BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru dimana tidak saja
jaringan paru tetapi juga pada bronchioli. ( Jumiarni Ilyas,dkk,1993)
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah,
2005)
Penyebab dari bronkopneumonia adalah:
1. Bakteri, seperti stapilococcus, streptococcus
2. Virus, seperti virus influenza
3. Jamur, seperti candida albicans
4. Aspirasi karena makanan, benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah
penyakit menahun, trauma paru.
Tanda bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus
respiratorius bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh dapat naik secara
mendadak sampai 39-40o C dan disertai kejang karena demam yang tinggi.
Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai
pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-
kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada
permulaan penyakit, tapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian
menjadi produktif.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada kasus
Bronchopneumonia.
2. Mampu mengembangkan pola pikir orang-orang untuk mengetahui
tanda-tanda dan gejala dari Bronchopneumonia dari pencegahan
maupun penanganannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mengembangkan rencana asuahan keperawatan secara
menyeluruh pada kasus Bronchopneumonia.
2. Mampu melaksanakan asuhan yang efisien dan aman pada kasus
Bronchopneumonia.
3. Mampu melaksanakan pengkajian yakni dengan mengumpulkan data
subyektif dan obyektif pada kasus Bronchopneumonia tersebut.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan secara tepat pada kasus
Bronchopneumonia.
5. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang di lakukan
pada kasus Bronchopneumonia.
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan kasus bronchopneumonia yang telah di pelajari, maka yang
menjadi permasalahan sekarang ini yaitu bagaimana cara penanganan dan
pemecahan dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus BP
(bronchopneumonia), di karenakan adanya suatu keterbatasan pengetahuan
masyarakat umum saat ini.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam penulisan asuhan keperawatan ini yaitu
dengan menggunakan pendekatan dengan memberikan asuhan keperawatan
pada klien secara langsung mengenai proses asuhan keperawatan pada kasus
bronchopneumonia .
Adapun data yang di peroleh, yaitu :
1.4.1 Data Primer
Wawancara
Observasi
Pemeriksaan Fisik
1.4.2 Data Sekunder
Study keputusan dan praktik lapangan
1.4.3 Sumber Data
Obyektif : data observasi dan pemeriksaan fisik.
Subyektif :di peroleh dari status pasien.
1.5 Pelaksanaan
Praktik lapangan di RSUD RA.BASOENI GEDEG – MOJOKERTO
1.6 Sistematika Penulisan
1.6.1 BAB1 : Berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan,
ruang lingkup, metode penulisan, palaksanaan sistematika penulisan.
1.6.2 BAB 2 : Tinjauan Pustaka
1.6.3 BAB 3 : Tinjauan Kasus
1.6.4 BAB 4 : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Bronchopneumonia
2.1.1 Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru dimana tidak saja
jaringan paru tetapi juga pada bronchioli. (Jumiarni Ilyas,dkk,1993)
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat. (Whalley and Wong, 2002)
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah,
2005)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia
adalah suatu peradangan pada jaringan paru dan bronkioli yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing.
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari bronkopneumonia adalah:
1 Bakteri, seperti stapilococcus, streptococcus
2 Virus, seperti virus influenza
3 Jamur, seperti candida albicans
4 Aspirasi karena makanan, benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah penyakit
menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena KKP.
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi pneumonia pada anak-anak menurut etiologinya:
1. Infeksi-infeksi bakteri
1) Pneumokokus
2) Streptokokus
3) Stafilokokus
4) Haephilos influensae
2. Infeksi-infeksi virus atau kemungkinan oleh virus:
1) Pneumonitis interstisial dan bronkiolitis
2) Pneumonia sel raksasa
3) Influensae
3. Infeksi-infeksi lain
1) Pneumonia mycoplasma pneumonia
2) Treponema palidum
3) Nokardiosis
4) Aktinomikotis
5) Khlamidia
6) Ornitosis
7) Psitakosis
4. Infeksi-infeksi mikosis / jamur
1) Histoplasmosis
2) Blastomikosis
3) Mukormikosis
4) Sporotrikhosis
5) Sakit guam
5. Pneumonia hipostatis
2.1.4 Patofisiologi
Kuman yang masuk bersama sekret ke dalam paru melalui saluran
nafas dapat menyebabkan reaksi radang berupa sembab seluruh alveoli yang
terkena disusul infiltrasi sel radang mulai dari stadium kongesti sampai
dengan stadium resolusi. Gambaran dari stadium-stadium tersebut adalah
bakteri atau kuman yang masuk kedalam paru-paru melalui jalan pernafasan.
