Upaya Menurunkan Progresivitas Miopia dan Peresepan
Kacamata Pada Anak : Survei Pada Dokter Spesialis Mata
Jong Jin Jung, Eun-Hae Lim, Seung-Hee Baek, Yong Ran Kim, Sang Mook
Gong, Ungsoo Samuel Kim
Department of Ophthalmology, Kim’s Eye Hospital, Konyang University College of
Medicine, Seoul, Korea
I. Abstrak
I.1. Tujuan: Untuk menentukan metode yang telah dicoba dalam uji klinis untuk
menurunkan progresivitas miopia pada anak-anak, dan pola peresepan
kacamata oleh dokter spesialis mata di rumah sakit.
I.2. Metode: Sebuah survei multiseksi yang terdiri dari skala Likert yang
berkaitan dengan metode untuk menurunkan perkembangan miopia
(orthokeratology lenses [O-K lenses], kacamata under koreksi, dan atropin
topikal) dan pola peresepan kacamata untuk anak-anak (termasuk dua
kasus yang melibatkan anak perempuan usia 5 tahun dan anak laki-laki usia
8 tahun) didistribusikan kepada anggota Korean Ophthalmological Society,
dan data yang terkumpul dianalisis secara statistik.
I.3. Hasil: Sebanyak 78 dari 130 dokter spesialis mata dilakukan survei. Dalam
skala 1 sampai 5, tingkat rata-rata apakah dokter spesialis mata
beranggapan bahwa O-K lenses dapat menekan perkembangan miopia, dan
apakah mereka merekomendasikan pasien mereka untuk memakai O-K
lenses jika terdapat indikasi adalah masing-masing sebesar 3,06 dan 2,75.
Selain itu, tingkat rata-rata apakah mereka menganggap bahwa memakai
kacamata under koreksi akan memperlambat perkembangan miopia, atau
mereka beranggapan bahwa atropin topikal dapat berperan dalam menekan
perkembangan miopia pada anak-anak, yaitu masing-masing sebesar 2,34
dan 1,27. Sebagai tanggapan terhadap beberapa studi kasus, sebagian
besar praktisi lebih memilih meresepkan koreksi sikloplegi secara penuh
untuk pasien anak dengan miopia.
I.4. Kesimpulan: Dokter spesialis mata dalam prakteknya lebih menganjurkan
anak-anak untuk menggunakan O-K lenses daripada kacamata under
koreksi sebagai salah satu cara untuk menghambat progresivitas miopia.
Namun, penggunaan atropin jarang dicoba dalam uji klinis. Dalam mengelola
pasien anak dengan miopia (kasus tertentu), sebagian besar praktisi memilih
untuk meresepkan kacamata dengan koreksi sikloplegi penuh.
Kata Kunci: Atropin, Kacamata, Myopia, Orthokeratology lenses
II. PENDAHULUAN
Miopia, dikenal sebagai suatu kelainan refraksi yang paling umum dan
merupakan penyakit mata masa kanak-kanak di Asia, merupakan suatu proses
fisiologis dimana mata seseorang beradaptasi secara berlebihan terhadap suatu
objek di sekelilingnya, yang mana hal tersebut dapat dengan mudah diperbaiki
dengan menggunakan perangkat optik [1]. Namun, risiko kesehatan yang
berhubungan dengan miopia tidak boleh dianggap remeh karena dampak
ekonomi dari kunjungan optometri rutin, lensa kontak, kacamata, dan operasi
refraksi pada populasi miopia cukup besar [1,2].
Onset usia miopia yang sering disebutkan adalah antara usia 5 dan 15
tahun, dan sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menggambarkan tingkat
prevalensi miopia di seluruh dunia. Etiologi, patogenesis, dan pengobatan miopia
juga telah menjadi perdebatan dalam jangka waktu yang lama oleh dokter
spesialis mata di berbagai negara [3,4]. Studi dan statistik untuk miopia dari
negara telah menunjukkan bahwa tingkat insiden dan perkembangan miopia
menunjukkan angka yang tinggi pada anak-anak Asia [3,4]. Terdapat bukti
epidemiologi bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di luar
ruangan terlindung dari perkembangan miopia lebih lanjut daripada mereka yang
menghabiskan waktu lebih banyak untuk melakukan pekerjaan jarak dekat [5].
Selain itu, metodologi untuk memperbaiki kelainan refraksi pada miopia seperti
orthokeratology dan penggunaan atropin telah ditinjau secara intensif di Asia
Timur [6-10]. Dalam penelitian ini, survei dari anggota Korean Ophthalmological
Society dilakukan untuk mengevaluasi pendapat dari para praktisi mengenai
beberapa modalitas pengobatan yang digunakan untuk mengurangi
perkembangan miopia pada anak-anak, serta pola peresepan kacamata untuk
anak-anak prasekolah dengan miopia (2 kasus).
