\'ol. 1 No.3 Edisi Dcsember 2010 ISSN :2086-2245
Jurnal DIKBIO
JURNAL PENDIDII<AN BIOLOGI
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
\•ol. I No.3 Halaman Me dan ISSN 146-245 Desember 2010 2086-2245
DAFTARISI
Upaya Peningkatan Berpikir Kritis dan Hasil Bela jar Siswa dengan Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatifpada Materi Virus di Kelas X1 SMA Negeri 2 Medan Oleh: Mia Sartika dan Hasruddin......... ... ... ............. .............. ...... ............... 146-160
Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Biologi pada Materi Kultur Jaringan Oleh: Fauziyah Harahap.......................................... . . . . . . . . . . . . . . . . 161-171
Pengaruh Alat Visualisasi (Gambar Diam dan Animasi) Terhadap Miskonsepsi Siswa pada Pembelajaran Biologi Oleh: Kartika Manalu dan Herbert Sipahutar.... ............................................ 172-185
Pengaruh Model dan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah Serbelawah Oleh: Ahyani Ridhayani Lubis dan Binari Manurung................................ 186-206
Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sosial Siswa SMA UISU Medan Oleh: Nurhafni Lubis dan Hasruddin.......................................................... 207-233
Isolasi dan Karakterisasi Mikroba Pengurai Asam Lemak dari Limbah lndustri Oleokimia dan Aplikasinya p~da Pembelajaran Bioteknologi Oleh: Ramlan Silaban................. .......... ................................. ... 234-245
PEMBUAT AN DAN PENERAPAN MEDIA ANIMAS I SEBAGAI UP A YA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA BIOLOGI PADA
MATERl KULTURJARINGAN
Oleh: Fauziyah Harahap
Dosen Biologi FMIP A/PPs UNIMED Email: ivulharahap(d:.gmail.com
Abstract. Tissue Culture is a subject with a 3 (three) credits are included in the field of Biotechnology study. The purpose of this research is to improve students' competence in tissue culture materials and application of pioneering animation-based instructional media in order to obtain improved quality of learning in tissue culture material. The strategies undertaken to achieve the target by performing the class action consisting of three cycles. The first cycle consists of planning (preparing teaching materials: with transparency media), the implementation with conventional teaching with overhead projector and transparencies), the method used is a questions and answers, regular group discussions, lectures. The second cycle begins with a plan: to train students to make an animationbased instructional media, prepare the course material with animation media. The third cycle, the presentation of course material by students using the medium of animation and model of cooperative learning jigsaw tvpe. The team acted as observers to the lecturer is teach, seeing the level of student involvement in lectures, students' competence in presenting learning materials. The results showed, the value of tissue culture subjects after this study was 21.4% got an A and 50% got a B and the remaining C, an increase compared to the previous semester. Penyajian to clarifY the matter with the delivery of multimedia messages either in writing or orally; overcome the limitations of space, time and the senses; to overcome the passive attitude of students; improve to learn I more motivated, there is direct interaction between the learner with the environment and enable learners to learn independent.
Kata Kunci: media animasi, biologi, kultur jaringan.
PENDAHULUAN Mata Kuliah Kultur Jaringan
tergolong kedalam kelompok bidang
kajian Bioteknologi, berbobot tiga SKS.
Materi yang diberikan pada mata kuliah
1m adalah dasar-dasar teori kultur
Janngan, media kultur Janngan,
pembuatan media, beberapa komposisi
media, macam-macam teknik kultur
jaringan: kultur organ (akar, meristem,
pucuk), produksi tanarnan haploid
(kultur anther, polen, ovul), isolasi dan
kultur protoplas, perbanyakan tanaman
melalui kultur Janngan, pemuliaan
tanaman secara in vitro : induksi variasi
somaklonal, produksi metabolit
sekunder, pelestarian plasma nutfah
secara in vitro, kultur jaringan sebagai
"alat'' transfer gen.
