This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Mandiri : Perhatikan usia gestasi, berat badan dan
jenis kelamin
Kaji status pernapasan, perhatikan tanda-tanda distress pernapasan (misal takipnea, pernapasan cuping hidung, mengorok, retraksi, ronki atau krekels)
Gunakan pemantau oksigen transkutan
Neonatus lahir sebelum gestasi minggu ke 30 dan/atau berat badan kurang dari 1500 g berisiko tinggi terhadap terjadinya RDS. Selain itu, pria dua kali rentannya dari pada wanita (catatan : mayoritas kematian berhubungan dengan RDS terjadi pada bayi dengan berat badan kurang dari 1500 g).
Takipnea menandakan distress pernapasan, khususnya bila pernapasan lebih besar dari 60 x/menit setelah 5 jam pertama kehidupan. Pernapasan mengorok menunjukkan upaya untuk mempertahankan ekspansi alveolar, pernapasan cuping hidung adalah mekanisme kompensasi untuk menambah diameter hidung dan meningkatkan masukan oksigen. Krekels/ronki dapat menandakan vasokontriksi pulmonary yang berhubungan dengan PDA, hipoksemia, asidemia, atau imaturitas otot ateriol, yang gagal untuk konstruksi sebagai respon terhadap peningkatan kadar oksigen.
Memberikan pemantauan non invansif
21
atau oksimeter nadi. Catat kadar setiap jam, ubah sisi alat setiap 3-4 jam.
Hisap hidung dan orofaring dengan hati-hati, sesuai kebutuhan. Batasi waktu obstruksi jalan napas dengan kateter 5-12 detik. Observasi pemantau oksigen transkutan atau oksimeter nadi sebelum dan selama penghisapan. Berikan kantung ventilasi setelah penghisapan.
Pertahankan kenetralan suhu dengan suhu tubuh pada 97,7oF (dalam 0,5oF)
Pantau masukan dan saluran cairan : timbang berat badan sesuai indikasi berdasarkan protokol.
Tingkatkan istirahat : minimalkan rangsangan dan penggunaan energi.
Observasi terhadap tanda dan lokasi
konstan terhadap kadar oksigen (catatan : insufisiensi pulmonary biasanya memburuk selama 24-48 jam pertama, kemudian mencapai plateu).
Mungkin perlu untuk mempertahankan kepatenan jalan napas, khususnya pada bayi yang menerima ventilasi terkontrol.
Stressnya meningkatkan konsumsi oksigen bayi, dapat meningkatkan asidosis dan selanjutnya kerusakan produksi surfaktan.
Dehidrasi merusak kemampuan untuk membersihkan jalan nafas saat mukus menjadi kental. Hidrasi berlebihan dapat memperberat infiltrate alveolar/edema pulmonal. Penurunan berat badan dan peningkatan saluran urin dapat menandakan fase diuretic dari RDS biasanya mulai pada 72-96 jam dan mendahului resolusi kondisi.
Menurunkan laju metaoblik dan konsumsi oksigen.
Sianosis adalah tanda lanjut dari PaO2
22
sianosis.
Kolaborasi : Pantau pemeriksaan laboratorium, dengan tepat : Grafik seri GDA
Hb/Ht
Tinjau ulang seri sinar-sinarnya
rendah dan tidak tampak sampai ada sedikit lebih dari 3 g/dl penurunan Hb pada darah arteri sentral atau 4-6 g/dl pada darah kapiler atau sampai saturasi oksigen hanya 75%-85% dengan kadar PO2 42 sampai 41 mmHg.
Hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis menurunkan produksi surfaktan, kadar PaO2 harus 50 sampai 70 mmHg atau lebih tinggi kadar PaCO2 harus sampai 35-45 mmHg dan oksigen harus sampai 92% sampai 94%.
Penurunan simpanan besi pada kelahiran, pengulangan pengambilan sampel darah, pertumbuhan cepat dan episode hemoragis meningkatkan kemungkinan bahwa bayi preterm akan anemic sehingga menurunkan kapasitas pembawa oksigen darah (catatan : pemberian sel kemasan mungkin perlu untuk menggantikan darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium)
Atelektasis, kongesti, bronkogram udara menunjukkan terjadinya RDS.
23
Berikan oksigen, sesuai kebutuhan dengan masker, kap selang endotrakeal atau ventilasi mekanik dengan menggunakan tekanan jalan napas positif konstan (CPAP) dan ventilasi mendatar intermiten (imv) atau pernapasan tekanan positif intermitten (IPPB) dan tekanan ekspirasi aktif positif (PEEP).
Pantau jumlah pemberian oksigen dan durasi pemberian
Aspirasi isi lambung untuk tes shake
Berikan makanan dengan selang nasogastrik atau orogastrik sebagai pengganti pemberian makan dengan ASI bila tepat.
