1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan
berwisata sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi setiap orang. Semakin
padatnya aktivitas yang dilakukan seseorang akan berimbas pada besarnya
kebutuhan untuk mendapatkan hiburan yang menyenangkan untuk melepaskan
penat dari rutinitas sehari-hari ataupun sekedar berkumpul bersama keluarga. Hal
ini menjadi peluang bagi pelaku usaha pariwisata untuk dapat menyediakan sarana
dan prasarana pariwisata apabila ditinjau dari tingginya kenaikan jumlah
kedatangan wisatawan di Indonesia.
Kota Batu memiliki peluang untuk lebih dikembangkan sebagai daerah
wisata yang lebih menarik, hal ini didasarkan pada kondisi alam dan letak
geografis yang sangat mendukung. Kota Batu juga banyak menyediakan tempat
rekreasi dan edukasi yang bisa dijadikan tempat berliburan yang sangat diminati
oleh keluarga dan bahkan banyak sekolah yang mengajak liburan siswanya untuk
berkunjung ke Kota Batu.
Atraksi wisata di Kota Batu dibuat berbeda antara satu dengan lainnya
sehingga tidak terjadi persaingan yang cukup berarti. Sumber daya wisata yang
dimiliki oleh Kota Batu cukup beragam dan dapat dengan mudah ditemui karena
lokasinya yang relatif berdekatan. Hal ini semakin diperkuat setelah pemerintah
kota Batu dengan gencar mencanangkan Kota Batu sebagai kota pariwisata.
Atraksi wisata yang ada di Kota Batu antara lain ada wisata alam, wisata buatan
2
dan wisata agro. Wisata alam yaitu seperti air panas cangar dan taman wisata alam
selecta. Wisata buatan sendiri seperti Jatim Park 1 dan 2, dan juga ada BNS ( Batu
Night Spektakuler ),dan ada juga wisata agro seperti wisata agro apel dan wisata
agro jeruk. Atraksi wisata di Kota Batu selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan
karena letaknya berada didataran tinggi dengan pemandangan yang indah dan
suasana yang sejuk sehingga para wisatawan merasa nyaman berada di kota Batu.1
Yusuf Adam H. (2016) program shining batu ialah sebagai masterplan
pariwisata Kota Batu yang bertujuan untuk menjadikan Kota Batu sebagai sentra
pertanian organik berbasis kepariwisataan internasional. Secara umum gagasan ini
ingin memadukan antara kekuatan pertanian organik dengan program pariwisata
internasional, untuk mempromosikan program tersebut dengan menggunakan
berbagai media, mulai dari media cetak dan media elektronik. Program yang
dijalankan oleh Kota Batu, program tentang shining batu perlu ditingkatkan lagi,
termasuk arah kebijakan dibidang pertanian organik, karena di Kota Batu masih
banyak penggarapan lahan yang tidak ramah lingkungan sehingga harus lebih
diperhatikan lg pertanian di Kota Batu.2
Usman (2012) potensinya antara lain adalah kebun stroberi dan apel serta
taman. Berbagai potensi tersebut sudah diberdayakan dan dikembangkan sebagai
daya tarik wisata oleh pihak-pihak yang terkait, khususnya Pemerintah Kabupaten
Bantaeng. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain dalam bentuk menyediakan
dan mengembangkan berbagai amenitas (sarana penunjang) pariwisata,
1 Artikel Peranan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Batu Dalam Kegiatan Promosi
Pariwisata Kota Batu oleh Moses Yonathan hal 2-3.
