BAB IVGAMBARAN UMUMA. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Buton
Utara1. Sejarah SingkatKabupaten Buton Utara adalah sebuah
kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibukotanya
adalah Buranga. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. Buton Utara
merupakan kawasan yang kaya sumber daya alam. Buton Utara memiliki
banyak potensi bahan tambang seperti aspal, minyak bumi, emas dan
konon uranium, hasil hutannya adalah jati, damar dan rotan, hasil
laut serta kawasan perkebunan yang subur. Kabupaten Buton Utara
adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.Dengan
diundangkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 Tanggal 2 Januari
2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Buton Utara Di Provinsi Sulawesi
Tenggara yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Muna, maka
pembagian wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Buton Utara
meliputi 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Bonegunu, Kambowa, Wakorumba,
Kulisusu, Kulisusu Barat dan Kecamatan Kulisusu Utara.
2. Letak GeografiKabupaten Buton Utara dengan luas wilayah
1.923,03 km (belum termasuk wilayah perairan), terletrak di jazirah
Sulawesi Tenggara meliputi bagian Utara Pulau Buton dan gugusan
pulau-pulau di sekitarnya; secara adminiistratif terdiri dari 6
kecamatan dan 59 desa/kelurahan/UPT. Ditinjau dari letak
geografisnya Kabupaten Buton Utara terletak pada 4,6 LS 5,15 LS
serta membujur dari Barat ke Timur antara 122,59 BT 123,15 BT,
dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan
Selat Wawonii Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton Sebelah Barat berbatasan
dengan selat Buton dan Kabupaten Muna3. Visi dan Misi Visi:
Mewujudkan Kabupaten Buton Utara Yang Maju dan Mandiri Tahun
2010-2014Makna dari visi tersebut adalah:Maju berarti melangkah
kedepan kearah yang lebih baik. Dalam hal ini Kabupaten Buton Utara
berupaya semaksimal mungkin dalam mensejajarkan dirinya dengan
daerah-daerah lain yang telah lebih maju pada regional Provinsi
Sulawesi Tenggara. Hal ini diawali dengan penguatan sektor
infastruktur pelayanan dasar yang dapat menunjang pergerakan
pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di Kabupaten Buton
Utara.Mandiri berarti memaksimalkan potensi diri untuk
mengembangkan kapasitas diri menjadi lebih baik. Dalam hal ini
Kabupaten Buton Utara harus dapat memaksimalkan potensi dirinya
baik potensi ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Misi: Untuk
mewujudkan visi pembangunan tersebut diatas akan dilaksanakan misi
atau agenda utama pembangunan sebagai berikut:1. Mempercepat
pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar2. Pengembangan
kualitas sumberdaya manusia3. Pembangunan ekonomi masyarakat dan
mendorong investasi daerah4. Menjamin kelestarian lingkungan
hidup5. Penguatan pemerintahan daerah6. Aktualisasi budaya
masyarakat Buton UtaraB. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas pada
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buton Utara
Berikut struktur organisasi dan uraian tugas pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Buton Utara.
43
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan DaerahKabupaten
Buton Utara
Sub. Bagian KeuanganBidang ProgramSeksi Pentusunan Rencana dan
ProgramSeksi Pengkajian dan PeningkatanSeksi Informasi Hukum dan
Perundang-UndanganSeksi Penagihan Evaluasi dan PelaporanSeksi
Pendataan dan PenetapanBidang Pajak dan RetribusiBidang Verifikasi
dan PerencanaanSeksi Verifikasi dan EvaluasiSeksi Pengawasan
Keuangan Material dan PersonilBidang Pendapatan Lain-LainSeksi
Pendapatan Pembukuan dan PelaporanSeksi Pertimbangan dan
PengendalianUPTDSeksi Sumbangan dan PerizinanSeksi PenerimaanSeksi
Pembinaan Teknis Administrasi dan Pemutaktahiran DataKepala
DinasSub. Bagian Umum dan KepegawaianSekretarisSub. Bagian
PerencanaanKelompok Jabatan Fungsional
1. Kepala DinasBertugas:a. Mengawasi pelaksanaan tugas
bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai ketentuan
peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. b. Bertanggungjawab,
memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan
memberikan bimbingan serta petunjuk terhadap pelaksanaan tugas
bawahannya.2. SekeretariatBertugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas dalam pelayanan administrasi danketatausahaan kepada semua
satuan kerja dilingkungan Dinas yang meliputi urusan perencanaan,
keuangan, kepegawaian, umum dan perlengkapan, serta urusan
pendidikan dan pelatihan.Sekretaris mempunyai fungsi sebagaimana
berikut.a. Pengkoordinasian perumusan perencanaan program dinasb.
