BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan didahului penjelasan
mengenai gambaran umum lokasi penelitian, kemudian
diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data tentang
gambaran pemenuhan activities of daily living pada
lansia yang menderita arteritis rheumatoid di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2010
A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
1.Profil Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
Penanganan Usaha Kesejahteraan Sosial untuk
Lanjut Usia (Lansia/Jompo) terlantar merupakan
tanggung jawab bersama antar pemerintah, masyarakat
dan keluarga. Salah satu usaha pemerintah dalam
penanganan lanjut usia terlantar adalah melalui
Program Pelayanan dalam Panti sosial Tresna Werdha,
dengan harapan lanjut usia dapat menikmati hidupnya
dengan rasa aman, tentram lahir dan batin.
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
berdiri pada tahun 1977 dengan nama Sasana Tresna
Werdha “Rawa Sejahtera”, yang berlokasi di Jl. A.
67
Yani Km. 18.700 Kel. Landasan Ulin Barat dengan
daya tampung 50 orang, mengingat kondisi bangunan
yang kurang memenuhi syarat, maka sejak tahun 1981
dipindahkan ke lokasi yang baru yaitu Jl. A. Yani
Km. 21.700 Landasan Ulin Tengah Banjarbaru dengan
nama Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera”
sesuai dengan SK Mensos Nomor : 6 HUK/1994 tanggal
5 Februari 1994 dengan kapasitas daya tampung 100
orang. Panti ini mudah dijangkau oleh masyarakat
mengingat letaknya yang tepat dipinggir jalan raya.
Berdasarkan SK Gubernur Kalimantan Selatan
Nomor: 026/DIKDA-KEU/2002 tanggal 16 Januari 2002,
PSTW “Pembimbing Budi” Martapura disatukan
pengelolaannya dengan PSTW “Budi Sejahtera”
Landasan Ulin Banjarbaru.
Terhitung sejak bulan Januari 2010 jumlah
lanjut usia yang ditampung di Panti sebanyak 170
orang, terdiri dari laki-laki 72 orang dan
perempuan 98 orang.
2.Visi dan Misi PSTW “Budi Sejahtera”
a. Visi :
Terwujudnya pelayanan bagi lanjut usia agar
hidup dengan aman, tentram lahir dan bathin.
68
b. Misi :
(1) Memantapkan peran dan fungsi Panti
(2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan lanjut usia
(3) Meningkatkan jangkauan pelayanan
(4) Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan
3.Maksud dan Tujuan
a. Maksud :
Pelayanan yang diberikan kepada lanjut usia
dimaksudkan untuk merespon berbagai permasalahan
lanjut usia yang berasal dari keluarga tidak
mampu terlantar.
b. Tujuan :
(1) Untuk mengembalikan harkat an martabat
lanjut usia agar hidup layak seperti warga
masyarakat pada umumnya
(2) Membantu program pengentasan kemiskinan di
Provinsi Kalimantan Selatan
4.Landasan Hukum
a. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Sosila Lanjut Usia
b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah
69
c. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial
d. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Sosial Lanjut Usia
e. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No.8 Tahun
2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan tata
kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan
Provinsi Kalimantan Selatan
f. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 031
tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Uraian tugas unsur-unsur organisasi Dinas Sosial
dan Unit-unit Pelaksana Teknis Dinas di
Lingkungan Dinas Provinsi Kalimantan Selatan.
5.Sasaran Pelayanan
Pada dasarnya Panti ini melayani para
lanjut usia terlantar yang berasal dari Wilayah
Propinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari 11
kabupaten dan 2 kota dengan memberlakukan
administrasi teknis sebagai berikut :
a. Usia 60 tahun keatas
b. Tidak punya penghasilan tetap
c. Tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan hidupnya
70
d. Keluarga secara ekonomi tidak mampu
e. Dapat mengurus dirinya sendiri, tanpa
bantuan orang lain.
Kelengkapan :
a. Surat keterangan sebagai jompo terlantar dari
Lurah/Kades/Pembakal
b. Surat pernyataan atas dasar kemauan sendiri
dengan persetujuan keluarga
c. Tidak mengidap penyakit menular, tidak cacat
jasmani dan rohani
d. Surat pengantar dari Dinas Kesejateraan Sosial
setempat
e. Bagi lansia non muslim harus mempunyai Surat
keterangan dari pengurus tempat ibadah yang
bersangkutan atau Lembaga yang menanganinya.
