6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Dasar ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa
makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang
mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan
sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap
disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi (Rizki Natia Wiji,
2013).
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal, ASI eksklusif perlu diberikan sampai
umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. ASI
adalah makanan terbaik yang diberikan seorang ibu kepada anak yang baru
dilahirkan, dimana komposisinya sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi (Siti Nur Khamzah, 2012).
ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni atau bayi hanya
diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa pemberian makanan
tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur atau nasi tim (Rizki
Natia Wiji, 2013).
6
7
Menurut Roesli Utami (2008) ASI eksklusif adalah menyusui secara
murni tanpa diberi tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih dan tanpa makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan lain-lain sampai usia 4 bulan tetapi akan lebih
baik lagi apabila sampai 6 bulan. Sedangkan Gloria (2008) mengatakan
bahwa ASI eksklusif adalah pemberian ASI beserta kolostrum secara penuh
selama 4 bulan atau lebih.
b. Fisiologi ASI
Kelenjar susu tersusun atas dua macam jaringan, yaitu jaringan kelenjar
(glandular tissue, atau parenkim), dan penopang (supporting tissue atau
stroma). Jaringan kelenjar berisi banyak sekali kantong alveolus yang
dikelilingi oleh jaringan epitel otot yang bersifat kontraktil. Bagian dalam
alveolus dilapisi oleh selapis epitel. Susu dibentuk pada epitel kelenjar ini.
Persiapan untuk berproduksi berlangsung selama kehamilan sehingga
kelenjar susu membesar sampai 2-3 kali ukuran normal (Arisman, 2009).
Air susu terbentuk melalui dua fase, yaitu fase sekresi dan pengaliran.
Pada bagian pertama, susu disekresikan oleh sel kelenjar ke dalam lumen
alveoli, diawasi oleh hormon prolaktin dan ACTH. Kedua hormon ini
mempengaruhi perkembangan kelenjar mammae. Pada fase kedua, air susu
yang dihasilkan oleh kelenjar dialirkan ke putting susu, setelah sebelumnya
terkumpul di dalam sinus. Selama kehamilan berlangsung, laktogenesis
kemungkinan besar terkunci oleh pengaruh progesteron pada sel kelenjar.
8
Seusai partus, kadar hormon ini menyusut drastis, memberi kesempatan
prolaktin untuk beraksi sehingga mengimbas laktogenesis (Arisman, 2009).
Laktasi diawasi oleh dua macam refleks, yaitu the milk production
refleks dan the let down refleks. Manakala bayi menghisap putting susu,
serangkaian impuls akan menuju medula spinalis, lalu ke otak, dan
menyusup ke dalam kelenjar hipofisis sehingga memicu sekresi oksitosin
pada bagian posterior hipofisis. Keberadaan oksitosin menyebabkan
kontraksi sel-sel epitel otot polos yang membungkus alveolus sehingga air
susu yang terkandung di dalamnya tersembur ke duktus dan sinus (Arisman,
2009).
c. Komposisi Kandungan ASI
Makanan pertama dan utama bayi tentu saja air susu ibu. Pilihan ini tak
perlu diperdebatkan lagi. Air susu ibu cocok sekali untuk memenuhi
kebutuhan bayi dalam segala hal: karbohidrat dalam ASI berupa laktosa;
lemaknya banyak mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak
jenuh ganda); protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna;
kandungan vitamin dan mineralnya banyak; rasio kalsium-fosfat sebesar 2:1
yang merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan kalsium. Selain itu,
ASI juga mengandung zat anti infeksi (Arisman, 2009).
Kolostrum ialah ASI yang keluar pertama kali, berwarna jernih
kekuningan, dan kaya akan zat antibodi seperti: faktor bipidus, SIgA
(Secretory immunoglobulin A), IgM, IgG, faktor antistafilokokus,
laktoferin, laktoperoksidae, komplemen (C3 dan C4), interferon, lisozim,
9
protein pengikat B12, limfosit, makrofag, faktor lipid, asam lemak, dan
monogliserida (Arisman, 2009).
Menurut Savage (2009), ASI mengandung semua gizi yang diperlukan
bayi dalam 4-6 bulan pertama kehidupan dianjurkan agar pada masa ini bayi
hanya diberikan ASI.
1) Protein
Protein adalah bahan baku untuk tumbuh, kwalitas protein sangat penting
selama satu tahun pertama kehidupan bayi.
a) ASI mengandung Akfa Laktalbumin.
b) Protein lainnya yaitu taurin, taurin adalah protein otak yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan syaraf, pertumbuhan
retina.
c) Laktoferin adalah protein yang mengangkut zat besi dari ASI ke darah
sebagai pembunuh/penghancur bakteri yang jahat dan memberikan
bakteri usus yang baik menghasilkan vitamin.
d) Lysosyme adalah suatu kelompok antibiotik alami didalam ASI.
2) Lemak
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya.
Kadarnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi
yang sedang tumbuh.
