Indeks Saham dan Valuta Asing
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian
Indeks Saham
• Dibuat untuk menggambarkan pergerakan seluruh saham
di satu bursa tertentu (mis. Pertanian, Pertambangan,
Aneka Industri, dll)
• Indeks diambil berdasarkan sampel emiten tercatat,
dengan menggunakan pembobotan
• Bila jumlah emiten tercatatnya belum banyak, sampel
diambil dari seluruh saham yang diperdagangkan. Misal
bursa Taiwan, Korea, Copenhagen dan Jakarta (IHSG –
Indeks Harga Saham Gabungan)
4 Metode Pembobotan Indeks
1. Berdasarkan harga (price weighted)
2. Berdasarkan nilai kapitalisasi (market value weighted)
3. Berdasarkan saham beredar di publik (free float)
4. Tidak terbobot (unweighted price)
Contoh: Sebuah bursa saham hipotetis yang yang terdiri dari 4
saham sbb:
Saham Harga
(Rp)
Saham
tercatat
(juta)
Kapitalisas
i pasar
(Rp juta)
Saham
beredar di
publik
Kapitalisas
i Beredar
(Rp juta)
A 50 8 400 10% 40
B 100 2 200 30% 60
C 150 2 300 100% 300
D 200 0,5 100 100% 100
Berdasarkan Harga
• Pergerakan indeks saham ditentukan oleh perubahan
harga saham
• Dari tabel, dengan total harga (per lembar) sebesar Rp
500, maka bobot masing-masing saham adalah: A 10%
(50/500), B 20% (100/500), C 30% (150/500), D 40%
(200/500)
• Jika harga saham A naik 10% dan tiga saham lainnya tetap,
indeks akan naik 1% (10% x 10%). Jika saham D naik 10%,
indeks akan naik 4% (10% x 40%)
Berdasarkan Harga (cont’d)
Cara ini menyebabkan saham berharga tinggi memiliki
pengaruh yang besar
Contoh yang paling populer: DJIA (Dow Jones Industrial
Average)
DJIA menggunakan 30 saham industri besar terkenal
(leader dalam industrinya/blue chips)
Contoh lain: Nikkei 225 dari bursa saham Tokyo
Berdasarkan Nilai
• Memberikan bobot lebih besar pada saham dengan
kapitalisasi pasar yang besar
• Kapitalisasi pasar suatu saham: jumlah saham tercatat x
harga pasarnya
• Paling banyak digunakan. Di Indonesia digunakan di BEI
untuk menghitung IHSG, LQ45, Jakarta Islamic Index, dan
sekitar 10 indeks sektoral. Digunakan juga pada indeks
S&P500, NYSE, Nasdaq dan Hangseng
Berdasarkan Nilai (cont’d)
Dari contoh pada tabel, dengan total kapitalisasi pasar
sebesar Rp 1.000 juta, maka jika hanya harga saham A naik
10% (dari Rp 50 menjadi Rp 55), indeks akan naik 4%
(10% x 40%). Jika hanya saham D naik 10% (Rp 200
menjadi Rp 220) indeks hanya naik 1% (10% x 10%)
Free Float
• Metode ini berusaha mengoreksi indeks berdasarkan nilai
• Indeks ini hanya menggunakan jumlah saham beredar
untuk menghitung nilai kapitalisasi, adapun indeks
berdasarkan nilai menggunakan seluruh saham tercatat
sebagai dasar pembobotan
• Beberapa pakar berpendapat metode ini lebih fair
Free Float (cont’d)
Contoh; dari tabel, harga saham A, B, C, dan D masing-
masing memiliki pengaruh atau bobot 8% (40/500), 12%
(60/500), 60% (300/500), dan 20% (100/500) terhadap
indeks saham. Hal ini menyebabkan saham C yang paling
menentukan pergerakan indeks
Tidak Terbobot
• Paling jarang digunakan, di sini bobot yang sama diberikan
kepada semua saham tanpa melihat harga atau nilai
kapitalisasi pasar
• Indeks ini digunakan di indeks bursa Singapura, Milan dan
Value Line
• Dari tabel contoh, perubahan 10% pada saham manapun
akan berpengaruh sama terhadap pergerakan indeks
sebesar 2,5% (10% x 25%)
Valuta Asing
• Valuta asing (valas) adalah mata uang yang dikeluarkan dan
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain
• Kata “asing” bersifat relatif, orang Indonesia memandang
US dolar sebagai valas, sebaliknya bagi orang Amerika,
Rupiah adalah valuta asing
• Perdagangan barang dan jasa, aliran modal dan dana antar
negara menimbulkan permintaan dan penawaran terhadap
suatu mata uang tertentu yang membentuk pasar
pertukaran mata uang (foreign exchange – forex market)
Wujud Valuta Asing
1. Bank Notes – Mata uang kertas dalam wujud fisik asli
mata uang tersebut. Contoh; uang kertas pecahan 100
USD. Beberapa negara termasuk Indonesia memandang
Bank Notes sebagai barang, sehingga keadaan fisiknya
mempengaruhi nilai tukar uang tersebut.
– Misal; bila kertas uang dolar dalam keadaan kusam, maka
nilai tukarnya berkurang
– Misal; sama-sama 100 USD berupa 1 lembar 100 USD beda
nilainya dengan 100 lembar 1 USD.