1. Stadium kongesti
Kapiler melebar dan kongesti serta didalam alveolus terdapat eksudat
jernih, bakteri dalam jumlah banyak
2. Stadium hepatisasi merah
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat, warna merah, tidak
mengandung udara
3. Stadium hepatisasi kelabu
Lobus tetap padat warna merah menjadi pucat kelabu, permukaan alveoli
suram diliputi fibrin dan leukosid terjadi fagositosis dan kapiler tiada lagi
kongesti.
4. Stadium resolusi
Eksudat berkurang, makrofag bertambah dan leukosid nekrose dan
degenerasi lemah, fibrin direabsorbsi dan menghilang.
2.1.5 Pathway / Pohon Masalah.
(Doenges, 2000).
ISPA Daya tahan tubuh menurun Penyakit menahun Aspirasi
Infeksi dan peradangan pada parenkim paru : bronkopneumonia
Perubahan membran kapiler alveolar
Hipersekresi mukus
Penumpukan mukusGangguan pertukaran gas
Tidak efektif bersihan jalan napas
Dyspnea, malas minum, berat badan menurun
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Hipertermi
2.1.6 Gambaran Klinis
Gambaran klinis bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi
traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh dapat naik
secara mendadak sampai 39-40o C dan disertai kejang karena demam yang
tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai
pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang-
kadang disertai muntah dan diare.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan
fisik tetapi dengan adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping
hidung, dan sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya
bronchopneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luas daerah
auskultasi yang terkena. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan
sedang pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah, nyaraing
halus atau sedang. Bila sarang bronchopneumonia menjadi satu (konfluens)
mungkin pada perkusi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronchi
terdengar lagi.
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang terdapat terjadi yaitu emfiema, otitis media akut,
atelekstatis, emfisema dan meningitis. Komplikasi ini tidak terjadi bila
diberikan antibiotik secara tepat.
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
2.8.1 Foto thorax
Pada foto thorax pada bronchopneumonia terdapat bercak infiltrat pada
satu atau beberapa lobus
2.8.2 Laboratorium
pemeriksaan laboratorium pada kasus broncopneumonia meliputi :
Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis.
Urine bisanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat
albuminuria ringan karena suhu yang naik.
Analisa gas darah arteri terjadi asidosis metabolic dengan atau
tanpa retensi CO2.
2.1.9 Prognosa
Prognosa dari kasus bronchopneumonia adalah dengan pemberian
antibiotik yang tepat dan akurat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang
dari 1 %. Bila pasien disertai malnutrisi energi protein (kep) dan pasien yang
datang terlambat angka mortaltasnya masih tinggi.
2.1.10 Penatalaksanaan
2.8.3 Medik
Pengobatan yang diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
tetapi hal itu perlu waktu dan perlu terapi secepatnya maka
diberikan. :
1) Peniccillin 50.000 U/kg BB/ hari ditambah kloramfenikol 50-70
mg/kg/BB/hari atau diberikan antibiotic. Pengobatan ini
diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
2) Pemberian oksigen dan cairan intra vena biasanya diberikan
campuran glukosa 5 % dan NaCl 0,9 % dalam perbandingan 3:1.
2.8.4 Keperawatan
Sering kali pasien bronchopneumonia yang dirawat di RS datang
sudah dalam keadaan payah, dispnea, pernafasan cuping hidung dan
gelisah. Masalah yang perlu diperhatikan adalah menjaga kelancaran
pernafasan, kebutuhan istirahat, kebutuhan nutrisi atau cairan,
mengontrol suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan kurangnya
pengetahuan orang tua terhadap penyakit.
a. Konsep Dasar Keperawatan
b. Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan
c. Konsep Dasar Hospitalisasi
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1.1 Pengkajian
Pengkajian tanggal : 15 – 07 – 2013 Jam : 13.00 WIB
MRS tanggal : 15 – 07 – 2013 Jam : 11.00 WIB
Diagnose masuk : Bronchopneumonia No Reg : 051312
Ruangan : Anjasmara
1.1.1 Data subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : An “ D ”
Usia : 2,5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : -
Alamat : Mojopilang – Kemlagi.
