8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
1/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
DAFTAR ISI
LAPORAN ANTARA MASTERPLAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
BAB VIII RENCANA PENGEMBANGAN
8.1. Konsep Pengembangan...................................................................... VIII-1
8.1.1.Visi..................................................................................................... VIII-4
8.1.2.Misi .................................................................................................... VIII-4
8.1.3.Strategi Pengembangan ..................................................................... VIII-4
8.2. Rencana Struktur Ruang Kawasan Agropolitan................................ VIII-6
A.Pusat Agropolitan .......................................................................... VIII-6
B.Sub Pusat Agropolitan ................................................................... VIII-7
C.Hinterland....................................................................................... VIII-7
8.3. Rencana Pengembangan Linkage Sistem .......................................... VIII-10
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
2/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
B.Rencana Pengembangan Sub sistem Agropolitan Usaha Tani
Komoditas Jeruk ................................................................................ VIII-21
C.Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Hilir
Komoditas Jeruk ................................................................................ VIII-22
D.Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Pemasaran
Komoditas Jeruk ................................................................................ VIII-27
E.Rencana Pengembangan Sub Sistem Penunjang
Komoditas Jeruk ................................................................................ VIII-29
8.4.3.Komoditas Bambu ............................................................................. VIII-32
A.Rencana Pengembangan Sub Sstem Agropolitan Hulu
Komoditas Bambu ............................................................................. VIII-32
B.Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Usaha Tani
Komoditas Bambu ............................................................................. VIII-32
C.Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Hilir
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
3/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.6.1.Integrasi Sektor Agropolitan dengan Sektor Agropolitan ................. VIII-47
BAB IX PEDOMAN PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN
PROGRAM
9.1. Pengendalian Rencana Pengembangan.............................................. XI-1
9.1.1.Mekanisme Pengendalian.................................................................. XI-1
9.1.2.Instrument Pengendalian ................................................................... XI-3
9.1.3.Aspek Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat ............................ XI-4
A .Aspek Kelembagaan.......................................................................... XI-4
B. Aspek Masyarakat ............................................................................. XI-5
9.2. Pemanfaatan Rencana........................................................................ XI-6
9.2.1.Matriks Implikasi Program................................................................ XI-6
9.2.2.Produk Leadership ............................................................................. XI-8
9.2.3.Mekanisme Pembiayaan.................................................................... XI-10
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
4/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Daftar Tabel
Tabel 8. 1 Konsep Pengembangan Agropolitan Kabupaten Bangli............ VIII-2
Tabel 8. 2 Struktur Ruang berdasarkan Peran Per Kecamatan
Kabupaten Bangli ....................................................................... VIII-7
Tabel 8. 3 Rencana Subsistem Agropolitan Hulu ....................................... VIII-14
Tabel 8. 4 Rencana Sub Sistem Agropolitan Pemasaran ............................ VIII-17
Tabel 8. 5 Rencana Subsistem Agropolitan Hulu ....................................... VIII-20
Tabel 8. 6 Rencana Subsitem Agropolitan Hulu Komoditas Bambu.......... VIII-32
Tabel 8. 7Rencana Subsitem Agropolitan Usaha Tani Komoditas Bambu VIII-33
Tabel 8. 8 Rencana Subsitem Pemasaran Komoditas Bambu..................... VIII-34
Tabel 8. 9 Rencana Subsitem Penunjang Komoditas Bambu..................... VIII-35
Tabel 9. 1 Mekanisme Pengendalian .......................................................... XI-1
Tabel 9. 2 Instrument Pengendalian............................................................ XI-3
Tabel 9. 3 Matriks Implikasi Program Agropolitan Kabupaten Bangli ...... XI-6
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
5/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Daftar Gambar
Gambar 8. 1 Peta Rencana Struktur Ruang Agropolitan
Kabupaten Bangli ....................................................................... 9
Gambar 8. 2 Gambar Linkage Antar Komoditas Kopi Dan Sapi .................... 11
Gambar 8. 3 Gambar Linkage Antar Komoditas Bambu Dan Sapi.................11
Gambar 8. 4 Gambar Linkage Antar Komoditas Jeruk Dan Sapi ...................12
Gambar 8. 5 Gambar Integrasi Antar Sektor ................................................... 12
Gambar 8. 6 Peta Rencana Pemasaran Kopi Kabupaten Bangli...................... 19
Gambar 8. 7 Produk Olahan Sirup Jeruk .........................................................24
Gambar 8. 8 Produk Olahan Pie Susu Bali ...................................................... 24
Gambar 8. 9 Produk Olahan Permen Jeruk...................................................... 25
Gambar 8. 10 Produk Olahan Dodol Jeruk ...................................................... 26
Gambar 8. 11 Produk Olahan Selai Jeruk ........................................................ 26
Gambar 8. 12 Produk Olahan Kulit Jeruk........................................................ 27
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
6/74
BAB VIII
RENCANA PENGEMBANGAN
8.1. Konsep Pengembangan
Konsep pengembangan agropolitan Kabupaten Bangli dipertimbangkan
melalui hasil dari analisis IPA dengan menjadikan sub variabel yang terletak pada
kuadran IV sebagai prioritas permasalahan yang harus dipecahkan. Maka berdasarkan
tabel konsep pengembangan analisis IPA dapat disimpulkan bahwa pengembangan
akan dilakukan pada kegiatan agribisnis hulu hingga hilir yaitu sebagai berikut:
1. Membangun kerjasama sektoral untuk penyediaan modal, bibit dan pupuk
antar kecamatan maupun antar kabupaten.
2. Menciptakan bibit unggul dengan memanfaatkan branding produk.3. Meningkatkan pelatihan dan penyuluhan untuk meningkatkan kualitas petani.
4. Memperluas kerjasama petani kopi Kabupaten Bangli untuk pengembangan
IPTEK kegiatan agribisnis.
5. Membentuk kemitraan dengan sektor pariwisata untuk kegiatan promosi Sub
Terminal Agropolitan.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
7/74
VIII 2
Tabel 8. 1 Konsep Pengembangan Agropolitan Kabupaten Bangli
Analisis IPA
Kopi
Konsep
Pengembangan
Analisis
IPA Jeruk
Konsep
Pengembangan
Analisis
IPA Bambu
Konsep
Pengembangan
Analisis
IPA Sapi
Konsep
Pengembangan
Ketersediaan
pupuk
1. Membangun
kerjasama
sektoral untuk
penyediaan bibit
dan pupuk antar
kecamatan
maupun antar
kabupaten
Kemudahan
memperoleh
pupuk
Membangun
kerjasama
sektoral sebagai
modal usaha
pengembangan
pertanian jeruk
pada kegiatan
sub sistem hulu
antar kecamatan
maupun antar
kabupaten.
Kemudahan
memperoleh
modal
Membangun kerjasama
sektoral sebagai modal
usaha pengembangan
pertanian bambu pada
kegiatan sub sistem hulu
antar kecamatan
maupun antar
kabupaten.
Kemudahan
memperoleh
bibit
2. Menciptakan
bibit kopi
unggul dengan
memanfaatkan
cita rasa kopi
khas Bangli
yang telah
memiliki
branding
produk.
Kemudahan
memperoleh
modal
Besarnya
modal
Harga bibit
Kualitas
tenaga kerja
1. Meningkatkan
pelatihan dan
penyuluhan
mengenai
teknologi
pengelolaan dan
inovasi
pekebunan kopi
2. Memperluas
kerjasama petani
kopi Kabupaten
Bangli untuk
pengembangan
IPTEK
agrobisnis
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
8/74
VIII 3
Analisis IPA
Kopi
Konsep
Pengembangan
Analisis
IPA Jeruk
Konsep
Pengembangan
Analisis
IPA Bambu
Konsep
Pengembangan
Analisis
IPA Sapi
Konsep
Pengembangan
Peran Sub
Terminal
Agro
1. Membentuk
kemitraan
dengan sektorpariwisata untuk
kegiatan promosi
Sub Terminal
Agro
2. Menjadikan sub
terminal agro
sebagai sarana
distribusi dan
penjualan produk
unggulan kopi
khas Bangli.
