1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia
dengan yang lain. Sebagai alat komunikasi, bahasa berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa mampu memberikan penjelasan dan
paparan tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkan orang
melalui bahasa pula, manusia berekspresi, menyampaikan pesan, ide, gagasan,
pendapat, dan hasil karyanya. Mereka dapat saling mengenal lalu mengikuti dan
mengemukakan segala hal yang ada dalam dirinya masing-masing. Dengan
demikian terjadinya interaksi sosial antara manusia dan lingkungannya yang
dihubungkan oleh bahasa sebagai alat komunikasi.
Setiap warga Negara dituntut untuk terampil menggunakan bahasa
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 BAB XV pasal 36
yang berbunyi, “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Sesuai dengan
kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
BAB VIII pasal 33 telah ditetapkan bahwa “Bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional adalah Bahasa Indonesia”. Untuk mengembangkan Bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi perlu adanya upaya pendidikan, sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Republik Indonesia BAB II pasal 3 nomor 20 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa :
1
2
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Dalam pembelajaran bahasa, siswa memperoleh pembiasaan berupa
empat aspek keterampilan bahasa. Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis atau mengarang. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur
penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau tulisan, saluran atau media tulisan,
dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca
tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis
adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat
menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di
antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan,
dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir
dalam/dengan cara tertentu (Angelo, 1980:5).
Melatih kemampuan berbahasa pada dasarnya merupakan salah satu upaya
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, yaitu kemampuan menyampaikan
dan menerima pesan dalam arti luas. Kemampuan komunikasi yang baik sangat
penting dalam kehidupan seorang individu supaya dapat mengembangkan
kemampuan lainnya, khususnya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Agar
anak memiliki kemampuan dasar berkomunikasi yang baik, dibutuhkan
pembelajaran sejak dini. Kemampuan berkomunikasi sebenarnya meliputi
3
kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Secara keseluruhan, latihan
pengembangan berkomunikasi secara lisan meliputi latihan berbicara atau
pengucapan, latihan mendengarkan, latihan penanaman bahasa lisan dan
berbahasa tubuh, latihan penyusunan kata, latihan intonasi, dan sebagainya. Pada
dasarnya kemampuan berkomunikasi secara lisan termuat dalam tiga aspek
keterampilan yaitu keterampilan menyimak, mendengarkan, dan membaca.
Sedangkan latihan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam
bentuk tulisan meliputi latihan menulis simbol atau huruf, latihan membaca
simbol, latihan penggunaan kata dan tanda baca, latihan membuat rangkaian
kalimat dari suatu pokok pikiran, latihan menyusun alur uraian dan masih banyak
lagi. Semua latihan-latihan tersebut termuat di dalam keterampilan menulis.
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang
kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan
isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulisan dan
konvensi penulisan lainnya. Dibalik kerumitannya, menulis mengandung banyak
manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis
dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas,
menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi.
Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar mengajarkan empat keterampilan
berbahasa. Keterampilan bahasa tersebut yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar.
4
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat
kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain adalah kemampuan berpikir
secara teratur dan logis. Kemampuan mengungkapkan pikiran dan gagasan secara
jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif. Kemampuan-kemampuan yang
diperlukan itu dapat diperoleh melalui proses yang panjang.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui
latihan dan praktek yang berulang-ulang dan teratur.
Dalam rangka membina kemampuan menulis siswa, guru hendaknya
menciptakan situasi pembelajaran yang dapat mengajari anak atau siswa dapat
berpartisipasi aktif dan mengembangkan beragam teknik menulis, serta upaya-
upaya pelatihan yang dapat merangsang siswa aktif menulis sehingga siswa
mendapat kesempatan latihan menulis. Pada akhirnya, siswa memiliki
keterampilan menulis sebagai salah satu kiat berbahasa dan atau kemampuan
berkomunikasi melalui bahasa ragam tulis.
Menurut H.G Tarigan (dalam Djuanda 2008:180), pengertian menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa gambar itu. (2008:120)
Pengajaran menulis di SD merupakan salah satu komponen yang turut
menentukan dalam mencapai tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar terutama dalam usaha menjadikan siswa SD memiliki kemampuan
5
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu ragam menulis adalah
menulis puisi.
