NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO (BESI, VITAMIN A, SENG) ANTARA ANAK SD STUNTING DAN NON STUNTING DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun Oleh : IRMA AYUMI CAHYA J 310 100 017 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
15
Embed
PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, …eprints.ums.ac.id/30971/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf1 PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO (BESI, VITAMIN A, SENG) ANTARA ANAK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NASKAH PUBLIKASI
PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI
MIKRO (BESI, VITAMIN A, SENG) ANTARA ANAK SD STUNTING
DAN NON STUNTING DI KECAMATAN KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO
Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Gizi
Disusun Oleh :
IRMA AYUMI CAHYA
J 310 100 017
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Judul Penelitian : Perbedaan Tingkat Asupan Energi, Protein dan
Zat Gizi Mikro (Besi, Vitamin A, Seng) antara Anak
SD Stunting dan Non Stunting di Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Nama Mahasiswa : Irma Ayumi Cahya
Nomor Induk Mahasiswa : J 310 010 017
Telah disetujui untuk dipublikasikan oleh Program Studi Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Surakarta, Juli 2014
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Muwakidah, SKM., M. Kes) (Elida Soviana, M. Gizi)
NIK. 865 NIK. -
Mengetahui,
Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D)
NIK. 744
1
PERBEDAAN TINGKAT ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO (BESI, VITAMIN A, SENG) ANTARA ANAK SD STUNTING
DAN NON STUNTING DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
Irma Ayumi Cahya Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Cluster of children in the age of elementary school is between 6-12
years old which have slow on growth. Among the nutrient intake that affects child
growth are energi sources, protein, Fe, vit A and Zn. If these are not sufficiently
acquired, children will grow stunting.
This research is on purpose to figure out the difference in level of energi
intake, protein, and micronutrient (Fe, vit A, Zn) between stunting and non-
stunting of elementary school students in region of Kartasura, Sukoharjo.
The type of this research is observational in nature, consist of 32
stunting elementary school students and 32 non-stunting elementary school
students in sub-district of Kartasura, Sukoharjo. The measurement of children’s
nutrition status and 24 hours 3 days recall interview is non consecutive. Data
analysis of energi intake, protein, Fe, vitamin A, and Zn, is using hypothesis
statistic examination with Independent Sample T Test.
The result of this study shows that the deficit of energi intake, protein,
Fe, vitamin A, and Zn, of stunting elementary school students are 41%, 44%,
66%, 34%, 47%, and non-stunting elementary school students are 3%, 6%, 28%,
22%, 9%, in region of Kartasura, Sukoharjo. There are varieties on the level of
energi intake, protein intake, Fe intake, vitamin A intake and Zn intake of stunting
and non-stunting children in in region of Kartasura, Sukoharjo p value <0,005.
There are differences in level of energi intake, protein, and micronutrient
(Fe, vit A, Zn) between stunting and non-stunting of elementary school students
in region of Kartasura, Sukoharjo
Keywords : stunting, energi intake, protein, Fe, Vit A and Zn
2
PENDAHULUAN
Anak usia sekolah dasar
adalah anak yang berusia 6-12
tahun. Selama usia sekolah,
pertumbuhan tetap terjadi namun
tidak secepat pertumbuhan yang
terjadi sebelumnya yaitu pada masa
bayi atau pada masa remaja
nantinya (Sulistyoningsih, 2011).
Pertumbuhan anak pendek
(stunting) tinggi dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya
kurangnya asupan zat gizi. Kejadian
stunting pada anak usia sekolah
dasar merupakan manifestasi dari
stunting pada waktu balita, karena
tidak ada perbaikan tumbuh kejar
(catch up growth) asupan zat gizi
makro dan mikro yang tidak sesuai
kebutuhan dalam jangka lama,
disertai penyakit infeksi (Ramli
dalam Rahmawati dan Wirawanni,
2012).
Pertumbuhan anak usia
sekolah dasar membutuhkan asupan
energi, zat gizi makro dan zat gizi
mikro. Menurut Sjostrom et al
(2012), menjelaskan bahwa terdapat
hubungan antara asupan energi dan
zat gizi makro terhadap
pertumbuhan bayi di Swedia. Bayi
premature di Swedia yang mendapat
asupan energi rendah mengalami
gagal pertumbuhan, sehingga
asupan energi dan zat gizi makro
pada bayi dioptimalkan untuk
mencegah kegagalan pertumbuhan
di masa anak.