Hipoksemia dan asidemia dapat berlanjut menurunkan produksi surfaktan, meningkatkan tahanan vaskular pulmonal dan vasokontriksi dan menyebabkan duktus arteriosus tetap terbuka. Imaturitas hipotalamus dapat memerlukan bantuan ventilasi untuk mempertahankan pernapasan. Penggunaan PEEP dapat menurunkan kolaps jalan napas, meningkatkan pertukaran gas dan menurunkan kebutuhan oksigen tingkat tinggi.
Kadar oksigen serum tinggi yang lama disertai dengan tekanan tinggi yang lama diakibatkan dari IPPB dan PEEP (barotraumas) dapat mempredisposisikan bayi pada dysplasia bronkopolmunal
Memberikan informasi yang segera akan ada tau tidak adanya surfakan, surfakan yang perlu untuk meningkatkan ekspansi normal dan elastisitas alveoli, biasnaay tidak ada dalam kuantitas yang cukup sampai gestasi minggu ke 32 sampai ke 33.
Menurunkan kebutuhan oksigen, meningkatkan istirahat menghemat energi dan menurunkan risiko aspirasi
24
Berikan obat-obatan sesuai indikasi : Natrium bikarbonat
Surfaktan (artificial atau eksogen)
karena perkembangan refleks yang buruk.
Bila tindakan meningkatkan frekuensi pernapasan atau memperbaiki ventilasi tidak cukup untuk memperbaiki asidosis, penggunaan natrium bikarbonat yang hati-hati dapat membantu mengembalikan pH ke dalam rentang normal.
Mungkin diberikan pada kelahiran atau setelah diagnosis RDS untuk menurunkan beratnya kondisi dan komplikasi yang berhubungan, efek dapat berakhir sampai 72 jam.
2 Pola pernapasan tidak efek berhubungan dengan keterbatasan perkembangan otot penurunan energi/kelelahan
Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam diharapkan pola napas efektif
pernapasan, perhatikan adanya apena dan perubahan frekuensi jantung, tonus otot dan warna kulit berkenaan dengan prosedur atau perawatan, lakukan pemantauan jantung pernapasan atau/dan pernapasan yang kontinu.
Hisap jalan napas sesuai kebutuhan
Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat-
Membantu dalam membedakan periode perputaran pernapasan normal dari serangan apneik sejati, yang terutama sering terjadi sebelum gestasi minggu ke 30.
Menghilangkan mukus yang menyumbat jalan napas.
Magnesium sulfat dan narkotik menekan
25
obatan yang dapat memperberat depresi pernapasan pada bayi.
Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan popok di bawah baku untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi
Pertahankan suhu tubuh optimal.
Berikan rangsang taktil yang segera (misal : gosokan punggung bayi) bila terjadi apnea, perhatikan adanya sianosis, bradikardia atau hipotania, anjurkan kontak orang tua.
GDA, glukosa serum, elektrolit, kultur dan kadar obat), sesuai indikasi
Berikan oksigen sesuai indikasi
pusat pernapasan dan aktivitas ssp.
Posisi ini dapat memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apneik, khususnya pada adanya hipoksia, asidosis metabolik atau hiperkapnia.
Bahkan hanya sedikit peningkatan atau penurunan suhu lingkungan dapat menimbulkan apnea.
Merangsang ssp untuk meningkatkan gerakan tubuh dan kembali pernapasan spontan. Kadang-kadang bayi mengalami kejadian apnea lebih sedikit atau tidak ada atau bradikardia bila orang tua menyentuh dan bicara pada mereka.
Gerakan memberikan rangsangan, yang dapat menunjukkan kejadian apneik.
Hipoksia, asidosis metaoblik, hiperkapnia, hipoglikemia, hipokalsemia dan sepsis dapat memperberat serangan apneik, toksisitas obat yang menekan fungsi pernapasan dapat terjadi karena keterbatasan ekskresi dan waktu paruh obat yang lama.
rectal pada awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat thermostat dengan dasar terbuka dengan penyebar hangat. Ulangi setiap 15 menit selama penghangatan ulang.
Hipotermia cenderung membuat bayi pada stress dingin penggunaan simpanan lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui bila ada dan penurunan. Sensitivitas untuk meningkatkan kadar karbondioksida (hiperkapnia) atau penurunan kadar oksigen (hipoksia)
27
pernapasan sekunder akibat RDS
(sekreta)RR : 30-60 x/iN : 120-140 x/i
Tempatkan bayi pada penghangat, isolette, inkubator, tempat tidur terbuka dengan penyebar hangat atau tempat tidur bayi terbuka dengan pakaian tempat untuk bayi yang lebih besar atau lebih tua.
Gunakan lampu pemanas selama prosedur, tutup penyebar hangat atau bayi dengan penutup plastik atau kertas alumunium bila tepat.
Kurangi pemajanan pada aliran udara, hindari pembukaan pagar isolette yang tidak semestinya.
Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah. Pertahankan kepala bayi tetap tertutup
Pantau sistem pengatur suhu, penyebar hangat atau inkubator (pertahankan batas akan pada 98,6oF, tergantung pada ukuran atau usia bayi)
Perhatikan adanya takipnea atau apnea, sianosis umum, akrosianosis atau kulit
Mempertahankan lingkungan termonetral membantu mencegah stress dingin.
Menurunkan kehilangan panas pada lingkungan yang lebih dingin dari ruangan.
Menurunkan kehilangan panas karena konveksi/konduksi membatasi kehilangan panas melalui radiasi.
Menurunkan kehilangan melalui evaporasi.
Hipertermia dengan akibat peningkatan pada laju metabolisme kebutuhan oksigen, dan glukosa dan kehilangan air tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang dapat dikontrol, terlalu tinggi.
Mencegah evaporasi berlebihan, menurunkan kehilangan cairan tidak kasat mata.
Tanda-tanda ini menandakan stress dingin, yang meningkatkan konsumsi
28
belang, bradikardia, menangis buruk atau letargi, evaluasi derajat dan lokasi ikterik.
Berikan penghangatan bertahap untuk bayi dengan stress dingin
Kaji saluran dan berat jenis urin
Pantau penambahan berat badan berturut-turut bila penambahan berat badan tidak adekuat, tingkatkan suhu lingkungan sesuai indikasi
Pantau suhu bayi bila keluar dari lingkungan hangat. Berikan informasi tentang termoregulasi kepada orang tua.
Perhatikan perkembangan takikardia, warna kemerahan, diaphoresis, letargi, apnea, koma atau aktivitas kejang.
Kolaborasi : Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai
indikasi (misal : GDA, glukosa serum, elektrolit dan kadar bilirubin)
oksigen dan kalori serta membuat bayi cenderung pada asidosis berkenaan dengan metabolisme anaerobik.
Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan dapat menyebabkan konsumsi oksigen berlebihan dan apnea.
Penurunan haluaran dan peningkatan berat jenis urine dihubungkan dengan penurunan persuasi ginjal selama periode stress dingin.
Ketidakadekuatan penambahan berat badan meskipun masukan kalori adekuat dapat menandakan bahwa kalori digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh, memerlukan peningkatan suhu lingkungan.
Kontak di luar tempat tidur, khususnya dengan orang tua mungkin singkat saja, bila dimungkinkan, untuk mencegah stress dingin.
Tanda-tanda hipertermia ini (suhu tubuh lebih besar dari 99oF (37,7oC) dapat berlanjut pada kerusakan otak bila tidak teratasi.
Stress dingin meningkatkan kebutuhan terhadap glukosa dan oksigen serta dapat
29
Berikan obat sesuai indikasi :Natrium bikarbonat
mengakibatkan masalah asam basa bila bayi mengalami metabolisme anaerobik, bila kadar oksigen yang cukup tidak tersedia peningkatan kadar bilirubin indirek dapat terjadi karena pelepasan asam lemak dari metabolisme lemak coklat, dengan asam lemak bersaing dengan bilirubin pada bagian ikatan di albumin, asidosis metabolik dapat juga terjadi pada hipertermia.
Memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hipotermia dan hipertermia.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Sindrom distress pernapasan adalah perkembangan yang imatur pada sistem
pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS
dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD) (Suriadi dan Rita
Yuliani, 2006).
2. RDS sering ditemukan pada bayi prematur. Insidens berbanding terbalik
dengan usia kehamilan dan berat badan. Artinya semakin muda usia
kehamilan ibu semakin tinggi kejadian RDS pada bayi tersebut. Sebaliknya
semakin tua usia kehamilan semakin rendah kejadian RDS (Asrining
Surasmi, dkk, 2003).
3. Asuhan keperawatan pada IRDS ini meliputi : pengkajian, analisa data
diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi, adapun diagnosa yang
muncul antara lain : kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakadekuatan kadar surfaktan, ketidakseimbangan perfusi ventilasi, pola
napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan,
keterbatasan pengembangan otot. Termoregulasi tidak efektif berhubungan
dengan penurunan lemak subkutan, peningkatan upaya pernapasan sekunder
akibat RDS. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme akibat stress.
31
4.2. Saran
1. Pencegahan prematuritas, termasuk menghindarkan seksio sesaria yang tidak
perlu atau kurang sesuai waktu perlu dilakukan untuk mengurangi terjadinya
IRDS pada bayi
2. Bayi yang mengalami IRDS perlu mendapatkan tindakan yang cepat dan
tepat guna menghindari terjadinya mortalitas pada bayi.
3. Peningkatan pengetahuan terhadap perawat dan orang tua perlu dilakukan
untuk membantu penanganan pada bayi dengan IRDS.
32
DAFTAR PUSTAKA
Doenges dan Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Volume I. Edisi 15. Jakarta : EGC.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah 3. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.
Surasmi, A, dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC.
Suriadi & Yuliani. 2006. Buku Pegangan Praktik Klinik. Asuhan keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.
Wong L. Donna. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.