48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen, dan Tingkat Kesukaran
1. Instrumen soal
Uji coba instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD Negeri 3
Sembungharjo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Selanjutnya
dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS 16 for windows. Awalnya,
instrumen tes terdiri dari 20 item. Berdasarkan uji validitas instrumen tes
diketahui 20 item yang di uji cobakan terdapat 15 item yang valid dan 5 item
yang gugur yaitu nomor 8, 9, 14, 16, dan 17, karena corrected item-total
correlation yang diperoleh kurang dari 0,294 dalam tabel r (R≥r). Pada taraf
nyata 5% batas batas validitas butir nya adalah 0,294. Hasil uji validitas
instrumen soal dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal
Corrected Item-Total
Correlation
Corrected Item-Total
Correlation
VAR00001 .921 VAR00011 .836
VAR00002 .881 VAR00012 .351
VAR00003 .827 VAR00013 .921
VAR00004 .571 VAR00015 .836
VAR00005 .881 VAR00018 .836
VAR00006 .827 VAR00019 .836
VAR00007 .571 VAR00020 .881
VAR00010 .571
Uji reliabilitas instrumen tes dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for
windows. Data output hasil uji coba reliabilitas berupa tabel Reliability
Statistic. Hasil uji coba reliabilitas instrument tes hasil belajar disajikan pada
tabel 4.2 sebagai berikut
49
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
N of Items
.961 15
Dari uji coba soal di atas, diperoleh hasil yaitu ngka koefisien alpha
0,961 yang artinya instrument memiliki tingkat reliabilitas memuaskan, untuk
tingkat realibilitasnya dengan butir soal yang berjumlah 15 semuanya valid,
terbukti secara keseluruhan total correlation diatas 0,294. Dengan demikian
soal dibagikan kepada peserta didik sejumlah 15 butir soal dengan bentuk soal
uraian. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada
lampiran 6.
2. Instrumen angket.
Uji coba instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD Negeri 3
Sembungharjo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Selanjutnya
dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS 16 for windows. Awalnya
instrumen angket motivasi belajar terdiri dari 15 item. Berdasarkan uji
validitas angket motivasi belajar diketahui 15 item yang di uji cobakan
terdapat 10 item yang valid dan 5 item yang gugur yaitu nomor 2, 7, 8, 12,
dan 15, karena corrected item-total correlation yang diperoleh kurang dari
0,294 dalam tabel r (R ≥ r). Pada taraf nyata 5% batas validitas butir nya
adalah 0,294. Hasil uji validitas instrumen angket dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket
Corrected Item-Total
Correlation
Corrected Item-Total Correlation
VAR00001 .793 VAR00009 .388
VAR00003 .531 VAR00010 .821
VAR00004 .821 VAR00011 .821
VAR00005 .544 VAR00013 .544
VAR00006 .821 VAR00014 .544
50
Uji reliabilitas instrumen angket dilakukan dengan bantuan SPSS 16
for windows. Data output hasil uji coba reliabilitas berupa tabel Reliability
Statistic. Hasil uji coba reliabilitas instrumen tes hasil belajar disajikan pada
tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
N of Items
.904 10
Dari uji coba soal di atas, diperoleh hasil yaitu ngka koefisien alpha
0,904 yang artinya instrument memiliki tingkat reliabilitas memuaskan, untuk
tingkat realibilitasnya dengan jumlah 10 item semuanya valid, terbukti secara
keseluruhan total correlation diatas 0,294. Dengan demikian angket dibagikan
kepada peserta didik sejumlah 10 item.
3. Instrumen Observasi.
Uji coba tabel instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD
Negeri 3 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan.
Selanjutnya dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS 16 for windows.
Awalnya instrumen angket motivasi belajar terdiri dari 45 item. Berdasarkan
uji validitas angket motivasi belajar diketahui 45 item yang di uji cobakan
terdapat 39 item yang valid dan 6 item yang gugur yaitu nomor 19, 29, 35, 41,
42, dan 43, karena corrected item-total correlation yang diperoleh kurang dari
0,294 dalam tabel r (R ≥ r). Pada taraf nyata 5% batas validitas butir nya
adalah 0,294. Hasil uji validitas instrumen angket dapat dilihat pada tabel 4.5
51
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Observasi/ Pengamatan
Corrected Item-Total Correlation
Corrected Item-Total Correlation
VAR00001 .719 VAR00011 .710
VAR00002 .763 VAR00012 .719
VAR00003 .584 VAR00013 .763
VAR00004 .710 VAR00014 .763
VAR00005 .763 VAR00015 .763
VAR00006 .710 VAR00016 .710
VAR00007 .763 VAR00017 .763
VAR00008 .763 VAR00018 .710
VAR00009 .368 VAR00020 .763
VAR00010 .710 VAR00021 .584
Uji reliabilitas tabel instrumen lembar observasi dilakukan dengan
bantuan SPSS 16 for windows. Data output hasil uji coba reliabilitas berupa
tabel Reliability Statistic. Hasil uji coba reliabilitas instrumen lembar
observasi hasil belajar disajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Observasi
Cronbach's Alpha N of Items
.956 20
Dari uji coba soal di atas, diperoleh hasil yaitu ngka koefisien alpha
0,956 yang artinya instrumen memiliki tingkat reliabilitas memuaskan, untuk
tingkat realibilitasnya dengan jumlah 20 item semuanya valid, terbukti secara
keseluruhan total correlation diatas 0,294. Dengan demikian lembar observasi
yang digunakan dalam penelitian sejumlah 20 item.
4. Tingkat Kesukaran (TK)
Dari 10 butir soal yang digunakan pada siklus I yang termasuk katagori:
1. Mudah adalah nomor 1, 2, 5, 7, 8
2. Sedang adalah nomor 3, 4, 6, 9, 10
52
3. Sukar tidak ada.
Dari 5 butir soal yang digunakan pada siklus II yang termasuk katagori:
1. Mudah adalah nomor 2,3,4
2. Sedang adalah nomor 1,5
3. Sukar tidak ada.
Jadi tingkat kesukaran soal pada siklus I dan siklus II relatif sama, yaitu antara
sedang dan mudah.
4.1.2. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan,
semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 siswa pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa tingkat pemahaman
siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai sekunder hasil evaluasi
peserta didik pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian
besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70).
Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran yang dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.7
Tabel 4.7
Nilai Pra Siklus/Sebelum Tindakan
No. Nilai Sebelum Tindakan Keterangan
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. 50-59 13 32,5 Belum tuntas
2. 60-69 13 32,5 Belum tuntas
3. 70-79 9 22,5 Tuntas
4. 80-89 5 12,5 Tuntas
5. 90-100 0 0 Tuntas
Jumlah 40 100
Rata-rata 61,5
Standar deviasi 10,26
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 50
53
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat jelas perbandingannya siswa yang
mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak 14 siswa sedangkan
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 26 siswa yang dapat
diuraikan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai <50 tidak ada, 50 s/d 59
sebanyak 13 siswa dengan persentase 32,5%, untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak
13 siswa dengan persentase 32,5%, nilai 70 s/d 79 sebanyak 9 siswa dengan
persentase 22,5%, nilai 80 s/d 89 sebanyak 5 siswa dengan persentase 12,5%,
90 s/d 99 sebanyak 0 siswa atau 0%. Dengan nilai rata-rata 61,5 dengan
standar deviasi 10,2, sedangkan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah
adalah 50.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 4.1.
0
2
4
6
8
10
12
14
<50 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
jumlah siswa
Gambar 4.1
Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan
nilai pada pra siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.8.
54
Tabel 4.8
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas 14 35
2. Belum tuntas 26 65
Jumlah 40 100
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Pra Siklus dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) sebanyak 26 siswa atau 65%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 35%. Ketuntasan
belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada gambar 4.2.
35.00%
65.00%
tuntas
belum tuntas
Gambar 4.2 Persentase Nilai Pra Siklus
Sebelum dilakukan tindakan, peneliti memberikan angket motivasi belajar,
untuk memperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran. Adapun angket
berisi tentang pernyataan-pernyataan yang harus dijawab siswa sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, yang meliputi 10 aspek prilaku siswa.
Adapun pernyataan-pernyataan yang diberikan adalah:1) Saya
membaca buku pelajaran IPA tanpa diminta oleh guru. 2) Saya mengerjakan
soal LKS dirumah, sebelum pelajaran IPA dilakukan. 3) Saya belajar IPA
tanpa disuruh oleh orang tua. 4) Saya bertanya kepada guru atau teman jika
mengalami kesulitan. 5) Setiap tugas yang diberikan guru saya kerjakan
dengan sungguh-sungguh. 6) Bila ada teman atau kelompok belajar/diskusi
yang kurang jelas, dan mengalami kesulitan saya berusaha membantunya
55
menjelaskan. 7) Saya terlibat atau ikut menyimpulkan materi dan membuat
rangkuman. 8) Dengan belajar sungguh-sungguh saya yakin mendapat nilai
bagus. 9) Saya belajar IPA dengan giat karena ingin meraih nilai IPA yang
bagus diraport. 10) Walaupun tidak ada tes, saya tetap belajar di rumah.
Hasil dari pengukuran dikelompokkan menurut kategori yang telah
ditentukan. Diketahui skor maksimal angket motivasi belajar adalah 10
sedangkan skor minimal sebesar 0. Untuk menentukan tinggi rendahnya
tingkat motivasi belajar siswa digunakan 5 kategori, yakni, sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk
mengukur angket motivasi belajar adalah 10 item.
Dengan demikian data angket motivasi belajar dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
Hasil angket motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Sembungharjo
Kecamatan Pulokulom Kabupaten Grobogan, pada kondisi awal bisa dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Angket Motivasi Siswa Pada Kondisi Awal
No. Rentang
Nilai
Frekuensi Prosentase Kategori
1. 0 – 2 0 0% Sangat rendah
2. 3 – 4 20 50% Rendah
3. 5 – 6 18 45% Sedang
4. 7 – 8 2 5% Tinggi
5. 9 – 10 0 0% Sangat tinggi
Total 40 100%
Rata-rata 4,8
Standar deviasi 1,02
Nilai tertinggi 8
Nilai terendah 4
Pada kondisi awal, siswa memiliki motivasi sangat tinggi tidak ada
(0%), motivasi tinggi ada 2 anak (5%), sedangkan siswa yang memiliki
motivasi sedang ada 18 anak 45%, dan mendapat motivasi belajar rendah ada
20 anak (50%) dan yang mendapat motivasi sangat rendah tidak ada. Nilai
56
rata-ratanya 4,8 dengan standar deviasi 1,02, dan nilai tertinggi 8, nilai
terendah 4.
Berikut adalah diagram motivasi siswa pada siklus I.
0
20
18
2 0
0
5
10
15
20
25
0-2. 3-4. 3-6. 7-8. 9-10.
