This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Ukuran Fluid Mixing
Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan
BaffleJenis
impellerrpm Dt Da H W E
Jenis pola
aliran
Tidak
Propeller
210
310
410
510
20,3
20,3
20,3
20,3
1,6
1,6
1,6
1,6
20,3
20,3
20,3
20,3
3
3
3
3
5,3
5,3
5,3
5,3
Aksial
Aksial
Aksial
Aksial
Ada
210
310
410
510
20,3
20,3
20,3
20,3
1,6
1,6
1,6
1,6
20,3
20,3
20,3
20,3
3
3
3
3
5,3
5,3
5,3
5,3
Aksial
Aksial
Aksial
Aksial
Tidak
Turbine
210
310
410
510
24,3
24,3
24,3
24,3
2,3
2,3
2,3
2,3
24,3
24,3
24,3
24,3
5
5
5
5
7,3
7,3
7,3
7,3
Radial
Radial
Radial
Radial
Ada
210
310
410
510
24,3
24,3
24,3
24,3
2,3
2,3
2,3
2,3
24,3
24,3
24,3
24,3
5
5
5
5
7,3
7,3
7,3
7,3
Radial
Radial
Radial
Radial
4.2. Gambar PolaAliran yang Terlihat
Tabel 4.2. Pola aliran pengamatan
Impeller Baffle 210 rpm 310 rpm 410 rpm 510 rpm
15
Propeller Tidak
Impeller Baffle 210 rpm 310 rpm 410 rpm 510 rpm
Propeller Ada
Turbine
Tidak
Ada
4.3. Perhitungan
4.3.1. Tipe impeller yang digunakan
Impeller yang digunakan ialah propeller dan disc-flat turbine.
Gambar 1. Propeller Gambar 2. Disc-flat Turbine
4.3.2. Konversisatuanmenjadisatuan yang sesuai
a. Untuk Propeller
Da (diameter impeller) = 1,6 cm = 0,05248 ft
Dt (diameter tabung) = 20,3 cm = 0,66584 ft
W (lebar daun tabung) = 3 cm = 0,09840 ft
E (jarak dasar tabung ke impeller) = 5,3 cm = 0,17384 ft
L (panjang daun impeller) = 5 cm = 0,16400 ft
H (tinggi larutan) = 31 cm = 1,01680 ft
n (kecepatan putar)
Rpm rps
210 3,5
310 5,2
410 6,8
510 8,5
b. Untuk Turbine
Da (diameter impeller) = 2,3 cm = 0,07544 ft
Dt (diameter tabung) = 24,3 cm = 0,79704 ft
W (lebar daun tabung) = 5 cm = 0,16400 ft
E (jarak dasar tabung ke impeller) = 7,3 cm = 0,23944 ft
L (panjang daun impeller) = 6 cm = 0,19680 ft
H (tinggi larutan) = 33 cm = 1,08240 ft
n (kecepatan putar)
17
Rpm rps
210 3,5
310 5,2
410 6,8
510 8,5
4.3.3. Perbandingan Da/Dt, E/Da, L/Da, W/Da
a. Untuk Propeller
b. Untuk Turbine
4.3.4. Perhitungan Reynold Number
Reynold Number dicari dengan rumus:
Data densitas dan viskositas air diambil dari buku Unit Operations of
Chemical Engineering, 7th edition oleh Mc Cabe, Smith, dan Harriot dengan nilai:
ρ = 996,67 kg/m3
μ = 0.000862 kg/m.s
Data diambil pada temperature 80oF atau ~27oC (suhu ruangan).