3. Membentuk kelembagaan
kepengurusan
dalam beberapa
bidang
Kemudahan
aksesibilitas
Kondisi
jalan
Mengoptimalkan
kegiatan
distribusipemasaran hasil
pertanian
dengan
perbaikan dan
peningkatan
kelas jalan
Ketersediaan
produk
Ketahanan
produk
Kemudahan
aksesibilitas
1. Meningkatkan produk
hasil pengolahan
bambu untuk memenuhi permintaan
dan kepuasan
konsumen.
2. Mengoptimalkan
kegiatan distribusi
pemasaran hasil
pertanian dengan
perbaikan dan
peningkatan kelas
jalan
Sistem
operasional
pasarhewan
Mengoptimalkan
kinerja pasar
hewan dalambentuk
penambahan jam
operasional
pasar
Sumber: Hasil Rencana, 2015
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
9/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.1.1. Visi
Mewujudkan Pertanian Maju Berbasis Agrowisata dan Agro Industry yang
Berdaya Saing dan, Berwawasan Lingkungan Melalui Pemanfaatan Sumber Daya
Lokal yang Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat
8.1.2. Misi
Berdasarkan Visi Angropolitan Kabupaten Bangli, maka disusunlah Misi
untuk mendorong terwujudnya suatu Visi, diantaranya :
1. Mewujudkan pembangunan sentra agropolitan di Kabupaten bangli
2. Meningkatkan kualitas SDM Masyarakat Kabupaten Bangli dengan
kegiatan pelatihan dan penyuluhan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian
4. Meningkatkan daya saing dan kualitas produk pertanian di Kabupaten
Bangli
5. Meningkatkan promosi
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
10/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
adanya pelatihan diharapkan kualitas SDM Kabupaten Bangi dapat
meningkat sehingga mampu malakukan inovasi – inovasi hasil pertanian
yang lebih memiliki nilai jual dan daya saing tinggi. selain itu untuk
mendukung peningkatan kualitas SDM direncanakan adanya balai
penelitian yang akan dibangun di Kecamatan Kintamani.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian
Strategi pengembangan yang dapat dilakukan yaitu perbaikan sarana dan
prasarana Kabupaten Bangli, diantaranya perbaikan akses jalan. Kondisi
eksisting sarana di Kecamatan Bangli sudah cukup baik namun untuk
akses menuju Desa Agrowisata di Desa Landih masih kurang baik,
sehingga perlunya perbaikan – perbaikan sarana kususnya jalan agar
mudah untuk melakukan pergerakan.
4. Meningkatkan daya saing dan kualitas produk pertanian di Kabupaten
Bangli
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
11/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
terwujud dengan didukukung SDM masyarakat Kabupaten Bangli dan
penggunaan teknologi yang mendukung hasil pengelolaan tersebut.
5. Meningkatkan promosi
Strategi pengembangan yang dapat dilakukan yaitu melakukan perkenalan
hasil komoditas pertanian lebih ke dunia internasional yang sudah
didukung dengan Branding yang dimiliki komoditas jeruk, yaitu jeruk
Kintamani. Selain agar lebih dikenal hasil pertanian Kabupaten Bagli,
perlu adanya integrasi antar sektor agrowisata dan agroindustri Seperti
yang sudah ada agrowisata Panglipuran yang mengintegrasikan bambu
dan wisata. Serta agrowisata di Desa Landih yang mengintegrasikan
perkebunan kopi dengan proses hulu hilir kopi dan didukung
pemandangan yang indah. Untuk meningkatkan promosi beberapa
program dapat dilakukan diantaranya dengan mengadakan agropolitan fair ,
agar hasil produk kabupaten Bangli lebih dikenal.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
12/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Kabupaten Bangli. Pusat agropolitan berapa di Kabupaten Bangli yang
juga merupakan pusat kabupaten
B. Sub Pusat Agropolitan
Berdasarkan hasil analaisis maka kecamatan yang memiliki fungsi
kawasan sebagai sub pusat ada bebrapa kecamatan yaitu Kecamatan Susut,
Kecamatan Tembuku, dan Kecamatan Kintamani. Kecamatan Susut
memiliki 1 sub pusat yang ebrfungsi sebagai sentra kerajinan bambu
Kabupaten Bangli, Kecamatan Tembuku memiliki 1 sub pusat yang yang
berfungsi sebagi sub pusat komoditas kopi dan jeruk dengan pengelolaan
idnustri skala kecil yaitu home industry. Kecamatan Kintamani memiliki 2
sub pusat yang memiliki fungsi yang berbeda, sub pusat dibagian utara
berfungsi sebagai pengolahan industri kopi yang sasaran pasarnya adalah
ekspor dan sub pusat pada kecamatan kintamani bagian selatan terdapat
sub pusat dengan rencana sub pusat baru pembangunan industri kopi dan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
13/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Kecamatan Struktur Ruang Peran dalam kawasan agropolitan
• Lokasi pemasaran komoditas pertanian Kabupaten
Bangli
• Memiliki infrastruktur yang mendukung fungsi
kawasan sebagai sentra agropolitan seperti
jaringan jalan dan ketersediaan sarana dan
prasarana• Terintegrasi dengan kabupaten lain sebagai
jaringan pemasaran sektor pertanian
Kecamatan
Kintamani,
Kecamatan Susut,
KecamatanTembuku
Sub Pusat • Pengembangan kegiatan budidaya pertanian
• Pengembangan industri pengolahan hasil
komoditas pertanian
• Penyediaan STA untuk pemasaran seluruh
komodiats
• Memiliki infrastruktur yang mendukung fungsi
kawasan sebagai sub pusat agropolitan seperti jaringan jalan dan ketersediaan sarana dan
prasarana
• Penyediaan pusat penyuluhan pertanian
Kecamatan
Kintamani,
Kecamatan Susut,
Kecamatan
Tembuku
Hinterland • Sebagai kawasan hinterland yang memproduksi
hasil pertanian komoditas unggulan di Kabupaten
Bangli
• Memiliki jaringan irigasi yang mencukupi
kebutuhan untuk ekgiatan pertanian
S b 2015
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
14/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
15/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.3. Rencana Pengembangan Linkage Sistem
8.3.1. Linkage Antar Komoditas
Rencana linkage system antar komoditas unggulan di Bangli yaitu kopi,
jeruk, bambu dan sapi diarahkan agar terintegrasi sehingga dapat menjadi mix
farming system. Program SIMANTRI yang dikembangkan di Bali akan menjadi
landasan dalam perencanaan untuk linkage system pertanian di Kabupaten Bangli.
Sektor peternakan akan menjadi penyuplai untuk subsistem penunjang input
berupa pupuk kompos yang dihasilkan dari kotoran sapi. Selanjutnya pertanian
akan berperan dalam penyediaan pakan ternak dari sisa hasil produksi maupun
bagian tanaman yang tidak terpakai. Beberapa sisa pengolahan maupun kotaran
ternak dapat menjadi penghubung untuk digunakan dalam rencana pengembangan
keterkaitan antar komoditas di Kabupaten Bangli. Berikut gambar penjelasan
mengenai linkage system peternakan antar komoditas serta antar sektor.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
16/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Gambar 8. 2 Gambar Linkage Antar Komoditas Kopi Dan Sapi
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
17/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Gambar 8. 4 Gambar Linkage Antar Komoditas Jeruk Dan Sapi
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
18/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.3.2. Linkage Antar Kecamatan
Berdasarkan hasil analysis skalogram, Kecamatan Kintamani merupakan
pusat dari kegiatan agropolitan di Kabupaten Bangli. Hal ini dikarenakan
Kecamatan Kintamani sudah memenuhi persyaratan sebagai pusat dari kegaitan
agropolitan seperti lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan
Kintamani. Sarana dan prasarana yang tersedia seperti sarana produks pertanian,
STA, gudang pengolahan, fasilitas umum, jalan, jaringan telekomunikasi dan
lembaga keuangann. Namun STA yang ada di Kecamatan Kintamani masih belum
berfungsi, sehingga para petani khususnya petani kopi menjual hasil produksi
kopinya ke MPIG dan sering mengalami over produksi yang menyebabkan petani
mengalami kerugian. Selain itu gudang pengolahan kopi hanya terdapat 1 buah,
dan akses menuju gudang tersebut sangat buruk. Oleh karena itu, Kecamatan
Kintamani masih perlu perbaikan dalam hal sarana dan prasarana guna
mendukung fungsinya seabgai Pusat dari kegaitan Agropolitan Kabupaten Bangli.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
19/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
truk dan memiliki perkerasan yang sangat burulk. Sehingga perlu adanya
rencana perbaikan jalan baik berupa pelebaran maupun perbaikan
perkerasan jalan, sehingga kegiatan distribusi hasil produsksi pertanian
dari tiap tiap kecamatan dapat berjalan dengan mudah dan maksimal.
