FLU BURUNG KEBIJAKAN NASIONAL-
INTERNASIONAL DAN ALUR RUJUKAN
DR. dr. IRENE, MKM DINKES SUMBAR
PENGERTIAN ! Flu Burung pada manusia adalah suatu penyakit
menular akut yang disebabkan oleh virus influenza type A yang berasal dari unggas (penyakit zoonotik).
! Adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh virus influenza (flu) avian (burung).
! Virus flu ini terdapat secara alami pada burung. Burung-burung liar diseluruh dunia mengandung virus ini dalam saluran pencernaannya, tanpa menjadi sakit. Tetapi flu burung sangat menular diantara burung dan dapat menyebabkan penyakit serta kematian pada burung peliharaan termasuk ayam, bebek dan kalkun.
! Flu Burung dapat menularkan ke hewan lain dan juga ke manusia, sehingga masuk sebagai penyakit zoonosis.
KARAKTERISTIK VIRUS FLU BURUNG
Memiliki sifat : ! Hidup lebih lama " tinja unggas. ! Virus hidup di air pada suhu 220C 4
hari, suhU 00C sampai > 30 hari . ! Virus akan mati dipanaskan dalam
suhu 80°C selama 1 menit . ! Virus akan mati dgn detergent,
disinfektan misal Chlorine, cairan yang mengandung iodin dan alkohol 70%.
Struktur Dan Tipe Virus Influenza
Virus Influenza merupakan : ! Famili :
Orthomyxoviridae. ! Terdiri dari 3 type: A, B
dan C. ! Influenza tipe A
memiliki 2 permukaan glikoprotein yang penting yaitu : ! Hemaglutinin (H) : 1 – 16 ! Neuraminidase (N) : 1 – 9
Neuraminidase
Hemaglutinin
Replikasi Dan Transmisi Virus Influenza, Serta Tanda Dan Gejala Infeksi
Virus ini sangat mudah bermutasi.
Burung liar yang berpindah-pindah (Migratory water
birds) Unggas
peliharaan (Domestic birds)
Source: WHO/WPRO
• Hong Kong 1997, H5N1
• HK, China 1999, H9N2
• Netherlands 2003, H7N7
• Hong Kong 2003, H5N1
• Vietnam, Kamboja, Thailand, 2004, H5N1
• Indonesia 2005, H5N1
Dari Unggas ke Manusia From birds to human
Perubahan virus di manusia (Reassortment in human)
Migratory water birds
Source: WHO/WPRO
Unggas peliharaan
Migratory water birds
Unggas peliharaan
Source: WHO/WPRO
Perubahan virus pada babi Reassortment in pig
Babi
FASE – FASE PANDEMI INFLUENZA
Definisi Pandemi Influenza
Jumlah kasus penyakit yang sangat besar dan terjadi pada area geografis yang luas, atau menyebar ke seluruh dunia
TIGA PANDEMI INFLUENZA PADA ABAD 20
• 1918 - FLU SPANYOL
• 40 - 50 juta meninggal
• VIRUS A (H1N1)
• 1957 - FLU ASIA
• 1-2 juta meninggal
• VIRUS A (H2N2)
• 1968 - FLU HONGKONG
• 700.000 meninggal
• VIRUS A (H3N2)
Fase – Fase Pandemi Influenza Periode Interpandemi
Fase 1 Tidak adanya subtipe virus influenza baru pada manusia, terdapat infeksi
pada binatang (unggas) dengan risiko rendah penularan pada manusia.
Fase 2 Tidak adanya subtype virus influenza baru pada manusia, terdapat infeksi pada binatang (unggas) dengan risiko tingi penularan pada manusia
Periode Waspada Pandemi
Fase 3 Manusia terinfeksi dengan subtype virus influenza yang baru. Tidak ada penularan dari manusia ke manusia, atau jika terjadi penularan karena hubungan yang sangat dekat
Fase 4 Penularan manusia ke manusia pada klaster kecil dan terlokalisir pada area yang kecil
Fase 5 Klaster besar, masih terlokalisir; virus mulai beradaptasi ke manusia
Periode Pandemi
Fase 6 Penularan yang meningkat dan transmisi berkelanjutan pada manusia
Periode Pasca Pandemi
Definisi Kasus
1. Seseorang dalam penyelidikan
2. Kasus Suspek 3. Kasus Probable 4. Kasus konfirmasi
Seseorang Dalam Penyelidikan
Seseorang atau sekelompok orang yang diputuskan oleh pejabat kesehatan yang berwenang, untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kemungkinan terinfeksi H5N1. EX : Antara lain orang sehat ( tidak ada gejala klinis ) tetapi kontak erat dengan kasus ( Suspek,Probable atau Konfirmasi ) atau penduduk sehat yang tinggal didaerah terjangkit Flu burung pada unggas.