Pelaksanaan urusan keuangan, perbendaharaan dan penyusunan
anggaranc. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian,
ketatalaksanaan dan hukum serta pendidikan danpelatihand.
Pelaksanaan urusanumum, persuratan dan arsip, perlengkapan dan
rumah tangga serta humas dan protokole. Pelaksanaan monitioring,
evaluasi dan pelaporanf. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
3. Sub Bagian PerencanaanBertugas mengumpulkan bahn pedoman
petunjuk teknis penyusnan rencana dan program dinas, melaksanakan
dan mengkoordinasikan penyusunan perencanaandan program dinas serta
melakukan pemantaua, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.4. Sub
Bagian Umum dan KepegawaianBertugas melaksanakan pengelolaan surat
menyurat dan arsip, perlengkapan dan rumah tangga, serta kehumasan
dan protokol, pengelolaan administrasi kepegawaian dan
ketatalaksanaan, mengumpulkan bahan petunjuk teknik perumusan
Rancangan Peraturan dan Produk Hukum serta melaksanakan urusan
pendidikan dan pelatihan.5. Sub Bagian KeuanganBertugas
mengumpulkan petunjuk teknis, melakukan pengelolaan administrasi
keuangan, perbendaharaan, dan penyusunan anggaran dinas.6. Bidang
ProgramBertugas melaksanakan penyusunan rencana program pembinaan
dan pegelolaan data / bahan-bahan evaluasi serta memberikan
informasi di bidang Pendapatan Asli Daerah.Bidang Program mempunyai
fungsi sebagai berikut.a. Penyelengggaraan penyusunan rencana dan
programb. Penyelenggaraan pemantauan danpengendalian kegiatan di
bdang Pendapatan Daerahc. Penyelenggaraankegiatan pengkajian dalam
rangka pengembangan, peningkatan Pendapatan Daerahd. Pelaksanaan
kegiatan dokumentasi dan informasie. Pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan kegiatan di bidang Pendapatan Daerah7. Seksi Penyusunan
ProgramBertugas melakukan penyusunan dan pengelolaan data,
menyusunrencana dan programdan melaksanakan administrasi bidang
pendapatan.8. Seksi Informasi Hukum dan Perundang-UndanganBertugas
melaksanakan dokumentasi danpenyebaran informasi di bidang
pendapatan daerah, mengumpulkan dan mengolah data informasi sesuai
dengan perkembangan pendapatan daerah serta melakukan kegiatan
evaluasi dan peyempurnaan Peraturan Daerah.9. Seksi Pengkajian
peningkatan PendapatanBertugas melaksanakan monitoring dan evaluasi
Pedapatan Daerah, melaksanakan pengkajian dan analisis untuk
pengembangan potensi sumber pendapatan daerah serta melaksanakan
pengumpulan dan pengelolaan data.10. Bidang PajakBertugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah di bidang pajak.Bidang Pajak mempunyai fungsi
sebagai berikut.a. Pengkajian dan pengembangan di bidang pajak dan
retribusi daerah.b. Pelaksanaan pendapatan dan pendaftaran pajak
dan retribusi daerah.c. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan
penagihan pajak dan retribusi daerah.d. Pelaksanaan tugas
pembantuan bidang pajak dan retribusi daerah.e. Pendokumentasian
dan pengelolaan data Wajib Pajak dan wajib retribusi.f.
