis berhubungan dengan kesiapannya untuk berbunga.
Dari pengamatan dengan perlakuan P3 diperoleh tinggi tanaman rata-
rata selama pengamatan 11 minggu yaitu 114,74 cm. Sampel tanaman jagung
diambil secara acak tidak dalam sebaris dan diambil dibagian tengah hal ini
bertujuan agar tanaman tidak mudah terserang oleh hama. Tinggi tanaman
dari masing-masing sampel berubah-ubah hal inidisebabkan karena
kemapuan tanaman dalam peneyera Pengukuran tingg tanaman ini diambil
dari tinggi tanaman dari ketiga sampel.
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu dengan
mengukur 6 tanaman sampel. Rata-rata pertumbuhan tanaman tiap minggu
selama 11 minggu yaitu 9,5 cm, 25,17 cm, 44,68 cm, 77,25 cm, 100,83 cm,
105,62 cm, 126,83 cm, 148,57 cm, 195 cm, 209,5 cm dan 219,17 cm. Dari
hasil pengamatan atau lebih jelasnya diperlihatkan dalam grafik diatas bahwa
rata-rata pertambahan tinggi tanaman jagung tidak ditunjukkan dengan garis
lurus. Tetapim terjadi peningkatan dari minggu ke minggu. Tetapi pada
jangka waktu minggu ke-5 dan ke-6, terjadi peningkatan yang kecil. Hal itu
disebabkan karena cuacanya sangat panas dan tidak teratur sehingga
pertumbuhan tanaman jagung terhambat.
Dari grafik tersebut juga di ketahui pertumbuhan tanaman jagung yang
mengalami peningkatan yang maksimal pada minggu ke-7 sampai minggu
ke-8. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pertambahan tinggi
tanaman antara lain ketersediaan unsur hara dan air. Tercukupinya unsur
hara dan air yang diperlukan tanaman akan memperlancar fotosintesis,
sehingga pertumbuhan dapat optimal, selain itu intensitas cahaya juga
berpengaruh terhadap pertambahan inggi tanaman. Telah diketahui bahwa
cahaya merupakan unsur yang penting dalam proses fotosintesis tanaman,
intensitas cahaya yang cukup akan memperlancar fotosintesis, tetapi jika
intensitas cahaya terlalu tinggi juga akan mengganngu pertumbuhan, karena
akan merusak zat pengatur tumbuh, auksin. Suhu, kelembapan, banyaknya
hama dan gulma juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Selain itu
stadia atau fase pertumbuhan juga berpengaruh, karena pada stadia
pertumbuhan vegetatif tanaman jagung akan mengalami hambatan dalam
pertambahan tinggi, pertumbuhan tanaman lebih dikonsentrasikan pada
pertumbuhan vegetatif, misalnya pembentukan akar
Tabel 4.6 Anova saat berbunga terhadap pemupukan
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 2,2083 0,4417 0,57 0,722
Perlakuan 3 10,1250 3,3750 4,35 0,021
Galat 15 11,6250 0,7750
Total 23 23,9583 S : Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan tabel Annova di atas dapat diketahui bahwa P < 0,05
artinya pemupukan memberikan pengaruh terhadap tanaman jagung saat
berbunga. Hal ini disebabkan karena pengaruh pengunaan pupup daun ini
adalah lebih pada fotosintesis dan respirasi tanaman. Selain itu mungkin
disebabkan saat berbunga dipengaruhi oleh cahaya matahari, suhu, unsur
hara. Keberadaan unsur hara dalam tanah berhubungan dengan ketersediaan
suplai energi dan bahan pembangun bagi proses pembentukan dan
perkembangan bunga. Sehingga faktor lingkungan pada saat praktikum
sangat mendukung pada saat pembentukan bunga.
