ILMU MUNASABAH
1. Pengertian Munasabah
Menurut bahasa berarti persesuaian / hubungan antara
ayat / surat yang satu dengan yang lain sebelum /
sesudahnya. Menurut istilah ilmu untuk mengetahui alasan-
alasan penertiban dari bagian-bagian Al-Qur’an yang mulia.
2. Pembahasan Ilmu Munasabah
Adalah macam-macam hubungan dan persambungan serta
kaitan dari ayat-ayat / surah. Al-Qur’an yang satu dengan
yang lain dalam berbagai bentuk.
3. Macam-macam Munasabah
a. Macam-macam sifatnya :
- Persesuaian yang nyata ( Dzaahirul Irtibath ) tampak
jelas
- Persesuain tidak jelas ( Khaffiyyul Irtibath ) seolah-
olah
b. Macam-macam materi munasabah
- Munasabah antar ayat
- Munasabah antar surat
4. Faedah Ilmu Munasabah
- Mengetahui persambungan / hubungan antara bagian Al-
Qur’an baik ayat maupun surat.
- Dapat mengetahui mutu dan tingkat kebalaghaan bahasa
Al-Qur’an dan konteks kalimatnya serta persesuaian ayat
/ surahnya yang satu dengan yang lain.
- Membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.
ILMU MUHKAM WAL MUTASYABIH
1. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih
Menurut bahasa Muhkam adalah hal atau urusan yang baik
dan Mutasyabih berarti persamaan / kesamaran yang mengarah
pada keserupaan.
Menurut istilah muhkam ialah dapat diketahui dengan
jelas dan kuat bediri sendiri tanpa di ta’wilkan karena
susunan tartibnya kuat. Dan tidak muskil sehingga dapat di
amalkan karena tidak di nasakh. Sedangkan Mutasyabih ialah
lafal Alqur’an yang artinya samar sehingga tidak dapat di
jangkau manusia karena bisa di ta’wilkan macam-macam
sehingga cukup diyakini saja dan tidak perlu di amalkan.
2. Sebab-sebab adanya ayat muhkamah dan mutasyabihat.
a. Kesamaran pada lafal
1. Kesamaran pada lafal mufrad ( Lafal yang belum tersusun
)
2. Kesamaran pada lafal murakab ( Lafal yang tersusun )
b. Kesamaran pada makna
c. Kesamaran pada lafal dan makna
3. Macam-macam ayat mutasyabihat
- Ayat-ayat yang tidak dapat diketahui
- Ayat-ayat yang dapat diketahui oleh semua orang dengan
pembahasan yang mendalam.
- Ayat-ayat yang hanya diketahui oleh para pakar ilmu.
4. Pendapat Para Ulama’ Mengenai Ayat Muhkamat dan
Mutasyabihat
Ada dua pendapat mengenai hal ini :
1. Sebagian ulama’ mengatakan bahwa arti dan maksud ayat
itu dapat diketahui umat manusia.
2. Sebagian lagi mengatakan tidak dapat diketahui, selain
itu para ulama’ juga berselisih mengenai apakah ayat-
ayat mutasyabihat harus ditafsiri agar diketahui
artinya untuk diamalkan ? Ataukah cukup dengan
mengimani saja ? dalam hal ini pun ada tiga pendapat
yaitu :
a. Jumhur ulama’ Ahlus sunnah wal jamaah dan sebagian
ahli Ra’yi ; tidak perlu menafsiri maknanya, cukup
diimani saja.
b. Segolongan Ahlus sunnah dan kebanyakan ahli Ra’yi ;
perlu menakwilkan, sebab tidak boleh ada makna yang
tidak bisa diketahui umat, minimal diketahui oleh
orang-orang Rosikh (mendalam ilmunya).
c. Sebagian ulama’ lain, diantaranya Ibnu Daqiqil’id,
menengahi yakni kalau menakwilkan ayat-ayat
mutasyabihat itu relevan dengan bahasa arab, maka
tidak perlu mengingkarinya. Namun jika ta’wilnya
jauh dari bahasa arab, maka cukup mengimaninya.