2. Pengadaan rute wisata agro
Pengadaan rute wisata agro akan membantu pengembangan agropolitan di
Kabupaten Bangli. Rute wisata agro yang direncanakan akan melewati
STA yang ada di Kabpaten Bangli sehingga para wisatawan mampu
berkunjung ke pusat hingga ke hinterland dari sistem agropolitan Bangli,
sehingga seluruh kecamatan akan memperoleh keuntungan dari adanya
kegiatan agrowisata ini.
8.4. Rencana Pengembangan Subsistem Agropolitan
8.4.1.Komoditas Kopi
A. Rencana Pengembangan Sub SIstem agropolitan hulu komoditas Kopi
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
20/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Rencana Tujuan Program
selain dari SIMANTRI
Peningkatan kerjasama
dengan balai penelitian
pertanian/dinas kesehatan
untuk persediaan vaksin
• Mendapatkan
dukungan vaksin untuk
keperluan pencegahan
busuk batang
• Mengajak stake holder
terkait kesehatan dan
pertanian agar bekerjasam
dalam melakuakn
pencegahn terhadappenyakit batang
• Pemanfaatan balai penelitian
pertanian untuk mengatasi
masalah busuk batang
Pemanfaatan/penciptaan
bibit kopi berkualitas• Dapat menyediakan
bibit kopi sendiri
• Menghemat biaya
pengiriman bibit
• Mencoba membudidaya
sendiri bibit kopi
• Membangun/mengusahakan
badan penelitian tingkat
desaSumber: Hasil Rencana, 2015
Berdasarkan penjelasan pada table 8.3 maka dapat disimpulkan bahwa
rencana yang akan dilakuakn di subsistem hilir ini memang membutuhkan
tahapan program yang dapat menujang keberlangsunganya. Oleh karena itu
langkah awal yang harius dilakukan adalah memeprkaya pengetahuan pertanian
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
21/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Bali juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pengetahuanpetani akan
budidaya komoditas kopi. Pembangunan Balai Penelitian dan Riset juga
akan membantu menigkatkan kualitas SDM.
2. Peningkatan teknologi produksi kopi
Peningkatan teknologi dapat dilakukan dengan pengadaan teknologi
produksi dan pengolahan kopi yang lebih modern sehingga proses
pengolahan kopi dapat dilakukan dengan jumlah yang banyak, dan
meningkatkan jumlah produk olahan sehingga dapat mengatasi
permasalahan kerugian pertain akibat overload produksi kopi.
C. Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Hilir komoditas Kopi
Permasalahan utama dalam subsistem hilir ini adalah ketidakmampuan
petani dalam mendiversifikasi produk kopi menjadi bentuk yang lain sehingga
dapat meningkatkan nilai jual. Memang permaslahan tersebut saat ini bergantung
pada MPIG seluruh hasil panen disetorkan pada MPIg untuk diolah, namun pada
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
22/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Tabel 8. 4 Rencana Sub Sistem Agropolitan Pemasaran
Rencana Tujuan Program
Bekerjasama dengan sektor
pariwisata danau batur sebagai
tempat penjualan
Untuk mebuka peluang pasar
bau dengan sasarn target
wisatawan baik domestic
amupun mancanegara.
• Konsolidasi dengan dinas
pariwisat dan pokdarwis
setempat
• Membangun kios khusu
penjualan kopi Kintamani
• Publikasi melalui mediaonline (web) dan juga
booklet pariwisata Kopi
Kintamani
Usaha Agrowisata Kopi Luwak • Meningkatkan nilai jual dan
nilai tambah dari penjuaaln
kopi
•
Memberikan suasana pasaryang lain dengan wisata
• Pengadaan hewan luwak
• Pembangunan lahan/jarring
tempat penangkaran luwak
•
Pengadaan tempat/rest areapengunjung
• Penciptaan kios penjualan
kopi luwak dalam kemasan
Pengadaan Kios Kopi di pusat
kabupaten• Menambah nilai jual
• Membuka pasar pemasaran
dan penjualan kopi dengankonsep baru
• Pemilihan lokasi di pusat
kabupaten
• Pembangunan café danpencaria tenag kerja dna
kelembagaan desa
• P blik i l l i d i
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
23/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
5. Perbaikan jalan dan peningkatan kualitas jalan pada jalur distribusi dan
pemasaran komoditas kopi sehingga mengurangi biaya transportasi
khususnya untuk jalan yang menuju gudang pengolahan atau juga pasar.
6. Meningkatkan publikasi terhadap komoditas kopi baik yang sebelum diolah
maupun sudah diolah menjadi kopi bubuk sehingga lebih dikenal oleh
masyarakat luas.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
24/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
25/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.4.2. Komoditas Jeruk
A. Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Hulu Pemasaran
komoditas Jeruk
Subsistem Agropolitan Hulu merupakan keseluruhan bagian yang
menghasilkan barang – barang modal untuk kebutuhan pertanian. Berdasarkan
kondisi eksisting dan hasil analisa yang telah dilakukan terdapat permasalahan
yang dialami petani pada komoditas jeruk diantaranya
a. Terbatasnya peminjaman dana
b. Perolehan bibit dari Kalimantan sehingga mahalnya biaya transportasi
c. Adanya penyakit Bercak daun
d. Kurangnya distribusi pupuk organik dari Simantri
Berdasarkan permasalahan yang dialami petani pada subsistem hulu maka
perlu diadakan rencana agar permasalahan tersebut dapat diminimalisir dengan
baik. Berikut Penyelesaian masalah berdasarkan potensi yang ada di Kabupaten
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
26/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Rencana pengembangan sub sistem agropolitan Hulu lebih ditekankan
pada program pelatihan dan penyuluhan agar kualitas SDM masyarakat kabupaten
Bangli meningkat, dan dapat menciptakan produk sendiri dan memiliki daya saing
tinggi.
B. Rencana Pengembangan Sub sistem Agropolitan Usaha Tani
Komoditas Jeruk
Pengembangan Subsistem agropolitan usaha tani (on farm) komoditas jeruk
meliputi SDM, Ketersedian Lahan, Teknologi dan sarana prasarana. Permasalahan
komoditas jeruk pada on farm yaitu terkait SDM , masyarakat Kabupaten Bangli
belum melkaukan inovasi hasil pertanian, sehingga hasil komoditas jeruk dijual
secara langsng berupa buah tanpa adanya proses pengelolaan sehingga tidak
adanya difersivikasi harga komoditas jeruk. Selain itu, sulitnya akses untuk
menuju perkebunan jeruk karena banyak jalan yang rusak, sehingga sulitnya
proses pemasaran. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
27/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
yang kondisi eksisistingnya hanya di jual langsung berupa buah, kini
dengan adanya teknologi modern dan didukung SDM masyarakat
Kabupaten Bangli maka dapat dioalah menjadi sirup jeruk, permen jeruk,
dan pemanfaatan hasil kulit jeruk menjadi obat oles nyamuk.
C. Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Hilir Komoditas
Jeruk
Berdasarkan kondisi eksisiting, diketahui bahwa hasil produksi komoditas
jeruk di Kabupaten Bangli masih banyak yang dijual langsung ke pasar dalam
bentuk aslinya tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Hal tersebut dikarenakan
permintaan pasar terhadap produksi buah jeruk cukup tinggi dan hal tersebut
dianggap sudah mampu mencukupi kebutuhan petani. Tidak dilakukannya
pengolahan lebih lanjut terkait dengan hasil produksi komoditas jeruk
dikarenakan minimnya modal dan SDM petani, dan sayangnya petani lebih
mempercayai tengkulak dikarenakan bayaran yang ditawarkan lebih menjanjikan,
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
28/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
lebih lanjut serta pemberian informasi terkait dengan produk yang akan
dihasilkan nantinya dari proses pengolahan jeruk. Kegiatan tersebut
meliputi :
a. Penelitian dan pengembangan inovasi atau diversifikasi produk
olahan jeruk
b. Peningkatan penggunaan teknologi dalam industri
c. Peningkatan skala hasil produk olahan dengan cara menambah
modal usaha
d. Melakukan kerjasama dengan investor dan pemerintah dalam hal
penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengolahan jeruk.
3. Menciptakan Produk Inovasi Hasil Pengolahan Jeruk
Rencana pembuatan hasil olahan jeruk dapat dijadikan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) seperti home industri bagi masyarakat untuk
meningkatkan ekonomi lokal dan kemandirian masyarakat dalam
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
29/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Gambar 8. 7 Produk Olahan Sirup Jeruk
• Pie Susu Jeruk dan Pie Krispi Jeruk
Pie susu merupakan oleh-oleh khas Bali yang dapat dimodifikasi
menggunakan buah jeruk. Dalam pembuatan pie susu dapat
ditambahkan dengan buah jeruk kintamani. Selain pie susu juga dapat
dibuat inovasi baru yaitu pie krispi jeruk yang juga berbahan baku buah
jeruk. Kedua kue pie ini selain rasanya yang gurih dan lezat, juga segar
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
30/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
• Permen Jeruk
Permen jeruk merupakan salah satu dari olahan buah jeruk yang cukup
digemari, terutama oleh anak-anak. Selain rasanya yang enak dan
kenyal, permen jeruk ini juga mengandung banyak sekali vitamin C.
Sehingga cukup sehat apabila dikonsumsi oleh anak-anak. Permen jeruk
ini dibuat dari campuran antara gelatin, air, gula, dan bahan baku utama
berupa buah jeruk segar.
Gambar 8. 9 Produk Olahan Permen Jeruk
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
31/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Gambar 8. 10 Produk Olahan Dodol Jeruk
• Selai Jeruk
Selai merupakan salah satu jenis makanan olahan yang dapat dibuat
dari berbagai hasil buah-buahan, termasuk buah jeruk. Selai jeruk
umumnya digunakan sebagai pelengkap ketika menikmati suatu
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
32/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
jeruk ini banyak mengandung anti oksidan yang baik untuk menjaga
metobolisme tubuh.
Gambar 8. 12 Produk Olahan Kulit Jeruk
• Produk Kecantikan
Selain dapat diolah menjadi berbagai produk makanan, bua jeruk
juga dapat diolah menjadi berbagai produk kecantikan seperti masker
wajah, shampoo, sabun, hand and body lotion dan bahkan hingga lotion
anti nyamuk. Selain dapat mencerahkan kulit karena banyak mengandung
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
33/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
1. Peningkatan nilai jual pasar
Mengurangi biaya angkut dengan pengaturan sistem pengangkutan massal
dengan rute yang sudah ditetapkan sebagai rute angkut hasil produksi.
Menghindari penjualan langsung di lahan produksi oleh tengkulak agar
tidak merugiakan petani.
2. Peningkatan produk
Guna menjawab visi kawasan agropolitan Kabupaten Bangli, yakni
memiliki produk hasil pertanian yang berdaya saing dan value propotion
sebagai produk leadership, maka diperlukan kekuatan karakter yang khas
dari produk pertanian seperti jeruk sebagai produk unggulan Kabupaten
Bangli. Karakter dapat dibangun dari penanamaan yang melambangkan
produk tersebut berasal dari Kabupaten Bangli, yaitu penanaman jeruk yang
tumpang sari dengan kopi. Sehingga menghasilkan rasa jeruk yang ciri khas
karena penanaman tersebut. Selain itu untuk buah jeruk sudah ada branding
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
34/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Gambar 8. 14 Rencana Alur Pemaasaran Komoditas Jeruk
Penjualan hasil komditas Bangli, dipasarkan ke pasar, outlet, dan STA.
Pasar ini berada di Kecamatan Bangli, STA berada di Kecamatan Kintamani,
sedangka untuk outlet berada di destinasi pariwisata Danau Batur untuk menarik
kosumen.
E. Rencana Pengembangan Sub Sistem Penunjang Komoditas Jeruk
Pengembangan sarana dan prasarana penunjang penting dilakukan untuk
mendukung pertanian komoditas unggulan jeruk mulai dari hulu hingga hilir.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
35/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
pengetahuan petani sehingga dapat lebih inovatif dan inspiratif dalam
mengembangkan hasil produktivitas buah jeruk kintamani. Dalam
menjalankan program tersebut gapoktan komoditas jeruk dapat
bekerjasama dengan perguruan tinggi, penyuluh pertanian, dinas
pertanian, dan lembaga pengembangan pertanian Kabupaten Bangli.
2. Pengembangan lembaga keuangan dan membangun kemitraan dengan
swasta.
Pengembangan lembaga keuangan sangat penting dalam usaha
pengembangan hasil pertanian komoditas unggulan untuk memberikan
kredit atau pinjaman modal bagi petani jeruk dan pelaku industri
pengolahan hasil komoditas jeruk, sehingga dapat menunjang kebutuhan
keuangan bagi petani. Selain itu, juga menjalin kerjasama atau kemitraan
dengan pihak investor dengan menanamkan investasi berupa pemberian
modal kerja, alat-alat pertanian dan industri, serta perluasan lahan terkait
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
36/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
37/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.4.3. Komoditas Bambu
A. Rencana Pengembangan Sub Sstem Agropolitan Hulu Komoditas
Bambu
Sub sistem hulu merupakan bagian dalam sistem agropolitan yang
membutuhkan barang modal awal dalam kegiatan pertanian. Pengembangan
komoditas bambu di Kabupaten Bangli berdasarkan dari hasil analisa sub sistem
hulu komoditas kopi mengalami permasalahan yaitu diperlukan penyediaan bibit
bambu dengan jumlah yang besar akibat adanta pengembangan industri bambu.
Permasalahan tersebut perlu untuk diselesaikan agar pengembangan
agropolitan terkait komoditas bambu tidak mengalami permasalahan. Berikut
merupakan penyelesaian masalah tersebut berdasarkan potensi-potensi komoditas
bambu yang ada di Kabupaten Bangli.
Tabel 8. 6 Rencana Subsitem Agropolitan Hulu Komoditas Bambu
Masalah Rencana Program
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
38/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
1. Sumber produksi yang berada pada daerah dengan kelerengan yang
curam, sulit untuk dijangkau
2. Jalan akses untuk menuju tempat pengelolaan masih banyak yang rusak
Rencana pengembangan sub sistem agropolitan usaha tani ditekankan pada
penyelesaian permaslaahn untuk sub sistem usaha tani yaitu dengan rencana
program yang dianggap perlu untuk diwujudkan guna menyelesaikan
permasalahan yang ada. Berikut merupakan penyelesaian masalah tersebut
berdasarkan potensi-potensi komoditas bambu yang ada di Kabupaten Bangli.
Tabel 8. 7 Rencana Subsitem Agropolitan Usaha Tani Komoditas BambuMasalah Rencana Program
Sumber produksi yang
berada pada daerah dengankelerengan yang curam, sulit
untuk dijangkau
Peningkatan teknologi yang
dapat mengatasipermasalahan tersebut,
karena kelerengan tersebut
merupakan kondisi alam
yangtidak dapat dirubah
serta peningkatan
pelatihan dan penyuluhan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
39/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Rencana sub sistem hilir komoditas bambu dengan pengadaan 1 industri
pengolahan bambu yang terletak di Desa Tiga sehingga industri pengolahan
bambu terdapat 2 industri yang eksisting sekarang berada di Desa Sulahan.
D. Rencana Pengembangan Sub Sistem Agropolitan Pemasaran
Kompoditas Bambu
Pemasaran komoditas bambu mengalami diversivikasi yang beraneka
ragam yaitu laminasi bambu, kerajinana angklung, dan kerajinaan tas besek.
Kualitas bambu Kabupaten Bangli merupakan unggulan nasional melalui
SK.22/V-BPS/2010, hal ini memebrikan nilai tambah dan dapat menjadi branding
dari pengolahan bambu di Kabupaten Bangli. Berikut merupakan rencana untuk
sub sistem pemasran komodiats bambu di Kabupaten Bangli.
Tabel 8. 8 Rencana Subsitem Pemasaran Komoditas Bambu
Potensi Rencana Program
Merupakan unggulan branding produk pengolahan promosi produk dengan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
40/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
E. Rencana Pengembangan Sub Sistem Penunjang Komoditas Bambu
Rencana pengembangan sub sistem penunjang komoditas bambu di
Kabupaten Bangli meliputi peneydiaan informasi diversifikasi bambu, kredit
pertanian, pendidikan dan pelatihan, sarana dan prasarana, serta organisasi petani.
Berikut merupakan recana sub sistem penujnag komoditas bambu Kabupaten
Bangli.
Tabel 8. 9 Rencana Subsitem Penunjang Komoditas Bambu
Sub Sistem Penunjang Rencana Program
Informsai diversivikasi
bambu
• Penyediaan informasi
tentang inovasidiversifikasi bambu agar
informasi dapat diterima
secara merata
• Penyuluhan pemanfaatan
produk unggulanpertanian
Kredit pertanian • Penyediaan kredit pertanian
dengan bantuan modal
untuk membantu kegiatan
komoditas bambu
• Kerjasama dengan pihak
swasta untuk penyediaan
modal
Pendidikan dan pelatihan • Pendidikan dan pelatihan • Pelatihan dan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
41/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
42/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.4.4. Komoditas Sapi
A. Rencana Pengembangan Subsistem Hulu
Rencana pengembangan subsistem hulu komoditas didasarkan pada
permasalahan kondisi eksisting. Kondisi eksisting untuk komoditas sapi di
Kabupaten Bangli adanya pemberian bibbit sapi yang diperoleh dari bantuan
Pemerintah Provinsi sebesar Rp 400.000.000,00 yang digunakan untuk membeli
bibit 22 ekor sapi betina, 1 ekor sapi jantan dan terdapat sapi swadaya sejumlah 3
sapi. Selain itu, permasalahan pakan ternak juga menjadi permasalahan yang
terdapat di subsistem hulu, karena Pakan ternak yang diberikan tidak cukup baik
karena kualitas dari rumput masih rendah.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan rencana pengembangan
subsistem hulu untuk komoditas sapi di Kabupaten Bangli sebagai berikut.
1. Peningkatan kualitas pakan ternak sapi
Peningkatan kualitas pakan ternak sapi bertujuan agar komoditas sapi di
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
43/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Tujuan dari pengadaan alat pengelolaan pemanfaatan kotoran ternak yaitu
untuk meningkatakan hasil pengolahan kotoran sapi agar jumlah hasil kotoran
sapi lebih banyak setelah menggunakan alat pengelolaan pemanfaatan
kotoran ternak
B. Rencana Pengembangan Subsistem Usaha Tani
Rencana pengembangan subsistem usaha tani komoditas sapi diKabupaten
Bangli merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan penyuluhan kepada
kelompok ternak di kabupaten tersebut. berikut merupakan rencana
pengembangan subsistem usaha tani komoditas sapi di Kabupaten Bangli yaitu:
1. Penyuluhan kepada kelompok ternak sapi di Kabupaten Bangli agar para
peternak yang terdapat di Kabupaten Bangli lebih mengerti dalam merawat serta
mengelola ternak sapi. Diharapkan dengan adanya penyuluhan tersebut
pengetahuan atau wawasan kelompok ternak dalam mengelola ternak sapi lebih
baik dan dapat memeberikan inovasi bagi para kelompok ternak di Kabupaten
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
44/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
2. Pengembangan peternakan sapi perah
Sebagian besar peternak sapi yang hanya mengembangbiakan sapi
pedaging dan menjual anak sapi saat usia 6 bulan. Namun hal itu bukan
berarti menjadi suatu permasalahan. Jangka waktu yang diperlukan untuk
menanti masa kehamilan sapi cukup lama yaitu sekitar 9 bulan dan
memerlukan waktu 6 bulan agar sapi dapat dijual dengan nilai tinggi.
Peternak dapat melakukan pengelolaan sapi perah sambil menunggu masa
kehamilan sapi. Produk susu sapi perah dapat dipasarkan di sub terminal
agro.
3. Peningkatan produksi pengolahan pemanfaatan kotoran sapi
Produk pengolahan pemanfaatan kotoran sapi berupa biokompos dan
biourine menjadi suatu kebutuhan utama bagi para petani di Kabupaten
Bangli. Maka dari itu untuk meningkatkan produktivitas kotoran sapi
peternak dapat ikut bekerja sama dengan SIMANTRI karena proses
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
45/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Pemerintah Provinsi Bali setidaknya dapat memberikan kontribusi untuk
mengelola pasar hewan.
2. Kerjasama pemasaran anak sapi dan hasil produksi daging sapi dengan
pemerintah pusat.
Kerjasama pemasaran anak sapi dan daging potong sapi dengan
pemerintah Provinsi Bali diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar
hingga ke luar pulau. Selain menambah nilai jual dan keuntungan peternak
sapi, penjualan hingga ke luar pulau dapat meningkatkan daya saing sapi
Bali.
E. Rencana Pengembangan Subsistem Penunjang
Sarana penunjang peternakan sapi di Kabupaten Bangli mempunyai
permasalahan pada kondisi jalan yang rusak serta fasilitas yang tidak terawat di
pasar hewan. Oleh karena itu, rencana pengembangan subsistem penunjang
komoditas Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut:
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
46/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
b. Penciptaan dan produksi terkait dengan obat atau serum atau vaksin
tanaman dan juga hewan ternak
c. Pengembangan jenis komoditas ungulan
Upaya pembangunan pust pengembangan dan penelitian terletak di Desa
Sekardadi, Kecamtan Kintamani perbatasan dengan Kecamatan Bangli. Dan Letak
pusat penelitian dan pengembangan ini terletak di dekat denga lahan pertanian
serta dekat dengan pusat kota.
B. Rencana Sarana STA
Peempatan dan optimalisasi STA terletak di Desa Sekardadi Kecamatan
Kintamani, pada kondisi eksisting memang sudah ada di daearah tersebut terkait
Kopi. Namun tidak hanya kopi untuk komoditas lainya juga bisa diletakan di STA
ini. Pemanfaatan STA ini guna mendukung pemasaran dari hasil produksi kopi
yang dihasilkan.
Saat ini STA tidak diketahui oleh masyarakat petani sehingga potensinya
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
47/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
• Adanya Jaringan pengangkutan
Sehingga dengan adanya keungggulan tersebut diharapkan mampu untuk
melakukan distribusi dan pemasran kedaerah Kabupetan Bangli maupun kedaerah
diluar Bangli.
Namun dengan memperhatikan adanya tempat wisata yang ada di Gunung
Batur maka juga menjadi sasaran pemasaran untuk hasil produk-produk dari
agropolitan di Kabupaten Bangli. Dan juga terkhusus di desa Sulahan terdapat
sentra kerajinan bamboo yang juga berfungsi sebagai pemasaran untuk para
pariwisatawan.
D. Rencana Industri Pengolahan Kopi
Rencana industry pengolahan kopi yaitu terletak di desa Sekardadi
Kecamatan kintamani yang mana satu lokasi dengan balai penelitian dan
pengembangan serta STA yang ada di Kabupaten Bangli. Pengelolaan industry ini
bertujuan untuk memperpendek jarak pengiriman bahan baku yang ada di
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
48/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Yang paling terpenting yaitu bahan baku yang sudah ada dapat dimanfaatakn
dengan baik dan menarik
Industri Kopi dan Jeruk dapat ditempatkan di Kintamani karena pada
kecamatan tersebut memnag sebagai bahan baku penyedia hasil panen, sednagkan
untuk bamboo terletak di Desa Sulahan dengan kondisi sudah berkembangnnya
pengrajin bamboo yang ada di Sana. Dengan adanya industry oelhan pertanian
maka hasil panen dapat dimanfaatkan dalam bentuk yang lain. Selama ini dijual
dengan harga yang relative murah, dengan adanya industry maka haisl nya dapat
lebih mahal dan dapat bertahan dalam jang waktu tertentu. Beberpa sarana
perindustrian yang disaranakan adalah :
• Industri pengolahan kopi
• Industri pengrajin bamboo
• Industri bamboo Desa wisata Panglipuran
• Industri pengelolaan Jeruk
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
49/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Gambar 8. 17 Kondisi Jalan Rusak
Pada gambar. terlihat kondisi jalan rusak dan dengan mempertimbangkan
aspek kemudahan dalam mendistribusikan hasil pertanian di Kabupaten Bangli
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
50/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Masalah sampah memerlukan perhatian yang cukup besar dan insentif
mengingat bahwa jumlah sampah akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan aktifitas perekonomian suatu wilayah
sehingga memberikan dampak terhadap wilayah Kabupaten Bangli. Program
engembangan sistem pengelolaan persampahan di kawasan Kabupaten Bangli
sanagt ditentukan kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya dan
pengolahan kembali sampah tersebut. Dalam tahap berikutnya yaitu program
pengembangan diharapkan akan mampu menciptakan lingkungan yang bersih,
sehat dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Contoh pengolahan limbah
agropolitan yaitu:
Pada kondisi eksisting kotoran yang dihasilakn oleh sapi sudah digunakan
untuk pupuk kompos, biogas dan bio urine yang mana digunakan untuk
menyuburkan tanah pada kebun kopi dan jeruk.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
51/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
52/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
8.6. Integrasi Antar Sektor
8.6.1. Integrasi Sektor Agropolitan dengan Sektor Agropolitan
Agropolitan tidak hanya terdiri dari sektor pertanian saja, melainkan
melibatkan sektor-sektor lain (multisektor) yang memiliki keterkaitan untuk
pengembangan pertanian maupun hasil komoditas dari Kabupaten Bangli.
Integrasi sektor agropolitan dan sektor agropolitan terdapat pada pengolahan dan
pemanfaatan limbah antar komoditas. Industri pengolahan kopi akan
menghasilkan limbah kulit buah kopi yang dapat digunakan untuk menjadi pakan
ternak berupa dedak kopi, kemudian dari sektor peternakan menghasilkan kotoran
yang digunakan untuk pupuk kompos dari tanaman kopi tersebut. Hal ini
merupakan salah satu contoh keterikatan antara sektor pertanian, sektor industri,
dan sektor peternakan yang dapat saling memenuhi. Integrasi antara sektor
agropolitan dengan agropolitan sendiri menunjukan pemanfaatan sektor pada
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
53/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
komoditas jeruk dan kopi yaitu terdapat di Desa Adat Panglipuran dan Danau
Gunung Batur. Karena memiliki potensi pariwisata yang cukup prospektif.
8.6.3 Integrasi Sektor Agropolitan dengan Sektor Industri
Integrasi antara sektor agropolitan dengan sektor industri adalah dengan
menyediakan bahan baku untuk industri yang ada di Kabupaten Bangli. Industri
tersebut antara lain:
1. Indutsri kopi yang terdapat di Desa Landih, Keamatan Kintamani.
Bahan baku untuk industri ini dipasok dari seluruh kabupaten bangli
terutama dari Kecamatan Kintamani yang memiliki produksi kopi
yang sangat tinggi.
2. Industri bambu terdapat di Desa Sulahan, Kecamatan Susut. Bahan
baku untuk industri ini dipasok dari seluruh kabupaten bangli terutama
dari Kecamatan Kintamani yang memiliki produksi bambu yang
sangat tinggi. Beberapa diversifikasi produk dari komoditas bambu
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
54/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
BAB IX
PEDOMAN PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM
9.1. Pengendalian Rencana Pengembangan9.1.1.Mekanisme Pengendalian
Tabel 9. 1 Mekanisme Pengendalian
No. Kriteria Arahan Pengembangan
Metode Insentif-Disinsentif yang
Diterapkan
Insentif Disinsentif
1. Subsistem agro
hulu• Meningkatkan
ketersediaan bibit/benih
melalui pembentukan
usaha pengembangan
bibit/benih, pupuk
maupun peralatan
pertanian yang
disediakan oleh
pemerintah dan
mengajak swasta juga
• Pemberian
bibit dengan
sistem kredit
oleh
pemerintah
kepada para
petani yang
mampu
mengolah
lahan
• Pemberian
sanksi ketika
petani atau
peternak
ketika tidak
dapat
membayar
hutang dan
tidak
merawat
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
55/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
No. Kriteria Arahan Pengembangan
Metode Insentif-Disinsentif yang
Diterapkan
Insentif Disinsentif
2. Subsistem agro
proses (usaha tani)• Peningkatan kualitas
SDM petani oleh
pemerintah dengan
memberikan pelatihanmaupun pembinaan yang
dilakukan secara intensif
• Memberikan sosialisasi,
pelatihan dan bantuan
modal usaha pertanian
kepada petani yang akan
melakukan budidaya
pertanian komoditas
unggulan yang terdapatdi Kabupaten Bangli
• Mempertahankan
kualitas pengolahan
produksi dan
mengoptimalkan
penggunaan pupuk
organik
• Meningkatkan sarana
• Pemberian
sosialisasi
secara insentif
kepada parapetani
• Kerjasama
dengan pihak
swasta dalam
meberikan
bantuan modal
usaha kepada
petani
• Memberikansuatu
penghargaan
bagi petani
yang mampu
mempertahan
kan atau
meningkatkan
kualitas
• Jadwal
sosialisasi
diperbanyak
dandilakukan
secara merata
di setiap
desa, agar
petani lebih
terarah dan
memperoleh
informasi
yang lebihbanyak.