Tabel 4.7 Anova berat total kering Jagung terhadap pemupukan
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 234697 46939 0,36 0,870
Perlakuan 3 244542 81514 0,62 0,612
Galat 15 1970353 131357
Total 23 2449592 NS : Non Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan tabel Anova berat total kering tanaman jagung terhadap
pemupukan diperoleh P > 0,05 artinya pemupukan memberikan tidak
berpengaruh terhadap berat total keing tanaman jagung dikarenakan pada
saat waktu pemupukan stomata masih membuka sehingga pupuk tidak bisa
maksimal diserap oleh tanaman. Selain itu gulma juga mempengaruhi dalam
persaingan merebutkan unsur hara tersebut.
Tabel 4.8 Anova berat tongkol dengan klobot Jagung terhadap pemupukan
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 726730 145346 0,77 0,587
Perlakuan 3 200269 66756 0,35 0,788
Galat 15 2840186 189346
Total 23 3767185 NS : Non Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan tabel Anova di atas tentang pengaruh pemupukan
terhadap berat kering tanaman jagung dapat diketahui nilai P hitung sebesar
0,788 ternyata lebih besar dari 0,05. Hal tersebut berarti bahwa perlakuan
pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi terhadap berat tongkol dengan
klobot pada tanaman jagung. Keadaan yang semacam ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain adalah kurang telitinya dalam perlakuan
pemupukan. Ada bagian daun yang tidak terkena pupuk sehingga berat
tongkol dengan klobot jagung tidak bisa maksimal.
Tabel 4.9 Anova berat tongkol dengan klobot Jagung terhadap pemupukan
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 294967 58993 0,86 0,532
Perlakuan 3 69745 23248 0,34 0,799
Galat 15 1033805 68920
Total 23 1398517 NS : Non Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan tabel Anova diatas dapat diketahui bahwa nilai P sebesar
0,799. Berarti nilai P > 0,05 sehingga pemupukan tidak berpengaruh
terhadap berat tongkol tanpa klobot jagung. Pengaruh pemberian pemupukan
ini lebih kepada proses fotosintesis dan respirasi pada tanaman. Pupuk daun
ini tidak berpengaruh nyata terhadap hasil dari tanaman jagung tetapi
langsung pada proses yang terjadi pada tanaman. Faktor yang mempengaruhi
pertambahan berat tongkol tanpa klobot saat panen yaitu berat biji.
Perhitungan berat tongkol tanpa klobot penting dalam budidaya terutama
hasil penjualan produk.
Tabel 4.10 Purata Tinggi Tanaman JagungPerlakuan Tinggi tanaman (cm)
P0 188P1 194P2 205P3 195
Histogram purata tinggi tanaman Jagung
175
180
185
190
195
200
205
210
1Perlakuan
tin
gg
i ta
nam
an
P0
P1
P2
P3
Grafik 4.2 Purata Tinggi Tanaman Jagung
PembahasanBerdasarkan rekapan data dari keempat perlakuan yaitu P0, P1, P2 dan
P3 diperoleh rata-rata tinggi tanaman 188 cm, 194 cm, 205 cm, dan 195 cm.
Perlekuan yang dilakukan dengan pemberian pupuk daun. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan atau pertambahan tinggi tanaman antara lain
ketersediaan unsur hara dan air. Tercukupinya unsur hara dan air yang
diperlukan tanaman akan memperlancar fotosintesis, sehingga pertumbuhan
dapat optimal, selain itu intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap
pertambahan inggi tanaman. Telah diketahui bahwa cahaya merupakan unsur
yang penting dalam proses fotosintesis tanaman, intensitas cahaya yang
cukup akan memperlancar fotosintesis, tetapi jika intensitas cahaya terlalu
tinggi juga akan mengganngu pertumbuhan, karena akan merusak zat
pengatur tumbuh, auksin. Suhu, kelembapan, banyaknya hama dan gulma
juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
b. Kacang Tanah
Tabel 4.11 Rata-rata tinggi tanaman Kacang tanah per-mingguMinggu ke- Rata-rata tinggi tanaman
1 2,952 7,73 8,854 9,955 10,46 11,087 13,728 19,289 23,1710 28,1811 31
Sumber : Laporan Sementara
Grafik 4.3 Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah Per-MingguPembahasan
Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa
bagian tertentu, yang terdiri sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui
proses pembelahan sel di meristem. Pertumbuhan atau pertambahan ukuran
mudah dirancukan dengan pembelahan sel di meristem tanaman.
