I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertanian sebagai salah satu sector perekonomian yang merupakan penarapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuh- tumbuhan dan hewan, sehingga tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut menjadi lebih bermanfaat bagi manusia. Petani memanfaatkan lahan pertanian untuk ditanami berbagai macam tanaman budidaya.Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil tinggi secara kuailitatif dan kuantitatf. Untuk mencapai maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman, pemilihan varietas sangat menentukan. Selain varietas juga diperhatikan mutu benih yang dapat diketahui dari kenampakan dan daya kecambah biji. Daya kecambah bji selain menyatakan mutu benih bersama dengan berat seribu atau seratus biji dan pupilasi tanaman diperlukan untuk menghitung kebutuhan benih dalam satu kesatuan luas. Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil tinggi secara kuailitatif dan kuantitatf. Untuk mencapai maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman, pemilihan varietas sangat 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertanian sebagai salah satu sector perekonomian yang merupakan
penarapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis
tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut
menjadi lebih bermanfaat bagi manusia. Petani memanfaatkan lahan pertanian
untuk ditanami berbagai macam tanaman budidaya.Tanaman dibudidayakan
dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil tinggi secara kuailitatif
dan kuantitatf. Untuk mencapai maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman,
pemilihan varietas sangat menentukan. Selain varietas juga diperhatikan mutu
benih yang dapat diketahui dari kenampakan dan daya kecambah biji. Daya
kecambah bji selain menyatakan mutu benih bersama dengan berat seribu atau
seratus biji dan pupilasi tanaman diperlukan untuk menghitung kebutuhan benih
dalam satu kesatuan luas.
Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan
hasil tinggi secara kuailitatif dan kuantitatf. Untuk mencapai maksud dan tujuan
dalam budidaya tanaman, pemilihan varietas sangat menentukan. Selain varietas
juga diperhatikan mutu benih yang dapat diketahui dari kenampakan dan daya
kecambah biji. Daya kecambah bji selain menyatakan mutu benih bersama
dengan berat seribu atau seratus biji dan pupilasi tanaman diperlukan untuk
menghitung kebutuhan benih dalam satu kesatuan luas.
Pada perkembangan ilmu agronomi yang tampak, karena para ahli
Agronomi dihadapkan pada persoalan kekurangan bahan pangan di beberapa
bagian dunia ini karena pertambahan penduduk. Istilah itu belakangan ini
diartikan sebagai usaha dalam membudidayakan tanaman-tanaman pertanian atau
sering disebut dengan budidaya pertanian. Dalam membudidayakan tanaman yang
di dasar ialah produksi yang tinggi baik mutu maupun jumlahnya. Produksi
tanaman akhirnya membutuhkan suatu sentuhan yang tepat, teratur dan nasional
1
alah melalui apa yang disebut dengan panca usaha tani yang meliputi :
pengolahan lahan, bibit unggul, pengairan, pemupukan, serta pemberantasan
hama.
Tanaman yang tumbuh dengan sempurna pada umunya berasal dari bibit
yang baik. Varietas unggul yaitu varietas yang mempunyai kemampuan
memberikan hasil yang tinggi. Bibit unggul diperoleh dengan cara seleksi suatu
populasi atau produk suatu pemuliaan. Seperti hibridisasi, mutasi, poliploidisasi,
heterosis dan bioteknologi.
Pengolahan tanah merupakan berbagai pekerjaan modifikasi atau manipulasi
tanah di daerah perakaran yang secara langsung bertujuan untuk memperbaiki
daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan unsure hara dan
produksi.Pengolahan tanah bertujuan: untuk menyediakan lahan agar siap bagi
kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah. Karena tanah
merupakan faktor lingkungan yang mempunyai hubungan timbal balik dengan
tanaman yang tumbuh padanya.
Selain faktor dari dalam tanaman faktor ekstrinsik yang harus diperhatikan
agar tanaman menampilkan ragaan optimum antara lain adalah tanah sebagai
tempat tumbuh, ketersediaan air dan unsur hara, serta keberadaan pengganggu
(hama, penyakit, dan gulma).
