BAB I
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama: Nn. Nik
Umur: 24 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat: Bintuhan, Kaur
Pekerjaan: Swasta
Suku Bangsa: Indonesia
Masuk Rumah Sakit: Kamis, 23 April 2015
No Rekam Medis: 632690
B. DATA DASAR
Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 23 April 2015 di Poliklinik THT RSUD M. Yunus.
a. Keluhan Utama: Nyeri menelan sejak 1 bulan yang lalu.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD M. Yunus dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengeluhkan batuk-batuk yang hilang timbul. Batuk tidak berdahak, dan terasa nyeri pada tenggorokan saat batuk berlangsung. Selanjutnya pasien mengkonsumsi obat batuk sirup yang dibeli sendiri, selanjutnya batuk berkurang. Dalam beberapa hari setelah batuk berkurang, pasien mengeluhkan nyeri saat menelan dan disertai demam. Pasien mengaku sempat berobat ke dokter disekitar tempat tinggal, diberikan obat minum berupa tablet antibiotik dan anti nyeri, namun keluhan tidak berkurang. Pasien selanjutnya berobat ke rumah sakit, mendapatkan pengobatan yaitu berupa tablet antibiotik dan anti nyeri namun tidak juga mengalami perbaikan kondisi.
Sejak 3 minggu pasien terus menerus merasakan nyeri yang semakin hebat saat menelan terutama saat menelan makanan yang tidak lunak bila dikunyah. Pasien juga merasakan panas di daerah tenggorokan bila nyeri mulai timbul. Pasien merasakan kering pada tenggorokan dan selalu ingin minum. Pasien hanya bisa makan bubur lunak. Pasien merasakan nyeri pada leher dan terasa seperti benjolan lunak dipangkal leher. Keluhan batuk dan demam tidak ada. Riwayat bersin-bersin di pagi hari atau saat terkena debu disangkal. Pasien selanjutnya berobat ke Poli THT RSUD M. Yunus.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami keluhan ini sebelumnya. Riwayat Alergi (-).
d.Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa.
e. Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan : Pasien bekerja sebagai tenaga honorer di instansi pemerintah. Pasien sangat sering mengkonsumsi makanan berminyak (gorengan), dan jarang untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayur.
C. PEMERIKSAAN FISIS
Tanggal Pemeriksaan: 23 April 2015
Status Generalis:
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Compos Mentis
TD: 110/ 80 mmHg
Nadi: 80x/menit, reguler
Pernapasan: 18x/ menit
Suhu: 36,8 0C
Pemeriksaan Sistemik
Kepala: Normocephal
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Leher: KGB Servikal superfisial teraba, kenyal, nyeri
tekan (+). Kelenjar Tiroid tidak teraba.
Toraks: DBN
Abdomen: DBN
Ekstremitas: DBN
Status Lokalis THT
Telinga
I. Telinga Luar
Kanan
Kiri
Regio Retroaurikula
-Abses
-Sikatrik
-Pembengkakan
-Fistula
-Jaringan granulasi
Aurikula
-Mikrotia
-Efusi perikondrium
-Keloid
-Nyeri tarik aurikula
-Nyeri tekan tragus
Meatus Akustikus Eksternus
-Lapang/sempit
-Oedema
-Hiperemis
-Pembengkakan
-Erosi
-Krusta
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)
-Perdarahan
-Bekuan darah
-Cerumen plug
-Epithelial plug
-Jaringan granulasi
-Debris
-Banda asing
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Sempit
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Sempit
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
II.Membran Timpani
-Warna (putih/suram/hiperemis/hematoma)
-Refleks cahaya
-Perforasi (sentral/perifer/marginal/attic)
(kecil/besar/ subtotal/ total)
-Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/ pus)
-Kolesteatoma
-Polip
-Jaringan granulasi
normal
positif
Negatif
-
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
normal
positif
Negatif
-
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Gambar Membran Timpani
III. Tes Khusus
Kanan
Kiri
1.Tes Garpu Tala
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Scwabach
Negatif
dbn
Tidak dilakukan
Negatif
dbn
Tidak dilakukan
2.Tes Audiometri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Hidung
I.Hidung Luar
Kanan
Kiri
-Dorsum nasi
-Deformitas
-Hematoma
-Pembengkakan
-Krepitasi
-Hiperemis
-Erosi kulit
-Vulnus
-Ulkus
-Tumor
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
II.Hidung Dalam
Kanan
Kiri
1. Rinoskopi Anterior
a.Vestibulum nasi
-Sikatrik
-Stenosis
-Atresia
-Furunkel
-Krusta
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
b. Kavum nasi
-Luasnya (lapang/cukup/sempit)
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)
-Krusta
-Bekuan darah
-Perdarahan
-Benda asing
-Rinolit
-Polip
-Tumor
Lapang