Besi mempunyai peran
penting di dalam tubuh yaitu sebagai
alat angkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan tubuh, sebagai alat
angkut elektron di dalam sel dan
sebagai bagian terpadu berbagai
reaksi enzim di dalam jaringan tubuh
(Almatsier, 2009). Penelitian
Rahfiludin (2002), menjelaskan
bahwa pemberian suplementasi Fe
30mg dan Vitamin C 20mg pada
anak prasekolah di Indonesia,
menunjukkan adanya peningkatan z-
score dari indikator TB/U pada kurun
waktu dua bulan.
Berdasarkan penelitian Hadi
et al (2000), menjelaskan
suplementasi vitamin A akan
membantu meningkatkan tinggi
badan 0,10cm setiap 4 bulan pada
anak usia <24 bulan dan
penambahan tinggi badan 0,22cm
tiap 4 bulan pada anak usia ≥24
bulan.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Stewart et al (2009),
menjelaskan bahwa suplementasi
asam folat, Fe dan Zn pada ibu
hamil muda akan mempengaruhi
3
Body Massa Indeks (BMI) anak atau
keadaan stunting pada anak.
Status gizi anak sekolah
dasar dapat diketahui dengan
menggunakan parameter antropo-
metri dengan indeks pengukuran
berat badan menurut umur (BB/U),
berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) dan tinggi badan menurut
umur (TB/U). Menurut Kemenkes
(2010), bahwa indeks pengukuran
TB/U dapat dikategorikan sebagai
berikut: sangat pendek (z-score
<-3SD), pendek (z-score -3SD s/d
< -2SD), normal (z-score -2SD s/d 2
SD) dan tinggi (z-score >2SD).
Keadaan stunting merupakan
gangguan pertumbuhan linier yang
disebabkan karena malnutrisi kronis.
Keadaan stunting dapat diketahui
dengan melihat TB/U yang
dihubungkan dengan umur dan jenis
kelamin yang telah ditetapkan oleh
World Health Organization (WHO).
Kejadian stunting di
Indonesia masih menjadi perhatian,
prevalensi stunting pada anak usia
6-12 tahun sebesar 35,6%. Hasil
penelitian di provinsi Jawa Tengah,
status gizi pada anak umur 6-12
tahun (usia sekolah) mempunyai
prevalensi stunting sebesar 34,1%
yang terdiri dari anak sangat pendek
sebesar 14,9 % dan anak pendek
19,2% (Riskesdas, 2010). Data hasil
survey di enam Sekolah Dasar
wilayah Sukoharjo yang terdiri dari
413 anak terdapat 17,43% anak
yang memiliki status gizi stunting
dan 82,57% anak dengan status gizi
normal.
Berdasarkan latar belakang
tersebut maka peneliti akan
melakukan penelitian tentang
perbedaan tingkat asupan energi,
protein dan zat gizi mikro (Fe,
vitamin A, Zn) antara anak SD
stunting dan non stunting di
Kecamatan Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian observasional
dengan melakukan pendekatan
Cross Sectional. Lokasi penelitian ini
dilaksanakan di Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Waktu penelitian ini akan dilakukan
secara bertahap, yaitu mulai bulan
Mei 2013 sampai dengan Februari
2014.
Sampel merupakan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi. Sampel penelitian
ini sebanyak 64 sampel yang terdiri
dari 32 anak SD stunting dan 32
anak SD non stunting. Berikut ini
4
merupakan kriteria sampel dalam
penelitian ini:
a. Kriteria Inklusi
1) Siswa kelas III, IV dan V di
SD N kecamatan Kartasura
2) Siswa yang dapat diukur
tinggi badannya menggu-
nakan microtoice (tidak cacat
pada kaki)
3) Siswa yang bersedia menjadi
responden
4) Kriteria inklusi untuk
kelompok stunting adalah
yang pendek (TB/U <-2 SD
standar dari Kemenkes RI,
2010).
5) Kriteria inklusi untuk
kelompok non stunting
adalah normal (TB/U ≥ -2 SD
standar dari Kemenkes RI,
2010).
b. Kriteria Eksklusi
1) Siswa yang sakit pada saat
pengembilan data
2) Siswa yang pindah sekolah
3) Siswa yang tidak
mempunyai data tanggal
lahir.
Sampel dihitung dengan
menggunakan rumus Sastroasmoro
(1995), dengan proporsi anak
stunting sebesar 17,43%
(berdasarkan hasil pengukuran anak
SD di Kartasura kabupaten
Sukoharjo bulan Mei sampai Juni
2013). Perhitungan besar sampel
tersebut adalah sebagai berikut :
Keterangan :
n : Jumlah sampel p1 : Proporsi pada kelompok
stunting (studi pendahuluan menurut Riskesdas 2010 adalah 0,34)
p2 : Proporsi pada kelompok stunting (studi pendahuluan yang dilakukan peneliti adalah 0,17)