Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 12 Pages pp. 30- 41
Volume 4, No.1 , Februari 2015 - 30
ANALISIS BIAYA PERJALANAN AKIBAT TUNDAAN
(Studi Kasus Ruas Jalan Sisimangaraja – Tanjung Morawa Medan)
Armanton Marajon Simanjuntak1, Renni Anggraini2, Irin Caisarina3 1) Mahasiswa, Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3) Dosen, Prodi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Abstract: Road is one of an essential infrastructure to support human activities both in the social,
political, and economic areas. As the human population grows up day by day, the need for
transportation increases. The condition of Singamangaraja Road is that the number of vehicles
continues to grow, but the capacity of the existing infrastructure does not increase and there are many
public transportations that pick up and put passengers in places carelessly. There are also damaged
roads at some points so that the vehicles crossing the roads reduce their speed. The purposes of this
study are to evaluate the performance of Singamangaraja - Tanjung Morawa Road and to evaluate the
amount of travel expenses due to delays that occur on the roads. The method of this study is based on
Indonesian Highway Manual Capacity (MKJI) 1997 and the calculation of Vehicles Operational Costs
(VOC) of Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung, LAPI ITB. The results of
this study show that the performance of Singamangaraja Road is in the condition of a high resistance
class with the highest DS ≥ 0,75 due to the high side barriers on the side of the road which is the
location of bus counter terminal and activities in the bus terminal disturbs the traffic flow. VOC value
on the existing conditions towards Medan - Tj.Morawa Rp 7.322.590.368/year and BOK towards
Tj.Morawa - Medan Rp 6.852.401.163/year. VOC value on the plan speed condition from Medan -
Tj.Morawa road direction is Rp 2.623.568.574/year and the VOC value on Tj. Morawa - Medan is Rp
2.650.479.711/year. The VOC differences obtained from Medan - Tj. Morawa is Rp 4.699.021.794/year.
As for Tj.Morawa - Medan road direction, the VOC difference obtained is Rp 4.201.921.452/year. The
amount of added VOC value reached twice from the VOC plan speed caused by poor road performance
and a high side barriers so that the speed was lower due to the delay.
Keywords: Road Performance, Medan - Tj Morawa, VOC.
Abstrak: Jalan merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam menunjang kegiatan
manusia baik dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Semakin tinggi populasi manusia
mengakibatkan kebutuhan akan transportasi pun meningkat. Kondisi yang terjadi pada ruas Jalan
Sisingamangaraja, Medan dengan jumlah kendaraan yang terus bertambah, namun prasarana yang ada
pada ruas jalan tersebut tidak mengalami penambahan kapasitas dan masih banyaknya angkutan umum
yang menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarangan tempat, juga terdapat di beberapa titik
ruas jalan yang mengalami kerusakan sehingga kendaraan yang melintasi mengurangi laju
kendaraannya. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah evaluasi kinerja jalan mengenai penyebab dan
dampak dari kemacetan sehingga terjadi antrian kendaraan serta biaya operasional kendaraan (BOK)
yang dikeluarkan akibat kemacetan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
kinerja ruas jalan Sisingamangaraja dan mengevaluasi besarnya biaya perjalanan akibat tundaan yang
terjadi pada ruas jalan tersebut. Metode penelitian berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997 dan perhitungan BOK dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi
Bandung, LAPI ITB. Hasil penelitian untuk kinerja jalan pada ruas jalan tersebut dengan kondisi kelas
hambatan samping yang tinggi dengan DS tertinggi > 0,75 dikarenakan hambatan samping tinggi di sisi
jalan yang merupakan lokasi loket bus besar dan aktifitas seperti terminal yang sangat mengganggu arus
lalu lintas. Nilai BOK pada kondisi existing arah Medan – Tj. Morawa sebesar Rp 7.322.590.368/tahun
dan BOK arah Tj. Morawa – Medan sebesar Rp 6.852.401.163/tahun. Nilai BOK pada kondisi
kecepatan rencana arah Medan – Tj. Morawa sebesar Rp 2.623.568.574/tahun dan BOK arah Tj.
