5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pemasaran
Menejemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa
untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran perorangan
dan organisasi. Definisi ini memandang manajemen pemasaran sebagai suatu
proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian,
bahwa ia mencakup sasaran, barang dan jasa, dan bahwa tujuannya adalah
menghasilnkan kepuasan bagi pihak – pihak yang terlibat. Manajemen
pemasaran dapat terjadi dalam suatu organisasi dalam kaitannya dengan setiap
pasarnya. (Suwarno, 2011)
Pemasaran yang bergiat dalam pasar pelanggan secara formal
dilaksanakan oleh para manajer penjualan, wira niaga periklanan dan promosi,
periset pemasaran, menejer pelayanan pelanggan, manajaer produk, dan
direktur pemasaran. Masing – masing posisi mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang jelas. Tugas mereka adalah menganalisis, merencanakan dan
melaksanakan program yang akan menghasilkan dan melaksanakan program
yang akan menghasilkan bauran dan tingkat transaksi yang di kehendaki
dengan pasar target.
Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan
keinginan atau kebutuhan orang atau kelompok terhadap produk atau jasa
melalui penyaluran dan pertukaran barang dan jasa dari pihak satu kepada
pihak lain. Melihat penjelasan teori diatas, bahwa kegiatan pemasaran
memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, yaitu berhasil atau
tidaknya perusahan mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba, selain itu
6
perusahaan berusaha mempelajari dan memahami kebutuhan serta keinginan
konsumen dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan konsumen.
Gambar 2.1
Mekanisme Pemasaran Jasa Perusahaan Pelayaran
Suwarno (2011) menyebutkan perusahaan pelayaran adalah termasuk
dalam kategori perusahaan penjual jasa ruangan kapal laut yang di gunakan
oleh shipper (pengirim, sebagai pemilik barang yang akan diangkut dari satu
pelabuhan muat) untuk diserahkan kepada pemilik barang atau consigne
(penerima barang di pelabuhan tujuan). Jasa adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang
padaa dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan satu produk.
PEMERINTAH
CONFERENCE
INSA
KONSUMEN
Shipper/consigne
PRODUSEN
Prs. Pelayaran
PERANTARA
BROKER
- INSA - Agen Pelayaran - EMKL - Broker
7
2. Prosedur Penyewaan Kontainer
Proses pengolahan pelanggan dan penerima pada proses ini dilakukan
pengolahan terhadap nama pelanggan sebagai penyewa container untuk
mengirim barang dan nama penerima dilokasikan oleh bagian pemasaran
sebagai berikut :
a. Proses Pemesanan Kontainer
Proses Pemesanan Kontainer untuk pengiriman barang dimulai dari
pelanggan yang datang atau melalui telepon kepada bagian pemasaran lalu
akan ditanya rincian barang yang dikirim mulai dari jenis barang, berat
muatan barang, jumlah barang. Sehingga ditentukan memakai kontainer 20
feet atau 40 feet dan juga surat penawaran harga kepada pelanggan dari
bagian pemasaran beserta jadwal kapal yang akan digunakan untuk
mengirim barang. (Era, 2007)
b. Proses Pengiriman Barang
Pada Proses ini bagian pemasaran membuat data kapal, data container
dan data barang yang akan dikirim kepada bagian operasional. setelah
semua berkas diterima oleh bagian operasional lalu melakukan
penjemputan dan pengecekan terhadap barang dan siap untuk muat barang
dan mengantarkan ke lokasi tujuan sesuai kesepakatan dengan pelanggan.
c. Proses Penagihan dan Pembayaran Sewa Kontainer
Bagian keuangan membuat tagihan berupa invoice lalu mengirimkan
penagihan kepada pelanggan melalui fax atau email. Setelah melihat
tagihan tentang penyewaan container maka pelanggan melakukan
pembayaran sesuai kesepakatan atau yang disebutkan dalam tagihan
melalui transfer. selanjutnya pelanggan akan mengkonfirmasi telah
melakukan transfer pembayaran.
d. Proses Pembuatan Laporan
Setiap bagian mengumpulkan dan melaporkan berkas – berkas atau
dokumen yang dipergunakan dalam proses penyewaan container. Dokumen
8
tersebut akan diserahkan kepada pemimpin perusahaan sebagai laporan dari
penyewaan container.
