Top Banner
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan didahului penjelasan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, kemudian diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data tentang gambaran pemenuhan activities of daily living pada lansia yang menderita arteritis rheumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 1.Profil Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Penanganan Usaha Kesejahteraan Sosial untuk Lanjut Usia (Lansia/Jompo) terlantar merupakan tanggung jawab bersama antar pemerintah, masyarakat dan keluarga. Salah satu usaha pemerintah dalam penanganan lanjut usia terlantar adalah melalui Program Pelayanan dalam Panti sosial Tresna Werdha, dengan harapan lanjut usia dapat menikmati hidupnya dengan rasa aman, tentram lahir dan batin. 67
45

BAB IV

Dec 05, 2015

Download

Documents

kti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini akan didahului penjelasan

mengenai gambaran umum lokasi penelitian, kemudian

diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data tentang

gambaran pemenuhan activities of daily living pada

lansia yang menderita arteritis rheumatoid di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2010

A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

1.Profil Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera

Penanganan Usaha Kesejahteraan Sosial untuk

Lanjut Usia (Lansia/Jompo) terlantar merupakan

tanggung jawab bersama antar pemerintah, masyarakat

dan keluarga. Salah satu usaha pemerintah dalam

penanganan lanjut usia terlantar adalah melalui

Program Pelayanan dalam Panti sosial Tresna Werdha,

dengan harapan lanjut usia dapat menikmati hidupnya

dengan rasa aman, tentram lahir dan batin.

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera

berdiri pada tahun 1977 dengan nama Sasana Tresna

Werdha “Rawa Sejahtera”, yang berlokasi di Jl. A.

67

Page 2: BAB IV

Yani Km. 18.700 Kel. Landasan Ulin Barat dengan

daya tampung 50 orang, mengingat kondisi bangunan

yang kurang memenuhi syarat, maka sejak tahun 1981

dipindahkan ke lokasi yang baru yaitu Jl. A. Yani

Km. 21.700 Landasan Ulin Tengah Banjarbaru dengan

nama Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera”

sesuai dengan SK Mensos Nomor : 6 HUK/1994 tanggal

5 Februari 1994 dengan kapasitas daya tampung 100

orang. Panti ini mudah dijangkau oleh masyarakat

mengingat letaknya yang tepat dipinggir jalan raya.

Berdasarkan SK Gubernur Kalimantan Selatan

Nomor: 026/DIKDA-KEU/2002 tanggal 16 Januari 2002,

PSTW “Pembimbing Budi” Martapura disatukan

pengelolaannya dengan PSTW “Budi Sejahtera”

Landasan Ulin Banjarbaru.

Terhitung sejak bulan Januari 2010 jumlah

lanjut usia yang ditampung di Panti sebanyak 170

orang, terdiri dari laki-laki 72 orang dan

perempuan 98 orang.

2.Visi dan Misi PSTW “Budi Sejahtera”

a. Visi :

Terwujudnya pelayanan bagi lanjut usia agar

hidup dengan aman, tentram lahir dan bathin.

68

Page 3: BAB IV

b. Misi :

(1) Memantapkan peran dan fungsi Panti

(2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas

pelayanan lanjut usia

(3) Meningkatkan jangkauan pelayanan

(4) Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan

3.Maksud dan Tujuan

a. Maksud :

Pelayanan yang diberikan kepada lanjut usia

dimaksudkan untuk merespon berbagai permasalahan

lanjut usia yang berasal dari keluarga tidak

mampu terlantar.

b. Tujuan :

(1) Untuk mengembalikan harkat an martabat

lanjut usia agar hidup layak seperti warga

masyarakat pada umumnya

(2) Membantu program pengentasan kemiskinan di

Provinsi Kalimantan Selatan

4.Landasan Hukum

a. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang

Kesejahteraan Sosila Lanjut Usia

b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah

69

Page 4: BAB IV

c. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang

Kesejahteraan Sosial

d. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang

Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan

Sosial Lanjut Usia

e. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No.8 Tahun

2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan tata

kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan

Provinsi Kalimantan Selatan

f. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 031

tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan

Uraian tugas unsur-unsur organisasi Dinas Sosial

dan Unit-unit Pelaksana Teknis Dinas di

Lingkungan Dinas Provinsi Kalimantan Selatan.

