ANTIGEN & ANTIBODI1310211133
Suatu sistem pertahanan tubuh untuk mengenal, dan menghancurkan benda asing atau sel abnormal dalam tubuh.
Sistem imun
Antigen Antigen adalah bahan yang dapat
merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan antibodi.
Antigen tersusun atas epitop dan paratop.
Epitop atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat mengenal/ menginduksi pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari antibodi yang dapat mengikat epitop.
Jenis antigen berdasarkan determinan
Unideterminan, univalen: jenis dan jumlah epitop nya hanya satu
Unideterminan, multivalen : memiliki satu jenis epitop dan jumlah nya lebih dari satu
Multideterminan, univalen : jenis epitop lebih dari satu , tapi jumlahnya hanya satu untuk setiap macamnya
Multideterminan, multivalen : jenis dan jumlahnya lebih dari satu
Jeni antigen berdasarkan spesifisitas
Heteroantigen : dimiliki banyak spesies
Xenoantigen : dimiliki spesies tertentu
Alloantigen : dimiliki satu spesies Antigen organ spesifik : dimiliki organ
tertentu Autoantigen : berasal dari tubuhnya
sendiri
Jenis antigen bdsk ketergantungan pada sel T T dependen : memerlukan pengenalan
oleh sel T untuk menimbulkan respon antibodi
T Independen : dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi ( lipopolisakarida, dekstran, flagelin polimerik bakteri )
Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimia Hidrat arang (polisakarida)
- merupakan imunogenik, - glikoprotein yang merupakan bagian
permukaan banyak sel mikroorganisme dapat menimbulkan respon antibodi ( gol darah ABO) Lipid ; tidak imunogenik hapten (sfingolipid) Asam nukleat ; tidak imunogenik (imunogenik
pada SLE) Protein ; imunogenik , multideterminan dan
univalen
Antibodi Suatu protein serum yang mempunyai
respon imun (kekebalan) pada tubuh yang mengandung Imunoglobulin (Ig).
Diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi.
Antibodi dihasilkan oleh limfosit B atau sel-sel B.
Struktur Molekul Antibodi
1. Lokasi pengikatan antigen 2. Rantai ringan 3. Jembatan disulfida 4. Rantai berat 5. Wilayah kosntan 6. Wilayah variabel 7. Lokasi pengikatan antigen
Imunoglobulin G Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta, membentuk
imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan.
Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag.
Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.
Imunoglobulin G terdiri dari 4 subkelas, masing-masing mempunyai perbedaan yang tidak banyak, dengan perbandingan jumlahnya sebagai berikut: IgG1 40-70%, IgG2 4-20%, IgG3 4-8%, dan IgG4 2-6%.
Imunoglobulin A Sedikit dalam serum Banyak terdapat dalam saluran nafas,
cerna, kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu
Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.
Imunoglobulin M Tidak dapat menembus plasenta Dibentuk pertama kali oleh tubuh (akibat
rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis)
Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.
Imunoglobulin E Jumlah paling sedikit dalam serum Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil
dan eosinofil Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi
cacing, skistosomiasis, trikinosis Proteksi terhadap invasi parasit seperti
cacing.
Imunoglobulin D Sedikit ditemukan dalam sirkulasi Tidak dapat mengikat komplemen,
mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
Antigen Presentation APC
MHC
Jalur eksogen
Jalur endogen