KASUS SUSPECT Seseorang yang menderita demam/ panas ≥ 38 o C disertai satu atau lebih gejala di bawah ini :
o batuk o sakit tenggorokan o pilek o nafas pendek/sesak nafas (pneumoniA)
dan disertai satu atau lebih keadaan di bawah ini : o pernah kontak dengan unggas (ayam, itik,
burung) sakit/mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan atau babi serta produk mentahnya dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas
o pernah tinggal di daerah yang terdapat kematian unggas yang tidak biasa dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas
KASUS SUSPECT o pernah kontak dengan unggas (ayam, itik, burung)
sakit/mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan atau babi serta produk mentahnya dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas
o pernah kontak dengan penderita AI konfirmasi dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas
o pernah kontak dengan spesimen AI H5N1 dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas (bekerja di laboratorium untuk AI)
o ditemukan adanya titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda
ATAU Kematian akibat Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini : o Leukopenia dengan atau tanpa trombositopenia o Foto toraks menggambarkan pneumonia atipikal atau
infiltrat baru di kedua sisi paru yang makin meluas pada serial
Kasus Probable Kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini : o Ditemukan adanya kenaikan titer
antibodi 4 kali terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda
o Hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5 ( dideteksi antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan neutralisasi test.
o Dalam waktu singkat menjadi pneumonia berat/gagal nafas/meninggal dan terbukti tidak ada penyebab lain.
Kasus Konfirmasi Kasus suspek atau probable dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini : o Kultur virus positif Influenza A H5N1 o PCR positif Influenza A H5N1 o Pada Imunofluorescence (IFA) test
ditemukan antibodi positif dengan menggunakan antibodi monoklonal Influenza A H5N1
o Kenaikan titer antibodi spesifik Influenza H5 sebanyak 4 kali dalam serum sepasang ( paired serum)
Definisi kontak
Kontak dengan unggas didefinisikan sebagai merawat, membersihkan kandang, mengolah, membunuh, mengubur/membuang/membawa. Kontak dengan kasus didefinisikan merawat, tinggal serumah bermain, teman seruangan dalam kantor atau kontak dengan penderita H5N1.
Jumlah Kasus AI Sumbar Tahun Suspect Konform Total
2005 1 1
2006 8 3 11
2007 43 1 44
2008 5 1 6
2009 10 0 10
2010 3 0 3
2011 48 0 48
2012 4 0 4
Total 122 5 127
Global H5 Update
Dr Graham Tallis
Diseases Surveillance and Epidemiology
Program Manager, WHO Jakarta
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Overview
From 2003 through 04 June 2012, 605 laboratory-confirmed human cases with avian influenza A(H5N1) virus infection have been officially reported to WHO from 15 countries, of which 357 died.
Since January 2012, 27 human cases of influenza A(H5N1) virus infection have been reported to the WHO.
According to FAO, H5N1 viruses are thought to be circulating endemically in poultry in China, Egypt, Indonesia, Viet Nam, Bangladesh and India.
In Cambodia, sporadic reintroduction into poultry populations is thought to occur.
The epidemiologic curve of recent human cases follows the same pattern seen in previous years, with larger numbers of cases in January, decreasing towards June - August.
This curve follows the seasonal curve of outbreaks in birds.