5.Sasaran Pelayanan

Pada dasarnya Panti ini melayani para

lanjut usia terlantar yang berasal dari Wilayah

Propinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari 11

kabupaten dan 2 kota dengan memberlakukan

administrasi teknis sebagai berikut :

a. Usia 60 tahun keatas

b. Tidak punya penghasilan tetap

c. Tidak berdaya mencari nafkah untuk

keperluan hidupnya

70

Page 5: BAB IV

d. Keluarga secara ekonomi tidak mampu

e. Dapat mengurus dirinya sendiri, tanpa

bantuan orang lain.

Kelengkapan :

a. Surat keterangan sebagai jompo terlantar dari

Lurah/Kades/Pembakal

b. Surat pernyataan atas dasar kemauan sendiri

dengan persetujuan keluarga

c. Tidak mengidap penyakit menular, tidak cacat

jasmani dan rohani

d. Surat pengantar dari Dinas Kesejateraan Sosial

setempat

e. Bagi lansia non muslim harus mempunyai Surat

keterangan dari pengurus tempat ibadah yang

bersangkutan atau Lembaga yang menanganinya.

6.Tenaga Pelayanan

a. Pegawai negeri sipil terdiri dari :

Tabel 4.1Jumlah pegawai di PSTW “Budi Sejahtera”

Prov.Kal-Sel tahun 2010

No. Tenaga Pelayanan Jumlah1.2.3.

Pejabat strukturalPejabat fungsionalStaf

4 orang6 orang48 orang

Jumlah 58 orangSumber : Sie Pelayanan PSTW Budi Sejahtera

b. Tenaga honorer : 11 orang

71

Page 6: BAB IV

c. Tenaga pendukung terdiri dari :

Tabel 4.2Jumlah tenaga pelayanan di PSTW “Budi Sejahtera”

Prov.Kal-Sel tahun 2010

No. Tenaga Pelayanan jumlah1.2.3.4.5.6.7.8.9.

SatpamPengasuhDokter PerawatAhli giziJuru masakTukang kebunCleaning serviceTukang cuci

5 orang19 orang1 orang4 orang1 orang2 orang3 orang3 orang2 orang

Jumlah 40 orangSumber : Sie Pelayanan PSTW Budi Sejahtera

7.Keadaan Bangunan

Bangunan yang ada sekarang ini dalam keadaan

baik dan masih berfungsi baik untuk menjadi tempat

tinggal lansia. Berikut sarana yang disediakan:

a. Bangunan kantor 2 buah

b. Aula 2 buah

c. Wisma tamu 2 buah

d. Poliklinik 2 buah

e. Wisma 19 buah (13 buah di Banjarbaru dan 6 buah

di Martapura)

f. Dapur 2 buah

g. Mushala 2 buah

h. Gudang 2 buah

72

Page 7: BAB IV

i. Rumah dinas 11 buah (7 buah di Banjarbaru dan 4

buah di Martapura)

j. Pos jaga 2 buah

8.Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan yang disediakan antara lain:

a. Pelayanan sosial (bimbingan

individu/kelompok)

b. Pelayanan fisik (pengasramaan,

pemakanan, pakaian, kesehatan, dll)

c. Pelayanan psikososial (konsultasi,

terapi kelompok, dll)

d. Pelayanan keterampilan (kegiatan

penyaluran hobi/bakat dan pengisian waktu luang)

e. Pelayanan spiritual/keagamaan

(bimbingan kerohanian dan ibadah)

f. Pelayanan pendampingan (mendampingi

kegiatan sehari-hari)

g. Pelayanan pemakaman (pengurusan

jenazah)

B. HASIL PENELITIAN

Hasil kuesioner disajikan dalam bentuk tabel,

untuk setiap tabel disertai dengan pembahasan. Tabel

penulis urutkan sebagai berikut:

73

Page 8: BAB IV

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Data

Demografi

Data khusus hasil penelitian ini diperoleh

langsung melalui wawancara terstruktur kepada 30

responden yaitu para lansia yang menderita

arteritis rheumatoid penghuni PSTW “Budi

Sejahtera” Provinsi Kalimantan Selatan.

a. Distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin

Tabel 4.3Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminNo. Jenis Kelamin Responden Persentase (%)1. Laki-laki 15 50%2. Perempuan 15 50%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.1 Grafik Jenis Kelamin

Dari tabel 4.3 dan diagram menunjukkan

bahwa jumlah responden laki–laki dan perempuan

yang menderita arteritis rheumatoid adalah sama

banyak yaitu 15 orang (50%).