3) Karbohidrat
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa. ASI mengandung lebih banyak
laktosa dibandingkan dengan susu mamalia lainnya.
10
a) Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak.
b) Salah satu produk dari laktosa adalah galaktosa. Galaktosa
merupakanmakanan vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh.
c) Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk
pertumbuhan tulang.
d) Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu
laktobacillus lifidus.
e) Laktosa oleh fermentasi akan menjadi asam laktat dan asam laktat ini
akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.
4) Vitamin, mineral, dan zat besi.
5) Garam, kalsium, dan fosfat.
6) Dan adanya sel-sel darah putih sebagai zat pelindung dalam tubuh bayi
dari kuman-kuman jahat.
d. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
Menurut Rizki Natia Wiji (2013), beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi produksi ASI, yaitu:
1) Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh
terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan
gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan
dengan lancar. Untuk membantu memproduksi ASI yang baik makanan
ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak dan vitamin serta
mineral yang cukup.
11
2) Ketegangan jiwa dan
pikiran
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan
fikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan
tegang akan menurunkan volume ASI.
3) Penggunaan alat
kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu diperhatikan
agar tidak mengurangi produksi ASI.
4) Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara
mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan
oksitosin.
5) Anatomi payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI.
Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papilla atau putting
susu ibu.
6) Faktor fisiologi
ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang
menentukan produksi ASI dan mempertahankan sekresi air susu.
7) Pola istirahat
12
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI.
Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga
berkurang.
8) Faktor isapan anak
atau frekuensi menyusui
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan
pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Produksi ASI bayi
prematur akan optimal dengan frekuensi menyusui >5 kali per hari
selama bulan pertama setelah kelahiran. Sedangkan pada bayi cukup
bulan, frekuensi penyusuan 10 kali per hari selama 2 minggu pertama
berhubungan dengan produksi ASI yang cukup.
9) Berat lahir bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap
ASI yang lebih rendah dibandingkan bayi yang berat lahir normal.
Kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan
lama penyusuan yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi berat lahir
normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan
oksitosin dalam memproduksi ASI.
10) Umur kehamilan saat
melahirkan
13
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal
ini disebabkan bayi yang prematur (umur kehamilan kurang dari 37
minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup
bulan. lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat
disebabkan berat lahir yang rendah dan belum sempurnanya fungsi
organ.
11) Konsumsi rokok dan
alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu
hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan
menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat
pelepasan oksitosin. Etanol dalam alkohol juga dapat menghambat
produksi aksitosin.
e. Pengelompokkan ASI
Menurut Savage (2009), ASI dapat dikelompokkan menjadi:
1) ASI stadium I
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakn cairan yang
pertama disekresi oleh kelnjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4,
volume berkisar 150-300/24 jam. Kolostrum berwarna kuning keemasan
disebabkan oleh tingginya komposisi-komposisi lemak dan sel-sel hidup.
Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang
14
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir
segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang
mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan berwarna.
2) ASI stadium II
ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari
ke-4 sampai hari ke-10. komposisi protein makin rendah, sedangkan
lemak dan hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin
meningkat. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga
dengan kondisi fisik ibu.
3) ASI stadium III
ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-
10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus
menerus berubah yang disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai
berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan
makanan selain ASI.
f. Manfaat Asi Eksklusif
Menurut Roesli Utami (2008) banyak manfaat pemberian ASI
khususnya ASI eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut manfaat yang
diperoleh bayi adalah:
1) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti
kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit.
15
3) Melindungi anak dari serangan alergi, mengandung asam lemak yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi yang diberi ASI
eksklusif lebih pandai.
4) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
5) Mambantu pembentukan rahang yang bagus.
6) Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional.
7) Kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik.
Selain memberi keuntungan pada bayi menyusui jelas memberikan
keuntungan pada saat setelah ibu melahirkan yaitu mengurangi perdarahan
setelah persalinan karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar
oksitosin yang berguna juga untuk penutupan darah sehingga perdarahan
akan lebih cepat berhenti. Menjarangkan kehamilan karena menyusui
merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama
ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6
bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi
berusia 12 bulan, mengecilkan rahim karena kadar oksitiosin ibu menyusui
meningkat yang akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum
hamil, lebih cepat langsing kembali karena menyusui memerlukan energi
maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.
Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali
keberat badan sebelum hamil (Roesli Utami, 2008).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara dan kanker indung telur. Lebih
16
ekonomis dan murah karena dengan memberi ASI berarti menghemat
pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan biaya berobat
bayi. Tidak merepotkan dan hemat waktu karena ASI dapat segera diberikan
pada bayi tanpa harus menyiapkan / memasak air, mencuci botol dan hal-hal
yang merepotkan lainnya, mudah di bawa kemana-mana dan praktis
sehingga saat berpergian tidak perlu membawa alat untuk minum susu
formula, memberi kepuasan bagi ibu karena berhasil memberikan ASI
eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggan, dan kebahagian yang
mendalam (Roesli Utami, 2008).