Menurut pendapat Watts yang dikutip oleh H.G Tarigan (dalam
Depdikbud 1992: 360), “puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik
dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.
Pembelajaran menulis puisi terdapat pada materi Bahasa Indonesia kelas
V pada semester 2 yang tertuang dalam kurikulum dengan kompetensi dasar
menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut, perlu dikembangkan usaha
perbaikan yang lebih mendasar, salah satunya adalah berhubungan menulis
dengan peningkatan kualitas proses belajar mengajar, melalui pelatihan menulis
puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat .
Kemampuan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang
tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon masih rendah. Hal ini terlihat dari data awal hasil tes siswa, dari tes
tersebut diperoleh data sebagian besar nilai hasil tes siswa di bawah KKM. Nilai
KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Karang Kendal adalah 60.
Kemampuan menulis puisi dapat dikembangkan melalui latihan dan praktek yang
banyak dan teratur.
Dari hasil observasi awal di kelas V SDN 1 Karang Kendal Kecamatan
Kapetakan Kabupaten Cirebon ditemukan permasalahan yaitu Guru melakukan
apersepsi secara langsung, kemudian guru menuliskan secara langsung sebuah
puisi pada awalnya siswa tampak antusias mengikuti pelajaran selanjutnya guru
6
menerangkan materi dengan metode ceramah, sesekali guru memberi arahan
menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat tanpa melibatkan siswa secara
langsung untuk menemukam sendiri isi puisi. Ditengah pembelajaran, siswa mulai
terlihat jenuh karena siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam PBM. Siswa
cenderung hanya mendengar saja, sehingga siswa mulai beralih pada kegiatan
masing-masing seperti mengobrol dan mengganggu teman, bahkan ada siswa
yang bolak-balik ke depan kelas untuk mengemukakan pendapatnya, siswa yang
duduk dibelakang tampak kurang diperhatikan karena guru hanya berdiri di depan
kelas. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif. Ketika ada
siswa yang berpendapat, guru langsung menanggapinya, tidak memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Guru memegang peran
dominan dalam pembelajaran, sehingga kurang memberi kesempatan siswa untuk
membangun pengetahuan sendiri melalui keterampilan proses.
Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan tes tulis untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan siswa pada materi menulis puisi bebas dengan pilihan
kata yang tepat, yaitu guru menugaskan kepada siswa untuk membuat puisi bebas
dengan pilihan kata yang tepat. Akan tetapi pada prakteknya siswa mengalami
kesulitan dalam menuangkan gagasan atau isi puisi sesuai dengan tema yang
dipilih, siswa mengalami kesulitan menentukan pilihan kata yang tepat, penulisan
yang tidak rapi sulit untuk di baca sehingga puisi tersebut terlihat tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.. Dengan pembelajaran yang
demikian, siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi karena tidak disertai
7
bimbingan dari guru sehingga hasil pembelajaran yakni puisi siswa terlihat tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari data tes awal yang dilaksanakan, siswa kelas V SDN 1 Karangkendal
Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon dengan jumlah siswa yang diteliti
sebanyak 30 siswa, hanya 8 siswa atau 26 % yang memperoleh sesuai dengan
KKM, 22 orang siswa atau 74% memperoleh nilai dengan keterangan tidak tuntas
atau di bawah KKM.