Wujud Valuta Asing (cont’d)
2. Devisa Umum –Valuta asing yang tidak berwujud fisik
uang asli, melainkan berupa tagihan kepada pihak lain
dalam valuta asing. Misal; giro valas atau deposito valas,
dimana pemegang giro valas memiliki tagihan kepada
bank dalam wujud berupa giro atau tagihan sebesar
saldo giro valas tersebut.
Foreign Exchange Market
• Adalah “tempat transaksi” di mana bank dan institusi
lainnya dapat dengan mudah melakukan transaksi
(jual/beli) mata uang
• Bersifat over the counter (OTC), karena transaksi valas
berlangsung lintas geografis dan sangat cepat sehingga
tidak ada central market, yang ada hanya market makers
(bank, broker, dan partisipan lainnya) yang saling
terhubung
Foreign Exchange Market (cont’d)
• Akibatnya insrumen mata uang yang diperdagangkan dan
harganya bisa berbeda-beda tergantung bank atau market
maker mana yang melakukan transaksi
• Instrumen mata uang diperdagangkan dalam bentuk
pasangan (pairs) dengan menggunakan notasi standar
XXXYYY atau YYY/XXX. Merujuk pada kode 3 digit
internasional pada ISO 4217
Foreign Exchange Market (cont’d)
• Dimana nilai satu unit mata uang XXX (base currency)
dinilai dalam mata uang YYY. Misal EURUSD atau
USD/EUR berarti harga/nilai Euro diekspresikan dalam US
dolar
• USDIDR berarti nilai 1 unit US dolar dalam Rupiah
• Kompas 2 Desember 2009, 1 Euro = 1,5076 US dolar. 1
US dolar = Rp 9.452,5 (XXX pada baris horizontal
terhadap YYY pada kolom vertikal)
Foreign Exchange Market (cont’d)
• Unik dibandingkan pasar modal lain karena:
– Volume transaksi yang sangat besar – transaksi harian mencapai
3,98 triliun US dolar (2008)
– Likuiditas yang tinggi – uang sebagai komoditas
– Sebaran geografis perdagangan yang luas (global)
– Waktu perdagangan selama 24 jam tanpa henti kecuali
weekend: sesi Asia/Australia, Eropa, Amerika, dan kembali ke
sesi Asia.
– Tingkat leverage yang tinggi – memungkinkan partisipan ritel
dan individu berpartisipasi dengan dana kecil, meningkatkan
potensi profit, sekaligus kerugian
Akses Pasar Valas
Berbeda dengan pasar saham dimana semua partisipan
memiliki akses harga yang sama, karena keunikan sifatnya
forex market secara alami menjadi terbagi atas beberapa
level akses
Akses tertinggi dimiliki oleh bank-bank komersial besar
dan bank sentral dalam pasar antar bank (inter-bank
markets)
Akses Pasar Valas
Tingkat berikutnya adalah bank-bank kecil, diikuti
perusahaan-perusahaan multinasional besar, kemudian
berurut ke institusi finansial lain dan broker/market maker
ritel
Pada tingkat antar bank, terdapat spread (selisih harga
jual/bid dan harga beli/ask) yang sangat rendah karena
volume perdagangan yang tinggi (sampai 53% seluruh
transaksi)
Partisipan Pasar Valuta Asing
• Bank – miliaran dolar transaksi per hari
• Bank sentral – kontrol devisa untuk kepentingan nasional
• Spekulator – 70-80% transaksi forex bersifat spekulatif,
kadang bisa mengalahkan tujuan bank sentral (misal,
George Soros)
• Perusahaan manajemen investasi – mengelola dana
nasabah dalam volume besar (seperti dana pensiun,
asuransi, dll) yang perlu melakukan pembelian saham asing
dalam rangka sebaran portofolio
Partisipan (cont’d)
• Broker forex ritel – memfasilitasi partisipan individu atau
institusi kecil
• Perusahaan komersil multinasional – yang perlu
melakukan lindung nilai/hedge risk dan membayar
karyawan di negara lain
• Perusahaan penukaran mata uang (money changer) –
serupa dengan broker forex, namun terjadi pertukaran
fisik mata uang (bank notes)
• Perusahaan pentransfer uang/remittance – mentransfer
uang dalam volume tinggi bernilai rendah (misal Western
Union)
Definisi
Emiten: Pihak yang melakukan penawaran umum
(menerbitkan saham).
PER: Price Earning Ratio. Yaitu rasio penilaian harga di
pasar (Market Value per Share) terhadap laba bersih
(Earnings per Share)
Vol: Volume - Jumlah saham atau kontrak yang
diperdagangkan atau transaksi valuta asing yang terjadi
selama periode waktu tertentu
Definisi (cont’d)
Daftar istilah pada harian Kompas
• Seb: Harga penutupan periode sebelum kemarin atau
periode sebelumnya
• Ttg: Harga tertinggi kemarin atau periode sebelumnya
(jika terputus weekend)
• Trd: Harga terendah kemarin atau periode sebelumnya
(jika terputus weekend)
• Pnt: Harga penutupan kemarin atau periode sebelumnya
(jika terputus weekend)