6.Tenaga Pelayanan
a. Pegawai negeri sipil terdiri dari :
Tabel 4.1Jumlah pegawai di PSTW “Budi Sejahtera”
Prov.Kal-Sel tahun 2010
No. Tenaga Pelayanan Jumlah1.2.3.
Pejabat strukturalPejabat fungsionalStaf
4 orang6 orang48 orang
Jumlah 58 orangSumber : Sie Pelayanan PSTW Budi Sejahtera
b. Tenaga honorer : 11 orang
71
c. Tenaga pendukung terdiri dari :
Tabel 4.2Jumlah tenaga pelayanan di PSTW “Budi Sejahtera”
Prov.Kal-Sel tahun 2010
No. Tenaga Pelayanan jumlah1.2.3.4.5.6.7.8.9.
SatpamPengasuhDokter PerawatAhli giziJuru masakTukang kebunCleaning serviceTukang cuci
5 orang19 orang1 orang4 orang1 orang2 orang3 orang3 orang2 orang
Jumlah 40 orangSumber : Sie Pelayanan PSTW Budi Sejahtera
7.Keadaan Bangunan
Bangunan yang ada sekarang ini dalam keadaan
baik dan masih berfungsi baik untuk menjadi tempat
tinggal lansia. Berikut sarana yang disediakan:
a. Bangunan kantor 2 buah
b. Aula 2 buah
c. Wisma tamu 2 buah
d. Poliklinik 2 buah
e. Wisma 19 buah (13 buah di Banjarbaru dan 6 buah
di Martapura)
f. Dapur 2 buah
g. Mushala 2 buah
h. Gudang 2 buah
72
i. Rumah dinas 11 buah (7 buah di Banjarbaru dan 4
buah di Martapura)
j. Pos jaga 2 buah
8.Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan yang disediakan antara lain:
a. Pelayanan sosial (bimbingan
individu/kelompok)
b. Pelayanan fisik (pengasramaan,
pemakanan, pakaian, kesehatan, dll)
c. Pelayanan psikososial (konsultasi,
terapi kelompok, dll)
d. Pelayanan keterampilan (kegiatan
penyaluran hobi/bakat dan pengisian waktu luang)
e. Pelayanan spiritual/keagamaan
(bimbingan kerohanian dan ibadah)
f. Pelayanan pendampingan (mendampingi
kegiatan sehari-hari)
g. Pelayanan pemakaman (pengurusan
jenazah)
B. HASIL PENELITIAN
Hasil kuesioner disajikan dalam bentuk tabel,
untuk setiap tabel disertai dengan pembahasan. Tabel
penulis urutkan sebagai berikut:
73
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Data
Demografi
Data khusus hasil penelitian ini diperoleh
langsung melalui wawancara terstruktur kepada 30
responden yaitu para lansia yang menderita
arteritis rheumatoid penghuni PSTW “Budi
Sejahtera” Provinsi Kalimantan Selatan.
a. Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin
Tabel 4.3Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminNo. Jenis Kelamin Responden Persentase (%)1. Laki-laki 15 50%2. Perempuan 15 50%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.1 Grafik Jenis Kelamin
Dari tabel 4.3 dan diagram menunjukkan
bahwa jumlah responden laki–laki dan perempuan
yang menderita arteritis rheumatoid adalah sama
banyak yaitu 15 orang (50%).
74
b. Distribusi responden berdasarkan
golongan umur
Tabel 4.4Distribusi Responden Berdasarkan Golongan UmurNo. Kelompok Umur Responden Persentase (%)1. 60 - 74 tahun 17 56.67%2. 75 – 90 tahun 12 40%3. > 90 tahun 1 3.33%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.2 Grafik Kelompok umur
Dari tabel 4.4 dan diagram menunjukkan
bahwa jumlah responden kelompok umur terbanyak
adalah 60-74 tahun yaitu 17 orang (56.67%)
sedangkan kelompok umur terkecil adalah >90
tahun yaitu 1 orang (3.33%).