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. “D”
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Alamat : Mojopilang – Kemlagi.
Hub dengan klien : Orang Tua.
3. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan An “D” Sesak, batuk dan muntah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ibu Pasien mengatakan anaknya batuk, sedikit sesak dan muntah
4x pada tanggal 15 Juli 2013 jam 07.30 – 09.00 WIB dengan
konsistensi bening cair tidak ada makanan yang ikut keluar dan
langsung dibawa ke RSUD RA.BASOENI.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu Pasien mengatakan an ”D” dulu pernag menderita penyakit
TBC.
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu Pasien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit TBC.
4. Riwayat Psiko, Sosio, Spiritual :
1. Riwayat Psiko :
Ibu Pasien mengatakan an “D” rewel dan menangis saat pertama
kali di lakukan tindakan keperawatan.
2. Riwayat Sosial :
Ibu pasien mengatakan an “D” tidak mau dipegang apalagi
dengan orang yang baru di kenalnya.
3. Riwayat Spiritual :
Ibu Pasien mengatakan an “D” belum melakukan ibadah sholat,
tetapi mengajarkan anaknya berdo’a untuk kesembuhannya.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
1. Riwayat Pre Natal :
Ibu pasien mengtakan selama hamil ibu periksa ke bidan selama 4
kali, pada TM 1 periksa 1 kali, TM 2 periksa 1 kali, TM 3 periksa
2 kali dan ketika ada keluhan.
2. Riwayat Natal :
Ibu pasien mengatakan anankya lahir normal di bidan selama 9
bulan, yang lahir dengan BB = 3500 g/ 3,5Kg.
3. Riwayat Post Natal :
Ibu pasien mengatakan an “D” lahir secara normal dan mulai bisa
tengkurap pada usia 8 bulan dan berjalan + 13 bulan.
6. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan sudah imunisasi lengkap diantaranya :
Imunisasi Hepatitis
Imunisasi DPT compo
Imunisasi BCG
Imunisasi Polio
Imunisasi Campak
7. ADL (activity daily of life) :
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan sebelum MRS an “D” belum makan sama
sekali yaitu sejak tanggal 14 -7 – 2013.
Selama sakit :
Ibu pasien mengatakan selama di RS an “D” tidak mau makan
makanan dari RS hanya ngemil jajan dan mulai mau makan
sedikit tanggal 16 – 07 – 2013. Dan minum hanya sedikit, satu
gelas tidak habis.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakakan an “D” sebelum masuk RS, b.a.b 2 kali
sehari dengan konsisitensi lunak dan berwarna kuning, b.a.k 5 –
6 kali / hari berwarna kuning.
Selama sakit :
Ibu pasien mengatakan an “D” selama di RS, belum b.a.b, b.a.k
5 – 6 kali / hari berwarna kuning.
3. Pola Istirahat
Sebelum sakit :
Ibu Pasien mengatakan sebelum sakit an “D” tidur dalam sehari 7
– 8 jam.
Selama sakit :
Ibu Pasien mengatakan selama sakit an “D” tidur dalam sehari 4 –
5 jam.
4. Pola hygiene
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit an “D” mandi : 3x, gosok
gigi : 2x sehari, keramas : 4x dalam seminggu.
Selama sakit :
Ibu pasien mengatakan selama sakit an “D” tidak mau mandi.
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit an “D” beraktivitas seperti
biasanya.
Selama sakit :
Ibu pasien mengatakan selama sakit an “D” malas untuk
beraktivitas hanya tiduran.
1.1.2 Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4,5,6
Suhu : 37,3 0C
Nadi : 110 x/m
RR : 32 x/m
BB : 12,5 Kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :Warna rambut hitam, distribusi merata, agak kriting
tidak ada nyeri tekan, dan ubun – ubun tidak
cekung.
Mata :Sclera mata putih ada gambaran tipis pembuluh
darah, pupil isokor, konjungtiva berwarna merah
muda.
Hidung :Tidak ada alat bantu pernafasan, terdapat
pernafasan cuping hidung.
Mulut : Mukosa bibir lembab, dan berwarna merah muda.
Telinga :Simetris, bersih, membrane thympani utuh dan
berwarna putih.