III. Bahan dan Metode
Sebuah kuesioner dibagikan kepada para anggota Korean
Ophthalmological Society yang bekerja di rumah sakit atau klinik swasta di Korea
Selatan. Kuesioner yang telah diisi lengkap oleh responden dikumpulkan pada
Simposium Tahunan 2009. Kuesioner terdiri dari dua bagian (bagian pertama
berisi beberapa pertanyaan dan bagian kedua berisi dua pertanyaan kasus yang
spesifik). Pada bagian pertama, responden diminta untuk menilai sesuai dengan
skala Likert (dari 1 sampai 5) dari tiga pernyataan mengenai apakah mereka
berpikir orthokeratology lenses (O-K lenses), kacamata under koreksi, atau
penggunaan atropin topikal dapat menurunkan perkembangan miopia pada
anak-anak (pernyataan 1, 3, dan 4), serta satu pernyataan tambahan mengenai
apakah mereka akan merekomendasikan O-K lenses untuk pasien anak-anak
dengan miopia (pernyataan 2). Pada skala dari 1 sampai 5, skala 5 dianggap
sebagai 'sangat setuju dengan pernyataan,' dan 1 dianggap sebagai 'sangat
tidak setuju dengan pernyataan tersebut. "Pada bagian kedua, para responden
ditanya mengenai pola resep kacamata untuk hipotesis mereka pada pasien
anak; ada 2 pertanyaan kasus yang spesifik yang berkaitan dengan seorang
gadis 5 tahun dan anak laki-laki 8 tahun dengan informasi yang detail termasuk
usia anak, jarak penglihatan, distance cover test (DCT) dan near cover test
(NCT), manifestasi refraksi, dan refraksi sikloplegik (kasus 1 dan kasus 2,
Gambar. 1). Responden diminta untuk menunjukkan apakah kacamata harus
diresepkan, dan apakah ini akan menjadi koreksi penuh atau parsial. Data yang
terkumpul dianalisis secara statistik.
IV. Hasil
Sebanyak tujuh puluh delapan dokter spesialis mata (56%) dari 130 yang
telah setujui untuk mengisi kuesioner memberikan respon. Berbagai respon
untuk empat obyek skala Likert telah dianalisis. Mayoritas dokter spesialis mata
yang berpraktik di Korea memberikan respon yang netral mengenai efek O-K
lenses dalam menurunkan perkembangan miopia. Sebanyak 16,7% (13/78) dari
responden sangat tidak setuju dengan pernyataan 1, dan tidak menyarankan
pasien anak dengan miopia menggunakan O-K lenses jika terdapat indikasi.
Sedangkan 6,4% (5/78) responden sangat setuju dengan pernyataan 1, dan
sebagian besar dokter memilih untuk bersikap netral hingga negatif mengenai
peresepan O-K lenses untuk anak-anak dengan miopia (Gambar. 2). Tingkat
rata-rata di mana dokter spesialis mata berpendapat bahwa O-K lenses dapat
menekan perkembangan miopia, dan apakah dokter spesialis mata
merekomendasikan penggunaan O-K lenses jika terdapat indikasi pada pasien
mereka adalah masing-masing sebesar 3,06 dan 2,75.
Sebanyak 32% responden (25/78) sangat tidak setuju bahwa koreksi
optik dapat memperlambat perkembangan miopia (pernyataan 3), dan sebagian
besar dokter spesialis mata memberikan tanggapan negatif mengenai
penggunaan kacamata under koreksi sebagai cara untuk menurunkan
perkembangan miopia pada anak-anak dengan miopia (Gambar. 2).