Nilai
Gambar 4.3 Diagram Hasil Motivasi Siswa Pada Kondisi Awal
Tabel 4.10
Hasil Perolehan skor Angket Motivasi Belajar Pada Kondisi Awal
No. Perolehan Skor Angket
Motivasi
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Sudah mencapai nilai ≥7 2 5%
2. Belum mencapai nilai ≥7 38 95%
Jumlah 40 100
Perolehan skor pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki skor angket motivasi belajar ≥7 ada 2 siswa atau 5% dan yang belum
mencapai skor ≥70 ada 38 siswa atau 95%. Pencapaian skor angket motivasi
belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada gambar 4.4.
5.00%
95.00%
sudah mencapai ≥70
belum mencapai ≥70
57
Gambar 4.4 Prosentase Hasil Motivasi Siswa Pada Kondisi Awal
Rendahnya prestasi siswa dan motivasi siswa dipengaruhi oleh tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan masih rendah dikarenakan
guru kurang memiliki keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif atau selalu menggunakan pembelajaran yang monoton atau
konvensional, dimana metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan
pembelajaran, sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik yang
berakibat tingkat pemahaman siswa menjadi rendah dan siswa pun kurang
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga terjadi hambatan dalam
transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan
kurang efektif.
Berdasarkan data hasil belajar dan motivasi yang rendah dari siswa
kelas IV di SD Negeri 4 Sembungharjo Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012 di atas, peneliti akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada BAB
sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pembelajaran
outdoor activities (pembelajaran luar kelas) guna meningkatkan motivasi
belajar dan nilai hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus.
Siklus I pembelajaran dilakukan dengan materi pokok “Pengelolaan Sumber
Daya Alam”, dan siklus II pembelajaran dilakukan dengan materi pokok
“Menghemat Energi dan Mengurangi Pencemaran”.
4.1.3. Analisis Data Penelitian Persiklus.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan I,
pertemuan II dan pertemuan III. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, lembar
kerja kelompok 1, soal tes formatif 1, lembar observasi pengelolaan
pembelajaran guru 1, lembar observasi motivasi belajar siswa 1, lembar
angket motivasi belajar siswa 1, dan alat-alat pembelajaran yang mendukung.
58
b. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan
1. Pertemuan I
Pelaksanana pembelajaran dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Pebruari
2012 dengan pencapaian indikator 1) Menjelaskan pengertian sumber daya
alam 2) Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam, 3) Menjelaskan sifat-sifat
sumber daya alam, dan 4) menyebutkan kegunaan sumberdaya alam, yang
terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
kegiatan akhir.
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan
diskusi dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan
disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar
pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang
proses pembelajaran.
Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dirancang oleh peneliti dengan pokok bahasan “Jenis-jenis Sumber Daya
Alam”, kemudian menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi
yaitu pembelajaran outdoor activities (pembelajaran luar kelas) dengan
pengamatan/observasi dengan: mempelajari tentang jenis-jenis sumber daya
alam, meningkatkan pemahaman, kebersamaan, motivasi serta prestasi belajar
siswa, dan menumbuhkan sikap cinta akan lingkungan. Guru juga
mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya lembar kerja
siswa, buku pelajaran, serta alat peraga. Guru menetapkan objek/lokasi serta
lamanya waktu pengamatan/observasi, lokasi untuk pengamatan di halaman
sekolah dan waktu pengamatan selama 35 menit. Dan tidak kalah pentingnya
dalam penelitian ini adalah persiapan fisik dan mental.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti
meminta bantuan observer guru lain untuk mengamati proses pembelajaran
dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi
yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk
59
mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
2. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak
lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I.
Perencanaan siklus I pertemuan II lokasi pengamatan/observasi akan
dilaksanakan di sekitar halaman sekolah. Sebelum mengajar pada pertemuan
II, maka guru menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran.
Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dirancang oleh peneliti dengan pokok bahasan “Sifat-sifat Sumber Daya
Alam”, kemudian guru merencanakan menyajikan pengalaman yang bersifat
memotivasi yaitu pembelajaran outdoor activities (pembelajaran luar kelas)
dengan pengamatan/observasi yaitu: mempelajari tentang sifat-sifat sumber
daya alam, meningkatkan pemahaman, kebersamaan, motivasi serta prestasi
belajar siswa, dan menumbuhkan sikap cinta akan lingkungan. Guru juga
mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya lembar kerja
kelompok, buku pelajaran serta alat peraga. Dan guru juga berencana
membagi kelompok untuk siswa, dalam 1 kelompok terdiri dari 5 siswa, guru
menetapkan objek/lokasi serta lamanya waktu pengamatan/observasi, lokasi
untuk pengamatan di halaman sekolah dan waktu pengamatan selama 20
menit.
3. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai
penyempurnaan kekurangan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II. Pada
pertemuan III lokasi pengamatan/observasi akan dilaksanakan di sekitar
halaman sekolah. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.
Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yamg
dirancang oleh peneliti dengan pokok bahasan “Manfaat Sumber Daya Alam”,
60
kemudian guru merencanakan menyajikan pengalaman yang bersifat
memotivasi yaitu pembelajaran outdoor activities (pembelajaran luar kelas)
dengan pengamatan/observasi yaitu: mempelajari tentang sifat-sifat sumber
daya alam, meningkatkan pemahaman, kebersamaan, motivasi serta prestasi
belajar siswa, dan menumbuhkan sikap cinta akan lingkungan. Guru juga
mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya lembar kerja
kelompok, lembar test, buku pelajaran serta alat peraga. Dan guru juga
berencana membagi kelompok untuk siswa, dalam 1 kelompok terdiri dari 5
siswa, adanya diskusi , guru menetapkan objek/lokasi serta lamanya waktu
pengamatan/observasi, lokasi untuk pengamatan adalah di sekitar persawahan
dan waktu pengamatan selama 20 menit.
2. Pelaksanaan dan Observasi Siklus I
Pelaksanaan dan observasi pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan,
yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III, pertemuan I dan II
berlangsung selama 175 menit (lima jam pelajaran) sedangkan pertemuan III
berlangsung 105 menit yaitu 10 menit pertama pembukaan 20
pengamatan/observasi diluar kelas, 30 diskusi, dan 45 menit berikutnya
evaluasi. Pertemuan I, II dan III dilaksanakan pada tanggal 25, 29 Pebruari
dan tanggal 3 Maret 2012.
a. Pertemuan I
Pelaksanaan pembelajaran akan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran dan
terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
1) Kegiatan Awal
a) Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan
siswa.
b) Apersepsi
61
Guru Menyampaikan apersepsi berupa brand game, dengan menyebutkan
benda meja-kursi, jika guru menyebutkan nama benda meja siswa
mengangkat tangan kanan, jika guru menyebutkan nama benda kursi
siswa mengangkat tangan kiri. Brand game ini selain dilakukan untuk
mengasah keseimbangan otak kanan dan otak kiri siswa juga untuk
memberi semanagat siswa melalui permainan.
c) Motivasi
Motivasi diberikan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, “Sebutkan
nama-nama benda/barang yang ada di dalam kelas ini?”
2) Kegiatan Inti
a) Tanya jawab
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pengertian sumber
daya alam, jenis-jenis sumber daya alam yaitu sumber daya alam hayati
dan non hayati,serta pengertian sumber daya alam hayati dan non hayati.
b) Teknik Pembelajaran
Guru menjelaskan teknik pembelajaran yaitu dengan pengamatan/
observasi di luar kelas, belajar secara kelompok dan diskusi dan
menjelaskan lokasi objek pengamatan, yaitu keadaan halaman sekolah.
c) Pembagian kelompok
Membahas pembagian kelompok siswa setiap kelompok terdiri dari 5
siswa dan terbentuk menjadi 8 kelompok, setiap kelompok diberi kartu
nama seperti kelompok 1. Rajawali, kel.2. garuda, kel.3. singa, kel.4.
kancil, kel.5. beo, kel.6. Kijang, kel.7. jerapah dan kel.8. harimau, untuk
memudahkan guru dan observer dalam memantau kegiatan observasi
siswa. Dan guru menjelaskan cara kerja kelompok yaitu anggota
kelompok harus saling bekerjasama, kompak, aktif memberi pendapat,
aktif dalam pengamatan dan aktif mencari informasi. Setiap kelompok
diberi lembar kerja siswa (LKS) untuk menuliskan informasi yang
ditemukan saat pengamatan.
d) Lokasi dan Waktu Pengamatan
62
Menginformasikan lokasi yaitu di halaman sekolah dan lama
pengamatan 35 menit serta menginformasikan keadaan lokasi
pengamatan pengamatan.
Kemudian guru mengajak siswa ke lokasi pengamatan yaitu di sekitar
halaman sekolah, dalam kegiatan pengamatan ini guru dibantu oleh
observer yaitu guru kelas II dan peneliti.
e) Observasi
Setiap kelompok berpencar untuk melakukan pengamatan, penyusuran
dan mencari informasi tentang jenis-jenis sumber daya alam hayati dan
non hayati. Selama pengamatan guru membimbing siswa dalam
pengamatan dan memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
aktif bertanya.
Selesai pengamatan siswa disuruh berkumpul kembali di dalam kelas
untuk mendiskusikan hasil pengamatannya.
f) Diskusi
Setiap kelompok berkumpul sesuai anggota kelompoknya dan
membacakan hasil pengamatan. Setiap kelompok diminta untuk meberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil pengamatan kelompok lain.
g) Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dan pengamatan tiap kelompok. Dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan Lembar kerja kelompok.
3) Kegiatan Akhir
a) Kesimpulan
Guru mengkonfirmasi pembahasan hasil diskusi.
b) Pemantapan
Guru mendorong siswa untuk menginternasasikan konsep, pengetahuan
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Tindak Lanjut
63
Siswa diminta untuk mengamati benda yang ada disekitar halaman rumah
siswa masing-masing, dan bahan apa untuk membuat benda tersebut, dan
berasal dari sumber daya alam hayati atau non hayati.
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I, yaitu
ketika guru memberi pertanyaan pada siswa, siswa selalu menjawab secara
bersama-sama, tapi ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab,
siswa cenderung malu dan takut karena pada saat siswa menjawab dengan
salah, sebagian besar siswa mengejek dan mengolok-olok jawaban siswa
sehingga siswa cenderung malu dan takut dalam menjawab. Sehingga guru
perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk menghargai jawaban dari
teman-teman mereka, salah atau pun benar.
Saat guru menjelaskan teknik pembelajaran pengamatan diluar kelas,
dan cara kerja kelompok ada sebagian siswa yang malah asyik bermain
sendiri, berbicara dengan teman sendiri. Untuk mengantisipasi pada
pertemuan berikutnya guru memerintahkan seluruh siswa untuk tenang
mendengarkan dan memperhatikan, kemudian baru guru menjelaskan.