3. Perhitungan Biaya Proses Ekspor
Analisis kelayakan ekspor secara financial (biaya dan pendapatan)
besarnya pendapatan yang diterima dipengaruhi oleh besarnya biaya yang
dikeluarkan dan nilai produk yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi
biaya dalam negeri dan biaya luar negeri.
a. Biaya Dalam Negeri
Biaya dalam negeri merupakan semua biaya yang dikeluarkan selama
proses produksi berlangsung meliputi biaya tetap, biaya variable dan investasi.
fokus biaya dalam negeri adalah berdasarkan nilai produk. Jika produk
mengalami kelangkaan ketersediaan, maka biaya prosuksi akan mengalami
kenaikan karena harga baku akan meningkat dengan terjadinya kelangkaan
tersebut.
b. Biaya Luar Negeri
Biaya pengiriman ke pelabuhan importir disesuaikan dengan negara
tujuannya karena tarif pengiriman ke setiap negara berbeda-beda sesuai
dengan jarak yang ditempuh serta kebijakan yang berlaku di negara tujuan.
Negara tujuan yang disimulasikan adalah Singapura, dengan asumsi bahwa
Singapura adalah salah satu negara yang dekat dari Indonesia, memiliki
kegiatan re-ekspor, serta hanya memiliki satu pelabuhan ekspor impor. (Maya,
2011)
a. Biaya Sewa Kontainer
Besarnya biaya sewa kontainer dipengaruhi oleh kekuatan nilai tukar
Rupiah terhadap US$. Jika nilai tukar Rupiah melemah maka biaya sewa
kontainer semakin mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya.
9
b. Biaya Dokumen Pelayaran
Kepemilikan dokumen pelayaran mempunyai tujuan agar barang
yang akan dikirim ke luar negeri bersifat resmi (legal). Besarnya biaya
pengurusan dokumen pelayaran ditentukan oleh perusahaan pelayaran yang
akan bertanggungjawab terhadap barang yang dikirim yang ditentukan
dalam satuan mata uang US$.
Pendapatan kotor diperoleh dari perkalian antara produk dengan harga jual
per satuan produk sedangkan pendapatan bersih merupakan jumlah pendapatan
kotor dikurangi dengan total biaya (FOB). Untuk menghitung besarnya
penerimaan dengan sistem pembayaran FOB dengan menggunakan rumus
(Hutabarat, 1992) :
Biaya produksi total : xxx
Biaya sewa kontainer : xxx
Biaya pengiriman ke pelabuhan eksportir : xxx
Biaya muat ke kapal : xxx +
FOB : xxx
TC = FC + VC
TR = P x Q
NR = TR – TC FOB
Keterangan:
NR (Net Revenue) = Pendapatan bersih (Rp)
TR (Total Revenue) = Pendapatan kotor (Rp)
P (Price) = Harga (Rp)
Q (Quantity) = Jumlah produk (Rp)
TC (Total Cost) = Total biaya (Rp)
FC (Fix Cost) = Biaya tetap (Rp)
VC (Variable Cost) = Biaya variabel (Rp)
10
TC FOB = Total biaya FOB (Rp)
4. Pengertian Ekspor
Yang dimaksud dengan kegiatan ekspor adalah perdagangan dengan
cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean suatu Negara ke
Negara lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. (Djauhari, 2006)
General Ekpor adalah pelaksanaan ekspor yang terjadi pada umumnya,
yaitu telah terjadi kesepakatan antara eksportir dan importer yang nantinya
akan dikirim barang ke luar negeri (di Negara importir) sesuai dengan
peraturan yang berlaku. (Andi, 2012)
EKSPOR : kegiatan mengeluarkan barang ke luar Daerah Pabean (ps 1
butir 14 UU Kepab). Titik (2011)
Titik (2011) menyebutkan bahwa barang dikatakan telah di ekspor jika
barang tersebut telah diangkut keluar melalui batas daerah pabean, tetapi dari
segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin menempatkan pejabat bea dan
cukai di sepanjang garis perbatasan untuk memberikan pelayanan dan
melakukan pengawasan barang ekspor. Kemudian timbullah anggapan di
dalam hokum (fiksi) yang menyatakan bahwa barang yang telah di muat di
sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean dianggap telah
diekspor dan diperlakukan sebagai barang ekspor (pasal 2 ayat 2 UU
Kepabeanan).