Penkoordinasian pengelolaan dan proses perhitungan jumlah pajak
daerah serta wajib pajak.g. Pelaksanaan penerbitan Keputusan
Ketetapan Pajak.h. Pelaksanaan pelayanan terhadap keberatan dan
permohonan banding menyangkut materi penetapan pajak.i. Pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh atasan.11. Seksi Pendataan,
Penetapan Pajak dan RetribusiBertugas mengumpulkan bahan petunjuk
teknis, pendataan objek pajak, objek retribusi, menghimpun,
mengelola dan memcatat data objek pajak dan retribusi, memerikasa
dan melaporkan kondisi yang ada dilapangan dan mendata kembali
formulir pajak daerah yang belum dikembalikan, melaksanakan
perhitungan dan penetapan jumlah pajak daerah, menerbitkan
keputusan Ketetapan Pajak Daerah, pelaksanaan terhadap keberatan
dan permohonan bidang menyangkut materi penetapan pajak.12. Seksi
PenagihanBertugas mengumpulkan bahan petunjuk teknis, menyiapkan
bahan penagihan dan mendistribusi surat-surat/dokumentasi yang
berhubungan dengan penagihan baik penagihan pajak, retribusi maupun
pendapatan lainnya.13. Bidang Pendapatan Lain-LainBertugas membantu
Kepala Dinas pendapatan untuk melaksanakan Kegiatan Pengelolaan
Penerimaan di bidang Pendapata Lain-Lain.Bidang Pendapatan
Lain-Lain berfungsi sebagai berikut.a. Penyusunan rencana dan
program kegiatan di bidang Pndapatan Lian-Lain.b.
Perumusankebijakan dan penyiapan draft peraturan di bidang
Pendapatan Lain-Lain.c. Pelaksanaan pendapatan di bidang
Pendapatanlain-Lain.d. Pengiventarisasian, penyiapan dan
pengkoordinasian bahan dan data dalam rangka penatausahaan
penerimaan Pendapatan Lain-Lain.e. Pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang Pendapatan Lain-Lain.14. Seksi Pendapatan,
Pembukuan dan PelaporanBertugas menyusun rencana kegiatan pedataan
dan pengkoordinasian bidang pendapatan lain-lain serta membuat
laporan pelaksanaan kegiatan pendataan di bdang Pendapatan
Lain-Lain.15. Seksi Sumbangan dan PerizinanBertugas menyusun
rencana dan program kegiatan dibidang sumbangan dan perizinan,
membuat format surat kesediaan memberi sumbangan, format surat
pernyataan kesediaan menyumbang, membuat konsep Keputusan Gubernur
tentang Penetapan Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah,
mencatat penerimaan sumbangan pihak ketiga ke dalam kartu kendali
perjenis penerimaan serta realisasi penerimaan sumbangan pihak
ketiga.16. Seksi PenerimaanBertugas melaksanakan persiapan bahan
pelaksanaan sumbangan dan perizinan, penerimaan daerah dari bagian
laba Badan Usaha Milik Daerah dan penerimaan bagi hasil pajak dan
bukan pajak, mencatat laba/rugi Perusahaan Milik Daerah tahun
sebelumnya dan menghitung besarnya hak Penerimaan Pemerintah Daerah
sesuai Peraturan Daerah yang berlaku serta membuat laporan
realisasi penerimaan bagian laba dari Perusahaan Milik Daerah,
penerimaan bagi hasil pajak/bukan pajak dan Lain-Lain pendapatan
Asli Daerah yang sah.17. Bidang Verifikasi dan
PengawasanBertugas:a. Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan
evaluasi di bidang pendapatanb. Melaksanakan kegiatan pengawasan
intern, pembinaan administrasi dan evaluasi kegiatan Dinas
Pendapatan.Bidang Verifikasi dan Pengawasan mempunyai fungsi