Manuaba (2010), keuntungan pemberian ASI adalah memberikan ASI
sesuai dengan tugas seorang ibu, sehingga dapat meningkatkan martabat
wanita sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ASI telah
disiapkan sejak awal kehamilan sehingga sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan kembang bayi, ASI mempunyai kelebihan dalam susunan
kimia, komposisi biologis dan mempunyai substansia untuk bayi, ASI siap
setiap saat untuk diberikan pada bayi dengan sterilitas yang terjamin karena
bersifat spesifik, maka pertumbuhan bayi baik dan terhindar dari beberapa
penyakit tertentu.
Suharyono (2007), banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI
Eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh
bayi:
1) ASI sebagai nutrisi
17
ASI secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan bayi, misalnya
ASI dari Seorang ibu yang kebutuhan bayi prematur. Komposisinya akan
berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi
cukup bulan. ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui
disebut foremilk sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui
disebut hindmilk. ASI merupakan gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan
bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kwalitas
maupun kwantitas.
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh dari bayi
Bayi saat lahir akan membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga
mencapai kadar protektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan. Pada
saat kadar zatnya menurun dan yang dibentuk oleh badan bayi belum
mencukupi maka akan terjadi kesenjangan kekebalan pada bayi, maka
bayi perlu diberi ASI karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung
zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai penyakit.
3) ASI Eksklusif meningkatkan kecerdasan
Kecerdasan berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak dan
faktor penting dalam proses pertumbuhan otak adalah nutrisi. Nutrisi
yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, banyak terdapat dalam
ASI, karena kandungan daripada ASI seperti yang disebutkan diatas
mencakup semua yang diperlukan dalam pertumbuhan otak terutama
18
taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega-3,
Omega-6).
4) ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berasa dalam dekapan ibu karena menyusui akan
merasakan kasih sayang ibunya dan ia pun akan merasa aman dan
tentram. Perasaan inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi
bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual
yang baik.
g. Manfaat Menyusui
Rizki Natia Wiji (2013), manfaat menyusui bagi Ibu, keluarga dan
negara adalah sebagai berikut:
1) Bagi ibu
a) Aspek kontrasepsi; hisapan bayi pada putting susu ibu
merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofisis
mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan
produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b) Aspek kesehatan ibu; dapat mencegah anemia
defisiensi besi, kanker payudara dan kanker ovarium.
c) Aspek penurunan berat badan; ibu yang menyusui
eksklusif lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula
seperti sebelum hamil.
d) Ungkapan kasih sayang; menyusui merupakan
ungkapan kasih sayang nyata dari ibu kepada bayinya. Hubungan
19
batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi
menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit.
e) Ibu sehat, cantik dan ceria.
2) Bagi keluarga
a) Aspek ekonomi; dapat mengurangi pengeluaran keluarga.
b) Aspek psikologis; kebahagian keluarga bertambah karena kelahiran
lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan; menyusui sangat praktis karena dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja.
3) Bagi negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
b) Menghemat devisa negara
c) Mengurangi subsidi rumah sakit
d) Peningkatan kualitas generasi penerus.
h. Teknik Menyusui
Sukarni (2013), langkah-langkah menyusui yang benar dan cara
menyusui adalah sebagai berikut:
1) Langkah-langkah
menyusui yang benar
20
a) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting dan sekitar kelang payudara. Cara ini bermanfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu.
b) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
c) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah, jangan menekan putting susu.
d) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting refleks) dengan
cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut
bayi.
e) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
2) Cara Menyusui
dengan sikap duduk
a) Cuci tangan
b) Duduk dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar
pada sandaran kursi.
c) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting dan sekitar kelang payudara. Cara ini bermanfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu.
d) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di
atas pangkuan ibu dengan cara:
21
(1) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
(2) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan satu di
depan.
(3) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara.
(4) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
(5) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
e) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
menekan payudara bagian atas aerola.
f) Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu, tunggu sampai mulut bayi
membuka lebar.
g) Masukkan secepatnya seluruh puting payudara sampai aerola kedalam
mulut bayi hingga terletak diantara lidah dan langit-langit.
h) Dekaplah bayi ke tubuh ibu dengan lengan kiri hingga ujung hidung
bayi menyentuh payudara, letaklah sedikit payudara bagian atas
dengan tangan kanan sehingga hidung bayi tidak tertutup dan bayi
dapat bernafas dengan baik.
i) Pindahkan bayi ke payudara yang lain setelah menyusui 10-15 menit.
j) Bila bayi selesai menetek, untuk melepaskan jangan sekali-kali
menarik puting susu begitu saja, tetapi dengan cara tekanlah dagu bayi
22
atau pijatlah hidungnya dan palingkan bayi dengan kelingking ibu
yang bersih masukkan ke dalam sudut mulut bayi.
k) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya.
i. Hambatan Pemberian ASI
Menurut Lucy (2006), ada beberapa hambatan dalam pemberian ASI
antara lain:
1) Putting Susu Nyeri
Salah satu penyebab susu nyeri adalah karena bayi menghisap susu
dengan posisi yang salah. Bayi tidak cukup banyak memasukkan areola
ke mulutnya. Dan hanya menghisap dari ujung putting susu saja.