5. Faedah Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat
- Menjadi rahmat bagi manusia
- Memudahkan mengetahui arti dan maksudnya
- Mendorong umat untuk memahami, menghayati, dan
mengamalkan
- Menerangkan isi sajian Al-Qur’an
6. Hikmah ayat Mutasyabihat
- Rahmat Allah SWT
- Sebagai ujian dan cobaan pada kekuatan iman manusia
- Memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an
- Mengajukan penggunaan dalil-dalil naqli
ILMU I’JAZIL QUR’AN
1. Pengertian I’jaz dan Mu’jizat
a. Pengertian I’jaz
Menurut bahasa I’jaz adalah masdar dari kata a.jaza
yang berarti melemahkan Alqur’an ( pada manusia )
b. Pengertian Mu’jizat
Menurut bahasa ialah suatu hal yang luar biasa, ajaib
atau menakjubkan. Sedangkan menurut istilah ialah suatu
yang luar biasa yang melemahkan manusia yang
mendatangkan sesuatu yang hanya diberikan pada
nabi/rasul.
2. Tujuan I’jazil dan sejarahnya
a. Tujuan I’jazil Qur’an
- Membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW. Itu benar rasul
Allah.
- Membuktikan bahwa Alqur’an itu benar-benar wahyu Allah.
- Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia.
b. Sejarah ilmu I’jazul Qur’an
Ada ulama’ yang berpendapat bahwa orang yang pertama
menulis I’jazul qur’an adalah Abu ubaidah (wafat 208 H)
dalam kitab ma’jazul qur’an lalu disusul oleh Al-Farra
(wafat 207 H) yang menulis kitab Ma’anil qur’an
kemudian disusul ibnu quthaibah yang mengarang kitab
Ta’wilu muskili qur’an.
Para pujangga modern seperti Mustofa Shodiq Ar-
rofi’y menulis tentang ilmu ini dalam kitab tarikhul
adahil arahi. Dan Prof.Dr.Sayyid Quthub dalam buku AT-
Tashwirul Fanni Fil Qur’an dan AT-Ta’birul Fanni Fil
Qur’an.
3. Macam-macam I’jazul Qur’an
- Dr.Abd Razaq Naufal dalam kitab Al-I’jazul Al- adadi
lil Qur’anil Karim ada 4 macam yaitu : 1) Al-I’jazul
balaqhi yaitu kemukjizatan segi sastra balaqhohnya. 2)
I’jazul Tasti’I yaitu dari segi kepesyariatan hokum-
hukum ajarannya. 3) Al-I’jazul ilmu yaitu dari segi
ilmu pengetahuan. 4) Al-I’jazul adadi yaitu dari segi
kuantity atau matematis/ statistic yang muncul pada
iptek sekarang.
- Imam Al-Kothoby (wafat 388 H) mengatakan mu’jizat Al-
Qur’an hanya satu macam saja yaitu bahasa/sastra.
- Imam Al-jahidh (wafat 255 H) mengatakan kemukjizatan
Al-qur’an hanya terfokus pada susunan lafal-lafalnya
saja.
- Moh. Ismail Ibrahim mengatakan Al-qur’an merupakan
sumber berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
4. Kapasitas Kemu’jizatan Al-qur’an
Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kadar yang menjadi
mukjizat dari Al-qur’an itu berapa ? apa sebagian atau
keseluruhan ? Pembahasan ini masuk kedalam I’jazul Qur’an
At-Tahaddi (kemu’jizatan tantangan Al-qur’an) Al-qur’an
sudah mencanangkan tantangan kepada orang-orang yang
mengingkari namun hingga kini tidak ada yang bisa
melakukannya padahal sudah tiga kali diubah kapasitasnya.
a. Membuat kitab tandingan seluruh isinya dalam ayat 33-34
surah Ath-thur dan ayat 88 surah Al isra’.
b. Membuat tandingan 10 surah Al-qur’an, terdapat dalam
surah Hud ayat 13-14
c. Membuat tandingan 1 surah tidak ada satupun yang mampu,
maka ayat 24 Al baqarah menegaskan tidak ada orang yang
sanggup melawan Al-qur’an.
