8/2/2019 Digitalisasi
1/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
162
DIGITALISASI BASIS DATA XYLARIUM
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BOGOR
Oleh
Yance I. Mandang 1)
ABSTRAK
Xylarium Bogoriense Pusat Litbang Hasil Hutan di Bogor menyimpan hampir 40.000
contoh kayu yang dikumpulkan dari seluruh kepulauan Indonesia. Semua contoh kayu dicatat dalam
buku register dan setiap contoh memiliki keterangan yang meliputi nomor contoh kayu, nomor
herbarium, nama setempat, suku, nama ilmiah, sinonim, asal contoh kayu, kolektor dan tanggal dikoleksi. Catatan tersebut ditulis tangan sejak tahun 1915 dalam 12 jilid buku. Masalahnya
hampir semua buku register ini sudah lapuk dan datanya terancam musnah. Oleh karena itu perlu
dicarikan cara untuk menyelamatkan data tersebut sekaligus disusun kembali dalam bentuk yang
mutakhir. Dalam makalah ini disajikan pengalaman merenovasi sistem informasi xylarium dengan
memanfaatkan perkembangan terakhir dalam bidang teknologi informasi. Untuk penyelamatan,
data terlebih dahulu diketik dalam format MS Access. Untuk keperluan identifikasi kayu, deskripsi
anatomi kayu dari berbagai sumber ditransformasikan ke dalam kode IAWA (International
Association of Wood Anatomist) lalu diketik dalam format MS Access. Basis data koleksi dan basis
data ciri kayu ini kemudian di impor ke dalam MS SQL Server pada komputer server yang sudah
disiapkan. Penelusuran informasi dan identifikasi kayu dilakukan dengan menuliskan query dalam
bentuk pernyataan-pernyataan SQL lalu dieksekusi. Beberapa contoh proses penelusuran informasi
dan identifikasi kayu disajikan. Waktu yang diperlukan untuk penelusuran informasi dan
identifikasi kayu sangatlah singkat dibanding dengan cara lama.
Kata kunci: Xylarium, sistem informasi
I. PENDAHULUAN
Xylarium adalah suatu satuan kerja yang bertugas mengumpulkan dan
menyimpan contoh kayu dari berbagai jenis pohon. Fungsinya adalah sebagai: 1) sarana
penunjang penelitian ciri anatomi dan taksonomi tumbuhan berkayu, 2) bahan rujukan
_________________________1) Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor
8/2/2019 Digitalisasi
2/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
163
identifikasi contoh kayu tidak dikenal, 3) sumber informasi nama setempat dan nama
ilmiah kayu, 4) sumber informasi keanekaragaman jenis kayu di suatu wilayah, 5) sumber
informasi wilayah persebaran jenis jenis kayu tertentu. Xylarium berfungsi juga untuk
penunjang bidang forensik dalam menangani perkara di mana kayu sebagai barang bukti.
Selain itu xylarium berperan juga dalam menunjang penelitian arkeologi dan
paleobotani (Mandang dan Martono, 1996).
Xylarium Bogoriense Puslitbang Hasil Hutan memiliki koleksi kayu sebanyak
hampir 40.000 contoh, mencakup 119 suku, 675 marga dan 3.233 jenis, yang
dikumpulkan sejak tahun 1915. Sekitar 70 % contoh kayu tersebut didukung dengan
material herbarium. Material herbarium ini disimpan oleh Puslitbang Hutan dan
Konservasi Alam Bogor. Setiap contoh kayu diberi nomor koleksi disertai datapenunjang berupa nomor herbarium, asal contoh, nama setempat, suku, nama ilmiah,
sinonim, kolektor dan tanggal koleksi serta dicatat dalam huku register berdasarkan
urutan waktu. Kini buku register sudah berjumlah 12 jilid dan hampir semua sudah
lapuk dimakan usia.