a. Perhitungan untuk propeller
n = 3,5 rps
NRe =
NRe = 1035,9818
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
n = 5,2 rps
NRe =
NRe = 1539,1729
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
n = 6,8 rps
NRe =
NRe = 2012, 7646
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
n = 8,5 rps
NRe =
NRe = 2515,9558
19
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
b. Perhitungan untuk Turbine
n = 3,5 rps
NRe =
NRe = 2140,7593
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
n = 5,2 rps
NRe =
NRe = 3180,5566
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
n = 6,8 rps
NRe =
NRe = 4159,1895
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
n = 8,5 rps
NRe =
NRe = 5198,9868
Plot data pada buku Fluid Mechanics for Chemical Engineers 3rd edition
oleh Noel de Nevers didapatkan nilai Np ≈ 5
4.3.5. Mencari Nilai Daya (P)
Untuk mencari berapa besar daya yang dihasilkan dari impeller,hal ini
dapat dicaridengan menggunakan rumus:
a. Perhitungan untuk Propeller
n = 3,5 rps
NRe = 1035,9818
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,016
P = 0,000224 watt
n = 5,2 rps
NRe = 1539,1729
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,016
P = 0,000735 watt
n = 6,8 rps
NRe = 2012, 7646
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,016
P = 0,00164 watt
n = 8,5 rps
NRe = 2515,9558
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,016
P = 0,00320 watt
b. Perhitungan untuk turbine
21
n = 3,5 rps
NRe = 2140,7593
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,023
P = 0,00137 watt
n = 5,2 rps
NRe = 3180,5566
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,023
P = 0,00451 watt
n = 6,8 rps
NRe = 4159,1895
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,023
P = 0,101 watt
n = 8,5 rps
NRe = 5198,9868
Np ≈ 5
P = (5) (996,67 kg/ (0,023
P = 0,019 watt
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum Fluid Mixing Apparatus ini bertujuan untuk mengamati
pengaruh jenis impeller dan kecepatan agitator terhadap pola aliran. Oleh karena
itu, pada percobaan ini kita menggunakan berbagai kecepatan agitator yang
berbeda (bervariasi diantara 75-300 rpm) dan jenis impeller yang berbeda, yaitu
propeller dan turbine.
Pada percobaan Fluid Mixing Apparatus ini, kita melakukan penambahan
pasir pada campuran. Penggunaan pasir ini bertujuan untuk mempermudah dalam
pengamatan jenis aliran. Pasir yang merupakan bahan yang tidak larut dalam air
akan membentuk pola sesuai dengan pola aliran pada saat proses pengadukan
dimulai, sehigga pola aliran yang terbentuk dapat diamati dengan jelas.
Hasil pengamatan pada percobaan ini memperlihatkan bahwa untuk jenis
impeller yang berbeda dihasilkan pola aliran yang berbeda pula. Untuk propeller
jenis aliran yang dihasilkan cenderung aliran aksial dimana arah aliran sejajar
23
dengan sumbu propellernya, sedangkan untuk turbine jenis aliran yang dihasilkan
cenderung radial. Dengan adanya penambahan baffle, tidak terdapat perbedaan
jenis aliran yang signifikan terhadap jenis aliran sebelum penambahan baffle, baik
untuk propeller maupun turbine. Namun, terdapat perbedaan antara bejana yang
memakai baffle dengan bejana yang tidak memakai baffle. Pada bejana yang
memakai baffle, aliran yang terlihat lebih stabil dan pencampuran fluida lebih
merata. Selain itu, vorteks yang terbentuk juga lebih sedikit jika dibandingkan
dengan fluida di dalam bejana yang tidak memakai baffle. Gerak pasir pada alat
fluid mixing apparatus cenderung membentuk kerucut jika tak digunakan baffle
dan cenderung menyebar jika menggunakan baffle.