2) Putting Susu Pecah
Bila bayi terus menyusu dengan posisi yang salah, bisa terjadi kerusakan
kerusakkan kulit putting susu, sehingga terjadi celah atau retak. Bakteri
dapat memasuki jaringan payudara dan menyebabkan mastitis atau abses
payudara.
3) ASI Tersumbat
23
Saat menyusui ada satu atau lebih saluran ASI tersumbat dan ASI tidak
dapat mengalir keluar. Hal ini dapat menyebabkan payudara merah dan
sakit, bila tidak diobati dapat terjadi infeksi.
4) Mastitis
Putting buah dada terasa sakit dan bengkak, panas dan badan seluruhnya
merasa tidak enak. Infeksi payudara dapat terjadi 1-3 minggu sesudah
melahirkan dan dapat terjadi sebagai komplikasi tersumbatnya saluran
ASI yang tidak diobati.
5) Abses Payudara
suatu abses atau penahan payudara tidak karena infeksi umum dan
mengadakan komplikasi lokal dengan akumulasi penahanan disuatu
bagian payudara.
6) Ibu Sakit
Pada umumnya kebanyakan jenis penyakit ibu tidak menghalangi ibu
untuk melanjutkan pemberian ASInya namun bila sakit sebaiknya
konsultasikan dengan ahlinya.
7) Kelelahan Ibu
Semua wanita akan merasa lelah dalam minggu pertama setelah ia
melahirkan dan harus memberikan bayinya ASI. Kemungkinan adanya
ketegangan-ketegangan selama melahirkan mempengaruhi tenaganya
karena itu ibu perlu untuk memulihkan tenaganya.
24
8) Ibu Bekerja
Ibu pekerja diluar rumah bukan alasan menghentikan menyusui. Ibu
harus mampu mengatur jadwal dalam pemberian ASI dan waktu bekerja.
2. Konsep Dasar Perkembangan Bayi
a. Pengertian
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 2009).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-
organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan demikian aspek
perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi
dari masing-masing bagian tubuh (Nursalam, 2010).
b. Prinsip Perkembangan
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara
25
simultan (bersamaan). Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan
pertambahan kemampuan (perkembangan) anak. Pada dasarnya tumbuh
kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum yaitu:
1) Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus-menerus dari konsepsi
sampai dewasa.
2) Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya
kecepatannya dapat berbeda.
3) Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan,
misalnya mulai melihat, tersenyum, mengangkat badan, duduk, berdiri,
dan seterusnya (Nursalam, 2010).
c. Tahap Perkembangan
Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai
tahapan perkembangan dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan
perkembangan yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-
anak. Setiap anak akan melewati tahapan tersebut secara fleksibel dan
berkesinambungan. Misalnya, pencapaian kemampuan perkembangan pada
masa bayi tidak selalu dicapai persis pada usia 1 tahun, tetapi dapat dicapai
lebih awal atau terlambat dari 1 tahun. Masing-masing tahap memiliki ciri
khas dalam anatomi, fisiologi, biokimia, dan karakternya (Soetjiningsih,
2009).
Hampir sepertiga dari masa kehidupan manusia dipakai untuk
mempersiapkan diri guna menghadapi duapertiga masa kehidupan
berikutnya. Oleh karena itu, upaya untuk mengoptimalkan perkembangan
26
pada awal-awal kehidupan bayi dan anak adalah sangat penting
(Soetjiningsih, 2009).
Ada beberapa tahapan perkembangan pada masa anak-anak, yaitu:
1) Masa prenatal (konsepsi-lahir), terbagi atas:
a) Masa embrio (mudigah): masa konsepsi-8 minggu
b) Masa janin (fetus): 9 minggu-kelahiran
2) Masa pascanatal, terbagi atas:
a) Masa neonatal usia 0-28 hari
(1)Neonatal dini (perinatal): 0-7 hari
(2)Neonatal lanjut: 8-28 hari
b) Masa bayi
(1)Masa bayi dini: 1-12 bulan
(2)Masa bayi akhir: 1-2 tahun
3) Masa prasekolah (usia 2-6 tahun), terbagi atas:
a) Prasekolah awal (masa balita): mulai 2-3 tahun
b) Prasekolah akhir: mulai 4-6 tahun
4) Masa sekolah atau masa prapubertas, terbagi atas:
a) Wanita: 6-10 tahun
b) Laki-laki: 8-12 tahun
5) Masa adolesensi atau masa remaja, terbagi atas:
a) Wanita: 10-18 tahun
b) Laki-laki: 12-20 tahun.
27
(Soetjiningsih, 2009).
d. Perkembangan Bayi 0-12 bulan
Sejak hari pertama kelahirannya, bayi sebenarnya sudah mulai
melaksanakan tugas perkembangannya. Pencapaian yang diperoleh
merupakan suatu naluri alamiah bayi yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada
umatnya. Berikut akan diuraikan secara rinci perkembangan bulan demi
bulan pada bayi 0-12 bulan (Sulistyawati, 2014).