Pengelolaan Pasca panen merupakan hal yang penting sebagai tindak lanjut
dari pasca panen. Pengeloaan pasca panen yang baik yaitu setelah tanaman
dipanen sehingga tidak mengurangi kualitas dari produk pertanian tersebut.
Penanganan pasca panen yang baik akan memberikan daya jual yang tinggi.
Setiap produk pertanian memiliki karakteristik penanganan yang berbeda. Hal ini
bertujuan untuk peningkatan mutu dan perpanjangan masa simpan produk
pertanian. Misalnya dalam hal pengeringan dan pendinginan, suhu yang
digunakan berbeda tergantung dari produk tersebut.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah merupakan berbagai pekerjaan modifikasi atau manipulasi
tanah di daerah perakaran yang secara langsung bertujuan untuk memperbaiki
daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan unsure hara dan
produksi.Pengolahan tanah bertujuan: untuk menyediakan lahan agar siap bagi
kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik tanah. Karena tanah
merupakan faktor lingkungan yang mempunyai hubungan timbal balik dengan
tanaman yang tumbuh padanya (Dardjo Somaatmadja, 1983).
Pada umumnya saat dilakukan pengolahan tanah, lahan dalam keadaan
terbuka, tanah dihancurkan oleh alat pengolah, sehingga agregat tanah
mempunyai kemantapan rendah. Jika pada saat tersebut terjadi hujan, tanah
dengan mudah dihancurkan dan terangkut bersama air permukaan (erosi). Untuk
jangka panjang pengolahan tanah yang terus menerus mengakibatkan pemadatan
pada lapisan tanah bagian bawah lapisan olah, hal demikian menghambat
pertumbuhan akar (Anonima, 2005).
Agregasi tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman,
karena pergerakan udara, air dan perpindahan energi saling berkaitan dengan
porositas tanah. Temperatur tanah merupakan faktor yang sangat beragam namun
pengaruhnya tehadap pertumbuhan tanaman bergantung pada intensitas cahaya
panjang hari, variasi musiman, curah hujan dan warna serta tekstur tanah.
Pergerakan tanah merupakan ciri fisik tanah yang penting yang mempengaruhi
munculnya kecambah (Rao, 1994).
Faktor lingkungan tanah meliputi:
1. Faktor fisik (air, udara, struktur tanah serta suhu)
2. Faktor kimiawi (kemampuan tanah dalam menyediakan nutrisi)
3. Faktor biologis (makro/mikro flora dan makro/mikro fauna)
3
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi strutur tanah alami yang baik
yang terbentuk karena penetrasi akar dan fauna, apabila pengolaha tanah terlalu
intensif maka strutur tanah akan rusak. Untuk mengatasi pengaruh buruk
pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi
yang dapat memperkecil terjadinya erosi (Montolalu, 2001)
Berdasarkan tingkat intensifitasnya ada beberapa pengolahan tanah:
a. Pengolahan tanah O (Zero Tillage) sering disebut Tanpa Olah Tanah (TOT).
Penaburan benih kedelai pada lahan sawah bekas padi tanpa pengolahan tanah
terlebih dulu, untuk memanfaatkan kelembaban tanah.
b. Pengolahan tanah minimum (Mimimum Tillage). Bagian tanah yang diloah
hanya pada calon zona perakaran dengan kelembaban dan suhu yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
c. Pengolahan tanah optimum (Optimum Tillage). Pengolahan hanya dilakukan
pada lajur tanaman saja (sistem Reynoso untuk tanaman tebu).
d. Pengolahan tanah maksimum (Maximum Tillage). Pengolahan secara intensif
seluruh areal pertanahan menjadi gembur dan permukaan tanah rata
(Pearson, 1967).
B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan benih
Varietas unggul yaitu varietas yang mempunyai kemampuan memberikan
hasil yang tinggi. Bibit unggul diperoleh dengan cara seleksi
1. Mutasi yaitu perubahan sifat yang menurun akibat pengaruh dari luar.
2. Hibridisasi atau perkawinan silang yaitu hibrida yang terbentuk dapat
diramalkan sifatnya.