Mata kuliah m1 memberi
peluang yang luas bagi mahasiswa
untuk mengembangkan kompetensi
dirinya, khususnya dalam kemampuan
sebagai guru biologi, biologiwan,
peneliti, wtra usaha, yang harus
menguasm materi perkuliahan
161
162. Jurnal Pendidika
khususnya Kultl kompetensl yan dikembangkan un
(Harahap, 2008).
banyak materi mal
baru untuk maha
sulit, monoton, da
mahasiswa. Hal
ujian mahasiswa
kultur jaringan,
media, kultur o pucuk), produk
(kultur anther,
mendapatkan ra1
rentang skor 1-1 (
Untuk
kompetensi mal
dala..'11 bidanl
kbususnya pada
upaya-upaya n)
diterapkan dal
kuliah ini. Me1
Grant PHKI memenuhi tun1
Bio1ogi yang
perbaikan pene
dan menerapk
berbasis anirr kompetensi mahasiswa da
dicapai. Dala
diungk.ap k<
performance
menterjemahk
penguasaan r
j aringan sebel
media pembel
Gagnt
(2000) mer
162.Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1 No.3 Edisi Desember 2010. him, 161-171
khususnya Kultur Jaringan, dan
kompetensi yang dimiliki dapat dikembangkan untuk pcluang lainnya.
(Harahap, 2008). Pada pelaksanaannya banyak materi mata kuliah ini tergolong barn untuk mahasiswa, yang terkesan
sulit, monoton, dan bersifat abstrak bagi mahasiswa. Hal ini terbukti dari hasil ujian mahasiswa, untuk topik "media kultur jaringan, beberapa komposisi media, kultur organ (akar, meristem,
pucuk), produksi tanaman haploid (kultur anther, polen, ovul)", hanya mendapatkan rata-rata skor 6, 4 ( dari rentang skor 1-1 0) .
Untuk meningkatkan kompetensi mahasiwa Jurusan Biologi dalam bidang kultur Janngan, khususnya pada topik diatas, diperlukan upaya-upaya nyata dan dapat langsung diterapkan dalarn perkuliahan mata kuliah ini. Melalui Program Teaching Grant PHKI, penulis berupaya memenuhi tuntutan kurikulum Jurusan Biologi yang terbaru, mengusulkan perbaikan pengajaran dengan perintisan dan menerapkan media pembelajaran berbasis animasi, sehingga tuntutan
kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa dari mata kuliah ini dapat dicapai. Dalam penelitian ini ingin diungkap kompctensi, keterlibatan
' performance mahasiswa menterjemahkan basil belajar untuk penguasaan materi perkuliahan kultur jaringan sebelum dan setelah penerapan media pembelajaran berbasis animasi.
Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2000) mengatakan bahwa media
pt:mbelajaran mel1puti alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari
buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film slide, foto, gambar, graftk, televisi dan komputer.
Media pengajaran berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat anak didik dalam proses belajar mengajar dan anak didik akan lebih cepat dan mudah memahami dan mengerti terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Sabri (2005) mengemukakan fungsi media dalam proses belajar mengajar yaitu berfungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, dapat lebih menarik perhatian mahasiswa, membantu untuk mempercepat proses belajar mengajar, membantu mahasiswa dalam menangkap pengertian dan pemahaman dari proses pembelajaran yang diberikan dosen, meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar, mengurangi terjadinya verbalitas, memperbesar minat dan
perhatian anak didik untuk belajar dan membcrikan pengalaman yang nyata bagi mahasiswa serta membantu berkembangnya efiJiensi dan
pengalaman belajar yang Iebih
sempurna. Penggunaan metode yang bervariasi, penggunaan media yang
tepat, penerapan evaluasi yang berkesinambungan, dapat memberi
Fauziyah Harahap, Pemhuatan dan Pcnerapan Media Animasi sehagai Upaya, 163
kontribusi dalam pencapaian basil belajar yang maksimal. Media dapat berfungsi mengurangi pemahaman
verbal anak didik dan mengarah pada kemampuan berbuat lebib aktif.