5. Dokumen – dokumen Ekspor
Dalam melakukan kegiatan ekspor terdapat dokumen–dokumen
penting yang harus dipenuhi antara lain, dokumen penting, dokumen
pengangkutan Bill of lading, Airway Bill, Railway Bill, Invoice, Profoma
Invoice,Commercial Invoice, Consular Invoice, Dokumen Asuransi, Insurance
Policy, Insurance Certificate, Cover note. Dokumen tambahan Packing list,
Certificate of Origin, Certificate of Inpection / CRF / LKP, Certificate of
11
Quality, Manufacturer’s Quality Certificate Certificate, Certificate of Analisis
(Chemikal), Weigth Certificate, Measurement List, Sanitary Healt dan
Veterimary Certificate, Dfaft/Bill of Exchange (Wesel), Dokumen lain.
Kegiatan ekspor tanpa memandang penyebab – penyebabnya adalah
untuk meberikan keuntungan bagi negara – negara bagi kedua belah pihak.
Transaksi ekspor secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi dari negara – negara yang terlibat di dalamnya. Bagi perkembangan
perekonomian Indonesia, transaksi ekspor ini merupakan salah satu kegiatan
ekonomi yang penting. Dalam situasi perekonomian dunia yang masih belum
menggembirakan saat ini berbagai usaha telah dilaksanakan pemerintah
Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan transaksi – transaksi ekspor
dan menekan pengeluaran devisa dengan cara membatasi aktivitas – aktivitas
impor.
Sebagaimana kita ketahui sumber devisa negara kita yang terbesar
sebelum tahun 1986 adalah dari hasil ekspor dari hasil ekspor minyak dan gas
bumi (MIGAS) yang terbesar ±70%. Melihat harga minyak bumi yang terus
merosot maka pemerintah telah berusaha sedapat mungkin untuk
menggalakkan ekspor di luar minyak dan gas bumi (non migas) yang antara
lain berbentuk eskpor hasil – hasil industry, barang – barang kerajinan dan
hasil bumi serta kekayaan alam. sehingga setelah tahun 1987/1988 hasil non
migas telah mencapai 64,1% seluruh ekspor Indonesia, yang telah berarti hasil
ekspor non migas telah melebihi hasil ekspor migas. (Titik, 2011)
Dokumen yang diperlukan dalam proses pengangkutan barang ekspor
dengan pola FCL (Full Container Load). Adapun jenis–jenis dokumen yang
diperlukan dalam proses pengiriman barang ekspor dengan pola FCL yaitu:
Shipping Instruction (SI), Packing list, Invoice, Bill of lading (BL).
12
a. Packing List
Packing list adalah daftar pengepakan yang dibuat untuk
menerangkan uraian dari barang – barang yang di
kemas/dibungkus/diikat dalam peti, dan biasanya diperlukan untuk
memudahkan pemeriksaan oleh pihak Bea dan Cukai. Dalam packing
list ini tidak tercantum harga, tetapi hanya uraian spesifikasi harga
barang sudah tercantum dalam invoice.
b. Invoice
Invoice adalah merupakan salah satu dokumen penting yang
memuat perincian harga – harga barang yang dikeluarkan oleh pihak
perusahaan penjual atas transaksi tertentu dengan pihak pembeli dan
juga sebagai tanda bukti transaksi serta alat penagihan atas nilai yang
tercantum didalamnya kepada pihak pembeli yang disebut didalam
faktur itu.
c. Bill of Lading (B/L)
Bill of lading atau disebut juga dengan B/L adalah salah satu
dokumen yang negotiable dan berharga dalam handling/ negosiasi
transaksi ekspor. Dan berkaitan dengan pengangkutan barang –
barang dengan kapal laut yang disebut “Marine Bill of Lading” atau
dengan kata lain “Ocean Bill of Lading”.
d. Shipping Intruction (SI)
Shipping instruction adalah surat instruksi dari ekportir untuk
perusahaan pelayaran sebagai perintah kerja untuk mengangkut
barang ekspor. Pada dokumen SI ada hal – hal yang harus wajib
disebutkan antara lain tanggal dan nomer SI, nama perusahaan yang
ditunjuk,nama ekportir dan importir, nama komoditas yang akan di
ekspor, jumlah dan jenis pengemasan, berat bersih dan berat kotor,
rencana stuffing, rencana tanggal ekspor, metode pembayaran
pengangkut.