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/144 diakses pada tanggal 16/11/2017 pukul
16:54 WIB 2 http://journal.umpo.ac.id/index.php/aristo/article/view/402/394 Strategi pembangunan pariwisata
internasional berbasis pertanian organik “shining batu” oleh Yusuf Adam H. Diakses tanggal
30/11/2017 pukul 17.03 WIB
3
memperbaiki aksesibilitas menuju obyek dan daya tarik wisata pedesaan,
meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia, khususnya yang berkaitan
langsung dengan pengembangan agrowisata Uluere, meningkatkan sosialisasi atau
pembinaan masyarakat, menyedikan lahan atau lokasi, membudidayakan tanaman,
serta mengembangkan kelembagaan untuk mendukung pembangunan agrowisata
di Kecamatan Uluere. Dalam mengembangkan berbagai potensi tersebut terdapat
beberapa kendala seperti: sarana prasarana, kurangnya kesadaran masyarakat,
serta kurangnya koordinasi. Untuk mengatasi kendala dirumuskan strategi
pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi agrowisata yang terdapat di
kecamatan Uluere seperti misalnya meningkatkan dan mengembangkan jenis
produk pariwisata pedesaan, memperbaiki dan meningkatkan aksesibilitas menuju
obyek wisata dan daya tarik agrowisata, meningkatkan promosi dan pemasaran
produk agrowisata, meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak terkait,
membentuk dan membina kelompok sadar wisata, memberikan penyuluhan,
pengarahan dan penjelasan tentang pentingnya pariwisata bagi pengembangan
perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.3
Superda A. Masyono (2015) dari hasil analisis SWOT, maka strategi
pengembangan kepariwisataan di Lampung Timur, khususnya pada 3 (tiga) lokasi
utama adalah : 1. Melakukan Kerjasama dengan pihak ketiga (swasta) atau pihak
keswadayaan masyarakat, 2. Meningkatkan dan mempertahankan aksesibilitas
eksternal kawasan agar tingkat pencapaian objek daya tarik wisata mudah
dijangkau oleh wisatawan, 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM agar
pengelolaan objek daya tarik wisata lebih optimal, 4. Pengembangan fasilitas
3 http://journal.unismuh.ac.id/index.php/Otoritas/article/view/52/50 Strategi Pemerintah Daerah
Dalam Pengembangan Agrowisata Di Kabupaten Bantaeng oleh Usman diakses tanggal
30/11/2017 pukul 17.29 WIB
4
penunjang mengingat proporsi penggunaan lahan non terbangun masih besar, hal
tersebut diatur oleh kebijakan pengembangan, dan pengembangan pemasaran
investasi dan pemasaran wisata.4
Kota Batu sendiri merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah
Malang Raya, hasil pemekaran dari Kabupaten Malang bagian utara, kota ini
memiliki panorama yang cantik, indah dengan cuaca yang dingin serta sejuk, Kota
Batu dikenal dengan Kota Wisata selain itu Kota Batu juga dikenal sebagai kota
Wisata Agro yang salah satu produk unggulan di bidang pertanian adalah buah
Apel.
Banyaknya pengunjung yang setiap tahunnya melakukan wisata agro
kebun apel Batu, membuat perkebunan apel menjadi sektor utama perekonomian
di wilayah Batu. Dari data jumlah pengunjung wisata agro pada tahun 2013
sebanyak 15.414 pengunjung, ditahun 2014 naik drastis sebanyak 163.852
pengunjung, dan di tahun 2015 sangat drastis naiknya pengunjung yang datang
yaitu sebanyak 283.053.5 Setiap tahunnya akan selalu ada pengunjung yang
mencoba merasakan sensasi bertani buah apel dan menikmati kesegarannya
langsung di tempat. Mereka juga menjual apel-apel tersebut dengan harga petani
apabila pengunjung ingin menjadikannya sebagai oleh-oleh untuk sanak saudara
di rumah.
