BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Dasar ASI Eksklusif a. Pengertian ASI adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi (Rizki Natia Wiji, 2013). Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal, ASI eksklusif perlu diberikan sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. ASI adalah makanan terbaik yang diberikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Dasar ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa
makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang
mudah dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan
sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap
disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi (Rizki Natia Wiji,
2013).
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal, ASI eksklusif perlu diberikan sampai
umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. ASI
adalah makanan terbaik yang diberikan seorang ibu kepada anak yang baru
dilahirkan, dimana komposisinya sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi (Siti Nur Khamzah, 2012).
ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni atau bayi hanya
diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa pemberian makanan
tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur atau nasi tim (Rizki
Natia Wiji, 2013).
6
7
Menurut Roesli Utami (2008) ASI eksklusif adalah menyusui secara
murni tanpa diberi tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih dan tanpa makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan lain-lain sampai usia 4 bulan tetapi akan lebih
baik lagi apabila sampai 6 bulan. Sedangkan Gloria (2008) mengatakan
bahwa ASI eksklusif adalah pemberian ASI beserta kolostrum secara penuh
selama 4 bulan atau lebih.
b. Fisiologi ASI
Kelenjar susu tersusun atas dua macam jaringan, yaitu jaringan kelenjar
(glandular tissue, atau parenkim), dan penopang (supporting tissue atau
stroma). Jaringan kelenjar berisi banyak sekali kantong alveolus yang
dikelilingi oleh jaringan epitel otot yang bersifat kontraktil. Bagian dalam
alveolus dilapisi oleh selapis epitel. Susu dibentuk pada epitel kelenjar ini.
Persiapan untuk berproduksi berlangsung selama kehamilan sehingga
kelenjar susu membesar sampai 2-3 kali ukuran normal (Arisman, 2009).
Air susu terbentuk melalui dua fase, yaitu fase sekresi dan pengaliran.
Pada bagian pertama, susu disekresikan oleh sel kelenjar ke dalam lumen
alveoli, diawasi oleh hormon prolaktin dan ACTH. Kedua hormon ini
mempengaruhi perkembangan kelenjar mammae. Pada fase kedua, air susu
yang dihasilkan oleh kelenjar dialirkan ke putting susu, setelah sebelumnya
terkumpul di dalam sinus. Selama kehamilan berlangsung, laktogenesis
kemungkinan besar terkunci oleh pengaruh progesteron pada sel kelenjar.
8
Seusai partus, kadar hormon ini menyusut drastis, memberi kesempatan
prolaktin untuk beraksi sehingga mengimbas laktogenesis (Arisman, 2009).
Laktasi diawasi oleh dua macam refleks, yaitu the milk production
refleks dan the let down refleks. Manakala bayi menghisap putting susu,
serangkaian impuls akan menuju medula spinalis, lalu ke otak, dan
menyusup ke dalam kelenjar hipofisis sehingga memicu sekresi oksitosin
pada bagian posterior hipofisis. Keberadaan oksitosin menyebabkan
kontraksi sel-sel epitel otot polos yang membungkus alveolus sehingga air
susu yang terkandung di dalamnya tersembur ke duktus dan sinus (Arisman,
2009).
c. Komposisi Kandungan ASI
Makanan pertama dan utama bayi tentu saja air susu ibu. Pilihan ini tak
perlu diperdebatkan lagi. Air susu ibu cocok sekali untuk memenuhi
kebutuhan bayi dalam segala hal: karbohidrat dalam ASI berupa laktosa;
lemaknya banyak mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak
jenuh ganda); protein utamanya lactalbumin yang mudah dicerna;
kandungan vitamin dan mineralnya banyak; rasio kalsium-fosfat sebesar 2:1
yang merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan kalsium. Selain itu,
ASI juga mengandung zat anti infeksi (Arisman, 2009).
Kolostrum ialah ASI yang keluar pertama kali, berwarna jernih
kekuningan, dan kaya akan zat antibodi seperti: faktor bipidus, SIgA
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan
kejiwaan, dan lain-lain.