sebagai berikut.a. Melaksanakan pemantauan/pengawasan dan pembinaan
pendapatan daerahb. Melakukan analisa dan evaluasi program Dinas
Pendapatan Daerahc. Melakukan pembinaan teknis administrasi dan
evaluasi pelaporan bidang pendapatan daerah.18. Seksi Evaluasi dan
VerifikasiBertugas melakukan evaluasi dan verifikasi atas
pelaksnaan pendapatan daerah.19. Seksi Pengawasan Keuangan, Materil
dan PersonilBertugas melakukan pengawasan atas pelaksanaan program
di bidang pendapatan daerah20. Seksi Pembinaan Teknis
Adminidtrasidan Pemutakhiran DataBertugas melaksanakan evaluasi dan
pendistribusian bahan-bahan pembinaan dan petunjuk teknik,
melakukan bimbingan/pembinaan teknik/administrasi di bidang
pendapatan daerah.21. UPTD mempunyai tugas dan kedudukan sebagai
unsur pelaksana teknis operasional dinas.22. Kelompok Jabatan
FungsionalBertugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah
sesuai dengan keahlian dan kebutuhan berdasarkan peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
BAB VANALISIS DATA DAN PEMBAHASANA. Analisis DataPenelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Buton Utara dalam masa otonomi daerah. Teknik analisa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif,
yaitu data atau informasi berbentuk angka-angka yang dikumpulkan
kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
data yang di dapat adalah data Pendapatan Asli Daerah yang
diperoleh Kabupaten Buton Utara selama tahun anggaran 2009 sampai
dengan tahun anggaran 2011, dana perimbangan yang diperoleh
Kabupaten Buton Utara selama tahun anggaran 2009 sampai dengan
tahun anggaran 2011, realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah
yang diperoleh Kabupaten Buton Utara selama tahun anggaran 2009
sampai dengan tahun anggaran 2011, dan Target Penerimaan Pendapatan
Asli Daerah yang diperoleh Kabupaten Buton Utara selama tahun
anggaran 2009 sampai dengan tahun anggaran 2011 serta biaya
pemungutan Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh Kabupaten Buton
Utara tahun anggaran 2009 sampai dengan tahun anggaran 2011. Untuk
menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah tersebut, digunakan
analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:1. Rasio Kemandirian Daerah2.
Rasio Efektivitas dan Efisiensi3. Debt Service Ratio4. Rasio
PertumbuhanB. Pembahasan
1. Analisis rasio keuangan pemerintah daerah Kabupaten Buton
Utara dengan metode lintas waktu (time series) pada :
a. Rasio Kemandirian Keuangan DaerahKemandirian keuangan daerah
(otonomi fiskal) menunjukan kemampuan daerah dalam membiayai
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada
manyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber
pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah
ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah dibandingakan
dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber yang lain,
misalnya bantuan pemerintah pusat dalam konteks otonomi daerah bisa
dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus
(DAK). Semakin tinggi rasio kemandirian maka tingkat ketergantungan
daerah terhadap bantuan pihak ekstern semakin rendah, dan demikian
pula sebaliknya. Rasio kemandirian dapat diformulasikan sebagai
berikut.