Di samping buku register, ada juga juga sistem kartu yang dibuat berdasarkan
jenis dan nama setempat (Gambar 1). Kartu jenis disusun sistematik dan berisi semua
nomor contoh kayu yang mewakili jenis yang bersangkutan. Setiap jenis memiliki satu
atau lebih kartu, bergantung pada banyaknya contoh yang mewakilinya. Kartu nama
setempat yang disusun menurut abjad berisi nama ilmiah dari nama yang bersangkutan.
Rak contoh kayu
Penelitian
Pustaka Kartu Buku register contoh kayu
Contoh kayuBaru m asuk
Suku/m arga/jenis/spesimen
Contoh d isusun sistem atik
Dicatat
Disimpan
Gambar 1. Sistem informasi Xylarium Bogoriense lama
8/2/2019 Digitalisasi
3/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
164
Sistem kartu memudahkan pencarian data nomor koleksi suatu jenis kayu tetapi tetap
saja lama dalam pencarian informasi mengenai kolektor, tanggal koleksi, dan wilayah
persbaran karena harus membuka buku register. Demikian juga jika ingin mencari
informasi mengenai keanekaragaman jenis pohon di suatu wilayah. Oleh karena itu
sudah waktunya untuk memanfaatkan kemajuan di bidang komputer dan teknologi
informasi agar pencarian data dan informasi dapat dilakukan lebih cepat. Rancangan
sistem informasi xylarium yang baru diciptakan adalah seperti tertera dalam Gambar 2.
Rak contoh kayu
Contoh disusun sistematik
Penelitian
Contoh kayuBaru m asuk
BukuRegisterContohKayu
Basis Data
Catat
Simp an
Data / informasiPustaka
...................................................................
Gambar 2. Sistem informasi Xylarium Bogoriense baru yang dicitakan
Pelayanan lain yang sering diperoleh dari Xylarium adalah melakukan identifikasi
contoh kayu tidak dikenal secara cepat. Permintaan datang dari masyarakat, terutama
pengusaha HPH, industri perkayuan, pedagang, dan juga dari Instansi Kehutanan dan
Bea Cukai. Proses identifikasi kayu selama ini dilakukan dengan cara langsung, merujuk
pada deskripsi, tabel ciri kayu dan kunci dikhotom dari berbagai sumber yang
memerlukan waktu lama dan adakalanya tidak berhasil.
Dalam makalah ini disajikan laporan mengenai digitalisasi basis data dan sistem
informasi Xylarium Bogorensis Puslibang Hasil Hutan Bogor, dengan menggunakan
teknologi mutakhir. Pembangunannya dilakukan sejak awal tahun 2004 dan kini
mendekati penyelesaian. Sebagai penuntun digunakan berbagai buku pedoman yang
8/2/2019 Digitalisasi
4/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
165
ditulis antara lain oleh Inge Martina (2003), Kok Yung (2003), Mangkulo (2003), Robiin
(2004) dan Vitria (2004).
Adapun tujuan kigiatan ini adalah :
1) Menyelamatkan data koleksi contoh kayu Puslitbang Hasil Hutan yang sudah
dikumpulkan selama 90 tahun.
2) Membangun sistem informasi yang mutakhir, cepat dalam penyimpanan dan
pencarian data/informasi, termasuk mengidentifikasi contoh kayu tidak dikenal.
II. KIAT DIGITALISASI BASIS DATA XYLARIUM
A. Bahan
1. Data register contoh kayu Xylarium Bogorensis sejak tahun 1915, berjumlah kurang
lebih 40 000.
2. Deskripsi anatomi kayu pada berbagai pustaka, terutama buku Prosea 5 (1)
(Soerianegaraet al.,1994), Prosea 5 (2)(Lemmenset al .,1995) dan Prosea 5 (3)(Sosef et
al . ,1998) dan Atlas Kayu Indonesia Jilid III (Abdurrohim et al ., 2005).
