Top Banner
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Logo Bank BNI 4.2 Profil Bank Negara Indonesia Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga
30

Bab IV Dan Bab v Adam

May 15, 2017

Download

Documents

Karno Chem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab IV Dan Bab v Adam

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1Logo Bank BNI

4.2Profil Bank Negara Indonesia

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah

Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi

pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang

Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya

beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati

sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada

tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Page 2: Bab IV Dan Bab v Adam

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari

Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah

membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank

sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan

kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses

langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank

Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan

ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari

identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai

akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih

dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat

- 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan

tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank

Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan

publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun

1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan

lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan

identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga

Page 3: Bab IV Dan Bab v Adam

menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja

secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai

digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah

keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI'

dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam

logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional

pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada akhir tahun 2011, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60%

saham BNI, sementara 40% saham selebihnya dimiliki oleh pemegang saham

publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah

bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total

dana pihak ketiga. Kapabilitas BNI untuk menyediakan layanan jasa keuangan

secara menyeluruh didukung oleh perusahaan anak di bidang perbankan syariah

(Bank BNI Syariah), pembiayaan (BNI Multi Finance), pasar modal (BNI

Securities), dan asuransi (BNI Life Insurance).

Dengan total aset senilai Rp 299,1 triliun dan lebih dari 23.639 karyawan

pada akhir tahun 2011, BNI mengoperasikan jaringan pelayanan yang luas

mencakup 1.364 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London,

Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 6.227 unit ATM milik sendiri, serta fasilitas

Page 4: Bab IV Dan Bab v Adam

Internet banking dan SMS banking yang memberikan kemudahan akses bagi

nasabah.

Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya,

BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta

senantiasa menjadi kebanggaan negara.

Visi BNI

Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja

 

Pernyataan Visi

BNI berupaya menjadi Bank yang menunjukkan kinerja unggul untuk

memberikan nilai investasi yang memuaskan bagi para pemegang saham,

menjadi the bank of choice dengan menyajikan kualitas layanan yang terbaik,

serta menjadi dominant player (market leader) dengan menyajikan produk/jasa

bernilai tinggi di segmen pasar yang dilayani

Misi BNI

1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh

nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)

2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan

berprestasi.

Page 5: Bab IV Dan Bab v Adam

4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan

sosial.

5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.

Values

Kenyamanan dan Kepuasan

4.3Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer. Data dikumpulkan dengan

teknik penyebaran kuesioner, yaitu dengan memberikan peryataan tertulis

kepada responden. Selanjutnya responden memberikan tanggapan atas

pernyataan yang diberikan. Kuesioner ini bersifat tertutup dimana

jawabannya sudah tersedia. Pengisian kuesioner ini diharapkan dapat

selesai dalam waktu kurang lebih 25 menit. Sebelum suatu kuesioner yang

merupakan instrumen dalam penelitian digunakan secara luas terlebih

dahulu dilakukan pengujian terhadap 30 responden untuk mengukur

reliabilitas dan validitas dari alat ukur tersebut.

4.3.1 Uji Validitas

4.3.1.1 Variabel Brand Awareness

Hasil Penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur.

Page 6: Bab IV Dan Bab v Adam

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan

eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau

rasional, bila kriteria yagn ada dalam instrumen secara rasional

(akademis) telah mencerminkan apa yang diukur. Validitas

eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan

fakta-fakta empiris yang telah ada (Sugiyono, 2002: 109-111).

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

validitas empiris dengan teknik analisis item, yaitu dengan

mengkorelasikan skor tiap butir pernyataan dengan skor total.

Seperti yang telah dikemukakan bahwa, analisis faktor dilakukan

dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total.

Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas

maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat (Sugiyono,

2002: 115).