(Silabury, F.B dan Cleon WR. 1995).
Pertumbuhan vegetatif adalah pertumbuhan tanaman mulai dari benih
berkecambah sampai dengan awal pembentukan bunga. Pertumbuhan
generatif adalah pertumbuhan tanaman saat awal terbentuknya bunga sampai
pembentukan polong biji. Pada tanaman kacang tanah secara keseluruhan ini,
pertumbuhan vegetatif dan generatif dapat dilihat melalui tabel yang ada
diatas, tabel tersebut menunjukan perkembangan pertumbuhan pada
beberapa variabel tanaman dengan perlakuan yang berbeda-beda.
Pertumbuhan vegetatif tanaman biasanya dimulai saat tanaman saat tanaman
mulai berkecambah hingga proses terbentuknya bunga. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada tanaman kacang tanah ini, telah didapatkan
data tentang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman ini. Kacang tanah
yang ditanam selama sebelas minggu ini telah menampakkan pertumbuhan
vegetatifnya setelah benih berkecambah. Secara keseluruhan pertumbuhan
vegetatif tanaman ini cukup baik. Tanaman kacang tanah ini diberi perlakuan
mengenai jarak tanam.
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu dengan
mengukur 6 tanaman sampel. Rata-rata pertumbuhan tanaman tiap minggu
selama 11 minggu yaitu 2,95 cm, 7,7 cm, 8,85 cm, 9,95 cm, 10,40 cm, 11,08
cm, 13,72 cm, 19,28 cm, 23,17 cm, 28,18 cm dan 31 cm. Dari hasil
pengamatan atau lebih jelasnya diperlihatkan dalam grafik diatas bahwa rata-
rata pertambahan tinggi tanaman jagung tidak ditunjukkan dengan garis
lurus. Tetapim terjadi peningkatan dari minggu ke minggu. Tetapi pada
jangka waktu minggu ke-5 dan ke-6, terjadi peningkatan yang kecil. Hal itu
disebabkan karena cuacanya sangat panas dan tidak teratur sehingga
pertumbuhan tanaman kacang tanah terhambat.
Tabel 4.12 Anova saat berbunga terhadap jarak tanam
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 1,208 0,242 0,18 0,968
Perlakuan 3 3,125 1,042 0,76 0,535
Galat 15 20,625 1,375
Total 23 24,958NS : Non Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan tabel Anova di atas dapat diketahui bahwa P hitung saat
muncul bunga adalah 0,535. Nilai P hitung lebih dari 0,05, sehingga dapat
dikatakan bahwa jarak tanam tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap
munculnya bunga pada tanaman kacang tanah. Hal itu disebabkan karena
jarak tanam yang sangat rapat sehingga proses penyerapan unsur hara
terganggu. Keberadaan unsur hara dalam tanah berhubungan dengan
ketersediaan suplai energi dan bahan pembangun bagi proses pembentukan
dan perkembangan bunga.
Tabel 4. 13 Anova berat brangkasan kering terhadap jarak tanam
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 83722 16744 0,71 0,628
Perlakuan 3 127089 42363 1,79 0,193
Galat 15 355658 23711
Total 23 566469
NS : Non Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan tabel Annova di atas dapat diketahui bahwa P < 0,05
artinya jarak tanam tidak memberikan pengaruh terhadap berat brangkasan
kering tanaman kacang tanah. Hal ini mungkin dikarenakan oleh jarak tanam
yang terlalu rapat sehingga populasi yang ada semakin banyak, sehingga
terjadi kompetisi berupa cahaya matahari, unsur hara, dan air sehingga
proses fotosintesis yang terjadi tidak optimal, sehingga hasil fotosintat yang
ada semakin sedikit, yang mengakibatkan pembentukan tongkol sedikit, dan
juga pemanjangan tongkol menjadi terhambat. Menurut Sitompul dan
Guritno (1995), apabila dua atau lebih tanaman ditanam dengan jarak cukup
dekat dan ketersediaan unsur hara dan air terbatas, maka kompetisi akan
faktor tumbuh tersebut akan terjadi. Organ yang terlibat langsung dalam
kompetisi tersebut adalah terutama akar, sehingga daya kompetitif tanaman
tergantung pada kapasitas akar.