1) Bayi baru lahir
a) Sikap melengkung
b) Gerakan refleks merayap
c) Kepala terletak ke samping
d) Refleks memegang dengan tangan (palmar grasping refleks)
e) Reaksi terhadap sinar terang dan bunyi keras
f) Persepsi terhadap lingkungan
g) Mengungkapkan perasaan dengan suara.
2) Akhir bulan pertama
a) Kepala terangkat sebentar
b) Kepala masih terkulai ke belakang
c) Reaksi yang menyertai refleks
d) Perkembangan kemampuan memegang
e) Menatap
f) Menyusu
g) Menjadi tenang dengan digendong
28
h) Menangis.
3) Akhir bulan kedua
a) Mengangkat kepala sekurang-kurangnya 45o
b) Kemampuan mengangkat kepala
c) Kepalan tangan sering terbuka
d) Sikap tertegun pada suara
e) Senyuman yang pertama
f) Mengungkapkan perasaan dengan bersuara
4) Akhir bulan ketiga
a) Menahan kepala selama satu menit
b) Turut mengangkat kepala sebentar waktu ditarik untuk posisi duduk
c) Melengkungkan kaki pada waktu menjejak
d) Menggerakkan mainan yang diberikan padanya
e) Memandang gerakan mainan hingga bola matanya sampai ke sudut
mata
f) Senyum sosial
g) Rangkaian bunyi/er/-suara tenggorokan.
5) Akhir bulan keempat
a) Gerakan berenang saat ditelungkupkan
b) Turut mengangkat kepala sebentar ketika ditarik untuk didudukkan
c) Menahan kepala tetap tegak ketika badan miring
d) Menjejakkan kaki
e) Bermain dengan kedua belah tangan
29
f) Memasukkan mainan ke dalam mulut
g) Tertawa nyaring
h) Berseru-bergumam.
6) Akhir bulan kelima
a) Menggulingkan badan dari telungkup hingga telentang
b) Menundukkan kepala dan menekuk tangan serta kaki ketika ditarik
untuk didudukkan.
c) Dengan cepat mengambil alih keseimbangan badan
d) Mengarahkan tangannya kepada mainan yang menyentuhnya
e) Membedakan nada suara yang galak dengan yang ramah
f) Mengungkapkan perasaan dengan bersuara
7) Akhir bulan keenam
a) Bertopang pada lengan yang ditegakkan
b) Perkembangan kemampuan untuk duduk
c) Perkembangan kemampuan untuk berjalan
d) Menjangkau mainan dengan tepat
e) Memegang dengan seluruh telapak tangan
f) Memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya
g) Menolehkan kepala waktu mendengar suara gemersik kertas
h) Membedakan orang-orang yang dikenalnya dengan orang-orang yang
belum dikenalnya
i) Rangkaian suku kata yang ritmis.
8) Akhir bulan ketujuh
30
a) Membalikkan badan dari telentang hingga telungkup
b) Bermain-main dengan kaki
c) Melonjak-lonjak
d) Memegang dengan kedua tangan
e) Membalik-balikkan mainan dengan kedua tangannya
f) Perkembangan kemampuan persepsi
g) Bermain “ciluk-ba”
h) Mengoceh.
9) Akhir bulan kedelapan
a) Memutar badan
b) Mengangkat badan untuk duduk
c) Duduk sendiri selama beberapa detik
d) Bertopang ke samping
e) Perkembangan kemampuan berjalan
f) Perkembangan kemampuan memegang
g) Perkembangan kemampuan persepsi
h) Canggung terhadap orang tidak dikenal
i) Memperhatikan gerak-gerik orang dewasa
j) Tertarik pada bayangan sendiri di cermin
k) Berbisik.
10) Akhir bulan kesembilan
a) Merayap
b) Duduk bebas selama satu menit
31
c) Bertopang ke belakang
d) Berdiri tegak bila kedua tangan dipegang
e) Menjatuhkan benda dengan sengaja
f) Tertarik pada suara yang perlahan
g) Menjangkau ke dalam suatu wadah
h) Bermain “ciluk-ba”
i) Suku kata ganda yang jelas
11) Akhir bulan kesepuluh
a) Berayun pada tangan dan lutut
b) Duduk sendiri
c) Duduk bebas dengan kaki terkembang dan punggung lurus
d) Berdiri sampai berpegang pada sesuatu
e) Menjepit dengan jari telunjuk dan jempol untuk mengambil sesuatu
f) Koordinasi kedua belah tangan
g) Mencoba-coba melempar
h) Perhatian terhadap benda-benda kecil
i) Menirukan sikap dan tingkah laku orang lain
j) Gembira bila dipedulikan
k) Dialog
l) Mencari benda atau orang yang ditanyakan padanya.