(8) Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
(9) Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan plasenta atau tali
pusat, menyebabkan BBLR.
b) Faktor lingkungan postnatal
36
(1) Lingkungan biologis
(a) Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa.
Bangsa kulit putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan
somatic lebih tinggi daripada bangsa Asia.
(b) Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak
perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa
demikian.
(c) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu
pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak, sehingga diperlukan
perhatian khusus.
(d) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan
orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga
untuk pertumbuhan. Proses tumbuh kembang anak
berlangsung pada berbagai tingkatan sel, organ dan tumbuh
dengan penambahan jumlah sel, kematangan sel, dan
pembesaran ukuran sel. Selanjutnya setiap organ dan bagian
tubuh lainnya mengikuti pola tumbuh kembang masing-
37
masing. Dengan adanya tingkatan tumbuh kembang tadi akan
terdapat rawan gizi. Dengan kata lain untuk mencapai
tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan gizi yang baik.
(e) Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit
tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara
rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang
anak.
(f) Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi maka diharapkan anak
terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan
cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu
tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 3 kali, DAPAT
3 kali, hepatitis B 3 kali, dan campak.
(g) Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu
tumbuh kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak
juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat dari
penyakitnya.
(h) Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar
dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka
38
kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas
perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.
(i) Hormon
Kelenjar pituitari anterior mengeluarkan hormon
pertumbuhan (Growth Hormone, GH) yang merangsang
pertumbuhan epifise dari pusat tulang panjang. Tanpa GH
anak akan tumbuh dengan lambat dan kematangan
seksualnya terhambat. Pada keadaan hipopituitarisme terjadi
gejala-gejala anak tumbuh pendek, alat genitalia kecil dan
hipoglikemi. Hal sebaliknya terjadi pada hiperfungsi pituitari,
kelainan yang ditimbulkan adalah akromegali yang
diakibatkan oleh hipersekresi GH dan pertumbuhan linear
serta gigantisme bila terjadi sebelum pubertas. Hormon lain
yang juga mempengaruhi pertumbuhan adalah hormon-
hormon dari kelenjar tiroid dan lainnya.
(2) Lingkungan fisik
(a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
(b) Sanitasi
(c) Keadaan rumah
(d) Radiasi.
(3) Lingkungan psikososial
(a) Stimulasi
39
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
(b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar,
misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku,
suasana yang tenang serta sarana lainnya.
(c) Ganjaran atau hukuman yang wajar
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita member ganjaran
misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan
sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi
yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya,
begitu pun sebaliknya dengan hukuman dengan cara-cara
yang wajar.
(d) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya, anak
memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua
tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut
bergaul.
(e) Stress
40
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya.
(f) Sekolah
Dengan mendapat pendidikan yang baik, maka diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut.
(g) Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi.
Anak memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari
orang tuanya.
(h) Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi antara orang tua dan anak akan menciptakan
keakraban anak dengan orang tuanya.
(4) Faktor keluarga dan adat istiadat
(a) Pekerjaan/pendapatan keluarga
(b) Pendidikan ayah/ibu
(c) Jumlah saudara
(d) Stabilitas rumah tangga
(e) Kepribadian ayah/ibu
(f) Adat-istiadat, norma-norma
(g) Agama urbanisasi
f. Kebutuhan Dasar untuk Perkembangan
Perkembangan seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil
interaksi antara faktor genetik, herediter, dan konstitusi dengan faktor
41
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi
perkembangan anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar
tertentu. Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh,
asih, dan asah (Nursalam, 2010).
1) Asuh (kebutuhan fisik-biomedis)
a) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
b) Perawatan kesehatan dasar
c) Pakaian
d) Perumahan
e) Hygiene diri dan lingkungan
f) Kesegaran jasmani
2) Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang)
a) Kasih sayang orang tua
b) Rasa aman
c) Harga diri
d) Dukungan/dorongan
e) Mandiri
f) Rasa memiliki
g) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman.