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Global situation of Human cases of AI (H5N1)
There is a marked seasonal variation of case reporting which coincides with poultry outbreaks
The CFR differs from country to country, ranging from 0 to 100% and global average CFR was 59%
Most cases occurred in children and young adults (>75%)
Exposure to sick or dead poultry was the predominant reported source of exposure
Clusters of cases were reported in some countries
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Case fatality rate, 2011 - 12
2012 CFR
2012 deaths
2012 cases
2011 CFR (%)
2011 deaths
2011 cases
0 0 3 0 0 2 Bangladesh 100 3 3 100 8 8 Cambodia 50 1 2 100 1 1 China 50 5 10 38 15 39 Egypt
100 6 6 83 10 12 Indonesia 50 2 4 - - - Vietnam 61 17 28 55 34 62 Global
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
CFR, Indonesia and Global trend
0
20
40
60
80
100
120
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
GlobalIndonesia
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Cumulative CFR 2003 – 2012, Selected Countries
Cambodia
China
Egypt
Indonesia
Vietnam
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Cambodia China Egypt Indonesia Vietnam
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
HPAI in Poultry, 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Trend of HPAI (H5N1) outbreaks in poultry
Seasonal trend with peak during January – March 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Regional situation of AI (H5N1)
Since 2003, human cases of AI (H5N1) have been reported from eight countries of the Asia Pacific region whereas poultry outbreaks have been reported from 16 countries
Continuing genetic and antigenic evolution of influenza A(H5N1) viruses occurs in Asia
Sentinel ILI surveillance was useful to detect mild human cases of AI (H5N1) infections
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
0
5
10
15
20
25
30
35
Cases Deaths Cases Deaths Cases Deaths Cases Deaths
2009 2010 2011 2012
Vietnam
Indonesia
China
Cambodia
Bangladesh
Reported human cases of AI(H5N1) in Asia, 2009-2012 (Jan-Mar)
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Influenza A(H5N1) Sept 11 – Feb 12
Clade 1.1 in poultry, wild birds, human in Cambodia, two humans in Vietnam
Clade 2.1.3.2 in three humans in Indonesia, and in poultry in Indonesia
Clade 2.2.1 in backyard poultry and humans in Egypt
Clade 2.2.2 in poultry in Bangladesh
Clade 2.3.2.1 wild birds in Bangladesh, HK SAR, in poultry in Bangla., China, HK SAR, Iran, Nepal, VTN, and a human in China
Clade 2.3.4.2 in human in China
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Other Influenza A Sept 11 – Feb 12
H9N2 in poultry in Asia and Middle East
H3N2 variant in eight humans in USA
H1N1 variant and H1N2 variant in USA
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Influenza at the Human Animal Interface
Historically: Human seasonal influenza, human vaccine
Since 2004: Zoonotic/interface aspects of HPAI H5N1
(Surveillance, epidemiology, and risk assessment)
Since Apr '09: Origins of pandemic H1N1 2009 virus, potential for reassortment in animal hosts
Increasingly: Other animal influenzas with zoonotic or pandemic potential
Monitoring birds is very important but we should be doing much more work on influenza in pigs - Albert Osterhaus
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
H1 H2
H4
H14 H13 H12
H11
H9 H10
H8
H3
H5 H6 H7
H15
Subtype Human Swine Horse Bird
HA subtypes in different animal species
H16
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
N1 N2
N4
N9 N8
N3
N5 N6 N7
Subtype Human Swine Horse Bird
NA subtypes in different animal species
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
28
OFFLU network animal influenza
laboratories
WHO Global Influenza
Surveillance and Response
System
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
2.3.2
2.3.2 2.3.2
2.3.2 2.3.2
2.3.2
2.3.2
2.3.2
2.3.4 2.3.4
2.3.4
1
2.3.4
2.2 2.2.1
2.2.1
*2.1.3
H5N1 clades: 1st Jan 2010 – 11th March 2011
*2.1.2
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Linking epi and genetic data
Virus information
Outbreak ID number
The H5N1 example : FAO-SIB collaboration
Manual linkage
Setup webservices
Algorithm created
Exchange of data
Collection date, location, species
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Linking epi and genetic data
31
Case ID H5, Human 02/02/2011 Location Clinical signs
Case ID H5, Backyard poultry 31/01/2011 Location Clinical signs
Case ID H5, duck 28/01/2011 Location Clinical signs
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
1. Policy development & bridging between the public health and animal health sectors – Aligned strategies and approaches to issues of common concern – Joint field projects – Intersectoral laboratory networking