Ketika kegiatan observasi di luar kelas dilakukan sebagian siswa
masih kebingungan tentang bagaimana cara mengamati dan mencari informasi
apa saja yang harus ditulis dalam lembar kerja kelompok, sehingga di
pembelajaran berikutnya guru akan memberi penjelasan dengan rinci cara
mencari informasi dan pengamatan. Sebagian kelompok masih belum kompak
dan belum bekerjasama dengan baik sehingga guru perlu memberikan
motivasi yaitu berupa penghargaan bagi kelompok yang paling kompak.
Saat diskusi berlangsung kelompok hanya membacakan hasil
pengamatan kelompok, kelompok lain hanya mendengarkan, ketika guru
meminta siswa untuk bertanya, memberi pendapat atau tanggapan hanya
sebagian siswa yang mau bertanya, memberi tanggapan atau tanggapan,
sehingga guru perlu memberikan pancingan pertanyaan dan motivasi kepada
siswa.
64
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti
meminta bantuan Observer (guru lain) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi
item untuk mengamati aktivitas guru . Adapun item yang masih kosong atau
tidak diisi oleh observer dikarenakan menurut observer kegiatan tersebut tidak
ada dalam pelaksanaan. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa
yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Kekurangan guru dalam mengajar antara lain saat kegiatan pembelajaran guru
kurang jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, pengaturan waktu
masih perlu diperbaiki. Pada saat kegiatan inti guru kurang jelas dalam
menyampaikan langkah pembelajaran. Guru kurang optimal dalam
membimbing siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan.
Sedangkan kelebihan guru pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum
mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang
melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, saat guru mengkonfirmasi
pembahasan hasil diskusi siswa. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan
diperbaiki pada pertemuan II.
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan I, pada pertemuan II ini
akan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dan terdiri dari tiga kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir.
1) Kegiatan Awal
a) Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan
siswa.
b) Apersepsi
65
Guru Menyampaikan apersepsi berupa brand game, dengan menyebutkan
nama-nama buah-buahan, jika guru menyebutkan nama buah mangga,
siswa duduk, jika guru menyebutkan nama buah manggis, siswa duduk
sambil mengacungkan tangan kiri. Brand game ini selain dilakukan untuk
mengasah keseimbangan otak kanan dan otak kiri siswa juga untuk
memberi semanagat siswa melalui permainan.
c) Motivasi
Motivasi diberikan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, “Buah
mangga dan manggis berasal dari makhluk hidup atau tidak?”Apakah
buah tersebut dapat pulih kembali jika habis?”
2) Kegiatan Inti
a) Tanya jawab
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang sifat-sifat sumber
daya alam dan pengertian sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan
yang tidak dapat diperbaharui.
b) Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan tehnik pembelajaran yaitu dengan pengamatan/
observasi di luar kelas, belajar secara kelompok dan diskusi.
Kemudian guru mengajak siswa ke lokasi pengamatan yaitu di sekitar
halaman sekolah, dalam kegiatan pengamatan ini guru dibantu oleh
observer yaitu guru kelas II dan penelit
c) Pembagian kelompok
Membahas pembagian kelompok siswa setiap kelompok terdiri dari 5
siswa dan terbentuk menjadi 8 kelompok, setiap kelompok diberi kartu
nama seperti kelompok 1. Rajawali, kel.2. garuda, kel.3. singa, kel.4.
kancil, kel.5. beo, kel.6. Kijang, kel.7. jerapah dan kel.8. harimau, untuk
memudahkan guru dan observer dalam memantau kegiatan observasi
siswa. Dan guru menjelaskan cara kerja kelompok yaitu anggota
kelompok harus saling bekerjasama, kompak, aktif memberi pendapat,
aktif dalam pengamatan dan aktif mencari informasi. Setiap kelompok
66
diberi lembar kerja siswa (LKS) untuk menuliskan informasi yang
ditemukan saat pengamatan.
d) Lokasi dan Waktu Pengamatan
Menginformasikan lokasi yaitu di halaman sekolah dan lama pengamatan
20 menit serta menjelaskan keadaan lokasi pengamatan. Kemudian guru
mengajak siswa ke lokasi pengamatan yaitu di sekitar halaman sekolah,
dalam kegiatan pengamatan ini guru dibantu oleh observer yaitu guru
kelas II dan peneliti.
e) Observasi
Setiap kelompok berpencar untuk melakukan pengamatan, penyusuran
dan mencari informasi tentang sifat-sifat sumber yaitu sumber daya alam
yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Selama
pengamatan guru membimbing siswa dalam pengamatan dan memberi
kesempatan kepada setiap kelompok untuk aktif bertanya.
Selesai pengamatan siswa disuruh berkumpul kembali di dalam kelas untuk
mendiskusikan hasil pengamatannya.
f) Diskusi
Setiap kelompok berkumpul sesuai anggota kelompoknya dan
membacakan hasil pengamatan. Setiap kelompok diminta untuk meberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil pengamatan kelompok lain.
g) Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dan pengamatan tiap kelompok. Dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS.
3) Kegiatan Akhir
a) Kesimpulan
Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b) Pemantapan
Guru mendorong siswa untuk menginternasasikan konsep, pengetahuan
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Tindak Lanjut
67
Siswa diminta untuk mengamati disekitar halaman rumah siswa masing-
masing tentang sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak
dapat diperbaharui.
Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai
berjalan dengan baik hal ini dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan,
sebagian besar siswa sudah menjawab dan ketika guru menunjuk salah satu
siswa untuk menjawab sebagian besar siswa sudah berani menjawab
walaupun ada juga siswa yang masih malu, karena sebagian besar siswa sudah
mulai menghargai pendapat atau jawaban yang dikemukakan oleh siswa yang
lain. Walaupun masih ada siswa yang malu dan takut dalam menjawab, guru
memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi
yang ada hanya jawaban yang kurang tepat.
Saat guru menyampaikan teknik pembelajaran siswa juga sudah
memperhatikan karena sebelum guru menjelaskan, guru memerintahkan
seluruh siswa untuk tenang mendengarkan dan memperhatikan, kemudian
baru guru menjelaskan, hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa kepada
penjelasan guru. Ketika pengamatan berlangsung sebagian besar anggota
kelompok dapat saling membantu. Dalam kerjasama kelompok siswa sudah
kompak, aktif memberikan pendapat dan aktif dalam pengamatan. Di dalam
diskusi kelompok siswa juga sudah mulai aktif dalam memberi pendapat,
sanggahan atau pertanyaan. Tapi masih ada siswa yang pasif dalam kerjasama
kelompok maupun dalam diskusi. Untuk mengatasinya guru memberi
dorongan dengan memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok
untuk menjawab.
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, guru
meminta bantuan observer (guru kelas II) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi
item untuk mengamati aktivitas praktikan. Adapun item yang masih kosong
atau belum diisi oleh observer dikarenakan menurut observer kegiatan
68
tersebut tidak ada dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari hasil observasi
tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama
pembelajaran berlangsung. Kekurangan guru dalam mengajar antara lain
pengaturan waktu masih perlu diperbaiki. Pada saat kegiatan inti guru kurang
jelas dalam menyampaikan langkah pembelajaran. Sedangkan kelebihan guru
pada saat mengajar adalah Guru sudah lebih optimal dalam membimbing
siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan, persiapan guru
sebelum mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa
yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, saat mengkonfirmasi
pembahasan hasil diskusi siswa dan kesimpulan siswa. Adapun kekurangan
dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan III.
c. Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak lanjut,
penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan I dan II.
Pelaksanaan pembelajaran akan dilaksanakan dalam tiga kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir.
1) Kegiatan Awal
a) Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan
siswa.
b) Apersepsi
Guru Menyampaikan apersepsi dengan membawa telur di dalam kelas
untuk diperlihatkan kepada siswa.
c) Motivasi
Motivasi diberikan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, “Telur ini
dihasilkan oleh hewan apa?”
2) Kegiatan Inti
a) Penyampaian materi pelajaran
69
Guru menyampaikan materi palajaran yaitu tentang “Manfaat Sumber
Daya Alam”
b) Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan tehnik pembelajaran yaitu dengan pengamatan/
observasi di luar kelas, belajar secara kelompok dan diskusi.
c) Pembagian kelompok
Membahas pembagian kelompok siswa setiap kelompok terdiri dari 5
siswa dan terbentuk menjadi 8 kelompok, setiap kelompok diberi kartu
nama seperti kelompok1. Rajawali, kel.2. garuda, kel.3. singa, kel.4.
kancil, kel.5. beo, kel.6. Kijang, kel.7. jerapah dan kel.8. harimau, untuk
memudahkan guru dan observer dalam memantau kegiatan observasi
siswa. Dan guru menjelaskan cara kerja kelompok yaitu anggota
kelompok harus saling bekerjasama, kompak, aktif memberi pendapat,
aktif dalam pengamatan dan aktif mencari informasi. Setiap kelompok
diberi lembar kerja siswa (LKS) untuk menuliskan informasi yang
ditemukan saat pengamatan.
d) Lokasi dan Waktu Pengamatan
Menginformasikan lokasi yaitu di sekitar persawahan dan lama
pengamatan 20 menit serta menjelaskan lokasi pengamatan.
Kemudian guru mengajak siswa ke lokasi pengamatan yaitu di sekitar
sekitar persawahan, dalam kegiatan pengamatan ini guru dibantu oleh
observer yaitu guru kelas IV dan teman sejawat.
e) Observasi
Setiap kelompok berpencar untuk melakukan pengamatan, penyusuran
dan mencari informasi tentang manfaat sumber daya alam baik sumber
daya alam hayati atau non hayati maupun sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Selama pengamatan guru
membimbing siswa dalam pengamatan dan memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk aktif bertanya.
70
Selesai pengamatan siswa disuruh berkumpul kembali di dalam kelas untuk
mendiskusikan hasil pengamatannya.
f) Diskusi
Setiap kelompok berkumpul sesuai anggota kelompoknya dan
membacakan hasil pengamatan. Setiap kelompok diminta untuk meberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil pengamatan kelompok lain.
g) Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dan pengamatan tiap kelompok. Dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS.
3) Kegiatan Akhir
a. Kesimpulan
Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Pemantapan
Guru mendorong siswa untuk menginternasasikan konsep, pengetahuan
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tindak lanjut
Siswa diminta untuk mengamati disekitar halaman rumah siswa masing-
masing tentang manfaat sumber daya alam.
d. Evaluasi
Guru memberikan tes formatif untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan III berlangsung sudah
sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik. Sebagian besar sudah aktif
dalam kegiatan pembelajaran outdoor activities, yaitu saat tanya jawab,
pengamatan, aktif bekerjasama dengan anggota kelompok dan aktif dalam
berdiskusi, sebagian besar siswa sudah termotivasi dalam belajar.