Sujana dan Rivai dalam Arsyad (2002) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar anak didik yaitu pengajaran akan Iebib menarik perbatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Bahan pengajaran akan jelas maknanya sehingga dapat lebih dipaharni oleh mahasiswa dan memungkinkannya untuk menguasai tujuan peng~iaran. Metode mengajar akan lebib bervariasi
' tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleb guru, sebingga anak didik tidak bosan. Anak didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak banya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan memerank:an.
media yang dapat Jenis dimanfaatk:an dalam proses pembelajaran cukup banyak ragamnya. Dari yang sederhana sampai media yang cukup rumit dan canggib. Heinicb dalam · Nuraini (2003), mengklasifikasikan media berdasarkan
bentuk fisiknya, sebagai berikut : Media yang tidak diproyeksikan (non proyected media), Media yang
diproyeksikan (proyected media), Media AudioNisual, Media Video,
Media berbasis komputer (Computer based media) dan Multimedia. Arsyad
(2002), mengelompokkan media
pengajaran berdasarkan perkembangan teknologi menjadi empat kelompok
yaitu : Media basil teknologi cetak, media basil teknologi audio visual, media basil teknologi berbasis komputer, dan media basil teknologi gabungan.
Dalam penelitian 1m akan diproduksi media animasi untuk materi
kultur jaringan kemudian media animasi tersebut digunakan dalam penelitian yang akan dilaksanakan dalam rangka
untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa Biologi dalam materi kultur jaringa~.
Melalui Teaching Grant PHKJ, dengan memasukkan prinsip revolusi belajar dalam silabus mata kuliah ini , maka diharapkan seorang mahasiswa memiliki peran penting dan berpeluang
besar untuk mengembangkan keilmuannya melalui aktivitas belajar, sumber belajar, out put dan out come maupun mengembangkan budaya enterpreneur mahasiswa tersebut.
Standar Kompetensi yang barus dimiliki mahasiswa setelah megikuti perkuliahan Kultur Jaringan adalah: Mahasiswa
mampu menerapkan pnnstp-pnnstp kultur jaringan, melakukan analisis
' mengkritisi pnnstp-pnnstp kultur
jaringan dan dapat mengembangkannya untuk keilmuan, kewirausabaan dan budaya enterpreneur dalam kebidupan bermasyarakat (Anonim, 2008).
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku yang mengarah
164 Jurnal Pe,
kepada ting1
Perubahan i dan pengah
menetap. I bentuk pen dalam diri berprilaku y. dan peng; perubahan 1
individu ya diperoleb 1: (Dimyanti, :
Dari maka belaj suatu prose benak se~
kegiatan b pengalamru didapatkan melalui lingkungan terjadi per
orang/indi' yang dim<: dan lebih 1
keseluruha belajar me
pokok. !1 tidaknya I banyak 1: proses b mahasisw;
Ha pengetahu dikemban. studi di : merupaka
faktor yar
Upaya, 163.
media nbangan
elompok
;i cetak:,
visual, berbasis
:knologi
akan materi
mimasi !lelitian
rangka petensi
kultur
PHKI, volusi lh ini, ISiswa luang
1gkan ~Iajar,
come tdaya
ebut.
liliki
ahan rswa
nsip
isis,
ritur
nya
dan
pan
164 Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. I No. 3 Edisi Des ember 20 I 0, him, 161-171
kepada tingkah laku yang lebih baik.
Perubahan itu tetjadi melalui latihan dan pengalaman dan sifatnya relatif
menetap. Belajar merupakan suatu
bentuk perubahan yang diperlihatkan dalam diri seseorang dengan cara
berprilaku yang diperoleh berkat latihan dan pengalaman. Belajar adalah
perubahan dan pembentukan perilaku
individu yang bersifat permanen dan diperoleh berkat latihan yang terarah (Dimyanti, 2002).