1)
0,01 x 100% = 1%2) = 0,019 x 100% = 1,9%3) = 0,017 x 100% =
1,7%Tabel 3.Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Buton Utara
Tahun Anggaran 2009-2011
TahunPendapatan Asli Daerah (PAD) Dana PerimbanganLain-lain
Pendapatan yang sahRasio KemandirianPersentase (%)
20092.586.300.000251.531.860.0000,011%
20105.580.063.443255.631.545.8180,0191,9%
20116.130.063.443305.526.358.0320,0171,7%
Sumber: Data diolahPada tabel diatas dapat dilihat bahwa Rasio
kemandirian keuangan daerah Kabupaten Buton Utara mengalami
penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2009 Rasio kemandirian keuangan
daerah sebesar 0,01 atau 1%. Pada tahun 2010 rasio kemandirian
keuangan daerah kabupaten Buton Utara mengalami kenaikan sebesar
0,009 atau 0,9% menjadi 0,019 atau 1,9%. Ini berarti walaupun dana
yang diperoleh dari Pemerintah Pusat meningkat namun Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang diperoleh juga meningkat. Pada tahun 2011
Rasio kemandirian keuangan daerah Kabupaten Buton Utara mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar 0,002 atau 0,2%
sehingga mencapai tingkat rasio sebesar 0,017 atau 1,7%. Dengan
meningkatnya lagi dana yang diperoleh dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah juga mampu meningkatkan perolehan Pendapatan Asli
Daerahnya. Walaupun tingkat rasio yang diperoleh tahun ini menurun
dibanding tahun sebelumnya namun rasio kemandirian keuangan daerah
yang diperoleh tahun ini lebih meningkat dibanding tahun 2009.Jadi,
kemampuan penerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dilihat
dari tingkat rasio kemandirian keuangan daerahnya sudah dapat
dikatakan baik, dengan kata lain bahwa kinerja keuangan pemerintah
daerah adalah baik.b. Rasio pertumbuhan Pendapatan Asli DaerahRasio
pertumbuhan (growth Ratio) mengukur seberapa besar kemampuan
pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan
keberhasilan yang telah dicapai dari satu periode ke periode
berikutnya. Semakin besar rasio pertumbuhan atau realisasi
penerimaan PAD tahun sekarang dibandingkan dengan rasio pertumbuhan
atau realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya maka kinerja
pemerintahaan daerah dinyatakan baik. Rasio pertumbuhan dapat
diformulasikan sebagai berikut. Keterangan: = tahun sekarang= tahun
sebelumnya
1. 1,79 x 100% = 179%2. 1,16 x 100% = 116%3.
0,099 x 100% = 9,9%
Tabel 4.Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Buton Utara Tahun 2009-2011
TahunRealisasi Penerimaan PADRasio PertumbuhanPersentase (%)
Xn - Xn-1Xn-1
20091.658.125.000928.175.0001,79179%
20102.993.763.4432.586.300.0001,16116%
2011550.000.0005.580.063.4430,0999,9%
Sumber : Data diolahBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa rasio pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Buton Utara tahun 2009 sampai tahun 2011 berkisar dari 179% sampai
9.9%, ini menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan PAD mengalami
penurunan. Pada tahun 2009 rasio pertumbuhan PAD Kabupaten Buton
Utara sebesar 179%. Pada tahun 2010 Rasio pertumbuhan mengalami
penurunan sebesar 63% menjadi 116%. Pada tahun 2011 Rasio
pertumbuhan PAD Kabupaten Buton Utara yang dicapai mengalami
penurunan sebesar 106,1% menjadi 9,9%. Dilihat dari perolehan
penerimaannyaa, PAD Kabupaten Buton Utara mengalami peningkatan
namun setelah dianalisis ke dalam rasio pertumbuhan PAD mengalami
penurunan. Ini menunjukan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah
terhadap rasio pertumbuhan PAD adalah tidak baik.
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah
menggunakan lintas seksi/Industri (cross section)a. Rasio
efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rasio
Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Rasio efektivitas menggambarkan
kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan
potensi riil daerah. Semakin tinggi rasio efektivitas, maka semakin
baik kinerja pemerintah daerah. Kemampuan daerah dalam menjalankan
tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dihasilkan mencapai
minimal sebesar 1 (satu) atau 100%. Rasio efektivitas dapat
diformulasikan sebagai berikut.