3. Poliploidisasi yaitu peristiwa penggadaan kromosom
4. Heterosis merupakan hibridisasi dua sifat individu tanaman yang masing-
masing mengalami degradasi inteelt atau degradasi akibat kawin sendiri atau
kawin dalam keluarga terus-menerus.
5. Bioteknologi merupakan rekayasa genetika dan kultur jaringan
(Noordwjik et al., 1996).
4
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifnya pertumbuhan embrionik terdiri
dari faktor dalam seperti kondisi biji, sifat fisik, daya kecambah, kecepatan
kecambah, kematangan embrio serta faktor-faktor luar seperti air, suhu, oksigen,
cahaya, kelembaban, dll. Dalam pertanian perlu adanya penggunaan bibit yang
unggul agar hasil yang diperoleh juga tinggi. Benih unggul yang diperoleh dari
varietas hasil pemuliaan tanaman disebut dengan benih penjenis, misalnya klon,
galur-galur murni atau varietas hibrida. Benih yang telah diperoleh harus dijaga
agar susunan genetisnya tidak berubah (Setyati, 1991).
Dalam menebarkan benih, jarak antar benih harus renggang agar tidak
terlalu penuh sehingga tidak mudah terkena hama dan penyakit. Jarak antara
benih yang besar 2,5 - 4 cm. Penananam benih yang terlalu dalam menyebabkan
benih gagal tumbuh. Sebaiknya benih ditutup dengan tanah yang tebalnya tidak
melebihi diameter benih. Cara penanaman benih yang baik adalah di
permukaan dan ditutup dengan pasir (Beckett, 1995).
Daya berkecambahnya benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya
bagian-bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan
kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai.
Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah
benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu
berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Sadjad, 1976).
Jumlah biji yang disebar dalam satu lubang akan tergantung dari daya hidup
(viabilitas) benih dan pada spesies benih yang ditanam. Untuk banyak speises,
dua benih perlubang adalah ideal tetapi bagi beberapa (khususnya jagung manis
dan okra) hanya satu benih harus ditanam. Ini disebabkan karena bila lebih dari
satu tanaman yang berhasil tumbuh dalam satu lubang, kerebahan akan terpacu.
Untuk kedua spesies ini, harus dihindari benih yang daya kecambahnya jelek, jika
terpaksa harus digunakan, kerapatan jaraknya harus ditingkatkan untuk
mengimbangi daya kecambahnya yang jelek (william, 1993).
5
Selama penyimpanan biji akan mengalami perubahan fisiologis yang
disebabkan oleh adanya proses respirasi sehingga terjadi pengurangan karbohidrat
yang akan menyebabkan susut berat. Sifat biji adalah sangat higroskopis, yang
akan menyebabkan kenaikan kadar air. Dengan naiknya kadar air diduga biji yang
akan mengalami kemunduran fisiologis. Gejala-gejala kemunduran fisiologis biji
diantaranya ialah mundurnya daya kecambah dan meningkatnya kecambah yang
abnormal. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa biji yang rendah daya kecambahnya
akan menghasilkan banyak kecambah yang abnormal dan tidak mampu untuk
tumbuh menjadi tanaman dewasa. Kecambah-kecambah yang dapat hidup terus,
akar-akar dan tunasnya tumbuh jelek, meristem akhirnya mati atau tumbuh
menjadi tanaman dewasa yang memiliki tepung sari fertilitasnya rendah. Selain
itu, suhu yang terlalu tinggi pada waktu pengeringan atau penyimpanan juga akan
mengakibatkan banyaknya kecambah yang abnormal
(Donald et al., 1974 dalam Pulungan et al., 1995).
C. Penanaman, Pemeliharaan, dan Panen
1. Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua tahap pertumbuhan generatif
( Wilson, 1966)
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang mencapai
tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasanya diukur dari permukaan tanah hingga ruas
teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.( Anonimb, 2007).
