HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SURAU GADANG KOTA PADANG TAHUN 2018 Tugas Akhir Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Oleh : ESSY SYAKIRA NIM : 152110132 JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG TAHUN 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
SURAU GADANG KOTA PADANG TAHUN 2018
Tugas Akhir
Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG JURUSAN GIZI Tugas Akhir, Juni 2018 ESSY SYAKIRA Hubungan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Tahun 2018 Viii +62 halaman, 6 tabel, 6 grafik, 8 lampiran ABSTRAK
Prestasi Belajar merupakan penilaian kegiatan belajar yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Konsumsi pangan yang bergizi bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan belajar seseorang. Zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan zat gizi lain berperan dalam proses berpikir, daya konsentrasi dan efisiensi belajar. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kekurangan gizi kronis berhubungan erat dengan pencapaian akademik murid yang semakin rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara asupan energi, protein dan status gizi dengan prestasi belajar Anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018.
Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Dilaksanakan di SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang pada bulan September 2017 hingga Juni 2018. Sampel penelitian seluruh murid Sekolah Dasar yang berjumlah 62 orang. Data primer diambil melalui pengukuran antropometri untuk BB dan TB serta wawancara SQ-FFQ. Data sekunder meliputi rata-rata rafor.Dilakukan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian univariat menunjukan status gizi siswa kurus, gemuk dan obesitas sebanyak 4,8 %, 3,2 % dan 4,8 %. Asupan energi kurang sebanyak 24,2 %, asupan protein kurang sebanyak 31 % dan prestasi belajar kurang sebanyak 69,4 %. Hasil penelitian bivariat menunjukan tidak adanya hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan prestasi belajar, hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar tidak bisa dilihat karna terdapat sel yang kosong, dan tidak adanya hubungan yang bermakna antara asupan energi dan protein dengan prestasi belajar.
Saran kepada siswa untuk meningkatkan asupan energi dan protein sehingga status gizi baik dan meningkatkan prestasi belajar.
Kata kunci : Energi, Protein, IMT/U, Prestasi Belajar
Daftar pustaka 29 ( 1992-2017 )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS
Nama : Essy Syakira
Tempat/ Tanggal Lahir : Bukittinggi, 30 Oktober 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 (Satu)
Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga)
Agama : Islam
Suku : Pisang
Status : Belum Menikah
Alamat : Cingkariang, Kabupaten Agam, Kecamatan
Banuhampu
Nama Orangtua
Ayah : Almarhum Eka Satria
Pekerjaan : -
Ibu : Sisca Yunita Fitri
Pekerjaan : Petani
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 13 Cingkariang, Tamat Tahun 2009
2. SMPN 1 Banuhampu, Tamat Tahun 2012
3. SMAN 2 Bukittinggi, Tamat Tahun 2015
4. Jurusan Gizi Politeknik Kementrian Kesehatan Padang, Tamat Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“Hubungan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
Anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018”
Penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.
Penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari bapak Dr. Fauzi Arasj,
SKM, M.Kes selaku pembimbing utama dan bapak M. Husni Thamrin, STP, MP
selaku pembimbing pendamping dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dan berbagai
pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Ucapan terima kasih ini yang penulis tujukan kepada :
1. Bapak Dr. Burhan Muslim SKM, MSi selaku Direktur Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang
2. Ibu Hasneli, DCN, M. Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang
3. Ibu Kasmiyetti, DCN, M Biomed selaku Ka. Prodi D III Jurusan Gizi
4. Ibu Novelasari, SKM, M.Kes dan Ibu Hasneli, DCN, M.Biomed selaku
penguji I dan penguji II yang memberikan masukan-masukan yang
bermanfaat bagi peneliti
5. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di Politeknik Kementrian Kesehatan Padang
yang telah memberikan ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini
6. Para staf dan instruktur di Politeknik Kementrian Kesehatan Padang
7. Kepada orang tua, kakak, dan adik tercinta yang telah memberikan semangat,
kasih sayang, dan motivasi selama pembuatan Tugas Akhir ini
8. Teman-teman senasib dan seperjuangan yang telah membantu dan menemani
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
9. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi para pembaca dan penulis
sendiri.