12) Akhir bulan kesebelas
a) Merangkak dengan empat kaki
b) Duduk bebas dengan keseimbangan mantap
32
c) Berjalan ke samping sambil merambat pada perabot dalam rumah
d) Berjalan bila kedua tangan dipegang
e) Menjepit dengan jari telunjuk dan jempol untuk mengambil sesuatu
f) Menemukan mainan yang tersembunyi
g) Menarik mainan yang diikatkan pada seutas tali
h) Makan sendiri dengan tangan
i) Minum dari cangkir
j) Suku kata pertama yang mempunyai arti
k) Memahami larangan.
13) Akhir bulan keduabelas
a) Merangkak
b) Duduk
c) Berjalan jika sebelah tangan dipegang
d) Meletakkan benda ke dalam tangan orang lain
e) Menjatuhkan benda kecil melalui sebuah lubang
f) Bermain kejar-kejaran
g) Mengungkapkan perasaan dengan bersuara
h) Memahami tugas-tugas sederhana.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bayi
Menurut Soetjiningsih (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bayi adalah:
33
1) Faktor keturunan (genetik)/herediter
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung
di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis
kelamin, ras, dan kebangsaan. Jenis kelamin ditentukan sejak awal dalam
kandungan (fase konsepsi) dan setelah lahir, anak laki-laki cenderung
lebih tinggi dan berat daripada anak perempuan dan hal ini bertahan
sampai usia tertentu karena anak perempuan biasanya lebih awal
mengalami pubertas.
Seperti kita ketahui bahwa warna kulit, bentuk tubuh dan lain-lain
tersimpan dalam gen. Gen terdapat dalam kromosom, yang dimiliki oleh
setiap manusia dalam setiap selnya. Baik sperma maupun ovum masing-
masing mempunyai 23 pasang kromosom. Jika ovum dan sperma
bergabung akan terbentuk 46 pasang kromosom, yang kemudian akan
terus membelah untuk memperbanyak diri sampai akhirnya terbentuk
janin, bayi. Setiap kromosom mengandung gen yang mempunyai sifat
diturunkan pada anak.
2) Faktor lingkungan
34
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik
akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-
fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari
konsepsi sampai akhir hayatnya.
a) Faktor lingkungan pranatal
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain:
(1) Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau
lahir mati. Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan
hidup di lingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi
juga dan mudah terkena infeksi.
(2) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
(3) Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-
zat teratogen, seperti perokok berat, peminum alkohol, obat-
obatan thalidomide, phenitoin, methadion, obat anti kanker, dan
lainnya dapat menyebabkan kelainan bawaan dan BBLR.
(4) Endokrin
35
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin
adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dan
peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin.
(5) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau
cacat bawaan lainnya.
(6) Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
TORCH (Toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes
simpleks), coxsackie, echovirus, malaria, polio, campak, HIV,
dan lain-lain.
(7) Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan
kejiwaan, dan lain-lain.
(8) Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
(9) Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan plasenta atau tali
pusat, menyebabkan BBLR.
b) Faktor lingkungan postnatal
36
(1) Lingkungan biologis
(a) Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa.
Bangsa kulit putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan
somatic lebih tinggi daripada bangsa Asia.
(b) Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak
perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa
demikian.
(c) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu
pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak, sehingga diperlukan
perhatian khusus.
(d) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan
orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga
untuk pertumbuhan. Proses tumbuh kembang anak
berlangsung pada berbagai tingkatan sel, organ dan tumbuh
dengan penambahan jumlah sel, kematangan sel, dan
pembesaran ukuran sel. Selanjutnya setiap organ dan bagian
tubuh lainnya mengikuti pola tumbuh kembang masing-
37
masing. Dengan adanya tingkatan tumbuh kembang tadi akan
terdapat rawan gizi. Dengan kata lain untuk mencapai
tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan gizi yang baik.
(e) Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit
tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara
rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang
anak.
(f) Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi maka diharapkan anak
terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan
cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu
tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 3 kali, DAPAT
3 kali, hepatitis B 3 kali, dan campak.
(g) Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu
tumbuh kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak
juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat dari
penyakitnya.
(h) Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar
dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka
38
kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas
perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.
(i) Hormon
Kelenjar pituitari anterior mengeluarkan hormon
pertumbuhan (Growth Hormone, GH) yang merangsang
pertumbuhan epifise dari pusat tulang panjang. Tanpa GH
anak akan tumbuh dengan lambat dan kematangan
seksualnya terhambat. Pada keadaan hipopituitarisme terjadi
gejala-gejala anak tumbuh pendek, alat genitalia kecil dan
hipoglikemi. Hal sebaliknya terjadi pada hiperfungsi pituitari,
kelainan yang ditimbulkan adalah akromegali yang
diakibatkan oleh hipersekresi GH dan pertumbuhan linear
serta gigantisme bila terjadi sebelum pubertas. Hormon lain
yang juga mempengaruhi pertumbuhan adalah hormon-
hormon dari kelenjar tiroid dan lainnya.
