BAB IIIMETODE
3.1. Populasi Pengumpulan DataDalam kegiatan baik yang bersifat
ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan pembatasan
populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan
objek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah
keluarga di RT 05/ RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten periode
02 Februari 2015 sampai dengan 07 Maret 2015.
3.2. Sampel Pengumpulan Data Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sampel harus bersifat representatif. Dalam
hal ini yang menjadi sampel adalah tiga keluarga binaan di RT 05/
RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
3.3. Responden Pengumpulan DataResponden pada pengumpulan data
ini merupakan anggota keluarga binaan yang kooperatif dan yang
selalu kami temui saat kunjungan. Responden sebanyak 7 orang yang
terdiri dari keluarga pertama sebanyak 2 orang, keluarga kedua
sebanyak 3 orang, keluarga ketiga sebanyak 2 orang. Diketahui
bahwasannya tidak semua anggota bisa meluangkan waktu untuk
dijadikan sebagai responden pengumpulan data dengan alasan
pekerjaan ditambah anggota keluarga yang berumur dibawah tujuh
belas tahun tidak termasuk kriteria inklusi.
3.4. Jenis Dan Sumber Data3.4.1 Jenis data3.4.1.1 Data
KualitatifData kualitatif adalah data yang berbentuk kata - kata,
bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui
berbagai cara pengumpulan data misalnya wawancara, analisis,
observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Data kualitatif yang didapatkan yaitu melalui wawancara dengan
keluarga binaan serta kader, dan kepala puskesmas.
3.4.1.2 Data KuantitatifData kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau di analisis menggunakan teknik
perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau
cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan
dalam dua bentuk, yaitu: Data diskrit adalah data dalam bentuk
angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh data
diskrit misalnya: jumlah perempuan dan laki-laki, jumlah orang yang
menyelesaikan pendidikan terakhir. Karena diperoleh dengan cara
membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan
bilangan pecahan). Data kontinyu adalah data dalam bentuk angka
atau bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data
kontinyu dapat berbentuk bilangan pecahan, contohnya adalah
umur.Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian, dan kejelasan data,
pencatatan data harus dilengkapi dengan: Nama pengumpul data. Nama
peserta yang datanya diambil. Tanggal dan waktu pengumpulan data.
Lokasi pengumpulan data. Keterangan-keterangan tambahan data.Metode
pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan,
tes, dokumentasi dan sebagainya.Berdasarkan uraianuraian tersebut,
maka dipilih instrumen pengumpulan data berupa wawancara terpimpin
dengan menggunakan kuesioner. Dipilihnya kuesioner ini dikarenakan
kuesioner bersifat objektif dan jujur karena berasal dari sumber
data (responden) secara langsung, diharapkan dapat lebih mendengar
tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dari responden secara langsung
sehingga secara tercipta hubungan yang baik antara pewawancara dan
responden, selain itu dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam
lingkup yang luas, serta cukup efisien dalam penggunaan waktu untuk
mengumpulkan data. Sumber data yaitu ketiga keluarga binaan di Desa
Garapan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi
Banten.
3.4.2 Sumber DataSumber data dalam pengumpulan data ini adalah
para responden yaitu tiga keluarga binaan di RT 05/ RW 06 Kampung
Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.3.4.2.1 Data primerData yang langsung
didapatkan dari hasil kuesioner presurvey pengetahuan mengenai
pencahayaan rumah kepada keluarga binaan di Desa Tanjung Pasir,
Teluk Naga melalui wawancara terpimpin dan observasi, didapatkan
hasil pengetahuan yang buruk pada keluarga binaan mengenai
pencahayaan rumah yaitu sebanyak 100 %.
3.4.2.2 . Data sekunderData yang didapat bersumber dari data
yang sudah ada di Puskesmas Tegal Angus, berupa data Rumah Sehat
2013.
3.4.2.3 . Data tersierData yang didapat dari buku dan internet
mengenai teori pengetahuan
3.5. Penentuan Instrument Pengumpulan DataInstrument pengumpulan
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan mudah yang sering disebut instrument
penelitian.Instrument sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan
data dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir
lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2012). Instrument yang dipakai untuk mengumpulkan
data pada penelitian ini adalah kuesioner.
3.6. Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan di Desa Garapan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data ini
dilakukan selama 11 hari, pada tanggal 11 21 Februari 2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terpimpin. Interview
jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman - pedoman berupa kuesioner
yang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga interview hanya
membacakan pertanyaan pertanyaan tersebut kepada interviewer.
Pertanyaan pertanyaan di dalam kuesioner tersebut disusun
sedemikian rupa sehingga mencakup variabel - variabel yang
berkaitan dengan hipotesisnya. Keuntungan dari wawancara terpimpin
ini antara lain: Pengumpulan dan pengolahannya dapat berjalan
dengan cermat/teliti. Hasilnya dapat disajikan kualitatif maupun
kuantitatif. Interviewer dapat dilakukan oleh beberapa orang,
karena adanya pertanyaan-pertanyaan yang uniform.Sedangkan
kelemahan wawancara jenis ini antara lain: pelaksanaan wawancara
kaku, interview selalu dibayangi pertanyaan - pertanyaan yang sudah
tersusun. Di samping itu interviewer menjadi terlalu formal,
sehingga hubungannya dengan responden kurang fleksibel.Adapun
kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :a. Kriteria
inklusiKriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian
dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai
sampel yaitu :1. Bersedia untuk menjadi informan2. Merupakan
anggota keluarga binaan3. Usia diatas 17 tahun4. Sehat jasmani dan
rohanib. Kriteria EkslusiKriteria eksklusi merupakan kriteria
dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, yaitu :1. Tidak bersedia
menjadi informan2. Berusia kurang dari 17 tahun.3. Anggota keluarga
yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui4. Memiliki gangguan
mental
Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Pengumpulan Data pada Keluarga Binaan
RT 05/RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kabupaten
Tangerang, Periode 02 Februari 2015 sampai dengan 07 Maret 2015
TanggalKegiatan
Kamis12 Februari 2015Perkenalan dengan kader dan kepala keluarga
serta sambung rasa dengan anggota keluarga binaan dan pengumpulan
data dasar masing-masing keluarga binaan.
Jumat13 Februari 2015Pengumpulan data dasar dari Puskesmas Tegal
Angus dan pengumpulan data Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan
dengan beberapa masalah yang ditemukan pada keluarga binaan.
Sabtu 14 Februari 2015Diskusi pertama tentang penentuan area
masalah sesuai dengan permasalahan yang ada pada kelima keluarga
binaan.
Minggu15 Februari 2015Berkunjung ke keluarga binaan untuk
melengkapi data dasar, melakukan observasi, dokumentasi rumah
keluarga binaan dan Pembuatan Bab I dan II.
Senin16 Februari 2015Pembuatan Kuesioner
Selasa17 Februari 2015Pengisian Kuesioner, pengumpulan data
hasil pengisian kuesioner
Rabu18 Februari 2015Pemeriksaan dan pengobatan untuk setiap
keluarga binaan
Kamis19 Februari 2015Mengolah data sekunder yang didapat dari
Puskesmas Tegal Angus
Jumat20 Februari 2015Pembuatan Bab III dan IV
Sabtu21 Februari 2015Diskusi kedua tentang materi, pengajuan
pamflet dan poster
3.7. Pengolahan Data dan Analisis DataDalam mengolah data
tentang Pengetahuan Mengenai Pencahayaan Rumah di Kampung Garapan
Desa Tanjung Pasir RT 05/RW 06 Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten Tahun 2015 digunakan cara manual dan
bantuan software pengolahan data menggunakan Microsoft Word dan
Microsoft Excel. Untuk menganalisis data-data yang sudah didapat
adalah dengan menggunakan analisis univariat.Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung
dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Analisis univariat
berfungsi untuk meringkas kumpulan data sedemikian rupa sehingga
kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.
Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel,
grafik.Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel
independen yang diukur adalah :1. Tingkat Pendidikan1.
Penghasilan1. Hubungan sosial1. Paparan Media Massa1.
Pengalaman
BAB IVHASIL ANALISA
4.1 Karakteristik Keluarga BinaanHasil analisis ini disajikan
melalui bentuk diagram yang diambil dari data karakteristik
responden yang terdiridari tiga keluarga binaan di Kampung Garapan
RT 05/RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yakni: keluarga
Tn.Marjuki, Tn.Yura, dan Tn.Herman.
Diagram 4.1.Distribusi Frekuensi Usia Pada Keluarga Binaan di
Kampung Garapan,RT 05/ RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015
Berdasarkan dari diagram 4.1 tentang frekuensi berdasarkan usia
pada keluarga binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak
adalah yang berusia < 20 tahun (37,5%)
Diagram 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada
Keluarga Binaan di RT 05/RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015
Berdasarkandari diagram 4.2 terlihat tingkat pendidikan
terbanyak dari keluarga binaan adalah Tidak Sekolah (87%).
Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Keluarga Binaan,
Kampung Garapan, RT/RW 05/06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015
Berdasarkan dari diagram 4.3 terlihat jenis pekerjaan terbanyak
dari keluarga binaan adalah Nelayan (43%) dan Ibu Rumah Tangga
(43%)
4.2 Analisis UnivariatHasil analisis data disajikan dalam bentuk
tabel berdasarkan variabel-variabel dalam kuesioner yang dijawab
oleh tujuh responden pada bulan Februari 2015.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Mengenai Pengetahuan tentang
Pencahayaan Rumah yang Baik di Kampung Garapan RT 05 RW 06, Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, Februari 2015PengetahuanTentang Pencahayaan Rumah yang
BaikJumlah respondenPersentase (%)
Buruk 7100
Baik 00
Total7100
Tabel diatas menjelaskan bahwa pengetahuan semua responden buruk
mengenai pencahayaan rumah yang baik.
Tabel 4.2. Distribusi Responden Mengenai Aspek Pendidikan di
Kampung Garapan RT 05 / RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015Tingkat
PendidikanJumlah respondenPersentase (%)
Rendah 7100
Sedang00
Tinggi 00
Total7100
Tabel diatas menjelaskan bahwa tingkat pendidikan semua
responden rendah, yaitu tingkat pendidikan yang setara dengan
Tabel 4.3. Distribusi Responden Mengenai Aspek Penghasilan di
Kampung Garapan RT 05 /RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015Tingkat
penghasilanJumlah respondenPersentase (%)
Rendah7100
Sedang 00
Tinggi 00
Total7100
Tabel diatas menjelaskan bahwa tingkat penghasilan yang dimiliki
semua responden rendah, yaitu kurang dari upah minimum regional
kota Tangerang yang sebesar Rp 2.442.000,-
Tabel 4.4. Distribusi Responden Mengenai Aspek Hubungan Sosial
di Kampung Garapan RT 05/ RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari
2015Hubungan sosialJumlah respondenPersentase (%)
Ya 571,4
Tidak 228,6
Total7100
Tabel diatas menjelaskan bahwa hubungan sosial masyarakat yang
terjadi pada responden, yang dinilai dapat mempengaruhi pola
pencahayaan pada rumah responden terjalin dengan baik.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Mengenai Aspek Paparan Media
Massa di Kampung Garapan RT 05/RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Februari
2015Paparan media massaJumlahPersentase (%)
Baik00
Buruk7100
Total7100
Tabel diatas menjelaskan bahwa semua responden tidak mendapat
paparan media massa yang berkaitan dengan pengetahuan pencahayaan
rumah yang baik.
Tabel 4.6.Distribusi Responden Mengenai Aspek Pengalaman RT 05/
RW 06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, Februari 2015
PengalamanJumlahPersentase (%)
Baik00
Buruk7100
Total7100
Tabel diatas menjelaskan bahwa semua responden menerapkan pola
pencahayaan rumah berdasarkan pengalaman yang didapatkan responden
sebelumnya.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Univariat Lima Variabel Pengetahuan
Mengenai Pencahayaan Rumah yang Baik Pada Keluarga Binaan terhadap
Tujuh Responden di Kampung Garapan RT 05/ RW 06, Desa Tanjung
Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Februari 2015NoVariabelHasil UkurJumlah (orang)Persentase (%)
1Pengetahuan tentang pencahayaan rumah yang baikPengetahuan yang
baik00
Pengetahuan yang buruk 7100
2Tingkat pendidikan Rendah7100
Sedang 00
Tinggi 00
3Tingkat PenghasilanRendah 7100
Sedang00
Tinggi 00
4Hubungan Sosial Ya228,6
Tidak571,4
5Paparan Media MassaBaik 00
Buruk 7100
6Pengalaman Baik00
Buruk7100
92
4.3. Fish Bone
PAPARAN MEDIA MASSA
PENDIDIKAN
Masyarakat lebih memilih bekerja dari pada sekolahMengacu kepada
orang tua sebelumnya yang tidak memiliki pendidikan
tinggiMasyarakat tidak pernah melihat & mendengarkan informasi
mengenai pencahayaan rumah yang baikKurangnya minat untuk menambah
wawasan mengenai pencahayaan rumah dari media massa
elektronikHUBUNGAN SOSIALpengalaman
Kurangnya Pemahaman tentang program wajib belajar 12 tahunKurang
menariknya penyajian media masa dalam memberikan informasi tentang
pencahayaan rumah yang baik.
Pengetahuan Mengenai Pencahayaan Rumah yang Baik
Sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang lainPekerjaan dengan
penghasilan yang minimalTerbatasnya sumber dana untuk membuat rumah
sehat dengan pencahayaan yang baikPENGHASILANKeterbatasan skill
untuk mencari lapangan pekerjaan lainTidak pernah menyinggahi atau
tinggal dirumah dengan pencahayaan yang baikMembangun rumah yang
sama dengan rumah tetangga yang tidak memenuhi pencahayaan rumah
yang baikTidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik di sekitar
rumah keluarga binaanKurangnya dana untuk membangun rumah dengan
pencahayaan yang baik93
Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar- akar penyebab
masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut:1. Kurang menariknya
penyajian media masa dalam memberikan informasi tentang pencahayaan
rumah yang baik.2. Kurangnya Pemahaman tentang program wajib
belajar 12 tahun3. Tidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik
di sekitar rumah keluarga binaan4. Kurangnya dana untuk membangun
rumah dengan pencahayaan yang baik5. Keterbatasan skill untuk
mencari lapangan pekerjaan yang lain
Tabel 4.8. Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi Pada
Keluarga Binaan di Kampung Garapan RT 05/ RW 06, Desa Tanjung
Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Periode 2
Februari 7 Maret 2015No.Akar Penyebab MasalahAlternatif Pemecahan
MasalahRencana Intervensi
1Kurang menariknya penyajian media masa dalam memberikan
informasi tentang pencahayaan rumah yang baik.
Menjelaskan tentang pencahayaan rumah yang baik dengan cara yang
menarikMelakukan penyuluhan dengan menggunakan poster dan leaflet
yang menarik mengenai pencahayaan rumah yang baik
2Kurangnya Pemahaman tentang program wajib belajar 12 tahun.
Melakukan penyuluhan tentang pentingnya wajib belajar 12
tahunMemberikan sosialisasi tentang wajib belajar 12 tahun
3Kurangnya dana untuk membangun rumah dengan pencahayaan yang
baik
Memberikan informasi alternatif tambahan penghasilan dengan
membuat usaha sendiri (contohnya: berjualan makanan) atau dengan
menabung sebagian dari penghasilan.
Memberikan himbauan untuk menerapkan kebiasaan menabung
4Keterbatasan skill untuk mencari lapangan pekerjaan yang
lain
Memberikan sarana untuk mempelajari skill yang dapat berguna
bagi masyarakat dalam membuka lapangan pekerjaan atau bekerja di
lapangan pekerjaan lain yang lebih baik dengan menggunakan skill
yang diajarkan. Memberikan saran kepada pemerintah setempat untuk
mengadakan kursus gratis, berupa kursus yang mengajarkan beberapa
skill untuk masyarakat setempat
5Tidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik di sekitar
rumah keluarga binaan
Merenovasi atau membedah rumah keluarga binaanMemberikan saran
kepada pemerintah setempat untuk melakukan renovasi rumah atau
membedah rumah-rumah yang tidak masuk kriteria rumah sehat
khususnya untuk pencahayaan rumah kurang
4.4. Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih Intervensi yang
terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :a. Melakukan
penyuluhan dengan menggunakan poster dan leaflet yang menarik
mengenai pencahayaan rumah yang baikb. Memberikan sosialisasi
tentang wajib belajar 12 tahunTerpilihnya intervensi diatas
dikarenakan penyuluhan dan sosialisasi tidak memakan waktu atau
tempat yang banyak, selain itu diharapkan dengan adanya leaflet,
lebih dapat menarik minat para responden menyimak penyuluhan dan
mudah untuk dimengerti. Intervensi yang tidak dapat dilakukan
disertakan di saran.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis
dari data kuesioner, didapatkan adanya pengetahuan yang masih
rendah tentang pencahayaan rumah yang baik. Dari hasil fish bone
didapatkan berbagai macam penyebab kurangnya pengetahuan tentang
pencahayaan rumah yang baik, antara lain :1. Kurang menariknya
penyajian media masa dalam memberikan informasi tentang pencahayaan
rumah yang baik.2. Kurangnya Pemahaman tentang program wajib
belajar 12 tahun3. Tidak adanya rumah dengan pencahayaan yang baik
di sekitar rumah keluarga binaan4. Kurangnya dana untuk membangun
rumah dengan pencahayaan yang baik5. Keterbatasan skill untuk
mencari lapangan pekerjaan yang lain
Intervensi yang terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :a. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan poster dan
leaflet yang menarik mengenai pencahayaan rumah yang baikb.
Memberikan sosialisasi tentang wajib belajar 12 tahun
5.2. Saran Bagi Masyarakat Kampung Garapana. Diharapkan
masyarakat Kampung Garapan memiliki kesadaran tentang pentingnya
pendidikan b. Menyarankan kepada anggota keluarga binaan untuk
menerapkan pengetahuan tentang pencahayaan rumah yang baikc.
Menghimbau masyarakat sekitar untuk sering mengikuti penyuluhan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan
tentang kesehatand. Memberikan himbauan untuk menerapkan kebiasaan
menabunge. Memberikan saran kepada pemerintah setempat untuk
mengadakan kursus gratis, berupa kursus yang mengajarkan beberapa
skill untuk masyarakat setempat f. Memberikan saran kepada
pemerintah setempat untuk melakukan renovasi rumah atau membedah
rumah-rumah yang tidak masuk kriteria rumah sehat khususnya untuk
pencahayaan rumah kurang
Bagi Puskesmas Tegal Angusa. Menyarankan pihak pelayanan
kesehatan untuk dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang
pengetahuan pencahayaan rumah yang baik kepada masyarakat.b.
Pemerintah setempat bersama pihak Puskesmas Tegal Angus mendukung
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menghimbau
kepada warganya, untuk merealisasikan terciptanya pencahayaan rumah
yang baik.c. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk selalu
mengingatkan masyarakat pentingnya rumah sehat dengan pencahayaan
yang baik.d. Seluruh civitas puskesmas Tegal Angus maupun kader
diharapkan dapat bekerja sama membina warga dalam hal terlaksananya
pencahayaan rumah yang baik demi meningkatkan kesehatan warga.
98