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan III berlangsung, peneliti
meminta bantuan Observer (guru kelas II) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi
item untuk mengamati aktivitas praktikan pada pertemuan ketiga ini semua
71
item diisi oleh observer. Kekurangan guru dalam mengajar antara lain
pengaturan waktu masih perlu diperbaiki. Sedangkan kelebihan guru pada saat
mengajar adalah Guru sudah lebih optimal dalam membimbing siswa pada
saat diskusi kelompok dan selama pengamatan, persiapan guru sebelum
mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang
melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, saat menyusun kesimpulan
telah melibatkan siswa, dan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan
baik, sebagian besar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, sebagian besar
siswa sudah antusias dalam kegaiatn pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
outdoor activities ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan
keberhasilan siklus I.
3. Hasil Tindakan
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil lembar
observasi yang diterapkan oleh guru (data terlampir). Penilaian observasi ini
dilakukan oleh observer (guru kelas II). Proses pembelajaran outdoor
activities pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, pertemuan I, pertemuan II
dan pertemuan III
1) Data Hasil Pengamatan Outdoor Activities Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan
tatap muka. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer dalam hal
ini adalah guru dari SDN 4 Sembungharjo. Observasi dilaksanakan secara
intensif, adapun hasil observasi yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel
4.11 tentang lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa siklus I adalah
sebagai berikut:
72
Tabel 4.11
Data Penerapan Outdoor Activities Siklus I
No. Langkah-langkah Siklus I
P1 P2 P3
I Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Teknik Pembelajaran
1. Guru menyampaikan siswa melakukan
observasi/pengamatan
√ √ √
2. Guru menyampaikan siswa belajar secara
berkelompok
√ √ √
3. Guru menyampaikan siswa melakukan diskusi √ √ √
B. Pembagian Kelompok
1. Guru membahas pembagian kelompok dan jumlah
anggota kelompok
√ √ √
C. Pengamatan/ Observasi
1. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang
pengamatan/observasi
√ √ √
2. Guru mengajak siswa menuju lokasi pengamatan √ √ √
3. Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan √ √ √
D. Kerjasama Kelompok
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mengisi
tugas kelompok
√ √ √
E. Pembahasan
1. Guru mengajak siswa masuk ke dalam kelas √ √ √
2. Guru menyuruh siswa melakukan diskusi hasil
pengamatan dengan kelompoknya.
√ √ √
3. Siswa berdiskusi dengan kelompok √ √ √
4. Guru bertanya mengenai hasil diskusi dari
pengamatan pada tiap kelompok
√ √ √
5. Tiap kelompok menjelaskan hasil pengamatanya √ √ √
6. Kelompok lain memberi tanggapan/pendapat √ √ √
7. Guru memberi tanggapan hasil diskusi dan
engkonfirmasi pembahasan hasil diskusi
√ √ √
II Penutup
A. Kesimpulan
1. Siswa menyimpulkan dan membuat rangkuman hasil
pembelajaran
√ √ √
B. Evaluasi
73
Keterangan:
P1 : Pertemuan 1
P2 : Pertemuan 2
P3 : Pertemuan 3
Berdasarkan table 4.11 diatas tentang hasil pengamatan aktivitas guru
dan siswa pada siklus I. Pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 25 Pebruari 2012. Pertemuan II dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 29 Pebruari 2012. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 3 Maret 2012 Pada siklus I ini dilakukan penelitian yang dihadiri oleh
peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SDN 4 Sembungharjo,
selanjutnya guru kelas IV yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas
untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA melalui outdoor activities, dan
yang terakhir observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai jalannya
proses pembelajaran. Dari hasil penilaian observasi ada yang belum
diterapkan dalam proses pembelajaran karena ada item yang belum ada di
rencana pembelajaran dan belum dilaksanakan oleh guru yaitu item evaluasi,
karena evaluasi akan diberikan pada akhir pertemuan III atau akhir
Kompetensi Dasar siklus I. Maka dapat diketahui bahwa pembelajaran
menggunakan melalui outdoor activities sudah berjalan baik sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA yang telah dibuat. Guru dan
siswa sudah melakukan pembelajaran outdoor activities sesuai dengan
langkah-langkahnya.
1. Guru memberikan test formatif kepada siswa × × √
2. Siswa mengerjakan test × × √
C. Pemantapan
1. Guru mendorong siswa menginternalisasikan konsep,
pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan sehari-
hari dengan menyampaikan penerapan pembelajaran
dalam kegiatan sehari-hari
√ √ √
D. Tindak Lanjut
1. Guru menyuruh siswa belajar dirumah dan
memberikan tugas dirumah untuk siswa
√ √ √
Jumlah 18 18 20
74
4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I.
Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan
berjalan dengan baik.
1. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran.
2. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa
lebih meningkat karena mereka belajar tanpa tekanan.
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
4. Sebagian siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau
dalam menjawab pertanyaan.
Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
diperbaiki pembelajaran pada siklus II.
a. Memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih baik lagi
b. Selalu memberikan pengarahan terlebih dahulu tiap kali memberikan
tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran outdoor activities
c. Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-mengajar agar
alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan.
d. Memberikan bimbingan secara optimal ketika PBM berlangsung.
Hasil pengamatan siswa dalam siklus I ini sudah mulai terbentuk
misalnya keberanian peserta didik dalam bertanya, berpendapat dan
berargumentasi, siswa juga sudah mulai berani dalam menyampaikan
pertanyaan, memberikan pendapat dan memberi argumentasi.
Di saat guru memberikan pertanyaan siswa aktif dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, dan saat guru meminta siswa untuk belajar
secara berkelompok siswa belajar dengan kompak dan bekerjasama dengan
anggota kelompok masing-masing, dan aktif dalam berdiskusi. Untuk
75
memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan dilanjutkan ke
siklus II
2. Siklus II
1. Perencanaan
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I,
Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan
tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan
dilaksanakan 3 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih
sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah lokasi
pengamatan/observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini akan
dilaksanakan di lingkungan sekolah di lapangan dan sekitar perkampungan.
a. 2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan
1. Pertemuan I
Pelaksanana pembelajaran dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Maret
2012 dengan pencapaian indikator: Menjelaskan kegiatan manusia yang dapat
mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam, yang terdiri dari tiga
kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan
diskusi dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan
disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar
pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang
proses pembelajaran.
Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dirancang oleh peneliti dengan pokok bahasan “Dampak Pengambilan Bahan
Alam”, kemudian menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi
yaitu pembelajaran outdoor activities (pembelajaran luar kelas) dengan
pengamatan/observasi dengan: mempelajari tentang jenis-jenis sumber daya
alam, meningkatkan pemahaman, kebersamaan, motivasi serta prestasi belajar
siswa, dan menumbuhkan sikap cinta akan lingkungan. Guru juga
mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya lembar kerja
76
siswa, buku pelajaran, serta alat peraga. Guru menetapkan objek/lokasi serta
lamanya waktu pengamatan/observasi, lokasi untuk pengamatan di halaman
sekolah dan waktu pengamatan selama 35 menit. Dan tidak kalah pentingnya
dalam penelitian ini adalah persiapan fisik dan mental.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti
meminta bantuan observer guru lain untuk mengamati proses pembelajaran
dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi
yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk
mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
2. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak
lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I.
Perencanaan siklus I pertemuan II lokasi pengamatan/observasi akan
dilaksanakan di sekitar halaman sekolah. Sebelum mengajar pada pertemuan
II, maka guru menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran.
Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dirancang oleh peneliti dengan pokok bahasan “Mengurangi Pencemaran dan
Menghemat Energi” kemudian guru merencanakan menyajikan pengalaman
yang bersifat memotivasi yaitu pembelajaran outdoor activities
(pembelajaran luar kelas) dengan pengamatan/observasi yaitu: mempelajari
tentang sifat-sifat sumber daya alam, meningkatkan pemahaman,
kebersamaan, motivasi serta prestasi belajar siswa, dan menumbuhkan sikap
cinta akan lingkungan. Guru juga mempersiapkan perlengkapan belajar yang
diperlukan, misalnya lembar kerja kelompok, buku pelajaran serta alat peraga.
Dan guru juga berencana membagi kelompok untuk siswa, dalam 1 kelompok
terdiri dari 5 siswa, guru menetapkan objek/lokasi serta lamanya waktu
pengamatan/observasi, lokasi untuk pengamatan di halaman sekolah dan
waktu pengamatan selama 20 menit.
77
3. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai
penyempurnaan kekurangan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II. Pada
pertemuan III lokasi pengamatan/observasi akan dilaksanakan di sekitar
halaman sekolah. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.
Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yamg
dirancang oleh peneliti dengan pokok bahasan “Mengurangi Pencemaran dan
Menghemat Energi”, kemudian guru merencanakan menyajikan pengalaman
yang bersifat memotivasi yaitu pembelajaran outdoor activities (pembelajaran
luar kelas) dengan pengamatan/observasi yaitu: mempelajari tentang sifat-
sifat sumber daya alam, meningkatkan pemahaman, kebersamaan, motivasi
serta prestasi belajar siswa, dan menumbuhkan sikap cinta akan lingkungan.
Guru juga mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, misalnya
lembar kerja kelompok, lembar test, buku pelajaran serta alat peraga. Dan
guru juga berencana membagi kelompok untuk siswa, dalam 1 kelompok
terdiri dari 5 siswa, adanya diskusi, guru menetapkan objek/lokasi serta
lamanya waktu pengamatan/observasi, lokasi untuk pengamatan adalah di
sekitar persawahan dan waktu pengamatan selama 20 menit.
b. 3. Pelaksanaan dan Observasi Siklus I
Pelaksanaan dan observasi pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan,
yaitu pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III, pertemuan I dan II
berlangsung selama 175 menit (lima jam pelajaran) sedangkan pertemuan III
berlangsung 105 menit yaitu 10 menit pertama pembukaan 20
pengamatan/observasi diluar kelas, 30 diskusi, dan 45 menit berikutnya
evaluasi. Pertemuan I, II dan III dilaksanakan pada tanggal 10, 14, 17 Maret
2012
78
a. Pertemuan I
Pelaksanaan pembelajaran akan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran dan
terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
1. Kegiatan Awal
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan
siswa.
b. Apersepsi
Guru menunjukkan gambar hutan gundul
c. Motivasi
Motivasi diberikan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, “Gambar
ini menceritakan tentang apa?” Bagaimana jika terjadi hujan deras?