74

Page 9: BAB IV

b. Distribusi responden berdasarkan

golongan umur

Tabel 4.4Distribusi Responden Berdasarkan Golongan UmurNo. Kelompok Umur Responden Persentase (%)1. 60 - 74 tahun 17 56.67%2. 75 – 90 tahun 12 40%3. > 90 tahun 1 3.33%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.2 Grafik Kelompok umur

Dari tabel 4.4 dan diagram menunjukkan

bahwa jumlah responden kelompok umur terbanyak

adalah 60-74 tahun yaitu 17 orang (56.67%)

sedangkan kelompok umur terkecil adalah >90

tahun yaitu 1 orang (3.33%).

c. Distribusi responden berdasarkan Lama

Tinggal Di Panti

Tabel 4.5Distribusi Responden BerdasarkanWaktu Lamanya Tinggal di Panti

No. Waktu Tinggal di Panti

Responden Persentase (%)

75

Page 10: BAB IV

1. 0 - 2 tahun 11 36.67%2. 2 - 4 tahun 6 20%3. 4 – 6 tahun 5 16.67%4. > 6 tahun 8 26.67%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.3 Grafik Lama lansia Tinggal di Panti

Dari tabel 4.5 dan diagram menunjukkan

bahwa responden yang lama tinggal di panti

terbanyak adalah selama 0-2 tahun yaitu 11 orang

(36.67%) dan terkecil adalah selama 4–6 tahun

yaitu 5 orang (16.67%).

d. Distribusi responden berdasarkan agama/

kepercayaan

Tabel 4.6Distribusi Responden Berdasarkan

Agama/KepercayaanNo. Agama/Kepercayaan Responden Persentase (%)1. Islam 28 93.33%2. Kristen 2 6.67%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

76

Page 11: BAB IV

Gambar 4.4 Grafik Agama/kepercayaan

Dari tabel 4.6 dan diagram menunjukkan

bahwa responden terbanyak adalah beragama Islam

yaitu 28 orang (93.33%) dan yang terkecil adalah

beragama Kristen yaitu 2 orang (6.67%).

e. Distribusi responden berdasarkan

tingkat pendidikan

Tabel 4.7Distribusi Responden Berdasarkan

Tingkat PendidikanNo. Tingkat Pendidikan Responden Persentase (%)1. lulus SD/ Sederajat 7 23.33%2. Lulus SLTP/ Sederajat 3 10%3. Lulus SLTA/ Sederajat 1 3.33%

4. Tidak sekolah/ tidak tamat SD

19 63.33%

Total 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

77

Page 12: BAB IV

Gambar 4.5 Grafik Tingkat Pendidikan

Dari tabel 4.7 dan diagram menunjukkan

bahwa responden terbanyak adalah lulusan SD

yaitu 7 orang (23.33%) sedangkan tingkat

pendidikan responden yang paling sedikit adalah

lulusan SLTA/sederajat yaitu 1 orang (3.33%).

f. Distribusi responden berdasarkan biaya

selama tinggal di panti

Tabel 4.8Distribusi Responden BerdasarkanBiaya Selama Tinggal di Panti

No. Biaya Selama Tinggal di Panti

Responden Persentase (%)

1. Pensiunan 1 3,33%

2. Keluarga/Kerabat Dekat

5 16,67%

3. Gratis/ Biaya Pemerintah

24 80%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

78

Page 13: BAB IV

Gambar 4.6 Grafik Biaya Lansia Tinggal di Panti

Dari tabel 4.8 dan diagram menunjukkan

bahwa biaya responden yang tinggal dipanti

terbanyak adalah gratis/biaya pemerintah yaitu

24 orang (80%) sedangkan biaya responden yang

tinggal di panti terkecil adalah pensiuna yaitu

1 orang (3.33%).