5. Segi-segi I’jazil Qur’an
Adalah hal-hal pada Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa Al-
Qur’an adalah wahyu Allah dan ketidak mampuan jin dan
manusia membuat hal-hal yang sama.
Menurut Syekh Abd. Adhim Az.zarqony terdapat 7 segi
kemukjizatan Al-Qur’an yang sangat menakjubkan, yaitu :
1. Keindahan bahasa dan uslub Al-Qur’an
2. Cara penyusunan bahasa yang sangat baik
3. Berisi banyak ilmu pengetahuan
4. Memenuhi segala kebutuhan manusia berupa petunjuk
5. Cara-caranya mengadakan kebaikan dan kemaslahatan umat
6. Berita-berita ghaib
7. Adanya ayat ‘Itab (teguran) yang menegur kekeliruan
pendapat Nabi Muhammad SAW
ILMU QASHSHSHIL QUR’AN
1. Pengertian Qashashil Qur’an
Menurut bahasa qashas merupakan jamak dari qisas berarti
mengikuti jejak, menelusuri bekas / mengikuti kisah.
Menurut istilah ialah kisah-kisah dalam Al-qur’an yang
menceritakan ikhwal umat tedahulu dan nabi mereka serta
peristiwa yang terjadi pada masa Lampai, masa kini, dan
masa datang.
2. Macam-macam Qashshhil Qur’an
a. Di tinjau dari segi waktu
- Kisah hal-hal ghaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub
al-madinah)
- Kisah hal-hal ghaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub
al-hadhirah)
- Kisah hal-hal ghaib masa akan datang (al qashasul
ghuyub al-mustaqbilah)
b. Ditinjau dari segi materi
- Kisah para nabi, mukjizat mereka, dll
- Kisah orang yang belum tentu nabi dan kelompok manusia
tertentu
- Kisah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman
Rasulullah
3. Faedah Qashashil Qur’an
- Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah
- Mantapkan hati Rasulullah dan umatnya
- Mengoreksi pendapat para ahli kitab yang menyembunyikan
keterangan
- Lebih meresapkan dan memantapkan keyakinan dalam jiwa
- Memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an dan kebenaran
Rasulullah
- Memperhatikan para nabi terdahulu dan kitab sucinya
- Menanamkan pendidikan Ahlakul Karimah
4. Pengulangan sebagian kisah dan hikmahnya
Contoh kisah nabi Musa yang diulang hingga 120 kali.
Adapun hikmah pengulangan ini adalah :
- Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-Qur’an
- Membuktikan ketinggian mukjizat Allah
- Memperhatikan pentingnya kisah-kisah Al-Qur’an
- Menunjukkan perbedaan tujuan
5. Bantahan terhadap tuduhan kaum Orientalis
Ada 3 tuduhan :
a. Bahwa sumber kisah-kisah Al-Qur’an adalah seorang nasrani
yang bekerja membuat pedang di sebuah bengkel di kota
Makkah, dibantah pada surah An-Nahl ayat 103, selain itu
ada beberapa alasan :
- Nabi datang ke tempat itu tidak untuk belajar sejarah
melainkan hanya melihat cara membuat pedang.
- Nabi hanya datang sekali atau dua kali.
- Jika memang nabi belajar sejarah dari orang tersebut
maka kisahnya ala Kristen bukan ala Islam.
b. Tuduhan bahwa sumber dalam Al-Qur’an berasal dari pendeta
Bukhaira. Tuduhan ini jelas tidak benar, karena :
- Pertemuan nabi dengan pendeta hanya sekali dan
sebentar.