B. Peralatan1. Perangkat keras berupa lima perangkat komputer setara Pentium II, III, IV, masing-
masing dengan memori sebesar 128 MB.
2. Perangkat lunak
a. Sistem Operasi Window 98, Window 2000, dan Window XP
b. Microsoft Access 2000
c. Microsoft SQL Server 7.0
C. Tahapan Kerja
1. Data koleksi contoh kayu di susun dalam file format Access. Data ciri anatomi dari
buku Prosea 5(1) , Prosea 5(2) dan Atlas Katyu jilid III ditransformasikan ke dalam
kode IAWA (Wheeler et l.,1989), lalu disusun dalam format file Access. Ciri anatomi
kayu dalam buku Prosea 5(3) sudah dalam bentuk kode IAWA jadi langsung dikutip.
SQL Server diinstal ke dalam komputer, lalu data yang sudah dalam format Access
diimpor ke dalam server.
8/2/2019 Digitalisasi
5/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
166
2. Penelusuran informasi dari basis data dilakukan dengan menggunakan pernyataan-
pernyataan SQL yaitu: a) select,b ) from , c) where , d) like , e) simbol = , f) simbol %, g)
tanda *, h) order by (bila perlu):
a. Perintah select dimaksudkan untuk menampilkan kolom data, apakah semua atau
kolom tertentu saja.
b. Klausa from digunakan untuk menspesifikasikan dari tabel mana data akan dicari
dan ditampilkan.
c. Klausa where menspesifikasikan kondisi pencarian, membatasi baris baris data
mana saja yang akan ditampilkan.
d. Klausa like menspesifikasikan kondisi yang mengandung informasi yang kita
cari.e. Simbol = menspesifikasikan kondisi persis informasi yang akan dicari.
f. Simbol % menspesifikasikan kondisi pencarian infomasi yang dikandung.
g. Simbol * kondisi memperkenankan semua kolom ditampilkan.
h. Klausa order by menspesifikasikan atas dasar apa data yang dicari akan diurutkan
III. HASIL DIGITALISASI BASIS DATA DAN CARA PENGGUNAANNYA
A. Basis Data Koleksi
Sampai saat ini sudah berhasil disalin 34.987 rekord contoh kayu dari 7 jilid
buku register ke dalam tabel format Access lalu disimpan dalam CD. Hasil ini
diselesaikan oleh 5 orang bersama-sama selama satu tahun. Tampilannya disajikan
seperti dalam Gambar 3. Keuntungan menggunakan format Access adalah menyalin dan
entri data tidak harus oleh orang yang menguasai pengelolaan basis data. Pengelola basis
data cukup membuatkan formatnya lalu staf mengisinya. Dari semua data yang sudahdientri, yang diverifikasi baru nama ilmiahnya saja sedangkan nama setempat dan lain-
lain belum diverifikasi sehingga verifikasi perlu dilanjutkan.
Data koleksi contoh kayu yang tadinya dinamai Tabel Xylarium Bogorensis pada
format Access, setelah diimpor ke dalam SQL Server tampilannya seperti tertera dalam
Gambar 5. Basis data ini sudah dapat digunakan dalam pekerjaan sehari-hari, tentu saja
dengan hati-hati karena belum semua data diverifikasi.
8/2/2019 Digitalisasi
6/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
167
Sebagai contoh pertama adalah mencari data tentang contoh kayu nomor 25346,
di buatkan query sbb:
Select*
From xylarium_bogorensis
Where specimen_number = 25346
Setelah dieksekusi, diperoleh hasil seperti tertera dalam Gambar 6.
Sebagai contoh kedua, bila ingin mencari tahu tentang jenis kayu dengan nama
setempat salam, dibuat query sbb.
Select *
From xylarium_bogorensis
Where vernacular_name = salamSetelah dieksekusi diperoleh hasil yang tertera dalam Gambar 7. Ada 12 spesimen yang
bernama salam, asalnya dari Pulau Jawa semua.