c. Distribusi responden berdasarkan Lama
Tinggal Di Panti
Tabel 4.5Distribusi Responden BerdasarkanWaktu Lamanya Tinggal di Panti
No. Waktu Tinggal di Panti
Responden Persentase (%)
75
1. 0 - 2 tahun 11 36.67%2. 2 - 4 tahun 6 20%3. 4 – 6 tahun 5 16.67%4. > 6 tahun 8 26.67%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.3 Grafik Lama lansia Tinggal di Panti
Dari tabel 4.5 dan diagram menunjukkan
bahwa responden yang lama tinggal di panti
terbanyak adalah selama 0-2 tahun yaitu 11 orang
(36.67%) dan terkecil adalah selama 4–6 tahun
yaitu 5 orang (16.67%).
d. Distribusi responden berdasarkan agama/
kepercayaan
Tabel 4.6Distribusi Responden Berdasarkan
Agama/KepercayaanNo. Agama/Kepercayaan Responden Persentase (%)1. Islam 28 93.33%2. Kristen 2 6.67%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
76
Gambar 4.4 Grafik Agama/kepercayaan
Dari tabel 4.6 dan diagram menunjukkan
bahwa responden terbanyak adalah beragama Islam
yaitu 28 orang (93.33%) dan yang terkecil adalah
beragama Kristen yaitu 2 orang (6.67%).
e. Distribusi responden berdasarkan
tingkat pendidikan
Tabel 4.7Distribusi Responden Berdasarkan
Tingkat PendidikanNo. Tingkat Pendidikan Responden Persentase (%)1. lulus SD/ Sederajat 7 23.33%2. Lulus SLTP/ Sederajat 3 10%3. Lulus SLTA/ Sederajat 1 3.33%
4. Tidak sekolah/ tidak tamat SD
19 63.33%
Total 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
77
Gambar 4.5 Grafik Tingkat Pendidikan
Dari tabel 4.7 dan diagram menunjukkan
bahwa responden terbanyak adalah lulusan SD
yaitu 7 orang (23.33%) sedangkan tingkat
pendidikan responden yang paling sedikit adalah
lulusan SLTA/sederajat yaitu 1 orang (3.33%).
f. Distribusi responden berdasarkan biaya
selama tinggal di panti
Tabel 4.8Distribusi Responden BerdasarkanBiaya Selama Tinggal di Panti
No. Biaya Selama Tinggal di Panti
Responden Persentase (%)
1. Pensiunan 1 3,33%
2. Keluarga/Kerabat Dekat
5 16,67%
3. Gratis/ Biaya Pemerintah
24 80%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
78
Gambar 4.6 Grafik Biaya Lansia Tinggal di Panti
Dari tabel 4.8 dan diagram menunjukkan
bahwa biaya responden yang tinggal dipanti
terbanyak adalah gratis/biaya pemerintah yaitu
24 orang (80%) sedangkan biaya responden yang
tinggal di panti terkecil adalah pensiuna yaitu
1 orang (3.33%).
2. Karakteristik Berdasarkan Riwayat Kesehatan
a. Distribusi responden berdasarkan
lamanya menderita arteritis rheumatoid
Tabel 4.9Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Lamanya
Menderita Penyakit Arteritis Rheumatoid
No. Lamanya menderita arteritis Reumatoid
Responden Persentase(%)
1. < 1 tahun 8 26.67%2. 1-2 tahun 11 36.67%3. 2-3 tahun 2 6.67%4. > 3 tahun 9 30%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
79
Gambar 4.7 Grafik Lamanya Lansia Menderita Rematik
Dari tabel 4.9 dan diagram menunjukkan
bahwa responden yang menderita arteritis
rheumatoid dalam waktu terbanyak adalah selama
1-2 tahun yaitu 11 orang (36.67%) sedangkan yang
terkecil adalah selama 2-3 tahun yaitu 2 orang
(6.67%).
b. Distribusi responden berdasarkan
frekuensi rasa nyeri yang timbul pada penyakit
arteritis rheumatoid
Tabel 4.10Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Nyeri
yang Timbul pada arteritis rheumatoid
No.Frekuensi timbulnya rasa
nyeri pada arteritis reumatoid
Responden Persentase(%)
1. Sering 14 46.67%2. Kadang-kadang 16 53.33%
Total 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
80
Gambar 4.8 Grafik Frekuensi Nyeri Rematik
Dari tabel 4.10 dan diagram menunjukkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan
frekuensi nyeri yang datang adalah kadang-kadang
yaitu 16 orang (53.33%) sedangkan responden yang
menyatakan frekuensi nyeri datang sering
berjumlah 14 orang (46.67%).