- Mustahil kalau pendeta itu tahu bahwa Muhammad adalah
seorang calon nabi.
c. Tuduhan bahwa sumber kisah itu berasal dari Warakah Bin
Naufal yang merupakan famili dari sayyidina Khatijah.
Tuduhan ini pun jelas tidak benar, karena :
- Warakah hanya menjelaskan bahwa orang yang datang
kepada nabi adalah An-Namus.
- Nabi bertemu sekali dan sebentar.
- Warakah tidak mengetahui bahwa nabi Muhammad adalah
calon nabi akhir.
ILMU AMTSALIL QUR’AN
1. Pengertian Amtsalil Qur’an
Menurut bahasa kata amtsal memiliki 3 arti, yaitu kisah
atau cerita , perumpamaan, sifat atau keadaan tingkah laku
yang mengherankan.
Menurut istilah para ulama memberikan definisi Amsalil
Qur’an, diantaranya :
- Ulama ilmu adab mendefinisikan amtsal ialah menyamakan
hal yang akan diceritakan dengan asal mulanya.
- Ulama ilmu bayan mendefinisikan amtsal ialah uangkapan
majaz / kiasan yang majemuk
- Para ulama lain mendefinisikan amtsal ialah
mengungkapkan suatu makna absrak yang dapat di
personifikasikan dengan bentuk konkret yang elok dan
indah.
- Ulama ahli tafsir mendefinisikan amtsal menampakan
pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah,
singkat dan menarik.
2. Rukun-rukun Amtsal Qur’an dan Sejarahnya
a. Rukun dan syarat amtsal
Rukun-rukun amtsal
- Harus ada yang diserupakan (al-musyyabbah) yaitu
sesuatu yang akan diceritakan.
- Ada asal cerita (al- musyyabbah bih) tempat penyamaan.
- Harus ada segi persamaannya ( wajhul musyabbah) yaitu
arah persamaan antara kedua hal yang disamakan.
Sedangkan syarat sahnya amtsal, para ahli bahasa arab,
harus memenuhi 4 syarat yaitu : bentuk kalimatnya harus
ringkas, isi maknanya harus mengenak dan tepat,
perumpamaannya harus baik, kinayahnya harus indah.
b. Sejarah matsal Qur’an
Yang pertama mengarang ialah Syech Abdur Rohman
Muhammad bin Husein an nausaburi ( wafat 406 H ). Imam
Abu Hasan ali bin Muhammad al-mawardi (wafat 450
H ) .Imam Syamsudin Muhammad bin Abi Bashrin ibnu
Qayyim al- jauziyyah ( wafat 754 H ). Imam jalaludin
as-suyuthi ( wafat 991 H ) dalam bukunya al-itqon juga
menyediakan satu bab khusus yang membicarakan ilmu
Amtsalil Qur’an dengan 5 pasal.
3. Macam-macam Amtsalil Qur’an
- Amtsalil Qur’an yang jelas ( al-amtsalu musharrahatu )
- Al-amtsalul Kaminah yaitu perumpamaan yang indah dan
singkat.
- Al-amtsalul Mursalah yaitu beberapa jumlah kalimat yang
bebas tanpa lafal tasybih.
4. Siqhat-siqhat Amtsalil Qur’an
a. Siqhat tasbih yang jelas ( tasbih ash-sharih )
b. Siqhat tasbih yang terselubung ( tasbih adh dhimni )
c. Siqhat majaz mursal
d. Siqhat majaz murakkab
e. Siqhat isti’arah tamsiliyah.
5. Faedah-faedah Amtsalil Qur’an
- Mengungkapkan pengertian abstrak dengan bentuk konkret
yang dapat di tangkap indra.
- Dapat mengungkapkan kenyataan dan kekonkretan yang
abstrak.