Amin ya rabbal ‘alamin
Padang, Juni 2018
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP PENULIS
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. vi
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 4
1. Tujuan Umum ................................................................................................................. 4
2. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 7
A. Kajian Teori ........................................................................................................................ 8
1. Status Gizi Anak Sekolah .................................................................................................... 9
a. Anak Sekolah Dasar ........................................................................................................ 9
b. Status Gizi Anak Sekolah.............................................................................................. 10
A.) Pengukuran Antropometri ....................................................................................... 10
B.) Parameter Antropometri .......................................................................................... 12
2. Asupan Energi dan Protein ......................................................................................................... 15
a. Asupan Energi ............................................................................................................... 22
b. Asupan Protein .............................................................................................................. 23
c. Gizi Seimbang Anak Sekolah ....................................................................................... 23
3. Prestasi Belajar Anak Sekolah………... ........................................................................... 24
a. Prestasi Belajar……………………………………………………………...25 1. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………………26
2. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ………………………........28
3. Pengaruh Gizi Terhadap Prestasi Belajar………………………………..29
B. Kerangka Teori……………………………………………………..................30
C. Kerangka Konsep……………………………………………………………..31
D. Hipotesis………………………………………………………………………32
E. Defini Operasional…………………………………………………………….33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 36
A. Desain Penelitian .............................................................................................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................................... 36
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................................... 36
D. Jenis dan Pengumpulan Data .................................................................................................... 37
E. Teknik Pengolahan Data ................................................................................................... 38
F. Analisis Data ..................................................................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 40
A. Gambaran umum sekolah ................................................................................................. 40
B. Gambaran Umum Sampel.................................................................................................... 40
C. Hasil…………………………………………………………………………......42 1.Analisis Univariat........................................................................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 61
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia……………………………..13
Tabel 2 Klasifikasi Status gizi gizi berdasarkan Buku Antropometri…………….....13
Tabel 3 Angka Kecukupan Energi dan Protein rata-rata untuk anak umur 7 – 12 tahun……. 15
Tabel 4 Distribusi Statistik Variabel Penelitian……………………………………...40
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas………………………………………………………...45
Tabel 6 Hubungan Asupan Protein dengan Prestasi Belajar murid SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018…………………………………………………………………………. 46
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Distribusi Frekuensi Siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Tahun 2018 Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………………………………………………….39
Grafik 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur…………………………………………………………………………………40
Grafik 3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Status Gizi ( IMT/U ) di SD
Muhammadiyah Surau Gadang Padang Tahun 2018……………………………...................................................................41
Grafik 4 Distribusi Frekuensi Siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Padang Tahun 2018 Menurut Asupan Energi……………………………………………………………………….42
Grafik 5 Distribusi Frekuensi Siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Padang Tahun 2018 Menurut Asupan Protein………………………………………………………………………43
Grafik 6 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Prestasi Belajar di SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018…………………………………………………...............................44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Pernyataan persetujuan responden
Lampiran B : Data responden
Lampiran C : Form SQ-FFQ
Lampiran D : Estimasi Anggaran Biaya Penelitian
Lampran E : Lampiran SPSS
Lampiran F : Mater Tabel
Lampiran G : Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang maju adalah bangsa yang memilki sumberdaya manusia yang
berkualitas. Sumberdaya manusia ( SDM ) yang berkualitas sangat menentukan
keberhasilan pembangunan bangsa. SDM yang berkualitas didapat dari proses
pendidikan. Pendidikan dikemas melalui kegiatan belajar secara konsisten dan
dikombinasikan dengan pengembangan karakter sejak usia kanak-kanak.(1)(2)
Salah satu indikator untuk menilai tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya
Manusia adalah adalah Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ). Tiga faktor utama
penentu IPM yaitu, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut erat
kaitannya dengan status gizi masyarakat. Karena, anak yang memperoleh makanan
yang adekuat sejak dari kandungan (status gizi baik) akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal sesuai usianya dan mempunyai umur harapan hidup yang baik
(kesehatan).