Kasus 1
Usia/gender : 5 th/perempuan Jawaban
Keluhan utama : peresepan kacamata
Tajam penglihatan sebelum koreksi :
OD 0.2, OS 0.15
Manifestasi refraksi :
OD -1.50 sph, -0.50 cyl, 180 axis
OS -2.00 sph, -0.75 cyl, 180 axis
Refraksi sikloplegik :
OD -1.50 sph, -0.50 cyl, 180 axis
OS -2.00 sph, -0.50 cyl, 180 axis
Tes tutup mata bergantian (Alternate cover test) : orthotropia saat jauh dan dekat
Kasus 2
Usia/gender : 8 th/laki-laki Jawaban
Keluhan utama : baru-baru ini mengalami
penurunan penglihatan secara progresif
Tajam penglihatan setelah koreksi
(dengan kacamata sebelumnya) :
OD 0.5 (-4.00 sph -0.50 cyl 180 axis)
OD 0.4 (-4.75 sph -0.50 cyl 180 axis)
Manifestasi refraksi :
OD -5.50 sph, -0.50 cyl, 180 axis
OS -6.00 sph, -0.75 cyl, 180 axis
Refraksi sikloplegik :
OD -5.00 sph, -0.50 cyl, 180 axis
OS -5.50 sph, -0.75 cyl, 180 axis
Tes tutup mata bergantian (Alternate cover test): 6Δ exophoria saat dekat dan orthotropia
saat jauh
Gambar. 1. Deskripsi rinci dari kasus 1 dan 2 serta jawaban untuk resep kacamata yang cocok untuk kasus 1 dan 2. OD = mata kanan; OS = mata kiri; CR = cycloplegic refraction; PCR = post-cycloplegic refraction; MR = manifestation refraction.
Pernyataan 1. Saya beranggapan bahwa Pernyataan 2. Saya menyarankan Peng-membentuk kembali kornea dengan O-K gunaan O-K lenses untuk pasien pediatrilenses dapat membantu menekan perkem- saya yang mengalami miopia. (dua orangbangan miopia pada anak-anak tidak menanggapi pertanyaan).
Pernyataan 3. Saya beranggapan bahwa Pernyataan 4. Saya beranggapan bahwa koreksi optik dapat membantu menekan atropin topikal dapat membantu menekanperkembangan miopia pada anak-anak perkembangan miopia dan saya mere-(dua orang tidak menanggapi pertanyaan). sepkan atropin topikal pada anak-anak dengan miopia (satu orang tidak menang- gapi pertanyaan).
Tingkat rata-rata mengenai apakah mereka beranggapan bahwa
memakai kacamata under koreksi akan memperlambat perkembangan miopia
adalah sebesar 2,34 dan tingkat rata-rata mengenai apakah penggunaan atropin
topikal dapat membantu menekan perkembangan miopia adalah sebesar 1,27.
Sebanyak 79,5% responden (62/78) sangat tidak setuju dengan pernyataan 4.
Sebagian besar dokter spesialis mata memberikan tanggapan yang negatif
terhadap gagasan penggunaan atropin topikal dalam menghambat
perkembangan miopia pada anak-anak dengan miopia (Gambar. 2).
Gambar. 2. Analisis hasil survei mengenai pencegahan perkembangan miopia. Skala Likert 1, sangat tidak setuju; 2, tidak setuju; 3, tidak yakin; 4, setuju; 5, sangat setuju. O-K lenses = orthokeratology lenses.
Dua kasus tercatat secara rinci pada anak miopia, yaitu satu kasus
mengenai seorang perempuan berusia lima tahun, dan kasus kedua mengenai
seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Untuk kasus 1, kacamata
diresepkan dengan koreksi penuh sesuai dengan refraksi sikloplegik oleh 28,2%
responden, dan koreksi penuh sesuai dengan refraksi post-sikloplegik oleh
24,4% (Gambar. 1). Untuk kasus 2, kacamata diresepkan dengan koreksi penuh
sesuai dengan refraksi sikloplegik oleh 43,6% praktisi, koreksi diturunkan baik
silindris maupun spheris oleh 20,5% responden (Gambar. 1).