Morawa – Medan sebesar Rp 2.650.479.711/tahun. Selisih BOK yang didapatkan untuk arah Medan –
Tj. Morawa adalah sebesar Rp 4.699.021.794/tahun. Sedangkan untuk arah Tj. Morawa – Medan
adalah sebesar Rp 4.201.921.452/tahun. Besarnya pertambahan nilai BOK yang mencapai lebih dari
dua kali lipat dari BOK kecepatan rencana disebabkan oleh kinerja jalan yang buruk serta hambatan
samping yang tinggi sehingga kecepatan semakin rendah akibat tundaan tersebut.
Kata Kunci : Kinerja Jalan, Medan, Tj Morawa, BOK.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
29 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
PENDAHULUAN
Jalan merupakan salah satu prasarana
yang sangat penting dalam menunjang kegiatan
manusia baik dalam bidang sosial, politik, dan
ekonomi. Semakin tinggi populasi manusia
mengakibatkan jumlah kendaraan dan
kebutuhan akan transportasi pun meningkat.
Sehingga kondisi ini akan berdampak pada
meningkatnya arus lalu-lintas pada suatu daerah
yang bisa menyebabkan kemacetan tidak
terkecuali Kota Medan merupakan kota
metropolitan yang pesat pertumbuhan jumlah
kendaraan Di sisi lain, perilaku pengemudi juga
turut menjadi salah satu pemicu kemacetan di
jalan. Kurangnya kesadaran pengemudi dalam
mematuhi peraturan lalu lintas menyebabkan
berbagai pelanggaran dan ketidaknyamanan
dalam melewati suatu ruas jalan. Seperti
kondisi yang terjadi pada ruas Jalan
Sisingamangaraja – Jalan Tanjung Morawa
Medan yaitu jumlah kendaraan yang terus
bertambah, namun prasarana yang ada pada
ruas Jalan Sisingamangaraja – Jalan Tanjung
Morawa Medan tidak mengalami penambahan
maupun perbaikan. Masih banyaknya angkutan
umum yang menurunkan dan menaikkan
penumpang di sembarangan tempat, juga
terdapat di beberapa titik ruas jalan yang
mengalami kerusakan sehingga kendaraan yang
melintasi mengurangi laju kendaraannya.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Transportasi
transportasi merupakan dasar untuk
pembangunan ekonomi dan perkembangan
masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi.
Dengan adanya transportasi menyebabkan
adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan
menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat-
istiadat, dan budaya suatu bangsa atau daerah.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa
tergantung pada tersedianya pengangkutan
dalam negara atau bangsa yang bersangkutan.
Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai
menurut tempat dan waktu, jika barang tersebut
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam hal ini, dengan menggunakan
transportasi dapat menciptakan suatu
barang/komoditi berguna menurut waktu dan
tempat (time utility and place utility). Salim
(2008
Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas untuk kendaraan
ringan telah dipilih sebagai dasar untuk kriteria
dasar untuk kinerja segmen jalan pada arus = 0.
Kecepatan arus bebas untuk kendaraan berat
dan sepeda motor juga diberikan sebagai
rujukan. Kecepatan arus bebas mobil
penumpang biasanya 10-15% lebih tinggi dari
tipe kendaraan ringan lain. Persamaan untuk
kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum
sebagai berikut (MKJI, 1997).
FV = (FVO + FVw) x FFVSF x FFVCS .................. (1)
Keterangan :
FV = kecepatan arus bebas kendaraan
ringan untuk kondisi sesungguhnya
(km/jam).
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No.1 , Februari 2015 - 32
FVO = kecepatan arus bebas dasar untuk
kendaraan ringan pada jalan yang
diamati (km/jam).
FVW = penyesuaian kecepatan untuk lebar
jalan (km/jam).
FFVSF = faktor penyesuaian untuk hambatan
samping dan lebar bahu atau jarak
kerb penghalang
FFVCS = faktor penyesuaian kecepatan untuk
ukuran kota.