Gizi dan kesehatan juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Salah satunya melalui konsumsi pangan yang bergizi, ini
bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan seseorang dalam mengembangkan
kapasitas serta kerja otak. (1).(2)
Gizi merupakan unsur yang sangat penting bagi pembentukan tubuh manusia
yang berkualitas.(5) Zat gizi makro merupakan zat gizi yang di perlukan dalam jumlah
besar, yaitu karbohidrat, protein dan lemak adalah berperan mengendalikan setiap
proses pencernaan.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi
baik terjadi saat asupan gizi harus seimbang dengan kebutuhan gizi seseorang yang
bersangkutan. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau
lebih zat gizi esensial, berdampak pada pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan
tubuh, struktur dan fungsi otak serta perilaku.(6) Kekurangan gizi kronis berhubungan
erat dengan pencapaian akademik murid sekolah yang semakin rendah.(7)
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi dan Indikator Kinerja Gizi tahun 2015 oleh
Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian
Kesehatan RI Maret 2016, anak status gizi kurus Kabupaten tertinggi Kepulauan
Mentawai 16.9 % dari 19 kabupaten di Sumatera Barat. Kota Padang berada pada
posisi 5 yaitu 11.7 % anak status gizi kurus. Kabupaten dengan status gizi anak kurus
terendah yaitu Solok dengan presentase 5 %.
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2016, Status gizi kurus tertinggi Kabupaten Tanah Datar 18,2 % dan
Kota Padang berada pada posisi kedua yaitu 14,4 %.
Anak usia sekolah merupakan anak yang berusia 6-12 tahun, masa ini anak
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga memerlukan asupan gizi yang
cukup.(6) Anak usia sekolah menghabiskan waktu sebanyak 6-7 jam di sekolah belum
termasuk kesibukan pelajaran tambahan, kegiatan ekstrakurikuler, bermain sehingga
pada usia ini cenderung tidak dapat memenuhi asupan zat gizi yang
direkomendasikan sesuai dengan usia mereka. Ini menyebabkan usia sekolah
merupakan usia yang rentan mengalami resiko masalah gizi.(2)
Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang
masa pertumbuhan dan perkembangan baik tubuh maupun otak, apabila makanan
tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, bila berlangsung lama, akan
menyebabkan perubahan metabolisme otak.(8)
Keadaan status gizi dan indeks prestasi merupakan gambaran apa yang
dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama, dapat berupa gizi
kurang maupun gizi lebih. Zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, maupun zat gizi
lainnya dalam metabolisme tubuh berperan dalam proses berpikir atau proses
penalaran serta daya konsentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar.(7)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang mengenai status gizi murid
SD se-kota Padang tahun 2016 Kecamatan Nanggalo dengan jumlah kurus 0,1 %
dari 1.5 % data seluruh kota murid se-kota Padang. Berdasarkan survey awal pada 4
Desember 2017 dari SD Muhammadiyah Padang, dari 8 orang siswa kelas 1 melalui
pengukuran BB dan TB yang dilakukan di bulan Oktober terdapat sekitar 65 % siswa
memiliki status gizi kurus menurut indeks IMT/U, indeks TB/U tinggi badan siswa
normal dan indeks BB/U sekitar 25 % siswa status gizi kurus.
SD Muhammadiyah merupakan salah satu sekolah dasar di Kecamatan
Nanggalo. SD Muhammadiyah belum pernah dilakukan penelitian mengenai asupan
energi dan protein dengan status gizi dan prestasi belajar di SD Muhammadiyah,
kondisi sekolah dengan fasilitas dan ruangan kelas terbatas, murid disana kebanyakan
tinggal di panti asuhan ( 20% ) dan tergolong ekonomi mengengah kebawah.
Berdasarkan latar belakang yang ada maka, peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi dan Prestasi Belajar anak
di Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang tahun
2018.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian penulis adalah apakah ada hubungan asupan
energi, protein dan status gizi dengan prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Padang tahun 2018.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan asupan energi, protein dengan status gizi dan
prestasi belajar anak di Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2018.
2. Tujuan khusus
a. Diketahunya distribusi frekuensi asupan energi di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
b. Diketahunya distribusi frekuensi asupan protein di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
c. Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
d. Diketahuinya distribusi frekuensi prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018.
e. Diketahui distribusi hubungan asupan energi, protein dan status gizi dengan
prestasi belajar anak di Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota
Padang tahun 2018.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat menambah wawasan peneliti dan peneliti dapat
menerapkan ilmu yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan dalam
melakukan penelitian.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai Hubungan Asupasan
Energi, protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar anak Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018.