Dengan banyaknya persaingan untuk membuka wisata agro kebun apel di
Kota Batu, banyak dari wisatawan yang datang ke wisata agro kebun apel untuk
berwisata dan menghabiskan masa liburannya dengan memetik apel di kebun apel,
4http://fe.ummetro.ac.id/ejournal/index.php/JM/article/view/75/52 oleh Superda A. Masyono
diakses pada 30/11/2017 pukul 17.50 WIB 5 https://batukota.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kota-Batu-2016.pdf diakses
pada 28/11/2017 pada pukul 20.15 WIB
5
banyak pengusaha wisata agro kebun apel tidak mengutamakan kualitas yang
dihasilkan oleh penanaman apel mereka sehingga wisatawan sangat kecewa
dengan hasil apel yang ada di wisata agro kebun apel, sehingga wisatawan
berasumsi semua wisata agro kebun apel di Kota Batu sama saja kualitas buah
apelnya, seharusnya Dinas Pariwisata harus lebih bisa membantu semua
pengusaha yang membuka wisata agro kebun apel dan memberikan bimbingan
dan arahan kepada petani yang bekerja untuk dapat menghasilkan buah apel yang
sudah layak untuk di petik dan dapat menghasilkan buah apel yang sangat baik
untuk di konsumsi semua kalangan. Apel menjadi maskot dari kota Batu
seharusnya dinas pariwisata lebih memperhatikan kualitas, membantu promosi
kepada wisatawan dan membantu akses jalan agar para wisatawan mudah
menjangkau wisata agro kebun apel di Kota Batu. Wisata agro kebun apel juga
banyak meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Batu, petani apel di Kota
Batu kebanyakan warga asli dari Kota Batu sendiri.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengembangan sektor pariwisata
yang dilakukan dengan baik dan maksimal akan mampu menarik wisatawan
domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan membelanjakan uangnya
dalam kegiatan berwisatanya. Dari transaksi itulah masyarakat daerah wisata akan
terangkat taraf hidupnya serta Negara akan mendapat devisa dari wisatawan asing
yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah. Berdasarkan Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dapat diketahui bahwa
6
pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran,
melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan,
mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri
dan kesatuan bangsa, mempererat persahabatan antarbangsa. Dalam Pasal 1
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2009 Tentang Pedoman
pengembangan ekowisata di daerah, yang dimaksud dengan ekowisata adalah
kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggung jawab dengan memperhatikan
unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usahausaha konservasi
sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Saat ini sektor
pariwisata di Indonesia belum berjalan secara optimal padahal aspek ini sangat
berpengaruh terhadap peningkatan devisa negara, pendapatan masyarakat, serta
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu yang dikembangkan oleh pemerintah
adalah sektor pariwisata dimana pengembangan obyek wisata baik wisata alam,
wisata budaya dan wisata buatan. Pemerataan pembangunan dalam otonomi
daerah yang menekankan adanya keseimbangan antara pusat dan daerah. Dengan
menekankan Partisipasi masyarakat dan pemberdayaan dalam pembangunan.6
Desa wisata Tulungrejo Kota Batu memiliki aneka pilihan objek wisata,
tentunya ini bisa menjadi pilihan bagi yang ingin berekreasi bersama keluarga.
Menurut beberapa sumber, tempat ini dulunya dibangun oleh seorang
berkebangsaan Belanda yang bernama Ruyter de Wildt. Awal tujuan dibangunnya
untuk peristirahatan bagi orang-orang Belanda yang akan berada di Indonesia kala
itu. Desa Tulungrejo secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bumiaji,
6 Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang pedoman pengembangan ekowisata di daerah.
7
Kota Batu. Desa ini letaknya sekitar satu jam perjalanan darat dari pusat Kota
Malang. Karena merupakan satu dari sekian banyak desa yang terletak di lereng
Gunung Arjuno, maka desa yang luasnya 761.435 Ha ini berhawa dingin.
Sebagai salah satu penghasil apel terbesar di Kota Batu, banyak potensi
wisata lainnya di Desa Tulungrejo. Mulai dari wisata agro, wisata peternakan,
wisata alam, wisata seni dan budaya hingga wisata industri rumahan. Wisata
industri perumahan menjadi salah satu andalan Desa Wisata Tulungrejo. Buah
apel yang dihasilkan dari kebun diolah menjadi berbagai bahan olahan, seperti
keripik buah apel, sari apel dan lain sebagainya. Ada pula wisata kebun apel yang
lahannya mencapai 576 Ha. Wisatawan bisa menikmati kesegaran buah apel jenis
rome beauty, anna, manalagi, dan grany smith langsung dari pohonnya, dengan
hanya membayar 20.000 hingga 40.000 rupiah per orangnya.7
Desa Wisata Tulungrejo merupakan salah satu desa yang ditunjuk Pemerintah
Kota Batu sebagai desa percontohan dalam rangka pengembangan wilayah
kepariwisataan, khususnya pertanian. Dalam pelaksanaannya, kelompok pengembang
yang bernama TFE (Tulungrejo Funducation Experience) bekerja sama dengan
masyarakat yang berdomisili di daerah Tulungrejo dan memiliki aset yakni lahan
pertanian yang berpotensi wisata untuk dijadikan sebagai investor dalam perkembangan
paket wisata bersama pengelola.8 Salah satu permasalahan yaitu Promosi agrowisata
kebun apel di Desa Tulungrejo Kota Batu oleh Dinas Pariwisata Kota Batu, karena wisata
agro kebun apel di desa Tulungrejo berbasis dari para Kelompok Tani.