c. Distribusi responden berdasarkan
terjadinya pembengkakan pada anggota gerak sendi
akibat arteritis reumatoid
Tabel 4.11Distribusi Responden Berdasarkan Terjadinya
Pembengkakan pada Anggota SendiAkibat Arteritis Rheumatoid
No. Pembengkakan Responden Persentase(%)1. Terjadi < 6 minggu 12 40%2. Terjadi > 6 minggu 2 6.67%3. Tidak pernah bengkak 16 53.33%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
81
Gambar 4.9 Grafik Terjadinya Pembengkakan
Dari tabel 4.11 dan diagram menunjukkan
bahwa responden dominan/paling besar adalah
menyatakan anggota tubuhnya tidak pernah
mengalami pembengkakan akibat arteritis yaitu 16
orang (53.33%) sedangkan responden yang
menyatakan pembengkakan terjadi >6 minggu hanya
2 orang (6.67%).
d. Distribusi responden berdasarkan waktu
rasa nyeri datang pada arteritis rheumatoid
Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu Rasa
Nyeri Datang pada Arteritis RheumatoidNo. Waktu nyeri datang Responden Persentase(%)1. Pagi hari 13 43.33%2. Siang hari 5 16.67%3. Malam hari 12 40%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
82
Gambar 4.10 Grafik Waktu Datangnya Nyeri
Dari tabel 4.12 dan diagram menunjukkan
bahwa responden dominan/paling besar menyatakan
rasa nyeri datang pada waktu pagi hari yaitu 13
orang (43.33%) sedangkan responden terkecil
adalah yang menyatakan rasa nyeri datang waktu
siang hari yaitu 5 orang (16.67%).
e. Distribusi responden berdasarkan
terjadinya cacat akibat arteritis rheumatoid
Tabel 4.13Distribusi Responden BerdasarkanCacat Akibat Arteritis Rheumatoid
No. Kecacatan Responden Persentase (%)1. Ada cacat 3 10%2. Tidak ada cacat 27 90%
Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
83
Gambar 4.11 Grafik Terjadinya Cacat Fisik
Dari tabel 4.13 dan diagram menunjukkan
bahwa responden dominan/paling besar adalah
tidak mengalami cacat yaitu 27 orang (90%)
sedangkan responden yang mengalami cacat akibat
arteritis hanya 3 orang (10%).
f. Distribusi responden berdasarkan upaya
dalam mengobati arteritis rheumatoid
Tabel 4.14Distribusi Responden Berdasarkan Upaya dalam
Mengobati Arteritis Rheumatoid
No. Upaya pengobatan yang dilakukan
Responden Persentase(%)
1. Berobat rutin ke poliklinik
18 60%
2. Berobat hanya bila merasakan nyeri
9 30%
3. Berobat dengan cara tradisional/pengobatan sendiri
1 3,33%
4. Hanya dibiarkan 2 6,67%Total 30 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2010
84
Gambar 4.12 Grafik Upaya Pengobatan Rematik
Dari tabel 4.14 dan diagram menunjukkan
bahwa responden dominan/paling besar adalah
melakukan upaya pengobatan rutin ke poliklinik
yaitu 18 orang (60%) sedangkan yang terkecil
adalah melakukan pengobatan secara tradisional 1
orang (3.33%).
3. Gambaran Khusus Hasil Penelitian
Gambaran kemampuan pemenuhan Activities
of Daily Living (ADL) pada lansia yang menderita
arteritis rheumatoid di PSTW “Budi Sejahtera”
Provinsi Kalimantan Selatan.
85
Tabel 4.15Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL
(Mandi) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010
No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 23 76.67%2. Tidak 7 23.33%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.15 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab ”ya” lebih besar daripada respnden yang
menjawab “tidak” pada setiap pertanyaan variabel
tentang kemampuan lansia yang menderita
arteritis reumatoid dalam memenuhi ADL (Mandi).
Tabel 4.16Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL
(Merias Diri) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010
No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 17 56.67%2. Tidak 13 43.33%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.16 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab ”ya” lebih besar daripada responden
yang menjawab “tidak” pada setiap pertanyaan
variabel tentang kemampuan lansia yang menderita
arteritis reumatoid dalam memenuhi ADL (Merias
Diri).
86
Tabel 4.17Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL
(Oral Hygiene) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010
No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 15 50%2. Tidak 15 50%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.17 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa responden yang
menjawab ”ya” dan “tidak ” sama besar jumlahnya
pada setiap pertanyaan variabel tentang
kemampuan lansia yang menderita arteritis
reumatoid dalam memenuhi ADL (Oral hygiene).
