Top Banner
BAB III METODE 3.1. Populasi Pengumpulan Data Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan objek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah keluarga di RT 05/ RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten periode 02 Februari 2015 sampai dengan 07 Maret 2015. 3.2. Sampel Pengumpulan Data Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel harus bersifat representatif. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah tiga keluarga binaan di RT 05/ RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. 3.3. Responden Pengumpulan Data Responden pada pengumpulan data ini merupakan anggota keluarga binaan yang kooperatif dan yang selalu kami temui saat kunjungan. Responden sebanyak 7 orang yang terdiri dari keluarga pertama sebanyak 2 orang, 79
28

BAB III , IV, V

Sep 14, 2015

Download

Documents

Aldy

ph
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IIIMETODE

3.1. Populasi Pengumpulan DataDalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan objek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah keluarga di RT 05/ RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten periode 02 Februari 2015 sampai dengan 07 Maret 2015.

3.2. Sampel Pengumpulan Data Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel harus bersifat representatif. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah tiga keluarga binaan di RT 05/ RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

3.3. Responden Pengumpulan DataResponden pada pengumpulan data ini merupakan anggota keluarga binaan yang kooperatif dan yang selalu kami temui saat kunjungan. Responden sebanyak 7 orang yang terdiri dari keluarga pertama sebanyak 2 orang, keluarga kedua sebanyak 3 orang, keluarga ketiga sebanyak 2 orang. Diketahui bahwasannya tidak semua anggota bisa meluangkan waktu untuk dijadikan sebagai responden pengumpulan data dengan alasan pekerjaan ditambah anggota keluarga yang berumur dibawah tujuh belas tahun tidak termasuk kriteria inklusi.

3.4. Jenis Dan Sumber Data3.4.1 Jenis data3.4.1.1 Data KualitatifData kualitatif adalah data yang berbentuk kata - kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai cara pengumpulan data misalnya wawancara, analisis, observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Data kualitatif yang didapatkan yaitu melalui wawancara dengan keluarga binaan serta kader, dan kepala puskesmas.

3.4.1.2 Data KuantitatifData kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau di analisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu: Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya: jumlah perempuan dan laki-laki, jumlah orang yang menyelesaikan pendidikan terakhir. Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan). Data kontinyu adalah data dalam bentuk angka atau bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinyu dapat berbentuk bilangan pecahan, contohnya adalah umur.Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian, dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan: Nama pengumpul data. Nama peserta yang datanya diambil. Tanggal dan waktu pengumpulan data. Lokasi pengumpulan data. Keterangan-keterangan tambahan data.Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.Berdasarkan uraianuraian tersebut, maka dipilih instrumen pengumpulan data berupa wawancara terpimpin dengan menggunakan kuesioner. Dipilihnya kuesioner ini dikarenakan kuesioner bersifat objektif dan jujur karena berasal dari sumber data (responden) secara langsung, diharapkan dapat lebih mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dari responden secara langsung sehingga secara tercipta hubungan yang baik antara pewawancara dan responden, selain itu dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas, serta cukup efisien dalam penggunaan waktu untuk mengumpulkan data. Sumber data yaitu ketiga keluarga binaan di Desa Garapan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.

3.4.2 Sumber DataSumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu tiga keluarga binaan di RT 05/ RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.3.4.2.1 Data primerData yang langsung didapatkan dari hasil kuesioner presurvey pengetahuan mengenai pencahayaan rumah kepada keluarga binaan di Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga melalui wawancara terpimpin dan observasi, didapatkan hasil pengetahuan yang buruk pada keluarga binaan mengenai pencahayaan rumah yaitu sebanyak 100 %.

3.4.2.2 . Data sekunderData yang didapat bersumber dari data yang sudah ada di Puskesmas Tegal Angus, berupa data Rumah Sehat 2013.

3.4.2.3 . Data tersierData yang didapat dari buku dan internet mengenai teori pengetahuan

3.5. Penentuan Instrument Pengumpulan DataInstrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah yang sering disebut instrument penelitian.Instrument sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Instrument yang dipakai untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner.

