HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
SURAU GADANG KOTA PADANG TAHUN 2018
Tugas Akhir
Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Oleh :
ESSY SYAKIRA NIM : 152110132
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2018
POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG JURUSAN GIZI Tugas Akhir, Juni 2018 ESSY SYAKIRA Hubungan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Tahun 2018 Viii +62 halaman, 6 tabel, 6 grafik, 8 lampiran ABSTRAK
Prestasi Belajar merupakan penilaian kegiatan belajar yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Konsumsi pangan yang bergizi bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan belajar seseorang. Zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan zat gizi lain berperan dalam proses berpikir, daya konsentrasi dan efisiensi belajar. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kekurangan gizi kronis berhubungan erat dengan pencapaian akademik murid yang semakin rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara asupan energi, protein dan status gizi dengan prestasi belajar Anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018.
Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Dilaksanakan di SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang pada bulan September 2017 hingga Juni 2018. Sampel penelitian seluruh murid Sekolah Dasar yang berjumlah 62 orang. Data primer diambil melalui pengukuran antropometri untuk BB dan TB serta wawancara SQ-FFQ. Data sekunder meliputi rata-rata rafor.Dilakukan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian univariat menunjukan status gizi siswa kurus, gemuk dan obesitas sebanyak 4,8 %, 3,2 % dan 4,8 %. Asupan energi kurang sebanyak 24,2 %, asupan protein kurang sebanyak 31 % dan prestasi belajar kurang sebanyak 69,4 %. Hasil penelitian bivariat menunjukan tidak adanya hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan prestasi belajar, hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar tidak bisa dilihat karna terdapat sel yang kosong, dan tidak adanya hubungan yang bermakna antara asupan energi dan protein dengan prestasi belajar.
Saran kepada siswa untuk meningkatkan asupan energi dan protein sehingga status gizi baik dan meningkatkan prestasi belajar.
Kata kunci : Energi, Protein, IMT/U, Prestasi Belajar
Daftar pustaka 29 ( 1992-2017 )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS
Nama : Essy Syakira
Tempat/ Tanggal Lahir : Bukittinggi, 30 Oktober 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 (Satu)
Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga)
Agama : Islam
Suku : Pisang
Status : Belum Menikah
Alamat : Cingkariang, Kabupaten Agam, Kecamatan
Banuhampu
Nama Orangtua
Ayah : Almarhum Eka Satria
Pekerjaan : -
Ibu : Sisca Yunita Fitri
Pekerjaan : Petani
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 13 Cingkariang, Tamat Tahun 2009
2. SMPN 1 Banuhampu, Tamat Tahun 2012
3. SMAN 2 Bukittinggi, Tamat Tahun 2015
4. Jurusan Gizi Politeknik Kementrian Kesehatan Padang, Tamat Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“Hubungan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
Anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018”
Penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.
Penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari bapak Dr. Fauzi Arasj,
SKM, M.Kes selaku pembimbing utama dan bapak M. Husni Thamrin, STP, MP
selaku pembimbing pendamping dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dan berbagai
pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Ucapan terima kasih ini yang penulis tujukan kepada :
1. Bapak Dr. Burhan Muslim SKM, MSi selaku Direktur Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang
2. Ibu Hasneli, DCN, M. Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang
3. Ibu Kasmiyetti, DCN, M Biomed selaku Ka. Prodi D III Jurusan Gizi
4. Ibu Novelasari, SKM, M.Kes dan Ibu Hasneli, DCN, M.Biomed selaku
penguji I dan penguji II yang memberikan masukan-masukan yang
bermanfaat bagi peneliti
5. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di Politeknik Kementrian Kesehatan Padang
yang telah memberikan ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini
6. Para staf dan instruktur di Politeknik Kementrian Kesehatan Padang
7. Kepada orang tua, kakak, dan adik tercinta yang telah memberikan semangat,
kasih sayang, dan motivasi selama pembuatan Tugas Akhir ini
8. Teman-teman senasib dan seperjuangan yang telah membantu dan menemani
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
9. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi para pembaca dan penulis
sendiri.
Amin ya rabbal ‘alamin
Padang, Juni 2018
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP PENULIS
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. vi
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 4
1. Tujuan Umum ................................................................................................................. 4
2. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 7
A. Kajian Teori ........................................................................................................................ 8
1. Status Gizi Anak Sekolah .................................................................................................... 9
a. Anak Sekolah Dasar ........................................................................................................ 9
b. Status Gizi Anak Sekolah.............................................................................................. 10
A.) Pengukuran Antropometri ....................................................................................... 10
B.) Parameter Antropometri .......................................................................................... 12
C.) Indeks Antropometri ................................................................................................... 13
2. Asupan Energi dan Protein ......................................................................................................... 15
a. Asupan Energi ............................................................................................................... 22
b. Asupan Protein .............................................................................................................. 23
c. Gizi Seimbang Anak Sekolah ....................................................................................... 23
3. Prestasi Belajar Anak Sekolah………... ........................................................................... 24
a. Prestasi Belajar……………………………………………………………...25 1. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………………26
2. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ………………………........28
3. Pengaruh Gizi Terhadap Prestasi Belajar………………………………..29
B. Kerangka Teori……………………………………………………..................30
C. Kerangka Konsep……………………………………………………………..31
D. Hipotesis………………………………………………………………………32
E. Defini Operasional…………………………………………………………….33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 36
A. Desain Penelitian .............................................................................................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................................... 36
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................................... 36
D. Jenis dan Pengumpulan Data .................................................................................................... 37
E. Teknik Pengolahan Data ................................................................................................... 38
F. Analisis Data ..................................................................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 40
A. Gambaran umum sekolah ................................................................................................. 40
B. Gambaran Umum Sampel.................................................................................................... 40
C. Hasil…………………………………………………………………………......42 1.Analisis Univariat........................................................................................................... 42
2. Analisis Bivariat ............................................................................................................ 47
B. Pembahasan ....................................................................................................................... 48
1. Analisa Univariat .......................................................................................................... 48
2. Analisa Bivariat ............................................................................................................. 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 61
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia……………………………..13
Tabel 2 Klasifikasi Status gizi gizi berdasarkan Buku Antropometri…………….....13
Tabel 3 Angka Kecukupan Energi dan Protein rata-rata untuk anak umur 7 – 12 tahun……. 15
Tabel 4 Distribusi Statistik Variabel Penelitian……………………………………...40
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas………………………………………………………...45
Tabel 6 Hubungan Asupan Protein dengan Prestasi Belajar murid SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018…………………………………………………………………………. 46
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Distribusi Frekuensi Siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Tahun 2018 Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………………………………………………….39
Grafik 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur…………………………………………………………………………………40
Grafik 3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Status Gizi ( IMT/U ) di SD
Muhammadiyah Surau Gadang Padang Tahun 2018……………………………...................................................................41
Grafik 4 Distribusi Frekuensi Siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Padang Tahun 2018 Menurut Asupan Energi……………………………………………………………………….42
Grafik 5 Distribusi Frekuensi Siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Padang Tahun 2018 Menurut Asupan Protein………………………………………………………………………43
Grafik 6 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Prestasi Belajar di SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018…………………………………………………...............................44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Pernyataan persetujuan responden
Lampiran B : Data responden
Lampiran C : Form SQ-FFQ
Lampiran D : Estimasi Anggaran Biaya Penelitian
Lampran E : Lampiran SPSS
Lampiran F : Mater Tabel
Lampiran G : Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang maju adalah bangsa yang memilki sumberdaya manusia yang
berkualitas. Sumberdaya manusia ( SDM ) yang berkualitas sangat menentukan
keberhasilan pembangunan bangsa. SDM yang berkualitas didapat dari proses
pendidikan. Pendidikan dikemas melalui kegiatan belajar secara konsisten dan
dikombinasikan dengan pengembangan karakter sejak usia kanak-kanak.(1)(2)
Salah satu indikator untuk menilai tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya
Manusia adalah adalah Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ). Tiga faktor utama
penentu IPM yaitu, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut erat
kaitannya dengan status gizi masyarakat. Karena, anak yang memperoleh makanan
yang adekuat sejak dari kandungan (status gizi baik) akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal sesuai usianya dan mempunyai umur harapan hidup yang baik
(kesehatan).
Gizi dan kesehatan juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Salah satunya melalui konsumsi pangan yang bergizi, ini
bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan seseorang dalam mengembangkan
kapasitas serta kerja otak. (1).(2)
Gizi merupakan unsur yang sangat penting bagi pembentukan tubuh manusia
yang berkualitas.(5) Zat gizi makro merupakan zat gizi yang di perlukan dalam jumlah
besar, yaitu karbohidrat, protein dan lemak adalah berperan mengendalikan setiap
proses pencernaan.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi
baik terjadi saat asupan gizi harus seimbang dengan kebutuhan gizi seseorang yang
bersangkutan. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau
lebih zat gizi esensial, berdampak pada pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan
tubuh, struktur dan fungsi otak serta perilaku.(6) Kekurangan gizi kronis berhubungan
erat dengan pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah.(7)
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi dan Indikator Kinerja Gizi tahun 2015 oleh
Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian
Kesehatan RI Maret 2016, anak status gizi kurus Kabupaten tertinggi Kepulauan
Mentawai 16.9 % dari 19 kabupaten di Sumatera Barat. Kota Padang berada pada
posisi 5 yaitu 11.7 % anak status gizi kurus. Kabupaten dengan status gizi anak kurus
terendah yaitu Solok dengan presentase 5 %.
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2016, Status gizi kurus tertinggi Kabupaten Tanah Datar 18,2 % dan
Kota Padang berada pada posisi kedua yaitu 14,4 %.