Tabel 4.18Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL
(Toilet Hygiene) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010
No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 15 50%2. Tidak 15 50%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.18 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden
yang menjawab ”ya” dan “tidak” sama besar pada
setiap pertanyaan variabel tentang kemampuan
lansia yang menderita arteritis reumatoid dalam
memenuhi ADL (Toilet Hygiene).
87
Tabel 4.19Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL
(Berpakaian) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010
No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 26 86.65%2. Tidak 4 13.35%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.19 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden
yang menjawab ”ya” lebih besar daripada
responden yang menjawab “tidak” pada setiap
pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia
yang menderita arteritis reumatoid dalam
memenuhi ADL (Berpakaian).
Tabel 4.20Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL (Makan) di PSTW “Budi Sejahtera” Prov. Kal-Sel
Tahun 2010No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 22 73.33%2. Tidak 8 26.67%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.20 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden
yang menjawab ”ya” lebih besar daripada
responden yang menjawab “tidak” pada setiap
pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia
yang menderita arteritis reumatoid dalam
memenuhi ADL (Makan).
88
Tabel 4.21Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL
(Medikasi rutin) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010
No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 20 66.65%2. Tidak 10 33.35%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.21 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden
yang menjawab ”ya” lebih besar daripada
responden yang menjawab “tidak” pada setiap
pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia
yang menderita arteritis reumatoid dalam
memenuhi ADL (Medikasi rutin).
Tabel 4.22Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL (Mobilitas Fungsional)di PSTW “Budi Sejahtera”
Prov. Kal-Sel Tahun 2010No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 21 70%2. Tidak 9 30%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Dari tabel 4.22 distribusi dan frekuensi
di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden
yang menjawab ”ya” lebih besar daripada
responden yang menjawab “tidak” pada setiap
pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia
yang menderita arteritis reumatoid dalam
memenuhi ADL (Mobilitas fungsional).
89
Tabel 4.23Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL Secara Keseluruhan di PSTW “Budi Sejahtera” Prov. Kal-Sel Tanggal 22-27 Maret Tahun 2010No. Item Kategori ∑ Persen %1. Mampu Mandiri 24 80%2. Tidak Mampu
Mandiri6 20%
Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.13 Grafik Kemampuan Lansia Penderita Rematik dalam Pemenuhan ADL
Dari tabel 2.23 distribusi frekuensi
diatas menunjukkan bahwa responden lansia
penderita arteritis reumatoid dominan adalah
lansia yang mampu mandiri dalam memenuhi
activities of daily living (ADL) yaitu 24 orang
(80%) sedangkan responden lansia yang
dikegorikan tidak mampu mandiri berjumlah 6
orang (20%).
90
Tabel 4.24Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pemenuhan ADL Lansia
yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
No Jenis Kelamin
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri % Tidak
Mandiri%
1 Laki-laki 10 33.33 5 16.67 15 50
2 Perempuan 14 46.67 1 3.33 15 50
Total 24 80 6 20 30 100
Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.14 Grafik Tabulasi Silang Jenis kelamin dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.24 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
jenis kelamin perempuan yaitu 14 orang (46.67%).
Tabel 4.25
91
Tabulasi Silang Umur dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
No Umur
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 60-74 thn 14 46.67 3 10 17 56.67
2 75-90 thn 9 30 3 10 12 40
3 > 90 thn 1 3.33 0 0 1 3.33
Total 24 80 6 20 30 100
Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.15 Grafik Tabulasi Silang Umur dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.25 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
berumur 60-74 tahun yaitu 14 orang (46.67%).
Tabel 4.26
92
Tabulasi Silang Lamanya Tinggal di Panti dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW
Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
NoLama
Tinggal Di Panti
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 0-2 tahun 7 23.33 4 13.33 11 36.67
2 2-4 tahun 5 16.67 1 3.33 6 20
3 4-6 tahun 5 16.67 0 0 5 16.67
4 > 6 tahun 7 23.33 1 3.33 8 26.67
Total 24 40 6 16.67 30 100
Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.16 Grafik Tabulasi Silang Lama Lansia Tinggal di Panti dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.26 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
lansia yang bertempat tinggal di panti selama 0-2 tahun
dan 4-6 tahun dengan jumlah masing-masing yaitu 7 orang
(23.33%).