(2) Lingkungan fisik
(a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
(b) Sanitasi
(c) Keadaan rumah
(d) Radiasi.
(3) Lingkungan psikososial
(a) Stimulasi
39
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
(b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar,
misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku,
suasana yang tenang serta sarana lainnya.
(c) Ganjaran atau hukuman yang wajar
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita member ganjaran
misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan
sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi
yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya,
begitu pun sebaliknya dengan hukuman dengan cara-cara
yang wajar.
(d) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya, anak
memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua
tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut
bergaul.
(e) Stress
40
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya.
(f) Sekolah
Dengan mendapat pendidikan yang baik, maka diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut.
(g) Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi.
Anak memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari
orang tuanya.
(h) Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi antara orang tua dan anak akan menciptakan
keakraban anak dengan orang tuanya.
(4) Faktor keluarga dan adat istiadat
(a) Pekerjaan/pendapatan keluarga
(b) Pendidikan ayah/ibu
(c) Jumlah saudara
(d) Stabilitas rumah tangga
(e) Kepribadian ayah/ibu
(f) Adat-istiadat, norma-norma
(g) Agama urbanisasi
f. Kebutuhan Dasar untuk Perkembangan
Perkembangan seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil
interaksi antara faktor genetik, herediter, dan konstitusi dengan faktor
41
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi
perkembangan anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar
tertentu. Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh,
asih, dan asah (Nursalam, 2010).
1) Asuh (kebutuhan fisik-biomedis)
a) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
b) Perawatan kesehatan dasar
c) Pakaian
d) Perumahan
e) Hygiene diri dan lingkungan
f) Kesegaran jasmani
2) Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang)
a) Kasih sayang orang tua
b) Rasa aman
c) Harga diri
d) Dukungan/dorongan
e) Mandiri
f) Rasa memiliki
g) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman.
3) Asah (kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa
latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak
42
mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
g. Deteksi Dini Perkembangan Bayi
Terdapat banyak sekali tes perkembangan yang dapat dilakukan, namun
berdasarkan rekomendasi Depkes RI tahun2006, ada dua instrumen yang
dapat digunakan dalam pelaksanakan deteksi perkembangan ini, yaitu KPSP
(kuesioner pra skrining perkembangan) dan DDST/Denver II (Suliatyawati,
2014).
1) Kuesioner Pra Skrining perkembangan (KPSP)
a) Pengertian
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6
tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus
dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang mengetahui keadaan
perkembangan anak.
b) Jenis pertanyaan yang terdapat pada KPSP
Pertanyaan dalam KPSP dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan, dan
seterusnya sampai kelompok 5-6 tahun. Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan ’ya’ atau ’tidak’ oleh
orang tua (Form. KPSP dapat dilihat pada lampiran).
43
c) Alat/Instrumen yang digunakan dalam KPSP
Alat/instrumen yang digunakan dalam proses skrining KPSP adalah:
(1) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10
pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai
anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0-72 bulan.
(2) Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola
tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak enam
buah, kismis, kacang tanah, dan potongan biskuit kecil berukuran
0,5-1 cm.
d)Cara penggunaan KPSP
(1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan
tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi
1 bulan.
(2) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
(3) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
(a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh,
”dapatkah bayi makan kue sendiri?”.
(b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: ”Pada
posisi bayi terlentang, tariklah bayi pada pergelangan
tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”.
44
(4) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti
apa yang ditanyakan kepadanya.
(5) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban,’ya’ atau ‘tidak’. Catat
jawaban tersebut pada formulir.
(6) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan sebelumnya.
(7) Terakhir, teliti kembali apakah semua pertanyaan yang ada dalam
KPSP telah dijawab.
e) Interpretasi hasil KPSP
Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP
dinilai.
(1) Apabila jawaban ’ya’ berjumlah 9-10, berarti anak tersebut
normal (perkembangan baik) (S).
(2) Apabila jawaban ’ya’ kurang dari 9,maka perlu diteliti lebih lanjut
mengenai:
(a) Apakah cara menghitung usia dan kelompok
pertanyaannya sudah sesuai.
45
(b) Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud
pertanyaan. Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus
diulang.
(3) Apabila setelah diteliti, jawaban ’ya’ berjumlah 7-8, berarti
hasilnya meragukan (M) dan perlu diperiksa ulang 1 minggu
kemudian.
(4) Apabila jawaban ’ya’ berjumlah 6 atau kurang, berarti hasilnya
kurang atau kemungkinan ada penyimpangan (P), dan positif
untuk perlu dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut.
2) Denver development screening test (DDST)/Denver II
Denver development screening test (DDST) adalah salah satu dari
metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini
bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan
yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini mudah dan
cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang
baik. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST
secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak
prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada
follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal
mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borrowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST
tidak dapat mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan
bicara. Frankenburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST
46
dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang
kemudian hasil revisi DDST yang dinamakan Denver II.