Kapasitas Jalan
Kapasitas didefinisikan sebagai arus
maksimum yang melalui suatu titik di jalan
yang dapat dipertahankan per satuan jam pada
kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah,
kapasitas ditentukan untuk arus dua arah
(kombinasi dua arah), sedangkan untuk jalan
dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah
dan kapasitas ditentukan per lajur.
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS ............ (2)
Keterangan:
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah
(hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping
dan bahu jalan/kereb
FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota
(jumlah penduduk)
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan
sebagai rasio arus (Q) terhadap kapasitas (C),
digunakan sebagai faktor utama dalam
penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen
jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen
jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas
atau tidak, perumusannya adalah sebagai
berikut (MKJI, 1997):
DS = Q
C .......................................................... (3)
Keterangan :
DS = Derajat kejenuhan.
Q = Arus lalu lintas yang melalui suatu titik
(smp/jam).
C = kapasitas (smp/jam).
Kecepatan
Manual kapasitas jalan raya
menggunakan kecepatan tempuh perjalanan
sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan,
karena mudah dimengerti dan diukur, dan
merupakan masukan yang penting untuk biaya
pemakai jalan dalam analisa
ekonomi. Kecepatan tempuh didefinisikan
dalam manual ini sebagai kecepatan rata-rata
ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang
segmen jalan (MKJI, 1997).
V = L
TT .......................................................... (4)
Keterangan :
V = Kecepatan rata-rata ruang (km/jam)
L = Panjang (km)
TT = Waktu tempuh rata-rata sepanjang
segmen (jam)
Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat pelayanan jalan ditentukan
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
33 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
dalam suatu skala interval yang terdiri dari 6
(enam) tingkat. Tingkat–tingkat ini dinyatakan
dengan huruf A yang merupakan tingkat
pelayanan tertinggi sampai F yang merupakan
tingkat pelayanan paling rendah. Apabila
volume lalu lintas meningkat, maka tingkat
pelayanan jalan menurun karena kondisi lalu
lintas yang memburuk akibat interaksi dari
faktor–faktor yang berpengaruh terhadap
tingkat pelayanan (Tamin, 2000).
Biaya Tundaan Lalu Lintas
Tundaan lalu lintas adalah menurunnya
kecepatan akibat tundaan waktu perjalanan
yang terjadi baik pada persimpangan maupun
pada suatu ruas jalan. Tundaan terjadi karena
volume lalu lintas melebihi kapasitas yang
ada.Biaya tundaan merupakan tambahan biaya
perjalanan yang terjadi sebagai akibat adanya
tambahan waktu perjalanan, baik yang
disebabkan oleh tundaan lalu lintas maupun
tambahan volume kendaraan yang mendekati
atau melebihi kapasitas pelayanan
Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
Biaya operasional kendaraan adalah
semua biaya yang harus dikeluarkan oleh
operator sehubungan kepemilikan dan
pengoperasian kendaraan untuk tujuan
komersial maupun pribadi dan terdiri dari biaya
tetap dan tidak tetap. Biaya operasi kendaraan
(Vehicle Operating Cost) secara total
merupakan penjumlahan dari komponen-
komponen biaya tetap dan biaya variabel/gerak.
BOK untuk Mobil
1. Konsumsi Bahan Bakar (KBB)
KBB = KBB dasar x (1± (kk + k1 + kr)) ......... (6)
KBB dasar kendaraan gol. I = 0,0284 V² -
3,0644 V + 141,68
KBB dasar kendaraan golongan IIA = 2,26533
x (KBB dasar gol. I)
KBB dasar kendaraan golongan II B = 2,90805
x (KBB dasar gol. I)
Keterangan :
Golongan I = Kendaraan ringan termasuk
mobil penumpang, mikrobis,
pik-up dan truk kecil.
Golongan IIA = Truk Besar dan Bus Besar,
dengan 2 (dua) gandar.
Golongan IIB = Truk Besar dan Bus Besar,
dengan 3 (tiga) gandar atau
lebih.
kk = faktor koreksi akibat kelandaian.
k1 = faktor koreksi akibat kondisi arus lalu
lintas.
kr = faktor koreksi akibat kekasaran jalan.
V = kecepatan kendaraan (km/jam).