Pernah, kurang lebih 2 tahun yang lalu, seseorang ingin mengetahui nama ilmiah
kayu lengkulung. Ketika itu basis data elektronik belum dibangun sehingga harus di
cari dalam berbagai buku tetapi tidak berhasil ditemukan. Baru-baru ini kami cari dengan
Sql Query Analyzer dalam basis data dan tampaknya sudah ditemukan. Kata lengkulung
tidak berhasil ditemukan tetapi karena mungkin sekali ucapannya sudah berubah dari
ucapan dahulu kala. Selanjutnya dicoba dengan menggunakan kata @engkoeloeng@
dengan ejaan lama. Dengan program SQL Server dimungkinkan mencarinya dengan
menggunakan klausa like yang artinyaseperti atau mengandung deretan huruf engkoeloeng .
Hasilnya diperoleh seperti tertera dalam Gambar 8. Bisa jadi maksudnya bengkoeloeng
( Pithecellobium atau Sterculia ) atau tengkoeloeng (Shorea spp.).Sayang sekali contoh kayunya
tidak ada shingga tidak dapat ditelusuri mana dari daftar di atas yang sesuai.
Informasi lain yang dapat dicari dalam basis data koleksi kayu adalah wilayah
persebaran suatu taxon. Misalnya bila mengetahui wilayah persebaran pohon kayu
Vavaea -Meliceae, dapat membuat query dengan hasil seperti tertera dalam Gambar 9.
8/2/2019 Digitalisasi
7/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
168
Gambar 3. Tabel koleksi contoh kayu dibuat dalam file format Access
Gambar 4. Tabel ciri anatomi kayu Asia Tenggara dalam file format Ms Access
8/2/2019 Digitalisasi
8/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
169
Gambar 5. Tampilan basis data dalam SQL server enterprise manager
Gambar 6. Mencari nomor herbarium, nama ilmiah, sinonim, dan suku
dari contoh kayu nomor 25346
8/2/2019 Digitalisasi
9/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
170
Gambar 7 . Pencarian rekord jenis kayu dengan nama setempat salam
Gambar 8 . Pencarian record jenis kayu dengan nama setempat
yang diduga engkulung
8/2/2019 Digitalisasi
10/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
171
Gambar 9. Pencarian wilayah persebaran pohon kayu marga Vavaea
B. Basis Data Anatomi Kayu
Basis data anatomi kayu Asia Tenggara yang berhasil dihimpun sudah mencakup
405 marga. Dengan demikian masih tersisa sekitar 300 marga yang perlu diamati ciri
antominyaguna melengkapi basis data anatomi jenis-jenis kayu di Indonesia..
Tampilan basis data anatomi kayu bila dibuka dalam format Access adalah
seperti tertera dalam Gambar 4. Hasil yang diimpor ke dalam server dapat dilihat dalamGambar 5. Penggunaan basis data ini untuk identifikasi sudah sering dilakukan,
terutama untuk memenuhi permintaan industri pengolahan kayu. Sekarang mereka
banyak menggunakan jenis-jenis kayu yang tergolong enis kurang dikena atau populer
dengan istilah KS-lesser known specie, berhubung jenis-jenis utama sudah semakin
jarang didapat.
Salah satu contoh yang dapat dikemukakan disini adalah identifikasi suatu
contoh kayu yang dikirim oleh suatu perusahaan pengolah kayu. Hasil pengamatan ciri
kayu dan Sql Query Analyzer disajikan dalam Gambar 10. Hasil identifikasinya adalah
Melicope sp. dari suku Rutaceae. Lalu merujuk buku Prosea 5(3) (Sosef et al., 1998) untuk
mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang hasil identifikasi ini. Ternyata
beberapa anggota Euodia sudah digabungkan ke dalam Melicope , walaupun secara
makroskopik terlihat ada perbedaan mencolok antara Euodia yang digabungkan itu
dengan Melicope dalam diameter pembuluh. Selain itu contoh yang diperiksa tidak
mengandung silika dalam jaringannya seperti contoh Melicope yang diamati Chang (1998)
8/2/2019 Digitalisasi
11/14
8/2/2019 Digitalisasi
12/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
173
Perlu dilakukan entri data yang masih tersisa dan data yang sudah selesai simpan
perlu diverifikasi. Pengamatan ciri anatomi jenis-jenis kayu yang belum pernah diteliti
perlu dilanjutkan agar basis data akan menjadi lebih lengkap.
