Top Banner
ILMU MUNASABAH 1. Pengertian Munasabah Menurut bahasa berarti persesuaian / hubungan antara ayat / surat yang satu dengan yang lain sebelum / sesudahnya. Menurut istilah ilmu untuk mengetahui alasan- alasan penertiban dari bagian-bagian Al-Qur’an yang mulia. 2. Pembahasan Ilmu Munasabah Adalah macam-macam hubungan dan persambungan serta kaitan dari ayat-ayat / surah. Al-Qur’an yang satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk. 3. Macam-macam Munasabah a. Macam-macam sifatnya : - Persesuaian yang nyata ( Dzaahirul Irtibath ) tampak jelas - Persesuain tidak jelas ( Khaffiyyul Irtibath ) seolah- olah b. Macam-macam materi munasabah - Munasabah antar ayat
26

ILMU MUNASABAH

Jan 29, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ILMU MUNASABAH

ILMU MUNASABAH

1. Pengertian Munasabah

Menurut bahasa berarti persesuaian / hubungan antara

ayat / surat yang satu dengan yang lain sebelum /

sesudahnya. Menurut istilah ilmu untuk mengetahui alasan-

alasan penertiban dari bagian-bagian Al-Qur’an yang mulia.

2. Pembahasan Ilmu Munasabah

Adalah macam-macam hubungan dan persambungan serta

kaitan dari ayat-ayat / surah. Al-Qur’an yang satu dengan

yang lain dalam berbagai bentuk.

3. Macam-macam Munasabah

a. Macam-macam sifatnya :

- Persesuaian yang nyata ( Dzaahirul Irtibath ) tampak

jelas

- Persesuain tidak jelas ( Khaffiyyul Irtibath ) seolah-

olah

b. Macam-macam materi munasabah

- Munasabah antar ayat

Page 2: ILMU MUNASABAH

- Munasabah antar surat

4. Faedah Ilmu Munasabah

- Mengetahui persambungan / hubungan antara bagian Al-

Qur’an baik ayat maupun surat.

- Dapat mengetahui mutu dan tingkat kebalaghaan bahasa

Al-Qur’an dan konteks kalimatnya serta persesuaian ayat

/ surahnya yang satu dengan yang lain.

- Membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.

ILMU MUHKAM WAL MUTASYABIH

1. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih

Menurut bahasa Muhkam adalah hal atau urusan yang baik

dan Mutasyabih berarti persamaan / kesamaran yang mengarah

pada keserupaan.

Menurut istilah muhkam ialah dapat diketahui dengan

jelas dan kuat bediri sendiri tanpa di ta’wilkan karena

susunan tartibnya kuat. Dan tidak muskil sehingga dapat di

amalkan karena tidak di nasakh. Sedangkan Mutasyabih ialah

lafal Alqur’an yang artinya samar sehingga tidak dapat di

Page 3: ILMU MUNASABAH

jangkau manusia karena bisa di ta’wilkan macam-macam

sehingga cukup diyakini saja dan tidak perlu di amalkan.

2. Sebab-sebab adanya ayat muhkamah dan mutasyabihat.

a. Kesamaran pada lafal

1. Kesamaran pada lafal mufrad ( Lafal yang belum tersusun

)

2. Kesamaran pada lafal murakab ( Lafal yang tersusun )

b. Kesamaran pada makna

c. Kesamaran pada lafal dan makna

3. Macam-macam ayat mutasyabihat

- Ayat-ayat yang tidak dapat diketahui

- Ayat-ayat yang dapat diketahui oleh semua orang dengan

pembahasan yang mendalam.

- Ayat-ayat yang hanya diketahui oleh para pakar ilmu.

4. Pendapat Para Ulama’ Mengenai Ayat Muhkamat dan

Mutasyabihat

Ada dua pendapat mengenai hal ini :

1. Sebagian ulama’ mengatakan bahwa arti dan maksud ayat

itu dapat diketahui umat manusia.