Leher :Tidak ada kaku kuduk., dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
Thorax :
I :Simetris, terdapat pergerakan dinding dada, dan
irama nafas tidak teratur.
P :Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada krepitasi.
P :Batsan paru dan jantung jelas, paru – paru sonor
dan jantung redup.
A : Suara nafas ronchi.
Abdomen :
I : Bentuk normal tidak menonjol.
A : Bising usus 18 x/m.
P : Tidak ada pembesaran hepar, dan tidak ada
pembesaran lien.
P : Terdapat suara thympani.
Genitalia : Tidak di kaji.
Ekstermitas :
Atas : Kanan : Tidak ada edema, terpasang infuse CRT
<3, kekuatan otot 5.
Kiri : Tidak ada edema, CRT <3, kekuatan otot 5.
Bawah :Kanan : Tidak ada edema, CRT <3, kekuatan otot5.
Kiri : Tidak ada edema, CRT<3, kekuatan otot 5.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab Serologi dan Mikrobiologi
Widal Nilai
- Salmonella Ty.O
- Salmonella Ty.H
- Salmonella P.Ty.A
- Salmonella P.Ty.B
1/320
1/80
1/160
1/300
Hasil Pemeriksaan Haematologi
Hasil Test Nilai Nilai Normal
- Haemoglobin
- Leucocyt
- Trombocyt
- Hitung Jenis :
EOS
STAB
Lympo
- Haematocryt
(PVC)
13,0 g/dl
5600 mm3
403.000 mm3
12,2 %
46,9 %
40,9 %
34,5 %
L : 13,4 – 17 g/dl
P : 11,4 – 15 g/dl
4800 – 10.700 mm3
150.000 – 350.000 mm3
1 – 3 %
3 – 5 %
25 – 30 %
L : 40 – 50 %
P : 35 – 45 %
4. Terapi
a. Cairan Infuse D5 ¼ NS 1000 cc /24 jam
b. Injeksi Ceftien 3 x 250 mg
c. Romilar 1/3 (3 x 1)
d. Avil 1/3 (3 x 1)
e. Theoppon 1/3 (3 x 1)
f. Pyridol syr 4 x 1 cth
1.2 Analisi Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Ibu Pasien
mengatakan
anaknya sesak,
batuk dan muntah
sejak tanggal 15 juli
2013.
DO : KU : Cukup
TTV :
S : 37,30C
N : 110 x/m
bakteri – virus
Bronkus
Proses inflamasi
Akumulasi secret di
bronkus
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
RR : 32 x/m
Tampak reaksi
dinding dada
Ronchi +
1.3 Diagnosa Keperawatan
1.3.1 Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
akumulasi secret yang berlebih.
1.4 Intervensi Keperawatan
DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
yang
berhubungan
dengan
akumulasi
secret yang
berlebih.
Setelah di lakukan
asuahan
keperawatan, di
harapkan sesak
anak berkurang
dengan kriteria
hasil :
Keluarga an
“D” mampu
menjelaskan
penyebab
sesak yang di
alami oleh
anak “D”
Keluarga an
“D” mau
mengikuti
advice dokter.
Keluarga an
“D” mampu
mengatasi bila
sesak kembali
1. Lakukan
TTV
2. Berikan
posisi semi
fowler
3. Lakukan
auskultasi.
4. Kolaborasi
dengan
dokter dalam
pemberian
terapi dan
tindakan
keperawatan
lainnya.
5. Ajarkan
acara batuk
efektif.
1. Pemeriksaan
TTV, untuk
melihat
keadaan
umum px
2. Penurunan
diafragma
untuk
membantu
ekspasi paru
maksimal.
3. Dengan
auskultasi
dapat
mengetahui
obstruksi pada
jalan nafas dan
manifestasi
suara nafas.
4. Pengetahuan
tentang
penyakit
muncul.
Suara nafas
vesikuler
Irama nafas
regular
RR : 15 – 30
x/m.
membantu
keluarga untuk
mendukung
pengobatan.
5. Pengajaran
batuk efektif
untuk
melonggarkan
jalan nafas dan
mengeluarkan
dahak.
1.5 Implementasi Keperawatan
No Tanggal / jam Implementasi
1. 15 – 07 – 2013
13.30 WIB
14.45 WIB
14.50 WIB
15.00 WIB
16.00 WIB
1. Mengobservasi TTV.
S : 37,3 0C N : 110 x/m RR : 32 x/m
2. Memposisikan pasien dalam posisi semi
fowler.