Dari batasan-batasan diatas, maka belajar dapat diartikan sebagai suatu proses mental yang terjarli dalam
benak seseorang yang melibatkan kegiatan berfikir, dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan oleh orang yang belajar dan melalui reaksi-reaksi terhadap lingkungan dimana ia berada, sehingga terjadi perubahan perilaku dalam diri
oranglindividu yang belajar. Perubahan
yang dimaksud adalah bersifat positif dan lebih baik dari sebelumnya. Dalam keseluruhan proses pendidikan kegiatan bclajar mcrupakan kcgiatan yang paling
pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana
rroses belajar yang dialami oleh mahasiswa sebagai anak didik.
Hasil belajar adalah pengetahuan yang diperoleh, yang
dikembangkan dalam berbagai bidang studi di Sekolah yang pada dasarnya
merupakan hasil interaksi berbagai
fak.tor yang mempengaruhi hasil belajar
secara keseluruhan. Hasil
tersebut menimbulkan interaksi
adanya perbedaan dalam prestasi belajar dan
menghasilkan adanya pengelompokan
individu tertentu. Belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman
dan latihan (Djamarah, 2002), artinya
perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Dalam
aktivitas belajar mengajar diperoleh hasil belajar. Hasil belajar bukan hanya
berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan
masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, dengan
demikian aktivitas dan produk yang
dihasilkan dari aktivitas belajar dalam mendewasakan watak dan kepribadiannya.
Belajar tidaklah merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara alamiah, tetapi merupakan suatu kejadian yang harus diamati dengan
cara tertentu dan hati-hati sebelum prestasi didik memasuki situasi belajar
sendiri. Hasil pengajaran biasanya dibagi atas tiga bagian yaitu, keefektifan pembelajaran, efisiensi dan daya tarik
pembelajaran. Keefektifan
pembelajaran biasanya diukur dengan
kadar prestasi belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan
kegiatan belajar (Djamarah, 2002). Dari
beberapa pendapat ahli diatas mudah
dipaharni bahwa hasil belajar
merupakan perwujudan kemampuan
intelektual yang dicapai dalam belajar.
Fauziyah Harahap, Pembuatan dan PenerapanMedia Animasi sebagai Upaya, 165
Setiap proses mengaJar,
keberhasilannya diukur dari beberapa hasil yang dicapai mahasiswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian
Jurusan Biologi 1ll1 dilakukan di FMIPA UNIMED
Medan, pada semester ganjil Tahun Ajaran 2009/2010. Subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Biologi stambuk 2006, dengan mata kuliah Kultur Jaringan. Rancangan penelitian ini adalah classroom action research.
Materi yang akan dibahas adalah: Materi Media Kultur Jaringan, Pembuatan Media Kultur Taringan, Beberapa Kultur Organ. Penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus meliputi persiapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus pertama dimulai dengan perencanaan yaitu: mempersiapkan bahan ajar dengan menggunakan plastik transparansi, pelaksanaan tindakan dengan melakukan pengaJaran konvensional dengan menggunakan OHP, metode yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi kelompok biasa, ceramah. Tim dosen melakukan pengamatan antara lain untuk melihat tingkat keterlibatan mahasiwa dalam perkuliahan, kompetensi diukur dari hasil belajar, keterlibatan dan performance mahasiswa. Hasil siklus pertama dievaluasi dan dibuat refleksi untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan, hasil refleksi digunakan untuk
merencanakan tahapan lanjutan pada
siklus kedua. Siklus kedua dimulai dengan
perencanaan yaitu : melatih mahasiswa membuat media pembelajaran berbasis animasi, mempersiapkan materi kuliah
yang akan ditayangkan dengan media animasi. Pelaksanaan tindakan siklus ke dua dimulai dengan mengajarkan materi dengan menggunakan media berbasis animasi, metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe jigsaw. Tim dosen melakukan perannya masing-masing, sebagai dosen pengajar, pengamat untuk melihat tingkat keterlibatan mahasiwa dalam perkuliahan, kompetensi diukur dari kualitas animasi, hasil belajar, keterlibatan dan performance mahasiswa. Hasil siklus kedua dievaluasi dan dibuat refleksinya untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan, hasil refleksi digunakan untuk merencanakan tahapan lanjutan pada siklus ketiga.