2. Kegiatan Inti
a) Tanya jawab
Guru mengadakan tanya jawab tentang contoh dampak negatif
pengambilan bahan alam yang tidak bijaksana
b) Teknik Pembelajaran
Guru menjelaskan teknik pembelajaran yaitu dengan pengamatan/
observasi di luar kelas, belajar secara kelompok dan diskusi dan
menjelaskan lokasi objek pengamatan, yaitu keadaan di sekitar
lingkungan perkampungan.
c) Pembagian kelompok
Membahas pembagian kelompok siswa setiap kelompok terdiri dari 5
siswa dan terbentuk menjadi 8 kelompok, setiap kelompok diberi kartu
nama seperti kelompok 1. Rajawali, kel.2. garuda, kel.3. singa, kel.4.
kancil, kel.5. beo, kel.6. Kijang, kel.7. jerapah dan kel.8. harimau, untuk
memudahkan guru dan observer dalam memantau kegiatan observasi
79
siswa. Dan guru menjelaskan cara kerja kelompok yaitu anggota
kelompok harus saling bekerjasama, kompak, aktif memberi pendapat,
aktif dalam pengamatan dan aktif mencari informasi. Setiap kelompok
diberi lembar kerja siswa (LKS) untuk menuliskan informasi yang
ditemukan saat pengamatan.
d) Lokasi dan Waktu Pengamatan
Menginformasikan lokasi yaitu di halaman sekolah dan lama
pengamatan 35 menit serta menjelaskan lokasi pengamatan.
Kemudian guru mengajak siswa ke lokasi pengamatan yaitu di sekitar
perkampungan, dalam kegiatan pengamatan ini guru dibantu oleh
observer yaitu guru kelas II dan peneliti.
e) Observasi
Setiap kelompok berpencar untuk melakukan pengamatan, penyusuran
dan mencari informasi tentang dampak negatif pengambilan bahan alam.
Selama pengamatan guru membimbing siswa dalam pengamatan dan
memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk aktif bertanya.
Selesai pengamatan siswa disuruh berkumpul kembali di dalam kelas
untuk mendiskusikan hasil pengamatannya.
f) Diskusi
Setiap kelompok berkumpul sesuai anggota kelompoknya dan
membacakan hasil pengamatan. Setiap kelompok diminta untuk meberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil pengamatan kelompok lain.
g) Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dan pengamatan tiap kelompok, dan
setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan Lembar kerja kelompok.
3. Kegiatan Akhir
Kesimpulan
Guru mengkonfirmasi pembahasan hasil diskusi.
1. Pemantapan
80
Guru mendorong siswa untuk menginternasasikan konsep,
pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tindak Lanjut
Siswa diminta untuk mengamati dilingkungan sekitar tempat tinggal
siswa masing-masing tentang dampak pengambilan bahan alam
terhadap pelestarian lingkungan.
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I, yaitu
ketika guru memberi pertanyaan pada siswa, ada siswa yang menjawab secara
bersama-sama, ada juga yang mengangkat tangan untuk menjawab.
Saat guru menjelaskan teknik pembelajaran pengamatan diluar kelas,dan cara
kerja kelompok ada sebagian siswa sudah mengerti.
Ketika kegiatan observasi di luar kelas dilakukan sebagian siswa masih
bertanya bagaimana cara mengamati dan mencari informasi apa saja yang
harus ditulis dalam lembar kerja kelompok, sehingga di pembelajaran
berikutnya guru akan memberi penjelasan dengan rinci cara mencari informasi
dan pengamatan. Sebagian kelompok masih belum kompak dan belum
bekerjasama dengan baik sehingga guru perlu memberikan motivasi yaitu
berupa penghargaan bagi kelompok yang paling kompak.
Saat diskusi berlangsung kelompok hanya membacakan hasil
pengamatan kelompok, kelompok lain hanya mendengarkan, ketika guru
meminta siswa untuk bertanya, memberi pendapat atau tanggapan hanya
sebagian siswa yang mau bertanya, memberi tanggapan atau tanggapan,
sehingga guru perlu memberikan pancingan pertanyaan dan motivasi kepada
siswa.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti
meminta bantuan Observer (guru lain) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi
item untuk mengamati aktivitas guru . Adapun item yang masih kosong atau
tidak diisi oleh observer dikarenakan menurut observer kegiatan tersebut tidak
81
ada dalam pelaksanaan. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa
yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Kekurangan guru dalam mengajar antara lain saat kegiatan pembelajaran guru
kurang jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, pengaturan waktu
masih perlu diperbaiki. Pada saat kegiatan inti guru kurang jelas dalam
menyampaikan langkah pembelajaran. Guru kurang optimal dalam
membimbing siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan.
Sedangkan kelebihan guru pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum
mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang
melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, saat guru mengkonfirmasi
pembahasan hasil diskusi siswa. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan
diperbaiki pada pertemuan II.
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan I, pada pertemuan II ini
akan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dan terdiri dari tiga kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir.
2. Kegiatan Awal
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan
siswa.
b. Apersepsi
Guru menunjukkan gambar asap kendaraan di jalan.
c. Motivasi
Motivasi diberikan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, “gambar
ini menceritakan tentang apa? Bagaimana cara mengatasinya?”
3. Kegiatan Inti
a. Tanya jawab
82
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang cara mengurangi
pencemaran
Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan tehnik pembelajaran yaitu dengan pengamatan/
observasi di luar kelas, belajar secara kelompok dan diskusi.
b. Pembagian kelompok
Membahas pembagian kelompok siswa setiap kelompok terdiri dari 5
siswa dan terbentuk menjadi 8 kelompok, setiap kelompok diberi kartu
nama kelompok seperti kelompok 1. Rajawali, kel.2. garuda, kel.3. singa,
kel.4. kancil, kel.5. beo, kel.6. Kijang, kel.7. jerapah dan kel.8. harimau,
untuk memudahkan guru dan observer dalam memantau kegiatan
observasi siswa. Dan guru menjelaskan cara kerja kelompok yaitu
anggota kelompok harus saling bekerjasama, kompak, aktif memberi
pendapat, aktif dalam pengamatan dan aktif mencari informasi. Setiap
kelompok diberi lembar kerja siswa (LKS) untuk menuliskan informasi
yang ditemukan saat pengamatan.
c. Lokasi dan Waktu Pengamatan
Menginformasikan lokasi yaitu di sekitar perkampungan, dan lama
pengamatan 20 menit serta menjelaskan lokasi pengamatan.
Kemudian guru mengajak siswa ke lokasi pengamatan yaitu di sekitar
halaman sekolah, dalam kegiatan pengamatan ini guru dibantu oleh
observer yaitu guru kelas II dan peneliti.
d. Observasi
Setiap kelompok berpencar untuk melakukan pengamatan, penyusuran
dan mencari informasi tentang cara mengurangi pencemaran di
lingkungan sekitar. Selama pengamatan guru membimbing siswa dalam
pengamatan dan memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
aktif bertanya.
Selesai pengamatan siswa disuruh berkumpul kembali di dalam kelas untuk
mendiskusikan hasil pengamatannya.
83
e. Diskusi
Setiap kelompok berkumpul sesuai anggota kelompoknya dan
membacakan hasil pengamatan. Setiap kelompok diminta untuk meberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil pengamatan kelompok lain.
f. Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dan pengamatan tiap kelompok. Dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS.
4. Kegiatan Akhir
a. Kesimpulan
Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Pemantapan
Guru mendorong siswa untuk menginternasasikan konsep, pengetahuan
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tindak Lanjut
Siswa diminta untuk mengamati disekitar halaman rumah siswa masing-
masing tentang sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak
dapat diperbaharui.
Pada siklus II pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai
berjalan dengan baik hal ini dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan,
sebagian besar siswa sudah menjawab dan siswa sudah berani mengangkat
tangan, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, dan sebagian besar
siswa sudah mulai menghargai pendapat atau jawaban yang dikemukakan oleh
siswa yang lain.
Saat guru menyampaikan topik pembelajaran siswa juga sudah
memperhatikan karena sebelum guru menjelaskan, guru memerintahkan
seluruh siswa untuk tenang mendengarkan dan memperhatikan, kemudian
baru guru menjelaskan, hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa kepada
penjelasan guru. Ketika pengamatan berlangsung sebagian besar anggota
kelompok dapat saling membantu. Dalam kerjasama kelompok siswa sudah
kompak, aktif memberikan pendapat dan aktif dalam pengamatan. Di dalam
84
diskusi kelompok siswa juga sudah mulai aktif dalam memberi pendapat,
sanggahan atau pertanyaan. Tapi masih ada siswa yang pasif dalam kerjasama
kelompok maupun dalam diskusi. Untuk mengatasinya guru memberi
dorongan dengan memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok
untuk menjawab.
Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, guru
meminta bantuan observer (guru kelas II) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi
item untuk mengamati aktivitas praktikan. Adapun item yang masih kosong
atau belum diisi oleh observer dikarenakan menurut observer kegiatan
tersebut tidak ada dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari hasil observasi
tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama
pembelajaran berlangsung. Kekurangan guru dalam mengajar antara lain
pengaturan waktu masih perlu diperbaiki. Pada saat kegiatan inti guru kurang
jelas dalam menyampaikan langkah pembelajaran. Sedangkan kelebihan guru
pada saat mengajar adalah Guru sudah lebih optimal dalam membimbing
siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan, persiapan guru
sebelum mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa
yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, saat mengkonfirmasi
pembahasan hasil diskusi siswa dan kesimpulan siswa. Adapun kekurangan
dalam pertemuan II akan diperbaiki pada pertemuan III.
d. Pertemuan III
1) Kegiatan Awal
a) Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan
siswa.
b) Apersepsi
85
Guru menyampaikan apersepsi dengan menunjukkan gambar
pencemaran lingkungan.
c) Motivasi
Motivasi diberikan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, gambar
yang telah ditunjukkan oleh guru menceritakan tentang apa?
2) Kegiatan Inti
a) Penyampaian materi pelajaran
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang “dampak
pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan”.
b) Tanya Jawab
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan manusia
yang dapat berdampak negatif serta cara menghemat energi dan
mengurangi pencemaran serta cara mengurangi tumpukan sampah.
c) Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan teknik pembelajaran yaitu dengan pengamatan/
observasi di luar kelas, belajar secara kelompok dan diskusi.
d) Pembagian kelompok
Membahas pembagian kelompok siswa setiap kelompok terdiri dari 5
siswa dan terbentuk menjadi 5 kelompok, setiap kelompok diberi kartu
nama seperti kelompok 1. Rajawali, kel.2. garuda, kel.3. singa, kel.4.
kancil, kel.5. beo, kel.6. Kijang, kel.7. jerapah dan kel.8. harimau, untuk
memudahkan guru dan observer dalam memantau kegiatan observasi
siswa. Dan guru menjelaskan cara kerja kelompok yaitu anggota
kelompok harus saling bekerjasama, kompak, aktif memberi pendapat,
aktif dalam pengamatan dan aktif mencari informasi. Setiap kelompok
diberi lembar kerja siswa (LKS) untuk menuliskan informasi yang
ditemukan saat pengamatan.
e) Lokasi dan Waktu Pengamatan
Menginformasikan lokasi yaitu lingkungan sekolah disekitar
perkampungan dan lama pengamatan 20 menit serta menginformasikan
86
lokasi pengamatan. Kemudian guru mengajak siswa ke lokasi
pengamatan yaitu di lingkungan sekolah di sekitar perkampungan,
dalam kegiatan pengamatan ini guru dibantu oleh observer dan teman
sejawat.
f) Observasi
Setiap kelompok berpencar untuk melakukan pengamatan, penyusuran
dan mencari informasi tentang contoh-contoh teknologi modern. Selama
pengamatan guru membimbing siswa dalam pengamatan dan memberi
kesempatan kepada setiap kelompok untuk aktif bertanya.