3. Melakukan Auskultasi
Terdapar suara nafas tambahan Ronchi
(+/+).
4. Memberikan terapi dokter :
- Mengatur tetesan infuse D5 ¼ NS
1000cc / 24 Jam
- Injeksi Ceftien 3 x 250 mg
- Romilar 1/3 (3 x 1)
- Avil 1/3 (3 x 1)
- Theoppon 1/3 (3 x 1)
- Pyridol syr 4 x 1 cth
5. Mengajarkan batuk efektif dengan cara :
- Minta pasien untuk tarik nafas dalam
sebanyak 3x.
2.
3.
16 – 07 – 2013
14.00 WIB
15.00 WIB
15.10 WIB
15.20 WIB
16.20 WIB
17 – 07 – 2013
14.00 WIB
15.00 WIB
15.10 WIB
15.20 WIB
- Kemudian minta pasien untuk batuk
dalam untuk melonggarkan jalan nafas
dan mengeluarkan dahak.
1. Mengobservasi TTV.
S : 37,2 0C N : 112 x/m RR : 48 x/m
2. Memposisikan pasien dalam posisi semi
fowler.
3. Melakukan Auskultasi
Terdapar suara nafas tambahan Ronchi (+/+).
4. Memberikan terapi dokter :
- Mengatur tetesan infuse D5 ¼ NS
750cc / 24 Jam
- Injeksi Ceftien 3 x 250 mg
- Interhistin syr 3 x cth 1 ¼
- Pyridol syr 4 x 1 cth
5. Mengajarkan batuk efektif dengan cara :
- Minta pasien untuk tarik nafas dalam
sebanyak 3x.
- Kemudian minta pasien untuk batuk
dalam untuk melonggarkan jalan nafas
dan mengeluarkan dahak
1. Mengobservasi TTV.
S : 36,3 0C N : 120 x/m RR : 30 x/m
2. Memposisikan pasien dalam posisi semi
fowler.
3. Melakukan Auskultasi
Terdapar suara nafas tambahan Ronchi (-/- ).
4. Memberikan terapi dokter :
- Mengatur tetesan infuse D5 ¼ NS
750cc / 24 Jam
16.20 WIB
- Injeksi Ceftien 3 x 250 mg
- Interhistin syr 3 x cth 1 ¼
- Pyridol syr 4 x 1 cth
5. Mengajarkan batuk efektif dengan cara :
- Minta pasien untuk tarik nafas dalam
sebanyak 3x.
- Kemudian minta pasien untuk batuk
dalam untuk melonggarkan jalan nafas
dan mengeluarkan dahak
1.6 Evaluasi Keperawatan
Diagnose Tanggal / jam Evaluasi
1. Bersihan jalan
nafas tidak
efektif yang
berhubungan
dengan
akumulasi
secret yang
berlebih.
15 – 07 – 2013
16.30 WIB
S :
- Ibu mengatakan anaknya
sering batuk grog – grog.
- Ibu mengatakan anaknya
sebelumnya menderita
penyakit TBC pada usia
1 ½ tahun.
- Ibu mengatakan anaknya
agak sedikit sesak.
- Ibu mengatakan jika
anaknya batuk dahak
bisa keluar, tapi anaknya
tidak mau mengeluarkan
dan ditelan.
O :
- KU : Cukup
- TTV :
S : 37,3 0C N : 110 x/m
RR : 32 x/m.
- Inspeksi :
2. Bersihan jalan
nafas tidak
efektif yang
berhubungan
16 – 07 – 2013
16.30 WIB
Saat diperiksa anak
rewel dan batuk – batuk (
batuk ngekel).
- Palpasi :
a. Akral hangat
b. CRT kembali ≤ 2
detik
c. Turgor kulit kembali
≤ 2 detik.
- Auskultasi :
Terdapat suara ronchi
(+/+).
- Perkusi :
Hiperthympani.
A : An “D” usia 2,5 tahun
Dengan bronchopneumonia,
masalah belum teratasi.
P : Intervensi di lanjutkan.
1. Lakukan TTV
2. Berikan posisi semi
fowler
3. Lakukan auskultasi.
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
5. Ajarkan acara batuk
efektif
S :
- Ibu pasien mengatakan an
“D” sudah jarang
batuknya.
dengan
akumulasi
secret yang
berlebih.