2. Sebagian lagi mengatakan tidak dapat diketahui, selain

itu para ulama’ juga berselisih mengenai apakah ayat-

Page 4: ILMU MUNASABAH

ayat mutasyabihat harus ditafsiri agar diketahui

artinya untuk diamalkan ? Ataukah cukup dengan

mengimani saja ? dalam hal ini pun ada tiga pendapat

yaitu :

a. Jumhur ulama’ Ahlus sunnah wal jamaah dan sebagian

ahli Ra’yi ; tidak perlu menafsiri maknanya, cukup

diimani saja.

b. Segolongan Ahlus sunnah dan kebanyakan ahli Ra’yi ;

perlu menakwilkan, sebab tidak boleh ada makna yang

tidak bisa diketahui umat, minimal diketahui oleh

orang-orang Rosikh (mendalam ilmunya).

c. Sebagian ulama’ lain, diantaranya Ibnu Daqiqil’id,

menengahi yakni kalau menakwilkan ayat-ayat

mutasyabihat itu relevan dengan bahasa arab, maka

tidak perlu mengingkarinya. Namun jika ta’wilnya

jauh dari bahasa arab, maka cukup mengimaninya.

5. Faedah Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat

- Menjadi rahmat bagi manusia

- Memudahkan mengetahui arti dan maksudnya

- Mendorong umat untuk memahami, menghayati, dan

mengamalkan

Page 5: ILMU MUNASABAH

- Menerangkan isi sajian Al-Qur’an

6. Hikmah ayat Mutasyabihat

- Rahmat Allah SWT

- Sebagai ujian dan cobaan pada kekuatan iman manusia

- Memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an

- Mengajukan penggunaan dalil-dalil naqli

ILMU I’JAZIL QUR’AN

1. Pengertian I’jaz dan Mu’jizat

a. Pengertian I’jaz

Menurut bahasa I’jaz adalah masdar dari kata a.jaza

yang berarti melemahkan Alqur’an ( pada manusia )

b. Pengertian Mu’jizat

Menurut bahasa ialah suatu hal yang luar biasa, ajaib

atau menakjubkan. Sedangkan menurut istilah ialah suatu

yang luar biasa yang melemahkan manusia yang

mendatangkan sesuatu yang hanya diberikan pada

nabi/rasul.

Page 6: ILMU MUNASABAH

2. Tujuan I’jazil dan sejarahnya

a. Tujuan I’jazil Qur’an

- Membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW. Itu benar rasul

Allah.

- Membuktikan bahwa Alqur’an itu benar-benar wahyu Allah.

- Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia.

b. Sejarah ilmu I’jazul Qur’an

Ada ulama’ yang berpendapat bahwa orang yang pertama

menulis I’jazul qur’an adalah Abu ubaidah (wafat 208 H)

dalam kitab ma’jazul qur’an lalu disusul oleh Al-Farra

(wafat 207 H) yang menulis kitab Ma’anil qur’an

kemudian disusul ibnu quthaibah yang mengarang kitab

Ta’wilu muskili qur’an.

Para pujangga modern seperti Mustofa Shodiq Ar-

rofi’y menulis tentang ilmu ini dalam kitab tarikhul

adahil arahi. Dan Prof.Dr.Sayyid Quthub dalam buku AT-

Tashwirul Fanni Fil Qur’an dan AT-Ta’birul Fanni Fil

Qur’an.

3. Macam-macam I’jazul Qur’an

- Dr.Abd Razaq Naufal dalam kitab Al-I’jazul Al- adadi

lil Qur’anil Karim ada 4 macam yaitu : 1) Al-I’jazul

Page 7: ILMU MUNASABAH

balaqhi yaitu kemukjizatan segi sastra balaqhohnya. 2)

I’jazul Tasti’I yaitu dari segi kepesyariatan hokum-

hukum ajarannya. 3) Al-I’jazul ilmu yaitu dari segi

ilmu pengetahuan. 4) Al-I’jazul adadi yaitu dari segi

kuantity atau matematis/ statistic yang muncul pada

iptek sekarang.

- Imam Al-Kothoby (wafat 388 H) mengatakan mu’jizat Al-

Qur’an hanya satu macam saja yaitu bahasa/sastra.

- Imam Al-jahidh (wafat 255 H) mengatakan kemukjizatan

Al-qur’an hanya terfokus pada susunan lafal-lafalnya

saja.