3. Bagi Sekolah
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pimpinan sekolah dan guru mengenai status murid, serta
Hubungan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
anak Sekolah Dasar Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun
2018.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan
energi, protein dan status gizi dengan prestasi belajar anak di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2018.
Pengukuran status gizi dengan indeks BB/U, TB/U, BB/TB dan
IMT/U. Untuk mendapatkan data berat badan dan tinggi badan digunakan
timbangan injak digital dan mikrotoa. Pengukuran prestasi belajar dengan
melihat nilai rapor anak. Asupan energi dan protein anak dilakukan dengan
metode SQ- FFQ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Status Gizi Anak Sekolah
a. Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun. Di
Indonesia anak usia tersebut adalah anak usia sekolah dasar.(9) Anak usia
sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami pertumbuhan, baik
pertumbuhan intelektual, emosional, maupun pertumbuhan tubuh. Pada usia
sekolah perkembangan dan pertumbuhan tidak secepat pada masa balita,
namun memerlukan perhatian akan kecukupan gizi. Pengaruh gizi dan
kesehatan pada pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah sangat
penting. Sehingga pemberian makanan dengan gizi seimbang akan
memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan
fisik anak.(10)
b. Status Gizi Anak Sekolah
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan.
Status gizi merupakan penampilan seseorang akibat keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang
dikonsumsi. Status gizi pada dasarnya merupakan gambaran kesehatan
sebagai refleksi dari konsumsi pangan dan penggunaannya oleh tubuh. (11)
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu :(11)
1) Faktor langsung
Yaitu : asupan berbagai makanan dan penyakit
2) Faktor tidak langsung
Yaitu : ekonomi keluarga, produksi pangan, budaya, kebersihan
lingkungan.
Penilaian status gizi terbagi 2 yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung yaitu antropometri, biokimia, klinis dan
biofisik. Sedangkan secara tidak langsung yaitu survey konsumsi
makanan, statistik vital, faktor ekologi.(12)
Untuk mengukur ststus gizi seseorang dapat digunakan berbagai cara,
salah satunya antropometri. Antropometri anak sekolah dasar adalah
pengukuran status gizi dari ketidakseimbangan antara pemasukan kalori
dan dan protein pada usis sekolah dasar.(5)
A) Pengukuran Antropometri
Antropometri yaitu ukuran dari tubuh..(5)Antropometri
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan energi dan
protein.(12) mengukur status gizi seseorang dapat digunakan.(5)
Kelebihan Antropometri : (13)
1. Prosedur sederhana, aman
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama
4. Tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6. Dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
Kelemahan Antropometri :(13)
1. Tidak sensitif yaitu tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran
antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan
alat atau kesulitan pengukuran.
B) Parameter Antropometri
Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain :
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit. Untul anak sekolah
dasar parameter yang di gunakan umur, berat badan dan tinggi badan.(5)
1) Umur
Kesalahan dalam penentuan umur akan menyebabkan intrepetasi status
gizi menjadi salah. Untuk melengkapi data umur dilakukan dengan :(5)
1. Meminta surat kelahiran atau kartu keluarga
2. Mencocokkan kelendar lokal dengan kelender nasional
3. Berdasarkan daya ingat orang tua atau berdasarkan kejadian pentig
4. Membandingkan anak dengan anak tetangga
2) Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling baik, mudah
terlihat perubahannya dalam waktu singkat karna perubahan konsumsi
makanan.(5)
3) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter antropometri yang
menggambarkan keadaan masa lalu dan sekarang. Pengukuran tinggi
badan anak sekolah menggunakan alat pengukur tinggi badan
mikrotoa dengan ketelitian 0,1 cm.(5)
C) Indeks Antropometri
Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri.(14)
Indeks antropometri yang digunakan untuk menentukan status gizi anak
sekolah diantaranya :
1.) Indeks Massa Tubuh Menurut Umur ( IMT/U )
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) merupakan alat yang sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai harapan hidup lebih panjang. IMT tidak bisa diterapkan
pada keadaan khusus ( penyakit ) lainnya seperti oedema, asites dan
hepatomegali.
Tabel 1 Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat
< 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan
17,0 – 18,5
Normal > 18,5 – 25 Gemuk Kelebihan berat badan
tingkat ringan > 25 – 27
Kelebihan berat badan tingkat beratb
> 27
( Sumber : Depkes, 1994. Pedoman Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa, Jakarta . hlmn. 4).