Siklus ketiga dimulai dengan perencanaan yaitu: melatih mahasiswa mempresentasikan materi kuliah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis animasi. Pada siklus ketiga ini, yang menyaj ikan materi kuliah adalah mahasiswa. Mahasiswa mempresentasikan materi kuliah dengan menggunakan media animasi. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya
jawab, model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe
Jigsaw. Tim dosen melakukan pengamatan sebagai dosen pengajar,
166 Jurnal Pena
pengamat u:
keterlibatan perkuliahan, dalam mempn
HASILDAN Deskripsi Da
Pen eli Rintisan d Pembelajarar Upaya M€ Mahasiswa 1
Kultur Jari Tabel4.l.
\ No
I 1
I 2
Mt
\ : ~ 1
5 M \ I 6 K
\ 7 R
Siklus Ke1
Nilai ·
kedua Tabel4.2
\ No
11 \ 2
I : t±
aya, 165.
n pad a
dengan
1asiswa
~rbasis
kuliah
media
dus ke
materi
~rbasis
adalah
model
:tdalah
do sen
asing,
untuk
asiwa
iukur ·lajar,
ranee
edua
tntuk
tuan, ntuk
:>ada
tgan
swa
gan
IIai1
ini,
Jah :wa
~an
1de
ya
ng
pe I
I m lf,
J66 Jurna/ Pendidikan Biologi, Vol. 1 No. 3 Edisi Desember 2010, hlm, 161-171
pengamat untuk melihat
keterlibatan mahasiwa
tingkat
dalam
perkuliahan, kompetensi mahasiswa
dalam mempresentasikan materi ajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas Rintisan dan Penerapan Media
Pembelajaran Berbasis Animasi sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi
Mahasiswa Biologi pada Materi Kuliah
Kultur Jaringan ini dirancang tiga
siklus. Masing-masing siklus dilakukan
pengukuran terhadap hasil belajar dan
indikator keterlibatan mahasiswa dalam
perkuliahan. Adapun hasil dari
penelitian sebagai berikut:
Siklus Pertama Nilai rata-rata tes hasil belajar
siklus pertama adalah 65. Keterlibatan
mahasiswa dalam pcrkuliahan dengan
atributnya pada siklus pertama dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Keterlibatan Mahasiswa dalam Perkuliahan
No
7
Atribut yang Diamati
Menyelesaikan tugas manriiri
Aktif menjawab pertanyaan
Meminta dosen mengulang pertanyaan
Aktif mengajukan pertanyaan
Mencatat materi yang disampaikan
Kehadiran
Rata-rata
Persentase
70
65
65
65
80
90
72,5
Siklus Kedua mahasiswa dalam perkuliahan dengan
Nilai rata-rata tes hasil belajar siklus atributnya pada siklus kedua dapat
kedua adalah 75. Keterlibatan dilihat pada Tabel4.2.
Tabel4.2. Hasil Pengamatan Keterlibatan Mahasiswa dalam Perkuliahan
I No- Atrihut yang Diamati Persentase I
1
2
3
4
Menyelesaikan tugas mandiri
Aktif menj awab pertanyaan
Meminta dosen mengulang pertanyaan
Aktif mengajukan pertanyaan
81
70
90
85
5 Mencatat materi yang disampaikan 85
I 6 Kehadiran 95 I L_2_ Rata-rata 84,3 1
~~· --~~---- >-~------~~·-·------~·~~·-·----··_j
Fauziyah Harahap, Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya, 167.