- Moh. Ismail Ibrahim mengatakan Al-qur’an merupakan

sumber berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

4. Kapasitas Kemu’jizatan Al-qur’an

Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kadar yang menjadi

mukjizat dari Al-qur’an itu berapa ? apa sebagian atau

keseluruhan ? Pembahasan ini masuk kedalam I’jazul Qur’an

At-Tahaddi (kemu’jizatan tantangan Al-qur’an) Al-qur’an

sudah mencanangkan tantangan kepada orang-orang yang

mengingkari namun hingga kini tidak ada yang bisa

melakukannya padahal sudah tiga kali diubah kapasitasnya.

Page 8: ILMU MUNASABAH

a. Membuat kitab tandingan seluruh isinya dalam ayat 33-34

surah Ath-thur dan ayat 88 surah Al isra’.

b. Membuat tandingan 10 surah Al-qur’an, terdapat dalam

surah Hud ayat 13-14

c. Membuat tandingan 1 surah tidak ada satupun yang mampu,

maka ayat 24 Al baqarah menegaskan tidak ada orang yang

sanggup melawan Al-qur’an.

5. Segi-segi I’jazil Qur’an

Adalah hal-hal pada Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa Al-

Qur’an adalah wahyu Allah dan ketidak mampuan jin dan

manusia membuat hal-hal yang sama.

Menurut Syekh Abd. Adhim Az.zarqony terdapat 7 segi

kemukjizatan Al-Qur’an yang sangat menakjubkan, yaitu :

1. Keindahan bahasa dan uslub Al-Qur’an

2. Cara penyusunan bahasa yang sangat baik

3. Berisi banyak ilmu pengetahuan

4. Memenuhi segala kebutuhan manusia berupa petunjuk

5. Cara-caranya mengadakan kebaikan dan kemaslahatan umat

6. Berita-berita ghaib

Page 9: ILMU MUNASABAH

7. Adanya ayat ‘Itab (teguran) yang menegur kekeliruan

pendapat Nabi Muhammad SAW

ILMU QASHSHSHIL QUR’AN

1. Pengertian Qashashil Qur’an

Menurut bahasa qashas merupakan jamak dari qisas berarti

mengikuti jejak, menelusuri bekas / mengikuti kisah.

Menurut istilah ialah kisah-kisah dalam Al-qur’an yang

menceritakan ikhwal umat tedahulu dan nabi mereka serta

peristiwa yang terjadi pada masa Lampai, masa kini, dan

masa datang.

2. Macam-macam Qashshhil Qur’an

a. Di tinjau dari segi waktu

- Kisah hal-hal ghaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub

al-madinah)

- Kisah hal-hal ghaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub

al-hadhirah)

- Kisah hal-hal ghaib masa akan datang (al qashasul

ghuyub al-mustaqbilah)

Page 10: ILMU MUNASABAH

b. Ditinjau dari segi materi

- Kisah para nabi, mukjizat mereka, dll

- Kisah orang yang belum tentu nabi dan kelompok manusia

tertentu

- Kisah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman

Rasulullah

3. Faedah Qashashil Qur’an

- Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah

- Mantapkan hati Rasulullah dan umatnya

- Mengoreksi pendapat para ahli kitab yang menyembunyikan

keterangan

- Lebih meresapkan dan memantapkan keyakinan dalam jiwa

- Memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an dan kebenaran

Rasulullah

- Memperhatikan para nabi terdahulu dan kitab sucinya

- Menanamkan pendidikan Ahlakul Karimah

4. Pengulangan sebagian kisah dan hikmahnya

Contoh kisah nabi Musa yang diulang hingga 120 kali.

Adapun hikmah pengulangan ini adalah :

- Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-Qur’an

- Membuktikan ketinggian mukjizat Allah

Page 11: ILMU MUNASABAH

- Memperhatikan pentingnya kisah-kisah Al-Qur’an

- Menunjukkan perbedaan tujuan

5. Bantahan terhadap tuduhan kaum Orientalis

Ada 3 tuduhan :

a. Bahwa sumber kisah-kisah Al-Qur’an adalah seorang nasrani

yang bekerja membuat pedang di sebuah bengkel di kota

Makkah, dibantah pada surah An-Nahl ayat 103, selain itu

ada beberapa alasan :

- Nabi datang ke tempat itu tidak untuk belajar sejarah

melainkan hanya melihat cara membuat pedang.