2. Karakteristik Berdasarkan Riwayat Kesehatan

a. Distribusi responden berdasarkan

lamanya menderita arteritis rheumatoid

Tabel 4.9Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Lamanya

Menderita Penyakit Arteritis Rheumatoid

No. Lamanya menderita arteritis Reumatoid

Responden Persentase(%)

1. < 1 tahun 8 26.67%2. 1-2 tahun 11 36.67%3. 2-3 tahun 2 6.67%4. > 3 tahun 9 30%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

79

Page 14: BAB IV

Gambar 4.7 Grafik Lamanya Lansia Menderita Rematik

Dari tabel 4.9 dan diagram menunjukkan

bahwa responden yang menderita arteritis

rheumatoid dalam waktu terbanyak adalah selama

1-2 tahun yaitu 11 orang (36.67%) sedangkan yang

terkecil adalah selama 2-3 tahun yaitu 2 orang

(6.67%).

b. Distribusi responden berdasarkan

frekuensi rasa nyeri yang timbul pada penyakit

arteritis rheumatoid

Tabel 4.10Distribusi Responden Berdasarkan Rasa Nyeri

yang Timbul pada arteritis rheumatoid

No.Frekuensi timbulnya rasa

nyeri pada arteritis reumatoid

Responden Persentase(%)

1. Sering 14 46.67%2. Kadang-kadang 16 53.33%

Total 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

80

Page 15: BAB IV

Gambar 4.8 Grafik Frekuensi Nyeri Rematik

Dari tabel 4.10 dan diagram menunjukkan

bahwa sebagian besar responden menyatakan

frekuensi nyeri yang datang adalah kadang-kadang

yaitu 16 orang (53.33%) sedangkan responden yang

menyatakan frekuensi nyeri datang sering

berjumlah 14 orang (46.67%).

c. Distribusi responden berdasarkan

terjadinya pembengkakan pada anggota gerak sendi

akibat arteritis reumatoid

Tabel 4.11Distribusi Responden Berdasarkan Terjadinya

Pembengkakan pada Anggota SendiAkibat Arteritis Rheumatoid

No. Pembengkakan Responden Persentase(%)1. Terjadi < 6 minggu 12 40%2. Terjadi > 6 minggu 2 6.67%3. Tidak pernah bengkak 16 53.33%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

81

Page 16: BAB IV

Gambar 4.9 Grafik Terjadinya Pembengkakan

Dari tabel 4.11 dan diagram menunjukkan

bahwa responden dominan/paling besar adalah

menyatakan anggota tubuhnya tidak pernah

mengalami pembengkakan akibat arteritis yaitu 16

orang (53.33%) sedangkan responden yang

menyatakan pembengkakan terjadi >6 minggu hanya

2 orang (6.67%).

d. Distribusi responden berdasarkan waktu

rasa nyeri datang pada arteritis rheumatoid

Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu Rasa

Nyeri Datang pada Arteritis RheumatoidNo. Waktu nyeri datang Responden Persentase(%)1. Pagi hari 13 43.33%2. Siang hari 5 16.67%3. Malam hari 12 40%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

82

Page 17: BAB IV

Gambar 4.10 Grafik Waktu Datangnya Nyeri

Dari tabel 4.12 dan diagram menunjukkan

bahwa responden dominan/paling besar menyatakan

rasa nyeri datang pada waktu pagi hari yaitu 13

orang (43.33%) sedangkan responden terkecil

adalah yang menyatakan rasa nyeri datang waktu

siang hari yaitu 5 orang (16.67%).

e. Distribusi responden berdasarkan

terjadinya cacat akibat arteritis rheumatoid

Tabel 4.13Distribusi Responden BerdasarkanCacat Akibat Arteritis Rheumatoid

No. Kecacatan Responden Persentase (%)1. Ada cacat 3 10%2. Tidak ada cacat 27 90%

Total 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

83

Page 18: BAB IV

Gambar 4.11 Grafik Terjadinya Cacat Fisik

Dari tabel 4.13 dan diagram menunjukkan

bahwa responden dominan/paling besar adalah

tidak mengalami cacat yaitu 27 orang (90%)

sedangkan responden yang mengalami cacat akibat

arteritis hanya 3 orang (10%).