8
Tabel 1.1
Data Awal Perolehan Nilai Pembelajaran Menulis Puisi Bebas
Di Kelas V SDN 1 Karang Kendal
No Nama
Aspek yang dinilai
Skor Nilai
Ket
Kesesuain
Isi dengan
Tema
Pilihan
Kata yang
Tepat T TT
4 3 2 4 3 2
1 Patimah √ √ 4 50 √
2 Arfan Burhanudin √ √ 4 50 √
3 Abdul Centris √ √ 6 75 √
4 Agus Solihin √ √ 4 50 √
5 Aji Sogintoka. D √ √ 4 50 √
6 Ahmad Maulana √ √ 4 50 √
7 Danda √ √ 4 50 √
8 Dewi Anjani √ √ 4 50 √
9 Dodi Febriyanto √ √ 6 75 √
10 Elawati √ √ 4 50 √
11 Endah Fauziah √ √ 4 50 √
12 Ernawati √ √ 5 62,5 √
13 Friska Indriyati √ √ 4 50 √
14 Iqbal Maulana √ √ 4 50 √
15 Jepri √ √ 4 50 √
16 Julfatul Saroya √ √ 6 75 √
17 Julika √ √ 4 50 √
18 Kameliya √ √ 4 50 √
19 Kiki Ameliya √ √ 6 75 √
20 Linda Febriyanti √ √ 4 50 √
21 Maya Syifa √ √ 5 62,5 √
22 Melan √ 4 50 √
23 Mohammad Aaparudin √ √ 6 75 √
24 Muhammad Rochim √ √ 4 50 √
25 Nufalia √ √ 4 50 √
26 Nunung Alfi √ √ 4 50 √
27 Sa’adah √ √ 4 50 √
28 Santi √ √ 4 50 √
29 Udiyono √ √ 4 50 √
30 Uu Sukarya √ √ 5 62,5 √
Jumlah 8 22
Rata-rata 0,26 0,74
Persentase 26% 74%
9
Keterangan :
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor Ideal
Kriteria Ketuntasan:
Siswa dinyatakan “Tuntas” jika nilai siswa sama dengan atau diatas 60 (nilai
KKM), dan siswa dinyatakan “Tidak Tuntas” jika nilai siswa di bawah 60 (nilai
KKM).
Tuntas = Nilai siswa ≥ 60 (nilai KKM)
Tidak Tuntas = Nilai siswa < 60 (nilai KKM)
Berdasarkan dari permasalahan yang terjadi di kelas V SDN 1
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, maka akan diadakan
penelitian tindakan kelas dengan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) .
Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI). Merupakan landasan pembelajaran keterampilan berpikir. Model
pembelajaran ini adalah salah satu alternatif model pembelajaran konseptual yang
berbasis kontruktivis.
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) dikembangkan oleh Savinainen dan Scott (2002) sangat
mendukung perkembangan keterampilan berpikir siswa dimulai dari tingkatan
pemahaman konsep yang memerlukan suatu proses interaktif yang memberi
10
peluang mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir. (dalam
Santyasa, 2004)
Dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau
Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dalam pembelajaran menulis puisi maka
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi bebas
dengan melalui proses yang interaktif sehingga dapat memberi peluang kepada
siswa untuk mengembangkan gagasannya dalam menuangkan isi puisi dengan
pilihan kata yang tepat melalui proses berpikir dan berdiskusi dengan teman.
Dengan demikian diharapkan siswa mampu mendapat pengetahuan yang lebih
luas sehingga mampu untuk mengatasi kesulitannya dalam menulis puisi dan
dapat menulis puisi dengan sempurna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Berdasarkan paparan di atas, maka diadakan penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam
kemampuan menulis puisi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 1
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dialami siswa dalam menulis
Puisi yaitu antara lain:
11
1. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan untuk
isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih.
2. Dalam menulis puisi, siswa menggunakan pilihan kata yang kurang tepat.
Terbukti masih banyak siswa yang menulis puisi seperti menulis karangan dan
menggunakan bahasa yang kurang tepat.
3. Penulisan puisi siswa yang tidak rapi dapat memberikan kesulitan untuk
membacanya.
4. Perencanaan guru dalam menyiapkan materi menulis puisi belum begitu
optimal, sehingga berdampak pada pemahaman siswa dalam pembelajaran
menulis puisi hasilnya tidak optimal.
Permasalahan tersebut merupakan masalah pokok dalam penelitian ini dan
merupakan fokus kajian dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
secara professional. Mengacu dari permasalahan tersebut, maka penelitian
tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran kesulitan siswa dalam menulis puisi?
b. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction
(ICI) pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan kapetakan
Kabupaten Cirebon?
c. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat pada
12
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon?
d. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
berdasarkan gagasan pokok atau tema yang dipilih dan dengan pilihan kata
yang tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan
Kabupaten Cirebon?
e. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan gagasan
pokok atau tema yang dipilih?
f. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pilihan kata yang
tepat?
2. Pemecahan Masalah
Untuk memperbaiki permasalan dalam pembelajaran tersebut, salah satu
cara yang dapat digunakan adalah dengan penerapan model pembelajaran
Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) .
Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) adalah model pembelajaran yang menekankan pada keterampilan
berpikir. Model pembelajaran ini adalah salah satu alternatif model pembelajaran
yang berpayung pada pembelajaran konseptual berbasis konstruktivistik. (dalam
Santyasa, 2004)
13
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) terdiri dari empat tahap pembelajaran yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu:
1. Conceptual Fokus, yaitu pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada
pemahaman konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi tematik.
Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pendemonstrasian masalah-
masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.
2) Classroom Interaction, pada tahap ini dilibatkan interaksi-interaksi kelas.
Siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen. Tahapan ini
didasari premis bahwa pembuatan makna merupakan dialog antar komunitas
kelas untuk mengembangkan gagasan melalui proses berpikir. Dalam
interaksi kelas, terjadi pembelajaran yang melibatkan teman sebaya.
3) Research-Based Materials, pertanyaan dan jawaban pada tahap Conceptual
Fokus digunakan dalam pembuatan makna. Ulangan berbasis penelitian
berfungsi mengembangkan pemahaman siswa. Ulangan berbasis penelitian
juga merupakan alat diagnostic, yaitu asesment yang dapat mengukur
pemahaman siswa. Tahapan ini dapat berfungsi sebagai acuan dalam
pembelajaran lebih lanjut.
4) Use of text, penggunaan buku teks dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan
buku teks dapat melibatkan siswa dalam metakognisi, proses-proses berpikir,
keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir inti, dan
14
menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dengan
pengetahuan yang didapat dari buku.
Dalam pembelajarannya model Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) akan diterapkan sesuai dengan tahapan yang terdapat
dalam ICI, yakni pada tahap Conceptual Fokus, Siswa diminta untuk mengamati
benda konkret yang diperlihatkan oleh guru, kemudian siswa diminta
mengungkapkan kesan visualnya terhadap benda tersebut. Kesan visual siswa
ditulis di papan tulis, kemudian siswa bersama-sama dengan guru membuat puisi
dari hasil kesan tersebut dengan memperhatikan pilihan kata yang tepat. Setelah
itu, guru memberikan contoh puisi sebanyak dua puisi hasil karya siswa pada data
awal. Puisi yang dijadikan contoh ialah puisi siswa yang dianggap guru sebagai
puisi yang benar dan puisi siswa yang dianggap guru masih memerlukan
perbaikan. Dari kedua puisi tersebut, siswa diminta untuk mencermati, meneliti,
dan memahaminya. Pada tahap Classroom Interaction, dalam penelitian ini siswa
dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen dengan melihat dari hasil
data awal. Setiap kelompok diminta untuk menganalisis kedua contoh puisi yang
telah diberikan oleh guru, mereka boleh merevisi puisi tersebut jika memang puisi
tersebut dianggap masih memerlukan perbaikan dan disertakan penjelasan letak
kesalahan pada puisi tersebut. Setiap kelompok menuliskan laporannya dalam
bentuk puisi hasil perbaikan siswa yang telah dianggap benar dan tepat. Kemudian
dibahas bersama-sama dengan saling memberikan tanggapan dari hasil revisi
setiap kelompok. Pada tahap Research-Based Materials, masing-masing siswa
diminta untuk membuat puisi dengan dengan memperhatikan kesesuaian isi
15
dengan tema yang dipilih, pilihan kata yang tepat, dan ketepatan penulisan (sesuai
dengan kaidah penulisan puisi). Sebelum siswa menulis puisi yang benar, siswa
harus saling bertukar pendapat dengan kelompoknya atau jika belum yakin dengan
kelompoknya maka boleh bertukar pendapat lintas kelompok, namun setiap anggota
kelompok wajib memberikan pendapatnya kepada anggota yang bertanya. Setelah puisi
telah dianggap benar maka puisi tersebut boleh dikumpulkan kepada guru. Pada tahap Use
of text, tahap ini dilakukan saat siswa sedang berdiskusi dengan kelompok dengan tujuan
sebagai dasar pertimbangan dan pedoman agar dapat menulis puisi dengan benar dan tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru membagikan sejenis buku teks namun dalam
penelitian ini buku teks diganti dengan buku dokumen puisi buatan guru yang di dalamnya
berisi kumpulan contoh-contoh puisi yang memiliki pilihan kata yang tepat beserta gambar-
gambar ilustrasi yang menarik dan tidak asing bagi siswa.
