Kondisi Fisik sebagai FaktorPembatas Serangga
OlehANDI AMAL HAYAT MAKMUR
Faktor Pembatas(Limiting Factor)
Keadaan yang mendekati atau melampaui ambang batas toleransi suatu kondisi.
Suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem terkait kisaran minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik suatu ekosistem
Organisme dengan kisaran toleransi lebar (eury) terhadap faktor abiotik (X) yang relatif konstan faktor pembatas, sehingga organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak. Sebaliknya, organisme dengan toleransi sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan menjadi “faktor pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah sedikit.
Fisik
Suhu
pH
Cahaya
CurahHujan
AnginSuara
Getaran
Tanah
Warna
• Serangga poikilotermal suhu tubuhnya sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Setiap serangga memiliki kisaran suhu tertentu. Di luar kisaran suhu yang ideal, serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Serangga dapat ditemukan di berbagai habitat dan mampu beradaptasi dalam beberapa kondisi ekstrim seperti daerah yang sangat dingin seperti Antartika.
Suhu
Suhu
Minimum
Hibernasi
Reproduksi Minim
Mortalitas Tinggi
Umur Panjang
Perilaku Abnormal
Optimum
Normal
Reproduksi Normal
Mortalitas Rendah
Umur Normal
Perilaku Normal
Maksimum
Aestivasi
Reproduksi Minim
Mortalitas Tinggi
Umur Pendek
Perilaku Abnormal
Kandungan Air Pertumbuhan Terhambat
50 – 90 %
Sesuai, tahan terhadap suhu ekstrim
Pada suhu 18°C, kelembaban 70%, perkembangan telur Sitophillus oryzaesampai dewasa 110 hari. Pada suhu 18°C, kelembaban 89% 90 hari
Aktivitas penyerangan pun dipengaruhi kelembapan. Sitophillus oryzaebaru bisa menyerang jika kadar air beras atau jagung di atas 14%.
Laju Metabolisme Rendah
Hama Thrips sp. akan berkembang biak dengan normal pada kelembaban di atas 70%.
Aktivitas
Kelembaban Udara
Kelembaban Tanah
Merusak
DehidrasiMati
Telur Membusuk
Reproduksi
Fisiologis
Makan
Lama Hidup
Plutella xylostellaTungau
Stadia larva 12-15 hari, musim kemarau antara 7-10
Plutella xylostella < 30%, musim kemarau mencapai 100%.
Sexava sp.
Diurnal
Nocturnal
Krepskular
Mempengaruhi aktifitas serangga, membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai
Walang Sangit, Wereng Cokelat dan Valanga nigricornis.
Spodoptera litura, Tikus, Agrotis ipsilon
Matahari, Bulan & Lampu
Hama Putih Palsu
CAHAYA
Warna Cahaya
Jumlah Serangga Jumlah Nama SeranggaI II III I II III
Netral 11 34 10 55NgengatNyamukBelalang Kumbang
LalatNyamuk
LalatNyamuk
Hijau 2 11 3 16Ngengat
LalatSemut
NyamukKumbangNyamuk
Merah 3 11 1 15 Nyamuk Nyamuk Belalang
Kuning 7 12 12 31Lalat
KumbangNyamuk
NyamukSemut
Belalang Nyamuk
Kumbang
Angin
• Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama dalam proses penyebaran hama tanaman.
• Misalnya: Kutu daun (Aphid) dapat terbang terbawa angin sejauh 1.300 km. Valanga nigricornis zehntneri Krauss), bila ada angin dapat terbang sejauh 3 km-4 km.
• Selain mendukung penyebaran hama, angin kencang bisa menghambat bertelurnya kupu-kupu, bahkan sering menimbulkan kematian.
Struktur
Kelembaban
Struktur dan kelembaban tanah berpengaruh besar terhadap kehidupan hama
Orictes rhinocerosSexava sp.
Gembur / Liat
Bahan Organik
Valanga nigricornisAgrotis ipsilon
Bactrocera sp.Crocidolomia binotalis
Suara
Suatu hasil penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa seekor
serangga yang bersayap, bila dibangkitkan getaran dengan frekuensi
yang sama dengan frekuensi getaran sayapnya, serangga tersebut akan
jatuh
Hijau
Putih
Biru
Merah
Kuning
Melalui mata majemuk omatidia (pengatur frekuensi cahaya) seranggadapat membedakan warna-warna, karena adanya perbedaan sel-sel retina padaserangga, kisaran panjang gelombang yang dapat diterima serangga adalah2540-6000 nm.
Lebih Kontras dan Mengkilap Sekitar 610 nm
Sekitar 510 nm
Sekitar 460 nm
Sekitar 480 nm
Sekitar 560 nm
HASIL PENELITIAN