Tabel 2 Klasifikasi Status gizi gizi berdasarkan Buku Antropometri
Status Gizi Indeks IMT/U
Sangat Kurus <-3 SD Kurus -3 SD sampai <-2 SD
Normal >-2 SD sampai 1 SD Gemuk >1 SD sampai 2 SD Obesiats >2 SD
Kelebihan Indeks IMT/U : (12)
a. Biaya relative murah
b. Mudah pelaksanaan nya
Kelemahan Indeks IMT/U : (12)
a. Pada olahragawan pengukuran tidak akurat yang cendrung berada pada
kategori obesitas sebab banyak memiliki massa otot yang berlebih
b. Pada anak-anak pengukurannya tidak akurat sebab jumlah lemak tubuh akan
berubah seiring dengan pertunbuhan dan perkembangan tubuh
c. Untuk kelompok bangsa tertentu pengukuran ini tidak akurat karna harus
dimodifikasi dan mengikuti kebiasaan kelompok tertentu
c. Asupan Energi dan Protein
a. Asupan Energi
Kebutuhan energy seseorang menurut WHO/FAO ( 1985 ) adalah
berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi
seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat
aktifitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan memungkinkan
pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara social dan ekonomi.
Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui kebutuhan energi termasuk
kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan baru atau untuk sekresi ASI
yang sesuai dengan kesehatan.(16)
Tabel 3 Angka Kecukupan Energi dan Protein rata-rata untuk anak umur 4-15 tahun
Hasil penelitian Rosita Hayatus Sa’adah siswa SD Negeri 01 Guguk Malintang
Kota Padang panjang diperoleh status gizi normal 63,3%. Hasil ini lebih rendah dari
yang peneliti peroleh. Penelitian oleh Tazkya Amany, Rini Sekartini SDN 03 Pondok
Cina Depok Tahun 2015 diperoleh status gizi normal 46,40 %. Hasil ini lebih rendah
dari hasil yang peneliti peroleh.
Riskesdas ( 2013 ) menemukan status gizi anak usia 5 – 12 tahun kurus
sebanyak 11,2 %, terdiri dari 4 % kurus dan 7,2 % sangat kurus, status gizi gemuk
ditemukan sebanyak 18,8 % terdiri dari 10,8 % gemuk dan sangat gemuk 8,8 %.
Berdasarkan data ini, maka dapat disimpulkan bahwa murid SD 4,8 % yang kurus,
angka tersebut berada di atas rerata nasional.
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan
oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status gizi merupakan
penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat
gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi.(11)
Siswa yang memiliki status gizi yang kurang dapat disebabkan Status gizi
rendah disebabkan oleh Faktor langsung seperti asupan berbagai makanan dan
penyakit. Faktor tidak langsung seperti ekonomi keluarga, produksi pangan budaya,
kebersihan lingkungan.(11) Hasil wawancara dengan sampel menyatakan sampel jarang
makan pagi dan kadang malam, jarang sarapan pagi, jarang konsumsi protein bernilai
tinggi, lebih sering konsumsi telur, tahu, tempe serta protein yang dimakan tidak
bervariasi.
d. Prestasi belajar
Berdasarkan grafik 6, didapatkan ada sebanyak 69,4 % siswa memiliki prestasi
belajar yang baik. Prestasi belajar menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam pendidikan
tergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak tersebut.17
Hasil penelitian Laode Muhamad Sety dan Darisman Paeha SMP Negeri 7
Kendari hasil yang diperoleh 55,6 % prestasi belajar siswa baik. Hasil ini lebih
rendah dari yang peneliti peroleh. Penelitian lain oleh Rosita Hayatus Sa’adah siswa
SD Negeri 01 Guguk Malintang Kota Padang panjang diperoleh prestasi belajar baik
sebanyak 50 %. Hasil ini lebih rendah dari yang peneliti peroleh.
Siswa yang memiliki prestasi belajar kurang bisa disebabkan oleh sarana dan
prasarana sekolah juga merupakan salah satu faktor penentu prestasi belajar siswa. Di
SD Muhammadiyah Suaru Gadang ada beberapa sarana dan prasarana yang telah
terpenuhi seperti terdapat perpustakaan kecil di ruangan guru dan juga tidak terpenuhi
seperti ruangan kelas yang terlalu kecil, tidak ada ruang unit UKS, ruang laboratorium
dan ruang praktek.
Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi dua yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu motivasi, daya terima terhadap pelajaran,
daya ingat, kondisi psikologi yang berupa bakat, minat, kecerdasan. Faktor eksternal
yaitu kurikulum, guru/pengajar, kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar,
kemampuan mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung,
kemampuan memberikan tanggapan pada sebuah reaksi.(4)
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi bivariat didapatkan nilai p = 0,69 yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
prestasi belajar ( p < 0,05 ).
Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Rosita Hayatua ( 2013 )
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi
belajar dengan nilai p=0,020 ( p<0,05 ).
Penelitian juga dilakukan oleh Tazkya Amany, Rini Sekartini ( 2015 )
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan hasil
belajar dengan nilai ( p<0,05 ) dengan membandingkan status gizi dengan 2 mata
pelajaran IPA dan Bahasa Indonsesia dengan hasil p= 0,029 dan p= 0,019.
Status gizi kurang menyebabkan perkembangan otak yang tidak sempurna
yang menyebabkan kognitif dan perkembangan IQ terhambat serta kemampuan
belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa.(26)
Menurut Soemantri (2008) apabila makanan yang dikonsumsi tidak cukup
mengandung zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan
menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak. Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih
berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terganggu, badan lebih
kecil, jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan serta
ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak.
Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Untuk
lebih jelasnya mekanisme status gizi hingga prestasi belajar rendah dimulai dari anak
dengan status gizi rendah yang disebabkan kurang asupan makanan. Diketahui
makanan hanya mampu bertahan dalam lambung 6 – 8 jam, setelah itu lambung
kosong karena sari – sari makanan telah diserap dan diedarkan keseluruh tubuh, maka
untuk memenuhi kebutuhannya akan terjadi pemecahan glikogen, sehingga terjadi
deplesi jaringan yang kemudian menyebabkan perubahan biokimia, perubahan
fungsional dan perubahan anatomis tubuh.
Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Steffi Olivia Padriyani, Delmi Sulastri,
Nur Afrainin Syah ( 2013 ) menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara status gizi dengan prestasi belajar dengan nilai p= 0,882 ( p > 0,05 ). Penelitian
lain oleh Ahmawati Praptimahendra Rina ( 2008 ) menyatakan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar dengan nilai p=0,00 ( p <
0,05 ).
Hal ini menyatakan bahwa status gizi berdasarkan indeks IMT/U bukan satu-
satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak, karena masih banyak faktor
lain seperti sarana dan prasarana sekolah, waktu belajar, cara guru menerangkan
pelajaran dan cara siswa belajar, Seorang siswa yang bersikap apatis terhadap ilmu
pengetahuan cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak
mendalam. Sebaliknya, siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan
positif dari orang tuanya, akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan
kualitas hasil pembelajaran.(1)
Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah : (1)
Faktor yang berasal dari pihak siswa, misalnya kemampuan belajar, kebiasaan, bakat,
sikap, minat, motivasi, emosi, keadaan sosial, dukungan orang tua, hubungan dengan
keluarga, dan sebagainya. (2) Faktor yang berasal dari pihak guru misalnya
kemampuan guru dalam mengajar, kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, gaya
dan metode mengajar guru. (3) Faktor yang berasal dari sekolah, misalnya sistem
sosial di sekolah, kedisiplinan, hubungan sekolah dengan orang tua, dan kemampuan
memimpin kepala sekolah. (4) Faktor situasional, misalnya, keadaan lokasi sekolah
dan keadaan musim maupun iklim. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara
langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar di sekolah.(2)
b. Hubungan Asupan Energi dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi bivariat didapatkan nilai p = 0,69 yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
prestasi belajar ( p < 0,05 ).
Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Laode Muhamad Sety,
Darisman Paeha ( 2013 ) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
asupan energi dengan prestasi belajar dengan nilai p=0,005 ( p<0,05 ).