f. Distribusi responden berdasarkan upaya

dalam mengobati arteritis rheumatoid

Tabel 4.14Distribusi Responden Berdasarkan Upaya dalam

Mengobati Arteritis Rheumatoid

No. Upaya pengobatan yang dilakukan

Responden Persentase(%)

1. Berobat rutin ke poliklinik

18 60%

2. Berobat hanya bila merasakan nyeri

9 30%

3. Berobat dengan cara tradisional/pengobatan sendiri

1 3,33%

4. Hanya dibiarkan 2 6,67%Total 30 100%

Sumber : Data Primer Terolah 2010

84

Page 19: BAB IV

Gambar 4.12 Grafik Upaya Pengobatan Rematik

Dari tabel 4.14 dan diagram menunjukkan

bahwa responden dominan/paling besar adalah

melakukan upaya pengobatan rutin ke poliklinik

yaitu 18 orang (60%) sedangkan yang terkecil

adalah melakukan pengobatan secara tradisional 1

orang (3.33%).

3. Gambaran Khusus Hasil Penelitian

Gambaran kemampuan pemenuhan Activities

of Daily Living (ADL) pada lansia yang menderita

arteritis rheumatoid di PSTW “Budi Sejahtera”

Provinsi Kalimantan Selatan.

85

Page 20: BAB IV

Tabel 4.15Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL

(Mandi) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010

No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 23 76.67%2. Tidak 7 23.33%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.15 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa responden yang

menjawab ”ya” lebih besar daripada respnden yang

menjawab “tidak” pada setiap pertanyaan variabel

tentang kemampuan lansia yang menderita

arteritis reumatoid dalam memenuhi ADL (Mandi).

Tabel 4.16Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL

(Merias Diri) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010

No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 17 56.67%2. Tidak 13 43.33%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.16 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa responden yang

menjawab ”ya” lebih besar daripada responden

yang menjawab “tidak” pada setiap pertanyaan

variabel tentang kemampuan lansia yang menderita

arteritis reumatoid dalam memenuhi ADL (Merias

Diri).

86

Page 21: BAB IV

Tabel 4.17Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL

(Oral Hygiene) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010

No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 15 50%2. Tidak 15 50%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.17 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa responden yang

menjawab ”ya” dan “tidak ” sama besar jumlahnya

pada setiap pertanyaan variabel tentang

kemampuan lansia yang menderita arteritis

reumatoid dalam memenuhi ADL (Oral hygiene).

Tabel 4.18Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL

(Toilet Hygiene) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010

No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 15 50%2. Tidak 15 50%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.18 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden

yang menjawab ”ya” dan “tidak” sama besar pada

setiap pertanyaan variabel tentang kemampuan

lansia yang menderita arteritis reumatoid dalam

memenuhi ADL (Toilet Hygiene).

87

Page 22: BAB IV

Tabel 4.19Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL

(Berpakaian) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010

No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 26 86.65%2. Tidak 4 13.35%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.19 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden

yang menjawab ”ya” lebih besar daripada

responden yang menjawab “tidak” pada setiap

pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia

yang menderita arteritis reumatoid dalam

memenuhi ADL (Berpakaian).

Tabel 4.20Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL (Makan) di PSTW “Budi Sejahtera” Prov. Kal-Sel

Tahun 2010No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 22 73.33%2. Tidak 8 26.67%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.20 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden

yang menjawab ”ya” lebih besar daripada

responden yang menjawab “tidak” pada setiap

pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia

yang menderita arteritis reumatoid dalam

memenuhi ADL (Makan).

88

Page 23: BAB IV

Tabel 4.21Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL

(Medikasi rutin) di PSTW “Budi Sejahtera”Prov. Kal-Sel Tahun 2010

No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 20 66.65%2. Tidak 10 33.35%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.21 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden

yang menjawab ”ya” lebih besar daripada

responden yang menjawab “tidak” pada setiap

pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia

yang menderita arteritis reumatoid dalam

memenuhi ADL (Medikasi rutin).