3.6. Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan di Desa Garapan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data ini dilakukan selama 11 hari, pada tanggal 11 21 Februari 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terpimpin. Interview jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman - pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga interview hanya membacakan pertanyaan pertanyaan tersebut kepada interviewer. Pertanyaan pertanyaan di dalam kuesioner tersebut disusun sedemikian rupa sehingga mencakup variabel - variabel yang berkaitan dengan hipotesisnya. Keuntungan dari wawancara terpimpin ini antara lain: Pengumpulan dan pengolahannya dapat berjalan dengan cermat/teliti. Hasilnya dapat disajikan kualitatif maupun kuantitatif. Interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang, karena adanya pertanyaan-pertanyaan yang uniform.Sedangkan kelemahan wawancara jenis ini antara lain: pelaksanaan wawancara kaku, interview selalu dibayangi pertanyaan - pertanyaan yang sudah tersusun. Di samping itu interviewer menjadi terlalu formal, sehingga hubungannya dengan responden kurang fleksibel.Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :a. Kriteria inklusiKriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu :1. Bersedia untuk menjadi informan2. Merupakan anggota keluarga binaan3. Usia diatas 17 tahun4. Sehat jasmani dan rohanib. Kriteria EkslusiKriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, yaitu :1. Tidak bersedia menjadi informan2. Berusia kurang dari 17 tahun.3. Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui4. Memiliki gangguan mental

Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Pengumpulan Data pada Keluarga Binaan RT 05/RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Periode 02 Februari 2015 sampai dengan 07 Maret 2015

TanggalKegiatan

Kamis12 Februari 2015Perkenalan dengan kader dan kepala keluarga serta sambung rasa dengan anggota keluarga binaan dan pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan.

Jumat13 Februari 2015Pengumpulan data dasar dari Puskesmas Tegal Angus dan pengumpulan data Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan beberapa masalah yang ditemukan pada keluarga binaan.

Sabtu 14 Februari 2015Diskusi pertama tentang penentuan area masalah sesuai dengan permasalahan yang ada pada kelima keluarga binaan.

Minggu15 Februari 2015Berkunjung ke keluarga binaan untuk melengkapi data dasar, melakukan observasi, dokumentasi rumah keluarga binaan dan Pembuatan Bab I dan II.

Senin16 Februari 2015Pembuatan Kuesioner

Selasa17 Februari 2015Pengisian Kuesioner, pengumpulan data hasil pengisian kuesioner

Rabu18 Februari 2015Pemeriksaan dan pengobatan untuk setiap keluarga binaan

Kamis19 Februari 2015Mengolah data sekunder yang didapat dari Puskesmas Tegal Angus

Jumat20 Februari 2015Pembuatan Bab III dan IV

Sabtu21 Februari 2015Diskusi kedua tentang materi, pengajuan pamflet dan poster

3.7. Pengolahan Data dan Analisis DataDalam mengolah data tentang Pengetahuan Mengenai Pencahayaan Rumah di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir RT 05/RW 06 Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Tahun 2015 digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel. Untuk menganalisis data-data yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisis univariat.Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik.Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel independen yang diukur adalah :1. Tingkat Pendidikan1. Penghasilan1. Hubungan sosial1. Paparan Media Massa1. Pengalaman

BAB IVHASIL ANALISA

4.1 Karakteristik Keluarga BinaanHasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari data karakteristik responden yang terdiridari tiga keluarga binaan di Kampung Garapan RT 05/RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yakni: keluarga Tn.Marjuki, Tn.Yura, dan Tn.Herman.

Diagram 4.1.Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di Kampung Garapan,RT 05/ RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015

Berdasarkan dari diagram 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia pada keluarga binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia < 20 tahun (37,5%)

Diagram 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan di RT 05/RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015

Berdasarkandari diagram 4.2 terlihat tingkat pendidikan terbanyak dari keluarga binaan adalah Tidak Sekolah (87%).

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Keluarga Binaan, Kampung Garapan, RT/RW 05/06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015

Berdasarkan dari diagram 4.3 terlihat jenis pekerjaan terbanyak dari keluarga binaan adalah Nelayan (43%) dan Ibu Rumah Tangga (43%)

4.2 Analisis UnivariatHasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel dalam kuesioner yang dijawab oleh tujuh responden pada bulan Februari 2015.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan tentang Pencahayaan Rumah yang Baik di Kampung Garapan RT 05 RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015PengetahuanTentang Pencahayaan Rumah yang BaikJumlah respondenPersentase (%)

Buruk 7100

Baik 00

Total7100

Tabel diatas menjelaskan bahwa pengetahuan semua responden buruk mengenai pencahayaan rumah yang baik.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Mengenai Aspek Pendidikan di Kampung Garapan RT 05 / RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015Tingkat PendidikanJumlah respondenPersentase (%)