Siklus Ketiga Nilai rata-rata tes hasil belajar
siklus kedua adalah 85. Keterlibatan
mahasiswa dalam perkuliahan dengan
atributnya pada siklus ketiga dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel4.3. Hasil Pengamatan Keterlibatan Mahasiswa dalam Perkuliahan ~·
No Atribut yang Diamati Persentase
1 Menyelesaikan tugas mandiri 95
2 Aktif menjawab pertanyaan 75
3 Meminta dosen mengulang pertanyaan 80
4 Aktif mengajukan pertanyaan 90
5 Mencatat materi yang disampaikan 90
6 Kehadiran 99 I
7 Rata-rata 88,2 I
Secara umum dari ketiga siklus yang dilakukan diperoleh hasil nilai rata-rata tes
hasil belajar seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar 90
so
70
60
"' ~ 50
:;;; 40 ·z
30
20
10
0
Sildu~ I
Siklus
Gambar 4.1. Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar
Keterlibatan Mahasiswa dalam perkuliahan secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.2a
dan Gambar 4.2b.
168 Jurna/J
!<X'
!0
70
JO
10
10
Gamb Mahasi~
Hasil lmph Pene
Mata Kulial terdiri dari pertama d yaitu: mem menggunak pelaksanaar pengajaran menggunak metode ya
jawab, dis ceramah.
Pt:n~
memberikru hasil be pembclajar• nilai tugas
belum me
rata-rata mahasiswa
65, atau be Pengamatru
tingkat kt perkuliahar
mcnggem.b Gambar ,k:
bagai Upaya, 167.
:a dapat dilihat
tasc
I I
_____ j
tada Gambar
ambar 4.2a
168 Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1 No. 3 Edisi Desember201 0, him, 161-171
I IX' Per><ntas. M;ha>i>wa yang Menyele>aikan Tug as Mandiri
70
10
30
10
10
Gambar 4.2a Perscntase Keterlibatan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Tugas
Mandiri
Huil Implementa~i
Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Kuliah Kultur Jaringan ini dirancang terdiri dari tiga siklus. Pada langkah pertama dimulai dengan perencanaan yaitu: mempersiupkan bahun ajar dengan
menggunakan plastik transparansi, pelaksanaan tindakan dengan melakukan pengaJaran konvensional dcngan menggunakan OHP dan transparansi, metode yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi kelompok biasa, dan ceramah.
Pendataan dilakukan dengan cara
memberikan tugas tcrtulis sebagai tes hasil belajar. Pada pelaksanaan
pembelajaran dalam siklus pertama ini nilai tugas yang diperoleh mahasiswa
belum menggembirakan. Adapun nilai
rata-rata yang diperoleh olch 14 mahasiswa pada siklus pcrtama ini adalah
65, atau bcrkisar di nilai E (Gam bar 4.1 ). Pengamatan juga dilakukan tcrhadap
tingkat ketcrlibatan mahasiwa dalam
perkuliahan. Hasilnya juga kurang
menggcmbirakan dan dapat dilihat pada Gambar 4.2.
'J
Gambar 4.2b Persentasc Keterlibatan Mahasiswa dalam Keaktifan Menjawab
Pertanyaan
Siklus kedua dilaksanakan
berdasarkan hasil yang belum maksimal
dari siklus I maka diadakan pendekatan bagi mahasiswa yang masih jauh dari harapan tentang Kultur Jaringan. Kami dorong mahasiswa untuk lebih mengenal kultur jaringan, dan termotivasi untuk bclajar kultur jaringan melalui pelatihan terhadap mahasiswa membuat media pembelajaran berbasis animasi dan mempersiapkan materi kuliah yang akan ditayangkan dengan media antmast.
Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, model pembelajaran yang
digunakan adalah koopcratif tipe jigsaw. Tim dosen melak:ukan perannya masingmasing, sebagai dosen pengajar, pcngamat
untuk melihat tingkat keterlibatan
mahasiwa dalan1 perkuliahan, kompetensi
diukur d~.ri kualitas animasi, hasil bclajar, kctcrlibatan dan performance mahasiswa.