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver
Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode
skreening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes
diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a) Aspek perkembangan yang dinilai
DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4 sektor (bagian)
perkembangan yang dinilai, yaitu:
(1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
(2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
(3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan
(4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
47
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b) Alat yang digunakan
(1)Alat peraga: benang wol merah, kismis/manik-manik, Peralatan
makan, peralatan gosok gigi, kartu/permainan ular tangga, pakaian,
buku gambar/kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru,
kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
(2)Lembar formulir DDST II.
(3)Penggaris.
c) Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:(1)Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:
(a) 3-6 bulan
(b) 9-12 bulan
(c) 18-24 bulan
(d) 3 tahun
(e) 4 tahun
(f) 5 tahun
(2)Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
d) Penilaian
(1)Jika Lulus (Passed= P)
(2)Gagal (Fail= F)
48
(3)Ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No
Opportunity= NO).
e) Cara Pemeriksaan DDST II
(1)Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang
akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12
bulan untuk satu tahun.
(2)Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
(3)Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
(4)Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan
berapa yang F.
(5)Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
(a) Normal, jika semua yang tidak tercantum dalam kriteria di
bawah.
(b) Abnormal
(b).1 Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor
atau lebih.
(b).2 Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.
(c) Meragukan
49
(c).1 Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
(c).2 Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan
dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
(d) Tidak dapat dites, apabila terjadi penolakan yang
menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi
Salah satu kebutuhan asuh bagi bayi yang berperan penting dalam
perkembangan bayi yang optimal adalah nutrisi yang mencukupi dan seimbang
pada bayi. Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah dimulai
sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai
pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemeberian ASI secara
eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan (Nursalam,
2010).
Perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI
tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan tumbuh
kembang sampai usia sekitar 6 (enam) bulan, dengan menyusui secara
eksklusif. ASI dan menyusui secara eksklusif akan menciptakan faktor
lingkungan yang optimal untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui
pemenuhan semua kebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan (Roesli
Utami, 2008).
Mengingat begitu pentingnya ASI bagi bayi, maka WHO
merekomendasikan bahwa semua bayi harus mendapatkan ASI eksklusif
50
sampai usia 6 bulan. ASI dan menyusui secara eksklusif akan menciptakan
faktor lingkungan yang optimal untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui
pemenuhan semua kebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan (Roesli
Utami, 2008).
Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat perkembangan bayi
tersebut di kemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan
tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama empat
sampai enam bulan pertama. ASI merupakan sumber nutrisi dan imunitas yang
paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Savage, 2009).
Pada usia bayi 0-1 tahun, ASI merupakan makanan yang terpenting bagi
pertumbuhan otak. Semakin banyak bayi mendapat ASI eksklusif, maka dalam
perkembangannya nanti, bayi lebih sehat, lebih cerdas, lebih stabil emosinya,
lebih peka sikap sosial dan lebih kuat sifat spiritualnya. Omega 3 yang terdapat
dalam ASI berfungsi untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak
bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang, sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari
kerusakan sel saraf. Menyusui juga membantu perkembangan otak. Bayi yang
diberi ASi rata-rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi
yang diberi susu formula (Rizki Natia Wiji, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Moedjiono (1999) telah membuktikan
kalau bayi umur 0–6 bulan diberikan ASI saja pertumbuhan dan
perkembangannya jauh lebih baik dibandingkan bayi tidak mendapat ASI
(Azrul Azwar, 2003).
Hasil penelitian UNICEF terhadap 1000 bayi prematur membuktikan
bahwa bayi-bayi prematur yang diberikan ASI eksklusif mempunyai intelegent
51
Question yang secara bermakna lebih tinggi yaitu 8,3 point. hasil penelitian
oleh pakar menunjukkan bahwa penyebab gangguan pertumbuhan yang terjadi
pada awal kehidupan balita, salah satu penyebabnya yaitu pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini dan tidak kalah penting adalah ibu
tidak berhasil memberi ASI eksklusif kepada bayinya (Roesli Utami, 2008).
B. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka di atas, maka kerangka
konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 1Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka variabel-variabel yang akan
diukur, yaitu:
Tabel 1Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Perkembangan Bayi umur 7-12 bulan
Pemberian ASI Eksklusif
52
1 Variabel IndependentPemberian ASI Eksklusif
Adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain
Wawancara Ceklist 0:Non eksklusif, jika ibu sudah memberikan minuman dan MP-ASI dini pada bayinya sebelum berumur 6 bulan
1:ASI eksklusif, jika ibu memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan
Nominal
2 Variabel DependentPerkembangan Bayi
Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan
Wawancara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
0:Penyimpangan, jika jawaban ’Ya’ pada pemeriksaan KPSP berjumlah ≤6
1:Meragukan, jika jawaban ’Ya’ pada pemeriksaan KPSP berjumlah 7-8
2:Normal, jika jawaban ’Ya’ pada pemeriksaan KPSP berjumlah 9-10
Ordinal
D. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan
bayi umur 7-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Lingkar
Timur Kota Bengkulu.
53
Ha : Ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan bayi
umur 7-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur
Kota Bengkulu.