Dengan tahap-tahap tersebut, diharapkan dapat mempermudah siswa untuk
menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat serta dapat meningkatkan
keterampilannya dalam menulis puisi.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menulis puisi adalah:
a. Menentukan Isi atau Tema
b. Menentukan Bentuk atau Struktur Puisi
c. Pilihan kata (diksi)
d. Pengimajinasian
e. Penggunaan kata-kata konkret
f. Pengisian dan gaya bahasa
16
Adapun target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 26 siswa
yang dinyatakan Tuntas dari 30 siswa atau 86 % maka keterampilan menulis puisi
sudah dianggap berhasil.
C. Tujuan P enelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk:
a. Mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menulis puisi.
b. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction
(ICI) pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan
Kabupaten Cirebon.
c. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat pada
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon.
d. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat pada
17
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon.
e. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan
gagasan pokok atau tema yang dipilih.
f. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pilihan
kata yang tepat.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian terhadap peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN I
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon terhadap materi
menulis puisi bebas dengan menngunakan pilihan kata yang tepat dengan
menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI).
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam
penelitian, yaitu
a. Bagi Siswa
a) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
b) Dapat meningkatkan kemampuan mengeluarkan pendapat melalui
kegiatan berdiskusi.
c) Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
d) Dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat.
e) Dapat menulis puisi dengan penulisan yang tepat (sesuai dengan kaidah
penulisan puisi).
18
b. Bagi Guru
a) Melalui penerapan model pembelajaran konseptual interaktif atau
Interaktive Conceptual Instruction (ICI) diharapkan dapat member
masukan khususnya bagi peneliti sendiri umumnya kepada guru tentang
alternative model pembelajaran soal bahasa indonesia pada materi menulis
puisi di SD, sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa untuk
memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas.
b) Dapat memberikan pengetahuan yang baru, bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis puisi . Selain itu penerapan model pembelajaran konseptual
interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) merupakan
tambahan wawasan bagi guru yang dapat diterapkan pada setiap
pembelajaran bahasa Indonesia, juga dapat diterapkan untuk mata
pelajaran yang lainnya.
a. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di tingkat pendidikan.
b. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia.
d. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran dalam pendidikan.
19
b. Sebagai alat untuk memperoleh data mengenai kegiatan pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran konseptual interaktif atau
Interaktive Conceptual Instruction (ICI).
c. Dapat menjadi pedoman untuk pembelajaran selanjutnya.
d. Dapat menjadi referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
D. Batasan Istilah
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu strategi pembelajaran tertentu yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
Selain itu model pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
20
2. Keterampilan Menulis Puisi
Keterampilan menulis puisi adalah keterampilan seseorang dalam
mengungkapkan perasaan yang dirasakan, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung sebagai ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia
dalam bahasa emosional dan berirama.
Menurut HG. Tarigan mengutip dari pendapat Watts, (dalam Depdikbud
1992:360), “Puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari
pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.
3. Pengajaran Menulis Puisi
Pengajaran menulis puisi adalah suatu proses dimana kegiatan-kegiatan
pembelajaran menulis atau membuat sebuah puisi yang disusun untuk pelajar-
pelajar bertujuan untuk membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa
dalam proses pembelajaran menulis puisi (dari tidak bisa atau menjadi bisa
atau memahami dalam memnulis atau membuat puisi).
Pengajaran adalah susunan maklumat dan suasana bagi memudahkan
pembelajaran (Heinich, et al.,1996) Gagne (1985), menyatakan pengajaran
sebagai set tatacara luaran yang menyokong proses-proses dalaman yang
berkaitan bagi mencapai hasil pembelajaran. Wittrock(1979), mengatakan
bahwa pengajaran ialah aktivitas yang melibatkan proses meransang pelajar
untuk membina maksud atau berdasarkan pengalamannya, bukan merangsang
mereka mengeluarkan semula pengetahuan orang lain .
21
4. Evaluasi Menulis Puisi
Evaluasi menulis puisi adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar siswa dalam menulis puisi baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan evaluasi atau
penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik
yang menggunakan tes maupun nontes.