2. Surveillance, epidemiology & risk assessment – Outcome-based support to national surveillance & data collection – Data management and integration – Risk assessment
Influenza at the human-animal interface
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Data sharing Networking Collaboration/coordination
Making the blocks BIGGER Surveillance More data
Bringing things together – “four way linking”
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Conclusion
Avian influenza H5N1 viruses continue to circulate endemically in poultry in a few countries
Sporadic human cases and small clusters will continue to be reported as long as the virus is circulating
H5N1 virus infections in humans remain rare despite frequent and widespread contact with infected poultry and contaminated environments
The proportion of reported fatal human cases of H5N1 virus infection remains high
H5 Expert Meeting, Bekasi, 20 June 2012
Key messages
There is continuing genetic and antigenic evolution of influenza A(H5N1) viruses
Surveillance of cases occurring in epidemiologically linked clusters continue to be of great importance in assessing the public health threat from H5N1
All unsubtypable influenza A specimens should be sent for diagnosis and further characterization to specialized laboratories
Joint risk assessments are crucial to enable public health risks from avian influenza viruses to be reduced
Influenza data must be linked in time and space to be useful for assessment of public health risks from animal influenza viruses
EPIDEMIOLOGI FLU BURUNG
(AVIAN INFLUENZA) PADA MANUSIA DI INDONESIA
PENYAJIAN
Tujuan Pengendalian Flu Burung
Strategi Nasional Pengendalian Flu Burung
Situasi Flu Burung di Dunia
Epidemiologi Flu Burung di Indonesia
Ringkasan
Tantangan dan Harapan
2
TUJUAN (1)
Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian FB
Memutuskan rantai penularan FB dari unggas ke manusia
Mewaspadai kemungkinan terjadinya penularan antar manusia sedini mungkin
3
TUJUAN (2)
Khusus : Pencegahan terjadinya penularan FB pada manusia. Terdeteksinya dan penemuan penderita FB sedini
mungkin. Penatalaksanaan penderita FB pada manusia secara
cepat, tepat dan adekuat untuk menurunkan angka kematian FB.
Penegakan diagnosis laboratorium FB secara cepat dan tepat.
Terdeteksinya kemungkinan penularan antar manusia sedini mungkin.
4
1. Pengendalian penyakit pada hewan
2. Penatalaksanaan kasus pada manusia
3. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi
4. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia
5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan
6. Komunikasi risiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat
7. Penguatan dukungan peraturan
8. Peningkatan kapasitas
9. Penelitian kaji tindak
10. Monitoring dan evaluasi
10 STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN FLU BURUNG
5
Kumulatif jumlah kasus FB pada manusia ( 2003 - Mei 2012 sebanyak 604 kasus, 307 kematian (CFR 50,8%).
Kumulatif , tersebar sporadis di 15 negara. Tiga negara tertinggi jumlah kasus : Indonesia,Mesir dan Vietnam.
Terdapat kecenderungan penurunan drastis (46,08%) jumlah kasus, dari 115 kasus (2006), menjadi 62 kasus pada tahun 2011.
Tahun 2012 terdapat di 6 negara, Bangladesh Cambodia, China,Egypt/Mesir, Indonesia dan Vietnam.
SITUASI FLU BURUNG DI DUNIA
6
Situasi Flu Burung Pada Manusia Di Dunia ( tahun 2012 di 6 negara )
WHO, 29 Mei 2012
Negara 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total
K M K M K M K M K M K M K M K M K M K M K M
1 Azerbaijan 0 0 0 0 0 0 8 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 5
2 Cambodia 0 0 0 0 4 4 2 2 1 1 1 0 1 0 1 1 8 8 3 3 21 19
3 China 1 1 0 0 8 5 13 8 5 3 4 4 7 4 2 1 1 1 1 1 42 28
4 Djibouti 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
5 Egypt/Mesir 0 0 0 0 0 0 18 10 25 9 8 4 39 4 29 13 39 15 9 5 167 60
6 Indonesia 0 0 0 0 20 13 55 45 42 37 24 20 21 19 9 7 12 10 6 6 189 157
7 Iraq 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
8 Thailand 0 0 17 12 5 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 17
9 Turki 0 0 0 0 0 0 12 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 4
10 Vietnam 3 3 29 20 61 19 0 0 8 5 6 5 5 5 7 2 0 0 4 2 123 61
11 Laos 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
12 Nigeria 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
13 Myanmar 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
14 Pakistan 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1
15 Bangladesh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 3 0 6 0
Total 4 4 46 32 98 43 115 79 88 59 44 33 73 32 48 24 62 34 26 17 604 357
7
Kumulatif jumlah kasus) FB pada manusia ( Juni 2005 - Mei 2012 sebanyak 189 kasus, 157 kematian (CFR 83,07 %).