7 https://ngalam.co/2016/07/18/jalan-jalan-ke-desa-wisata-tulungrejo-batu/ diakses pada tanggal
29/11/20117 pada pukul 14.14 WIB 8 PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA WISATA TULUNGREJO KOTA BATU,
JAWA TIMUR oleh riske aridiansari
http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/214 diakses 29/11/2017 pukul
17.47 WIB
8
Desa Tulungrejo memiliki kebun apel yang tersebar dengan total luas 900 Ha.
Sebagai desa dengan presentase petani apel terbesar di Batu memberikan peluang besar
bagi para pemilik lahan untuk menjadikan tanahnya sebagai tempat wisata.9 Dan
banyak menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Desa Tulungrejo.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo ?
2. Apa kendala Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Mengetahui Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo.
2. Mengetahui kendala Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan
sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori
terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang
ilmu dalam suatu penelitian. Terkait mata kuliah Kebijakan Publik.
9 https://wisatatulungrejo.weebly.com/ diakses pada 29/11/2017 pukul 17.50 WIB
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian
Rekomendasi untuk memperbaiki kinerja lembaga dalam
melaksanakan kebijakan publik. Dan diharapkan hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran kepada Dinas Pariwisata
dan Dinas Pertanian Kota Batu sehingga dapat mengevaluasi kinerja
kebijakan publik Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian dalam bidang
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Batu.
b. Bagi masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan,
pemahaman serta pemikiran kritis terhadap peran Dinas Pariwisata
untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
wisata agro kebun apel di Kota Batu.
c. Bagi Akademis
Diharapkan bisa menjadi bahan penelitian terdahulu untuk
mahasiswa dalam penelitian dibidang Ilmu Pemerintahan, terutama
tentang masalah strategi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sehingga menjadikan salah satu referensi yang dipakai mahasiswa
untuk meneliti.
E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
Konsep adalah definisi yang di pakai dalam unsur dari suatu
generalisasi serta fenomena-fenomena tertentu, sedangkan konsep
yang dimaksud diatas menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi
10
ialah suatu definisi dari apa yang akan kita amati, konsep-konsep yang
dinyatakan antara variabel-variabel mana saja yang dapat menentukan
hubungan empiris.10
Dengan demikian yang dimaksud dengan definisi konsep adalah
merupakan konsep-konsep yang dinyatakan sebagai variabel-variabel
yang akan penulis pelajari, jadi variabel yang ada merupakan
penjabaran dari konsep itu sendiri, variabel yang terdapat didalam
konsep itu adalah:
a. Strategi
Menurut Panji Anoraga, Strategi adalah penetapan sasaran
dan tujuan jangka panjang untuk sebuah organisasi pemerintah,
dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran dan tujuan dari suatu organisasi pemerintah itu.11
Strategi juga merupakan suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat tercapai.12
Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada
bagaimana peran Dinas Pariwisata dalam menentukan strategi
pengembangan wisata agro kebun apel untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di Desa Tulungrejo.
10
Masri Singarimbon. 1995. Metode Penelitian Survai.LP3ES. Jakarta. Hal 17 11
Panji Anoraga,S.E. ,M.M. 2000.Manajemen Bisnis.PT.Rineka Cipta.Jakarta. Hal, 339. 12
Tjiptowardoyo,Sularno.1995.Strategi Manajemen.Jakarta: PT.Elek Media Komputindo
11
b. Pengembangan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 5 tentang sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu
pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk
meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.
Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan
secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.13
Pengembangan adalah menterjemahkan atau menjabarkan
spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fitur fisik. Pengembangan
secara khusus ialah menghasilkan bahan-bahan pembelajaran.14
Pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada
analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu yang luas tentang analisis
awal sampai akhir, pengembangan bertujuan untuk menghasilkan
produk berdasarkan temuan-temuan setelah uji lapangan.15
c. Kesejahteraan
Peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat
dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti
13
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 5. 14
Alim Sumarno.2012.Penelitian Kausalitas Komparatif.Surabaya:elearning Unesa pendapat
Seels and Richey 15
Alim Sumarno.2012.Penelitian Kausalitas Komparatif.Surabaya:elearning Unesa pendapat
Tessmer dan Richey
12
penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik.
Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat,
hubungan dan sebagainya. Hasil dari suatu peningkatan ditandai dengan
tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha atau
proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas
dan bangga atas pencapaian yang telah diharapkan.16
Kesejahteraan
masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan
diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.17
Jadi kesimpulan
meningkatan kesejahteraan masyarakat ialah bertambah baiknya
keadaan masyarakat sehingga mencapai tujuan yang diinginkan
dapat memenuhi semua kebutuhan sehari-hari, dan mampu
mengembangkan diri menjadi lebih baik dari sebelumnya.
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi mengenai variabel
yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel
tersebut yang dapat diamati. Adapun variabel-variabel yang akan
didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah18
:
a. Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo
1. Pengembangan berbasis kemasyarakatan
2. Pengembangan berbasis sektoral
3. Pengembangan berbasis kewilayahan
16
Dunia Pelajar, ensiklopedia http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-
menurut-para-ahli diakses pada tanggal 17/11/2017 pada pukul 00:54 WIB 17
Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Masyarakat 18
Azwar, Saifuddin.2003.Relibilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Belajar
13
b. Kendala Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo
1. Kendala musim apel di wisata agro kebun apel.
2. Anggaran terbatas dari Dinas Pariwisata.
3. SDM aparatur yang kurang kompeten.
F. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian
kualitatif ialah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan
beberapa metode seperti wawancara, pengamatan dan pemanfaatan
dokumen.19
1. Jenis penelitian
Dalam penelitian Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian yang akan
digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.20
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, ktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
19
Moloeng, lexy j. 1994, metodologi penelitian kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung hlm 5 20
Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Hlm.54
14
Penelitian deskriptif mempelajari masalah dalam masyarakat, termasuk
di dalamnya tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-
situasi tertentu, antara lain tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-
sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
2. Sumber data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh sebagai hasil
pengumpulan sendiri, untuk kemudian disiarkan langsung21
.
Dengan demikian data primer merupakan data yang diperoleh
dengan melakukan penelitian secara langsung di lapangan. Data
primer ini nantinya akan diperoleh peneliti dari hasil observasi
maupun wawancara dengan narasumber terkait.
b. Data Sekunder
Data Sekunder pada umunya berupa bukti, atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan
dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder merupakan data
pendukung dari data primer.22
Data sekunder ini akan diperoleh
dari hasil studi literatur, jurnal, dan juga dokumen-dokumen dari
dinas terkait seperti Perda Kota Batu, Renja Dinas Pariwisata dan
Dinas Pertanian, profil Dinas Pariwisata atau laporan terkait
penelitian ini serta data tentang pengembangan wisata agro kebun
21
Kartini Kartono dalam Sanja,Rizki Bayu Tri. Skripsi Sarjana. “Strategi Dinas Perekonomian
Dan Pariwisata Dalam Intensifikasi Objek Wisata Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(Pad) Kabupaten Tuban (Studi Pada Obyek Wisata Goa Akbar Dan Pantai Boom Kabupaten
Tuban) “ (Malang : UMM, 2014) Hal :17. 22
Ibid.
15
apel yang nantinya di dapatkan dari Dinas Pariwisata, dan data dari
Dinas Pertanian terkait banyaknya penggunaan bibit setiap
tahunnya yg dilakukan oleh pemilik lahan di Desa Tulungrejo.
Peneliti juga ingin melakukan pengambilan data-data dimana
lokasi objek objek
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik:
a. Observasi
Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek
dengan menggunakan seluruh alat indra.23
Teknik observasi
merupakan teknik penelitian mulai penjajakan lapangan guna
mengenal segala unsur lingkungan sosial, sedangkan yang dimaksud
dengan penelitian keadaan lapangan adalah untuk menilai keadaan,
situasi, latar dan konteksnya, lebih spesifik lagi observasi dikatakan
sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu mengamati. Secara
luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran. “Akan tetapi observasi atau pengamatan
disini diartikan lebih sempit, yaitu alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sistematik gejala-
gejala yang diselidiki.” Jadi dalam penelitian ini observasi Teknik
observasi yang dilakukan di sini yaitu: participatory observation.