Selesai pengamatan siswa disuruh berkumpul kembali di dalam kelas
untuk mendiskusikan hasil pengamatannya.
g) Diskusi
Setiap kelompok berkumpul sesuai anggota kelompoknya dan
membacakan hasil pengamatan. Setiap kelompok diminta untuk
memberi pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil pengamatan
kelompok lain.
h) Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dan pengamatan tiap kelompok dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS.
i) Kesimpulan
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan membuat rangkuman.
3) Kegiatan Akhir
a) Pemantapan
Guru mendorong siswa untuk menginternasasikan konsep, pengetahuan
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Tindak Lanjut
Siswa diminta untuk mengamati dilingkungan sekitar tempat tinggal
siswa masing-masing tentang dampak pengambilan bahan alam terhadap
pelestarian lingkungan.
c) Evaluasi
87
Guru memberikan tes formatif untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung, peneliti meminta bantuan
observer (teman sejawat) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati
aktivitas praktikan dan siswa. Pada siklus II ini semua item diisi oleh
observer, karena secara keseluruhan telah dilaksanakan oleh siswa.
3. Hasil Tindakan
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil lembar
observasi yang diterapkan oleh guru (data terlampir). Penilaian observasi ini
dilakukan oleh observer (guru kelas II). Proses pembelajaran outdoor
activities pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, pertemuan I, pertemuan II
dan pertemuan III.
4. Data Hasil Pengamatan Outdoor Activities Siklus II
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan
tatap muka. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer dalam hal
ini adalah guru dari SDN 4 Sembungharjo . Observasi dilaksanakan secara
intensif, adapun hasil observasi yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel
4.12 tentang lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa siklus I adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.12
Data Penerapan Outdoor Activities Siklus II
No. Langkah-langkah Siklus I
P1 P2 P3
I Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Teknik Pembelajaran
1. Guru menyampaikan siswa melakukan
observasi/pengamatan
√ √ √
2. Guru menyampaikan siswa belajar secara
berkelompok
√ √ √
3. Guru menyampaikan siswa melakukan diskusi √ √ √
88
B. Pembagian Kelompok
1. Guru membahas pembagian kelompok dan jumlah
anggota kelompok
√ √ √
C. Pengamatan/ Observasi
1. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang
pengamatan/observasi
√ √ √
2. Guru mengajak siswa menuju lokasi pengamatan √ √ √
3. Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan √ √ √
D. Kerjasama Kelompok
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mengisi
tugas kelompok
√ √ √
E. Pembahasan
1. Guru mengajak siswa masuk ke dalam kelas √ √ √
2. Guru menyuruh siswa melakukan diskusi hasil
pengamatan dengan kelompoknya.
√ √ √
3. Siswa berdiskusi dengan kelompok √ √ √
4. Guru bertanya mengenai hasil diskusi dari
pengamatan pada tiap kelompok
√ √ √
5. Tiap kelompok menjelaskan hasil pengamatanya √ √ √
6. Kelompok lain memberi tanggapan/pendapat √ √ √
7. Guru memberi tanggapan hasil diskusi dan
engkonfirmasi pembahasan hasil diskusi
√ √ √
II Penutup
A. Kesimpulan
1. Siswa menyimpulkan dan membuat rangkuman hasil
pembelajaran
√ √ √
B. Evaluasi
1. Guru memberikan test formatif kepada siswa × × √
2. Siswa mengerjakan test × × √
C. Pemantapan
1. Guru mendorong siswa menginternalisasikan konsep,
pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan sehari-
hari dengan menyampaikan penerapan pembelajaran
dalam kegiatan sehari-hari
√ √ √
D. Tindak Lanjut
1. Guru menyuruh siswa belajar dirumah dan
memberikan tugas dirumah untuk siswa
√ √ √
Jumlah 18 18 20
89
Keterangan:
P1 : Pertemuan 1
P2 : Pertemuan 2
P3 : Pertemuan 3
Berdasarkan tabel 4.6 diatas tentang hasil pengamatan aktivitas guru
dan siswa pada siklus II. Pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 14 Maret 2012. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
17 Maret 2012. Pada siklus I ini dilakukan penelitian yang dihadiri oleh
peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SDN 4 Sembungharjo,
selanjutnya guru kelas IV yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertugas
untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA melalui outdoor activities, dan
yang terakhir observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai jalannya
proses pembelajaran. Dari hasil penilaian observasi ada yang belum
diterapkan dalam proses pembelajaran karena ada item yang belum ada di
rencana pembelajaran dan belum dilaksanakan oleh guru yaitu item evaluasi,
karena evaluasi akan diberikan pada akhir pertemuan III atau akhir
Kompetensi Dasar siklus II. Maka dapat diketahui bahwa pembelajaran
menggunakan melalui outdoor activities sudah berjalan baik sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA yang telah dibuat. Guru dan
siswa sudah melakukan pembelajaran outdoor activities sesuai dengan
langkah-langkahnya.
5. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan
berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus II.
Kegiatan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan harapan dan
berjalan dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus II ini sudah lebih baik
jika dibandingkan dengan siklus I, sebagian besar siswa sudah terlihat aktif
dalam kegiatan pembelajaran outdoor activities.
90
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram.
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa
lebih meningkat karena mereka belajar tanpa tekanan.
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
5. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat atau
dalam menjawab pertanyaan.
7. Siswa sudah kompak dengan anggota kelompok masing-masing.
8. Siswa sudah menghargai pendapat dari kelompok lain.
9. Penjelasan guru sudah baik.
10. Sebagian besar siswa sudah serius saat pengamatan di luar kelas
berlangsung.
Pada siklus II ini pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan
baik, yaitu persiapan sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan,
kegiatan membuka pelajaran juga sudah diterapkan guru dengan baik hal ini
terlihat dari antusiasme siswa dalam kegiatan apersepsi dan motivasi,
pertanyaan motivasi yang diajukan guru sebagian besar siswa sudah
menjawab pertanyaan, teknik pembelajaran, pembagian kelompok,
pengamatan/ observasi, tanya jawab, kerjasama kelompok, diskusi,
pembahasan, sudah dilaksanakan guru dengan baik hal ini terlihat dari
keaktifan dan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
tersebut, guru juga sudah berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga siswa belajar tanpa tekanan, guru juga sudah
menerapkan kegiatan pemanfaatan sumber belajar dengan baik karena guru
telah berhasil mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran
yang menarik dan menumbuhkan ketertarikan siswa pada sumber
pembelajaran, hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam menyelidiki dan
mengamati. Kegiatan penutup juga sudah dilaksanakan guru dengan baik hal
ini terlihat dari keterlibatan siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran,
91
kegiatan evaluasi juga sudah berjalan dengan baik, kegiatan pemantapan dan
tindak lanjut juga sudah dilaksanakan guru dengan baik.
Hasil pengamatan siswa siswa dalam siklus II ini sebagian besar siswa
sudah aktif dan berani dalam bertanya, berpendapat dan berargumentasi,
memberikan pendapat dan memberi argumentasi.
Di saat guru memberikan pertanyaan sebagian besar siswa aktif dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan saat guru meminta siswa untuk
belajar secara berkelompok siswa belajar dengan kompak dan bekerjasama
dengan anggota kelompok masing-masing, dan aktif dalam berdiskusi.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Belajar Siklus I
Analisis penelitian setelah menggunakan pembelajaran outdoor
activities (pembelajaran luar kelas) diperoleh hasil belajar seperti berikut
Tabel 4.13
Hasil Belajar Siklus I
No. Nilai
Siklus I
Keterangan Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1 60-69 3 7,5 Tidak tuntas
2 70-79 25 62,5 Tuntas
3 80-89 8 20 Tuntas
4 90-100 4 10 Tuntas
Jumlah 40 100
Rata-rata 73,25
Standar deviasi 7,64
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 60
Berdasarkan tabel 4.12 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
(KKM=70) adalah sebanyak 37 siswa atau 92,5% dari keseluruhan siswa
sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 3 siswa
atau 7,5% dan dapat diartikan bahwa masih ada sebagian siswa yang
mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM=70), yang
dapat diuraikan dengan nilai 60 s/d 69 sebanyak 3 siswa atau 7,5%, nilai 70
92
s/d 79 sebanyak 25 siswa atau 62,5%, dan yang memiliki nilai 80 s/d 89
sebanyak 8 siswa atau 20%, nilai 90 s/d 100 sebanyak 4 siswa atau 10%.
Dengan nilai rata-rata 73,5 dengan standar deviasi 7,6 dan nilai tertinggi
adalah 90 sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Untuk lebih jelasnya data
nilai pada tabel 4.12 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.5
3
25
8
4
0
5
10
15
20
25
30
60-69 70-79 80-89 90-100
Jum
lah
Sis
wa
Nilai
Gambar 4.5 Diagram Hasil Perolehan Nilai Siklus I
Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus I berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) dapat disajikan dalam bentuk tabel
4.14.
Tabel 4.14.
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 37 93
2. Belum tuntas 3 7
Jumlah 40 100
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus I dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) sebanyak 3 siswa atau 93%, siswa yang mendapatkan nilai <70.
Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 37 siswa
dengan persentase 93%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.13 dapat
dilihat pada gambar 4.6
93
Gambar 4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan pada gambar 4.11 dengan menggunakan pembelajaran
outdoor activities (pembelajaran luar kelas) siswa yang belum tuntas
(KKM=70) adalah sebanyak 3 siswa atau 7%, siswa yang mendapatkan nilai
<70. Sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 37 siswa atau
93% dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥70. Berarti indikator kinerja dalam
penelitian ini belum tercapai karena baru 93% dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai ≥70 dan 3 siswa atau 7% siswa yang memdapatkan nilai
<70, sedangkan indikator kinerja pada penelitian ini adalah 95% siswa
mencapai nilai ≥70. Artikan 93% dari jumlah siswa memahami materi yang
telah disajikan oleh guru.
Berarti indikator kinerja pada penelitian siklus I belum tercapai secara
tuntas. Dan untuk memantapkan dari hasil siklus I ini akan dilanjutkan pada
siklus II sebagai pemantapan.
Untuk meningkatkan rata-rata hasil perolehan nilai siswa dan untuk
memantapkan tingkat pemahaman siswa serta memperbaiki kekurangan dalam
proses pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus II.