Kumulatif, tersebar,sporadis di 15 Provinsi dan 57 Kabupaten/ Kota terinfeksi. Tiga prov tertinggi : DKI Jakarta, Jabar dan Banten.
Terdapat kecenderungan penurunan drastis (78,18%) jumlah kasus, dari 55 kasus pada tahun 2006, menjadi 12 kasus pada tahun 2011.
Tahun 2012 terdapat sporadis di 6 prov, DKI Jakarta,Banten,
Bali,Riau dan 2 prov terinfeksi pada tahun 2012: Bengkulu dan NTB.
SITUASI FLU BURUNG DI INDONESIA
8
Jumlah Kasus Flu Burung pada Manusia dan Kematian menurut tahun,di Indonesia,
Juni 2005 – Mei 2012
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 kasus 20 55 42 24 21 9 12 6 meninggal 13 45 37 20 19 7 10 6 CFR (%) 65 81.82 88.10 83.33 90.48 77.78 83.33 100.00
0
20
40
60
80
100
120
0
10
20
30
40
50
60
9
Distribusi geografis kasus Flu Burung di Indonesia Juni 2005 - Mei 2012
52
32
46
3
13
8 9
4 1 1
10
6
2 1 1
44
29
38
0
12
7 6
1 1 1
8 6
2 1 1
0
10
20
30
40
50
60
DKI J
akar
ta
Ban
ten
Jaba
r
Lam
pung
Jate
ng
Sum
ut
Jatim
Sum
bar
Suls
el
Sum
sel
Ria
u
Bal
i
D.I.
Yogy
akar
ta
Ben
gkul
u
NTB
kasus
meninggal
10
Kumulatif Kasus Flu Burung tertinggi di 5 Kab/Kota (Juni 2005 - Mei 2012)
Kabupaten Tangerang (K21/M19)
Kota Jakarta Selatan (K15/M13)
Kota Jakarta Barat (K15/M12)
Kota Jakarta Timur (K12/M11)
Kota Bekasi
(K11/M18)
21
15 15
12 11
19
13 12
11
8
0
5
10
15
20
25
Kab. Tangerang
Jakarta Selatan
Jakarta Barat
Jakarta Timur
Kt.Bekasi
Konfirm
Meninggal
11
Distribusi Kasus Flu Burung menurut Bulan, Juni 2005 – Mei 2012
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec 2005 1 1 2 4 3 6 3 2006 7 5 3 1 18 5 4 2 4 3 2 1 2007 8 2 9 1 4 3 0 4 3 4 0 4 2008 9 3 3 1 2 0 2 0 0 0 2 2 2009 5 5 2 1 3 2 0 0 2 0 0 1 2010 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 2011 1 2 2 2 0 0 0 1 2 1 0 1 2012 1 4 0 1 0
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
12
Distribusi Kasus FB Menurut Jenis Kelamin
Laki 45%
Perempuan 55%
84 105
13
Gejala-gejala Flu Burung (n=189)
14
Distribusi Kasus dan Kematian Flu Burung Menurut Kelompok Umur
Penderita tertua berusia 67 tahun dan yang termuda berusia 1 tahun. Mayoritas : anak-anak dan usia produktif
0
5
10
15
20
25
30
Kasus 19 24 17 24 23 22 17 12 5 5
Meninggal 13 18 16 18 20 20 17 10 4 3
< 5 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 ≥ 45
15
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kematian Flu Burung
Beberapa penelitian antara lain : Liem dkk,Vietnam, 2009 (n 67)
:Oseltamivir,Netrofenia,peningkatan ALT,Umur,Limfonia,Trombositopenia,lekopenia,takikardi,diare.
Nguyen dkk,Vietnam Utara,2009 (n 29) lekositit,trombosit,netrofil,AST, Albumin.