Hasil dari uji validitas untuk variabel Brand Awareness dari

setiap pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan dapat

diketahui seperti pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness

NomorCorrected Item-Total Correlation

Keterangan

Pernyataan ke-1 0.868 Valid

Pernyataan ke-2 0.852 Valid

Pernyataan ke-3 0.903 Valid

Pernyataan ke-4 0.920 Valid

Page 7: Bab IV Dan Bab v Adam

Pernyataan ke-5 0.782 Valid

Pernyataan ke-6 0.816 Valid

Pernyataan ke-7 0.832 Valid

Pernyataan ke-8 0.818 Valid

Pernyataan ke-9 0.782 Valid

Pernyataan ke-10 0.875 Valid

Pernyataan ke-11 0.825 Valid

Berdasarkan tabel tersebut di atas, semua butir

pernyataan untuk variabel Brand Awareness dapat dikatakan valid

dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

4.3.1.2 Variabel Keputusan Pembelian

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian

NomorCorrected Item-

Total CorrelationKeterangan

Pernyataan ke-1 0.390 Valid

Pernyataan ke-2 0.467 Valid

Pernyataan ke-3 0.611 Valid

Pernyataan ke-4 0.497 Valid

Pernyataan ke-5 0.444 Valid

Pernyataan ke-6 0.662 Valid

Pernyataan ke-7 0.472 Valid

Pernyataan ke-8 0.531 Valid

Pernyataan ke-9 0.384 Valid

Berdasarkan tabel tersebut di atas, semua butir

pernyataan untuk variabel Keputusan Pembelian dapat dikatakan

valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

Page 8: Bab IV Dan Bab v Adam

4.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau sama dengan reliabel (terandal) yang

mengandung pengertian kemampuan kuesioner memberikan hasil

pengukuran yang konsisten. Azwar (2001) mengatakan bahwa

reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

artinya keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya.

Hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek ang sama

diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur tidak

berubah.

Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat

dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan

data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal

tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode

Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha Cronbrach’s 0

sampai 1.

Trinton (2006), jika skala itu dikelompok ke dalam lima

kelas dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha

dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel.

2. Nilai Alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel.

3. Nilai Alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel.

4. Nilai Alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel.

Page 9: Bab IV Dan Bab v Adam

5. Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel.

Nugroho (2005), reliabilitas suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach’s > dari 0,60.

Suyuthi (2005), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai

koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Jadi pengujian reliabilitas

instrumen dalam suatu penelitian dilakukan karena keterandalan

instrumen berkaitan dengan keajegan dan taraf kepercayaan

terhadap instrumen penelitian tersebut.

4.3.2.1 Variabel Brand Awareness

Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel Brand Awareness dari

setiap pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan dapat

diketahui seperti pada tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Brand Awareness

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.966 11

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai cronbach

alpha seluruh variabel berkisar antara 0 sampai 1, dengan

demikian keseluruhan item dalam instrumen pengukuran dapat

dinyatakan reliabel. Menurut Nugroho dikatakan reliabel apabila dia

mempunyai Cronsbach’s Alpha ≥ 0.60 (Nugroho, 2005:72).

Page 10: Bab IV Dan Bab v Adam

Dengan demikian, kuesioner untuk variabel Brand Awareness

dikatakan sangat reliabel.

4.3.2.2 Variabel Keputusan Pembelian

Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel Keputusan Pembelian

dari setiap pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan dapat

diketahui seperti pada tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.824 9

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai cronbach

alpha seluruh variabel berkisar antara 0 sampai 1, dengan

demikian keseluruhan item dalam instrumen pengukuran dapat

dinyatakan reliabel. Menurut Nugroho dikatakan reliabel apabila dia

mempunyai Cronsbach’s Alpha ≥ 0.60 (Nugroho, 2005:72).

Dengan demikian, kuesioner untuk variabel Keputusan Pembelian

dikatakan sangat reliabel.

4.4Identitas Responden

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah nasabah BNI

Taplus Anak. Jumlah sampel adalah 100 orang Nasabah BNI Taplus Anak

Page 11: Bab IV Dan Bab v Adam

yang telah didampingi orang tua dalam mengisi kuesioner yang diberikan

sebagai instrumen pengumpul data penelitian.

4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Data tentang responden adalah siswa kelas 6 Sekolah Dasar

Islam Rawasari. Jumlah siswa yang menjadi responden tersebut

sebanyak 60 orang. Berikut adalah hasil penelitiannya:

Tabel 9. Distribusi Data Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Presentase 11 Tahun 30 30%

12 Tahun 40 70%

Total 100 100%

Berdasarkan hasil penelitian menurut usia, usia responden

paling rendah adalah 11 tahun dan paling tinggi adalah 12 tahun.

Kebanyakan responden merupakan siswa Sekolah Dasar kelas V

dan kelas VI.