Distribusi jumlah daun di atas tongkol, tinggi tanaman, panjang tongkol,
diameter tongkol, jumlah baris dan bobot merupakan sifat yang penting
karena ada hubungannya dengan hasil biji. Jumlah daun di atas tongkol
6
merupakan tolak ukur penting dalam pembentukan tongkol jagung
(Budiarti, 1999).
Pada pemberian nutrisi, nitrogen memiliki peran penting sebagai fiksasi
N2 biologis yang kemungkinan besar dapat menyediakan jumlah yang cukup
untuk mengimbangi jumlah hasil panen yang diekspor, tetapi pergerakan
nitrat pada kondisi curah hujan yang tinggi dapat mengurangi efisiensi
penggunaan N, baik sebagai sumber organik dan sebagai pupuk mineral N
(Noordwjik et al., 1996).
Jarak tanam untuk tanaman sangatlah diperlukan agar setiap individu
tanaman dapat memanfaatkan semua faktor lingkungan tumbuhnya dengan
optimal, sehingga didapatkan tanaman tumbuh dengan subur dan seragam
yang akhirnya produksi dapat dicapai optimal pula. Jarak tanam
mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi penggunaan cahaya, berpengaruh
terhadap cuaca mikro, perkembangan hama penyakit juga mempengaruhi
kompetisi antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara. Penentuan
jarak tanam jagung dipengaruhi jenis/varietas/hybrida jagung yang ditanam,
pola tanam dan kesuburan tanah, bagian tanaman yang akan dipanen sebagai
pendekatan ekonomik (Anonimb, 2007).
2. Kacang Tanah
Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis
jumlah cabang yang paling banyak terjadi pada perlakuan M0 (kontrol).
Pemangkasan juga mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat karena
pertumbuhan tunas apikal, dengan tumbuhnya tunas lateral yang sifatnya
tegak lurus dengan matahari.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Persiapan Lahan
a. Persiapan lahan dilakukan dengan mencangkul dan membuat petakan-
petakan
b. Pengolahan tanah merupakan tahap awal dari pembudidayaan suatu
tanaman.
c. Gulma yang ada adalah rumput liar, rumput teki, dan putri malu
d. Struktur tanah sebelum diolah itu berupa gumpalan sedangkan setelah di
olah menjadi remah
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
a. Kenampakan fisik diidentifikasi bermutu tinggi bila biji mengkilat, tidak
keriput, tidak cacat, warna normal, beruas, memiliki daya kecambah dan
kecepatan kecambah tinggi
b. Daya kecambah benih adalah kemampuan (presentase) benih
berkecambah pada kondisi optimum.
c. Kecepatan berkecambah adalah waktu yang diperlukan benih untuk
berkecambah.
d. Hasil praktikum diperoleh DK dan KK untuk tanaman jagung 100%,
kacang tanah 90% dan kacang tunggak 100%
e. Dengan jarak tanam 2 m x 3 m kebutuhan benih per lubang adalah 6
f. Dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm
g. Kondisi fisik benihnya adalah mengkilat, ukurannya homogen, tidak
keriput, tidak cacat dengan warna yang normal
h. Saat benih disimpan, ada benih yang ditumbuhi jamur sehingga tidak lagi
dapat berkecambah.
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
a. Secara keseluruhan pertumbuhan vegetatif tanaman ini cukup baik, meskipun
perlakuan yang dilakukan pada tanaman itu berbeda-beda
b. Tanaman jagung diberi perlakuan pemupukan, kacang tanah dengan jarak tanam
sedangkan kacang tunggak dengan pemangkasan
c. Pemberian pupuk daun pada tanaman jagung berpengaruh nyata terhadap saat
muncul bunga, tetapi tidak berpengaruh pada berat total kering, berat tongkol
dengan klobot, dan berat tongkol tanpa klobot
d. Jarak tanam pada tanamankacang tanah tidak berpengaruh nyata pada berat
brangkasan kering, berat polong isi, berat polong hampa, dan saat berbunga.
e. Pemangkasan pada tanaman kacang tunggak tidak berpengaruh pada berat
brangkasan kering.
f. Pemangkasan merupakan salah satu cara untuk menghambat adanya
dominansi apikal
g. Tunas lateral tumbuh jika tunas apikal dihambat pertumbuhannya dengan
pemangkasan tunas apikal
h. Pada dominansi apikal terjadi penghambatan pertumbuhan tunas lateral
karena pengaruh hormon auksin yang merupakan fitohormon (hormon
pertumbuhan), yang dibentuk diujung apikal atau ujung meristem batang
atau akar.
