8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
1) Pengertian Bank
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan (tabungan) serta meminjamkan uang ( kredit ) kepada
masyarakat. Bank merupakan badan yang tugas utamanya sebagai perantara
untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang
ditentukan.
Kata bank berasal dari bahasa italia, banca yang berarti meja. Menurut
UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanab dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2) Fungsi Bank
a) Penghimpun dana. Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun
dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada
tiga sumber, yaitu :
(1) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal
waktu pendirian.
(2) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui
usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito, dan tabungan.
9
(3) Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana
yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam).
Mungkin anda pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi atau
dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak
kredit yang bermasalah atau macet.
b) Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat
berharga dan pemilikan harta tetap.
c) Pelayanan Jasa Bank dalam mengemban tugassebagai “pelayan lalu lintas
pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain
pengiriman uang, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
Pemberian Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana
yang diperoleh,akan tetapi untuk pemanfaatnya bank menyalurkan
kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana
untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaannya fungsi ini diharapkan bank
akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam
bentuk bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh
sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti. Berikut adala fungsi
bank secara spesifik menurut Budisantosa dan Triandaru (2006:9) :
a) Agent Of Trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan
perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun
dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan
10
dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi
ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana
maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut
kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena
dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik
dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima
penyaluran dana tersebut.
b) Agent Of Development
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan
ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana
sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor
riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan
kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang
dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan
konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c) Agent Of Services
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan
ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur
dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain
kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
11
3) Jenis-Jenis Bank
Dalam praktiknya di indonesia terdapat beberapa jenis perbankan. Menurut
Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, perbankan di Indonesia dalam
melakukan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian, sehingga fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun jenis perbankan dewasa ini
dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu segi fungsi, kepemilikan, status, dan cara
menentukan harga.
a) Dilihat dari Segi Fungsi
Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank menurut fungsinya
adalah sebagai berikut:
1) Bank Sentral, yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang
kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu
negara dan mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas
atau perak atau keduanya.
2) Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau
menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi
juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
4) Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi
hasil (sesuai ) kaidah ajaran islam tentang hukum riba).
12
b) Dilihat dari Segi Kepemilikan
1) Bank Milik Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank
dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia
(BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank
Tabungan Negara (BTN).
2) Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh
bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Central
Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa
Internasional, Bank Niaga, Bank Universal , Bank Internasional
Indonesia.
3) Bank milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh badan hukum
koperasi, contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.
4) Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Saham bank campuran secara mayoritas
dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara
lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma,
13
Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank, Paribas
BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank PDFCI.
5) Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikanya dimiliki
oleh pihak luar negeri.
c) Dilihat dari segi cara menentukan harga
Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat dibedakan dalam dua jenis :
1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Hampir semua bank
yang ada di Indonesia berdasarkan prinsip kerja konvensional. Bank
konvensional mendapatkan keuntungan dengan cara mendapatkan
bunga sebagai harga,baik untuk pinjaman (kredit) juga ditentuksn
berdasarkan tingkat suku bunga. Sedangkan penetapan keuntungan
untuk jasa bank lainnya ditetapkan biaya dalam nominal atau
presentase tertentu.
2) Bank berdasarkan prinsip syariah (Islam) perbedaan pokok antara
bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan
falsafah yang dianut. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam Falsafah dasar
beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan
14
transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi
mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk
memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada
hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang
matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan
mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk
saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal
penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank
konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada
kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai
dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan
besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan.
2.1.2 Prosedur
1) Pengertian Prosedur
Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari “Prosedur adalah suatu bagian sistem
yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu
atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau
transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”.
Sedangkan menurut Nafarin (2004:9) defenisi dari “Prosedur merupakan
suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk
menjamin pelaksanaan kerja yang seragam”. Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur
merupakan serangkaian tindakan atas transaksi dilakukan beberapa orang yang secara
15
berulang-ulang yang dilakukan secara seragam dengan tahapan-tahapan yang saling
berhubungan.
2) Karakteristik dan Kriteria Prosedur
Mulyadi (2001:6) Adapun karakteristik dari prosedur, adalah sebagai berikut:
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana
4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab
5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.”
3) Manfaat Prosedur
Menurut Mulyadi (2001:6) manfaat dari prosedur adalah sebagai berikut :
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa
yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh
seluruh Pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.