- Nabi hanya datang sekali atau dua kali.

- Jika memang nabi belajar sejarah dari orang tersebut

maka kisahnya ala Kristen bukan ala Islam.

b. Tuduhan bahwa sumber dalam Al-Qur’an berasal dari pendeta

Bukhaira. Tuduhan ini jelas tidak benar, karena :

- Pertemuan nabi dengan pendeta hanya sekali dan

sebentar.

- Mustahil kalau pendeta itu tahu bahwa Muhammad adalah

seorang calon nabi.

Page 12: ILMU MUNASABAH

c. Tuduhan bahwa sumber kisah itu berasal dari Warakah Bin

Naufal yang merupakan famili dari sayyidina Khatijah.

Tuduhan ini pun jelas tidak benar, karena :

- Warakah hanya menjelaskan bahwa orang yang datang

kepada nabi adalah An-Namus.

- Nabi bertemu sekali dan sebentar.

- Warakah tidak mengetahui bahwa nabi Muhammad adalah

calon nabi akhir.

ILMU AMTSALIL QUR’AN

1. Pengertian Amtsalil Qur’an

Menurut bahasa kata amtsal memiliki 3 arti, yaitu kisah

atau cerita , perumpamaan, sifat atau keadaan tingkah laku

yang mengherankan.

Menurut istilah para ulama memberikan definisi Amsalil

Qur’an, diantaranya :

- Ulama ilmu adab mendefinisikan amtsal ialah menyamakan

hal yang akan diceritakan dengan asal mulanya.

- Ulama ilmu bayan mendefinisikan amtsal ialah uangkapan

majaz / kiasan yang majemuk

Page 13: ILMU MUNASABAH

- Para ulama lain mendefinisikan amtsal ialah

mengungkapkan suatu makna absrak yang dapat di

personifikasikan dengan bentuk konkret yang elok dan

indah.

- Ulama ahli tafsir mendefinisikan amtsal menampakan

pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah,

singkat dan menarik.

2. Rukun-rukun Amtsal Qur’an dan Sejarahnya

a. Rukun dan syarat amtsal

Rukun-rukun amtsal

- Harus ada yang diserupakan (al-musyyabbah) yaitu

sesuatu yang akan diceritakan.

- Ada asal cerita (al- musyyabbah bih) tempat penyamaan.

- Harus ada segi persamaannya ( wajhul musyabbah) yaitu

arah persamaan antara kedua hal yang disamakan.

Sedangkan syarat sahnya amtsal, para ahli bahasa arab,

harus memenuhi 4 syarat yaitu : bentuk kalimatnya harus

ringkas, isi maknanya harus mengenak dan tepat,

perumpamaannya harus baik, kinayahnya harus indah.

b. Sejarah matsal Qur’an

Page 14: ILMU MUNASABAH

Yang pertama mengarang ialah Syech Abdur Rohman

Muhammad bin Husein an nausaburi ( wafat 406 H ). Imam

Abu Hasan ali bin Muhammad al-mawardi (wafat 450

H ) .Imam Syamsudin Muhammad bin Abi Bashrin ibnu

Qayyim al- jauziyyah ( wafat 754 H ). Imam jalaludin

as-suyuthi ( wafat 991 H ) dalam bukunya al-itqon juga

menyediakan satu bab khusus yang membicarakan ilmu

Amtsalil Qur’an dengan 5 pasal.

3. Macam-macam Amtsalil Qur’an

- Amtsalil Qur’an yang jelas ( al-amtsalu musharrahatu )

- Al-amtsalul Kaminah yaitu perumpamaan yang indah dan

singkat.

- Al-amtsalul Mursalah yaitu beberapa jumlah kalimat yang

bebas tanpa lafal tasybih.

4. Siqhat-siqhat Amtsalil Qur’an

a. Siqhat tasbih yang jelas ( tasbih ash-sharih )

b. Siqhat tasbih yang terselubung ( tasbih adh dhimni )

c. Siqhat majaz mursal

d. Siqhat majaz murakkab

e. Siqhat isti’arah tamsiliyah.