Sumber energi untuk tubuh diperoleh dari masukan protein, karbohidrat dan
lemak serta bahan makanan yang disimpan dalam tubuh khusunya cadangan lemak
dan alkohol. Lemak memberikan lebih dari dua kali jumlah kalori yang diberikan oleh
satu gram karbohidrat atau protein. Alkohol, bila di metabolism secara sempurna akan
menghasilkan hamper dua kali jumlah kalori dari satu gram karbohidrat atau protein
atau kira-kira 7 kilokalori setiap gram.(11)
Menurut Soemantri ( 1978 ) apabila makanan yang dikonsumsi mengandung
zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan berlangsung lama, akan menyebabkan
perubahan metabolisme dalam otak. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal.
Tidak adanya hubungan antara asupan energi dengan prestasi belajar
kemungkinan dipengaruhi faktor lain yang tidak di teliti peneliti seperti sarana dan
prasarana sekolah, waktu belajar, kemampuan guru menerangkan pelajaran, seberapa
sering siswa mengulang kembali pelajarannya, motivasi belajar, dukungan orang tua
dan sebaginya.
3. Hubungan asupan protein dengan prestasi belajar
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi bivariat didapatkan nilai p = 0,27 yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
prestasi belajar ( p < 0,05 ).
Penelitian ini sama dengan hasil penelitian Laode Muhamad Sety ( 2013 )
yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar.
Penelitian lain oleh Fitria Nanda Lustika ( 2014 ) menyatakan tidak ada hubungan
yang bermakna antara variabel asuapn protein dengan prestasi belajar.
Kurangnya nutrisi otak, seperti multivitamin, asam amino dan mineral, sangat
mempengaruhi daya maksimal otak, juga mempengaruhi stamina tubuh dan
kecerdasan seseorang. Saat pikiran atau otak lelah, tubuh juga akan merasakan lelah,
sehingga tidak bisa produktif. Untuk itu diperlukan pola makan yang baik dan teratur
agar otak tidak kekurangan nutrisi sehingga seseorang dapat bekerja produktif.(27)
Terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya
faktor psikologis siswa, dimana terdiri dari taraf kecerdasan dan motivasi dalam diri
siswa itu sendiri. Taraf kecerdasan yaitu salah satunya daya ingat. Sedangkan
motivasi belajar, jika siswa menyadari penting dan perlunya belajar. Faktor dari luar
juga sangat berpengaruh seperti bimbingan orang tua dan temannya bergaul.(28)
Siswa yang memiliki prestasi belajar kurang memiliki asupan protein baik
dapat disebabkan daya serap tubuh terhadap zat gizi protein yang terkandung dalam
makanan tidak optimal. Bisa saja diakibatkan oleh interkasi antar zat gizi dalam
makanan. Jika kemampuan menyerap makanan yang baik tapi kualitas dari makanan
yang dimakan sudah menurun akan mengakibatkan berkurangnya zat gizi yang
diserap tubuh. Menurunnya kualitas makanan yang dimakan dapat diakibatkan oleh
kurangnya pengetahuan ibu dalam mengolah bahan makanan, Misalnya memotong
sayuran kemudian mencucinya, makanan akan kehilangan mineral dan vitamin
penting dalam proses pencucian tersebut. Memasak telur dengan waktu yang terlalu
lama, menyebabkan protein dalam telur menjadi rusak.
Beberapa siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik tetapi memiliki
asupan protein yang kurang dapat disebabkan siswa tersebut memang memiliki
kondisi psikologis yang baik sewaktu ujian, atau memiliki kecerdasan secara genetik,
minat, bakat, motivasi serta kemampuan belajar yang baik terhadap mata pelajaran
tertentu atau memang menyenangi mempelajari suatu mata pelajaran tertentu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Masih terdapat status gizi kurus ( 4,8 % ) pada siswa SD Muhammadiyah Surau
Gadang Kota Padang
b. Kurang dari setengah ( 24,2 % ) asupan energi siswa SD Muhammadiyah Surau
Gadang Kota Padang tergolong kurang
c. Asupan protein ( 50 % ) siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang
tergolong baik
d. Prestasi belajar lebih dari separoh ( 69,4 % ) siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang
Kota Padang tergolong kurang
e. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel asupan energi dengan prestasi
belajar siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang tahun 2018, p > 0,05
f. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel asupan protein dengan
prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Tahun 2018
g. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel status gizi ( IMT/U ) dengan
prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Surau Gadang Kota Padang Tahun 2018, p
> 0,05
B. Saran :
a. Diadakan penyuluhan mengenai jajanan sehat bagi siswa
b. Perlu diadakan penyuluhan kepada orang tua mengenai pola makan sehat dan
makanan yang bergizi bagi anak agar bagi siswa yang berstatus gizi kurang bisa
berubah kedepannya serta penyuluhan untuk meningkat kan prestasi belajar anak
dengan didukung peran orang tua dan motivasi dari orang tua didalamnya.