1) 1 x 100% = 100%2) 2,162,16 x 100% = 216%3) 1,01 1,01 x 100% =
101%Tabel 5. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Buton Utara Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun AnggaranTarget PADRealisasi PADRasio EfektivitasPersentase
(%)
20092.586.300.0002.586.300.001100%
20102.586.300.0005.580.063.4432,16216%
2011371.004.3546.130.063.4431,01101%
Sumber : Data diolahDari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio
efektivitas pemungutan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Buton
utara tahun anggaran 2009 sampai 2011 adalah baik karena persentase
yang diperoleh dari rasio efektivitas PAD Kabupaten Buton Utara
melebihi 1 atau 100%.Pada tahun 2009 rasio efektivitas pendapatan
daerah Kabupaten Buton utara sebesar 1 atau 100%, Pada tahun 2010
rasio efektivitas Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Buton utara
adalah sebesar 216%. Dan pada tahun 2011 rasio efektivitas PAD
Kabupaten Buton utara mencapai 101%.Jadi kinerja keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Buton Utara dalam merealisasikan PAD
yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan
berdasarkan potensi riil daerah adalah baik. Rasio Efisiensi
Pendapatan Asli Daerah (PAD)Rasio efisiensi adalah rasio yang
menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang
diterima. Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan
pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang
dari 1 (satu) atau dibawah 100%. Semakin kecil rasio efisiensi
berarti kinerja pemerintah daerah semakivn baik. Rasio efisiensi
dapat diformulasikan sebagai berikut.
1) 99,99 x 100% 2) 55,37 x 100% 3) 65,65 x 100%
Tabel 6. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Buton Utara Tahun 2009-2011
TahunBiaya yang dikeluarkan untuk PADRealisasi Penerimaan
DaerahRasio EfisiensiPersentase (%)
2009258.606.654.6182.586.300.00099,9910.00%
2010308.966.012.2295.580.063.44355,375.54%
2011402.425.218.8556.130.063.44365,656.66%
Sumber : Data diolahDari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio
efisiensi dalam mengeluarkan biaya untuk memperoleh pendapatan yang
dibandingkan dengan realisasi pendapatan yang diterima di Kabupaten
Buton utara tahun anggaran 2009 sampai 2011, persentase rasio
efisiensi PAD yang diperoleh Kabupaten Buton Utara adalah tidak
baik karena karena biaya yang dikeluarkan untuk memungut Pendapatan
Asli Daerah (PAD) lebih besar dibanding dengan realisasi yang
diperoleh daerah (Realisasi Penerimaan Daerah) sehingga persentase
yang diperoleh dari rasio efisiensi melebihi 100% sedangkan kinerja
pemerintah daerah dikatakan efisien apabila rasio yang dicapai
kurang dari 1 (satu) atau dibawah 100%.Pada tahun 2009 rasio
efisiensi pendapatan daerah Kabupaten Buton utara mencapai sebesar
9.999%. Pada tahun 2010 rasio efisiensi pendapatan daerah Kabupaten
Buton utara adalah sebesar 5.537%. Dan pada tahun 2011 rasio
efisiensi Kabupaten Buton utara adalah sebesar 6.565%.Hal ini
menggambarkan bahwa Pemerintah Kabupaten Buton Utara masih kurang
efisien dalam melakukan pemungutan sumber pendapatan daerah
disebabkan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada
realisasi pendapatan daerah yang diperoleh pemerintah Kabupaten
Buton Utara. Jadi kinerja keuagan pemerintah daerah Kabupaten Buton
Utara dalam mengefisiensikan biaya adalah tidak baik.b. Debt
Service Coverage Ratio (DSCR)DSCR merupakan perbandingan antara
penjumlahan PAD, Bagian Daerah (BD) dari pajak bumi dan bangunan
(PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHBT),
penerimaan sumber daya alam dan bagian daerah lainnya serta DAU
setelah dikurangi belanja wajib (BW), dengan penjumlahan angsuran
pokok, bunga dan biaya pinjaman lainnya yang jatuh tempo. Biaya
Wajib (BW) dalam hal ini berasal dari jumlah belanja rutin dan dana
alokasi khusus (DAK). Rasio debt service coverage ratio dapa
diformulasikan sebagai berikut.
Dalam rangka melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana di
daerah, selain mengandalkan pendapatan asli daerah, pemerintah
daerah dapat menggunakan alternatif sumber dana lain, yaitu dengan
melakukan pinjaman, sepanjang prosedur dan pelaksanaannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Ketentuan tersebut misalnya
menyangkut persyaratan, penggunanaan pinjaman, maupun prosedur.