Hal ini dilakukan untuk mengamati kondisi fisik, aktivitas yang
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm: 133
16
dilakukan adalah Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa
Tulungrejo. Observasi dilakukan pula pada saat terjadi interaksi
antara Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kota Batu dengan
Masyarakat Desa Tulungrejo.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang
akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari
karangan atau tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan
sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah
pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan,
pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan
untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan
bukti. Dalam hal ini termasuk kegunaan dari arsip perpustakaan
dan kepustakaan. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam
sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara.Metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa buku-buku, dokumen, dan peraturan-peraturan.
Maupun segala informasi yang berhubungan dengan Dinas
Pariwisata dan Dinas Pertanian Kota Batu dalan Peningkatan
Wisata Agro Kebun Apel. Teknik yang digunakan untuk
menghimpun berbagai informasi dari bahan-bahan dokumentasi
berupa dokumen kebijakan yang terkait dengan proses dan
17
prosedur Pengembangan Desa Wisata, foto-foto atau dokumen-
dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Desa Tulungrejo.
c. Wawancara
“Wawancara (interview) dilakukan melalui tanya jawab lisan
dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara dilakukan apabila
keterangan atau pendapat dengan jalan lain sudah tidak dapat
diperoleh atau jalan dianggap terlalu sulit diperoleh.” Dalam
penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara secara face to
face dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan data
maupun penjelasan dengan tujuan agar data yang diperoleh valid
dan objektif. Wawancara dalam penelitian ini meliputi :
1. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Dinas
Pariwisata Kota Batu dalam membantu promosi Wisata Agro
Kebun Apel dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Desa Tulungrejo.
2. Bidang Pengembangan di Dinas Pariwisata dan Dinas
Pertanian Kota Batu memfasilitasi dalam bentuk fisik seperti
sarana dan prasarana serta non fisik seperti fasilitas
pembinaan dan perhatian terhadap kegiatan-kegiatan
pengembangan wisata agro kebun apel dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa Tulungrejo. Dan juga akses
jalan yang lebih baik untuk para wisatawan yang akan
berwisata petik apel.
18
3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Dinas
Pariwisata Kota Batu dalam memberikan pemahaman secara
komperhensif kepada masyarakat maupun swasta serta perlu
berperan aktif dan agresif untuk memainkan peran motivator
demi Wisata Agro Kebun Apel dalam Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Desa Tulungrejo.
4. Gambaran Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Tulungrejo.
5. Dinas Pariwisata dapat memperkenalkan produksi apel
sebagai makanan ringan dan oleh-oleh kepada wisatawan
yang berkunjung.
6. Kendala musim tumbuhnya buah apel yang tidak bisa tumbuh
lebat dan saat musim liburan tiba membuat para petani sangat
mengalami penurunan penjualan.
7. Dinas pariwisata juga mendapat anggaran yang terbatas untuk
mengembangkan wisata agro kebun apel di kota batu.
8. Sumber daya manusia aparatur yang kurang kompeten bisa
menjadi salah satu sebab yang menjadikan wisata agro kebun
apel di Kota Batu kurang diminati wisatawan.
4. Subjek penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah
penelitian, karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi
yang seluas-luasnya, peneliti menetapkan subyek untuk mendapatkan
informasi, yaitu sebagai berikut ;
19
1. Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kota Batu ( dua orang )
a. Dinas Pariwisata Kota Batu pada bagian Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata. Karena
dibagian bidang pengembangan yang menangani Pariwisata
alam di Kota Batu.
b. Dinas Pertanian Kota Batu Untuk memberikan informasi
tentang bantuan apa saja kepada para petani apel di Kota
batu.
2. Kepala Desa Tulungrejo ( satu orang )
Kepala Desa Tulungrejo untuk mengetahui bagaimana kondisi
sebenarnya dari masyarakat yang bekerja di bagian wisata kebun
apel.