2. Konsumsi Minyak Pelumas
Besarnya konsumsi dasar minyak pelumas
(liter/km) sangat tergantung pada kecepatan
kendaraan dan jenis kendaraan. Konsumsi dasar
ini kemudian dikoreksi lagi menurut tingkat
kekasaran jalan.
3. Biaya Pemakaian Ban
Besarnya biaya pemakaian ban sangat
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No.1 , Februari 2015 - 34
tergantung pada kecepatan kendaraan dan jenis
kendaraan.
Kendaraan golongan I : Y =
0,0008848 V – 0,0045333 ............................. (7)
Kendaraan golongan II A : Y = 0,0012356
V – 0,0064667
Kendaraan golongan II B : Y = 0,0015553
V – 0,0059333
Y = pemakaian ban per 1.000 km
4. Biaya pemeliharaan
Komponen biaya pemeliharaan yang paling
dominan adalah biaya suku cadang dan upah
montir.
5. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan hanya berlaku untuk
perhitungan BOK pada jalan tol dan jalan arteri,
besarnya berbanding terbalik dengan kecepatan
kendaraan.
6. Bunga modal
Biaya suku bunga berlaku untuk penghitungan
BOK pada jalan tol maupun jalan arteri dengan
persamaan yang sama, besarnya berbanding
terbalik dengan kecepatan kendaraan.
7. Biaya Asuransi
Besarnya biaya asuransi berbanding terbalik
dengan kecepatan.Semakin tinggi kecepatan
kendaraan, semakin kecil biaya asuransi.
8. Overhead 10% dari total BOK
BOK Sepeda Motor
Menurut Resdiyanto (2009:3) Jumlah
biaya sebagai fungsi dari kuantitas keluaran
biaya total dapat dibagi atas dua komponen,
yaitu biaya tetap dan variabel. Biaya tetap, yaitu
biaya yang akan tetap samatidak tergantung dari
jumlah operasi, sedangkan biaya variabel, yaitu
biaya yangbergantung dari banyaknya operasi
kendaraan.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Kota medan merupakan kota terbesar
ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya. Kota ini merupakan kota yang subur
di wilayah dataran rendah timur dari Provinsi
Sumatra Utara dengan ketinggian berada di
22,5 meter di bawah permukaan laut. Secara
gegrafis Kota Medan terletak pada 3.300 - 3.430
LU dan 98.350 - 98.440 BT dengan topografi
cenderung miring ke utara. Sebelah Barat dan
Timur Kota Medan berbatasan dengan
Kabupaten Deliserdang..
Metode Pengumpulan Data
Penetapan metode pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, yang terdiri dari
pengambilan data volume lalu lintas, hambatan
samping dan waktu tempuh kendaraan.
Volume Lalu lintas
Pengumpulan data volume lalu lintas atau
banyaknya kendaraan yang lewat pada garis
pengamatan dilakukan dengan cara mencatat
semua kendaraan yang melewati suatu garis
injak melintang pada pos pengamatan selama
waktu pengamatan dibantu dengan pemakaian
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
35 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
alat hitung manual (counter). Komposisi
kendaraan yang akan ditinjau yaitu kendaraan
berat (HV), kendaraan ringan (LV), sepeda
motor (MC)dan Kendaraan tak bermotor
(UM).Pencatatan dilakukan untuk setiap
interval waktu 15 menitan setiap jam
pengamatan pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu
dari jam 07.00 – 18.00 WIB. Pengamatan lalu
lintas kendaraan yang melintasi pos
pengamatan dicatat pada lembar survey setiap
kendaraan yang lewat menurut komposisi
kendaraan
Waktu Tempuh Kendaraan
Pengumpulan data waktu tempuh
kendaraan di lapangan dilakukan dengan
menggunakan metode kecepatan perjalanan
dengan pencatatan plat nomor kendaraan yang
bergerak melintas. mengatur waktu perjalanan
bergerak. Metode kecepatan perjalanan
dimaksudkan untuk menghitung nilai spot
speed dengan menggunakan melakukan survey
langsung di lokasi dengan penentuan jarak
pengamatan sepanjang 1000 m. Pelaksanaan
survey waktu tempuh kendaraan dilakukan
dengan menggunakan alat stop watch.