B. Saran
Pada saat pemupukan sebaiknya sinar matahari tidak terlalu terang. Hal
tersebut berpengaruh pada buka/menutupnya stomata. Apabila tanaman terkena
hama/ penyakit sebaiknya segera dibasmi agar tidak berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman. Selain itu dalam perhitungan cabang lateral harus benar-
benar sehingga pendapat antara Coas yang satu dengan yang lain tidak berbeda-
beda.
DAFTAR PUSTAKA
Andregemn. 1994. Aplication of Botany in Holticulture. Science Publisher Inc. USA.
Anonima. 2005. Bertanam Jagung. www.agroindonesia.com. Diakses tanggal 21 Desember 2009.
Anonimb. 2007. Fisiologi Tanaman Jagung. www.iptek.net.id. Diakses tanggal 21 Desember 2009.
Anonimc. 2006. Bercocok Tanam Jagung. www.warintek.progressio.or.id. Diakses tanggal 21 Desember 2009.
Budiastuti, sri. Mth. 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam Pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). J.Agrosains. Vol 2(2):59–63.
Donald, B. B, Fred, W. B dan Carl, W. H. 1997. Drying Cereal Grain. The ABI Publishing Company Inc. West Port. P: 12 – 14 dalam Pulungan, M. H, Lita, S, Hari, K, dan S. Rakhmadiono. 1995. Pengaruh Konsentrasi Minyak Jagung Pada Penyimpanan Biji Kacang Hijau (Vigna tadiata) Pada Varietas Yang Berbeda. J, Agrivita. Vol 18(2): 57 – 62.
Kartasapoetra. 1998. Teknik Bididaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik.Bina Aksara . Jakarta.
Montolalu, 2001. Usaha Tani Konservasi Untuk Pelestarian Sumberdaya Alam. www.rudyc.250x.com . Diakses pada tanggal 4 Desember 2007.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Pustaka Jaya. Jakarta.
Noordwijk, Meine. V, Kurniatun. H, Bambang. G, Yogi. S, Sunarto. I. 1996. Biological Management of Soil Fertility for Sustainable Agriculture on Acid Upland Soils in Lampung (Sumatera). J. Agrivita. Vol 19(4): 131 – 136.
Pearson, L. C. 1967. Principles of Agronomy. Reinhold Publishing Corporation. USA.
Rao, N.S, Subba.1994. Soil Microorganisms and Plant Growth. Oxford and IBM Publishing Co. London.
Setyati, Sri. 1991. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Somaatmadja, Dardjo. 1983. Pemilihan Jenis Industri Pangan Yang Sesuai Untuk Dikembangkan Di Indonesia Pada Tahun Mendatang. Makalah dalam konggres pangan.
Sumarno, dkk. 2001. Kajian Macam Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk P Terhadap Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Di Tanah Entisaol. Sains Tanah. Vol 1. No 1. hal 1-6.
Suminarti, N, Edy. 2000. Pengaruh Jarak Tanam dan Defoliasi Daun Terhadap Hasil Tanaman Jagung Varietas Bisma. J. Ilmiah Habitat. Vol: 11(10). Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Tugiyono, Herry. 2005. Bertanam Tomat. www.warintek.progressia.or.id. Diakses tanggal 14 Januari 2008.
Wahyuningsih, E. 2008. Persaingan Teki Terhadap Produksi Tanaman Kacang
Tanah. www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses Hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009
William, C. N. 1993. Vegetable Production In The Tropics. University Of Nigeria Nsukka. Nigeria.
Zulkifli, Hasan. 2001. Sistem Agroforestry di Indonesia. Gunadarma Paper. Jogjakarta.