Tabel 4.14 Anova berat polong isi kacang tanah terhadap jarak tanam
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 2511,7 502,3 2,09 0,123
Perlakuan 3 1521,5 507,2 2,11 0,142
Galat 15 3601,8 240,1
Total 23 7635NS : Non Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan tabel Anova di atas dapat diketahui bahwa P hitung saat
muncul bunga adalah 0,142. Nilai P hitung lebih dari 0,05, sehingga dapat
dikatakan bahwa jarak tanam tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap
berat polong isi kacang tanah. hal ini mungkin disebabkan oleh jarak tanam
yang terlalu rapat maka populasi yang ada semakin banyak, sehingga terjadi
persaingan faktor lingkungan, sehingga tanaman tidak mampu
memanfaatkan faktor lingkungan secara optimal sehingga fotosintesis
tanaman menjadi terhambat sehingga hasil fotosintat yang dihasilkan sedikit
sehingga dalam pengisian biji menjadi berkurang, selain dikarenakan adanya
persaingan faktor lingkungan, pengisian polong terhambat karena tanaman
kekurangan salah satu unsur hara yang berperan dalam pengisian biji yaitu
unsur P, sehingga menjadikan polong kacang tanah tidak berisi. Polong
hampa mengakibatkan berat polong isi dari tanaman kacang tanah berkurang.
Tabel 4.15 Anova berat polong hampa kacang tanah terhadap jarak tanam
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 369,21 73,84 3,02 0,044
Perlakuan 3 10,46 3,49 0,14 0,933
Galat 15 366,29 24,42
Total 23 745,96NS : Non Signifikan
Pembahasan
Pertumbuhan tanaman kacang tanah secara generatif mempengaruhi
dalam pembentukan polong. Fase pertumbuhan secara generatif bertujuan
untuk pembentukan bunga dan biji. Salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman kacang tanah secara generatif
adalah dengan pengaturan jarak tanam yang teratur dan agak renggang. Jarak
tanam yang terlalu rapat akan menggangu tanaman kacang tanah dalam
pertumbuhan karena adanya persaingan dalam memperebutkan unsur hara,
serta daunnya bisa saling menaungi akibatnya sinar matahri tidak dapat
diserap oleh tanaman kacang tanah secara maksimal. Keadaan yang
demikian akan berpengaruh juga terhadap proses fotosintes..
Berdasarkan tabel anova di atas dapat diketahui bahwa nilai P hitung
berat polong hampa sebesar 0,933 yang lebih besar dari 0,05, sehingga
didapatkan hasil yang non signifikan (tidak berbeda nyata ). Hal tersebut
berarti pengaturan jarak tanam tidak mempengaruhi berat polong hampa
tanaman kacang tanah.
Tabel 4. 16 Purata Tinggi Tanaman Kacang TanahPerlakuan Tinggi tanaman (cm)
J1 27J2 26J3 22J4 22
Histogram Purata Tanaman Kacang Tanah
0
5
10
15
20
25
30
1
Perlakuan
Tin
gg
i Tan
aman
(cm
)
J1
J2
J3
J4
Grafik 4.4 Purata Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Pembahasan
Dari tabel purata rata-rata tanaman kacang tanah dapat diketahui
bahwa tinggi tanaman jagung dengan perlakuan dengan membedakan jarak
tanam terlihat sangat berbeda. Tetapi perbedaan itu tidak begitu signifikan.
Dapat dilihat dari tabel maupun grafik bahwa pada perlakuan J1 rata-rata
tinggi tanaman 27 cm, J2 rata-rata tinggi tanaman 26 cm, J3 dan J4 rata-rata
tinggi tanamannya sama yaitu 22 cm. Sehingga perbedaan jarak tanam tidak
begitu berpengaruh pada tinggi tanaman kacang tanah.
Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa
bagian tertentu, yang terdiri sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui
proses pembelahan sel di meristem. Pertumbuhan atau pertambahan ukuran
mudah dirancukan dengan pembelahan sel di meristem tanaman.
(Silabury, F.B dan Cleon WR. 1995).
c.Kacang Tunggak
Tabel 4.17 Rata-rata tinggi tanaman Kacang tanah per-mingguMinggu ke- Rata-rata Jumlah cabang
1 02 0,163 0,334 1,165 1,836 2,677 38 3,339 3,6710 3,8311 4,17
Sumber : Laporan Sementara
Grafik 4.5 Rata-rata Jumlah Cabang Kacang Tunggak
Pembahasan
Di dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung batang yang
dilengkapi dengan daun muda bila mengalami hambatan, maka pertumbuhan
tunas akan tumbuh ke arah samping. Misalnya saja terjadi pemotongan pada
ujung batang (pucuk) maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun. Fenomena
itu kita namakan apical dominance (Delvin, 1975).
Pada pengamatan jumlah tunas lateral rata – rata perlakuan
mempunyai jumlah yang lebih banyak. Pengamatan jumlah cabang tanaman
yang dilakukan setiap minggu dengan mengukur 6 tanaman sampel. Rata-
rata jumlah cabangnya tiap minggu selama 11 minggu yaitu 0; 0,16; 0,33;
1,16; 1,83; 2,67; 3; 3,33; 3,67; dan 4,17. Pertumbuhan yang terhambat
karena pertumbuhan tunas apikal, dengan tumbuhnya tunas lateral yang
sifatnya tegak lurus dengan matahari, maka jumlah penangkapan sinar
matahari pun lebih besar yang berarti fotosintesis dilakukan oleh tanaman
dapat lebih optimal. Karena jumlah daun yang melakukan fotosintesis lebih
banyak maka energi yang diperoleh pun juga akan lebih banyak sehingga
kualitas dan jumlah cabang terpengaruh.
Dari grafik di atas juga dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah
cabang yang paling tinggi pada minggu ke 3 sampai minggu ke 6. Hal ini
karena kacang tunggak lebih tahan terhadap kondisi lingkungan apapun.
Walaupun dalam kondisi kurang air tetapi tetap bisa mengalami
pertumbuhan dan pertambahan cabang. Selain itu minggu ke 3 terjadi
pemangkasan sehingga jumlah penangkapan sinar matahari pun lebih besar
yang berarti fotosintesis dilakukan oleh tanaman dapat lebih optimal.
Tabel 4.18 Anova berat brangkasan kering terhadap pemangkasan
Sumber Keragaman
dB JK KT Fhitung P
ulangan 5 19306 3861 0,45 0,808
Perlakuan 3 4663 1554 0,14 0,908
Galat 15 129123 8608
Total 23 153092NS : Non Signifikan
Pembahasan
Pemangkasan adalah suatu upaya yang penting karena organ-organ
baru terbentuk secara khusus dari bahan-bahan yang tersimpan dalam proses
pemangkasan, dan hidup batang terjamin setelah adanya penyembuhan
bagian yang terpotong. Penyembuhan dan pembentukan bagian akar yang
bersentuhan dengan tanah lebih mudah dikendalikan dengan jalan
pemangkasan murni untuk menghindari rusaknya jaringan.
Berdasarkan tabel anova di atas dapat diketahui bahwa nilai P hitung
berat brangkasan kering sebesar 0,908 yang lebih besar dari 0,05, sehingga
didapatkan hasil yang non signifikan (tidak berbeda nyata ). Hal tersebut
berarti pemangkasan tidak mempengaruhi berat brangkasan kering tanaman
kacang tunggak.
Dilihat dari hasil analisis data di atas dapat diketahui bahwa
pemangkasan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Proses penghambatan dominansi apikal yang berhasil dapat diketahui dengan
melihat banyaknya tunas lateral yang tumbuh disetiap ketiak daun tanaman
yang dipangkas dan banyaknya jumlah bunga yang dihasilkan tanaman
dibandingkan dengan tanaman yang tidak dipangkas (kontrol).