13
6. Jenis – Jenis Kontainer
Beberapa pengertian yang sangat sederhana tentangpeti kemas
menurut (Lasse 2014) tentang peti kemas, di antaranya adalah peti kemas
sebagai media dan kotak menyimpan barang. Sebagian mengatakan bahwa
peti kemas adalah gudang yang dapat diangkut.
Sebagian penyewa atau yang membeli space mungkin sudah mengerti
untuk ukuran - ukuran container disini akan menjelaskan tentang ukuran
container diantaranya adalah container 20 feet Panjang = 6,058m Lebar =
2,438m Tinggi = 2,591 selanjutnya 40 Panjang = 12,192m Lebar = 2,438m
Tinggi = 2,591. Untuk lebih jelasnya bisa lihat tabel dibawah ini :
TABEL 2.1
UKURAN STANDAR KONTAINER
Peti Kemas 20’ Peti Kemas 40' Peti Kemas 45'
dimensi
luar
panjang 6.058 m 12.192 m 13.716 m
lebar 2.438 m 2.438 m 2.438 m
tinggi 2.591 m 2.591 m 2.896 m
dimensi
dalam
panjang 5.758 m 12.032 m 13.556 m
lebar 2.352 m 2.352 m 2.325 m
tinggi 2.385 m 2.385 m 2.698 m
bukaan
pintu
width 2.343 m 2.343 m 2.343 m
tinggi 2.280 m 2.280 m 2.585 m
volume 33.1 m3
67.5 m3
86.1 m3
berat kotor 24.000 kg 30.480 kg 30.480 kg
berat kosong 2.200 kg 3.800 kg 4.800 kg
muatan bersih 21.800 kg 26.620 kg 25.680 kg
Beberapa pengertian yang sangat sederhana tentang peti kemas,
diantaranya adalah peti kemas sebagai mwdia dan kotak menyimpan barang
sebagaian mengatakan bahwa peti kemas adalah gudang yang dapat diangkut.
Lembaga maritime sedunia (international Maritme Organization) menyatakan
14
bahwa arti peti kemas adalah suatu benda yang disajikan sebagai alat
angkutan barang bersifat permanen, kuat, dapat digunakan berulang kali,
dirancang khusus untuk mudah diangkut dengan berbagai moda transportasi
secara aman, dan dilengkapi soket pengangkat pada sudut-sudtnya. (Lasse,
2014)
Peti kemas dapat digunakan untuk muatan umum, curah kering/cair,
kendaraan, reer, hewan, dan barang berbahaya. Sebagian di antaranya
berbagai macam tipe peti kemas antara lain :
TABEL 2.2
JENIS DAN UKURAN PETI KEMAS
No Jenis Ukuran
1 General Cargo Container 20' x 8' x 8' with doors at one end
2 General Cagro Container 40' x 8' x 8' with doors at one end
3 Open Top Container 20' x 8' x 8' open top with canvas cover
4 Insulated Container 20' x 8' x 8' with doors at one end and port
5 Refrigerated Container hole at the other end
6 Refrigerated Container 20' x 8' x 8' with integral freezing plant
7 Flat Container 40' x 8' x 8' with integral freezing plant
8 Tank Container 20' x 8' x 8' with hinged ends
9 Tank Container 20' x 8' x 8' half heigth bulk liquid tank
10 Half Height Bin Container 20' x 8' x 8' open top and hinged drop end
7. Jenis – Jenis Kapal Kontainer
Pada mulanya peti kemas diangkut dengan kappal konvensional, atau
kapal semi-kontainer yang menempatkan peti kemas sebagai muatan dek.