93
Tabel 4.27Tabulasi Silang Agama/kepercayaan dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW
Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
NoAgama dan
Kepercayaan
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 Islam 23 76.67 5 16.67 28 93.33
2 Kristen 1 3.33 1 3.33 2 6.67
Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.17 Grafik Tabulasi Silang Agama/ Kepercayaan dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.27 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
beragama Islam yaitu 23 orang (76.67%).
94
Tabel 4.28Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW
Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
NoTingkat
Pendidikan
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 SD 6 20 1 3.33 7 23.33
2 SMP 2 6.67 1 3.33 3 10
3 SMA 1 3.33 0 0 1 3.33
4 tidak sekolah
15 50 4 13.33 19 63.33
Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.18 Grafik Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.28 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
lansia dengan tingkat pendidikan SD/sederajat yaitu 6
orang (20%).
95
Tabel 4.29Tabulasi Silang Biaya Lansia Tinggal di Panti dan
Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
NoBiaya
Tinggal Dipanti
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 Pensiunan 1 3.33 0 0 1 3.33
2 Keluarga 4 13.33 1 3.7 5 18.52
3 Gratis 19 63.33 2 6.67 21 77.78
Total 24 80 3 10 27 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.19 Grafik Tabulasi Silang Biaya Lansia Tinggal di Panti dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.29 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
lansia dengan biaya gratis yaitu 19 orang (63.33%).
96
Tabel 4.30Tabulasi Silang Lama Menderita Rematik dan Pemenuhan ADL
Lansia yang Menderita Arteritis Reumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
NoLama
Menderita Rematik
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 < 1 tahun 5 16.67 3 10 8 26.67
2 1-2 tahun 8 26.67 3 10 11 36.67
3 2-3 tahun 2 6.67 0 0 2 6.67
4 > 3 tahun 9 30 0 0 9 30
Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.20 Grafik Tabulasi Silang Lansia Menderita Rematik dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.30 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
lansia yang menderita rematik selama >3 tahun yaitu 9
orang (30%).
97
Tabel 4.31Tabulasi Silang Frekuensi Nyeri dan Pemenuhan ADL Lansia
yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
NoFrekuensi Nyeri
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 Sering 10 33.33 4 13.33 14 46.67
2 Kadang-kadang
14 46.67 2 6.67 16 53.33
Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.21 Grafik Tabulasi Silang Frekuensi Timbulnya Nyeri dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.31 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
nyeri yang dirasakan kadang-kadang yaitu 14 orang
(46.67%).
98
Tabel 4.32Tabulasi Silang Pembengkakan Akibat Rematik dan
Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
No Bengkak
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 < 6 mgg 7 23.33 5 16.67 12 40.00
2 > 6 mgg 1 3.33 1 3.33 2 6.67
3 Tidak bengkak
16 53.33 0 0 16 53.33
Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.22 Grafik Tabulasi Silang Terjadinya Pembengkakan Akibat Rematik dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.32 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
tidak terjadi pembengkakan yaitu 16 orang (53.33%).
Tabel 4.33
99
Tabulasi Silang Waktu Datangnya Nyeri dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW
Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
No Waktu
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 Pagi 9 30 4 13.33 13 43.33
2 Siang 5 16.67 0 0 5 16.67
3 Malam 10 33.33 2 6.67 12 40
Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.23 Grafik Tabulasi Silang Waktu Timbulnya Nyeri Rematik dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.33 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
waktu nyeri pada malam hari yaitu 10 orang (33.33%).
100
Tabel 4.34Tabulasi Silang Terjadinya Cacat dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW
Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
No ADL
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 Cacat 2 6.67 1 3.33 3 10
2 Tidak Cacat
22 73.33 5 16.67 27 90
Total 24 80 6 20 30 100
Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.24 Grafik Tabulasi Silang Terjadinya Cacat Fisik dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.34 dan diagram menunjukkan
bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid
yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah
tidak terdapatnya cacat pada anggota gerak yaitu 22
orang (73.33%).