5. Faedah-faedah Amtsalil Qur’an

Page 15: ILMU MUNASABAH

- Mengungkapkan pengertian abstrak dengan bentuk konkret

yang dapat di tangkap indra.

- Dapat mengungkapkan kenyataan dan kekonkretan yang

abstrak.

- Dapat mengumpulkan makna indah yang menarik dalam

ungkapan yang singkat dan padat.

- Mendorong orang qiat beramal.

- Menghindarkan orang dari perbuatan tercela.

ILMU QIRA’AH

1. Pengertian Qira’ah, Qurra’ dan sejarahnya

a. Pengertian Qira’ah

Menurut bahasa berarti membaca maka qira’ah berarti

bacaan atau cara membaca, menurut istilah yaitu salah

satu cara membaca Al-qur’an yang selaras dengan kaidah

bahasa arab dan sanadnya.

b. Pengertian Qurra’

Menurut bahasa Qurra’ bentuk jamak dari qari’ yang

berupa fa’il dan fi’il qara’a yang berarti orang yang

membaca/pembaca. Menurut istilah kadang di artikan

Page 16: ILMU MUNASABAH

orang yang pandai ilmu qira’ah dan yang menguasai.

Qari’ di bagi dalam 2 kategori yaitu :

- Al qari’ al mubtadi ( ahli pada tingkat dasar )

- Al qari’ al-mubtahi ( yang sudah mampu menguasai cara

membaca Al-qur’an )

c. Sejarah ilmu Qira’atil Qur’an

Orang yang pertama yang mengarang adalah Abu Bakar

Ahmad bin Mujahid, di lanjutkan Abu ubaid Al-Qasim bin

salam, Abu Hatim as-sijistani dan Abu Ja’far Ath-

thabary serta Ismail Al-Qadhi. Kitab yang paling baik

adalah kitab al-tafsir fil qira’atis sab’I karya imam

Abu Amr Ad-dani, sedang dalam Qira’ah Asyrah ialah

kitab Al-Misbahuzzahir Fil Qira’atil Asyir Zawahir

karya Abd Kiram Mubarrok bin Hasan Asy Shahraqazy.

2. Syarat-syarat di terimanya Qira’ah

a. Harus sesuai dengan kaidah bahasa arab.

b. Sanad dari riwayat yang menceritakan harus shahih.

c. Bacaan tersebut harus cocok diterapkan kepada salah

satu mushaf usman.

3. Macam-macam Qira’atil Qur’an

a. Di tinjau dari para Qurra’

Page 17: ILMU MUNASABAH

- Qira’ah saba’ah didasarkan pada 7 ahli qira’ah yang

termashur di mulai abad II pada pemerintah al-

makmun.

- Qira’ah asyrah yang didasarkan pada 10 ahli.

- Qira’ah arba’ah yang didasarkan pada 14 orang ahli.

b. Di tinjau dari para perawinya

- Qira’ah muwatirah, yang di riwayatkan banyak orang.

- Qira’ah mashurah, yaitu yang shoheh sanadnya

- Qira’ah ahad, yaitu sanadnya shoheh tapi tulisannya

tidak cocok dengan mushaf usmani.

- Qira’ah maudhu’ah yaitu bacaan yang dibuat-buat

yang tidak ada dasarnya

- Qira’ah mudraj, yaitu bacaan yang di tambah-tambah

sebagai penjelasan.

c. Di tinjau dari nama jenis

- Yaitu untuk nama bacaan yang telah memenuhi 3

syarat.

- Riwayah, yang hanya dari salah seorang perawinya

sendiri.

Page 18: ILMU MUNASABAH

- Thariq, nama untuk bacaan yang sanadnya terdiri

dari orang-orang yang sesudah para perawinya

sendiri.

- Wajab, nama untuk bacaan terhadap Al-qur’an yang

tidak didasarkan sifat tersebut diatas/ pilihan

pembaca sendiri.

4. Pendapat para ulama tentang Qira’ah

a. Penggunaan Qira’ah

Menurut Jumhur ulama dalam buku Mabahits Fi Ulumil

Qur’an mengatakan bahwa qira’ah saba’ah adalah

mutawasirah.

b. Apakah qira’ah sab’ah sama dengan sab’atun ahrufin.