Anak usia sekolah merupakan anak yang berusia 6-12 tahun, masa ini anak
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga memerlukan asupan gizi yang
cukup.(6) Anak usia sekolah menghabiskan waktu sebanyak 6-7 jam di sekolah belum
termasuk kesibukan pelajaran tambahan, kegiatan ekstrakurikuler, bermain sehingga
pada usia ini cenderung tidak dapat memenuhi asupan zat gizi yang
direkomendasikan sesuai dengan usia mereka. Ini menyebabkan usia sekolah
merupakan usia yang rentan mengalami resiko masalah gizi.(2)
Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang
masa pertumbuhan dan perkembangan baik tubuh maupun otak, apabila makanan
tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, bila berlangsung lama, akan
menyebabkan perubahan metabolisme otak.(8)
Keadaan status gizi dan indeks prestasi merupakan gambaran apa yang
dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama, dapat berupa gizi
kurang maupun gizi lebih. Zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, maupun zat gizi
lainnya dalam metabolisme tubuh berperan dalam proses berpikir atau proses
penalaran serta daya konsentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar.(7)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang mengenai status gizi murid
SD se-kota Padang tahun 2016 Kecamatan Nanggalo dengan jumlah kurus 0,1 %
dari 1.5 % data seluruh kota murid se-kota Padang. Berdasarkan survey awal pada 4
Desember 2017 dari SD Muhammadiyah Padang, dari 8 orang siswa kelas 1 melalui
pengukuran BB dan TB yang dilakukan di bulan Oktober terdapat sekitar 65 % siswa
memiliki status gizi kurus menurut indeks IMT/U, indeks TB/U tinggi badan siswa
normal dan indeks BB/U sekitar 25 % siswa status gizi kurus.
SD Muhammadiyah merupakan salah satu sekolah dasar di Kecamatan
Nanggalo. SD Muhammadiyah belum pernah dilakukan penelitian mengenai asupan
energi dan protein dengan status gizi dan prestasi belajar di SD Muhammadiyah,
kondisi sekolah dengan fasilitas dan ruangan kelas terbatas, murid disana kebanyakan
tinggal di panti asuhan ( 20% ) dan tergolong ekonomi mengengah kebawah.
Berdasarkan latar belakang yang ada maka, peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi dan Prestasi Belajar anak
di Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang tahun
2018.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian penulis adalah apakah ada hubungan asupan
energi, protein dan status gizi dengan prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Padang tahun 2018.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan asupan energi, protein dengan status gizi dan
prestasi belajar anak di Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2018.
2. Tujuan khusus
a. Diketahunya distribusi frekuensi asupan energi di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
b. Diketahunya distribusi frekuensi asupan protein di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
c. Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
d. Diketahuinya distribusi frekuensi prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
e. Diketahui distribusi hubungan asupan energi, protein dan status gizi dengan
prestasi belajar anak di Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota
Padang tahun 2018.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat menambah wawasan peneliti dan peneliti dapat
menerapkan ilmu yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan dalam
melakukan penelitian.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai Hubungan Asupasan
Energi, protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar anak Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018.
3. Bagi Sekolah
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pimpinan sekolah dan guru mengenai status murid, serta
Hubungan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun
2018.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan
energi, protein dan status gizi dengan prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2018.
Pengukuran status gizi dengan indeks BB/U, TB/U, BB/TB dan
IMT/U. Untuk mendapatkan data berat badan dan tinggi badan digunakan
timbangan injak digital dan mikrotoa. Pengukuran prestasi belajar dengan
melihat nilai rapor anak. Asupan energi dan protein anak dilakukan dengan
metode SQ- FFQ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Status Gizi Anak Sekolah
a. Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun. Di
Indonesia anak usia tersebut adalah anak usia sekolah dasar.(9) Anak usia
sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami pertumbuhan, baik
pertumbuhan intelektual, emosional, maupun pertumbuhan tubuh. Pada usia
sekolah perkembangan dan pertumbuhan tidak secepat pada masa balita,
namun memerlukan perhatian akan kecukupan gizi. Pengaruh gizi dan
kesehatan pada pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah sangat
penting. Sehingga pemberian makanan dengan gizi seimbang akan
memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan
fisik anak.(10)
b. Status Gizi Anak Sekolah
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan.
Status gizi merupakan penampilan seseorang akibat keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang
dikonsumsi. Status gizi pada dasarnya merupakan gambaran kesehatan
sebagai refleksi dari konsumsi pangan dan penggunaannya oleh tubuh. (11)
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu :(11)
1) Faktor langsung
Yaitu : asupan berbagai makanan dan penyakit
2) Faktor tidak langsung
Yaitu : ekonomi keluarga, produksi pangan, budaya, kebersihan
lingkungan.
Penilaian status gizi terbagi 2 yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung yaitu antropometri, biokimia, klinis dan
biofisik. Sedangkan secara tidak langsung yaitu survey konsumsi
makanan, statistik vital, faktor ekologi.(12)
Untuk mengukur ststus gizi seseorang dapat digunakan berbagai cara,
salah satunya antropometri. Antropometri anak sekolah dasar adalah
pengukuran status gizi dari ketidakseimbangan antara pemasukan kalori
dan dan protein pada usis sekolah dasar.(5)
A) Pengukuran Antropometri
Antropometri yaitu ukuran dari tubuh..(5)Antropometri
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan energi dan
protein.(12) mengukur status gizi seseorang dapat digunakan.(5)
Kelebihan Antropometri : (13)
1. Prosedur sederhana, aman
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama
4. Tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6. Dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
Kelemahan Antropometri :(13)
1. Tidak sensitif yaitu tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran
antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan
alat atau kesulitan pengukuran.
B) Parameter Antropometri
Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain :
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit. Untul anak sekolah
dasar parameter yang di gunakan umur, berat badan dan tinggi badan.(5)
1) Umur
Kesalahan dalam penentuan umur akan menyebabkan intrepetasi status
gizi menjadi salah. Untuk melengkapi data umur dilakukan dengan :(5)
1. Meminta surat kelahiran atau kartu keluarga
2. Mencocokkan kelendar lokal dengan kelender nasional
3. Berdasarkan daya ingat orang tua atau berdasarkan kejadian pentig
4. Membandingkan anak dengan anak tetangga
2) Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling baik, mudah
terlihat perubahannya dalam waktu singkat karna perubahan konsumsi
makanan.(5)
3) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter antropometri yang
menggambarkan keadaan masa lalu dan sekarang. Pengukuran tinggi
badan anak sekolah menggunakan alat pengukur tinggi badan
mikrotoa dengan ketelitian 0,1 cm.(5)
C) Indeks Antropometri
Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri.(14)
Indeks antropometri yang digunakan untuk menentukan status gizi anak
sekolah diantaranya :
1.) Indeks Massa Tubuh Menurut Umur ( IMT/U )
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) merupakan alat yang sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai harapan hidup lebih panjang. IMT tidak bisa diterapkan
pada keadaan khusus ( penyakit ) lainnya seperti oedema, asites dan
hepatomegali.
Tabel 1 Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat
< 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,5
Normal > 18,5 – 25 Gemuk Kelebihan berat badan
tingkat ringan > 25 – 27
Kelebihan berat badan tingkat beratb
> 27
( Sumber : Depkes, 1994. Pedoman Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa, Jakarta . hlmn. 4).
Tabel 2 Klasifikasi Status gizi gizi berdasarkan Buku Antropometri
Status Gizi Indeks IMT/U
Sangat Kurus <-3 SD Kurus -3 SD sampai <-2 SD
Normal >-2 SD sampai 1 SD Gemuk >1 SD sampai 2 SD Obesiats >2 SD
Kelebihan Indeks IMT/U : (12)
a. Biaya relative murah
b. Mudah pelaksanaan nya
Kelemahan Indeks IMT/U : (12)
a. Pada olahragawan pengukuran tidak akurat yang cendrung berada pada
kategori obesitas sebab banyak memiliki massa otot yang berlebih
b. Pada anak-anak pengukurannya tidak akurat sebab jumlah lemak tubuh akan
berubah seiring dengan pertunbuhan dan perkembangan tubuh
c. Untuk kelompok bangsa tertentu pengukuran ini tidak akurat karna harus
dimodifikasi dan mengikuti kebiasaan kelompok tertentu
c. Asupan Energi dan Protein
a. Asupan Energi
Kebutuhan energy seseorang menurut WHO/FAO ( 1985 ) adalah
berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi
seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat
aktifitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan memungkinkan
pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara social dan ekonomi.
Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui kebutuhan energi termasuk
kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan baru atau untuk sekresi ASI
yang sesuai dengan kesehatan.(16)
Tabel 3 Angka Kecukupan Energi dan Protein rata-rata untuk anak umur 4-15 tahun
Golongan Umur
BB ( kg ) TB ( cm ) Energi ( kkal )
Protein ( gr )
4 – 6 tahun 19 112 1.600 35 7 – 9 tahun 27 130 1.850 49 10 – 12 th ( Laki-laki )
34 142 2100 56
13- 15 th ( Laki-laki )
46 158 2475 72
10 – 12 th ( wanita )
36 145 2000 60
13 – 15 th 46 155 2125 69 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No 75 Tahun 2013
Sumber energi diantaranya padi-padian, atau serealia seperti beras,
jagung dan gandum,sagu dan umbia-umbian seperti ubi, singkong dan talas
serta hasil olahannya seperti tepung-tepungan, mie,roti,macaroni,havermout
dan bihun.(17)
b. Asupan Protein
Setiap manusia membutuhkan protein agar tetap hidup dan
berkembang. Protein adalah pondasi sel pada manusia. Protein merupakan zat
pembangun jaringn tubuh. Protein terdapat pada otot dan kelenjar, organ-
organ dalam, otak, syarat, kulit, rambut, dan kuku, enzim-enzim dan
hormon.(14)
Protein dibutuhkan didasarkan pada atas dua hal pokok yaitu : (18)
Untuk memenuhi kebutuhan basal ( minimal ) dimana jumlah kebutuhan
ini tidak dipenuhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan
normal tidak tercapai.
Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan, infeksi,
stress.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein diantaranya
berat badan, umur dan jenis kelamin, mutu protein dan pertumbuhan.(18)
Sumber protein ada dua yaitu hewani berasal ikan, daging, telur dan
susu, nabati berasal dari kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, kacang merah, oncom, tahu dan tempe.(14)
c. Gizi Seimbang Anak Sekolah
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi
dibanding balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, flour, zat
besi, karna pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan energy dan zat gizi anak membutuhkan 5x
waktu makan yaitu makan pagi, makan siang, makan malam, dan 2 kali
makanan selingan.(20)
Tumbuh berkembang anak usia sekolah yang optimal tergantung
pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan benar. Sering
terjadi penyimpangan dalam pemberian makan. Penyimpangan ini
mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan sistem tubuh anak.(20)
Usia 6-9 tahun anak sudah bisa memilih makanan yang disukainya
karna sudah kenal lingkungan, tetapi perlu diperhatikan polanya karna lebih
cendrung menyukai jajanan.(22)
Usia 10-12 tahun, kebutuhan telah dibagi dalam jenis kelaminnya,
aktifitas fisik anak laki-laki lebih banyak, maka kebutuhan energy nya lebih
banyak di banding anak perempuan, tetapi sebagian anakperempuan di usia ini
sudah mengalami haid, sehingga mereka akan lebih banyak membutuhkan
protein dan zat besi. Pada masa ini diperlukan sarapan pagi supaya konsentrasi
belajar tidak terganggu.(22)
d. Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar
a. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil penelitian pendidik terhadap proses
belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang
menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa.(17)
Prestasi belajar merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai
oleh seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari
sesuatu.(18)
Prestasi belajar siswa dapat diukur melalui skor prestasi belajar dari
beberapa mata pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Sri Rahayu (1976)
dalam dalam Mursidah (1991), beberapa mata pelajaran yang meliputi
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dapat dijadikan skor untuk
mengukur prestasi belajar.(23)
2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Dimyati Mahmud ( 1989:84-87 ) mengungkapkan factor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa : (4)
a) Faktor internal
Merupakan factor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.
Meliputi motivasi, perhatian pada mata pelajaran yang berlangsung,
tingkat penerimaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan
apa yang dipelajari, kemampuan memproduksi dan kemampuan
menggeneralisasi.
b) Faktor eksternal
Merupakan factor yang berasal dari luar siswa. Meliputi :
Lingkungan alam dan lingkungan social, instrumentasi berupa
kurikulum, guru/pengajar, saran dan fasilitas serta administrasi dan
kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar, kemampuan
menggerakkan minat pelajaran, kemamapuan memberikan penjelasan
kemampuan menyebutkan pokok masalah yang dijarkan, kemampuan
mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung,
kemampuan memberikan tanggapan pada sebuah reaksi.
Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
ada dua bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal, yaitu :(3)
1. Faktor internal :
a. Faktor biologis, yaitu :
Kandungan sampai lahir sesudah lahir sudah tentu merupakan
hal yang sangat menentukan keberhasilan seseorang.
Kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar
b. Faktor psikologis
Intelegensi
Intelegensi atau tingkat kecerdasan berpengaruh besar
terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang
mempunyai intelegensi jauh dibawah normal akan sulit untuk
mencapai prestasi yang tinggi dalam proses belajar.
Kemauan
Kemauan merupakan motor penggerak utama yang
menentukan keberhasilan seseorang dalam setiap segi
kehidupannya.
Daya ingat
Daya ingat didefinisikan sebagai daya jiwa untuk
memasukan, menyimpan dan mengeluarkan kembali suatu
kesan.
2. Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri.
Faktor meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan
sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu.
3. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
a. Pengertian KKM
Merupakan criteria ketuntasan belajar ( KKB ) yang ditentukan
oleh pendidikan . KKM ditetapkan kepala sekolah pada awal tahun
pelajaran dengan memperhatikan :
- Intake ( kemampuan rata-rata peserta didik )
- Kompleksitas ( mengidentifikasi indicator sebagai penanda
tercapainya kompetensi dasar )
- Kemampuan daya pendukung ( berorientasi pada sumber belajar )
Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai
minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari
kriteriaketuntasan ideal. Target ketuntasan minimal dibawah target
nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
b. Fungsi Kriteria Ketuntusan Minimal ( KKM )
Terdapat fungsi kriteria ketuntusan minimal ( KKM ) yaitu :
- Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
- Sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi belajar
- Kontrak antara pendidik dengan peserta didik
- Target dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.
c. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal yang diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal
adalah
- Guru yang memahami kompetensi yang harus dibelajarkan
- Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode belajar yang bervariasi
- Guru yang menguasai kemampuan sesuai bidang yang diajarkan
- Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi
- Peserta didik yang cakap /terampil menetapkan konsep
- Peserta didik yang cermat, kreatif, dan dalam penyelesaian tugas
- Waktu yang cukup lama untuk memahami materi
- Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi
4. Pengaruh Gizi Terhadap Prestasi Belajar
Makanan dengan gizi yang cukup bukan saja untuk perkembangan
tubuh dan daya tahan terhadap penyakit, juga meningkatkan daya ingat.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa makanan yang bergizi
cukup akan membangun jaringan otak yang pada akhirnya mampu
merekam berbagai masalah didalam jaringan tersebut.(24)
Anak yang dalam jangka waktu lama mendapat makanan yang
kurang gizi akan mengalami gangguan metabolism dalam otaknya. Bayi
yang lahir dengan berat lahir rendah akibat kekurangan gizi sewaktu
dalam kandungan, besar kemungkinan akan mengalami kemunduran
otak. Sesudah dewasa kurang mampu berinteraksi dan berkomunikasi
dengan masyarakat sekelilingnya. Meskipun perbaikan gizi dapat
dilakukan ketika bayi sudah lahir, tidak sepenuhnya dapat menolong
atau mengatasi kelemahannya.(24)
B. Kerangka Teori :
Sumber: UNICEF, 1998 Gizi Dalam Angka , 2003
C. Kerangka Konsep
Varabel Terikat ( dependen ) :
Variabel Bebas ( independen ) :
Energi
Prestasi Belajar Protein
Status Gizi
D. Hipotesis
1. Adanya hubungan asupan energi dan prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah
2. Adanya hubungan supan protein dan prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah
3. Adanya hubungan status gizi dan prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah
E. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Status
Gizi Perhitungan berat badan dan tinggi badan seseorang
Pengukuran Antropometri yaitu BB dan TB, dihitung menggunakan WHO Anthro+
- BB dengan menggunakan Timbangan digital, dengan ketelitian 0,1 kg
- TB dengan menggunakan Mikrotoise dengan ketelitian 0,1 cm
- Kategori Z-score Indeks IMT/U
- Indeks Z-score Yaitu
Sangat kurus : <-3 SD
Kurus : -3 SD sampai <-2 SD
Normal : -2 SD sampai 1 SD
Gemuk : >2 SD
- Rasio
- Interval
2 Asupan Energi
Jumlah banyaknya energi yang dikonsumsi dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam
Wawancara Kuisioner SQ-FFQ - Jumlah energi yang dikonsumsi
- Rasio
satu hari siswa - Kategori: Baik : rata-
rata konsumsi energi ≥
80% dari standar AKG
Kurang : rata-rata konsumsi energi < 80 % dari standar AKG
- Ordinal
3 Asupan Protein
Jumlah banyaknya protein yang dikonsumsi dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam satu hari
Wawancara Kuisioner SQ-FFQ - Jumlah protein yang yang dikonsumsi siswa
- Kategori : Baik : rata-
rata konsumsi energi ≥
80% dari
- Rasio
- Ordinal
standar AKG
Kurang : rata-rata konsumsi energi < 80 % dari standar AKG
4 Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh murid pada mata pelajaran tertentu yang dinyatakan dalam wujud angka
Rafor siswa Observasi - Jumlah nilai rata-rata nilai rafor
- Kategori : Baik : nilai
rata-rata akhir ≥ 75
Kurang : jika nilai rata-rata akhir < 75
- Rasio
- Ordinal
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian bersifat analitik dengan rancangan penelitian adalah croos
sectional yaitu dengan meneliti variabel independent ( asupan energi, protein dan
status gizi ), variable dependent ( prestasi belajar )
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Padang dimulai dari bulan September 2017 sampai Juni 2018.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh murid SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018
yang berjumlah 62 orang siswa.
b. Sampel
Sampel merupakan objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Pengambilan sampel pada penelitian ini seluruh murid SD Muhmmadiyah. Semua
populasi dijadikan sampel.
Sampel dipilh berdasarkan criteria yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Bersedia menjadi responden
2. Lancar berkomunikasi
3. Hadir pada saat penelitan
D. Pengumpulan data
a. Data Primer
Data primer adalah pengambilan data yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti terhadap responden atau objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini
adalah : Berat badan (BB) menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg dan
tinggi badan (TB) menggunakan mikrotoice dengan ketelitian 0,1 yang dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh rekan mahasiswa jurusan Gizi angkatan tahun 2015 sebab
peneliti melakukan penelitian payung. Data asupan energi dan protein menggunakan
form SQ-FFQ untuk anak kelas 1-3 diwawamcarai di rumah melalui orang tua atau
yang mengasuh , tetapi untuk anak kelas 4-6 di wawancarai langsung di sekolah.
b. Data sekunder
Data sekunder meliputi nilai rata-rata akhir dari rapor murid semester ganjil
tahun ajaran 2017/2018 dan data murid meliputi nama, umur, tanggal lahir, alamat,
jenis kelamin anak di SD Muhammadiyah Surau Gadang Kecamatan Nanggalo
Padang tahun 2018.yang diperoleh dari kepala sekolah, guru serta instansi yang
terkait.
E. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, penilaian status gizi
menggunakan WHO Anhtro+ 2005 , sedangkan energi dan protein dengan tabel SQ-
FFQ dan program SPSS.
Tahap pengolahan data berikut :
a. Editing
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan data kembali, mengecek dan meneliti
kembali tentang data identitas responden, data antropometri tinggi badan dan berat
badan, dan SQ-FFQ tentang asupan energi dan protein.
b. Coding
Pengelompokan data dengan di beri kode masing-masing variable agar mudah di
baca dan dianalisis. Jenis kelamin di beri kode 1= laki-laki, 2= perempuan. Status gizi
IMT/U diberi kode 1= gemuk, 2= normal, 3= kurus dan 4= sangat kurus. Status gizi
IMT/U diberi kode 1= tidak normal dan 2= normal. Asupan energi dan protein diberi
kode 1= kurang, 2= baik. Prestasi belajar diberi kode 1= kurang, 2= baik.
c. Entry data
Data yang sudah di edit dan diperiksa kelengkapan datanya dan diberi kode
dimasukkan ke komputer untuk dianalisis di tabel SQ-FFQ dan program SPSS
d. Cleaning Data
Sebelum dianalisis dilakukan pemeriksaan kembali data yang sudah di entri untuk
mengetahui adanya kesalahan dalam mengentri data sehingga hasil analisis data
sesuai dengan sebenarnya, baik data status gizi dan analisis form SQ-FFQ.
F. Analisis Data
a. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi variable
penelitian. Yaitu : asupan energi, protein dan status gizi dengan prestasi belajar di SD
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018.
b. Analisis bivariat
Analisis data bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen (
prestasi belajar ) dan variabel dependen ( status gizi, asupan energi dan protein ).
Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-squareuji uji korelasi bivariat, jika tidak
uji non parametrik. Jika p > 0,05 maka Ho di terima dan Ha di tolak, berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara variable, jika p < 0,05 maka Ho di tolak dan Ha di
terima, berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
SD Muhammadiyah Surau Gadang adalah salah satu sekolah swasta yang terletak di
Jl.Jamal Jamil Surau Gadang kec. Nanggalo. Tanggal SK pendirian tanggal 10 februari 1957.
Tanggal SK izin Operasional tanggal 25 Septemeber 1960. Sumber listrik PLN, daya listrik
450. Luas tanah milik SD Muhammadiyah Surau Gadang adalah 150 m2 dan luas tanah
bukan milik adalah 80 m2. Milik yayasan Muhamadiyah. Terdiri dari 4 ruang kelas, 1 ruang
majelis guru, perpustakaan 1 buah dan tidak ada ruang laboratorium. Jumlah guru di SD
Muhammadiyah berjumlah 10 orang. Pada tahun ajaran 2017/2018 jumlah siswa SD
Muhammadiyah 62 orang siswa. Akreditasi sekolah C.Kurikulum yang digunakan KTSP.
B. Gambaran Umum Sampel
1. Jenis kelamin
Gambaran umum sampel SD Muhammadiyah Surau Gadang tentang jenis kelamin
dapat dilihat pada grafik 1.
Grafik 1 Distribusi Frekuensi Siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Tahun 2018
Berdasarkan Jenis Kelamin
36
58,1
26
41,9
0
10
20
30
40
50
60
70
n %
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa lebih dari separoh siswa SD
Muhammadiyah Surau Gadang pada tahun 2018 adalah murid laki-laki yaitu 36
orang ( 58,1% ).
2. Umur
Gambaran umum sampel SD Muhammadiyah Surau Gadang tentang umum dapat
dilihat pada grafik 2.
Grafik 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa lebih dari separoh umur murid SD
Muhammadiyah Surau Gadang pada tahun 2018 adalah 5-10 th yaitu 39 orang (63 %)
C. Hasil
1. Analisa Univariat
Tabel 4 Distribusi Statistik Variabel Penelitian
Mean Median Modus Standar
Deviasi Minima
l Maxim
al Z-Score(IMT/U) -0,42 -0,38 -1,67 1,11 -2,79 2,58 Prestasi Belajar 69,89 70,05 69,00 8,67 49,78 84,78
Energi 1.717 1.691 671.1 3,184 671,1 2.752,2 Protein 42,90 41,50 30 13,81 21 88
39
63
29
37
0
10
20
30
40
50
60
70
n %
5-10 th 11-15 th
a. Status gizi
Berdasarkan pengukuran terhadap status gizi siswa berdasarkan indeks IMT/U.
Rata-rata status gizi dari sampel adalah -0,42. Jadi status gizi dari sampel yang
memungkinkan untuk dipergunakan agar tercapai validitas data yang maksimum
adalah -0.42 ± 1.11 ( SD ), hasil didapatkan seperti pada grafik 3
Grafik 3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Status Gizi ( IMT/U ) di SD Muhammadiyah
Surau Gadang Padang Tahun 2018
Berdasarkan grafik diatas didapat kesimpulan bahwa sebagian besar sampel SD
Muhammadiyah Surau Gadang mempunyai status gizi normal yaitu 87.1 %.
b. Energi
Setelah melakukan wawancara secara langsung kepada siswa menggunakan
kuisioner SQ-FFQ mengenai asupan energi rata-rata sehari-hari, didapatkan rata-rata
asupan energi yang dikonsumsi adalah 1.717 kkal/hari. Jadi jumlah asupan energi dari
sampel yang memungkinkan untuk dipergunakan agar tercapai validitas data yang
maksimum adalah 1.717 ± 3.184 ( SD ). Distribusi sampel berdasarkan asupan energi
dapat dilihat pada grafik 4.
0
20
40
60
80
100
Kurus Normal Gemuk Obesitas
3
54
2 34,4
87,1
3,2 4,8
n %
Grafik 4 Distribusi Frekuensi Sampel SD Muhammadiyah Surau Gadang Padang
Tahun 2018 Menurut Asupan Energi
Berdasarkan grafik diatas didapat kesimpulan bahwa sebagian besar siswa memiliki
asupan energi baik yaitu 75.8%.
c. Protein
Setelah melakukan wawancara secara langsung kepada siswa menggunakan
kuisioner SQ-FFQ mengenai asupan protein rata-rata sehari-hari, didapatkan rata-rata
asupan protein yang dikonsumsi adalah 42,9 gram/hari. Jadi jumlah asupan protein
dari sampel yang memungkinkan untuk dipergunakan agar tercapai validitas data
yang maksimum adalah 42,9 ± 13,81 ( SD ), Distribusi sampel berdasarkan asupan
protein dapat dilihat pada grafik 5.
Grafik 5 Distribusi Frekuensi Sampel SD Muhammadiyah Surau Gadang Padang
Tahun 2018 Menurut Asupan Protein
1524,2
47
75,8
0
20
40
60
80
n %
Kurang Baik
31
50
31
50
0
10
20
30
40
50
60
n %
Kurang Baik
Berdasarkan grafik diatas didapat kesimpulan bahwa sampel yang memiliki asupan
protein baik sebanyak 50 %.
d. Prestasi belajar
Setelah dikumpulkan nilai semua mata pelajaran ( Agama Islam, PKN, Bahasa
Indonesia, MTK, IPA, IPS, SBK, Olahraga, BAMK ) diambil dari nilai rata-rata rafor
tahun ajaran 2017/2018 batas minimal pelajaran yaitu 7,5. Rata-rata nilai prestasi
belajar dari sampel adalah 69,8. Jadi nilai prestasi belajar yang memungkinkan
dipergunakan agar tercapai validitas data yang maksimum adalah 69,8 ± 8,67 ( SD ).
Distribusi sampel berdasarkan prestasi belajar dapat dilihat pada grafik 6.
Grafik 6 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Prestasi Belajar di SD Muhammadiyah
Surau Gadang Kota Padang tahun 2018
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa lebih dari separoh sampel di SD
Muhammadiyah Surau Gadang yang memiliki prestasi belajar kurang yaitu 69,4 %.
2. Analisis Bivariat
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas
Variabel P-Value ( 0,05 ) Hasil Energi 0,2 Normal Protein 0,015 Tidak Normal
Prestasi Belajar 0,2 Normal Status Gizi ( IMT/U ) 0,2 Normal
43
69,4
19
30,6
0
20
40
60
80
n %
Kurang Baik
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 variabel bersifat tidak
normal dan 3 variabel bersifat tidak normal.
a. Hubungan Asupan Energi dengan Prestasi Belajar
Untuk melihat hubungan asupan energi dengan prestasi belajar pada murid SD
Muhammadiyah Surau Gadang digunakan uji kolerasi bivariat karna variabel bersifat
normal, didapatkan hasil hasil p 0.74, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara variabel asupan energi dengan prestasi belajar.
b. Hubungan Asupan Protein dengan Prestasi Belajar
Untuk melihat hubungan asupan protein dengan prestasi belajar pada murid SD
Muhammadiyah Surau Gadang dilakukan uji Chi-Square karna variabel bersifat tidak
normal, dan didapatkan hasil seperti pada tabel 6.
Tabel 6 Hubungan Asupan Protein dengan Prestasi Belajar murid
SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018
Protein Prestasi Belajar Total p-value Kurang Baik
N % n % n % 0,27 Kurang 24 77,4 7 22,6 61 100
Baik 19 61,3 12 38,7 61 100 Total 43 69,4 19 30,6 62 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proporsi sampel yang memiliki
prestasi belajar kurang lebih banyak ditemukan pada siswa asupan protein kurang
yaitu 77,4 %.
c. Hubungan Status Gizi ( IMT/U ) dengan Prestasi Belajar
Untuk melihat hubungan status gzi ( IMT/U ) dengan prestasi belajar pada siswa
SD Muhammadiyah Surau Gadang dilakukan kolerasi bivariat karna variabel bersifat
normal, didapatkan hasil hasil p 0.69, p < 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara variabel status gizi ( IMT/U ) dengan prestasi belajar artinya asupan
status gizi.
D. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Energi
Pada grafik 4 didapatkan bahwa sebagian besar anak SD Muhammadiyah Surau
Gadang asupan energinya tergolong baik. Rata-rata asupan energi anak SD
Muhammadiyah Surau Gadang adalah 1717 ± 3.184 kkal/hari, dari 62 orang sampel
terdapat 15 orang anak ( 24.2 % ) yang asupan energinya kurang dan 47 orang anak (
75.8 % ) yang asupan energinya baik. Rata-rata 1.717 kkal/hari jika dibandingkan
dengan AKG pada golongan umur 4-6 th tergolong baik ( 107 % ), golongan umur 7-9
th tergolong baik ( 92 % ), golongan umur 10-12 th tergolong baik ( 81,7 % ), tetapi
jika dibandingkan golongan umur 13-15 th tergolong kurang ( 69,3 % ).
Hasil penelitian Chistien Isdaryanti ( 2007 ) di SD Arjowinangun 1 Pacitan
Yogyakarta, hasil yang diperoleh peneliti lebih rendah, dimana sekitar 75.8% siswa
yang asupan energinya baik. Sedangkan rata-rata asupan energi baik pada anak SD
Arjowinangun 1 Pacitan lebih tinggi yaitu 85 %. Penelitian lain oleh Laode Muhamad
Sety dan Darisman Paeha SMP Negeri 7 Kendari hasil yang diperoleh 51,4 %
asupan energi cukup. Hasil ini lebih rendah dari yang peneliti peroleh.
Dari hasil wawancara peneliti, siswa yang memiliki asupan energi kurang dapat
di sebabkan oleh berbagai hal seperti pengetahuan gizi orang tua yang rendah,
berdasarkan jawaban sampel bahwa sebagian status ekonomi tergolong rendah (
petani, tukang ojek ) dan sebagian sampel tinggal dipanti asuhan, faktor lainnya
sampel makan dengan tidak teratur, jarang makan pagi dan ada juga yang jarang
makan malam serta ada yang tidak makan pagi dan malam dengan alasan malas dan
tidak terbiasa makan pagi. Mereka lebih senang jajan saat disekolah ataupun pulang
sekolah. Jajanan yang mengandung energi yang banyak dikonsumsi seperti pisang
goreng, mi instan, coklat, permen, bihun goreng, es warna, tahu isi, bakwan, teh es, mi
bakso, wafer, biskuit.
Kekurangan energi yang berasal dari makanan menyebabkan seseorang
kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas, orang menjadi
malas, merasa lemah, produktivitas kerja dan prestasi belajar menurun. Kurang gizi
pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian
kemampuan berpikir menurun.(25)
b. Asupan Protein
Pada grafik 5 dilihat bahwa ada sebanyak 31 orang siswa ( 50% )
mengkonsumsi protein kurang. Rata-rata asupan protein anak SD Muhammadiyah
Surau Gadang adalah 42.9 ± 13,81 gr/hari. Rata-rata 42,9 gram/hari jika dibandingkan
dengan AKG pada golongan umur 4-6 th tergolong baik ( 122,5 % ), golongan umur
7-9 th tergolong baik ( 87,5 % ), golongan umur 10-12 th tergolong kurang ( 76,6 % ).
Hasil penelitian ini, berbeda dengan peneliti yang dilakukan oleh Chistien
Isdaryanti (2007) di SD Arjowinangun 1 Pacitan Yogyakarta, didapatkan terdapat 87
% siswa mengonsumsi protein baik sedangkan yang didaptkan peneliti hanya 50 %
siswa yang mengonsumsi proteinnya baik. Penelitian lain oleh Laode Muhamad Sety
dan Darisman Paeha SMP Negeri 7 Kendari hasil yang diperoleh 36,1 % asupan
protein tergolong cukup. Hasil ini lebih rendah dari yang peneliti peroleh.
Protein merupakan zat pembangun jaringan tubuh, terdapat pada otot dan
kelenjar, organ-organ dalam, otak, syarat, kulit, rambut, dan kuku, enzim-enzim dan
hormon.(11) Protein dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan basal ( minimal ) dimana
jumlah kebutuhan ini tidak dipenuhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan
pertumbuhan normal tidak tercapai, sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya
kerusakan, infeksi, stress. (14)
Siswa yang memiliki tingkat asupan protein kurang juga dapat disebabkan karna
sumber sampel kurang mengonsumsi sumber protein yang bernilai tinggi dan tidak
bervariasi. Hasil wawancara dengan sampel menunjukan bahwa sebagian besar
sampel suka mengonsumsi mi instan karna rasanya enak dan banyak di jadikan stok di
rumah. Sedangkan untuk mengonsumsi ikan, daging, susu jarang dan hanya sebagian
kecil, penyebabnya antara lain ketidakmampuan ekonomi keluaraga, kurang suka ikan
dan susu. Jenis jajanan yang dikonsumsi anak seperti susu segar, susu kental manis,
kacang atom, tahu isi, telur gulung, mi bakso.
Sumber protein yang tinggi protein yaitu ikan ( kakap, mas, udang, teri),
daging berprotein tinggi ( ayam, kambing, kerbau, sapi, hati ), susu berprotein tinggi (
susu sapi, susu bubuk skim, susu bubuk murni, susu kerbau, dan susu kambing ).
Protein nabati berasal dari kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, kacang merah, oncom, tahu dan tempe.(14)
c. Status gizi ( IMT/U )
Berdasarkan grafik 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa SD
Muhammadiyah Surau Gadang mempunyai status gizi normal ( 87,1 % ) dan sisanya
berstatus gizi kurus, gemuk dan obesitas ( 4,8 %, 3,2 %, 4,8 % ).
Hasil penelitian Rosita Hayatus Sa’adah siswa SD Negeri 01 Guguk Malintang
Kota Padang panjang diperoleh status gizi normal 63,3%. Hasil ini lebih rendah dari
yang peneliti peroleh. Penelitian oleh Tazkya Amany, Rini Sekartini SDN 03 Pondok
Cina Depok Tahun 2015 diperoleh status gizi normal 46,40 %. Hasil ini lebih rendah
dari hasil yang peneliti peroleh.
Riskesdas ( 2013 ) menemukan status gizi anak usia 5 – 12 tahun kurus
sebanyak 11,2 %, terdiri dari 4 % kurus dan 7,2 % sangat kurus, status gizi gemuk
ditemukan sebanyak 18,8 % terdiri dari 10,8 % gemuk dan sangat gemuk 8,8 %.
Berdasarkan data ini, maka dapat disimpulkan bahwa murid SD 4,8 % yang kurus,
angka tersebut berada di atas rerata nasional.
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan
oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status gizi merupakan
penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat
gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi.(11)
Siswa yang memiliki status gizi yang kurang dapat disebabkan Status gizi
rendah disebabkan oleh Faktor langsung seperti asupan berbagai makanan dan
penyakit. Faktor tidak langsung seperti ekonomi keluarga, produksi pangan budaya,
kebersihan lingkungan.(11) Hasil wawancara dengan sampel menyatakan sampel jarang
makan pagi dan kadang malam, jarang sarapan pagi, jarang konsumsi protein bernilai
tinggi, lebih sering konsumsi telur, tahu, tempe serta protein yang dimakan tidak
bervariasi.
d. Prestasi belajar
Berdasarkan grafik 6, didapatkan ada sebanyak 69,4 % siswa memiliki prestasi
belajar yang baik. Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam pendidikan
tergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak tersebut.17
Hasil penelitian Laode Muhamad Sety dan Darisman Paeha SMP Negeri 7
Kendari hasil yang diperoleh 55,6 % prestasi belajar siswa baik. Hasil ini lebih
rendah dari yang peneliti peroleh. Penelitian lain oleh Rosita Hayatus Sa’adah siswa
SD Negeri 01 Guguk Malintang Kota Padang panjang diperoleh prestasi belajar baik
sebanyak 50 %. Hasil ini lebih rendah dari yang peneliti peroleh.
Siswa yang memiliki prestasi belajar kurang bisa disebabkan oleh sarana dan
prasarana sekolah juga merupakan salah satu faktor penentu prestasi belajar siswa. Di
SD Muhammadiyah Suaru Gadang ada beberapa sarana dan prasarana yang telah
terpenuhi seperti terdapat perpustakaan kecil di ruangan guru dan juga tidak terpenuhi
seperti ruangan kelas yang terlalu kecil, tidak ada ruang unit UKS, ruang laboratorium
dan ruang praktek.
Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi dua yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu motivasi, daya terima terhadap pelajaran,
daya ingat, kondisi psikologi yang berupa bakat, minat, kecerdasan. Faktor eksternal
yaitu kurikulum, guru/pengajar, kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar,
kemampuan mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung,
kemampuan memberikan tanggapan pada sebuah reaksi.(4)
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi bivariat didapatkan nilai p = 0,69 yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
prestasi belajar ( p < 0,05 ).
Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Rosita Hayatua ( 2013 )
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi
belajar dengan nilai p=0,020 ( p<0,05 ).
Penelitian juga dilakukan oleh Tazkya Amany, Rini Sekartini ( 2015 )
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan hasil
belajar dengan nilai ( p<0,05 ) dengan membandingkan status gizi dengan 2 mata
pelajaran IPA dan Bahasa Indonsesia dengan hasil p= 0,029 dan p= 0,019.
Status gizi kurang menyebabkan perkembangan otak yang tidak sempurna
yang menyebabkan kognitif dan perkembangan IQ terhambat serta kemampuan
belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa.(26)
Menurut Soemantri (2008) apabila makanan yang dikonsumsi tidak cukup
mengandung zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan
menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak. Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih
berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terganggu, badan lebih
kecil, jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan serta
ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak.
Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Untuk
lebih jelasnya mekanisme status gizi hingga prestasi belajar rendah dimulai dari anak
dengan status gizi rendah yang disebabkan kurang asupan makanan. Diketahui
makanan hanya mampu bertahan dalam lambung 6 – 8 jam, setelah itu lambung
kosong karena sari – sari makanan telah diserap dan diedarkan keseluruh tubuh, maka
untuk memenuhi kebutuhannya akan terjadi pemecahan glikogen, sehingga terjadi
deplesi jaringan yang kemudian menyebabkan perubahan biokimia, perubahan
fungsional dan perubahan anatomis tubuh.
Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Steffi Olivia Padriyani, Delmi Sulastri,
Nur Afrainin Syah ( 2013 ) menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara status gizi dengan prestasi belajar dengan nilai p= 0,882 ( p > 0,05 ). Penelitian
lain oleh Ahmawati Praptimahendra Rina ( 2008 ) menyatakan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar dengan nilai p=0,00 ( p <
0,05 ).
Hal ini menyatakan bahwa status gizi berdasarkan indeks IMT/U bukan satu-
satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, karena masih banyak faktor
lain seperti sarana dan prasarana sekolah, waktu belajar, cara guru menerangkan
pelajaran dan cara siswa belajar, Seorang siswa yang bersikap apatis terhadap ilmu
pengetahuan cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak
mendalam. Sebaliknya, siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan
positif dari orang tuanya, akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan
kualitas hasil pembelajaran.(1)
Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah : (1)
Faktor yang berasal dari pihak siswa, misalnya kemampuan belajar, kebiasaan, bakat,
sikap, minat, motivasi, emosi, keadaan sosial, dukungan orang tua, hubungan dengan
keluarga, dan sebagainya. (2) Faktor yang berasal dari pihak guru misalnya
kemampuan guru dalam mengajar, kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, gaya
dan metode mengajar guru. (3) Faktor yang berasal dari sekolah, misalnya sistem
sosial di sekolah, kedisiplinan, hubungan sekolah dengan orang tua, dan kemampuan
memimpin kepala sekolah. (4) Faktor situasional, misalnya, keadaan lokasi sekolah
dan keadaan musim maupun iklim. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara
langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar di sekolah.(2)
b. Hubungan Asupan Energi dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi bivariat didapatkan nilai p = 0,69 yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
prestasi belajar ( p < 0,05 ).
Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Laode Muhamad Sety,
Darisman Paeha ( 2013 ) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
asupan energi dengan prestasi belajar dengan nilai p=0,005 ( p<0,05 ).
Sumber energi untuk tubuh diperoleh dari masukan protein, karbohidrat dan
lemak serta bahan makanan yang disimpan dalam tubuh khusunya cadangan lemak
dan alkohol. Lemak memberikan lebih dari dua kali jumlah kalori yang diberikan oleh
satu gram karbohidrat atau protein. Alkohol, bila di metabolism secara sempurna akan
menghasilkan hamper dua kali jumlah kalori dari satu gram karbohidrat atau protein
atau kira-kira 7 kilokalori setiap gram.(11)
Menurut Soemantri ( 1978 ) apabila makanan yang dikonsumsi mengandung
zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan berlangsung lama, akan menyebabkan
perubahan metabolisme dalam otak. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal.
Tidak adanya hubungan antara asupan energi dengan prestasi belajar
kemungkinan dipengaruhi faktor lain yang tidak di teliti peneliti seperti sarana dan
prasarana sekolah, waktu belajar, kemampuan guru menerangkan pelajaran, seberapa
sering siswa mengulang kembali pelajarannya, motivasi belajar, dukungan orang tua
dan sebaginya.
3. Hubungan asupan protein dengan prestasi belajar
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi bivariat didapatkan nilai p = 0,27 yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
prestasi belajar ( p < 0,05 ).
Penelitian ini sama dengan hasil penelitian Laode Muhamad Sety ( 2013 )
yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar.
Penelitian lain oleh Fitria Nanda Lustika ( 2014 ) menyatakan tidak ada hubungan
yang bermakna antara variabel asuapn protein dengan prestasi belajar.
Kurangnya nutrisi otak, seperti multivitamin, asam amino dan mineral, sangat
mempengaruhi daya maksimal otak, juga mempengaruhi stamina tubuh dan
kecerdasan seseorang. Saat pikiran atau otak lelah, tubuh juga akan merasakan lelah,
sehingga tidak bisa produktif. Untuk itu diperlukan pola makan yang baik dan teratur
agar otak tidak kekurangan nutrisi sehingga seseorang dapat bekerja produktif.(27)
Terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya
faktor psikologis siswa, dimana terdiri dari taraf kecerdasan dan motivasi dalam diri
siswa itu sendiri. Taraf kecerdasan yaitu salah satunya daya ingat. Sedangkan
motivasi belajar, jika siswa menyadari penting dan perlunya belajar. Faktor dari luar
juga sangat berpengaruh seperti bimbingan orang tua dan temannya bergaul.(28)
Siswa yang memiliki prestasi belajar kurang memiliki asupan protein baik
dapat disebabkan daya serap tubuh terhadap zat gizi protein yang terkandung dalam
makanan tidak optimal. Bisa saja diakibatkan oleh interkasi antar zat gizi dalam
makanan. Jika kemampuan menyerap makanan yang baik tapi kualitas dari makanan
yang dimakan sudah menurun akan mengakibatkan berkurangnya zat gizi yang
diserap tubuh. Menurunnya kualitas makanan yang dimakan dapat diakibatkan oleh
kurangnya pengetahuan ibu dalam mengolah bahan makanan, Misalnya memotong
sayuran kemudian mencucinya, makanan akan kehilangan mineral dan vitamin
penting dalam proses pencucian tersebut. Memasak telur dengan waktu yang terlalu
lama, menyebabkan protein dalam telur menjadi rusak.
Beberapa siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik tetapi memiliki
asupan protein yang kurang dapat disebabkan siswa tersebut memang memiliki
kondisi psikologis yang baik sewaktu ujian, atau memiliki kecerdasan secara genetik,
minat, bakat, motivasi serta kemampuan belajar yang baik terhadap mata pelajaran
tertentu atau memang menyenangi mempelajari suatu mata pelajaran tertentu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Masih terdapat status gizi kurus ( 4,8 % ) pada siswa SD Muhammadiyah Surau
Gadang Kota Padang
b. Kurang dari setengah ( 24,2 % ) asupan energi siswa SD Muhammadiyah Surau
Gadang Kota Padang tergolong kurang
c. Asupan protein ( 50 % ) siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang
tergolong baik
d. Prestasi belajar lebih dari separoh ( 69,4 % ) siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang
Kota Padang tergolong kurang
e. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel asupan energi dengan prestasi
belajar siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018, p > 0,05
f. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel asupan protein dengan
prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Tahun 2018
g. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel status gizi ( IMT/U ) dengan
prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018, p
> 0,05
B. Saran :
a. Diadakan penyuluhan mengenai jajanan sehat bagi siswa
b. Perlu diadakan penyuluhan kepada orang tua mengenai pola makan sehat dan
makanan yang bergizi bagi anak agar bagi siswa yang berstatus gizi kurang bisa
berubah kedepannya serta penyuluhan untuk meningkat kan prestasi belajar anak
dengan didukung peran orang tua dan motivasi dari orang tua didalamnya.
c. Perlu diadakan penyuluhan kepada para guru tentang meningkatkan prestasi belajar
dengan cara mengajar yang lebih mudah di terima dan dimengerti murid
d. Bagi sekolah agar ditingkatkan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang
meningkatkan prestasi siswa
DAFTAR PUSTAKA
1. Simamora H. Manajemen Sumber Manusia. 1997.
2. Tevin. Hubungan Antara Asupan Protein Hewani dan Nabati dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor; 2016.
3. Isdaryanti C. Asupan Energi Protein, Status Gizi, dan Prestasi Belajar Anak Sekolah
Dasar Arjowinangun 1 Pacitan. Univ Gajah Mada. 2007 4. Darmadi H. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa. Yogyakarta: Deeplublish; 2017. 5. Bambang MAW. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan [Internet]. Vol. 40. 2012. p.
631. Available from: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cbdv.200490137/abstract%5Cnhttp://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1525/ae.1985.12.2.02a00020/abstract%5Cnhttp://doi.wiley.com/10.1525/aa.2005.107.1.019%5Cnhttp://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=_qPSLy9564cC&oi
6. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2013. 7. Hayatus, Rosita, Herman, Rahmatina, Sastri S. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi
Belajar Siswa Sekolah Dasar Negri 01 Guguk Malintang Kota Padangpanjang. J Kesehat Andalas [Internet]. 2014;3(3):462–7. Available from: http//:jurnal.fk.unand.ac.id
8. Cakrawati D, NH M. Bahan Pangan Gizi Dan Kesehatan. Bandung: ALFABETA,cv;
2012. 9. Dr Faisal Yatim, DTM & H M. 30 gangguan kesehatan pada anak usia sekolah.
Jakarta: Pustaka Obor Indonesia; 2013. 10. Rachman IA. Gambaran Asupan Makanan, Status Gizi, dan Prestasi Belajar Murid SD
Negeri No 18 Pulau Burung Loe ll Kecamatan Pulau Pulau IX Kabupaten Sinjai Tahun 2011 Skripsi. 2011.
11. Adriani Merryana. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: KENCANA PERDANA
MEDIA GRUP; 2012. 12. Dewa nyoman Supariasa, Bachyar Bakri IF. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC; 2002. 13. DR. ARI ISTIANY MS, DR. RUSILANTI MS. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya; 2013. 14. Dr. Ahmad Jauhari, M.Scdan Nita bNasution SKN. Nutrisi dan Keperawatan. Jakarta;
2015. 15. Suhardjo. Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius; 1992.