4.2.2 Hasil Agket Motivasi Belajar Siklus I
Untuk memperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran yang
memanfaatkan outdoor activities peneliti memberikan sebuah angket. Adapun
angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang harus dijawab siswa sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, yang meliputi 10 aspek prilaku siswa.
94
Adapun pernyataan-pernyataan yang diberikan adalah: 1) Saya
membaca buku pelajaran IPA tanpa diminta oleh guru. 2) Saya mengerjakan
soal LKS dirumah, sebelum pelajaran IPA dilakukan. 3) Saya belajar IPA
tanpa disuruh oleh orang tua. 4) Saya bertanya kepada guru atau teman jika
mengalami kesulitan. 5) Setiap tugas yang diberikan guru saya kerjakan
dengan sungguh-sungguh. 6) Bila ada teman atau kelompok belajar/diskusi
yang kurang jelas, dan mengalami kesulitan saya berusaha membantunya
menjelaskan. 7) Saya terlibat atau ikut menyimpulkan materi dan membuat
rangkuman. 8) Dengan belajar sungguh-sungguh saya yakin mendapat nilai
bagus. 9) Saya belajar IPA dengan giat karena ingin meraih nilai IPA yang
bagus diraport. 10) Walaupun tidak ada tes, saya tetap belajar di rumah.
Hasil dari pengukuran dikelompokkan menurut kategori yang telah
ditentukan. Diketahui skor maksimal angket motivasi belajr adalah 10
sedangkan skor minimal sebesar 0. Untuk menentukan tinggi rendahnya
tingkat motivasi belajar siswa digunakan 5 kategori, yakni, sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk
mengukur angket motivasi belajar adalah 10 item.
Dengan demikian data angket motivasi belajar dapat dideskripsikan
sebagai berikut. Hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
pada tabel 4.15.
Tabel 4.15
Hasil Angket Motivasi Siswa Pada Siklus I
No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Kategori
1. 0 - 2 0 0% Sangat rendah
2. 3 - 4 0 0% rendah
3. 5 - 6 18 45% Sedang
4. 7 - 8 18 45% Tinggi
5. 9 - 10 4 10% Sangat tinggi
Total 40 100%
Rata-rata 6,8
Standar deviasi 1,41
Nilai tertinggi 10
Nilai terendah 5
95
Motivasi siswa pada siklus I mengalami kenaikan dibandingkan
dengan kondisi awal. Pada siklus I siswa memiliki motivasi sangat tinggi 4
anak (10%), motivasi tinggi ada 18 anak (45%), sedangkan siswa yang
memiliki motivasi sedang ada 18 anak 45%, dan mendapat motivasi belajar
rendah dan sangat rendah tidak ada. Nilai rata-ratanya 6,8 dengan standar
deviasi 1,41, dan nilai tertinggi 10 dan nilai terendahnya 5. Maka dari itu, dari
hasil pengukuran dapat dilihat bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas 4
SD Negeri 4 Sembungharjo pada siklus I petemuan II yang mendapatkan nilai
≥7 ada 22 siswa atau 55%.
Berikut adalah diagram motivasi siswa pada siklus I
0 0
18 18
4
0
5
10
15
20
0-2. 3-4. 5-6. 7-8. 9-10.
Nilai
Gambar 4.7 Diagram Skor Angket Motivasi siswa pada siklus I
Tabel 4.16
Hasil Perolehan Skor Angket Motivasi Belajar Pada Siklus I
No. Perolehan Nilai Angket
Motivasi
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Sudah mencapai nilai ≥7 22 55%
2. Belum mencapai nilai ≥7 18 45%
Jumlah 40 100
Perolehan skor angket motivasi belajar siklus I dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai angket motivasi belajar ≥7 tidak ada 22 siswa
atau 55%, sedangan yang belum mencapai nilai ≥7 ada 18 siswa atau 45%.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada gambar 4.8.
96
55.00%
45.00%sudah mencapai ≥70
belum mencapai ≥70
Gambar 4.8 Prosentase Hasil Skor Motivasi Siswa Pada siklus I
Bearti indikator kinerja pada siklus I belum tercapai karena indikator
kinerja yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 70% siswa telah mencapai
angket motivasi belajar ≥7.
4.2.3 Hasil Belajar Siklus II
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan pembelajaran
outdoor activities (pembelajaran luar kelas) diperoleh hasil belajar seperti
pada tabel 4.17.
Tabel 4.17
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nilai
Siklus II
Keterangan Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1 60-69 0 0 -
2 70-79 22 55 Tuntas
3 80-89 9 22,5 Tuntas
4 90-100 9 22,5 Tuntas
Jumlah 40 100
Rata-rata 77,75
Standar deviasi 10,25
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 70
Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai
60 s/d 69 sebanyak 0 siswa atau tidak ada yang mendapatkan nilai <70 dengan
persentase 0%, sedangkan nilai 70 s/d 79 sebanyak 22 siswa atau 55%, nilai
80 s/d 89 sebanyak 9 siswa 22,5%, nilai 90 s/d 100 sebanyak 9 siswa atau
97
22,5%, Dengan nilai rata-rata 77,75 dengan standar deviasi 10,25 dan nilai
terendahnya adalah 70 sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Dari 40 siswa
tersebut siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 sebanyak 40 siswa sedangkan
siswa yang mendapatkan nilai <70 sebanyak 0 siswa. Berarti siswa sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 40 siswa atau
100% dari keseluruhan jumlah siswa.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.17 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 4.9.
0
22
9 9
0
5
10
15
20
25
60-69 70-79 80-89 90-100
Jum
lah
Sis
wa
Nilai
Gambar 4.9 Perolehan Nilai Siklus II
Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus II berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) dapat disajikan dalam bentuk tabel
4.18.
Tabel 4.18
Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 40 100
2. Belum tuntas 0 0
Jumlah 40 100
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus II dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) sebanyak 0 siswa atau tidak ada dengan persentase 0%.
Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 40 siswa
98
dengan persentase 100%. Berarti hasil belajar siswa meningkat pada materi
yang telah disajikan oleh guru. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.34 dapat
dilihat pada gambar 4.10.
100.00%
Tuntas
Gambar 4.10 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan gambar 4.13 tentang ketuntasan belajar siswa dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 40 siswa, yang sudah tuntas
sebanyak 40 siswa atau 100% dan yang belum tuntas 0 siswa atau tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (KKM=70). Berarti indikator
kinerja pada penelitian pada siklus II telah berhasil tercapai.
4.2.4 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Untuk memperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran yang
memanfaatkan outdoor activities peneliti memberikan sebuah angket. Adapun
angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang harus dijawab siswa sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, yang meliputi 10 aspek prilaku siswa.
Adapun pernyataan-pernyataan yang diberikan adalah:1) Saya
membaca buku pelajaran IPA tanpa diminta oleh guru. 2) Saya mengerjakan
soal LKS dirumah, sebelum pelajaran IPA dilakukan. 3) Saya belajar IPA
tanpa disuruh oleh orang tua. 4) Saya bertanya kepada guru atau teman jika
mengalami kesulitan. 5) Setiap tugas yang diberikan guru saya kerjakan
dengan sungguh-sungguh. 6) Bila ada teman atau kelompok belajar/diskusi
yang kurang jelas, dan mengalami kesulitan saya berusaha membantunya
menjelaskan. 7) Saya terlibat atau ikut menyimpulkan materi dan membuat
rangkuman. 8) Dengan belajar sungguh-sungguh saya yakin mendapat nilai
99
bagus. 9) Saya belajar IPA dengan giat karena ingin meraih nilai IPA yang
bagus diraport. 10) Walaupun tidak ada tes, saya tetap belajar di rumah. Hasil
dari pengukuran dikelompokkan menurut kategori yang telah ditentukan.
Diketahui skor maksimal angket motivasi belajar adalah 10 sedangkan skor
minimal sebesar 0.
Untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat motivasi belajar siswa
digunakan 5 kategori, yakni, sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat
tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur angket motivasi belajar
adalah 10 item.
Dengan demikian data angket motivasi belajar pada siklus II dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 4.19
Hasil Angket Motivasi Siswa Pada Siklus II
No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Kategori
1. 0 - 2 0 0% Sangat rendah
2. 3 - 4 0 0% rendah
3. 5 - 6 0 0% Sedang
4. 7 - 8 20 50% tinggi
5. 9 - 10 20 50% Sangat tinggi
Total 40 100%
Rata-rata 8,5
Standar deviasi 1,18
Nilai tertinggi 10
Nilai terendah 7
Motivasi siswa pada siklus II mengalami kenaikan dibandingkan
dengan siklus I. Pada siklus II siswa memiliki motivasi sangat tinggi 20 anak
(50%), motivasi tinggi ada 20 anak (50%), sedangkan siswa yang memiliki
motivasi sedang, rendah dan sangat rendah tidak ada (0%). Nilai rata-ratanya
8,5 sedangkan standar deviasi 1,18, dan nilai tertinggi 10, nilai terendah nya
adalah 7.
Berikut adalah diagram motivasi siswa pada siklus II
100
0 0 0
20 20
0
5
10
15
20
25
0-2. 3-4. 5-6. 7-8. 8-10.
Nilai
Gambar 4.11 Diagram Skor Angket motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II
Tabel 4.20
Hasil Perolehan Skor Angket Motivasi Belajar Pada Siklus II
No. Perolehan Skor Angket
Motivasi
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Sudah mencapai skor ≥7 40 100%
2. Belum mencapai skor ≥7 0 0%
Jumlah 40 100
Perolehan skor siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang belum
mencapai skor ≥7 tidak ada atau 0%. Perolehan skor angket motivasi siswa
pada tabel 4.26 dapat dilihat pada gambar 4.12.
100.00%
sudah mencapai ≥7
Gambar 4.12 Prosentase Hasil Motivasi Siswa Pada siklus II
101
Berarti indikator kinerja pada siklus II sudah tercapai karena indikator
kinerja yang diterapkan dalam penelitian ini adalah 70% siswa mencapai skor
angket motivasi belajar ≥7.
4.2.5 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Untuk mengetahui perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.21
Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No. Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
1. Tuntas 14 35 37 93 40 100
2. Tidak
Tuntas
26 65 3 7 0 0
Jumlah 36 100 40 100 40 100
Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:
Klasifikasi A nilai ≥70 artinya tuntas
Klasifikasi B nilai <70 artinya tidak tuntas
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.35 dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran
Ilmu Pengatahuan Alam terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan
tindakan yang tuntas hanya 14 siswa. Sedangkan setelah siklus I dan siklus II
jumlah siswa yang tuntas ada 37 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran
menggunakan outdoor activities (pembelajaran luar kelas) dapat
meningkatkan pemahaman belajar siswa. Pada klasifikasi Tidak Tuntas,
sebelum diadakan tindakan terdapat 26 siswa yang belum tuntas pada mata
pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam, setelah siklus I hanya 3 siswa yang belum
tuntas dan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam
arti tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.13.