- Ibu mengatakan An “D”
masih sesak.
- Ibu mengatakan jika
anaknya batuk dahaknya
langsung.
O :
- KU : Cukup
- TTV :
S : 37,2 0C N : 112 x/m
RR : 48 x/m.
- Inspeksi :
Saat diperiksa anak
tenang
Anak terlihat batuk –
batuk (Jarang).
- Palpasi :
d. Akral hangat
e. CRT kembali ≤ 2
detik
f. Turgor kulit kembali
≤ 2 detik.
- Auskultasi :
Terdapat suara ronchi
(+/+).
- Perkusi :
Hiperthympani.
A : An “D” usia 2,5 tahun
Dengan bronchopneumonia,
masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi di lanjutkan.
1. Lakukan TTV
2. Berikan posisi semi
3. Bersihan jalan
nafas tidak
efektif yang
berhubungan
dengan
akumulasi
secret yang
berlebih.
17 – 07 – 2013
16.30 WIB
fowler
3. Lakukan auskultasi.
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
5. Ajarkan acara batuk
efektif
S :
- Ibu pasien mengatakan an
“D” sudah tidak batuk.
- Ibu mengatakan anaknya
sudah tidak sesak.
O :
- KU : Baik
- TTV :
S : 36,30C N : 120 x/m
RR : 30 x/m.
- Inspeksi :
Saat diperiksa anak
tenang.
Anak sudah tidak batuk.
- Palpasi :
a. Akral hangat
b. CRT kembali ≤ 2
detik
c. Turgor kulit kembali
≤ 2 detik.
- Auskultasi :
Terdapat suara ronchi
(-/-).
- Perkusi :
Thympani.
A : An “D” usia 2,5 tahun
Dengan bronchopneumonia,
masalah teratasi.
P : Intervensi di lanjutkan.
a. Lakukan TTV
b. Berikan posisi semi
fowler
c. Lakukan auskultasi.
d. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
e. Ajarkan acara batuk
efektif
f. Rencana Pasien pulang
besok :
- Berikan HE
tentang cara
mengatasi batuk
jika kembali
muncul dan terapi
yang harus tetap
dilanjutkan
- Minta keluarga
untuk tetap kontrol
ke Poli Anak.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paru dimana tidak
saja jaringan paru tetapi juga pada bronchioli. ( Jumiarni Ilyas,dkk,1993)
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Ngastiyah,
1997).
Penyebab dari bronkopneumonia adalah:
Bakteri, seperti stapilococcus, streptococcus
1 Virus, seperti virus influenza
2 Jamur, seperti candida albicans
3 Aspirasi karena makanan, benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronkopneumonia adalah
penyakit menahun, trauma paru.
Penatalaksanaan
Medik
Pengobatan yang diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
tetapi hal itu perlu waktu dan perlu terapi secepatnya maka
diberikan. :
Peniccillin 50.000 U/kg BB/ hari ditambah
kloramfenikol 50-70 mg/kg/BB/hari atau diberikan
antibiotic. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas
demam 4-5 hari.
Pemberian oksigen dan cairan intra vena biasanya
diberikan campuran glukosa 5 % dan NaCl 0,9 % dalam
perbandingan 3:1.
Keperawatan
Sering kali pasien bronchopneumonia yang dirawat di RS
datang sudah dalam keadaan payah, dispnea, pernafasan cuping
hidung dan gelisah. Masalah yang perlu diperhatikan adalah
menjaga kelancaran pernafasan, kebutuhan istirahat, kebutuhan
nutrisi atau cairan, mengontrol suhu tubuh, mencegah komplikasi,
dan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu
pengetahuan, logika, dan ilmu dalam melkasanakan dan
menerapkan asuhan keperawatan yang baik dan benar.
4.2.2 Bagi Lahan Praktik
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktik terutama
dalam asuhan keperawatan pada pasien BP yang dapat
membantu penyembuhan penyakit tersebut.
4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menanmbah wawasan tentang asuhan keperawatan
dan dapat memperbanyak,serta menggandakan sebagian
fasilitas perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilyn,Dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan , Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Jumiarni Ilyas,dkk (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,
Pusat Pendidikan Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta
Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, Edisi III. Jakarta: EGC ,
Nursalam, DR.Dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : PT
Salemba Medika.