• Pengurangan
bantuan
modal bagi
petani atau
peternak
yang tidak
mampu
mempertahan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
56/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
No. Kriteria Arahan Pengembangan
Metode Insentif-Disinsentif yang
Diterapkan
Insentif Disinsentif
membantu para petani
dan peternak
• Perbaikan sarana dan
prasarana penunjang danmeningkatkan teknologi
yang ada
pemanfaatan
penggunaan
pasar lokal
dan STA
4. Subsistem agro
output dan
pemasaran
• Peningkatan isndustri
pengolahan komoditas
unggulan
• Penjualan dan promosi
produk olahan komoditas
unggulan ke lingkup
yang lebih luas sepertiskala regional, nasional
bahkan internasional
melalui jalinan kemitraan
dengan perusahaan
ataupun melalui berbagai
media infirmasi modern
• Perluasan jaringan
distribusi melalui
• Pemberian
penghargaan
dan
meningkatkan
bantuan modal
bagi petani
yang mampumemasarkan
hasil
produksinya
hingga tingkat
nasional dan
internasional
• Pemberian
larangan bagi
petani untuk
menjual
produksi
hasil
pertaniannyakepada
tengkulak,
dalam upaya
mengurangi
kerugian para
petani
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
57/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
A. Intensif
1. Bantuan modal dan pelatihan dalam pengembangan usaha untuk diversifikasi
hasil olahaan komoditas pertanian Kabupaten Bangli
2. Bantuan bibit dan peralatan pendukung kegiatan pertanian3. Kemudahan akses untuk distribusi hasil pertanian dan olahan pertanian
4. Perlindungan harga dengan penentuan harga minimum untuk penjualan dari
petani
B. Disinsentif
1. Pembatasan akses jaringan jalan pada pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan arahan rencana
2. Permohonan ijin yang diajukan tidak diberikan
C. Perizinan
1. Kemudahan untuk mendapatkan pinjaman modal untuk kegiatan pertanain dan
pengolahan hasil pertanian
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
58/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
No Kriteria Arahan Pengembangan
Metode Insentif-Disinsentif yang
Diterapkan
Insentif Disinsentif
swasta untuk penyediaan
modal
• pengadaan alat pengolahan
pemanfaatan kotoran ternak • peningkatan kualitas
penyediaan
pembenihan/pembibitan
pinjaman
2 Rencana
Pengembangan
Subsistem agro
usahatani
• pelatihan dan penyuluhan
inovasi pengelolaan komoditas
• pengadaan kegiatan lomba
inovasi pengelolaan komoditas
• Penyuluhan pemanfaatan
produk unggulan pertanian
• Pemberian
penyuluhan
untuk teknologi
pertanian yang
dapat
meningkatkankuantitas dan
kualitas
• Pembatasan
penyediaan
sarana dan
prasarana
3 Rencana
Pengembangan
Subsistem agro
hilir
• Pelatihan petani untuk
kesiapan kegiatan agrowisata
• Pemberian
bantuan modal
untuk industri
pengolahan
yang sesuai
dengan arahan
• Persyaratan
yang panjang
untuk perijinan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
59/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
No Kriteria Arahan Pengembangan
Metode Insentif-Disinsentif yang
Diterapkan
Insentif Disinsentif
agropolitan fair
• penyediaan gudang
penyimpanan
9.1.3.Aspek Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat
A. Aspek Kelembagaan
Bappeda merupakan salah satu kelembagaan yang memiliki peranan penting
dalam pembangunan kawasan agropolitan di Kabupaten Bangli. Tidak hanya
Bappeda yang ikut serta dalam mengembangkan kawasan agrpolitan di Kabupaten
Bangli, namun juga terdapat dinas-dinas yang juga memiliki peranan penting hamper
sama seperti Bappeda misalnya saja Dinas Pertanian, MPIG, Dinas Peternakan dan
lain-lain. Pembangunan kawasan agropolitan di Kabupaten Bangli juga mengikuti
peraturan yang ada serta disesuaikan dengan rencana tata ruang. Berikut merupakan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
60/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
menjadi pengendali pemanfaatan ruang. Menurut UU no. 26 Tahun 2007 terkait
pentaan ruang terdapat tiga poin peran serta masyarakat, yaitu :
a. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang
b. Partisipasi dalam pemanfaatan ruang
c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Dalam pengembangan agropolitan peran masyarakat terutama masyarakat
petani juga menjadi salah satu stakeholder ryang paling penting. DEngan adanya
keteribatan petani dalam perencanaan agropolitan di harapkan dapat menjadi
perencanaan yang efektif dan efeisien. Petani Kabupaten Bangli memeiliki kendala
dan permasalhan yang pada umumna memiliki kesamaam,untuk itu dalam
perencanaanya juga berupaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu
dengan melihat kearifan lokal budaya yang sangan berpegang teguh terhadap Tri
hItakarana dan aspek kepercayaan dan keadilan lainya, tentunya hal tersebut menjadi
bekal dalam pembangunan Kabupaten Bangli yang mengikut sertaka masyarakat.
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
61/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
3) Berperan aktif dalam upaya menjadikan pertanian Bangli yang maju dna
berdaya saing
4) Terbuka dalam menerima informasi dna pengetahuan terkait kegiatan
diversifikasi produk atau pengembangan lainya
c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
1) Mempunyai fungsi control dalam upaya pemanfaatan ruang
2) Memiliki hak untuk menegur atau menggugat apabila terjadi
penyimapangan
3) Memiliki hak untuk menyalurkan keberatan dan pemikiran kritis dengan
tujuan pengembangan agropolitan Bangli.
9.2. Pemanfaatan Rencana
9.2.1. Matriks Implikasi Program
Matirks ini dibuat dengan tujuan memecahkan masalah agropolitan di
Kabupaten Bangli dengan program-program yang dibuat oleh pemerintah. Dengan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
62/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Program Sub Program Output Outcome Impact
Perbaikan
Infrastruktur
Peningkatan kualitas jalan
usaha tani.
Infrastruktur
memadai
Aksesbilitas
meningkat
Distribusi dan
pemasaran lebih
mudah
Meningkatkan
promosi
Pelatihan petani dalam
mendukung kegiatan
agrowisata:• Pelatihan pengelolaan
lahan
• Studi banding ke
daerah pertanian maju
lainnya
• Kerjasama antar
sektor
agropolitan baik • Petani lebih
mempunyai
pengetahuan
Produk
unggulan
kabupatenBangli lebih
dikenal
masyarakat
lokal maupun
internasional
Perekonomian dan
penjualan produk
lebih baik
Pengadaan kegiatan
agropolitan fair bekerja
sama dengan festival
Danau Batur
Branding
Komoditas
pertanian
Kabupaten Banglilebih dikenal
Peningkatan
harga jual hasil
komoditas
pertanian diKabupaten
Bangli
Mendatangkan investor
atau pihak swasta ke
Kabupaten Bangli
Inovasi
Pengelolaan
komoditas
• Pelatihan dan
penyuluhan inovasi
pengelolaan komoditas
• Difersivikasi jeruk dan
kopi
Masyarakat lebih
terstimulatif
dalam
mengeluarkan ide
diversifikasi
Masyarakat
lebih kreatif
dalam
mengolah hasil
komoditas
pertanian
Hasil diversifikasi
lebih bervariasi
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
63/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Program Sub Program Output Outcome Impact
Peningkatan
Teknologi
penunjang
kegiatan
pertanian
Pengadaan alat teknologi
yang dapat lebih
menunjang komoditas
pertanian:
• Pembangunan pabrik
dan alat diversifikasikomoditas jeruk dan
kopi
• Supply bahan bakar utuk
home industry di
Kecamatan Tembuku
melalui program
SIMANTRI dengan
pemanfaatan biogas
• Diversifikasi
produk lebih
bervariasi
• Ada bahan
bakar
alternative
Pendapatan
hasil komoditas
meningkat
• Terciptanya linkage
system antara
peternakan dan
pertanian
• Munculnya
diversifikasi produk baru dengan kualitas
dan kuantitas yang
baik
• Penurunan biaya
penggunaan bahan
bakar home industry
di Kecamatan
Tembuku
Pengadaan fisik
pasar
agropolitan
• Pembangunan sentra
agropolitan
• Pengoptimalan pasar di
Bangli
• Tersedianya
sentra
pemasaran
agropolitan
• Termafaatkanny
a pasar yang
lama
Akses dan
pemasaran
barang
komoditas
menjadi lebih
mudah dan
terakomodir
Pusat pemasaran
yang terintegrasi dan
pendapatan
meningkat
• Melakukan integrasi • Adanya wadah Hasil penjualan • Meningkatkan
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
64/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Program Sub Program Output Outcome Impact
tanaman
• Munculnya
kualitas bibit
komoditas yang
lebih baik
Sumber: Hasil Rencana
9.2.2. Produk Leadership
Merupakan upaya dalam pemanfaatan pertanian bangli sebgai komoditas
unggulan yang mampu bersaing dengan produk lainya bahkan lebih unggul. Produk
ledhership dalam pertanian yang ada di Bangli lebih bertumpu pada komoditas kopi,
jeruk dan bambu. Keunggulan selain kuantitas komoditas bangli untuk menjadi
produk leadher ship, secara kualitas dapat dilihat seperti berikut.
1. Kopi bangli merupakan salah satu kopi di Indonesia yang memiliki cita
rasa khas dengan perpaduan kopi dan jeruk. Perpaduan tersebut didapat
dengan model tanam alami yaitu menggunakan tumpang sari yang mana
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
65/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
yang mampu mendukung diversifikasi produk tersebut. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan pemasaran yaitu dengan program sebgaai berikut.
1. Pembangunan STA di Desa Sekardadi
Pembangunan STA sebgaai upaya dalam mengelola hasil produk jadi
pertanian yang telah di diversifikasi agar pemasaran dapat dilakukan lebih
optimal. Dengan adanya STA dalam pengumpulan bahan baku dapat dilakukan
dengan baik dan optimal.
2. Pelatihan petani
Pelatihan petani bertujuan untuk memberikan bekal yang cukup dalam
upaya menjadikan pengolahan hasil pertanian yang lebih memiliki nilai jual
tinggi. Selain itu terkait dengan bekal bahasa inggris karena di Bali banyak
wisatawan mancanegara.
3. Agropolitan Fair
Agropolitan fair digabungkan dengan festival tahunan Danau Batur yang
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
66/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
6. Pengadaan balai penelitian
Pengadaan balai penelitian menjadi salah satu upaya dalam
pengembangan komoditas bangli melalui penelitian dan percobaan yang
dilakukan.