3. Masyarakat yang bekerja di wisata kebun apel ( dua orang)
Untuk mengetahui bagaimana pekerjaan sebagai pekerja di wisata
kebun apel di Desa Tulungrejo.
4. Pengelola kebun apel ( satu orang )
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pelaksanaan
wisata kebun apel di Desa Tulungrejo, dan juga untuk mengetahui
beberapa keuntungan sebagai pengelola kebun apel di Desa
Tulungrejo.
5. Wisatawan yang berkunjung ( tiga orang )
Untuk mengetahui apakah wisata petik apel di Desa Tulungrejo
sudah memberikan kepuasan pelayanan terhadap wisatawan
20
6. Masyarakat Desa Tulungrejo ( satu orang )
Untuk mengetahui bagaimana keadaan sekitar wisata petik apel,
apakah warga mendapat keuntungan atau malah dapat kerugian
dari adanya wisata petik apel di Desa Tulungrejo.
5. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan diteliti
untuk mendapatkan informasi yang tepat dan data yang diperlukan untuk
menunjang penelitian ini. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian di Dinas
Pariwisata dan Dinas Pertanian Balai Kota Among Tani, Gedung A Lantai 2
Jalan Panglima Sudirman No. 507, Pesanggrahan, Batu, Kec. Batu, Kota
Batu, Jawa Timur 65313. Dan juga wisata agro petik apel di Jl. Raya
Tulungrejo, Tulungrejo, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur 65336.
6. Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif yaitu menggambarkan realitas yang sedang terjadi. Peneliti
mengumpulkan datanya dengan cara mengangsur atau menabung
informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terahir
memberi interpretasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Analisis Model Interaktif, dengan tiga prosedur.24
yaitu :
a. Reduksi data
Reduksi data dimaksudkan sebagai proses penyederhanaan data
dengan cara memilah milah , mengelompokkan, mengarahkan
memilih data-data pokok yang penting dan tidak penting, dari
24
Miles, Matthew. B, dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia Press. hlm. 15-20
21
berbagai sumber dan berbagai metode pengumpulan data guna
menentukan tema dan polanya serta mengorganisasi data dengan
cara sedemikian rupa sehingga memudahkan menarik kesimpulan
dan diverifikasi sesuai fokus penelitian yaitu Strategi
Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo dituangkan dalam
uraian laporan yang lengkap dan terinci.
Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan
kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih
yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses
penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data
dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung.
Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan,
data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam
penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.
b. Penyajian Data
Penyajian data atau display data dimaksudkan sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan
melihat penyajian-penyajian, peneliti dapat memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian,
sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan. Data-data
tentang Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
22
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo
kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut
kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis
untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang
dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh
pada waktu data direduksi. Penyajian data dilakukan dengan
menggunakan tabel yang berkaitan dengan Strategi Pengembangan
Wisata Agro Kebun Apel Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Tulungrejo.
c. Menarik kesimpulan/verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Sedangkan
verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas
dalam pemikiran penganaisis selama peneliti mencatat, atau suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan
kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk
mengembangkan “kesempatan intersubjektif”, dengan kata lain
makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya (validitasnya).
Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari katagori-
katagori data yang telah direduksi dan disajikan untuk selanjutnya
menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang
dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi
secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat
grounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan
23
selalu terus dilakukan verivikasi selama penelitian berlangsung
yang melibatkan interpretasi peneliti. Analisis data merupakan
suatu kegiatan yang logis, data kualitatif berupa pandangan-
pandangan tertentu terhadap fenomena yang terjadi utamanya
Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo.
Verifikasi dalam penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang
penelitian oleh peneliti yang dimaksudkan untuk menganalisis dan
mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan mencari
tema, pola hubungan, permasalahan yang muncul, hipotesa dan
disimpulkan secara tentatif, sehingga terbentuk proposisi tertentu
yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori. Prosedur
analisis dilakukan dengan 3 (tiga) fase yang disebut sebagai
“Model Interaktif”, seperti digambarkan berikut ini:
Gambar 1.1
Analisis Model Interaktif
Sumber: Miles dan Huberman ( 1992:15-20)
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Display atau
Penyajian Data
Data
Penarikan Kesimpulan
atau Verifikasi