4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 10. Distribusi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentaselaki-laki 23 23%

perempuan 77 77%Total 100 Orang 100%

Berdasarkan hasil penelitian menurut jenis kelamin adalah

kebanyakan yang menjadi sample penelitian adalah perempuan

Page 12: Bab IV Dan Bab v Adam

sebanyak 77 orang atau 77% dan laki-laki sebanyak 23 orang atau

23%.

4.5Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan statistik untuk pengujian hipotesis yang meliputi

koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji-t dan regresi yang diperoleh

dengan bantuan komputer, yaitu program SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) versi 16.0, terangkum pada tabel berikut ini.

Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Statistik Antara Variabel Program Corporate Social Responsibility PT. Garuda Food (X) dengan

Keputusan Pembelian (Y)

VARIABEL BEBAS Koefisien Regresi T HitungBrand Awareness 0,334 15,069Konstanta 39,999Variebel Terikat R (Korelasi)R2 (koefisien determinasi) T Tabel

: Keputusan Pembelian : 0,618: 0,382

: 1,671

4.5.1 Analisis Korelasi

Berdasarkan tabel 11 di atas diketahui nilai koefisien

korelasinya (r) sebesar 0,618. Nilai ini mencerminkan bahwa antara

Brand Awareness dengan Keputusan Pembelian secara kualitatif

mempunyai hubungan yang tergolong kuat. Hasil koefisien korelasi

(r) yang positif (0,618) menunjukkan orientasi pengaruh positif,

dimana semakin tinggi/semakin baik Brand Awareness yang

Page 13: Bab IV Dan Bab v Adam

diterapkan, maka ekualitas Keputusan Pembelian juga akan

meningkat.

4.5.2 Analisis Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah 0,382 atau

dalam persentase = 38,20%. Hal ini mencerminkan bahwa variabel

bebas (Brand Awareness) mampu menjelaskan variasi perubahan

variabel terikat (Keputusan Pembelian). Besaran angka koefisien

determinasi tersebut juga menunjukkan bahwa kontribusi variabel

Brand Awareness terhadap variabel Keputusan Pembelian adalah

38,20%. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 61,8%, dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini.

4.5.3 Analisis Uji Hipotesis (Uji-t)

Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai thitung sebesar

15,069. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang

dirumuskan, maka terlebih dahulu nilai thitung dibandingkan dengan

nilai ttabel. Apabila nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel

maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Nilal ttabel pada taraf level of significant 5% ( = 0,05) dengan degree

freedom (df) = 58 adalah sebesar 1,671. Dengan demikian, jika

dibandingkan antara nilai thitung (15,069) dan nila ttabel (1,671). Maka

nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel. Ini berarti, hipotesis nol

(Ho) ditolak dan Ha diterima; atau dengan kata lain terdapat

Page 14: Bab IV Dan Bab v Adam

hubungan yang positif dan signifikan antara Brand Awareness

dengan Keputusan Pembelian Nasabah BNI Taplus Anak.

4.5.4 Analisis Regresi Sederhana

Dari hasil uji-t diketahui bahwa nilai signifikansinya (0,056)

lebih besar dari 0.05 dan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. Hal ini,

selain menyatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima, juga

menunjukkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh dapat

digunakan, sebagai prediksi yang baik.

Berdasarkan tabel 11 di atas, dapat disusun persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = 39,999 + 0,334X

Berdasarkan persamaan di atas dlketahui nilai konstantanya

sebesar 39,999. Secara matematis, nilai konstanta tersebut

menyatakan bahwa pada saat Brand Awarenessbenilai 0, maka

Keputusan Pembelian memiliki nilai 39,999.

Selanjutnya nilal positif (0,334) yang terdapat pada koefisien

regresi variabel bebas (Brand Awareness) menggambarkan bahwa

arah hubungan antara variabel bebas dengan vartabel terikat

(Keputusan Pembelian) adalah searah; dimana setiap kenaikan satu

satuan variabel Brand Awareness akan. menyebabkan kenaikan

Keputusan Pembelian sebesar 0,334.

Persamaan di atas apabila digambarkan garis regresinya

tampak sebagai berikut.

Page 15: Bab IV Dan Bab v Adam

Gambar 2. Garis Regresi Pengaruh Brand Awareness(X) terhadap Keputusan Pembelian (Y).

4.6Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah diuraikan hasil perhitungan beserta analisis yang disajikan

secara singkat, maka pada bagian ini akan dijelaskan interpretasi data

penelitian yang berkenaan dengan hasil perhitungan yang telah diperoleh.