Tabel 4.22Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL (Mobilitas Fungsional)di PSTW “Budi Sejahtera”

Prov. Kal-Sel Tahun 2010No. Item Jawaban ∑ Persen %1. Ya 21 70%2. Tidak 9 30%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Dari tabel 4.22 distribusi dan frekuensi

di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden

yang menjawab ”ya” lebih besar daripada

responden yang menjawab “tidak” pada setiap

pertanyaan variabel tentang kemampuan lansia

yang menderita arteritis reumatoid dalam

memenuhi ADL (Mobilitas fungsional).

89

Page 24: BAB IV

Tabel 4.23Distribusi Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan ADL Secara Keseluruhan di PSTW “Budi Sejahtera” Prov. Kal-Sel Tanggal 22-27 Maret Tahun 2010No. Item Kategori ∑ Persen %1. Mampu Mandiri 24 80%2. Tidak Mampu

Mandiri6 20%

Rata-rata 30 100%Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.13 Grafik Kemampuan Lansia Penderita Rematik dalam Pemenuhan ADL

Dari tabel 2.23 distribusi frekuensi

diatas menunjukkan bahwa responden lansia

penderita arteritis reumatoid dominan adalah

lansia yang mampu mandiri dalam memenuhi

activities of daily living (ADL) yaitu 24 orang

(80%) sedangkan responden lansia yang

dikegorikan tidak mampu mandiri berjumlah 6

orang (20%).

90

Page 25: BAB IV

Tabel 4.24Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Pemenuhan ADL Lansia

yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

No Jenis Kelamin

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri % Tidak

Mandiri%

1 Laki-laki 10 33.33 5 16.67 15 50

2 Perempuan 14 46.67 1 3.33 15 50

Total 24 80 6 20 30 100

Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.14 Grafik Tabulasi Silang Jenis kelamin dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.24 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

jenis kelamin perempuan yaitu 14 orang (46.67%).

Tabel 4.25

91

Page 26: BAB IV

Tabulasi Silang Umur dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

No Umur

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 60-74 thn 14 46.67 3 10 17 56.67

2 75-90 thn 9 30 3 10 12 40

3 > 90 thn 1 3.33 0 0 1 3.33

Total 24 80 6 20 30 100

Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.15 Grafik Tabulasi Silang Umur dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.25 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

berumur 60-74 tahun yaitu 14 orang (46.67%).

Tabel 4.26

92

Page 27: BAB IV

Tabulasi Silang Lamanya Tinggal di Panti dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW

Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

NoLama

Tinggal Di Panti

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 0-2 tahun 7 23.33 4 13.33 11 36.67

2 2-4 tahun 5 16.67 1 3.33 6 20

3 4-6 tahun 5 16.67 0 0 5 16.67

4 > 6 tahun 7 23.33 1 3.33 8 26.67

Total 24 40 6 16.67 30 100

Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.16 Grafik Tabulasi Silang Lama Lansia Tinggal di Panti dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.26 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

lansia yang bertempat tinggal di panti selama 0-2 tahun

dan 4-6 tahun dengan jumlah masing-masing yaitu 7 orang

(23.33%).

93

Page 28: BAB IV

Tabel 4.27Tabulasi Silang Agama/kepercayaan dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW

Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

NoAgama dan

Kepercayaan

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 Islam 23 76.67 5 16.67 28 93.33

2 Kristen 1 3.33 1 3.33 2 6.67

Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.17 Grafik Tabulasi Silang Agama/ Kepercayaan dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.27 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

beragama Islam yaitu 23 orang (76.67%).

94

Page 29: BAB IV

Tabel 4.28Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW

Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

NoTingkat

Pendidikan

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 SD 6 20 1 3.33 7 23.33

2 SMP 2 6.67 1 3.33 3 10

3 SMA 1 3.33 0 0 1 3.33

4 tidak sekolah

15 50 4 13.33 19 63.33

Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.18 Grafik Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.28 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

lansia dengan tingkat pendidikan SD/sederajat yaitu 6

orang (20%).

95

Page 30: BAB IV

Tabel 4.29Tabulasi Silang Biaya Lansia Tinggal di Panti dan

Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

NoBiaya

Tinggal Dipanti

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 Pensiunan 1 3.33 0 0 1 3.33

2 Keluarga 4 13.33 1 3.7 5 18.52

3 Gratis 19 63.33 2 6.67 21 77.78

Total 24 80 3 10 27 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.19 Grafik Tabulasi Silang Biaya Lansia Tinggal di Panti dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.29 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

lansia dengan biaya gratis yaitu 19 orang (63.33%).