2.1.3 Kredit
1) Pengertian kredit
Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal
16
mana pihak peminjam beerkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan bunga yang telah ditentukan ( Muljono,1994 : 10).
Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan dalam bahasa latin kredit
berarti “crederer“dalam bahasa Italia yang berarti kepercayan dan juga berasal kata
Creditum dalam bahasa latin yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Dalam
konteks ini adanya kepercayaan dari pihak kreditur kepada debitur akan
mengembalikan pinjamannya berikut bunganya sesuai dengan kesepakatan yang telah
diperjanjikan sebelumnya (Kasmir (2008).
Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia
telah dirumuskan dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang
menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan uang / tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam
antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan.
Dalam praktek sehari – hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk
perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil. Dan sebagai jaminan
pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan
baik bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan.
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut bersifat
penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan kegiatan usahanya sehingga
kredit ( dana bank ) yang diberikan tersebut tidak lebih dari pokok produksi semata.
17
2). Unsur-Unsur Kredit
Berbagai macam pendapat tentang pengertian kredit yang berbeda-beda pada
dasarnya mengandung kesamaan bila kita lihat dari unsurnya. Menurut Kasmir
adalah sebagai berikut :
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali
dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
b. Kesepakatan, kesepaktan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepatan
penyaluran kredit dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua pihaky yaitu
pihak bank dan pihak nasabah.
c. Jangka waktu, yaitu masa pengembalian kredit yang telah disepakati yang bisa
berbentuk jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.
d. Resiko, yaitu akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan
memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau mact suatu pemberian
kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar
resikonya,, demikian pula sebaliknya. Faktor resiko kerugian dapat
diakibattkan 2 (dua) hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah
sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian
yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja seperti terkena bencana.
e. Balas jasa , yaitu bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan
jasa atas pemberian suatu kredit. Dalam bank, balas jasa kita kenal dengan
nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga
18
membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan
keuntungan bagi bank.
3). Prinsip-prinsip Kredit
Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan
nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.(
Kasmir , 2008 :117-120). Adapun untuk analisa dengan 5C kredit adalah sebagai
berikut :
a. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari
seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal
ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik,
artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan
kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca
sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah,
baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi
dan jiwa sosial.
b. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon
debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan
yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran
kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat
19
menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan
nama Capability.
c. Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola
calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga
strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat
dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan
melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya,
rentabilitas dan ukuran lainnya.
d. Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi
yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan
bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang
baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
e. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah
kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika
terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin.
20
Penilaian kredit dengan menggunakan metode analisis 7P adalah sebagai berikut :
a. Personality (perseorangan)
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah laku nasabah sehari-
hari maupun masa lalu.
b. Party (golongan)
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan loyalitas modal dan karakternya.
c. Purpose (tujuan)
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan.
d. Prospect ( kemungkinan)
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan
atau tidak menguntungkan.
e. Payment (sumber pembayaran)
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber nama saja dana untuk pengembalikan kredit.
f. Profitability (kemampuan mendapat keuntungan)
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
21
g. Protection (perlindungan)
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapat
perlindungan.
4. Jenis-Jenis Kredit
Jenis kredit yang diberikan oleh bank sangat bervariasi. Menurtut Kasmir
(2010:76) , secara umum jenis-jenis kredit perbankan untuk masyarakat sebagai
berikut :
a. Dilihat dari segi kegunaan
1) kredit investasi
kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk
keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk
keperluan rehabilitasi. contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik
atau membeli mesin-mesin. masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar.
2) kredit modal kerja
kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. sebagai contoh kredit modal kerja
diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
b. Dilihat dari segi tujuan kredit
1) kredit produktif
kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.
kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. sebagai contohnya
22
kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan
kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan
menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang
industri.
2) kredit konsumtif
kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. dalam kredit ini tidak
ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. sebagai contoh kredit
untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit
konsumtif lainnya.
3) kredit perdagangan
merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membeli
aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. kredit
ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan
membeli barang dalam jumlah besar. contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan
impor.
c. Dilihat dari segi jangka waktu
1) kredit jangka pendek
merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling
lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. contohnya
untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian
misalnya tanaman padi atau palawija.
23
2) kredit jangka menengah
jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan
biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. sebagai contoh kredit
untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
3) kredit jangka panjang
merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka
panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. biasanya kredit ini
untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau
manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
d. Dilihat dari segi jaminan
1) kredit dengan jaminan
merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. artinya setiap
kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit
tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.