Tetapi perkembangan yang sangat pesat mendorong perusahaan perkapalan
dan pelayaran membangun kapal khusus peti kemas yang dinamakan kapal
full cellular. Kontruksi khas dari kapal cellular antara lain tanpa dengan
15
peralatan bongkar muat, dek bawah luas, dan palka dilengkapi dengan cell-
guids guna memudahkan peti kemas in dan out hingga ketinggian 9 stacks di
bawah deck.
a. Kapal Multideck Breakbulk, yakni kapal yang dirancang untuk
mengangkut peti kemas di atas dek setelah tutup palka diperkuat,
sedangkan bagian kapal di bawah dek untuk muatan break bulk
b. Kapal multipurpose yakni kapal yang dirancang untuk mengangkut
muatan campuran seperti palet, baja, noe-bulk, dan peti kemas. Beberapa
palka disediakan untuk muatan braek-bulk, sedangkan tween deck dan
lower hold yang lebar untuk peti kemas. Kapal ini dilengkapi dengan
crane dan merupakan perintis untuk mengembangkan desain kapal khusus
angkutan peti kemas.
c. Kapal kombinasi (combination vessel), yakni sejenis kapal multipurpose
tanpa twen deck dan seluruh palka dilengkapli dengan cell-guides untuk
peti kemas. Keberadaan kapal ini dengan atau tanpa deck.
d. Kapal container/bulk (conbulkers), yakni kapal yang dapat mengangkut
peti kemas dan muatan curah, masing – masing di dalam palka yang
berbeda sehingga sangat mungkin mengangkut muatan peti kemas dan
muatan bulk dengan pelabuhan tujuan yangh berbeda. Kapal sejenis ini
pada umumnya tidak dilengkapi dengan Derek.
e. Kapal Hybrid, yakni kapal yang termasuk jenis kapal semi-container yang
mengangkut peti kemas dengan system Roll on-Roll off (Ro-Ro) dan Lift
on-Lift off (Lo-Lo). System Ro-Ro yakni angkutan peti kemas dengan
menggunakan trailer yang naik dan turun kapal melalui ramp door.
System Lo-Lo yakni angkutan peti kemas dengan memakai tongkat yang
naik dan turun kapal secara vertikal dengan peralatan angkat mekanis.
Kapal dengan system Lo-Lo dikenal sebagai angkutan tongkang.
16
2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan
1. Sejarah dan Pengembangan Perusahaan
PT. Bahari Eka Nusantara didirikan pada tahun 1850 oleh 2
bersaudara Alexander dan William Thomson sebagai broker kapal dan
kemudian menjadi milik Leith Edinburgh. Awal mula timbul nama BEN
perkiraan dari bahasa inggris gealic yang artinya gunung yang pertama kali
digunakan yaitu Ben Cleuch dan kemudian nama perusahaan yang dulu
memiliki kapal uap sekarang menjadi Ben Line.
Pada tahun 1972 Ben Line terus mengembangkan layanan kapal antara
Eropa dan wilayah timur. Dengan keterbiasaan Service Ben Line yang sangat
cepat dibangunlah kapal-kapal dengan dua deck kembar pada masa itu.
Manajemen kapal Ben Line dibentuk untuk menawarkan berbagai layanan
yang komprehensif, dari manajemen kapal kepada pemilik yang lebih kecil,
mereka menyediakan layanan dengan bimbingan dari pengetahuan yang
sangat baik, dari pengetahuan itu Ben Line telah mendapatkan customer
bertahun-tahun lamanya.
Menyusul penjualan kapal-kapal oleh Ben Line Pada Tahun 1994
Perusahaan Ben Line membuat keputusan strategis untuk fokus pada
pelayanan keagenan dan kegiatan pelayaran. Sekarang Ben Line memiliki
kantor pusat dan kantor cabang diseluruh asia, mempekerjakan lebih dari 1500
staff pada lebih dari 100 kantor cabang di wilayah asia. Ben Line Agencies
memiliki fasilitas dan service dukungan lepas pantai dan pembagian proyek
logistik, perbaikan kapal merupakan bagian penting dan perkembangan dari
bisnis Ben Line.
Dengan lebih dari satu abad pengalaman dalam industri perkapalan di
Asia, Ben Line Agencies telah membangun reputasi yang solid berdasarkan
integritas konsistensi dan kompetensi PT. Bahari Eka Nusantara mempunyai
peranan yang penting untuk menangani atau melayani kapal-kapal milik
17
perusahaan sendiri maupun kapal milik perusahaan lain yang singgah
dipelabuhan diseluruh Indonesia.
Ben Line telah didirikan di Indonesia selama lebih dari 30 tahun dan
saat ini memiliki 27 kantor di Indonesia salah satunya di Jawa Tengah yaitu
Semarang, kantor cabang Semarang merupakan bagian integral dari portofolio
Ben Line Agencies di Indonesia. Cabang Ben Line Agencies Semarang juga
rumah bagi berbagai proyek yang berkaitan dengan pabrik industri dan curah.