- Dapat mengumpulkan makna indah yang menarik dalam
ungkapan yang singkat dan padat.
- Mendorong orang qiat beramal.
- Menghindarkan orang dari perbuatan tercela.
ILMU QIRA’AH
1. Pengertian Qira’ah, Qurra’ dan sejarahnya
a. Pengertian Qira’ah
Menurut bahasa berarti membaca maka qira’ah berarti
bacaan atau cara membaca, menurut istilah yaitu salah
satu cara membaca Al-qur’an yang selaras dengan kaidah
bahasa arab dan sanadnya.
b. Pengertian Qurra’
Menurut bahasa Qurra’ bentuk jamak dari qari’ yang
berupa fa’il dan fi’il qara’a yang berarti orang yang
membaca/pembaca. Menurut istilah kadang di artikan
orang yang pandai ilmu qira’ah dan yang menguasai.
Qari’ di bagi dalam 2 kategori yaitu :
- Al qari’ al mubtadi ( ahli pada tingkat dasar )
- Al qari’ al-mubtahi ( yang sudah mampu menguasai cara
membaca Al-qur’an )
c. Sejarah ilmu Qira’atil Qur’an
Orang yang pertama yang mengarang adalah Abu Bakar
Ahmad bin Mujahid, di lanjutkan Abu ubaid Al-Qasim bin
salam, Abu Hatim as-sijistani dan Abu Ja’far Ath-
thabary serta Ismail Al-Qadhi. Kitab yang paling baik
adalah kitab al-tafsir fil qira’atis sab’I karya imam
Abu Amr Ad-dani, sedang dalam Qira’ah Asyrah ialah
kitab Al-Misbahuzzahir Fil Qira’atil Asyir Zawahir
karya Abd Kiram Mubarrok bin Hasan Asy Shahraqazy.
2. Syarat-syarat di terimanya Qira’ah
a. Harus sesuai dengan kaidah bahasa arab.
b. Sanad dari riwayat yang menceritakan harus shahih.
c. Bacaan tersebut harus cocok diterapkan kepada salah
satu mushaf usman.
3. Macam-macam Qira’atil Qur’an
a. Di tinjau dari para Qurra’
- Qira’ah saba’ah didasarkan pada 7 ahli qira’ah yang
termashur di mulai abad II pada pemerintah al-
makmun.
- Qira’ah asyrah yang didasarkan pada 10 ahli.
- Qira’ah arba’ah yang didasarkan pada 14 orang ahli.
b. Di tinjau dari para perawinya
- Qira’ah muwatirah, yang di riwayatkan banyak orang.
- Qira’ah mashurah, yaitu yang shoheh sanadnya
- Qira’ah ahad, yaitu sanadnya shoheh tapi tulisannya
tidak cocok dengan mushaf usmani.
- Qira’ah maudhu’ah yaitu bacaan yang dibuat-buat
yang tidak ada dasarnya
- Qira’ah mudraj, yaitu bacaan yang di tambah-tambah
sebagai penjelasan.
c. Di tinjau dari nama jenis
- Yaitu untuk nama bacaan yang telah memenuhi 3
syarat.
- Riwayah, yang hanya dari salah seorang perawinya
sendiri.
- Thariq, nama untuk bacaan yang sanadnya terdiri
dari orang-orang yang sesudah para perawinya
sendiri.
- Wajab, nama untuk bacaan terhadap Al-qur’an yang
tidak didasarkan sifat tersebut diatas/ pilihan
pembaca sendiri.
4. Pendapat para ulama tentang Qira’ah
a. Penggunaan Qira’ah
Menurut Jumhur ulama dalam buku Mabahits Fi Ulumil
Qur’an mengatakan bahwa qira’ah saba’ah adalah
mutawasirah.
b. Apakah qira’ah sab’ah sama dengan sab’atun ahrufin.