96

Page 31: BAB IV

Tabel 4.30Tabulasi Silang Lama Menderita Rematik dan Pemenuhan ADL

Lansia yang Menderita Arteritis Reumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

NoLama

Menderita Rematik

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 < 1 tahun 5 16.67 3 10 8 26.67

2 1-2 tahun 8 26.67 3 10 11 36.67

3 2-3 tahun 2 6.67 0 0 2 6.67

4 > 3 tahun 9 30 0 0 9 30

Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.20 Grafik Tabulasi Silang Lansia Menderita Rematik dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.30 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

lansia yang menderita rematik selama >3 tahun yaitu 9

orang (30%).

97

Page 32: BAB IV

Tabel 4.31Tabulasi Silang Frekuensi Nyeri dan Pemenuhan ADL Lansia

yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTWProv. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

NoFrekuensi Nyeri

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 Sering 10 33.33 4 13.33 14 46.67

2 Kadang-kadang

14 46.67 2 6.67 16 53.33

Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.21 Grafik Tabulasi Silang Frekuensi Timbulnya Nyeri dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.31 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

nyeri yang dirasakan kadang-kadang yaitu 14 orang

(46.67%).

98

Page 33: BAB IV

Tabel 4.32Tabulasi Silang Pembengkakan Akibat Rematik dan

Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

No Bengkak

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 < 6 mgg 7 23.33 5 16.67 12 40.00

2 > 6 mgg 1 3.33 1 3.33 2 6.67

3 Tidak bengkak

16 53.33 0 0 16 53.33

Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.22 Grafik Tabulasi Silang Terjadinya Pembengkakan Akibat Rematik dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.32 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

tidak terjadi pembengkakan yaitu 16 orang (53.33%).

Tabel 4.33

99

Page 34: BAB IV

Tabulasi Silang Waktu Datangnya Nyeri dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW

Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

No Waktu

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 Pagi 9 30 4 13.33 13 43.33

2 Siang 5 16.67 0 0 5 16.67

3 Malam 10 33.33 2 6.67 12 40

Total 24 80 6 20 30 100Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.23 Grafik Tabulasi Silang Waktu Timbulnya Nyeri Rematik dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.33 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

waktu nyeri pada malam hari yaitu 10 orang (33.33%).

100

Page 35: BAB IV

Tabel 4.34Tabulasi Silang Terjadinya Cacat dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW

Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

No ADL

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 Cacat 2 6.67 1 3.33 3 10

2 Tidak Cacat

22 73.33 5 16.67 27 90

Total 24 80 6 20 30 100

Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.24 Grafik Tabulasi Silang Terjadinya Cacat Fisik dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.34 dan diagram menunjukkan

bahwa kategori lansia penderita arteritis rheumatoid

yang mampu mandiri dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah

tidak terdapatnya cacat pada anggota gerak yaitu 22

orang (73.33%).

101

Page 36: BAB IV

Tabel 4.35Tabulasi Silang Pengobatan Lansia dan Pemenuhan ADL Lansia yang Menderita Arteritis Rheumatoid di PSTW

Prov. Kal-sel Tanggal 22-27 Maret 2010

No Pengobatan

Pemenuhan ADL mandi Lansia yang rematik

∑ %Mandiri %

Tidak Mandiri %

1 Rutin Poliklinik

14 46.67 4 13.33 18 60

2 Berobat Bila Nyeri

7 23.33 2 6.67 9 30

3Berobat Tradisional

1 3.33 0 0 1 3.33

4Hanya Di Biarkan

2 6.67 0 0 2 6.67

Total 24 80 6 20 30 100

Sumber : Data Primer Terolah 2010

Gambar 4.25 Grafik Tabulasi Silang Pengobatan Rematik dan ADL Lansia

Berdasarkan tabel 4.35 menunjukkan bahwa kategori

lansia penderita arteritis rheumatoid yang mampu mandiri

dalam pemenuhan ADL terbanyak adalah pengobatan rutin ke

poliklinik yaitu 14 orang (46.67%).