Kantor cabang Ben Line Agencies Semarang terletak di jantung kota, dekat
dengan semua otoritas lokal, Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar dan bandara.
Lisensi Ben Line Agencies sangat memungkinkan untuk menangani kapal-
kapal dan semua aktivitas yang berkaitan dengan kelautan dan pelayaran
diberbagai seluruh pelabuhan dan terminal di Semarang. PT. Bahari Eka
Nusantara merupakan perusahaan keagenan pelayaran swasta nasional yang
telah berdiri semenjak tahun 2005 di Indonesia, dengan kantor pusat (Head
Office) berada di Jakarta perusahaan pelayaran PT. Bahari Eka Nusantara
adalah layanan pengiriman mitra pilihan di Asia. Melalui jaringan kantor yang
meliputi wilayah menyediakan kelas kapal dan jasa keagenan port banyak
nama-nama terkenal disektor maritim, bersama-sama dengan berbagai layanan
terkait dan salah satu kantor cabangnya berada di Semarang Jawa Tengah
yang mengerjakan berbagai macam pelayanan pelayaran yang dibutuhkan
oleh kapal perusahaan pelayaran PT. Bahari Eka Nusantara Cabang Semarang
ini sendiri didirikan pada April 2010.
Awal mula perusahaan pelayaran PT. Bahari Eka Nusantara Cabang
Semarang didirikan oleh 3 orang yang menjadi awal perintis perusahaan
tersebut, dan semakin perusahaan ini menunjukan eksistensi dan mutunya
sebagai perusahaan keagenan pelayaran yang dapat diandalkan, maka semakin
hari perusahaan ini maju dan berkembang dan sekarang telah memiliki banyak
karyawan yang profesional dalam bidang pelayaran, bahkan menjadi agen
pelayaran terkemuka di Semarang.
18
Saat ini perusahaan pelayaran PT. Bahari Eka Nusantara Cabang
Semarang sudah sangat berkembang, dan banyak kapal-kapal yang masuk di
pelabuhan Semarang yang sudah diageni oleh perusahaan pelayaran PT.
Bahari Eka Nusantara cabang Semarang.
2. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Visi dari PT. Bahari Eka Nusantara adalah mewujudkan sumber daya
manusia yang bersih, prefesional, unggul dan mampu bersaing dalam
skala nasional maupun internasional.
2. Misi
Misi dari PT. Bahari Eka Nusantara adalah melalui keunggulan kinerja
dan memberikan keunggulan bagi perusahaan dan juga memberikan
kepuasan bagi para pelanggan.
3. Struktur Organisasi
Gambar 2.2
Struktur Organisasi
YENY ARIANTI
MANAGER REGIONAL
RIYANTO
OFFICE BOY
NASTITI
ADMIN FINANCE
WIBOWO
ADMIN EXP DOCUMENTATION
IKE MEI MONA
ADMIN IMP DOCUMENTATION
DEWI ISMAWATI
ADMIN EXP/IMP DOCUMENTATION
CAHYONO
PORT AGENT
19
1. Struktur Organisasi
1) Manager Regional : Yeny Arianti
2) Adminitrasi Keunganan : Nastiti
3) Adminitrasi Dokumen Ekspor : Wibowo
Dewi Ismawati
4) Adminitrasi Dokumen Impor : Ike Mei Mona
5) Port Agen : Cahyono
6) Office Boy : Riyanto
4. Tugas dan Fungsi Setiap Bagian
Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat diuraikan tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
1. Regional Manager.
Yaitu membawahi seluruh kantor cabang juga kegiatan di Semarang.
Regional manager pada saat ini juga menjabat sebagai kepala cabang
Semarang.
a. Memimpin dan mengawasi jalannya perusahaan termasuk mengesahkan
transaksi-transaksi yang terjadi serta memeriksa semua pengeluaran setiap
hari.
b. Menyusun rencana kegiatan perusahaan dan menetapkan kebijaksanaan
perusahaan kantor cabang Semarang serta memberikan perintah kepada
tiap masing-masing bagian untuk menghendel setiap pekerjaan.
c. Mengadakan hubungan-hubungan dengan pihak luar baik customer
maupun instansi dari perusahaan pelayaran PT. Bahari Eka Nusantara
diseluruh Indonesia untuk mewujudkan perkembangan perusahaan cabang
dalam meningkatkan pelayanan.