Basil siklus kedua dicvaluasi
dengan cara membcrikan tugas kepada mahasiswa dari hasil pembclajaran yang
dilakukan pada siklus kedua. Hasil tugas
yang dibcrikan pada siklus kedua nilai
rata-ratanya adalah 75 untuk 14 mahasiswa, bcrarti tclah tcriadi
.Fauziyah Harahap, Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya, 169
pcningkatan daripada nilai rata-rata pada
siklus yang pcrtama (Gam bar 4.1 ).
Meskipun harus diakui nilai tersebut
masih berada pada kisaran nilai C.
Pada siklus kedua ini antusiasme mahasiswa untuk belajar hal baru sangat
jelas terlihat. Kehadiran mahasiswa
mengikuti perkuliahan mengalami
kenaikan dibandingkan siklus pertama
Pada siklus kedua mt mahasiswa dikenalkan dengan hal baru yaitu
pengembangan . pembelajaran berbasis animasi. Mahasiswa diaj arkan bagaimana
membuat bahan ajar dengan menggunakan Macromedia Flash.
Siklus ketiga ini dilakukan cara melatih mahasiswa mempresertasikan materi kuliah dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis animasi. Pada siklus ketiga ini, yang menyajikan materi
kuliah adalah mahasiswa. Mahasiswa mempresentasikan materi kuliah dengan menggunakan media animasi. metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, model pembelajaran yang
digunakan adalah kooperatif tipe jigsaw. Tim dosen melakukan pengamatan sebagai dosen pengajar, pengamat
melihat tingkat keterlibatan mahasiwa
dalam perkuliahan dan kompetensi
mahasiswa dalam mempresentasikan materi ajar.
Hasil yang diperoleh pada siklus ketiga ini, se'cara umum nilai tugas cukup
menggembirakan. Adapun Nilai Akhir
yang telah dicapai oleh 14 mahasiswa
adalal1: (1) 3 orang mahasiswa mendapat
nilai A (21,4 %); (2) 7 orang mahasiswa
(50%) mendapat nilai B; dan (3) 4 orang
mahasiswa meraih nilai C (28,6 %). Selain
itu tingkat keterlibatan mahasiswa dalam
proses pembelajaran juga terlihat sangat
jelas, seluruh malmsiswa aktif terlibat
dalam diskusi dan presentasi yang dilakukan.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan terlihat manfaat pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan suatu sarana yang bermanfaat
untuk membantu proses komunikasi,
sehingga pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati oleh peserta didik.
Dewasa ini bidang pengajaran secara umum sedikit banyaknya terpengaruh oleh adanya perkembangan
dan pt;nemuan-penemuan dalam bidang
keterampilan, ilmu dan teknologi. Pengaruh perkembangan tcrsebut tampak: jclas dalam upaya-upaya pembaharuan sistem pendidikan dan pcmbelajaran.
Upaya pembaharuan itu menyentuh tidak: hanya sarana fisiklfasilitas pendidikan, tapi juga sarana non fisik seperti
pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara
karya yang inovatif, serta .sikap yang positip terhadap tugas yang diembannya.
Salah satu bagian integral dari upaya
pembaruan itu adalah media pembelajaran. Oleh karena itu, media
pembelajaran me njadi suatu bidang yang
seyogyanya dikuasai oleh atau staf pengajar yang profesional.
Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media
170 .Jurnal Pe,
pembelajaran
harus dapat 1
Di samping
para pendiC
mengemban~
sendiri medi
efisien, c kemungkinru
yang se:
perkembang:
SIMPUI
Pembuat animasi unt mahasiswa jaringan: (1 proses be mengetahui beberapa i belajar, kt kesiapan penyajian p kata tertuli keterbatasar indera; dan
efektif dan (
Den pembelajan:
dapat men~ Dengan p
Mahasiswa
bergairah mengajar;
langsw1g
lingkungan
mahasiswa
mengikuti
lebih man
1 Upaya, 169
swa dalam
hat sangat
if terlibat
asi yang
terlihat tran dan belajaran
nnanfaat 1unikasi
' i dapat 1dik. 1gajaran
1yaknya 1bangan bidang
:nologi. tanlpak tharuan ajaran.