Namun pada Pemerintahan Kabupaten Buton Utara selama tahun anggaran
2009-2011 tidak melakukan pinjaman dari pihak lain. Hal ini
dikarenakan pemerintah Kabupaten Buton Utara sudah merasa cukup
dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat sehingga pemerintahan
Kabupaten Buton Utara tidak melakukan peminjaman.C. Uji Variabel1.
Uji variabel dengan menggunakan metode lintas waktu (time series)a.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (RKKD)1,7% (2011) < 1,9%
(2010) > 1% (2009)RKKD pada tahun 2009 dan RKKD tahun 2011 lebih
kecil dibanding RKKD pada tahun 2010, namun RKKD pada tahun 2011
lebih besar daripada RKKD tahun 2009 sehingga menunjukan kinerja
keuangan pemerintah daerah adalah baik.
b. Rasio Pertumbuhan (RP)9,9% (2011) > 116% (2010) < 179%
(2009)RP Kabupaten Buton Utara selama tahun anggaran 2009 sampai
tahun anggaran 2011 mengalami penurunan sehingga kinerja keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Buton Utara pada rasio pertumbuhan PAD
adalah tidak baik.2. Uji variabel dengan menggunakan lintas
Seksi/Industri (Cross Section)a. Rasio Efektivitas dan Efisiensi
Pendapatan Asli Daerah Rasio Efektivitas101% (2011) < 216%
(2010) > 100% (2009)RE PAD Kabupaten Buton Utara selama tahun
anggaran 2009 sampai tahun anggaran 2011 > 1 atau 100%, maka
kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Buton Utara adalah
baik. Rasio Efisiensi6.565%(2011) < 5.537% (2010) > 9.999%
(2009)RE Kabuparen Buton Utara selama tahun anggaran 2009 sampai
tahun anggaran 2011 > 1 atau 100%, maka kinerja keuangan
pemerintah daerah dinyatakan kurang baik.b. Rasio DSCR (Debt
Service Coverage Ratio)Pada rasio ini Pemerintah Daerah Kabupaten
Buton Utara tidak melakukan pinjaman sehingga kinerja keuangan
pemerintah daerah adalah baik
BAB VIPENUTUPANTerdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian. Simpulan merupakan penyajian singkat apa yang telah
diperoleh dari pembahasan. Saran merupakan anjuran yang disampaikan
kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.A.
KesimpulanBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Rasio
kemandirian keuangan daerah Kabupaten Buton Utara mengalami
penurunan dan kenaikan. Rasio kemandirian keuangan daerah Kabupeten
Buton Utara berkisar dari 1% samapi 1,7% selama tahun anggaran
2009-2011. Dalam hal ini, kemampuan daerah membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat
sudah dikatakan baik, dengan kata lain bahwa kinerja keuangan
pemerintah daerah dapat dinyatakan baik.2. Rasio pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Buton Utara tahun 2009
sampai tahun 2011 berkisar dari 179% sampai 9.9%, ini menunjukkan
bahwa rasio pertumbuhan PAD mengalami penurunan. Dilihat dari
perolehan penerimaannyaa, PAD Kabupaten Buton Utara mengalami
peningkatan namun setelah dianalisis ke dalam rasio pertumbuhan PAD
mengalami penurunan. Ini menunjukan bahwa kinerja keuangan
pemerintah daerah terhadap rasio pertumbuhan PAD adalah tidak
baik.3. Rasio efektivitas pemungutan Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Buton utara tahun anggaran 2009 sampai 2011 adalah baik
karena persentase yang diperoleh dari rasio efektivitas PAD
Kabupaten Buton Utara melebihi 1 atau 100%. Jadi kinerja keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Buton Utara dalam merealisasikan PAD
yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan
berdasarkan potensi riil daerah adalah baik.4. Rasio efisiensi
dalam mengeluarkan biaya untuk memperoleh pendapatan yang
dibandingkan dengan realisasi pendapatan yang diterima di Kabupaten
Buton utara tahun anggaran 2009 sampai 2011, persentase rasio
efisiensi PAD yang diperoleh Kabupaten Buton Utara adalah tidak
baik karena karena biaya yang dikeluarkan untuk memungut Pendapatan
Asli Daerah (PAD) lebih besar dibanding dengan realisasi yang
diperoleh daerah (Realisasi Penerimaan Daerah) sehingga persentase
yang diperoleh dari rasio efisiensi melebihi 100% sedangkan kinerja
pemerintah daerah dikatakan efisien apabila rasio yang dicapai
kurang dari 1 (satu) atau dibawah 100%.5. Pada pemerintahan
kabupaten Buton Utara tidak melakukan pinjaman dari pihak lain. Hal
ini dikarenakan pemerintah Kabupaten Buton Utara sudah merasa cukup
dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat sehingga pemerintahan
Kabupaten Buton Utara tidak melakukan peminjaman. Jadi kinerja
keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Utara dalam rasio ini
adalah baik.
B. SaranSebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Buton
Utara maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:1.
Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Utara harus terus meningkatkan
dan pengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)dari tahun ke tahun
dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber dana ekstern atau
bantuan pemerintah pusat dan provinsi dengan cara mengelolah sumber
daya yang belum diolah selama ini.2. Diharapkan Pemerintah Daerah
Kabupaten Buton Utara perlu meningkatkan realisasi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun ke tahun sehingga dapat
melaksanakan otonomi daerah dengan lebih baik. Upaya yang dilakukan
yaitu dengan meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai kesadaran membayar pajak dan retribusi daerah.3.
Pemerintah daerah sebaiknya meminimalkan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memungut PAD sehingga dapat mencapai tingkat
efisiensi.
DAFTAR PUSTAKAKajian Buku TeksAdisasmita, Rahardjo (2011).
Pembiayaan Pembangunan Daerah, edisi pertama. Yogyakarta:Graha
Ilmu_________________ (2011).Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran
Daerah, edisi pertama. Yogyakarta: Graha IlmuAnggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD)Penjabaran Kabupaten Buton Utara Tahun
Anggaran 2009Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin (2007). Akuntansi
Sektor Publik, edisi pertama. Semarang:Badan penerbit Universitas
DiponegoroPeraturan Bupati Buton Utara Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Pejabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Buton UtaraPeraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Buton Utara Tahun
Anggaran 2010Peraturan Bupati Buton Utara Nomor 20 Tahun 2011
Tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Buton Utara Tahun Anggaran 2011Realisasi Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Buton Utara Tahun 2009-2011 Ulum,
Ihyaul (2009). Audit Sektor Publik, edisi 1. Jakarta: Bumi
Aksara
Kajian SkripsiDetisa,Dora (2009)Analisis Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Daerah Khusus Pada Pemerintahan
Nanggroe Aceh Darussalamskripsi.Jurusan Akuntansi Universitas
Sumatera UtaraHikmah (2007)Analisis Kinerja KeuanganPemerintah
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Untuk Tahun Anggaran 2005 dan
2006. Program ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas HasanuddinKarya
Setya Azhar, Mhd (2008) Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota Sebelum dan Setelah Otonomi Daerahskripsi. Jurusan
Akuntansi Universitas Sumatera UtaraRusydi, Bahrul Ulum
(2010)Analisis Determinan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dan
Deteksi ilusi Fiskal (studi kasus provinsi di indonesia tahun
2005-2008Skripsi. FakultasEkonomi Universitas Dipongoro
Semarang.Suparto,Tri (2007)Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sleman Dalam Masa Otonomi Daerah Tahun
2000-2004skripsi.Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Islam
IndonesiaThesaurianto,Kuncoro(2007)Analisis Pengelolaan Keuangan
Daerah Terhadap Kemandirian DaerahTesis. Program Magister Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro Semarang.
Kajian
Internethttp://paulusmtangke.wordpress.com/2009/03/18/otonomi-daerah-landasan-hukum-asas-dan
pemda/)http://saifoel.multiply.com/journal/item/6http://www.feuhamka.com/artkel22.htmwww.salakanagara.org/_/articles/reformasi-birokrasi/
70