Ucapan terimakasih
Ucapan terimaksih ini penulis sampaikan kepada: Dra Sri Rulliaty, M.Sc., Krisdianto
S.Hut. M.Sc,. Drs. Mardiansyah, Tutiana, Usep Sudardji, yang sudah membantu dalam
entri dan edit data xylarium. Juga kepada Bapak Kepala Bidang Pelayanan Penelitian,
Ir. Suharyanto, M.M, dan Bapak Kepala Sub Bidang Pemenfaatan Hasil Penelitian, Ir.
Eko Budi Susantijo. M.Sc., yang selama ini megelola administrasi termasuk pengawasan
proyek . Terakhir penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Ir. Abdurrohim MS APU dan Professor Dr. Ir. Osly Rachman MS yang telah memberikan
banyak masukan guna pernyempurnaan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohim, S., Y.I. Mandang dan Uhaedi Sutisna. Atlas Kayu Indonesia Jilid III.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.
Inge Martina. 2003. 36 Jam belajar komputer Microsoft SQL Server 2000. PT Elex
Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Kok Yung, 2003. Trik menguasai perintah SQL. PT Elex Media Komputindo,
Gramedia, Jakarta.
Lemmens, R.H.M.J, I. Soerianegara, and W.C. Wong. 1995. Plant Resources of South
East Asia 5 (2). Timber Trees: Minor Commercial Timbers. ROSEA
Indonesia, Bogor.
Mandang, Y.I. 2005. Aplikasi Program Komputer SQL Sever Untuk Identifikasi Jenis
Jenis Kayu Asia Tenggara. Buletin Penelitian Hasil Hutan.
Mandang, Y.I. dan D. Martono. 1996. Keanekaragaman fosil kayu di bagian Barat pulau
Jawa. Buletin Penelitian Hasil Hutan 14 (5): 192-203
Mangkulo, H.A. 2003. Belajar sendiri membangun sistem database dengan Visual Basic
6.0 dan Access 2000. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Microsoft Corporation. 1988-1998. Books on line. SQL Server 7.0.
8/2/2019 Digitalisasi
13/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
174
Robiin, B. 2004. Manajemen dan administrasi database menggunakan SQL server
2000. Penerbit Andi Yogyakarta.
Soerianegara, I. and R.H.M.J Lemmens. 1994. Plant Resources of South East Asia 5 (1).
Timber Trees, Major Commercial Timbers. PROSEA Indonesia. Bogor.
Sosef, M.S.M., L.T. Hong and S. Prawirohatmodjo. 1998. Plant Resources of South East
Asia 5(3). Timber Trees: Lesser Known Tmbers. Backhuys Publisher, Leiden.
Vitria, SE. 2004. Microsoft Access. Lembaga Pelatihan Komputer VITCOM, Bogor.
Wheeler, E.A., P. Gasson, and P. Baas. 1989. Standard list of characters suitable for
hardwood identification. IAWA Bull. N.s.10 (3): 219-232
8/2/2019 Digitalisasi
14/14
PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 162-174
175
Kronologi:19 Agustus- direview21 Agustus, lanjutkan review merujuk pada saran perbaikan dari para korektor.21 Agustus, edit alinea ttg Melicope.13 Sept-06 Perbaikan draft 2 (sudah dikoreksi 2 kali oleh korektor 1 dan II)