V. Diskusi
Sejumlah penelitian sebelumnya telah mengevaluasi efektivitas beberapa
intervensi untuk menurunkan perkembangan miopia. Hal tersebut juga dapat
diketahui melalui resep yang dikeluarkan bahwa kesalahan refraksi yang tidak
dikoreksi selama masa kanak-kanak dapat berkembang menjadi ambliopia dan
strabismus [11]. Beberapa sarana metodologis yang digunakan untuk
menghambat perkembangan miopia termasuk lensa bifokal dan multifokal, lensa
kontak, orthokeratology lenses, tetes mata atropin, pirenzipine, dan tropikamid
dan hipotensi okular [12-14]. Namun, tidak ada pedoman yang dikeluarkan oleh
badan-badan profesional untuk mengobati pasien anak dengan miopia di Korea,
dan uji klinis secara acak dalam skala besar diperlukan untuk mengevaluasi
efektivitas pengobatan tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokter spesialis mata di Korea
masih belum yakin dengan beberapa metode yang digunakan untuk menurunkan
perkembangan miopia yang mana metode tersebut mudah diterapkan dalam uji
klinis. Dokter spesialis mata yang berpartisipasi dalam penelitian ini memberikan
tanggapan yang netral mengenai pengaruh perataan kornea dalam menurunkan
miopia dengan menggunakan orthokeratology lenses. Selain itu, sebagian besar
partisipan bereaksi negatif terhadap peresepan O-K lenses untuk anak-anak
dengan miopia. Orthokeratology telah diaplikasikan dalam praktek klinis selama
beberapa dekade, namun karena hal tersebut menyebabkan perubahan bentuk
kornea secara temporer akan tetapi tidak memperbaiki penyebab intrinsik miopia
dan karena hal ini terkait dengan komplikasi yang potensial seperti keratitis
infektif, penggunaan orthokeratology pada anak-anak masih merupakan hal yang
kontroversial [15, 16]. Meskipun beberapa studi telah meneliti efek dari kacamata
under koreksi dapat memperlambat perkembangan onset awal miopia,
dilaporkan juga bahwa under koreksi tidak menunjukkan efek yang
menguntungkan dalam menurunkan miopia, dan respon peresepan kacamata
under koreksi disepakati secara luas dari beberapa laporan yang serupa [11 ,
17]. Beberapa teori yang berhubungan dengan efek penggunaan atropin topikal
dalam menekan perkembangan miopia dengan cara mengeblok akomodasi dan
menurunkan daya akomodasi yang berlebihan dalam perkembangan miopia
[9,10,18]. Pada anak-anak usia prasekolah, masih belum cukup umur untuk
mengendalikan penglihatan jarak dekat mereka, dengan miopia yang simetris
kurang dari -3.00 dioptri (D), lebih dari 50% responden memilih untuk
meresepkan kacamata berdasarkan refraksi sikloplegik atau post-sikloplegik.
Pada anak-anak yang mulai memasuki usia sekolah dasar dengan miopia
simetris yang lebih besar dari -3.00 D dan exophoria kecil tidak diperlukan terapi,
sekitar 50% responden memilih untuk meresepkan kacamata dengan koreksi
penuh berdasarkan refraksi sikloplegik.
Kesimpulannya, dokter spesialis mata di Korea dalam prakteknya
menganjurkan anak-anak untuk menggunakan O-K lenses daripada kacamata
under koreksi sebagai salah satu cara untuk menekan perkembangan miopia.
Namun, peresepan O-K lenses jarang digunakan dalam uji klinis. Penggunaan
atropin tidak dipercaya sebagai salah satu metode untuk menurunkan
perkembangan miopia pada pasien anak. Sebagai manajemen praktek pasien
anak dengan miopia baik dengan atau tanpa deviasi bola mata, sebagian besar
praktisi lebih memilih untuk meresepkan kacamata dengan koreksi sikloplegi
penuh.
BEDAH JURNAL
1. JUDUL
- Tidak terlalu panjang
- Menggambarkan isi utama penelitian
- Menarik
- Penulisan tidak menggunakan singkatan
- Nama-nama pengarang disebutkan sesuai literatur
- Alamat, Institusi, dan Korespondensi disebutkan
- Nama korespondensi hanya ada 1 nama sesuai
2. ABSTRAK
2.1. Komponen
Terdiri dari 4 paragraf terstruktur
Cara penulisan mencakup komponen IMRAD (Introduction, Method,
Result and Discussion)
Informatif
Jumlah kata terdiri dari 247 kata < 250 kata
Terdapat satu singkatan namun telah diinformasikan sebelumnya
mengenai kepanjangan dari singkatan tersebut. (O-K Lenses
Orthokeratology Lenses)
Keyword disebutkan namun kurang menggambarkan isi penelitian
Saran : Perdiatric Myopia, Orthokeratology Lenses, Undercorrectioon
Glasses, Atropin, Myopia Progression, Children Spectacle Prescribing
2.2. Tujuan
Tujuan penelitian disebutkan
Sesuai dengan yang dicantumkan pada pendahuluan
2.3. Desain
Desain penelitian disebutkan : A multi-sectioned survey composed of
Likert items
2.4. Metode
Subyek penelitian disebutkan
Waktu penelitian tidak disebutkan
Tempat penelitian tidak disebutkan
Tahapan penelitian disebutkan
2.5. Hasil
Berisi kesimpulan hasil analisa data
2.6. Kesimpulan
Menjawab tujuan dan isi penelitian
3. PENDAHULUAN
Ringkas
Terdiri dari 2 paragraf ideal, berisi besar masalah, elaborasi,
kesenjangan, serta tujuan dan hipotesis penelitian
Paragraf 1 mengemukakan latar belakang penelitian yang sesuai
dengan tujuan penelitian disampaikan secara eksplisit
Paragraf 2 Mengemukakan tingginya prevalensi kasus yang akan
diteliti, terapi yang sering dilakukan saat ini, tujuan dan metode dari
penelitian ini
Didukung oleh kepustakaan yang relevan
Kurang dari 1 halaman
4. BAHAN DAN METODE
4.1. Desain
Desain penelitian disebutkan : A multi-sectioned survey composed of
Likert items
Tahapan dan prosedur penelitian disebutkan dengan jelas
Tidak terdapat kriteria inklusi dan eksklusi
Tidak terdapat kriteria pemilihan subyek
Perkiraan besar sample tidak disebutkan
Definisi operasional tidak disebutkan
Ethical Clearance dan Persetujuan subyek tidak disebutkan
4.2. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penilitian disebutkan
Waktu penelitian disebutkan
4.3. Analisis data dan uji statistik
Metode analisis data disebutkan dan namun software untuk analisis data
yang digunakan tidak disebutkan. Hanya disebutkan data yang telah
terkumpul akan diuji statistik
Kesimpulan: metode penelitian cukup dapat menyampaikan bagaimana
penelitian dilakukan namun untuk menganalisa hasil tidak disebutkan
bagaimana dan software yang digunakan untuk uji statistik.
5. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
Narasi (+) hasil penelitian dijelaskan dengan baik dan informatif
Grafik (+) jumlah 6, informatif karena dapat menggambarkan hasil
penelitian dengan jelas dan disertai keterangan dari setiap grafik
Tidak terdapat tabel
Subyek penelitian dan Drop Out disebutkan
Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai
Hasil uji statistik disebutkan
Interval kepercayaan tidak disebutkan
6. DISKUSI
Semua hal yang relevan dibahas
Kesimpulan penelitian disebutkan
Keterbatasan penelitian disebutkan :
bahwa dokter spesialis mata di Korea masih belum yakin dengan
beberapa metode yang digunakan untuk menurunkan perkembangan
miopia yang mana metode tersebut mudah diterapkan dalam uji klinis.
Penyimpangan protokol tidak disebutkan
Saran penelitian lanjutan tidak disebutkan
7. RELIABILITAS
7.1. Variabilitas Pengamat
Pengamatan dilakukan oleh beberapa orang namun menggunakan
standar nilai yang sama yaitu dengan metode kuesioner. Jumlah dan
keahlian pengamat tidak disebutkan
7.2. Variabilitas subyek
Subyek yang dipilih semua merupakan dokter spesialis mata Korean
Ophthalmology Society yang memiliki berbagai keahlian subspesialis
8. APPLICABILITY
Karakteristik subyek penelitian sama
Metode mudah
Belum memungkinkan diaplikasikan di bagian mata RSSA oleh karena
penggunaan orthokeratology lenses yang belum ada di RSSA
Kemungkinan kendala ada dikarenakan alasan finansial
Hasil penelitian belum dapat berefek langsung pada pasien
9. KESIMPULAN
Disertakan simpulan utama penelitian
Simpulan berdasarkan data penelitian
10. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Didukung oleh 18 kepustakaan dan disusun berdasarkan urutan
kemunculan dalam teks penelitian
Jumlah kepustakaan yang < 5 tahun 4 ( 22 % ) kurang update
Semua kepustakaan dicantumkan dalam naskah jurnal
Penulisan dengan sistem Vancouver
DAFTAR PUSTAKA
1. Dahlan,Sopiyudin. Membaca dan Menelaah Jurnal Uji Klinis Seri
Evidence Based Medicine 6. Salemba Medika. 2010
2. Sastroasmoro S dan Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis
Ed-2. Sagung Seto. 2002
3. Sharon E Straus,et al. Evidence Based Medicine “How to Practice and
Teach EBM” 3rd edition. Elsevier Churcill Livingstone. 2005
BEDAH JURNAL I
UPAYA MENURUNKAN PROGRESIVITAS MIOPIA DAN
PERESEPAN KACAMATA PADA ANAK : SURVEY PADA
DOKTER SPESIALIS MATA
Oleh :
MARSHA DECHASTRA CHAIRISSY
PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
ILMU KESEHATAN MATA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
BEDAH JURNAL I
UPAYA MENURUNKAN PROGRESIVITAS MIOPIA DAN
PERESEPAN KACAMATA PADA ANAK : SURVEY PADA
DOKTER SPESIALIS MATA
Oleh :
MARSHA DECHASTRA CHAIRISSY
Dibacakan pada tanggal :
10 September 2015
dr. T. Budi Sulistya, Sp.M (K) dr. Hariwati Moehariadi, Sp. M (K)
NIP: 19590907198603 1 029 NIP: 19560623198502 1 001
Ketua Program Studi Pembimbing