3) Asah (kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa
latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak
42
mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
g. Deteksi Dini Perkembangan Bayi
Terdapat banyak sekali tes perkembangan yang dapat dilakukan, namun
berdasarkan rekomendasi Depkes RI tahun2006, ada dua instrumen yang
dapat digunakan dalam pelaksanakan deteksi perkembangan ini, yaitu KPSP
(kuesioner pra skrining perkembangan) dan DDST/Denver II (Suliatyawati,
2014).
1) Kuesioner Pra Skrining perkembangan (KPSP)
a) Pengertian
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6
tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus
dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang mengetahui keadaan
perkembangan anak.
b) Jenis pertanyaan yang terdapat pada KPSP
Pertanyaan dalam KPSP dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan, dan
seterusnya sampai kelompok 5-6 tahun. Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan ’ya’ atau ’tidak’ oleh
orang tua (Form. KPSP dapat dilihat pada lampiran).
43
c) Alat/Instrumen yang digunakan dalam KPSP
Alat/instrumen yang digunakan dalam proses skrining KPSP adalah:
(1) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10
pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai
anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0-72 bulan.
(2) Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola
tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak enam
buah, kismis, kacang tanah, dan potongan biskuit kecil berukuran
0,5-1 cm.
d)Cara penggunaan KPSP
(1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan
tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi
1 bulan.
(2) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
(3) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
(a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh,
”dapatkah bayi makan kue sendiri?”.
(b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: ”Pada
posisi bayi terlentang, tariklah bayi pada pergelangan
tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”.
44
(4) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti
apa yang ditanyakan kepadanya.
(5) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban,’ya’ atau ‘tidak’. Catat
jawaban tersebut pada formulir.
(6) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan sebelumnya.
(7) Terakhir, teliti kembali apakah semua pertanyaan yang ada dalam
KPSP telah dijawab.
e) Interpretasi hasil KPSP
Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP
dinilai.
(1) Apabila jawaban ’ya’ berjumlah 9-10, berarti anak tersebut
normal (perkembangan baik) (S).
(2) Apabila jawaban ’ya’ kurang dari 9,maka perlu diteliti lebih lanjut
mengenai:
(a) Apakah cara menghitung usia dan kelompok
pertanyaannya sudah sesuai.
45
(b) Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud
pertanyaan. Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus
diulang.
(3) Apabila setelah diteliti, jawaban ’ya’ berjumlah 7-8, berarti
hasilnya meragukan (M) dan perlu diperiksa ulang 1 minggu
kemudian.
(4) Apabila jawaban ’ya’ berjumlah 6 atau kurang, berarti hasilnya
kurang atau kemungkinan ada penyimpangan (P), dan positif
untuk perlu dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut.
2) Denver development screening test (DDST)/Denver II
Denver development screening test (DDST) adalah salah satu dari
metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini
bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan
yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini mudah dan
cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang
baik. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST
secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak
prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada
follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal
mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borrowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST
tidak dapat mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan
bicara. Frankenburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST
46
dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang
kemudian hasil revisi DDST yang dinamakan Denver II.
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver
Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode
skreening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes
diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a) Aspek perkembangan yang dinilai
DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4 sektor (bagian)
perkembangan yang dinilai, yaitu:
(1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
(2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
(3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan
(4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
47
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b) Alat yang digunakan
(1)Alat peraga: benang wol merah, kismis/manik-manik, Peralatan
makan, peralatan gosok gigi, kartu/permainan ular tangga, pakaian,
buku gambar/kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru,
kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
(2)Lembar formulir DDST II.
(3)Penggaris.
c) Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:(1)Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:
(a) 3-6 bulan
(b) 9-12 bulan
(c) 18-24 bulan
(d) 3 tahun
(e) 4 tahun
(f) 5 tahun
(2)Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
d) Penilaian
(1)Jika Lulus (Passed= P)
(2)Gagal (Fail= F)
48
(3)Ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No
Opportunity= NO).
e) Cara Pemeriksaan DDST II
(1)Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang
akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12
bulan untuk satu tahun.
(2)Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
(3)Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
(4)Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan
berapa yang F.