Ada dua pendapat masalah ini yaitu : 1) qira’ah
sab’ah tidak sama dengan sab’atun ahrufin, yang
merupakan dialek orang arab. 2) qira’ah tersebut sama.
c. Pengertian Sab’atun Ahrufin
Jumhur ulama’ mengatakan bahwa tujuh bahasa dari
bahasa arab mengenai suatu arti, sebagian lagi
mengatakan bahasa dari bangsa arab untuk menurunkan
Al-qur’an.
5. Faedah Qira’ah Shahih
- Menunjukkan selalu terpelihara meski dibaca dengan
bermacam qira’ah.
- Member keringanan umat untuk membaca Al-qur’an yang
mudah.
- Menunjukkan kemukjizatan Al-qur’an.
- Menunjukkan adanya kemungkinan bacaan yang berlainan
dalam suatu kata.
“ ILMU AQSAMIL QUR’AN ”
1. Pengertian Aqsamil Qur’an dan Rukun-rukunnya
a. Pengertian Aqsamil Qur’an
Menurut bahasaaqsam bentuk jamak dari qasam berarti
sumpah. Menurut istilah qasam di difisikanmengiliatkan
jiwa untuk tidak melakukan suatu pekerjaan.
b. Rukun Qasam
a. Harus ada fi’il qasam yang di muta’adilkan dengan
huruf ba’
b. Harus ada muqsam bih atau penguat sumpah yaitu harus
diperkuat dengan sesuatu yang di agungkan oleh orang
yang bersumpah.
c. Harus ada muqsam alaih yaitu ucapan yang ingin supaya
di terima/ di percaya orang yang mendengar lalu
diperkuat dengan sumpah tersebut.
2. Macan-macam Aqsamil Qur’an
1. Dilihat dari segi fi’ilnya
a. Qasam Thahir yaitu qasam yang fi’ilnya disebut
bersama dengan muqsambihnya.
b. Qasam Mudhmar, yaitu qasam yang Fi’il qasam dan
muqsambihnya tidak disebutkan karena kalimatnya
terlalu panjang.
2. Dilihat dari segi muqsambihnya
a. Qasam dengan dzat Allah dan sifat-sifatNya.
b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT.
c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT.
d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT.
e. Qasam dengan Nabi Allah
f. Qasam dengan Mahluk Allah
g. Qasam dengan waktu
3. Sighat-sighat Aqsamul Qur’an
a. Bentuk asli dalam sumpah adalah bentuk yang terdiri
dari tiga unsur yaitu: Fi’il sumpah yang dimutaadikan
dengan huruf ba’, muqsambih dan muqsam alaih.
b. Ditambah huruf za’ di depan fi’il qasamnya.
c. Ditambah kata qul-liy.
Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At-Ta’birul Fanni Fil
Qur’an menjelaskan beberapa bentuk sumpah yang terjadi
dikalangan orang-orang arab, yaitu :
- Dengan bentuk salam-salaman tangan mereka.
- Dengan memercikkan minyak wangi ke tangan atau pakaian
mereka.
- Dengan saling mengikatkan tampar yang satu dengan yang
lain.
- Dengan nazar untuk meninggalkan kesenangan dan
melakukan kebajikan.
- Dengan mencegah sesuatu perbuatan tanpa syarat.
4. Tujuan dan faedah Qasam
a. Tujuan Qasam
Untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima dan
dipercaya oleh pendengarnya.
b. Faedah qasam
a. Berita itu sudah sampai pada qasam dan dapat
diterima.
b. Pemberi berita merasa lega karena beritanya telah
diterima oleh pendengar.
c. Dengan bersumpah memakai nama-nama, Dzat, atau
sifat-sifat Allah.