16. Laode Muhamad Sety DP. TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN, KEBIASAAN
MAKAN PAGI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 7 KENDARI. Fak Kesehat Masy Univ Halu Oleo Kendari.
17. Almatsier S. Penuntun Diet – edisi terbaru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
2004. 18. Suhardjo & Clara M.Kusharto. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius; 1992. 19. DR. Merryana Adriani, SKM. MK. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group; 2012. 20. Miayabni, A AM. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta; 2010.
21. Eri Yuniar Akhmad B.S., S.Kep N. Diet Sehat dan Aman Untuk Anak-anak. 2017. 22. Ida Mardalena, S.Kep., Ners. MS. Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2007. 23. Smp ADI, Devi M. Korelasi perilaku makan dan status gizi terhadap prestasi belajar
siswa program akselerasi di smp. Univ Stuttgart. 2011;34(2):179–90. 24. dr. M.C. Widjaja. Gizi Tepat utk Perkembangan Otak & Kesehatan Balita. Jakarta:
KawanPustaka; 2008. 25. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. EGC. Jakarta
26. Sorhaindo A, Feinstein L. Relationship between child nutrition and school outcomes. London: Center for Research on the Wider Benefits of Learning Institute of Education; 2006.
27. Hardinsyah. 2009. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Diktat Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB. Bogor 28. Kartono. 2002. Psikologi Belajar. Rajawali Pers. Jakarta
29. Anindya. Kebutuhan gizi seimbang anak usia sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2009
Lampiran A
PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPODEN
Saya yang bertanda tangan di bawahini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Kelas :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden penelitian dan membantu segala
sesuatu yang berhubungan dengan penelitian atas nama Essy Syakira dengan judul
Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi dan Prestasi Belajar di
Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018
Padang, Juni 2018
( )
Lampiran B
KodeResponden
DATA RESPONDEN
I. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jenis kelamin : L/P
c. Tanggal Lahir :
d. Umur :
e. Kelas :
II. Status Gizi
a. BB :
b. TB :
c. IMT :
d. Status Gizi :
III. Identitas keluarga
Lampiran C
KodeResponden
Format Semi Quantitative Food Frequency (SQ-FFQ)
UR
UT
NAMA BAHAN MAKANAN
HARI MGGU BLN JML PORSI Berat (gr) (1=3) (1-7) (1-4) (/bln) (/xmkn)
PADI_PADIAN 1 BerasGiling 2 Berasketanputih 3 Jagungputihpipil 4 Tepungberas 5 Tepungmaizena 6 Tepungterigu 7 Mie kering 8 Supermie 9 Buburnasi 11 Buburtepung 10 Roti tawarmanis 11 Biscuit 12 Donat 13 Kuenagasari 14 Mie bakso 15 Wafer UMBI-UMBIAN 1 Kentang 2 Singkongputih 3 Ubijalarputih 4 Talas 5 Tepungsagu 6 Bengkuang
P. HEWANI 1 Dagingayam 2 Dagingsapi 3 Telurayam 4 Belut 5 Ikantongkol 6 Udangsegar 7 Ikansegar 8 Ikanasinbelanak 9 Telurayam 10 Rempeloayam 11 Otak 12 Kerang 13 Cumi-cumisegar
14 Ikanterinasikering 15 Kerupukudang 16 Sususapi 17 Tepungsusu 18 Susukentalmanis LEMAK & MINYAK 1 Margarin 2 Minyakikan 3 Minyakkelapa 4 Minyakkelapasawit 5 Minyakwijen 6 Minyakkacangtanah 7 Minyaksayur, dll
KACANG2AN 1 Kacanghijau 2 Kacangkedele 3 Kacangmerah 4 Kacangpanjangbiji 5 Kacangtanah 6 Tahu 7 Tempe kedelemurni 8 Kecap 9 Bubur kac.ijo
BUAH/BIJI BERMINYAK 1 Kelapatuadaging 2 Santan 3 Jengkol
G U L A 1 Gulapasir 2 Gulaaren 3 Madu 4 Meises 5 Permen 6 The 7 Coklat
SAYUR 1 Rebungmentah 2 Koolmerah/putih 3 Bayamsegar 4 Kembangkoolmentah 5 Daunkatukmentah 6 Daunlabuwaluh 7 Daunlobak 8 Daunpakis 9 Daunsingkongmentah 10 Daunubijalar 11 Kangkung 12 Buncismentah 13 Jamurkuping 14 Krai/mentimun 15 Labukuning 16 Labusiammentah 17 Lobakmentah 18 Sawihijau 19 Terongbelanda/ungu 20 Toge 21 Tomatmasak 22 Wortelmentah BUAH 1 Alpokat 2 Apel 3 Belimbing 4 Durian 5 Jambu air 6 Jerukmanis 7 Mangga 8 Nanas 9 Nangkamasak 10 Pepaya 11 Pisangambon 12 Rambutan 13 Salak 14 Sawo 15 Semangka 16 Sirsak 17 Sambal
18 Saostomat 19 Sayurasem 20 Sayur sop Lain-lain 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pewawancara : __________________________ Tgl. Wawancara : __________________________
Lampiran D
EstimasiAnggaranBiayaPenelitian
No Kegiatan Biaya
1 Kunjunganke SD Muhammadiyah Rp. 50.000
2 Melakukanpenelitian di SD Muhammadiyah Rp. 150.000
3 Print danfotokopi proposal Rp. 450.00
4 Transportasi Rp. 150.000
TOTAL Rp.800.000
Lampiran E
Lampiran SPSS
1. Jenis Kelamin
Statistics
JENIS KELAMIN
UMUR SISWA
N Valid 62 62
Missing 0 0
Mean 1.42 9.47
Median 1.00 9.00
Mode 1 9
Std. Deviation .497 2.201
Minimum 1 5
Maximum 2 15
Sum 88 587
JENIS KELAMIN
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid LAKI LAKI 36 58.1 58.1 58.1
PEREMPUAN 26 41.9 41.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
2. Umur
UMUR SISWA
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 5 1 1.6 1.6 1.6
6 4 6.5 6.5 8.1
7 6 9.7 9.7 17.7
8 11 17.7 17.7 35.5
9 15 24.2 24.2 59.7
10 2 3.2 3.2 62.9
11 12 19.4 19.4 82.3
12 6 9.7 9.7 91.9
13 2 3.2 3.2 95.2
14 2 3.2 3.2 98.4
15 1 1.6 1.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
3. Z-SCORE IMT/U
Statistics
Z SCORE IMT/U N Valid 62
Missing 0
Mean -.4279
Median -.3800
Mode -1.67a
Std. Deviation 1.10950
Variance 1.231
Range 5.37
Minimum -2.79
Maximum 2.58
Sum -26.53
4. KATEGORI IMT/U
KAT IMT/U
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KURUS 3 4.8 4.8 4.8
NORMAL 54 87.1 87.1 91.9
GEMUK 2 3.2 3.2 95.2
OBESITAS 3 4.8 4.8 100.0
Total 62 100.0 100.0
5. KATEGORI IMT/U
KAT IMT/U BETUL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK NORMAL 8 12.9 12.9 12.9
NORMAL 54 87.1 87.1 100.0
Total 62 100.0 100.0
6. ASUPAN ENERGI
Statistics
ENERGI N Valid 62
Missing 0
Mean 1.717E3
Median 1.691E3
Mode 671.1a
Std. Deviation 3.1843E2
Variance 1.014E5
Range 2081.1
Maximum 2752.2
Sum 1.1E5
7. KAT ASUPAN ENERGI
KAT E 100
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KURANG 15 24.2 24.2 24.2
BAIK 47 75.8 75.8 100.0
Total 62 100.0 100.0
8. ASUPAN PROTEIN
Statistics
PROTEIN N Valid 62
Missing 0
Mean 42.903
Median 41.500
Mode 30.0a
Std. Deviation 13.8110
Variance 190.745
Range 67.0
Maximum 88.0
Sum 2660.0
9. KAT ASUPAN PROTEIN
KAT P 100
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KURANG 31 50.0 50.0 50.0
BAIK 31 50.0 50.0 100.0
Total 62 100.0 100.0
10. PRESTASI BELAJAR
Statistics
RATARAFOR N Valid 62
Missing 0
Mean 69.8944
Median 70.0550
Mode 69.00
Std. Deviation 8.67325
Variance 75.225
Range 35.00
Minimum 49.78
Maximum 84.78
Sum 4333.45
11. KAT PRESTASI BELAJAR