Hasil pengujian regresi linier sederhana antara variabel Brand

Awareness dengan variabel Keputusan Pembelian untuk persamaan regresi

adalah a = 39,999 dan b = 0,334 sehingga diperoleh persamaan

regresi linier sederhana Y = 39,999 + 0,334 X.

Hasil ini menunjukkan bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y

dipengaruhi oleh konstanta sebesar 39,999 dan variabel Brand Awareness

sebesar 0,334 artinya kenaikan yang terjadi pada variabel Keputusan

Pembelian dipengaruhi oleh kenaikan variabel Brand Awareness sebesar

0,334.

80 - 70 - 60 - 50 - 40 - 30 - 20 - 10 - 0 -

0 20 40 60 80 100

Y = 39,999 + 0,334X

78,66

Page 16: Bab IV Dan Bab v Adam

Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel Brand

Awareness memiliki hubungan atau berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian di SD Islam Rawasari Jakarta. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa koefien korelasi r sebesar 0,618 memiliki keterikatan yang kuat

terhadap hubungan kedua variabel. Determinasi kedua variabel adalah

sebesar 38,20% menunjukkan bahwa variabel Brand Awareness

memberikan pengaruh sebesar 38,20% terhadap variabel Keputusan

Pembelian sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hipotesis

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel Brand Awarenessterhadap variabel Keputusan Pembelian

Nasabah BNI Taplus Anak dapat dibuktikan.

Page 17: Bab IV Dan Bab v Adam

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan Brand

Awareness dengan Keputusan Pembelian (studi kasus Nasabah BNI Taplus

Anak) dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Brand Awareness berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Nasabah

BNI Taplus Anak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koefien korelasi r

sebesar sebesar 0,618 memiliki keterikatan yang kuat terhadap hubungan

kedua variabel. Determinasi kedua variabel adalah sebesar 38,20%

menunjukkan bahwa variabel Brand Awareness memberikan pengaruh

sebesar 38,20% terhadap variabel Keputusan Pembelian sementara

sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.

2) Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai thitung sebesar 15,069. Untuk

mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang dirumuskan, maka

terlebih dahulu nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Apabila nilai thitung

lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Nilal t tabel pada taraf level of

significant 5% ( = 0,05) dengan degree freedom (df) = 58 adalah sebesar

1,671. Dengan demikian, jika dibandingkan antara nilai thitung (15,069) dan

nila ttabel (1,671). Maka nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel. Ini

berarti, hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima; atau dengan kata lain

Page 18: Bab IV Dan Bab v Adam

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Brand Awareness

dengan Keputusan Pembelian Nasabah BNI Taplus Anak.

5.2Saran

Dengan melihat hasil pembahasan dan kesimpulan maka

direkomendasikan atau disarankan hal-hal sebagai berikut:

5.2.1 Saran Praktis

5.2.1.1 Perlunya peningkatan Brand Awareness melalui promosi dengan

memanfaatkan media massa maupun secara word of mouth dalam

rangka meningkatkan Keputusan Pembelian Nasabah BNI Taplus

Anak.

5.2.1.2 Perlunya meningkatkan kebersamaan antara perusahaan dalam hal

ini Bank BNI 1946 dengan warga masyarakat dari segala kalangan

usia maupun status sosial melalui program Coporate Social

Responsibility (CSR) yang akan berimbas kepada Keputusan

Pembelian.

5.2.1.3 Perlunya meningkatkan kegiatan promosi secara langsung melalui

kerjasama dengan sekolah-sekolah sehingga mampu meningkatkan

jumlah nasabah BNI Taplus Anak.

5.2.2 Saran Akademis

Studi ini berusaha untuk menunjukan bawa salah satu faktor

yang dapat menentukan keberhasilan suatu perusahaan bisa

didapatkan melalui kualitas produk dan juga promosi yang efektif dan

Page 19: Bab IV Dan Bab v Adam

efisien. Studi ini juga menunjukan bahwa jika hal datas dijalankan

dengan baik dan benar dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam

bidang jasa perbankan seperti Bank BNI 1946 dapat memenangkan

keunggulan bersaing. Akan menarik pula untuk dikaji faktor-faktor yang

menentukan keberhasilan suatu perusahaan, seperti aspek lain dari

strategi pemasaran.