(5)Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
(a) Normal, jika semua yang tidak tercantum dalam kriteria di
bawah.
(b) Abnormal
(b).1 Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor
atau lebih.
(b).2 Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.
(c) Meragukan
49
(c).1 Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
(c).2 Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan
dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
(d) Tidak dapat dites, apabila terjadi penolakan yang
menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Bayi
Salah satu kebutuhan asuh bagi bayi yang berperan penting dalam
perkembangan bayi yang optimal adalah nutrisi yang mencukupi dan seimbang
pada bayi. Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah dimulai
sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai
pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemeberian ASI secara
eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan (Nursalam,
2010).
Perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI
tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan tumbuh
kembang sampai usia sekitar 6 (enam) bulan, dengan menyusui secara
eksklusif. ASI dan menyusui secara eksklusif akan menciptakan faktor
lingkungan yang optimal untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui
pemenuhan semua kebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan (Roesli
Utami, 2008).
Mengingat begitu pentingnya ASI bagi bayi, maka WHO
merekomendasikan bahwa semua bayi harus mendapatkan ASI eksklusif
50
sampai usia 6 bulan. ASI dan menyusui secara eksklusif akan menciptakan
faktor lingkungan yang optimal untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui
pemenuhan semua kebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan (Roesli
Utami, 2008).
Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat perkembangan bayi
tersebut di kemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan
tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI eksklusif selama empat
sampai enam bulan pertama. ASI merupakan sumber nutrisi dan imunitas yang
paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang (Savage, 2009).
Pada usia bayi 0-1 tahun, ASI merupakan makanan yang terpenting bagi
pertumbuhan otak. Semakin banyak bayi mendapat ASI eksklusif, maka dalam
perkembangannya nanti, bayi lebih sehat, lebih cerdas, lebih stabil emosinya,
lebih peka sikap sosial dan lebih kuat sifat spiritualnya. Omega 3 yang terdapat
dalam ASI berfungsi untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak
bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang, sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari
kerusakan sel saraf. Menyusui juga membantu perkembangan otak. Bayi yang
diberi ASi rata-rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi
yang diberi susu formula (Rizki Natia Wiji, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Moedjiono (1999) telah membuktikan
kalau bayi umur 0–6 bulan diberikan ASI saja pertumbuhan dan
perkembangannya jauh lebih baik dibandingkan bayi tidak mendapat ASI
(Azrul Azwar, 2003).
Hasil penelitian UNICEF terhadap 1000 bayi prematur membuktikan
bahwa bayi-bayi prematur yang diberikan ASI eksklusif mempunyai intelegent
51
Question yang secara bermakna lebih tinggi yaitu 8,3 point. hasil penelitian
oleh pakar menunjukkan bahwa penyebab gangguan pertumbuhan yang terjadi
pada awal kehidupan balita, salah satu penyebabnya yaitu pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini dan tidak kalah penting adalah ibu
tidak berhasil memberi ASI eksklusif kepada bayinya (Roesli Utami, 2008).
B. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka di atas, maka kerangka
konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 1Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka variabel-variabel yang akan
diukur, yaitu:
Tabel 1Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Perkembangan Bayi umur 7-12 bulan
Pemberian ASI Eksklusif
52
1 Variabel IndependentPemberian ASI Eksklusif
Adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain
Wawancara Ceklist 0:Non eksklusif, jika ibu sudah memberikan minuman dan MP-ASI dini pada bayinya sebelum berumur 6 bulan
1:ASI eksklusif, jika ibu memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan
Nominal
2 Variabel DependentPerkembangan Bayi
Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan
Wawancara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
0:Penyimpangan, jika jawaban ’Ya’ pada pemeriksaan KPSP berjumlah ≤6
1:Meragukan, jika jawaban ’Ya’ pada pemeriksaan KPSP berjumlah 7-8
2:Normal, jika jawaban ’Ya’ pada pemeriksaan KPSP berjumlah 9-10
Ordinal
D. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan
bayi umur 7-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Lingkar
Timur Kota Bengkulu.
53
Ha : Ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan bayi
umur 7-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur