6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ARAH KIBLAT
1. Pengertian Arah Kiblat
Menghadap ke arah kiblat adalah salah satu syarat sah dalam
menjalankan shalat. Oleh karena itu mengetahui secara pasti tentang
hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat
diperlukan agar ibadah yang dilakukan dapat benar-benar menghadap
pada kiblat.
Kata ”kiblat” berasal dari kata Arab al-qiblah yang secara
harfiah berarti arah (al-jihah), dan merupakan bentuk fi’lah dari kata
al-muqābalah, sehingga berarti keadaan menghadap. Al-Manawi
dalam kitabnya at-Tauqif ’alā Muhimmat at-Ta ’ārif menjelaskan
bahwa ”kiblat” adalah segala sesuatu yang ditempatkan di muka, atau
sesuatu yang kita menghadap kepadanya. (Anwar, 2009 : 25)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa arah kiblat
secara istilah adalah suatu arah yang wajib dituju oleh Umat Islam
ketika mengerjakan ibadah shalat karena merupakan salah satu syarat
sahnya sholat.
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
7
2. Hukum atau Kedudukannya dalam Sholat
Sebagaimana diketahui setiap muslim mendirikan sholat fardlu
lima kali setiap hari. Pada saat mendirikan sholat, pertama kali ia
harus mengetahui kapan waktu sholat telah tiba dan kapan pula waktu
sholat berakhir. Kedua, ia harus dapat menentukan arah untuk
menghadapkan wajahnya sewaktu shalat. Jika seorang muslim selalu
tinggal disuatu tempat maka, mungkin ia tidak mendapatkan kesulitan
untuk menentukan arah kiblat. Akan tetapi begitu ia sering bepergian
jauh, ia mulai menyadari bahwa menentukan arah kiblat tidak mudah.
Bagi mayoritas muslim Indonesia, perjalanan bepergian jauh
pertama biasanya diperoleh sewaktu melaksanakan ibadah haji. Di
zaman sekarang menentukan arah kiblat bukanlah suatu hal yang sulit,
sebab telah banyak penunjuk arah kiblat yang diperjual-belikan orang,
bahkan banyak pula tikar shalat dibuat lengkap dengan alat penunjuk
kiblat.
Dasar seseorang harus menghadap kiblat ketika shalat adalah
bersumber pada firman Allah SWT,
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit,
maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
8
saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al
Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke
Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-
kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al Baqarah:
144).
Dalam ayat di atas, yang dimaksud dengan masjidil Haram
menurut Al-Qur’an adalah ka’bah itu sendiri. Maka dalam hal ini,
kiblat penduduk bumi termasuk Indonesia adalah Mekkah/Tanah
Haram. Namun, dikarenakan jauhnya jarak antara Indonesia dan
Mekkah yang mencapai ribuan kilometer, maka untuk menghadap ke
arah Mekkah/Tanah Haram perlu ditinjau dan dihitung kembali. Pada
saat mendirikan sholat, membaringkan mayat atau mendirikan masjid
pun proses menentukan arah kiblat bukanlah suatu yang mudah untuk
dilakukan. Hal ini pun berimbas pada timbulnya suatu fenomena yaitu
adanya perbedaan-perbedaan arah kiblat antara masjid-masjid yang
banyak tersebar di Indonesia, khususnya pada masjid-masjid di
pedalaman atau wilayah terpencil.
Selain ayat 144 surat Al-Baqarah, masih ada lagi ayat-ayat
lainnya yang memerintahkan umat Islam untuk menghadap kiblat.
Diantaranya ayat 149 dan 150 untuk surat yang sama. Ayat-ayat
tersebut dijadikan sumber landasan bagi mufassir dalam menjelaskan
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
9
perintah menghadap kiblat. Adapun sumber dari hadits tentang
perintah menghadap kiblat adalah hadits yang artinya:
“Sesungguhnya seorang laki-laki masuk masjid kemudian shalat.
Dan Rasulullah SAW berada di sisinya: dan keduanya menyebutkan
hadits dengan kisah serupa ini, dan menambahkan di dalamnya “Bila
hendak shalat, maka sempurnakanlah wudlu, lalu menghadap kiblat,
kemudian takbir (shalat)” (HR. Muslim).
Hadits Riwayat Bukhari dari Jabir bin ‘Abdillah yang artinya:
”Sesungguhnya Jabir bin ‘Abdullah menceritakan padanya:
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW shalat sunnah, dan beliau
sedang naik kendaraan yang tidak menghadap kiblat”. (HR.
Bukhari).
3. Letak Geografis Ka’bah
Yang dimaksud dengan letak geografis Ka’bah disini adalah
berapa derajat jarak Ka’bah dari khatulistiwa yang biasa dikenal
dengan istilah lintang, dan berapa derajat Ka’bah dari garis membujur
yang melewati kota Greenwich London yang biasa dikenal dengan
istilah bujur. Untuk mendapatkan data lintang dan bujur Ka’bah secara
tepat harus diukur dari atas Ka’bah itu sendiri dengan bantuan
peredaran harian benda-benda langit. Pengukuran semacam itu sampai
sekarang masih dipertanyakan orang apakah sudah pernah dilakukan
ataukah belum.
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
10
Akan tetapi untuk mempermudah pengukuran lintang dan
bujur, terdapat jalan lain yang mudah ditempuh dan lebih cepat untuk
mengukur kedudukan arah kiblat. Yaitu dengan jalan mengambil data-
data yang telah tersedia di buku-buku atlas atau Referensi lainnya.
Namun untuk keperluan ilmu pengetahuan dan kepastian adalah perlu
mengingat data-data yang tersedia dalam buku-buku Atlas dan
Referensi itu berbeda satu dengan lainnya. Di bawah ini adalah data
lintang dan bujur Mekah yang terdapat pada buku-buku dan google
earht :
• Pedoman Hisab Muhammadiyah : 21°25' LU, 39°50' BT
• Muhammad Ilyas : 21° LU, 40° BT
• Google Earth : 21° 25' 21.07" LU,
39° 49' 34.37" BT
B. PENENTUAN ARAH KIBLAT
1. Segitiga Bola
Segitiga bola adalah bagian permukaan bola yang dibatasi oleh
tiga busur yang masing-masing merupakan bagian dari lingkaran-
lingkaran besar. Tiga buah lingkaran besar sembarang pada sebuah
bola akan berpotongan pada tiga buah titik, dan membentuk sebuah
segitiga bola. Segitiga bola tersebut memiliki sisi-sisi berupa tali busur
sebanyak 3 buah dan seperti segitiga lainnya juga memiliki 3 buah
sudut.
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
11
(Hanafiah dkk, 1992: 89)
Sisi-sisi a, b, c dan sudut-sudut A, B, C satuannya adalah
derajat. Dalam segitiga bola bila diketahui 3 hal maka 3 lainnya dapat
dicari dengan rumus-rumus segitiga bola :
a. Aturan Sinus
Jika ada sebuah segitiga bola dengan sisi-sisi a, b, c dan sudut-
sudut A, B, C seperti gambar berikut :
Gambar 1. (I) Segitiga Bola yang menempel pada bola (II) Segitiga Bola yang diambil dari bola (III) Segitiga Bola
Gambar 2. Segitiga Bola ABC
(III)
c
(II) A
B
C
O b
a
A
B
a
b
C
c
A
B
C
c
b
a
(I)
O
b c
a
A B
C
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
12
Maka akan berlaku hubungan :
Dalam segitiga bola A, B, C berlaku:
sin Asin a
= sin Bsin b
= sin Csin c
(Hanafiah dkk, 1992: 90)
b. Aturan Cosinus
Dalam setiap segitiga bola A, B, C berlaku:
• Rumus Cosinus untuk sisi – sisi segitiga bola.
cos a = cos b . cos c + sin b sin c . cos A
cos b = cos a . cos c + sin a sin c . cos B
cos c = cos a . cos b + sin a sin b . cos C
• Rumus Cosinus untuk sudut – sudut segitiga bola.
cos A = - cos B . cos C + sin B sin C . cos a
cos B = - cos A . cos C + sin A sin C . cos b
cos C = - cos A . cos B + sin A sin B . cos c
(Smart, 1977 : 5)
c. Pengembangan Rumus
Dengan rumus sinus dan cosinus di atas dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk mencari rumus-rumus yang
langsung dapat digunakan untuk perhitungan yang berkaitan
dengan falak. Salah satu pengembangan rumus adalah untuk arah
kiblat.
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
13
Berikut ini adalah bentuk pengembangan rumus sinus dan
cosinus untuk menentukan arah kiblat :
• cot a. sin c = cos c. cos B + sin B. cot A
• cot b. sin a = cos a. cos C + sin C. cot B
• cot a. sin b = cos b. cos C + sin C. cot A
• cot b. sin c = cos c. cos A + sin A. cot B
• cot c. sin b = cos b. cos A + sin A. cot C
• cot c. sin a = cos a . cos B + sin B . cot C
(Smart, 1977 : 12)
d. Dua Sisi dan Sudut Antaranya
Jika diketahui b, c dan A, maka dengan pertolongan rumus
cosinus ke 1, secara langsung diperoleh sisi ketiga.:
cos a = cos b . cos c + sin b sin c . cos A (1)
Supaya persamaan ini dapat diselesaikan dengan logaritma,
disisipkan sebuah variabel x yang memenuhi syarat:
tan x = tan b . cos A (2)
cos a = cos b . cos (c - x)
cos x
e. Perhitungan Arah Kiblat Menggunakan Ilmu Segitiga Bola
Seperti yang telah dibahas di depan, jika ada suatu
segitiga bola ABC, maka besar salah satu sudutnya dapat dihitung,
dengan catatan telah diketahui besar sudut-sudut atau sisi yang lain.
Seperti pada gambar dibawah ini.
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
14
Jika bumi dianggap sebagai suatu bola, dan tempat-tempat
dipermukaan bumi ditujukan oleh posisi lintang dan bujurnya,
maka segitiga bola ABC di atas dapat diproyeksikan dengan
tempat-tempat yang berada pada permukaan bumi, yaitu :
Titik A sebagai titik Kota Mekkah (tempat Ka’bah berada)
Titik B sebagai titik tempat pengamat berada
Titik C sebagai titik Kutub Utara Bumi
Dari gambar segitiga bola ABC di atas, maka untuk
menghitung besar sudut B, dapat menggunakan aturan tangen ke 2
yaitu :
cot b. sin a = cos a. cos C + sin C. cot B
sin C . cot B = cot b . sin a – cos a. cos C
cot B = cot b . sin a - cos a . cos C
sin C (3)
Gambar 3. Segitiga Bola ABC
C
T B
S
U
c B
a b
A
C
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
15
f. Posisi pengamat berada di sebelah Timur Mekkah
Gambar di atas adalah gambar segitiga bola UPM, dengan U :
kutub Utara, S : kutub Selatan, B : arah Barat, T : arah Timur.
P : (φp, λp) = Posisi pengamat (sembarang kota)
M : (φm, λm) = Posisi kota Mekkah
Busur UM : (90º - φm) = b
Busur UP : (90º - φp) = a
Busur U : (λp - λm) = C
Harga-harga pada segitiga bola UPM disubstitusikan pada
persamaan (3) :
cot P = cot (90o- ϕm). sin (90o- ϕp) - cos (90o- ϕp). cos (λp - λm)
sin (λp- λm)
cot P = sin (90o- ϕm). cot (90o- ϕp)
sin (λp - λm)- cos (90o- ϕp). cot (λp - λm)
cot P = cosϕp. tan ϕm
sin (λp - λm)- sin ϕp . cot (λp - λm)
Gambar 4. Posisi Pengamat berada di sebelah timur Mekkah
T
Khatulistiwa
B
P (Φp, λp)
(λp - λm)
M (Φm,λm)
90º-Φm 90º -Φp
S
U
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
16
Atau
cot P = cosϕp. tan ϕm
sin (λp - λm)- sin ϕp .
cos (λp - λm)sin (λp - λm)
Maka dapat ditulis sebagai berikut:
(4) Sebagai Rumus perhitungan arah kiblat, Jika posisi pengamat berada di sebelah Timur Mekkah.
2. Qibla Locator
Penggunaan kompas sebagai penunjuk arah kiblat belakangan
memang dianggap kurang akurat. Belakangan diperkenalkan piranti
lunak qibla locator yang termuat dalam situs web
www.qiblalocator.com
Qibla Locator atau penunjuk arah kiblat antara lain dirancang
oleh Ibn Mas’ud dengan menggunakan piranti lunak aplikasi goole
maps API v2, sejak tahun 2006. Pengembangan tampilan dan
aplikasinya kemudian melibatkan Hamed Zarrabi Zadeh dari
Universitas Waterloo di Ontorio, Kanada. Pada qibla locator versi
Beta seri 0.8.7 itu dilengkapi dengan geocoding dari Yahoo,
pengontrol arah pada citra peta, dan indikator tingkat pembesaran.
Hingga September 2007 dihasilkan empat versi Beta dengan beberapa
aplikasi tambahan, Geocoder, dan tampilan jarak
Cara pengoperasian Qibla Locator cukup mudah. Layaknya,
pengoperasian peta digital Google, pengguna cukup memasukkan
cot P = 𝐜𝐨𝐬ϕp. tan ϕm - sin ϕp . 𝐜𝐨𝐬 (λp - λm)
sin (λp - λm)
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
17
nama lokasi, alamat, atau nama jalan, kode pos, Negara, garis lintang
atau garis bujur. Setelah data dimasukkan, maka secara otomatis sisi
kanan gambar peta akan muncul besaran arah kiblat dan jarak dari titik
lokasi yang dimasukkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan petunjuk
berikut ini.
Setelah mengakses situs qibla locator, maka akan muncul tampilan
seperti di atas. Kemudian pada kotak “Ketik lokasi yang diinginkan”
dapat diisi dengan lokasi, alamat, nama jalan, atau negara suatu
tempat. Setelah alamat diisikan, maka tampilan akan berubah sebaga
berikut :
Gambar 6. Tampilan awal Qibla Locator
Gambar 7. Tampilan setelah alamat di input
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
18
Untuk lebih memudahkan visual, pada default tampilan dapat dipilih
satellite. Kemudian tampilan dapat diperjelas dengan menaikkan
indikator tingkat pembesar yang berada disebelah kiri. Selanjutnya
tampilan akan berubah sebagi berikut :
Garis warna merah pada peta di atas ( ) menunjukan arah kiblat dari
lokasi yang diketikkan pada kotak “Ketik lokasi yang diinginkan”
3. Theodolit
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut
horisontal (Horizontal Angle = HA) dan sudut vertikal (Vertical Angle
= VA). Alat ini banyak digunakan sebagai piranti pemetaan pada
survey geologi dan geodesi. Dengan berpedoman pada posisi dan
pergerakan benda-benda langit misalnya matahari sebagai acuan atau
dengan bantuan satelit-satelit GPS maka, theodolit akan menjadi alat
yang dapat mengetahui arah secara presisi hingga skala detik busur.
Pada dasarnya alat ini merupakan sebuah teleskop yang
ditempatkan pada sebuah piringan pertama yang berbentuk bulat dan
Gambar 8. Arah Kiblat dengan Qibla Locator
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
19
dapat diputar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga bisa membaca
sudut horisontal. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua
yang dapat diputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga bisa
membaca sudut vertikal. Kedua sudut tersebut, baik vertikal maupun
horisontal dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.
Setelah theodolit analog kini banyak diproduksi theodolit
dengan menggunakan teknologi digital sehingga pembacaan skala
jauh lebih mudah. Dengan theodolit digital, arah kiblat dapat diukur
dengan lebih presisi dari pada dengan media lainnya. Yang paling
penting pada penggunaan theodolit dalam pengukuran arah kiblat
adalah pointing arah utaranya terhadap titik utara sejati (True North).
Pointing arah utara biasanya menggunakan acuan matahari, dengan
membidik matahari disaat tertentu kemudian menghitung azimuthnya,
lalu mengkalibrasikannya dengan titik nol/utara theodolit. Pada
kondisi emergency pointing arah utara dapat diukur dengan
menggunakan kompas khusus yang dipasang di atas theodolit, akan
tetapi cara ini sangat tidak dianjurkan karena kompas bekerja
berdasarkan pengaruh medan magnet sehingga margin errornya
tinggi. Setelah theodolit siap digunakan, maka langkah selanjutnya
yang dapat dilakukan adalah :
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
20
a. Kalibrasi Azimuth
Ada dua cara untuk menentukan azimuth theodolit yaitu
dengan kompas atau matahari. Cara menentukan azimuth dengan
acuan matahari tidak terganggu oleh kondisi tempat, walaupun
lokasinya disekitar pabrik yang banyak logam dan medan
listriknya. Yang akan diuraikan disini adalah menggunakan acuan
matahari.
Untuk memudahkan dalam membidik matahari sebaiknya
pengukuran dilakukan di pagi hari sebelum pukul 09:00 atau sore
hari di atas pukul 15:00 agar pengintaian matahari dengan theodolit
tidak mengalami kesulitan. Jika matahari terlalu tinggi, disamping
kesulitan dalam pengintaian, teleskop theodolit juga akan terhalang
oleh bagian atas theodolit itu sendiri.
Sebelum melakukan kalibrasi azimuth theodolit, pastikan
waterpas theodolit benar-benar timbang/centre. Kemudian ikuti
langkah-langkah berikut ini.
• Tutuplah objective lens/kaca depan teleskop theodolit dengan
filter sehingga teleskop theodolit tidak kontak langsung dengan
matahari. Filter dapat dibuat dengan menggunakan disket bekas
maupun negatif film.
• Buka kunci horisontal (horisontal clamp cnop) maupun vertikal
(vertical clamp cnop), arahkan theodolit ke posisi matahari
berada, jika sudah mendekati obyek, kunci knop horisontal dan
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
21
vertikal. Atur vertikal maupun horisontal theodolit dengan
menggunakan knop pengatur horisontal (horisontal tangent
screw) maupun vertikal (vertical tangent screw) sehingga
piringan matahari benar-benar di tengah-tengah frame target
object, jika matahari terlihat kabur, maka atur focus adjustman
sampai matahari terlihat dengan jelas, Lihat Gambar 9
Pada saat piringan matahari benar-benar di tengah-tengah frame
target object maka catat waktunya, misalnya 17:01:24.
Gambar 9. Piringan matahari berada tepat di tengah frame target object
• Setelah piringan matahari benar-benar di tengah-tengah frame
target Tekan tombol reset 3 detik kemudian hitung azimuth
matahari pada saat tersebut dengan menggunakan software-
software yang sudah ada, seperti Kalkulator Kiblat, Starry
Night, Ascript, Moncal 6 dan lainnya.
• Setelah nilai azimuth matahari pada saat tersebut diketahui,
kemudian kurangkan dengan 360°, misal azimuth matahari pada
28 Desember 2011 pukul 17:01:24 adalah 278° 12' 14" maka =
360° - 278° 12' 14" = 81° 47' 46". Lalu arahkan theodolit ke
posisi 81°47'46" setelah benar-benar pas kemudian tekan reset
selama 3 detik.
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
22
Bulatkan nilai azimuth ke dalam nilai 10" (detik derajat), karena
Gradian vertikal maupun horisontal theodolit jenis Nikon NE-
100 adalah 10", misalnya nilainya 81° 47' 46" maka dibulatkan
ke 81° 47' 50".
• Jika prosedur di atas dilakukan dengan benar maka azimuth
theodolit sudah terkalibrasi dengan arah utara sejati. Selanjtunya
theodolit dapat digunakan untuk kepentingan hisab, baik
menentukan arah kiblat maupun untuk kepentingan rukyat awal
bulan.
b. Aplikasi Theodolit Dalam Penentuan Arah Kiblat
Setelah kalibrasi azimuth theodolit berjalan sukses maka,
theodolit dapat diarahkan ke target yang dikehendaki sesuai dengan
keperluannya. Untuk menentukan arah kiblat, ikuti langkah-
langkah sebagai berikut.
Buatlah tanda titik pertama atau paku di permukaan tanah
atau lantai yang berada di bawah bandul theodolit, beri nama titik
tersebut dengan titik "A".
• Buka kunci knop horisontal (horisontal clamp cnop) lalu
arahkan azimuht theodolit dengan tangan ke arah kiblat lokasi
tersebut yang sudah dihitung sebelumnya, misalnya 294°03'39".
Eratkan kembali kunci horisontal jika azimuht theodolit sudah
mendekati nilai azimuth kiblat setempat, lalu putar pelan-pelan
menggunakan knop horisontal (horisontal tangent screw)
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012
23
sampai nilai horisontal theodolit benar-benar pas dengan nilai
arah kiblat setempat.
Bulatkan nilai azimuth kiblat setempat ke dalam nilai 10" (detik
derajat), karena gradian horisontal maupun vertikal theodolit
jenis Nikon NE-100 adalah 10", misalnya nilai kiblatnya 294°
03' 39" maka dibulatkan ke 294° 03' 40"
• Buka kunci knop vertikal (vertical clamp cnop), lalu arahkan
teleskop theodolit ke permukaan tanah atau lantai dengan obyek
target kira-kira 10 meter dari theodolit. Lihatlah obyek melalui
lup teleskop theodolit, atur focus adjutsman jika obyek terlihat
buram atau tidak fokus, sehingga obyek di permukaan tanah
atau lantai terlihat dengan jelas bersama garis silang frame
target object. Semakin jauh obyek, pengukuran semakin presisi
asalkan obyek terlihat jelas dengan teleskop theodolit.
• Buatlah tanda titik kedua atau paku di permukaan tanah atau
lantai yang bersinggungan/ bertepatan dengan garis silang dari
frame target object, lalu beri nama titik tersebut dengan titik
"B".
Tariklah benang atau tali dari titik A ke titik B. Dari titk A
ke titik B itulah hasil pengukuran arah kiblat yang dilakukan.
Kesesuaian Arah Kiblat..., Dyah Ayu Indrasari, FKIP UMP, 2012