Negatif Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Lapang
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
d. Konka Inferior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi)
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
Eutropi
Kering
Tidak licin
Merah muda
Negatif
Eutropi
Kering
Tidak licin
Merah muda
Negatif
e. Konka media
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi)
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
Eutropi
Kering
Tidak licin
Merah muda
Negatif
Eutropi
Kering
Tidak licin
Merah muda
Negatif
f.Konka superior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi)
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
Eutropi
Kering
Tidak licin
Merah muda
Negatif
Eutropi
Kering
Tidak licin
Merah muda
Negatif
g. Meatus Medius
-Lapang/ sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)
-Polip
-Tumor
Lapang
Negatif
Negatif
Negatif
Lapang
Negatif
Negatif
Negatif
h. Meatus inferior
-Lapang/ sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus)
-Polip
-Tumor
Lapang
Negatif
Negatif
Negatif
Lapang
Negatif
Negatif
Negatif
i. Septum Nasi
-Deviasi
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
-Krista
-Spina
-Abses
-Hematoma
-Perforasi
-Erosi septum anterior
Negatif
Merah muda
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Merah muda
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Gambar Dinding Lateral Hidung Dalam
Gambar Hidung Dalam Potongan Frontal
2.Rinoskopi Posterior
Kanan
Kiri
-Postnasal drip
-Mukosa (licin/tak licin)
(merah muda/hiperemis)
-Adenoid
-Tumor
-Koana (sempit/lapang)
Negatif
Licin
Merah muda
Negatif
Negatif
Sempit
Negatif
Licin
Merah muda
Negatif
Negatif
Sempit
Gambar Hidung Bagian Posterior
Iii.Pemeriksaan Sinus Paranasal
Kanan
Kiri
-Nyeri tekan/ketok
-infraorbitalis
-frontalis
-Pembengkakan
-Transiluminasi
-regio infraorbitalis
-regio palatum durum
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Tidak dilakukan
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Tidak dilakukan
Tenggorok
I.Rongga Mulut
Kanan
Kiri
-Lidah (hiperemis/udem/ulkus/fissura)
(mikroglosia/makroglosia)
(leukoplakia/gumma)
(papilloma/kista/ulkus)
-Gusi (hiperemis/udem/ulkus)
-Bukal (hiperemis/udem)
(vesikel/ulkus)
-Palatum durum (utuh/terbelah/fistel)
(hiperemis/ulkus)
(pembengkakan/abses/tumor)
-Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia)
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Utuh
Negatif
Negatif
Rata
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Utuh
Negatif
Negatif
Rata
Negatif
Negatif
II.Faring
Kanan
Kiri
-Palatum molle (hiperemis/udem/asimetris/ulkus)
-Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating)
-Pilar anterior (hiperemis/udem/perlengketan)
(pembengkakan/ulkus)
-Pilar posterior (hiperemis/udem/perlengketan)
(pembengkakan/ulkus)
-Dinding belakang faring (hiperemis/udem)
(granuler/ulkus)
-Tonsil Palatina (derajat pembesaran)
(permukaan rata/tidak)
(lekat/tidak)
(kripta lebar/tidak)
(dentritus/membran)
(hiperemis/udem)
(ulkus/tumor)
Negatif
Negatif
Sedikit hiperemis
Hiperemis
Hiperemis
T1
Rata
Lekat
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Sedikit hiperemis
Hiperemis
Hiperemis
T1
Rata
Lekat
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Gambar rongga mulut dan faring
Rumus gigi-geligi
III.Laring
Kanan
Kiri
1.Laringoskopi
-Dasar lidah (tumor/kista)
-Valekula (benda asing/tumor)
-Epiglotis (hiperemis/udem/ulkus/membran)
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Gambar laring (laringoskopi tidak langsung)
D. DIAGNOSIS
Diagnosis utama: Faringitis Akut
Diagnosis banding: Faringitis Kronis
E. RESUME
Anamnesis:
Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD M. Yunus dengan keluhan nyeri menelan sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya keluhan berupa batuk kering disertai demam. Pasien merasakan tenggorokan kering dan nyeri saat menelan terutama makan makanan yang tidak lunak bila dikunyah. Pasien sudah mengobati keluhan (pasien minum tablet antibiotik dan anti nyeri) namun tidak ada perbaikan. Pasien tidak ada riwayat alergi, pasien juga tidak mengeluhkan batuk dan demam lagi. Pasien merasakan terdapat benjolan kecil dan kenyal pada pangkal leher depan dan terasa nyeri. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Pasien sering jajan goreng-gorengan.
Pemeriksaan Fisis:
Pada pemeriksaan tenggorok, tampak faring hiperemis. Dinding posterior faring hiperemis. Pilar posterior faring hiperemis. Pilar anterior faring sedikit hiperemis. Uvula dbn. Tonsil dbn.
F. PENATALAKSANAAN
IVFD RL XX gtt/menit
Inj Ceftriaxone 2 x 1g vial iv (skin test)
Inj Ketorolac 3 x 30mg amp iv
Inj Ranitidin 2 x 50mg amp iv
Inj Metil Prednisolon 3 x 125 mg amp iv
Paracetamol 3 x 500mg tab p.o (bila demam)
Rencana: Cek darah rutin (Hb, Hematokrit, Leukosit, Trombosit)
Pemeriksaan swab tenggorok
Kultur swab tenggorok
Edukasi pasien:
Tirah baring
Diet bubur, perbanyak buah dan sayur.
G. PROGNOSIS
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
H. FOLLOW UP
1. Hari Pertama perawatan (24/4/2015; 08:00 WIB)
S: nyeri menelan (-), nafsu makan (+), rasa kering di tenggorokan (-)
O: TSR/CM. TD: 110/70 mmHg. N: 80x/m. P: 18x/m. S: 36,70C
A: Faringitis Akut
DD/ Faringitis Kronik
P: IVFD RL XX gtt/menit. Inj Ceftriaxone 2 x 1g vial iv. Inj Ketorolac 3 x 30mg amp iv. Inj Ranitidin 2 x 50mg amp iv. Inj Metil Prednisolon 3 x 125 mg amp iv
2. Hari Kedua perawatan (25/4/2015; 07.15 WIB)
S: tidak ada keluhan
O: Baik/CM. TD: 120/70 mmHg. N: 78x/m. P: 18x/m. S: 36,70C
A: Faringitis Akut
DD/ Faringitis Kronik
P: Ciprofloksasin 2 x 500mg tab p.o. Metil Prednisolon tab 3 x 1 tab p.o. Paracetamol 3 x 500mg tab p.o (bila nyeri). Pasien Boleh Pulang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Faringitis adalah penyakit inflamasi dari mukosa dan submukosa pada tenggorokan. Jaringan yang terkena meliputi orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid.1
2.2 Etiologi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40 60 %), bakteri (5 40 %), alergi, trauma, toksin dan lain-lain. Respiratory viruses merupakan penyebab yang paling banyak teridentifikasi dengan Rhinovirus (20%) dan coronavirus (5%). Selain itu juga Influenza Virus, Parainfluenza Virus, Adenovirus, Herpes Simplex Virus Baik Tipe 1 dan 2, Coxsackie Virus A, Cytomegalovirus dan Epstein-Barr Virus (EBV). Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan terjadinya faringitis. Faringitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya oleh grup S. pyogenes dengan 5-15% penyebab faringitis pada orang dewasa. Streptococcus grup A merupakan penyebab faringitis utama pada anak berusia 5-15 tahun, dan jarang ditemukan pada anak usia < 3 tahun.3
Faringitis dapat menular melalui infeksi droplet dari orang yang menderita faringitis. Faktor risiko penyebab faringitis yaitu udara dingin, daya tahan tubuh yang menurun, konsumsi makanan yang kurang bergizi, konsumsi alkohol berlebih.3
Pada Faringitis kronik,faktor-faktor yang berpengaruh:4
1. Infeksi persisten di sekitar faring. Pada rhinitis dan sinusitis kronik, mucus purulent secara konstan jatuh ke faring dan menjadi sumber infeksi yang konstan. Tonsillitis kronik dan sepsis dental juga bertanggung jawab dalam menyebabkan faringitis kronik dan odinofagia yang rekuren.
2. Bernapas melalui mulut. Bernapas melalui mulut akan mengekspos faring ke udara yang tidak difiltrasi, dilembabkan dan disesuaikan dengan suhu tubuh sehingga menyebabkan lebih mudah terinfeksi. Bernapas melalui mulut biasa disebabkan oleh :
a. Obstruksi hidung
b. Obstruksi nasofaring
c. Gigi yang menonjol
d. Kebiasaan
3. Iritan kronik. Merokok yang berlebihan, mengunyah tembakau, peminum minuman keras, makanan yang sangat pedas semuanya dapat menyebabkan faringitis kronik.
4. Polusi lingkungan. Asap atau lingkungan yang berdebu atau uap industry juga menyebabkan faringitis kronik.
5. Faulty voice production. Penggunaan suara yang berlebihan atau faulty voice production juga adalah salah satu penyebab faringitis kronik.
2.3 Epidemiologi
Di USA, faringitis terjadi lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada dewasa. Sekitar 15 30 % faringitis terjadi pada anak usia sekolah, terutama usia 4 7 tahun, dan sekitar 10%nya diderita oleh dewasa. Faringitis ini jarang terjadi pada anak usia