Pemangkasan juga mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat
karena pertumbuhan tunas apikal, dengan tumbuhnya tunas lateral yang
sifatnya tegak lurus dengan matahari, maka jumlah penangkapan sinar
matahari pun lebih besar yang berarti fotosintesis dilakukan oleh tanaman
dapat lebih optimal. Karena jumlah daun yang melakukan fotosintesis lebih
banyak maka ebergi yang diperoleh pun juga akan lebih banyak sehingga
kualitas dan jumlah buah akan terpengaruh.
Tabel 4.19 Purata jumlah cabang kacang tunggakPerlakuan Jumlah cabang
M0 9M1 5M2 5M3 6
Histogram Purata Jumlah cabang kacang tunggak
0
2
4
6
8
10
1
Perlakuan
Jum
lah
Cab
ang
M0
M1
M2
M3
Grafik 4.6 Purata Jumlah Cabang Kacang Tunggak
Pembahasan
Dari hasil praktikum pada kacang tunggak dengan perlakuan
pemangkasan dengan nama perlakuan M0, M1,M2, dan M3. perlakuan pada
M0 berarti tidak terjadi pemangkasan, M1 ini perlakuan pemangkasannya
pada minggu 1, M2 minggu ke 2, dan M3 pada minggu ke 3. sehingga
diperoleh hasil rata-rata jumlah cabang dari perlakuan di atas sebagai berikut
: rata-rata M0 9, M1 rata-ratanya 5, M2 rata-ratanya 5,dan M3 rata-ratanya 6.
jumlah cabang yang paling banyak terjadi pada perlakuan M0 (kontrol).
Pemangkasan juga mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat karena
pertumbuhan tunas apikal, dengan tumbuhnya tunas lateral yang sifatnya
tegak lurus dengan matahari.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persiapan Lahan
a. Persiapan lahan dilakukan dengan mencangkul dan membuat petakan-
petakan
b. Pengolahan tanah merupakan tahap awal dari pembudidayaan suatu
tanaman.
c. Gulma yang ada adalah rumput liar, rumput teki, dan putri malu
d. Struktur tanah sebelum diolah itu berupa gumpalan sedangkan setelah di
olah menjadi remah
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
a. Kenampakan fisik diidentifikasi bermutu tinggi bila biji mengkilat, tidak
keriput, tidak cacat, warna normal, beruas, memiliki daya kecambah dan
kecepatan kecambah tinggi
b. Daya kecambah benih adalah kemampuan (presentase) benih
berkecambah pada kondisi optimum.
c. Kecepatan berkecambah adalah waktu yang diperlukan benih untuk
berkecambah.
d. Hasil praktikum diperoleh DK dan KK untuk tanaman jagung 100%,
kacang tanah 90% dan kacang tunggak 100%
e. Dengan jarak tanam 2 m x 3 m kebutuhan benih per lubang adalah 6
f. Dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm
g. Kondisi fisik benihnya adalah mengkilat, ukurannya homogen, tidak
keriput, tidak cacat dengan warna yang normal
h. Saat benih disimpan, ada benih yang ditumbuhi jamur sehingga tidak lagi
dapat berkecambah.
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
a. Secara keseluruhan pertumbuhan vegetatif tanaman ini cukup baik, meskipun
perlakuan yang dilakukan pada tanaman itu berbeda-beda
b. Tanaman jagung diberi perlakuan pemupukan, kacang tanah dengan jarak tanam
sedangkan kacang tunggak dengan pemangkasan
c. Pemberian pupuk daun pada tanaman jagung berpengaruh nyata terhadap saat
muncul bunga, tetapi tidak berpengaruh pada berat total kering, berat tongkol
dengan klobot, dan berat tongkol tanpa klobot
d. Jarak tanam pada tanamankacang tanah tidak berpengaruh nyata pada berat
brangkasan kering, berat polong isi, berat polong hampa, dan saat berbunga.
e. Pemangkasan pada tanaman kacang tunggak tidak berpengaruh pada berat
brangkasan kering.
f. Pemangkasan merupakan salah satu cara untuk menghambat adanya
dominansi apikal
g. Tunas lateral tumbuh jika tunas apikal dihambat pertumbuhannya dengan
pemangkasan tunas apikal
h. Pada dominansi apikal terjadi penghambatan pertumbuhan tunas lateral
karena pengaruh hormon auksin yang merupakan fitohormon (hormon
pertumbuhan), yang dibentuk diujung apikal atau ujung meristem batang
atau akar.