Viviek dkk,Thailand,2011 (n 25) :lekosit,limfosit,trombosit,hemoglobin,AST,ALT,
Hipotensi,ARDS. Elvieda, Indonesia,Tesis S2,2011 (n 171) , Survival
analisis,bermakna pada analisis multivariat : Oseltamivir,Sesak nafas ,umur,Trombosit,dan limfosit
16
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Oseltamivir
Sensitivitas virus terhadap oseltamivir -Clade 1: lebih sensitif 15-30 kali daripada clade 2 -Clade 2: kurang sensitif (Indonesia dan Turki) Waktu pemberian Oseltamivir ≤ 48 jam (2 hari) - Vietnam, Alex dkk: ada hubungan bermakna antara
oseltamivir dengan kematian ( p 0,048 /bivariat, 0,008/analisis survival, ada manfaat oseltamivir dalam mencegah kematian (OR 0,15. IK 0,026-0,893)
- Indonesia, Elvieda (Tesis S2) : pasien yg mendapat oseltamivir tidak tepat ( > 48 jam, dan dosis) 6,51 kali lebih besar kemungkinannya meninggal./bivariat p=0,002, HR=6,51, IK95%=1,957-21,637)
17
Persentase Pemberian Oseltamivir Kasus Flu Burung
83%
17%
Persentase Pemberian Oseltamivir
DIBERI TIDAK DIBERI
18
Persentase Kasus Flu Burung yang diberi Oseltamivir (n=189) URAIAN HIDUP MENINGGAL JUMLAH
Dapat oseltamivir ≤ 48 jam/tepat
5(50%) 5(50%) 10 (100%)
Dapat oseltamivir ≥ 48 jam/tidak tepat
24(16,43%) 122(83,57%) 146(100%)
Tidak mendapat oselta
3(9,09%) 30(90,91%) 33(100%)
Total 32(16,93%) 157( 83,07 %) 189
19
16%
12%
25% 12%
18%
17%
RS Pemerintah
RS Swasta
Klinik Swasta
Puskesmas
Dokter Umum
Bidan/Mantri
(1)
(2)
(3)
(4)
1 + 2 + 3 +RS Swasta = 72% RS Pemeritah+ Puskesmas=28%
(5)
(5)
Proporsi Sarana Kesehatan yang pertama kali dikunjungi Kasus Flu Burung
20
45%
41%
2%
12%
Kontak Langsung
Kontak Lingkungan
Pupuk
Inconclusive
Proporsi Faktor Risiko Penularan Flu Burung
21
Kecenderungan Proporsi Faktor Risiko Penularan Flu Burung menurut Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 % LANGSUNG 35% 60% 50% 17% 52% 44% 42% 17% % LINGKUNGAN 50% 22% 48% 79% 48% 33% 50% 50% % INCONCLUSIVE 15% 18% 2% 4% 0% 22% 8% 33%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
FAKTOR RISIKO
22
Kasus Klaster Flu Burung di Indonesia ( Juni 2005-Mei 2012)
CFR klaster ( 64,10 % ) lebih rendah dibanding dengan CFR yang bukan klaster (88 % )
No. Tahun Jml Klaster Kasus Meninggal CFR (%)
1 2005 4 9 4 44,44
2 2006 5 15 11 73,33
3 2007 1 2 1 50,00
4 2008 1 2 0 0,00
5 2009 2 4 3 75,00
6 2010 0 0 0 0,00
7 2011 2 5 4 80,00
8 2012 1 2 2 100,00
Total 16 39 25 64,10
23
Klaster Flu Burung Kisaran kasus klaster : 2 kasus, tertinggi 7 kasus di
Karo,Sumut. Merupakan klaster keluarga yang mempunyai
hubungan darah Pada surveilans kasus kontak dengan kasus
klaster, hasil pemeriksaan negatif Flu Burung Tidak ditemukan sinyal pandemi : baik sinyal
epidemiologi maupun sinyal virologis (tak ada perubahan genetik)
Status Kewaspadaan Pandemi (WHO) terhadap A(H5N1) : fase 3 24
RINGKASAN Jumlah kasus FB di Indonesia menurun 78 %
dari 55 kasus pd tahun 2006 menjadi 12 kasus pd tahun 2011
Kumulatif kasus tersebar di 15 Provinsi dan pada tahun 2012 (Mei) tersebar sporadis di 6 provinsi
Angka fatalitas kasus/CFR 83,07 % Sebagian besar kasus FB terdapat pada
anak anak dan dewasa muda Proporsi kasus Flu Burung laki-laki 45% dan
perempuan 55 % 25
RINGKASAN
Sebagian besar kasus (83%) diberikan oseltamivir, dan yang diberikan ≤ 48 jam/tepat, sedikit sekali ( 10 %)
Proporsi faktor risiko penularan :45 % kontak lansung, 43 % kontak lingkungan, Inkoklusif 12 %.
Puncak proporsi faktor risiko kontak lingkungan pada tahun 2008 ( 79%), kemudian menurun 33 % pada tahun 2010,meningkat menjadi 50 % pada tahun 2011.
26
TANTANGAN Angka fatalitas kasus/CFR tinggi
Keterlambatan deteksi dini dan keterlambatan pemberian oseltamivir.
Walaupun penurunan drastis,sampai saat ini masih terjadi kasus FB pada manusia, adanya provinsi terinfeksi baru.
Proporsi faktor risiko lingkungan pada tahun 2011 lebih besar daripada kontak langsung, dan bila digabung dengan faktor risiko inkonklusif menjadi lebihbesar lagi.
27
HARAPAN Pembahasan mendalam :
Upaya diagnosa dini
Upaya Ketepatan waktu pemberian oseltamivir.
Upaya penurunan CFR
Faktor faktor yg mempengaruhuhi/berhubungan dengan kematian kasus FB.
Faktor risiko penularan dari unggas ke manusia, mode of transmission, serta upaya pengendaliannya
28
REFERAL CARE POLICY AND AI CASE MANAGEMENT
LEGAL BASIS • UU No. 4 Thn 1984 ttg Wabah Penyakit Menular. • UU No. 36 Thn 2009 ttg Kesehatan. • UU No. 44 Thn 2009 ttg RS • Kepmenkes No. 1371/Menkes/SK/IX/2005 ttg Penetapan Flu
Burung (H5N1) Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah serta Pedoman Penanggulangannya.
• Kepmenkes No. 1372/Menkes/SK/IX/2005 ttg Penetapan Kondisi KLB Flu Burung.
• Kepmenkes No. 1643/Menkes/SK/XII/2005 ttg Tim Nasional Penanggulangan Penyakit Flu Burung.
• Kepmenkes No. 756/Menkes/SK/IX/2006 ttg Pembebasan Biaya Pasien Penderita Flu Burung.
• Kepmenkes No. 414/Menkes/SK/IV/2007 ttg Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Flu Burung.
Referral System
DINKES
REFERRAL HOSPITAL
PUS KES MAS
The Integrated Emergency Management System
SPGDT - S
. RS 1 RS 2 RS 3
•Puskesmas •Komunitas
DINKES
• PusDalOps Kode Area + 119
• Call Cent RS Kode RS 4 digit pertama + 119
PRE HOSPITAL – HOSPITAL – INTER HOSPITAL MULTISECTOR
Call centre Transportasi HRD HRD GELS
Call centre
Payment Mechanism
RS PPK Dit. BUKR
verifikasi
100 AI Reference Hospitals
Isolation Rooms USED TO TREAT AI cases
Overview Isolation Rooms Condition
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Ada
Tidak
Hospital Preparedness
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SOP Flu Burung Simulasi Flu Burung
Ambulans dgn Ventilator
Petugas Ambulans
Obat Flu Burung APD Flu Burung
90
68
20 20
12
23
10
32
80 80
88
77
Jum
lah
RS R
ujuk
an F
lu B
urun
g
Kesiapsiagaan
Ada
Tidak
HRD Trained
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Dokter spesialis Dokter Umum Perawat Petugas Lab
56
46
67
54
AI R
efer
ence
Hos
pita
ls
Jenis SDM Tim Flu Burung
Terlatih
Mapping of AI Isolation Room
56 Merawat Pasien H5N1/H1N1 33 Tidak Merawat Pasien H5N1/H1N1
Map of AI Isolation Room with negative pressure
20 RS Rujukan yang memiliki Negative Pressure
Map of AI Isolation room with ventilator
46 Merawat Pasien H5N1/H1N1 28 Tidak Merawat Pasien H5N1/H1N1
The healthcare facilities has followed refresh of AI case management
39 AI referral hospitals
9 Non AI referral hospitals
7 Puskesmas
18 AI referral hospitals technical guidance Juni – Juli 2012
RUMAH SAKIT YANG TELAH MENGIKUTI MINIWORKSHOP CASE MANAGEMENT
AVIAN INFLUENZA
39 RS RUJUKAN FLU BURUNG 1. RSUP Dr. M. Djamil, Padang 2. RSUD Achmad Mochtar, Bukit Tinggi 3. RSPAD Gatot Subroto Jakarta 4. RSUP Persahabatan Jakarta 5. RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta 6. RSUD Tangerang, Banten 7. RSUD Serang, Banten 8. RSUP Dr. Hasan Sadikin, Jawa Barat 9. RS Paru Dr. H.A. Rotinsulu, Jawa Barat 10. RSUD Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat 11. RSUD Dr. Slamet Garut, Jawa Barat 12. RSUD R. Syamsuddin SH, Sukabumi, Jabar 13. RSUD Indramayu, Jawa Barat 14. RSUD Subang, Jawa Barat 15. RSUD Dr. Abdul Moeloek, Lampung
16. RSUD Mayjen H.M. Ryacudu, Lampung 17. RSUD Ahmad Yani, Metro, Lampung 18. RSUD Tarakan, Kalimantan Timur 19. RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan 20. RSUD H.A. Wahab Sjahranie, Samarinda 21. RSUD Bontang, Kalimantan Timur 22. RSUD Panglima Sebaya, Kalimantan Timur 23. RSUD Tanjung Selor, Kalimantan Timur 24. RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur 25. RSUD Dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 26. RSUD Dr. Subandi Jember, Jawa Timur 27. RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah 28. RSUD Dr. Moewardi Solo, Jawa Tengah 29. RSUD Dr. HRM Soeselo Slawi, Jawa Tengah 30. RSUP Dr. Soeradji T Klaten, Jawa Tengah 31. RSUD Dr. Sardjito, DI Yogyakarta 32. RSUD Panembahan Senopati, DI Yogyakarta 33. RSUP Sanglah, Denpasar, Bali 34. RSUD Tabanan, Denpasar, Bali 35. RSUP Dr. Wahidin S.husodo, Makassar, Sulsel 36. RSUD Andi Makkasau, Sulawesi Selatan 37. RSUD Sinjai, Sulawesi Selatan 38. RSUD Provinsi, Mataram, Nusa Tenggara Barat 39. RSUD Dr. M. Yunus, Bengkulu 18
RUMAH SAKIT YANG TELAH MENGIKUTI MINIWORKSHOP CASE MANAGEMENT
AVIAN INFLUENZA
9 RS NON RUJUKAN FLU BURUNG 1. RS Yos Sudarso Padang 2. RS Tk III Reksodiwiryo Padang 3. RS Ibnu Sina, Bukit Tinggi 4. RSUD Muara Labuh Solok 5. RSUD Sangatta, Kutai Timur 6. RSAL Ilyas, Tarakan 7. RS Bhakti Nugraha, Samarinda 8. Rumkit Tk. III Dr. R. Hardjanto, Balikpapan 9. RS Pupuk Kaltim Bontang, Kalimantan Timur
CONSTRAINT
• Healthcare facilities disparity
• Characteristic of population
• Geographical conditions
• Work culture
• Budget constraint
Masalah
• Petugas yang telah dilatih banyak yang dipindahkan.
• Alat Flu Burung ada yang rusak.
• Minimnya kasus Flu Burung dibeberapa RS mempengaruhi kesiapsiagaan penanganan Flu Burung dan keterampilan SDM.
Tindak Lanjut
1. Review Buku Pedoman Tatalaksana Klinis Flu Burung (H5N1) di Rumah Sakit
2. Dilaksanakannya Capacity Building di 13 daerah endemis
3.Perencanaan pengadaan alat kesehatan di ruang isolasi bagi rumah sakit belum lengkap
29