Hambatan Samping
Pengumpulan data hambatan samping
yang lewat pada garis pengamatan dilakukan
dengan cara mencatat semua hambatan samping
yang melewati suatu garis injak melintang pada
pos pengamatan selama waktu pengamatan
dibantu dengan pemakaian alat hitung manual
(counter). Hambatan samping yang akan
ditinjau yaitu pejalan kaki, kendaraan lambat,
kendaraan manuver dan kendaraan
parkir/berhenti.Pencatatan dilakukan untuk
setiap interval waktu 15 menitan setiap jam
pengamatan pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu
dari jam 07.00 – 18.00 WIB. Pengamatan
hambatan saping yang melintasi pos
pengamatan dicatat pada lembar form survey
setiap hambatan yang lewat menurut jenis
hambatan.
Metode Pengolahan Data
Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas yang diperoleh dengan
mencatat semua jenis kendaraan yang melintasi
titik pias pengamatan dalam interval waktu 15
menit, diolah lagi menjadi volume lalu lintas
dalam interval waktu satu jam kemudian
diekivalensikan ke dalam Satuan Mobil
Penumpang (SMP), yaitu dengan cara
mengalikan jumlah tiap-tiap jenis kendaraan
dengan angka ekivalensi dari masing-masing
jenis kendaraan (EMP).
Kinerja Jalan
Kinerja jalan ditentukan berdasarkan
tingkat pelayanan (Level Of Service, LOS) yang
didasarkan pada beberapa parameter yang
dihitung berdasarkan Metode MKJI 1997.
Untuk jalan raya multi lajur parameter untuk
penentuan LOS nya antara lain kepadatan
maksimum (kend/km/lajur), kecepatan rata-rata
(km/jam), v/c rasio, dan tingkat arus pelayanan
maksimum (kend/jam/lajur).
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No.1 , Februari 2015 - 36
Biaya Operasi Kendaraan
Biaya Operasi Kendaraan dihitung
dengan model yang dikembangkan oleh
Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut
Teknologi Bandung (LAPI-ITB, 1997).
Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
dilakukan untuk kedua kondisi (saat terjadi
tundaan lalu lintas dan kondisi arus bebas)
dengan memasukkan data kecepatan masing-
masing, sehingga akan didapat BOK (Rp./km).
Komposisi kendaraan yang digunakan untuk
perhitungan BOK ditentukan dari kendaraan
yang lebih banyak atau dominan yang melewati
jalur yang ditinjau. BOK yang dihitung yaitu
mobil penumpang, sepeda motor dan truk.
Metode Analisis Data
Untuk analisis BOK dilakukan dengan
membandingkan BOK dengan kecepatan arus
bebas dan BOK dengan kecepatan perjalanan
yang didapat dari survey di lapangan. Sehingga
akan diketahui pengaruh tundaan terhadap BOK
pada ruas jalan perkotaan yang ditinjau.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Volume lalu-lintas
Hasil pengumpulan data volume lalu-
lintas pada ruas jalan arah Medan – Tanjung
Morawa dan Tanjung – Morawa – Medan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Volume Lalu-Lintas Arah Medan – Tj.