102

Page 37: BAB IV

C. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan diuraikan hasil

penelitian tentang gambaran kemampuan pemenuhan

activities of daily living (ADL) pada lansia yang

menderita arteritis rheumatoid di PSTW “Budi

Sejahtera” sesuai dengan tujuan umum pada penelitian

ini. Tujuan umum penulis dalam menggambarkan

activities of daily living (ADL) pada lansia dibagi

dalam beberapa parameter.

Hasil penelitian lansia penderita arteritis

rheumatoid yang mampu mandiri dalam pemenuhan

activities of daily living (ADL) terhadap parameter

mandi sebesar 76,67% dan yang menyatakan tidak mampu

sebesar 23,33%. Kemampuan mandiri dalam parameter

merias diri sebesar 55% dan yang menyatakan tidak

mampu mandiri sebesar 45%. Parameter oral hygiene

sebesar 50% dan yang menyatakan tidak mampu sebesar

50%. Parameter toilet hygiene sebesar 50% dan yang

menyatakan tidak mampu sebesar 50%. Parameter

berpakaian sebesar 86,65% dan yang menyatakan tidak

mampu sebesar 13,35%. Parameter makan sebesar 73,33%

dan yang menyatakan tidak mampu sebesar 26,67%.

Parameter medikasi rutin sebesar 66,65% dan yang

menyatakan tidak mampu sebesar 33,35%. Parameter

103

Page 38: BAB IV

mobilitas fungsional sebesar 70% dan yang menyatakan

tidak mampu sebesar 30%.

Dari hasil akhir penelitian diperoleh

memberikan gambaran bahwa lansia penderita arteritis

rheumatoid yang mampu mandiri dalam pemenuhan

activities of daily living (ADL) sebesar 80%.

Menurut juwita, (2009) faktor-faktor yang

berhubungan dengan ketebatasan mobilitas pada lansia

diantaranya: intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan

dan ketahanan, nyeri dan rasa tidak nyaman, gangguan

persepsi atau kognitif, gangguan neuromuskuler,

depresi dan ansietas berat.

Teori lain yang menghubungkan keterbatasan

gerak lansia akibat rematik dalam pemenuhan activities

of daily living (ADL) dilihat dari tanda dan gejala

rematik: nyeri persendian setelah beraktivitas, nyeri

pada saat cuaca berubah dari panas ke dingin,

peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi, sendi

terlihat kemerahan dan terasa panas, sendi kaku di

pagi hari, sendi bengkak, gerak terbatas, dan nyeri

persendian (nining,2008).

Artritis rheumatoid menurut American reumatism

Association (ARA) adalah ada kekakuan sendi jari-jari

tangan pada pagi hari (Morning Stiffness), dirasakan

104

Page 39: BAB IV

nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-

kurangnya pada satu sendi, serta timbul pembengkakan

oleh penebalan jaringan lunak atau efusi cairan pada

salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-

kurangnya selama 6 minggu.

Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukkan

bahwa kemampuan lansia penderita rematik dalam

pemenuhan activities of daily living (ADL) dipengaruhi

oleh lamanya lansia tersebut menderita rematik,

frekuensi dari rasa nyeri yang timbul kadang-kadang

tanpa adanya pembengkakan atau cacat fisik di salah

satu anggota gerak, dimana rasa nyeri itu timbul pada

malam hari serta dengan pengobatan yang dilakukan

secra rutin ke poliklinik akan membantu lansia untuk

mampu mandiri dalam memenuhi activities of daily

living (ADL).

D. KETERBATASAN MASALAH

Pada penelitian ini ditemukan beberapa

keterbatasan diantaranya: waktu penelitian yang

terbatas, sehingga jumlah sampel yang didapat terbatas

jumlahnya, akibatnya hasil penelitian kurang sempurna

dan kurang memuaskan. Hal lainnnya adalah jawaban yang

diberikan responden dalam mengisi kuesioner bersifat

105

Page 40: BAB IV

subjektif, dan adanya faktor lain juga mempengaruhi

kemampuan lansia untuk mandiri dalam pemenuhan

activities of daily living (ADL).

106