1 tidak idikan
' seperti tenaga thuan, 1pilan , cara yang
nnya. 1paya
zedia
1edia
Yang staf
tdap !dia
170 .Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. I No.3 Edisi Desember 2010, him, 161-171
pembelajaran masa yang akan datang
harus dapat direalisasikan dalam praktik. Di samping memahami penggunaaannya,
para pendidik patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan membuat sendiri media yang menarik, murah dan
efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modem yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu dan teknologi.
SIMPULAN
Pembuatan dan penerapan media animasi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa biologi pada materi kultur jaringan: ( 1) Dapat Meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Untuk mengetahui hal itu dapat dilihat melalui beberapa indikator seperti; tes hasil belajar, keterlibatan mahasiswa, dan kesiapan dosen; (2) Mempetjelas penyajian pesan, baik dalam bentuk katakata tertulis atau lisan; (3) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
indera; dan ( 4) Pemberian materi lebih efektif dan effesien.
Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif mahasiswa. Dengan penggunaan multimedia: (I)
Mahasiswa sangat antusias dan lebih bergairah mengikuti proses belajarmengajar; (2) Dapat terjadi interaksi langsung antara mahasiswa dengan
lingkungan dan kenyataan, sehingga mahasiswa Iebih termotivasi dalam mengikuti perkuliahan; (3) Mahasiswa Iebih mandiri dalam mengikuti mata
kuliah kultur jaringan; dan (4) Mahasiswa
Iebih termotivasi untuk menggunakan teknologi, misalnya mencari bahan di
internet.
DAFT AR RUJUKAN
Arsyad, A., 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Carin, A. A. 1997. Teaching Modern Science. Ohio: Merril.
Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Be/ajar, Jakarta: Erlangga.
Djamarah, B.S. 2002. Psikologi Be/ajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyanti, 2002. Be/ajar dan
Pembelajaran, Jakarta: Rincka Cipta.
Harahap, F. 2007. Kultur Jaringan, suatu Pengantar. Mcdan: Jurusan Biologi FMIPA UNIMED.
Harahap, F. 2008. Penguasaan Kornpetensi Teknologi Kultur Jaringan Untuk Pengembangan Kewirausahaan Lulusan Biologi Unimed, Jurnal LPM UNIMED,
Vol 14 September 2008, Hal:44-51.
Harahap, F. 2009. Penguasaan
Kornpetensi Kultur Jaringan Bagi Mahasiswa Biologi dan Peluang Berkarir untuk Keilmuan dan Pengembangan Budaya Kewirausahaan, Jurnal LP M
UNIMED, Medan Vol 15 No 56
Tahun XV, Hal: 54-60.
Fauziyah Harahap, Pembuatan dan Penerapan Media Animasi sebagai Upaya, 171
Nuraini, Y. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Naylor, S. and Keogh, B. 1999.
Constructivism in Classroom:
Theory into Practice. Journal of Science Teacher Education. Volume I 0(2): 93-106.
Sabri, A.H., 2005. Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching.
Winkell, W.S. 2004. Psikologi Pelajaran, Jakarta: Gramedia.
PENGAE TERHADA
Abstract.· tools (stati< The type o posttest co1 with non 1 study had misconcep1
KataKunt
PENDAHU Pend
untuk mem mengemban: konsep yane pembelajar konsep ter: dalam kehi1 dan Yesil: literatur dru menunjukka memiliki p< yang berbe< diterima sec 2007; Tekka
Pem~
terhadap su sebelum dan sekolah. P( buku tek: pemahaman mungkin te yang diterin dari pengajru konsisten ilmiah (Blo~
konsep yang