KAT RATARAFOR 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KURANG 43 69.4 69.4 69.4
BAIK 19 30.6 30.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
12. UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ENERGI .098 62 .200* .955 62 .025
PROTEIN .126 62 .015 .925 62 .001
PRESTASI BELAJAR .092 62 .200* .971 62 .151
Z SCORE IMT/U .079 62 .200* .964 62 .066
13. HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DENGAN PRESTASI BELAJAR
KAT P 100 * KAT RATARAFOR Crosstabulation
KAT RATARAFOR
Total KURANG BAIK
KAT P 100 KURANG Count 24 7 31
Expected Count 21.5 9.5 31.0
% within KAT P 100 77.4% 22.6% 100.0%
BAIK Count 19 12 31
Expected Count 21.5 9.5 31.0
% within KAT P 100 61.3% 38.7% 100.0%
Total Count 43 19 62
Expected Count 43.0 19.0 62.0
% within KAT P 100 69.4% 30.6% 100.0%
14. UJI CHI-SQUARE ASUPAN PROTEIN DENGAN PRESTASI BELAJAR
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.897a 1 .168 Continuity Correctionb 1.214 1 .271 Likelihood Ratio 1.914 1 .167 Fisher's Exact Test .270 .135
Linear-by-Linear Association 1.867 1 .172 N of Valid Casesb 62
15. HUBUNGAN IMT/U DENGAN PRESTASI BELAJAR Correlations
Z SCORE IMT/U
PRESTASI BELAJAR
Z SCORE IMT/U Pearson Correlation 1 -.051
Sig. (2-tailed) .692
N 62 62
PRESTASI BELAJAR Pearson Correlation -.051 1
Sig. (2-tailed) .692 N 62 62
16. HUBUNGAN ASUPAN ASUPAN ENERGI DENGAN PRESTASI BELAJAR
Correlations
ENERGI
PRESTASIBELAJAR
ENERGI Pearson Correlation 1 -.229
Sig. (2-tailed) .074
N 62 62
PRESTASIBELAJAR Pearson Correlation -.229 1
Sig. (2-tailed) .074 N 62 62
Lampiran F
MASTER TABEL
nama umur
TTL JK energi akg e % E (100%)
P akg P
% P (100%)
Kat E
Kat P
IMT Kat IMT
Rata Rafor
Kat rfor
abimayu 8.0 24/03/2009 L 1241.0 1850.0 67.0 23.0 49.0 46.9 K K -0.74 N 70.11 K
airani 7.0 09/10/2010 P 1341.7 1850.0 72.52 27.0 49.0 55.1 K K -1.67 N 58.11 K
akbar 7.0 06/02/2011 L 1625.6 1850.0 87.87 41.0 49.0 83.6 B B -1.45 N 50.89 K
aldi 9.0 15/03/2008 L 1912.8 1850.0 103.3 49.0 49.0 100.0 B B 0.29 N 75.6 B
aldo 8.0 24/4/2009 L 1670.5 1850.0 90.2 30.0 49.0 61.2 B K -0.04 N 72.89 K
alvin 11.0 09/01/2007 L 1913.8 2100.0 91.1 36.0 56.0 64.2 B K 0.75 N 64.44 K
andra 14.0 05/06/2003 L 1570.9 2475.0 63.4 71.0 72.0 98.6 K B -0.16 N 61.11 K
andre 8.0 05/06/2009 L 1042.5 1850.0 56.3 30.0 49.0 61.2 K K -1.67 N 83.88 B
andri 14.0 05/06/2003 L 1709.5 2475.0 69.0 46.0 72.0 63.8 K K -0.18 N 67.56 K
arif 12.0 20/03/2005 L 2086.5 2100.0 99.3 48.0 56.0 85.7 B B -1.15 N 73.38 K
angrainy 7.0 23/3/2011 P 1584.6 1850.0 85.6 30.0 49.0 61.2 B K -1.32 N 66.7 K
silvana 9.0 1/1/2009 P 2023.3 1850.0 109.36 47.0 49.0 95.9 B B 2.57 T 84.5 B
dana ayu 11.0 14/09/2006 P 1640.1 2000.0 82.0 39.0 60.0 65.0 B K -1.06 N 70.56 K
diral 10.0 06/07/2007 L 1706.1 2100.0 62.19 45.0 56.0 80.3 K B -1.14 N 77.44 B
egi eka 9.0 4/1/2009 L 2354.4 1850.0 127.0 88.0 49.0 179.5 B B 0.31 N 69.38 K
fakhrizal 9.0 31/08/2008 L 1364.1 1850.0 73.7 26.0 49.0 53.06 K K -0.83 N 82.2 B
fauzi 11.0 12/05/2006 L 2048.8 2000.0 102.4 42.0 56.0 75.0 B K 1.74 T 55.89 K
febi 9.0 3/2/2009 P 1740.4 1850.0 94.05 42.0 49.0 85.7 B B -0.11 N 50.0 K
febri 8.0 02/02/2010 L 1515.6 1850.0 81.92 49.0 49.0 100.0 B B -0.92 N 69.0 K
firania 5.0 13/6/2012 P 1621.1 1600.0 101.3 39.0 35.0 111.4 B B -0.01 N 80.25 B
ibnu 9.0 01/01/2009 L 1670.2 1850.0 90.2 34.0 49.0 69.3 B K -0.02 N 55.78 K
ihsan 13.0 29/03/2004 L 1774.1 2475.0 71.6 35.0 72.0 48.6 K K -0.22 N 63.89 K
ikhsan 8.0 05/05/2009 L 1699.2 1850.0 91.84 42.0 49.0 85.7 B B 0.12 N 78.0 B
ilham 11.0 15/10/2006 L 1851.5 2100.0 88.16 50.0 56.0 89.2 B B -0.06 N 77.89 B
imam 8.0 25/05/2009 L 671.1 1850.0 36.27 21.0 49.0 42.9 K K -1.8 N 82.0 B
ivan 8.0 01/01/2010 L 1811.9 1850.0 97.94 38.0 49.0 77.5 B K -0.85 N 80.13 B
jery 7.0 2/1/2011 L 1496.5 1850.0 80.89 33.0 49.0 67.3 B K -0.34 N 71.75 K
keysa 9.0 14/01/2009 P 1517.0 1850.0 82.0 30.0 49.0 61.2 B K -1.45 N 70.89 K
ivana 6.0 4/6/2011 P 1751.5 1600.0 109.4 36.0 35.0 102.0 B B -2.02 T 75.88 B
juana 7.0 4/10/2011 P 1677.3 1850.0 90.66 38.0 49.0 77.5 B K -1.53 N 69.0 K
m. husen 10.0 25/01/2008 L 2212.3 2100.0 105.3 69.0 56.0 123.2 B B 2.58 T 73.63 K
m. iqbal 6.0 13/02/2012 L 1675.0 1600.0 104.6 36.0 35.0 102.8 B B -2.79 T 59.67 K
rayhan 11.0 04/01/2007 L 1708.3 2100.0 81.3 61.0 56.0 108.9 B B 0.97 N 69.78 K
m. zifan 12.0 30/03/2005 L 1909.6 2100.0 90.9 44.0 56.0 78.5 B K 0.44 N 49.78 K
m.akbar 8.0 20/12/2009 L 1576.5 1850.0 85.2 49.0 49.0 100.0 B B 0.62 N 75.44 B
m.akil 6.0 24/08/2011 L 1527.8 1600.0 95.48 30.0 35.0 85.7 B B 0.21 N 75.89 B
melsa 11.0 05/04/2006 P 1683.5 2000.0 84.0 58.0 60.0 96.6 B B 0.41 N 70.0 K
arsat 15.0 26/02/2003 L 2213.4 2475.0 89.4 66.0 72.0 91.6 B B -1.35 N 72.22 K
murni 13.0 15/07/2004 P 1861.9 2125.0 87.6 46.0 69.0 66.6 B K 0.77 N 62.67 K
natasya 6.0 14/03/2011 P 1432.9 1600.0 89.5 27.0 35.0 77.14 B K -0.26 N 69.0 K
nelsa 12.0 04/09/2005 P 1874.7 2000.0 93.7 65.0 60.0 108.3 B B -1.05 N 63.11 K
niko deri 9.0 02/08/2008 L 1465.7 1850.0 79.22 33.0 49.0 67.3 K K -1.59 N 83.0 B
nur 12.0 14/11/2005 P 2752.2 2000.0 137.61 73.0 60.0 121.6 B B 2.12 T 66.89 K
oca dina 9.0 30/06/2008 P 1953.0 1850.0 105.5 50.0 49.0 102.04 B B -0.56 N 79.67 B
putra 9.0 28/7/2008 L 1922.9 1850.0 103.9 44.0 49.0 89.7 B B -1.79 N 76.11 B
rafinto 11.0 08/04/2006 L 2028.4 2100.0 96.59 54.0 56.0 96.4 B B -0.25 N 68.11 K
rahayu 9.0 02/05/2008 P 1816.3 1850.0 98.17 53.0 49.0 108.1 B B -0.92 N 56.22 K
reni putri 11.0 17/04/2006 P 2410.2 2000.0 120.5 75.0 60.0 125.0 B B 1.29 T 61.78 K
revany 7.0 21/7/2010 P 1351.7 1850.0 73.06 42.0 49.0 85.7 K B -0.03 N 72.88 K
rindu 11.0 15/08/2006 P 1871.7 2000.0 93.5 39.0 60.0 65.0 B K 0.05 N 68.89 K
riski 11.0 12/04/2006 L 1703.3 2100.0 81.1 36.0 56.0 64.2 B K -1.5 N 62.0 K
safitri 11.0 24/10/2006 P 1829.9 2000.0 91.4 36.0 56.0 64.2 B K -0.15 N 68.56 K
selvi 9.0 16/09/2008 P 1643.5 1850.0 88.83 33.0 49.0 67.3 B K -0.32 N 78.75 B
serin 8.0 08/12/2009 P 1404.3 1850.0 75.9 29.0 49.0 59.1 K K -1.57 N 66.56 K
silvia 9.0 16/9/2008 P 1568.6 1850.0 84.7 49.0 49.0 100.0 B B -0.42 N 84.78 B
surya 12.0 08/01/2006 L 1666.9 2100.0 79.37 43.0 56.0 76.7 K K -0.7 N 56.67 K
tuah 9.0 14/08/2008 L 1820.2 1850.0 98.38 44.0 49.0 89.7 B B -1.69 N 73.44 K
yoga 8.0 28/2/2010 L 1869.3 1850.0 101.04 35.0 49.0 71.4 B K -0.63 N 78.75 B
zahra 11.0 24/05/2006 P 1300.6 2000.0 65.0 24.0 60.0 40.0 K K -2.24 T 72.33 K
quljanah 12.0 14/02/2006 P 1565.5 2000.0 78.2 35.0 60.0 58.3 K K -0.46 N 68.33 K
zola 8.0 21/8/2009 P 1584.5 1850.0 85.64 45.0 49.0 91.8 B B 0.3 N 72.22 K
zulpatli 9.0 14/06/2008 L 1613.1 1850.0 87.1 32.0 49.0 65.3 B K -1.06 N 67.22 K
Lampiran G