Dengan adanya upaya tersebut dan mengupayakan pemasaran dan promosi
yang lebih besar menjadikan tujuan pertanian Bangli sebagai Produk Leadership
dapat terwujud. Maka dari itu menggandeng pariwisata sebagai salah satu upaya
promosi dapat dilakukan.
9.2.3. Mekanisme Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan yang diperlukan dalam pengembangan sistem
agropolitan Kabupaten Bangli berasal dari APBN, APBD, swasta, lembaga keuangan,
dan juga swadaya masyarakat. Fasilitasi pemerintah dapat melalui dana stimulus
untuk mendorong Pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat dan juga masyarakat
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
67/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Dalam pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Bangli tentu diperlukan
kerjasama dengan pemerintah di berbagai bidang, seperti Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Perhutanan, Dinas Peternakan, Dinas PU, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Dinas Pariwisata, Dinas Koprasi dan UKM, dan Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah dan Permodalan.
1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Permodalan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bangli berperan
dalam pembiayaan pengembangan struktur ruang agropolitan dan juga
melakukan koordinasi dengan sektor sektor lain yang berkembang di
Kabupaten Bangli.
2. Dinas Pertanain, Perkebunan dan Perhutanan
Dinas Pertanian, Perkebunana dna Perhutanan Kabupaten Bangli berperan
dalam pembiayaan perbaikan sistem usaha tani dari hulu hingga hilir, dimana
didalamnya terdapat pengadaan pembayaan untuk pengadaan bibit unggulm
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
68/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Dinas Perindustrian dan Perdagangan berperan dalam pembiayaan seperti
pengembangan hasil produksi pertanian, perkebunan dan perhutnaan dengan
menciptakan industry industry kecil maupun menengah.
6. Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum berperan dalam pembiayaan peningkatan sarana dan
prasaran penunjang kegiatan agropolitan di Kabupaten Bangli seperti
pengadaan gudang pengolaha, sub terinal agropolitan, jairngan irigasi dan
juga jaringan jalan.
7. Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi
Dinas Perhubungan berperan dalam kegitan promosi hasil mentah amupun
yang sudah dioleh dari sektor agropolitan maupun sektor lainnya di
Kabupaten Bangli. Dinas Perhubungan memiliki peran dalam program
pengadaan rute wisata agro dengan destinasi STA.
B. Kerjasama dengan Pihak Swasta
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
69/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
untuk para petani. Bank juga mempunyai peran dalam program peningkatan kualitas
penyediaan pembenihan/pembibitan.
9.2.4. Matriks Alokatif Agropolitan Kabupaten Bangli
Masalah Program Stake Holder PembiayaanSTA tidak
berfungsi
Pengadaan STA dan
pengembangan pengelolaan
STA
• Pembentukan badan
kepengurusan khusus
dalam bidang sarana dan
prasarana seksi
pemeliharaan (Dinas PU)
dan Dinas Pertanian• Pembangunan fisik STA
untuk keperluan pemasaran
(di Desa Sekardadi
Kecamatan Kintamani)
• Dinas PU, Bidang
Sarana dan
Prasarana seksi
Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana
• Dinas Pariwisata,
Bidang Bina Objek
seksipengembangan
Objek dan Daya
Tarik Wisata
• Dinas Pertanian,
Bidang Pengolahan
pemasaran dan
sarana prasarana
• Bapedda dan
• APBN
• Swasta
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
70/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
Masalah Program Stake Holder Pembiayaan
• Pengadaan kegiatan
agropolitan fair bekerja
sama dengan festival
Danau Batur
Prasarana
Belum adanya
Diversifikasiproduk
Pelatihan pengolahan hasil
komoditas :• Penyuluhan pemanfaatan
produk unggulan
• Pelatihan diversifikasi
produk
• Pengadaan balai
penelitian
• Penyediaan pupuk organi
dari SIMANTRI
• Pengadaan alat teknologi• Penyediaan alternative
pemenuhan pupuk
• Dinas Pertanian
bidang penyuluhandan pengembangan
teknologi
• Bapedda dan
Penanaman Modal,
sub bidang
pertanian,
indutri,dan dunia
usaha
•Dinas DinasPeternakan, Dinas
Pertanian,
SIMANTRI,
GAPOKTAN,
Universitas
APBD
Swasta
Kurangnya
Ketersediaan
Modal
Pengadaan bantuan modal:
• Pembentukan badan
sosialisasi khusus untuk
• Dinas koperasi
• Bank
• Bappeda dan
• APBD
• Pihak Swasta
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
71/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA XI-18
9.2.5. Indikasi Program
Tabel 9. 4 Indikasi Program
Noo ProgramTahun Perencanaan 2015-2034
Penanggung Jawab1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sub Sistem Hulu
1 Penggunaan limbah
pertanian untuk pakanternak
Dinas Peternakan,
Dinas Pertanian,SIMANTRI,GAPOKTAN
2 Penyediaan pupuk organik SIMANTRI
bagi sektor pertanian
Dinas Peternakan,Dinas Pertanian,
SIMANTRI,
GAPOKTAN
3 Kerjasama dengan
pihak swasta untuk penyediaan modal
Bank, BAPPEDA
dan PenanamanModal, Dinas
Pertanian,GAPOKTAN
4 Pengadaan alatpengolahan
pemanfaatan kotoranternak
Dinas Pertanian,Dinas Peternakan,
SIMANTRI
5 Peningkatan kualitaspenyediaan
Bank, BAPPEDAdan Penanaman
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
72/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA XI-19
Noo ProgramTahun Perencanaan 2015-2034
Penanggung Jawab1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
pembenihan/pembibita
n
Modal, Dinas
Pertanian,
GAPOKTAN
Sub Sistem Proses
6 Pelatihan dan
penyuluhan inovasipengelolaan komoditas
Dinas Pertanian,
Dinas Perindag,SIMANTRI,
GAPOKTAN
7 Pengadaan kegiatan
lomba inovasi
pengelolaan komoditas
Dinas Pertanian,
Dinas Perindag,
SIMANTRI,GAPOKTAN
8 Penyuluhan
pemanfaatan produk unggulan pertanian
Dinas Pertanian,
Dinas Perindag,SIMANTRI,
GAPOKTAN
Sub Sistem Hilir
9 Pelatihan petani untuk
kesiapan kegiatan
agrowisata
Dinas Pertanian,
Dinas Pariwisata
SIMANTRI,GAPOKTAN
Sub Sistem Pemasaran
10 Perbaikan fisik STA
sehingga layak untuk
Dinas Pertanian,
Dinas Parwisata,
S O C
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
73/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA XI-20
Noo ProgramTahun Perencanaan 2015-2034
Penanggung Jawab1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
dijadikan destinasi
wisata.
GAPOKTAN,
SIMANTRI,
BAPPEDA danPenanaman Modal,
Dinas Perhubungan
Informasi danKomunikasi
11 Penyedian stan
penjualan hasil produk
pengolahan pertanian
pada destinasi wisata
Dinas Pertanian,
Dinas Parwisata,
GAPOKTAN,
SIMANTRI,BAPPEDA dan
Penanaman Modal,Dinas Perhubungan
Informasi danKomunikasi
Sarana dan Prasarana Penunjang
12 Pembentukan badan
kepengurusan khusus
dalam bidang saranadan prasarana
Dinas Pekerjaan
Umum, Dinas
Pertanian,BAPPEDA dan
Penaanaman Modal
13 Perbaikan kualitas jalan
usaha tani
Dinas Pekerjaan
Umum, SWASTA,BAPPEDA dan
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
8/18/2019 Final Report Rencana Agropolitan
74/74
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2015
MASTERPLAN KAWASAN AGROPOLITAN
KABUPATEN BANGLI
PROVINSI BALI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA XI-21
Noo ProgramTahun Perencanaan 2015-2034
Penanggung Jawab1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penanaman Modal
14 Pengadaan kegiatanagropolitan fair
Dinas Pertanian,Dinas Parwisata,
SWASTA
15 Pengadaan Balai
Penelitian dan
Pengembangan
Dinas Pertanian,
Dinas Peternakan,
Universitas
Sumber: Hasil Rencana, 2015