Ada dua pendapat masalah ini yaitu : 1) qira’ah

sab’ah tidak sama dengan sab’atun ahrufin, yang

merupakan dialek orang arab. 2) qira’ah tersebut sama.

c. Pengertian Sab’atun Ahrufin

Jumhur ulama’ mengatakan bahwa tujuh bahasa dari

bahasa arab mengenai suatu arti, sebagian lagi

mengatakan bahasa dari bangsa arab untuk menurunkan

Al-qur’an.

5. Faedah Qira’ah Shahih

Page 19: ILMU MUNASABAH

- Menunjukkan selalu terpelihara meski dibaca dengan

bermacam qira’ah.

- Member keringanan umat untuk membaca Al-qur’an yang

mudah.

- Menunjukkan kemukjizatan Al-qur’an.

- Menunjukkan adanya kemungkinan bacaan yang berlainan

dalam suatu kata.

“ ILMU AQSAMIL QUR’AN ”

1. Pengertian Aqsamil Qur’an dan Rukun-rukunnya

a. Pengertian Aqsamil Qur’an

Menurut bahasaaqsam bentuk jamak dari qasam berarti

sumpah. Menurut istilah qasam di difisikanmengiliatkan

jiwa untuk tidak melakukan suatu pekerjaan.

b. Rukun Qasam

a. Harus ada fi’il qasam yang di muta’adilkan dengan

huruf ba’

b. Harus ada muqsam bih atau penguat sumpah yaitu harus

diperkuat dengan sesuatu yang di agungkan oleh orang

yang bersumpah.

Page 20: ILMU MUNASABAH

c. Harus ada muqsam alaih yaitu ucapan yang ingin supaya

di terima/ di percaya orang yang mendengar lalu

diperkuat dengan sumpah tersebut.

2. Macan-macam Aqsamil Qur’an

1. Dilihat dari segi fi’ilnya

a. Qasam Thahir yaitu qasam yang fi’ilnya disebut

bersama dengan muqsambihnya.

b. Qasam Mudhmar, yaitu qasam yang Fi’il qasam dan

muqsambihnya tidak disebutkan karena kalimatnya

terlalu panjang.

2. Dilihat dari segi muqsambihnya

a. Qasam dengan dzat Allah dan sifat-sifatNya.

b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT.

c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT.

d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT.

e. Qasam dengan Nabi Allah

f. Qasam dengan Mahluk Allah

g. Qasam dengan waktu

3. Sighat-sighat Aqsamul Qur’an

Page 21: ILMU MUNASABAH

a. Bentuk asli dalam sumpah adalah bentuk yang terdiri

dari tiga unsur yaitu: Fi’il sumpah yang dimutaadikan

dengan huruf ba’, muqsambih dan muqsam alaih.

b. Ditambah huruf za’ di depan fi’il qasamnya.

c. Ditambah kata qul-liy.

Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At-Ta’birul Fanni Fil

Qur’an menjelaskan beberapa bentuk sumpah yang terjadi

dikalangan orang-orang arab, yaitu :

- Dengan bentuk salam-salaman tangan mereka.

- Dengan memercikkan minyak wangi ke tangan atau pakaian

mereka.

- Dengan saling mengikatkan tampar yang satu dengan yang

lain.

- Dengan nazar untuk meninggalkan kesenangan dan

melakukan kebajikan.

- Dengan mencegah sesuatu perbuatan tanpa syarat.

4. Tujuan dan faedah Qasam

a. Tujuan Qasam

Untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima dan

dipercaya oleh pendengarnya.

b. Faedah qasam

Page 22: ILMU MUNASABAH

a. Berita itu sudah sampai pada qasam dan dapat

diterima.

b. Pemberi berita merasa lega karena beritanya telah

diterima oleh pendengar.

c. Dengan bersumpah memakai nama-nama, Dzat, atau

sifat-sifat Allah.