2. Keuangan dan adminitrasi (Finance & Admin).
a. Mengatur dan memeriksa semua pengeluaran dan pemasukan setiap hari.
b. Mengatur dan memeriksa laporan pembukuan perusahaan baik mingguan
maupun bulanan.
20
c. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pelaporan kegiatan lembaga dalam aspek keuangan.
3. Port Agent.
a. Masing-masing port captain bertanggung jawab terhadap kelancaran
operasional di pelabuhan.
b. Melakukan kegiatan kelancaran clearance in dan out ke instansi-instansi
terkait.
c. Melakukan monitoring langsung dipelabuhan dan menjamin alokasi
penyandaran kapal dipelabuhan dengan aman sesuai prosedur yang ada,
termasuk menjamin bahwa seluruh dokumen masih valid.
d. Melakukan hubungan baik antara awak kapal dan memenuhi kebutuhan
kapal seperti konsumsi fuel oil, suply suku cadang kapal, maintenance
untuk projek yang dilaksanakan setiap prosedur dan program yang ada.
e. Bertanggung jawab untuk menjamin ke disiplinan crew saat berada di
pelabuhan negara tersebut dan secara berkelanjutan mengedukasi seluruh
crew kapal agar dapat mengikuti prosedur, system, testing, training,
familiersasi, oreantasi dan emergency drill.
4. Administrasi Impor
a. Mencatatat semua administrasi – administrasi perusahaan termasuk surat
menyurat ke perusahaan – perusahaan relasinya (customer) dalam hal
pemberitahuan yang sifatnya penting.
b. Menerbitkan Perpanjangan DO impor dan perhitungan demurrage.
5. Administrasi Ekpor
a. Mencatat semua administrasi-administrasi perusahaan termasuk surat
menyurat ke perusahaan-perusahaan relasinya (customer) dalam hal
pemberitahuan yang sifatnya penting.
b. Membuat booking container untuk perusahaan eksportir yang akan
memakai jasa container.
c. Mencari schedule kapal untuk keberangkatan container ekspor.
21
d. Membuat penerbitan dokumen – dokumen ekspor.
e. Menerbitkan DO seal ekspor untuk pengambilan container.
f. Mengirim laporan kepada kantor cabang pusat atas pemakaian jasa dari
perusahaan pelayaran PT. Bahari Eka Nusantara.
5. Kantor Cabang di Seluruh Indonesia
Sebagai salah satu perusahaan agen pelayaran terbesar di Asia maka
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing daerah ditiap bagian Negara
Indonesia diperlukan jaringan-jaringan nasional yang sekiranya dapat
mempercepat kegiatan dalam menangani kapal luar negeri maupun dalam
negeri. Melalui kantor pusat di Jakarta cabang Negara Indonesia, mempunyai
kantor-kantor cabang di wilayah Indonesia.
Berikut kantor-kantor cabang diseluruh Indonesia antara lain :
1. Pulau Sumatera.
a. Kantor cabang Belawan.
b. Kantor cabang Medan.
c. Kantor cabang Dumai.
d. Kantor cabang Palembang.
e. Kantor cabang Lampung.
2. Kepulauan Riau.
a. Kantor cabang Batam.
b. Kantor cabang Karimun.
3. Pulau Jawa.
a. Kantor cabang Merak.
b. Kantor pusat Jakarta.
c. Kantor cabang Tanjung Priok.
d. Kantor cabang Bandung.
e. Kantor cabang Semarang.
22
f. Kantor cabang Gresik.
g. Kantor cabang Surabaya.
h. Kantor cabang Bali.
4. Nusa Tenggara Timur.
a. Kantor cabang Benete Bay.
5. Pulau Kalimantan.
a. Kantor cabang Kota Baru.
b. Kantor cabang Banjarmasin.
c. Kantor cabang Adang Bay.
d. Kantor cabang Balikpapan.
e. Kantor cabang Samarinda.
f. Kantor cabang Bontang.
g. Kantor cabang Sangatta.
h. Kantor cabang Berau.
i. Kantor cabang Tarakan.
j. Kantor cabang Bunyu.
6. Pulau Sulawesi.
a. Kantor cabang Pomalaa.
b. Kantor cabang Kendari.