B. Saran
Pada saat pemupukan sebaiknya sinar matahari tidak terlalu terang. Hal
tersebut berpengaruh pada buka/menutupnya stomata. Apabila tanaman terkena
hama/ penyakit sebaiknya segera dibasmi agar tidak berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman. Selain itu dalam perhitungan cabang lateral harus benar-
benar sehingga pendapat antara Coas yang satu dengan yang lain tidak berbeda-
beda.
DAFTAR PUSTAKA
Andregemn. 1994. Aplication of Botany in Holticulture. Science Publisher Inc. USA.
Anonima. 2005. Bertanam Jagung. www.agroindonesia.com. Diakses tanggal 21 Desember 2009.
Anonimb. 2007. Fisiologi Tanaman Jagung. www.iptek.net.id. Diakses tanggal 21 Desember 2009.
Anonimc. 2006. Bercocok Tanam Jagung. www.warintek.progressio.or.id. Diakses tanggal 21 Desember 2009.
Budiastuti, sri. Mth. 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam Pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). J.Agrosains. Vol 2(2):59–63.
Donald, B. B, Fred, W. B dan Carl, W. H. 1997. Drying Cereal Grain. The ABI Publishing Company Inc. West Port. P: 12 – 14 dalam Pulungan, M. H, Lita, S, Hari, K, dan S. Rakhmadiono. 1995. Pengaruh Konsentrasi Minyak Jagung Pada Penyimpanan Biji Kacang Hijau (Vigna tadiata) Pada Varietas Yang Berbeda. J, Agrivita. Vol 18(2): 57 – 62.
Kartasapoetra. 1998. Teknik Bididaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik.Bina Aksara . Jakarta.
Montolalu, 2001. Usaha Tani Konservasi Untuk Pelestarian Sumberdaya Alam. www.rudyc.250x.com . Diakses pada tanggal 4 Desember 2007.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Pustaka Jaya. Jakarta.
Noordwijk, Meine. V, Kurniatun. H, Bambang. G, Yogi. S, Sunarto. I. 1996. Biological Management of Soil Fertility for Sustainable Agriculture on Acid Upland Soils in Lampung (Sumatera). J. Agrivita. Vol 19(4): 131 – 136.
Pearson, L. C. 1967. Principles of Agronomy. Reinhold Publishing Corporation. USA.
Rao, N.S, Subba.1994. Soil Microorganisms and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing Co. London.
Setyati, Sri. 1991. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Somaatmadja, Dardjo. 1983. Pemilihan Jenis Industri Pangan Yang Sesuai Untuk Dikembangkan Di Indonesia Pada Tahun Mendatang. Makalah dalam konggres pangan.
Sumarno, dkk. 2001. Kajian Macam Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk P Terhadap Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Di Tanah Entisaol. Sains Tanah. Vol 1. No 1. hal 1-6.
Suminarti, N, Edy. 2000. Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun Terhadap Hasil Tanaman Jagung Varietas Bisma. J. Ilmiah Habitat. Vol: 11(10). Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Tugiyono, Herry. 2005. Bertanam Tomat. www.warintek.progressia.or.id. Diakses tanggal 14 Januari 2008.
Wahyuningsih, E. 2008. Persaingan Teki Terhadap Produksi Tanaman Kacang
Tanah. www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses Hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009
William, C. N. 1993. Vegetable Production In The Tropics. University Of Nigeria Nsukka. Nigeria.
Zulkifli, Hasan. 2001. Sistem Agroforestry di Indonesia. Gunadarma Paper. Jogjakarta.