“ ILMU BALAGHATIL QUR’AN ”

1. Pengertian Balaghatul Qur’an dan sejarahnya

a. Menurut bahasa Balaghatul berarti sampai batas, matang,

dan fasih. Menurut istilah mengungkapkan makna yang

besar dengan jelas memakai ungkapan yang benar dan

fasih.

b. Sejarah Ilmu Balaghatul Qur’an

Ilmu ini muncul abad 5 H, munculnya kitab Asrarul

Balaghah dan Dala’ulul’ijaz, kemudian abad ke 7 H. Di

susul dengan kitabnya Miftahul ulum, lalu pada abad 8 H,

di lanjutkan Al-Khatib Al Qaswainy yang menulis

ringkasan kitab Miftahul Ulum yang diberi nama Talhisul

Miftah.

2. Macam-macam Balaghatul Qur’an

Page 23: ILMU MUNASABAH

Imam Al-Khatib Al Qaswainy membagi menjadi 3 macam yaitu :

a. Ilmu Ma’ani : membahas segi lafal arab yang relavan

dan tujuannya.

b. Ilmu Bayan : membahas dari segi makna lafal yang

bermacam-macam.

c. Ilmu Badi’ : membahas keindahan kalimat arab.

Sedangkan menurut Imam Ibnu Hasan Ar-rumany di bagi jadi

10 yaitu :

1. Al-ijaz adalah ungkapan Al-qur’an yang singkat dan

padat. Al-ijaz dibagi menjadi 4 jenis yaitu :

- Al-Ijaz ( lafalnya sedikit tapi isinya padat )

- Taqshir ( lafalnya tidak mencukupi untuk mengungkapkan

makna yang dimaksud).

- Ijnab ( maknanya banyak dan di ungkapkan dengan lafal

yang banyak juga tapi tidak berlebihan ).

- Tathwil ( lafalnya terlalu banyak melebihi maknanya ).

Menurut Dr. Ar-Rumany bentuk Ijaz dan Ijnab adalah

yang termasuk dalam balaghatul Qur’an sedangkan yang

lain tidak.

Page 24: ILMU MUNASABAH

2. At-tasbih ialah menyamakan dua hal dalam keindahan atau

mengikat salah satu dari dua yang menempati kedudukan

lainnya dalam keindahan.

3. Al-Isti’arah ialah salah satu dari macam tasbih, dimana

kaitannya antara makna asal dengan makna yang

disamakan/dikiaskan adalah kesamaan.

4. At-Tala’um ialah persesuaian nada huruf sebagian dengan

yang lain di dalam suatu jumlah.

5. Fawashil adalah beberapa huruf yang terangkai di akhiran

ayat-ayat Al-Qur’an yang membawa kebaikan paham terhadap

maknanya.

6. At-Tajanus ialah persamaan bunyi bacaan dua lafal dan

perbedaan maknanya Al jinas yang sempurna.

7. At-Tashrif ialah teknik deskripsi Al-Qur’an atau cara

pemaparan yang komplit, lengkap dan dapat mengenai

sasaran.

8. Di dalam Al-Qur’an At-Tadhim berarti sisipan yang

dimasukkan ke dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang berupa

ucapan atau ajaran manusia. Sedangkan di luar Al-Qur’an

berarti penyisipan / sisipan yang dimasukkan dalam

Page 25: ILMU MUNASABAH

tulisan, karangan maupun pembicaraan yang berupa ayat

Al-Qur’an.

9. Al-Mubalaghah ialah penjelasan bahwa sesuatu itu sudah

sampai batas maksimal sehingga kadang-kadang seperti

terasa tidak terjadi.

3. Hikmah Balaghatul Qur’an

- Susunan bahasanya tertib, baik, indah dan menarik.

- Arti kandungannya baik, indah dan menarik

- Membuat orang yang mendengarkan bacaannya terpesona dan

mengetahui maknanya.

- Al-Qur’an itu mudah dibaca, enak didengar mudah

dihafalkan, cepat dihayati dan mudah diamalkan.

- Tidak ada yang dapat membuat kitab tandingan yang bisa

menandingi Al-Qur’an.

- Menjadikan Al-Qur’an yang besar bagi Nabi Muhammad SAW

- Dengan kebalaghaan dan kemukjizatan Al-Qur’an ,

menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad SAW sebagai

Rasulullah, utusan Tuhan penghabisan untuk sepanjang

zaman.

Page 26: ILMU MUNASABAH

“ALKHAMDULILLAH”