2) kredit tanpa jaminan
merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. kredit
jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau
nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
e. Dilihat dari segi sektor usaha
1. kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atau pertanian. sektor utama pertanian dapat berupa jangka pendek atau
jangka panjang.
24
2. kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan
baik jangka pendek maupun jangka panjang. untuk jangka pendek misalnya
peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.
3. kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri,
baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.
4. kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha
tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang,
seperti tambang emas, minyak atau timah.
5. kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
6. kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.
7. kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.
8. dan sektor-sektor lainnya
5. Prosedur Kredit
Prosedur pemberian kredit dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antar bank yang satu dengan yang lain lain tidak jauh berbeda.Yang menjadi
perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana tujuan bank serta persyaratan yang
ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing. Secara umum dapat dijelaskan
sebagai berikut. (Kasmir, 2002 : 124)
a. Pengajuan berkas-berkas
Pengajuan proposal kredit yang dilampiri dengan berkas-berkas yang telah
dipersyaratkan.
25
b. Penyelidikan berkas pinjamanan
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan
sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak
perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera
melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak
sanggup melengkapi kekurangannya, maka sebaiknya permohonan kredit
dibatalkan saja.
c. Wawancara 1
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam.
d. On the Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokan
dengan hasil wawancara I.
e. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada
saat setelah dilakukan on the spot di lapangan
f. Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya.
g. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad
kredit.
26
h. Realisasi kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
i. Penyaluran/ penarikan
Penyaluran atau penarikan adalah pencairan atau pengambilan uang dari
rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai
ketentuan dan tujuan kredit.
2.1.4 Kredit Usaha Rakyat ( KUR )
Kredit usaha rakyat adalah kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan
kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha
tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk
mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR
adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan
kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran
KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung
mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana.
Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR
dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses
KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui
kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana.
Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
(UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah
menerbitkan Paket Kebijakan yang bertujuan meningkatkan Sektor Riil dan
27
memberdayakan UKMK. Kebijakan pengembangan dan pemberdayaan UMKMK
mencakup:
1) Peningkatan akses pada sumber pembiayaan
2) Pengembangan kewirausahan
3) Peningkatan pasar produk UMKMK
4) Reformasi regulasi UMKMK
Upaya peningkatan akses pada sumber pembiayaan antara lain dilakukan
dengan memberikan penjaminan kredit bagi UMKMK melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR). Pada tanggal 5 November 2007, Presiden meluncurkan Kredit Usaha Rakyat
(KUR), dengan fasilitas penjaminan kredit dari Pemerintah.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, terdapat beberapa pembahasan dari
hasil penelitian sebelumnya, yaitu :
Meisi Vidiyanti (2013) dengan penelitian yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit
Usaha Rakyat (KUR) Pada Bank Nagari Cabang Pembantu Bypass Padang”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai prosedur serta sistem
pelaksanaan pemberian kredit usaha rakyat pada PT. Bank Nagari Cabang Pembantu
Bypass Padang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa
Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat di PT. Bank Nagari Cabang Pembantu
Bypass Padang terdiri dari beberapa tahap yaitu : permohonan pengajuan kredit ,
penelitian berkas, survey terhadap usaha yang dimiliki debitur, keputusan kredit,
pencairan dan realisasi kredit, pengangsuran kredit dan pelunasan kredit. Kesimpulan
dari pengamatan prosedur pemberian kredit usaha rakyat pada`PT. Bank Nagari
28
Cabang Pembantu Bypass Padang sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
dapat dilaksanakan dengan baik oleh ADK dan AO KUR, namun masih terdapat
kelemahan dalam hal menyimpan berkas dari tahun sebelumnya dan berkas yang baru
direalisasi, akan lebih baik jika ruang penyimpanan berkas untuk nasabah dibedakan
sesuai bulan dan tahun realisasinya kredit tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wardani (2010) dengan judul
“Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank Rakyat Indonesia
(Perssero) Tbk. Unit Kuwarasan Cabang Gombong. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami prosedur pemberian kredit usaha rakyat ( kur) pada Bank Rakyat
Indonesia Tbk. Unit Kuwarasan Cabang Gombong. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa pemberian kredit usaha rakyat yang dilaksanakan oleh Bank Bri
Unit Kuwarasan Cabang Gombong ini sudah sesuai aturan dan prosedur yang
berlaku.