Penambahan baffle berfungsi untuk mengurangi pembentukan vorteks
pada aliran. Vorteks sendiri adalah ruang kosong yang terbentuk pada fluida yang
mengalami mixing akibat adanya kecepatan aliran. Vorteks ini sebenarnya tidak
dikehendaki karena dengan adanya vorteks volume bejana otomatis harus
ditambah untuk mencegah terjadinya overflow. Oleh karena itu, digunakanlah
baffle. Cara kerjanya sendiri adalah, baffle akan menahan aliran laminer yang
terbentuk sehingga akan tercipta turbulensi pada aliran yang pada akhirnya akan
mengurangi pembentukan vorteks. Selain untuk pengurangan vorteks, turbulensi
aliran ini juga akan meningkatkan efektivitas pencampuran karena molekul-
molekul di dalam larutan akan berinteraksi lebih intens. Hal ini berarti bahwa
bahan-bahan yang bercampur akan lebih cepat homogen apabila menggunakan
baffle.Baffle biasanya tidak menempel pada dinding vessel sehingga secara
kebetulan akan terdapat celah antara baffle dengan dinding vessel.
Pada kecepatan yang berbeda, pola aliran juga tidak berubah secara
signifikan. Namun, kecepatan impeller mempengaruhi terbentuknya vorteks.
Semakin besar kecepatan impeller, maka dapat diamati bahwa vorteks yang
terbentuk juga semakin besar pula. Pada saat bejana ditambahkan baffle,
vorteksnya akan berkurang.
Variabel berikutnya yang diamati adalah perbandingan pola aliran jika
menggunakan agitator jenis propeller dan jenis turbine. Pada penggunaan
propeller, aliran yang terbentuk lebih laminer jika dibandingkan dengan turbine.
Hal ini berarti bahwa vorteks yang terbentuk juga lebih besar pada propeller.
Penyebabnya adalah kontur propeller tersebut dimana sudu-sudunya berada dalam
posisi miring. Kemiringan sudu ini cenderung akan membentuk pola aliran yang
miring pula sehingga vorteks yang terbentuk semakin besar. Sedangkan pada
turbine, sudu-sudunya berada dalam posisi yang lurus dan sejajar sehingga akan
membentuk pola aliran yang cenderung lebih turbulen. Dari pengamatan ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa proses pencampuran akan lebih efektif jika
menggunakan turbine dengan catatan bahwa variabel-variabel lain seperti jenis
fluida dan penggunaan baffle diantara keduanya sama. Dari perhitungan dapat
diamati bahwa semakin tinggi kecepatan impeller, bilangan Reynold-nya juga
akan meningkat. Hal ini berarti bahwa dengan bertambahnya kecepatan impeller,
aliran akan meningkat turbulensinya. Peningkatan kecepatan impeller ini
dikompensasi dengan penambahan daya yang dibutuhkan oleh agitator, sehingga
untuk memutar impeller dengan kecepatan tinggi, daya yang dibutuhkan oleh
agitator juga akan semakin besar pula.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari percobaan Fluid Mixing yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1) Semakin tinggi kecepatan impeller, maka vorteks yang terbentuk juga akan
semakin besar.
2) Dengan penggunaan baffle pada bejana, maka vorteks yang terbentuk bisa
dikurangi.
3) Gerak pasir pada alat fluid mixing apparatus cenderung membentuk kerucut
jika tak digunakan baffle dan cenderung menyebar jika menggunakan baffle.
4) Pencampuran menjadi lebih cepat homogen bila digunakan baffle.
5) Aliran yang terbentuk karena turbine lebih turbulen bila dibandingkan dengan
aliran karena propeller.
6.2. Saran
25
Adapun saran yang diberikan dari hasil percobaan ini bahwa untuk
memperoleh kehomogenan yang merata dan cepat tercapai yang merata dan cepat
tercapai, maka alat pencampuran atau fluid mixing apparatus lebih baik
menggunakan baffle dan dipakai pada kecepatan yang tinggi. Percobaan
hendaknya menggunakan paling sedikit dua bahan solid dan dua macam liquid
sehingga dapat dibuat perbandingan hasil. Selain itu hendaknya alat-alat yang
digunakan untuk percobaan ini benar-benar dapat berfungsi dengan baik.