101
Tabel 4.35Tabulasi Silang Pengobatan Lansia dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW
Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010
No Pengobatan
Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik
∑ %Mandiri %
Tidak Mandiri %
1 Rutin Poliklinik
14 46.67 4 13.33 18 60
2 Berobat Bila Nyeri
7 23.33 2 6.67 9 30
3Berobat Tradisional
1 3.33 0 0 1 3.33
4Hanya Di Biarkan
2 6.67 0 0 2 6.67
Total 24 80 6 20 30 100
Sumber : Data Primer Terolah 2010
Gambar 4.25 Grafik Tabulasi Silang Pengobatan Rematik dan ADL Lansia
Berdasarkan tabel 4.35 menunjukkan bahwa kategori
lansia penderita arteritis rheumatoid yang mampu mandiri
dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah pengobatan rutin ke
poliklinik yaitu 14 orang (46.67%).
102
C. PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan diuraikan hasil
penelitian tentang gambaran kemampuan pemenuhan
activities of daily living (ADL) pada lansia yang
menderita arteritis rheumatoid di PSTW “Budi
Sejahtera” sesuai dengan tujuan umum pada penelitian
ini. Tujuan umum penulis dalam menggambarkan
activities of daily living (ADL) pada lansia dibagi
dalam beberapa parameter.
Hasil penelitian lansia penderita arteritis
rheumatoid yang mampu mandiri dalam pemenuhan
activities of daily living (ADL) terhadap parameter
mandi sebesar 76,67% dan yang menyatakan tidak mampu
sebesar 23,33%. Kemampuan mandiri dalam parameter
merias diri sebesar 55% dan yang menyatakan tidak
mampu mandiri sebesar 45%. Parameter oral hygiene
sebesar 50% dan yang menyatakan tidak mampu sebesar
50%. Parameter toilet hygiene sebesar 50% dan yang
menyatakan tidak mampu sebesar 50%. Parameter
berpakaian sebesar 86,65% dan yang menyatakan tidak
mampu sebesar 13,35%. Parameter makan sebesar 73,33%
dan yang menyatakan tidak mampu sebesar 26,67%.
Parameter medikasi rutin sebesar 66,65% dan yang
menyatakan tidak mampu sebesar 33,35%. Parameter
103
mobilitas fungsional sebesar 70% dan yang menyatakan
tidak mampu sebesar 30%.
Dari hasil akhir penelitian diperoleh
memberikan gambaran bahwa lansia penderita arteritis
rheumatoid yang mampu mandiri dalam pemenuhan
activities of daily living (ADL) sebesar 80%.
Menurut juwita, (2009) faktor-faktor yang
berhubungan dengan ketebatasan mobilitas pada lansia
diantaranya: intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan
dan ketahanan, nyeri dan rasa tidak nyaman, gangguan
persepsi atau kognitif, gangguan neuromuskuler,
depresi dan ansietas berat.
Teori lain yang menghubungkan keterbatasan
gerak lansia akibat rematik dalam pemenuhan activities
of daily living (ADL) dilihat dari tanda dan gejala
rematik: nyeri persendian setelah beraktivitas, nyeri
pada saat cuaca berubah dari panas ke dingin,
peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi, sendi
terlihat kemerahan dan terasa panas, sendi kaku di
pagi hari, sendi bengkak, gerak terbatas, dan nyeri
persendian (nining,2008).
Artritis rheumatoid menurut American reumatism
Association (ARA) adalah ada kekakuan sendi jari-jari
tangan pada pagi hari (Morning Stiffness), dirasakan
104
nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-
kurangnya pada satu sendi, serta timbul pembengkakan
oleh penebalan jaringan lunak atau efusi cairan pada
salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-
kurangnya selama 6 minggu.
Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukkan
bahwa kemampuan lansia penderita rematik dalam
pemenuhan activities of daily living (ADL) dipengaruhi
oleh lamanya lansia tersebut menderita rematik,
frekuensi dari rasa nyeri yang timbul kadang-kadang
tanpa adanya pembengkakan atau cacat fisik di salah
satu anggota gerak, dimana rasa nyeri itu timbul pada
malam hari serta dengan pengobatan yang dilakukan
secra rutin ke poliklinik akan membantu lansia untuk
mampu mandiri dalam memenuhi activities of daily
living (ADL).
D. KETERBATASAN MASALAH
Pada penelitian ini ditemukan beberapa
keterbatasan diantaranya: waktu penelitian yang
terbatas, sehingga jumlah sampel yang didapat terbatas
jumlahnya, akibatnya hasil penelitian kurang sempurna
dan kurang memuaskan. Hal lainnnya adalah jawaban yang
diberikan responden dalam mengisi kuesioner bersifat
105