Peneliti sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak terdapat permasalahan dan agar ke

depannya pembaca dapat mengkaji variabel lain di luar model

penelitian ini, karena dari hasil penelitian menunjukkan masih terdapat

variabel lain yaitu sebesar 61,8% yang mempengaruhi Keputusan

Pembelian.

5.3Implikasi

Implikasi dari temuan penelitian mencakup pada dua hal, yakni

implikasi akademis dan praktis. Implikasi akademis berhubungan dengan

kontribusinya bagi perkembangan teori-teori brand awareness perusahaan

dan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusinya temuan penelitian

terhadap penguatan Keputusan Pembelian pada pelanggan

Berdasarkan kesimpulan dan saran di atas maka memiliki implikasi

sebagai berikut:

5.3.1 Implikasi Praktis

Page 20: Bab IV Dan Bab v Adam

Implikasi praktis dalam penelitian ini juga berlaku bagi penyelenggara,

maupun perancang program-program perusahaan khususnya brand

awareness sebagai berikut :

a) Peningkatan brand awareness dapat dilakukan dengan cara

melakukan promosi di media massa maupun melalui kegiatan-

kegiatan yang mengundang partisipasi masyarakat seperti program

CSR, kampanye lingkungan sehat dan lain sebagainya. Penelitian

ini telah menghasilkan suatu model bahawa peningkatan brand

awareness dapat dijadikan sebagai instrumen untuk meningkatkan

kesadaran merek pelanggan sekaligus diharapkan dapat

memperkuat keputusan pembelian calon nasabah..

b) Temuan di dalam penelitian ini, bahwa dalam melakukan

pengembangan program-program promosi maupun pemberdayaan

masyarakat sebagai calon nasabah potensial terutama anak

sebagai yang akan dijadikan sasaran penelitian..

c) Penelitian ini telah menghasilkan pengaruh brand awareness

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Dengan demikian

salah satu strategi pemasaran yang dapat ditempuh dalam

meningkatkan keputusan pembelian konsumen adalah melalui

peningkatan brand awareness.

5.3.2 Implikasi Akademis

Page 21: Bab IV Dan Bab v Adam

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara konsisten menunjukan

bahwa brand awareness memberikan pengaruh yang besar pada

keputusan pembelian konsumen.

Implikasi akademis penelitian ini berkaitan dengan teori pemasaran

maupun strategi yang dapat ditempuh dalam upaya meningkatkan

jumlah konsumen atau nasabah dalam konteks penelitian ini. Implikasi

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Implikasi yang berkenan dengan teori pemasaran dalam hal ini

brand awareness, penelitian ini telah berhasil mengelaborasi

konsepsi brand awareness yang dapat mempengaruhi Keputusan

Pembelian di masyarakat.

b) Implikasi akademis yang berkenaan dengan brand awareness

adalah mengenai bagaimana perusahaan-perusahaan mampu

menjadikan brand perusahaan sebagai alat efektif dalam

meningkatkan jumlah nasabah. Hal ini dapat dicapai jika

perusahaan mampu terus menjaga dan meningkatkan brand

awareness di benak konsumen sehingga ketika konsumen

membutuhkan produk perbankan maka brand perusahaan menjadi

hal yang pertama ada di pikiran nasabah.

c) Implikasi teroritis kaitannya dengan brand awareness dapat

meningkatkan Keputusan Pembelian. Menciptakan Keputusan

Pembelian yang merupakan tujuan akhir dari suatu aktivitas

program kerja Public Relation (PR) yang biasanya berada di

Page 22: Bab IV Dan Bab v Adam

dibawah divisi pemasaran suatu perusahaan, baik untuk keperluan

publikasi maupun promosi, peranan public relation mencakup

bidang yang luas menyngkut hubungan dengan berbagai pihak dan

tidak hanya sekedar berbentuk relations dalam arti sempit, karena

personal relations mempunyai peranan yang cukup besar dalam

melakukan aktifitas publik relations. Bagaimana meningkatkan

kesadaran pengertian, dan pemahaman tentang aktifitas

perusahaan atau lembaga termasuk membentuk sikap yang

menyenangkan (favouritable) itikad baik (good will), toleransi

(tolerance), saling pengertian (mutual understanding), saling

mempercayai (mutual confidene), saling menghargai (mutual

appreciation), dan pada akhirnya akan menciptakan citra baik

(good image).