c. Perlu diadakan penyuluhan kepada para guru tentang meningkatkan prestasi belajar
dengan cara mengajar yang lebih mudah di terima dan dimengerti murid
d. Bagi sekolah agar ditingkatkan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang
meningkatkan prestasi siswa
DAFTAR PUSTAKA
1. Simamora H. Manajemen Sumber Manusia. 1997.
2. Tevin. Hubungan Antara Asupan Protein Hewani dan Nabati dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor; 2016.
3. Isdaryanti C. Asupan Energi Protein, Status Gizi, dan Prestasi Belajar Anak Sekolah
Dasar Arjowinangun 1 Pacitan. Univ Gajah Mada. 2007 4. Darmadi H. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa. Yogyakarta: Deeplublish; 2017. 5. Bambang MAW. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan [Internet]. Vol. 40. 2012. p.
631. Available from: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cbdv.200490137/abstract%5Cnhttp://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1525/ae.1985.12.2.02a00020/abstract%5Cnhttp://doi.wiley.com/10.1525/aa.2005.107.1.019%5Cnhttp://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=_qPSLy9564cC&oi
6. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2013. 7. Hayatus, Rosita, Herman, Rahmatina, Sastri S. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi
Belajar Siswa Sekolah Dasar Negri 01 Guguk Malintang Kota Padangpanjang. J Kesehat Andalas [Internet]. 2014;3(3):462–7. Available from: http//:jurnal.fk.unand.ac.id
8. Cakrawati D, NH M. Bahan Pangan Gizi Dan Kesehatan. Bandung: ALFABETA,cv;
2012. 9. Dr Faisal Yatim, DTM & H M. 30 gangguan kesehatan pada anak usia sekolah.
Jakarta: Pustaka Obor Indonesia; 2013. 10. Rachman IA. Gambaran Asupan Makanan, Status Gizi, dan Prestasi Belajar Murid SD
Negeri No 18 Pulau Burung Loe ll Kecamatan Pulau Pulau IX Kabupaten Sinjai Tahun 2011 Skripsi. 2011.
11. Adriani Merryana. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: KENCANA PERDANA
MEDIA GRUP; 2012. 12. Dewa nyoman Supariasa, Bachyar Bakri IF. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC; 2002. 13. DR. ARI ISTIANY MS, DR. RUSILANTI MS. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya; 2013. 14. Dr. Ahmad Jauhari, M.Scdan Nita bNasution SKN. Nutrisi dan Keperawatan. Jakarta;
2015. 15. Suhardjo. Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius; 1992.
16. Laode Muhamad Sety DP. TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN, KEBIASAAN
MAKAN PAGI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 7 KENDARI. Fak Kesehat Masy Univ Halu Oleo Kendari.
2004. 18. Suhardjo & Clara M.Kusharto. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius; 1992. 19. DR. Merryana Adriani, SKM. MK. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group; 2012. 20. Miayabni, A AM. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta; 2010.
21. Eri Yuniar Akhmad B.S., S.Kep N. Diet Sehat dan Aman Untuk Anak-anak. 2017. 22. Ida Mardalena, S.Kep., Ners. MS. Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2007. 23. Smp ADI, Devi M. Korelasi perilaku makan dan status gizi terhadap prestasi belajar
siswa program akselerasi di smp. Univ Stuttgart. 2011;34(2):179–90. 24. dr. M.C. Widjaja. Gizi Tepat utk Perkembangan Otak & Kesehatan Balita. Jakarta:
KawanPustaka; 2008. 25. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. EGC. Jakarta
26. Sorhaindo A, Feinstein L. Relationship between child nutrition and school outcomes. London: Center for Research on the Wider Benefits of Learning Institute of Education; 2006.