102
14
37
40
26
3 0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
sebelum tindakan siklus I siklus II
Jum
lah
Sis
wa
Pembelajaran
Tuntas
BelumTuntas
Gambar 4.13 Diagram Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Sikus I, Siklus II
4.2.6 Hasil Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Untuk mengetahui perbandingan hasil motivasi siswa pra siklus,
siklus I dan siklus II dapat di lihat pada tabel 4.22
Tabel 4.22
Rekapitulasi Pengelompokan Skor Angket Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No. Skor Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
1. ≥7 2 5 22 55 40 100
2. <7 38 95 18 45 0 0
Jumlah 40 100 40 100 40 100
Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Sudah mencapai skor ≥7
2. Belum mencapai skor ≥7
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan skor pada tabel 4.30 dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang sudah mencapai ≥7, artinya
indikator inerja yang ditetapkan oleh peneliti sudah tercapai. Sebelum
diadakan tindakan. Sedangkan setelah siklus I yang mencapai skor ≥7, ada 22
siswa dan siklus II yang mencapai skor ≥7 sudah 40 siswa.
103
Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan outdoor
activities (pembelajaran luar kelas) dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa. Siswa yang belum mencapai skor ≥7, sebelum diadakan tindakan
terdapat 38 siswa, pada siklus I hanya 18 siswa, dan pada siklus II
keseluruhan siswa sudah mencapai skor ≥7, atau 100% telah mencapai skor
angket ≥7. Dalam arti tidak ada siswa yang mendapatkan skor <7 (kurang dari
7).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram batang
Rekapitulasi Skor Angket Motivasi Siswa Pada Pra Siklus, Sikus I, Siklus II
yaitu gambar 4.14.
2
22
40 38
18
0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
sebelum tindakan siklus I siklus II
Jum
lah
Sis
wa
Pembelajaran
skor ≥7
skor <7
Gambar 4.14 Diagram Batang Rekapitulasi Skor Angket Motivasi Siswa Pada
Pra Siklus, Sikus I, Siklus II
Dengan demikian terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
pada tiap siklus. Hal tersebut mengandung arti bahwa pemberian penguatan
pada materi sumber daya alam dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa. Hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah mencapai
hasil yang telah ditentukan pada indikator kinerja yang disusun pada bab III.
Sehingga dapat terbukti dengan pemberian penguatan dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
104
4.3 Pembahasan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD
Negeri 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ditemukan bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah, hal ini disebabkan
karena siswa diberikan pemahaman tentang materi “Sumber Daya Alam”
melalui metode ceramah yang dilakukan oleh guru saja, sehingga anak hanya
berangan-angan belaka, tanpa memperlihatkan sesuatu atau hal yang nyata
yang ada di sekitar. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan
bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa
masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatif siswa maupun gagasan
yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena
pembelajaran selalu monoton sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA rendah,
khususnya pada materi “Sumber Daya Alam”. Nilai rata-rata yang didapatkan
siswa sebelum tindakan adalah 61,5. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM=70) hanya 14 siswa atau 35% sedangkan siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 26 siswa atau 65 %. Nilai
tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 80
sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Adanya perbandingan yang signifikan
antara jumlah siswa yang tuntas adan tidak tuntas karena siswa yang sudah
mencapai ketuntasan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru
walaupun hanya dengan ceramah karena ke-14 siswa ini memang mempunyai
daya tangkap yang lebih dibandingkan temannya yang lain, sedangkan 26
siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya
dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka rendah, sehingga
diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam
tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa
dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata.
Menurut Susanti (2010: 77) mempelajari keadaan sebenarnya di luar
kelas dengan menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk
dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, cara
105
ini lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan
kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mengatasi
rendahnya pemahaman belajar siswa maka diperlukan pembelajaran yang
berorientasi pada lingkungan alam sekitar salah satunya dengan menggunakan
pembelajaran outdoor activities, yaitu suatu pembelajaran luar kelas dengan
teknik observasi/pengamatan, kerjasama kelompok dan diskusi. Dan menurut
Anitah (2009: 5.29), pembelajaran outdoor selain untuk meningkatkan
kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologis
siswa, seperti rasa senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak
terhadap peningkatan perhatian dan motivasi belajar.
Teori dari Susanti dan Anitah tersebut selaras dengan hasil penelitian
yang dilakukan penulis. Karena saat penulis menggunakan pembelajaran
outdoor activities (pembelajaran luar kelas), siswa menjadi termotivasi dan
hasil belajar siswa meningkat.
Siswa termotivasi pada saat guru mengajak siswa keluar kelas untuk
mengamati/mencari secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, siswa
bersemangat mengikuti pembelajaran IPA dengan pengamatan diluar kelas.
Adanya keinginan siswa untuk belajar, yang ditunjukkan siswa menjadi
perhatian terhadap materi pelajaran, kemauan bertanya terhadap materi
pelajaran, keinginan menyelesaikan tugas dari guru, keinginan membantu
teman kelompok belajar yang mengalami kesulitan, siswa mau menyimpulkan
materi dan membuat rangkuman, sehingga ada keyakina siswa untuk belajar
dengan susngguh-sungguh akan mendapat nilai bagus.
Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai
siklus I dan II.
Siklus I dengan penerapan pembelajaran melalui outdoor activities,
jalannya proses pembelajaran dapat diketahui bahwa pembelajaran
menggunakan outdoor activities sudah berjalan baik sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA yang telah dibuat. Guru dan siswa
106
sudah melakukan pembelajaran outdoor activities sesuai dengan langkah-
langkahnya, sehingga siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=70) sebanyak 37 siswa atau 93% dan yang mendapatkan nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal hanya 3 siswa atau 7%. Nilai rata-
ratanya adalah 73,25 sedangkan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendahnya
adalah 60.
Siklus II dengan penerapan pembelajaran outdoor activities, jalannya
proses pembelajaran dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan
outdoor activities sudah berjalan baik sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) IPA yang telah dibuat. Guru dan siswa sudah melakukan
pembelajaran outdoor activities sesuai dengan langkah-langkahnya, sehingga
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 40
siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah 77,75 sedangkan nilai
tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 70.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan
siklus II didapatkan bahwa pembelajaran outdoor activities dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi “Sumber Daya Alam” kelas IV
SD Negeri 4 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Tahun Ajaran 2011/2012.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Hestiyana (2010) yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas II Tentang Konsep Perkalian dengan Pembagian Melalui
Kegiatan Outdoor Study di SDN Kawengan 2 Blora, terjadi peningkatan
ketuntasan hasil evaluasi siswa terhadap pemahaman dengan kompetensi
dasar melakukan pembagian bilangan 2 angka. Peningkata ketuntasan belajar
siswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada kondisi awal hanya
terdapat dua siswa yang telah tuntas belajarnya, pada siklus 2 ketuntasan
belajar siswa meningkat menjadi 11 siswa atau 100%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa melalui kegiatan outdoor study dapat meningkatkan
107
prestasi belajar siswa tentang konsep perkalian dan pembagian dikelas II
semester 2 SDN Kawengan 2 Blora.
Hasi penelitian oleh Prihantoro (2010-2011) dengan judul outdoor
activities untuk meningkatkan hasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
IPA SDN 02 Pangkalan kec. Karangrayung Kab. Grobogan Semster II Thn
Pelajaran 2010-2011, peneliti bertujuan mengetahui dan meningkatkan hasil
belajar siswa di SD tersebut, khususnya kelas II. Hasil yang diperoleh oleh
penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai
dengan ketuntasan belajar siswa, peningkatan hasil beljar siswa tersebut
terjadi secara bertahap, dimana pada kondisi awal hanya terdapat 10 siswa
(41,67%) yang tuntas dalam belajarnya, dan 14 siswa (41,67%) belum tuntas.
Pada siklus I, melalui 3 pertemuan ketuntaan belajar siswa meningkat menjadi
24 siswa (100%) yang telah tuntas, dan pada siklus II, ketuntasan belajar
siswa sudah tercapai 24 siswa (100%) tuntas.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan dengan jumlah soal
yang berbda yaitu pada siklus I dengan jumlah 10 soal uraian dan siklus II
dengan jumlah 5 soal uraian, hal itu yang diduga menjadi salh satu faktor
pendukung dari hasil perolehan nilai. Perolehan nilai didapatkan bahwa
pembelajaran outdoor activities dengan pengamatan/ observasi, kerjasama
kelompok dan diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
“Sumber Daya Alam” kelas IV SD Negeri 4 Sembungharjo Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012, karena dengan
pembelajaran outdoor activities siswa dapat belajar sesuatu yang konkrit atau
nyata dan sarana alam terbuka juga dapat menambah aspek kegembiraan dan
kesenangan bagi siswa, karena siswa dapat belajar sambil bermain. Situasi ini
mendukung efektivitas proses pembelajaran dan dengan langsung terlibat
pada aktivitas (learning by doing) siswa akan lebih memahami dan mengerti
tentang sesuatu yang siswa lihat dan amati.
Hipotesis tindakan secara umum adalah jawaban sementara dari
masalah yang ditetiti. Secara tekhnik jika dilakukan tindakan ini maka akan
108
dapat memecahkan masalah. Sehingga jawaban dari masalah yang diteliti
dapat diketahui. Adapaun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa pembelajaran melalui outdoor activities dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
2. Bahwa pembelajaran melalui outdoor activitis dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa
Dengan menggunakan outdoor activities dalam pembelajaran sebagian
besar hasil belajar siswa meningkat dari yang tidak tuntas menjadi tuntas.
Selain itu sebagian besar kepemimpinan siswa juga meningkat setelah
dilakukan pembelajaran melalui outdoor activities. Berdasarkan uraian
pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan
implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis:
a. Setelah membandingkan teori outdoor activities dengan penelitian ini
hasilnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Maka pembelajaran
melalui Outdoor Activities lebih fleksibel digunakan, karena hasil belajar
siswa dapat meningkat.
b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa motivasi
belajar merupakan salah satu aspek untuk meningkatnya hasil belajar.
Dalam penelitian ini terbukti bahwa melalui outdoor activities dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Implikasi Praktis:
Pembelajaran melalui outdoor activities dapat digunakan sebagai salah
satu pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro yang menyatakan
bahwa outdoor activities dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam
pembelajaran outdoor activities, guru mengajak siswa keluar kelas untuk
melakukan pengamatan secara langsung sehingga menambah aspek
kegembiraan dan rasa senang yang berdampak pada peningkatan perhatian
109
dan motivasi belajar. Siswa dapat membangun pengalaman belajarnya atau
pengetahuan sendiri karena siswa belajar dan mencari, menyelidiki,
menngamati, sehingga siswa dapat membangun konsepnya sendiri dan siswa
terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa akan segera
mendapatkan umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan,
dengan begitu siswa akan menjadi paham, mengerti dan termotivasi dan
hasilnya akan meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.