“ ILMU BALAGHATIL QUR’AN ”
1. Pengertian Balaghatul Qur’an dan sejarahnya
a. Menurut bahasa Balaghatul berarti sampai batas, matang,
dan fasih. Menurut istilah mengungkapkan makna yang
besar dengan jelas memakai ungkapan yang benar dan
fasih.
b. Sejarah Ilmu Balaghatul Qur’an
Ilmu ini muncul abad 5 H, munculnya kitab Asrarul
Balaghah dan Dala’ulul’ijaz, kemudian abad ke 7 H. Di
susul dengan kitabnya Miftahul ulum, lalu pada abad 8 H,
di lanjutkan Al-Khatib Al Qaswainy yang menulis
ringkasan kitab Miftahul Ulum yang diberi nama Talhisul
Miftah.
2. Macam-macam Balaghatul Qur’an
Imam Al-Khatib Al Qaswainy membagi menjadi 3 macam yaitu :
a. Ilmu Ma’ani : membahas segi lafal arab yang relavan
dan tujuannya.
b. Ilmu Bayan : membahas dari segi makna lafal yang
bermacam-macam.
c. Ilmu Badi’ : membahas keindahan kalimat arab.
Sedangkan menurut Imam Ibnu Hasan Ar-rumany di bagi jadi
10 yaitu :
1. Al-ijaz adalah ungkapan Al-qur’an yang singkat dan
padat. Al-ijaz dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
- Al-Ijaz ( lafalnya sedikit tapi isinya padat )
- Taqshir ( lafalnya tidak mencukupi untuk mengungkapkan
makna yang dimaksud).
- Ijnab ( maknanya banyak dan di ungkapkan dengan lafal
yang banyak juga tapi tidak berlebihan ).
- Tathwil ( lafalnya terlalu banyak melebihi maknanya ).
Menurut Dr. Ar-Rumany bentuk Ijaz dan Ijnab adalah
yang termasuk dalam balaghatul Qur’an sedangkan yang
lain tidak.
2. At-tasbih ialah menyamakan dua hal dalam keindahan atau
mengikat salah satu dari dua yang menempati kedudukan
lainnya dalam keindahan.
3. Al-Isti’arah ialah salah satu dari macam tasbih, dimana
kaitannya antara makna asal dengan makna yang
disamakan/dikiaskan adalah kesamaan.
4. At-Tala’um ialah persesuaian nada huruf sebagian dengan
yang lain di dalam suatu jumlah.
5. Fawashil adalah beberapa huruf yang terangkai di akhiran
ayat-ayat Al-Qur’an yang membawa kebaikan paham terhadap
maknanya.
6. At-Tajanus ialah persamaan bunyi bacaan dua lafal dan
perbedaan maknanya Al jinas yang sempurna.
7. At-Tashrif ialah teknik deskripsi Al-Qur’an atau cara
pemaparan yang komplit, lengkap dan dapat mengenai
sasaran.
8. Di dalam Al-Qur’an At-Tadhim berarti sisipan yang
dimasukkan ke dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang berupa
ucapan atau ajaran manusia. Sedangkan di luar Al-Qur’an
berarti penyisipan / sisipan yang dimasukkan dalam
tulisan, karangan maupun pembicaraan yang berupa ayat
Al-Qur’an.
9. Al-Mubalaghah ialah penjelasan bahwa sesuatu itu sudah
sampai batas maksimal sehingga kadang-kadang seperti
terasa tidak terjadi.
3. Hikmah Balaghatul Qur’an
- Susunan bahasanya tertib, baik, indah dan menarik.
- Arti kandungannya baik, indah dan menarik
- Membuat orang yang mendengarkan bacaannya terpesona dan
mengetahui maknanya.
- Al-Qur’an itu mudah dibaca, enak didengar mudah
dihafalkan, cepat dihayati dan mudah diamalkan.
- Tidak ada yang dapat membuat kitab tandingan yang bisa
menandingi Al-Qur’an.
- Menjadikan Al-Qur’an yang besar bagi Nabi Muhammad SAW
- Dengan kebalaghaan dan kemukjizatan Al-Qur’an ,
menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasulullah, utusan Tuhan penghabisan untuk sepanjang
zaman.