Rendah 7100

Sedang00

Tinggi 00

Total7100

Tabel diatas menjelaskan bahwa tingkat pendidikan semua responden rendah, yaitu tingkat pendidikan yang setara dengan

Tabel 4.3. Distribusi Responden Mengenai Aspek Penghasilan di Kampung Garapan RT 05 /RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015Tingkat penghasilanJumlah respondenPersentase (%)

Rendah7100

Sedang 00

Tinggi 00

Total7100

Tabel diatas menjelaskan bahwa tingkat penghasilan yang dimiliki semua responden rendah, yaitu kurang dari upah minimum regional kota Tangerang yang sebesar Rp 2.442.000,-

Tabel 4.4. Distribusi Responden Mengenai Aspek Hubungan Sosial di Kampung Garapan RT 05/ RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015Hubungan sosialJumlah respondenPersentase (%)

Ya 571,4

Tidak 228,6

Total7100

Tabel diatas menjelaskan bahwa hubungan sosial masyarakat yang terjadi pada responden, yang dinilai dapat mempengaruhi pola pencahayaan pada rumah responden terjalin dengan baik.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Mengenai Aspek Paparan Media Massa di Kampung Garapan RT 05/RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015Paparan media massaJumlahPersentase (%)

Baik00

Buruk7100

Total7100

Tabel diatas menjelaskan bahwa semua responden tidak mendapat paparan media massa yang berkaitan dengan pengetahuan pencahayaan rumah yang baik.

Tabel 4.6.Distribusi Responden Mengenai Aspek Pengalaman RT 05/ RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015

PengalamanJumlahPersentase (%)

Baik00

Buruk7100

Total7100

Tabel diatas menjelaskan bahwa semua responden menerapkan pola pencahayaan rumah berdasarkan pengalaman yang didapatkan responden sebelumnya.

Tabel 4.7. Hasil Analisis Univariat Lima Variabel Pengetahuan Mengenai Pencahayaan Rumah yang Baik Pada Keluarga Binaan terhadap Tujuh Responden di Kampung Garapan RT 05/ RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015NoVariabelHasil UkurJumlah (orang)Persentase (%)

1Pengetahuan tentang pencahayaan rumah yang baikPengetahuan yang baik00

Pengetahuan yang buruk 7100

2Tingkat pendidikan Rendah7100

Sedang 00

Tinggi 00

3Tingkat PenghasilanRendah 7100

Sedang00

Tinggi 00

4Hubungan Sosial Ya228,6

Tidak571,4

5Paparan Media MassaBaik 00

Buruk 7100

6Pengalaman Baik00

Buruk7100

92

4.3. Fish Bone

PAPARAN MEDIA MASSA

PENDIDIKAN

Masyarakat lebih memilih bekerja dari pada sekolahMengacu kepada orang tua sebelumnya yang tidak memiliki pendidikan tinggiMasyarakat tidak pernah melihat & mendengarkan informasi mengenai pencahayaan rumah yang baikKurangnya minat untuk menambah wawasan mengenai pencahayaan rumah dari media massa elektronikHUBUNGAN SOSIALpengalaman

Kurangnya Pemahaman tentang program wajib belajar 12 tahunKurang menariknya penyajian media masa dalam memberikan informasi tentang pencahayaan rumah yang baik.

Pengetahuan Mengenai Pencahayaan Rumah yang Baik

Sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang lainPekerjaan dengan penghasilan yang minimalTerbatasnya sumber dana untuk membuat rumah sehat dengan pencahayaan yang baikPENGHASILANKeterbatasan skill untuk mencari lapangan pekerjaan lainTidak pernah menyinggahi atau tinggal dirumah dengan pencahayaan yang baikMembangun rumah yang sama dengan rumah tetangga yang tidak memenuhi pencahayaan rumah yang baikTidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik di sekitar rumah keluarga binaanKurangnya dana untuk membangun rumah dengan pencahayaan yang baik93

Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar- akar penyebab masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut:1. Kurang menariknya penyajian media masa dalam memberikan informasi tentang pencahayaan rumah yang baik.2. Kurangnya Pemahaman tentang program wajib belajar 12 tahun3. Tidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik di sekitar rumah keluarga binaan4. Kurangnya dana untuk membangun rumah dengan pencahayaan yang baik5. Keterbatasan skill untuk mencari lapangan pekerjaan yang lain

Tabel 4.8. Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada Keluarga Binaan di Kampung Garapan RT 05/ RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Periode 2 Februari 7 Maret 2015No.Akar Penyebab MasalahAlternatif Pemecahan MasalahRencana Intervensi

1Kurang menariknya penyajian media masa dalam memberikan informasi tentang pencahayaan rumah yang baik.

Menjelaskan tentang pencahayaan rumah yang baik dengan cara yang menarikMelakukan penyuluhan dengan menggunakan poster dan leaflet yang menarik mengenai pencahayaan rumah yang baik

2Kurangnya Pemahaman tentang program wajib belajar 12 tahun. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya wajib belajar 12 tahunMemberikan sosialisasi tentang wajib belajar 12 tahun

3Kurangnya dana untuk membangun rumah dengan pencahayaan yang baik

Memberikan informasi alternatif tambahan penghasilan dengan membuat usaha sendiri (contohnya: berjualan makanan) atau dengan menabung sebagian dari penghasilan.

Memberikan himbauan untuk menerapkan kebiasaan menabung

4Keterbatasan skill untuk mencari lapangan pekerjaan yang lain

Memberikan sarana untuk mempelajari skill yang dapat berguna bagi masyarakat dalam membuka lapangan pekerjaan atau bekerja di lapangan pekerjaan lain yang lebih baik dengan menggunakan skill yang diajarkan. Memberikan saran kepada pemerintah setempat untuk mengadakan kursus gratis, berupa kursus yang mengajarkan beberapa skill untuk masyarakat setempat

5Tidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik di sekitar rumah keluarga binaan

Merenovasi atau membedah rumah keluarga binaanMemberikan saran kepada pemerintah setempat untuk melakukan renovasi rumah atau membedah rumah-rumah yang tidak masuk kriteria rumah sehat khususnya untuk pencahayaan rumah kurang

4.4. Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih Intervensi yang terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :a. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan poster dan leaflet yang menarik mengenai pencahayaan rumah yang baikb. Memberikan sosialisasi tentang wajib belajar 12 tahunTerpilihnya intervensi diatas dikarenakan penyuluhan dan sosialisasi tidak memakan waktu atau tempat yang banyak, selain itu diharapkan dengan adanya leaflet, lebih dapat menarik minat para responden menyimak penyuluhan dan mudah untuk dimengerti. Intervensi yang tidak dapat dilakukan disertakan di saran.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan adanya pengetahuan yang masih rendah tentang pencahayaan rumah yang baik. Dari hasil fish bone didapatkan berbagai macam penyebab kurangnya pengetahuan tentang pencahayaan rumah yang baik, antara lain :1. Kurang menariknya penyajian media masa dalam memberikan informasi tentang pencahayaan rumah yang baik.2. Kurangnya Pemahaman tentang program wajib belajar 12 tahun3. Tidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik di sekitar rumah keluarga binaan4. Kurangnya dana untuk membangun rumah dengan pencahayaan yang baik5. Keterbatasan skill untuk mencari lapangan pekerjaan yang lain

Intervensi yang terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :a. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan poster dan leaflet yang menarik mengenai pencahayaan rumah yang baikb. Memberikan sosialisasi tentang wajib belajar 12 tahun

5.2. Saran Bagi Masyarakat Kampung Garapana. Diharapkan masyarakat Kampung Garapan memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan b. Menyarankan kepada anggota keluarga binaan untuk menerapkan pengetahuan tentang pencahayaan rumah yang baikc. Menghimbau masyarakat sekitar untuk sering mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatand. Memberikan himbauan untuk menerapkan kebiasaan menabunge. Memberikan saran kepada pemerintah setempat untuk mengadakan kursus gratis, berupa kursus yang mengajarkan beberapa skill untuk masyarakat setempat f. Memberikan saran kepada pemerintah setempat untuk melakukan renovasi rumah atau membedah rumah-rumah yang tidak masuk kriteria rumah sehat khususnya untuk pencahayaan rumah kurang

Bagi Puskesmas Tegal Angusa. Menyarankan pihak pelayanan kesehatan untuk dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang pengetahuan pencahayaan rumah yang baik kepada masyarakat.b. Pemerintah setempat bersama pihak Puskesmas Tegal Angus mendukung untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menghimbau kepada warganya, untuk merealisasikan terciptanya pencahayaan rumah yang baik.c. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk selalu mengingatkan masyarakat pentingnya rumah sehat dengan pencahayaan yang baik.d. Seluruh civitas puskesmas Tegal Angus maupun kader diharapkan dapat bekerja sama membina warga dalam hal terlaksananya pencahayaan rumah yang baik demi meningkatkan kesehatan warga.

98