Morawa
Hari/ Pos Waktu Volume Volume
Tangg
al
Pengamat
an
Pengamat
an
(kend/ja
m)
(smp/ja
m)
Kamis, POS I 17.00 -
18.00 5927 3259
26
Maret POS II
17.00 -
18.00 5808 3193
2015 POS III 17.00 -
18.00 5750 3161
Jumat, POS I 17.00 -
18.00 5446 2998
27
Maret POS II
17.00 -
18.00 5337 2938
2015 POS III 17.00 -
18.00 5284 2908
Sabtu, POS I 16.00 -
17.00 5097 3172
28
Maret POS II
16.00 -
17.00 6047 3109
2015 POS III 16.00 -
17.00 5986 3078
Tabel 2. Volume Lalu-Lintas Arah Tj. Morawa –
Medan
Hari/ Pos Waktu Volume Volume
Tangg
al
Pengamat
an
Pengamat
an
(kend/ja
m)
(smp/ja
m)
Kamis POS I 07.00 -
08.00 6935 3159
26
Maret POS II
07.00 -
08.00 7074 3223
2015 POS III 07.00 -
08.00 7144 3255
Jumat, POS I 08.00 -
09.00 6546 3072
27
Maret POS II
08.00 -
09.00 6677 3133
2015 POS III 08.00 -
09.00 6744 3164
Sabtu, POS I 17.00 -
18.00 5254 2954
28
Maret POS II
17.00 -
18.00 5359 3013
2015 POS III 17.00 -
18.00 5413 3043
Hambatan samping
Hasil pengumpulan data derajat
kejenuhan pada ruas jalan arah Medan –
Tanjung Morawa dan Tanjung – Morawa –
Medan dapat dilihat pada tabel berikut:
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
37 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Tabel 3. Hambatan Samping Kamis (Medan – Tj
Morawa)
POS Waktu Total Bobot
(kej/jam) Kelas
1 17.00 -
18.00 908 VH
2 17.00 -
18.00 863 H
3 17.00 -
18.00 826 H
Tabel 4. Hambatan Samping Jumat (Medan – Tj
Morawa)
POS Waktu Total Bobot
(kej/jam) Kelas
1 07.00 -
08.00 573 H
2 07.00 -
08.00 610 H
3 07.00 -
08.00 624 H
Tabel 5. Hambatan Samping Sabtu (Medan – Tj
Morawa)
POS Waktu Total Bobot
(kej/jam) Kelas
1 17.00 - 18.00 855 H
2 17.00 - 18.00 812 H
3 17.00 - 18.00 778 H
Tabel 6. Hambatan Samping Kamis (Tj. Morawa-
Medan)
POS Waktu Total Bobot
(kej/jam) Kelas
1 08.00 - 09.00 730 H
2 08.00 - 09.00 760 H
3 08.00 - 09.00 796 H
Tabel 7. Hambatan Samping Jumat (Medan – Tj
Morawa)
POS Waktu Total Bobot
(kej/jam) Kelas
1 16.00 -
17.00 881 H
2 16.00 -
17.00 837 H
3 16.00 -
17.00 802 H
Tabel 8. Hambatan Samping Sabtu (Medan – Tj
Morawa)
POS Waktu Total Bobot
(kej/jam) Kelas
1 17.00 -
18.00 787 H
2 17.00 -
18.00 827 H
3 17.00 -
18.00 858 H
Kecepatan arus bebas
Hasil pengolahan dan pengumpulan data
kecepatan arus bebas pada ruas jalan
Sisimangaraja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan
(LV)
Hari
Kecepatan arus
bebas dasar
Faktor penyesuaian untuk lebar jalur
Fvo+FVw
Faktor penyesuaian
Kecepatan arus
bebas
Hambatan
Ukuran
FVo FVw sampi
ng kota FV
(km/jam)
(km/jam)
(km/jam)
FFVsf FFVc
s (km/jam)
-1 -2 -3 (4=2+3)
-5 -6 (7=4x5x6)
Kamis
57 0 57 0,99 1,00 56,43
Juma
t 57 0 57 0,99 1,00 56,43
Sabtu
57 0 57 0,96 1,00 56,43
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No.1 , Februari 2015 - 38
Tabel 10. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Berat
(HV)
Hari
Kecepatan arus
bebas dasar
Faktor penyesuaian untuk lebar jalur
Fvo+FVw
Faktor penyesuaian
Kecepata
n arus beba
s
Hambatan
Ukuran
FVo FVw sampi
ng kota FV
(km/jam)
(km/jam)
(km/jam)
FFVsf FFVc
s (km/jam)
-1 -2 -3 (4=2+
3) -5 -6
(7=4x5x6
)
Kamis
50 0 50 0,99 1,00 49,5
Jumat
50 0 50 0,99 1,00 49,5
Sabtu
50 0 50 0,99 1,00 49,5
Tabel 11. Kecepatan Arus Bebas Sepeda Motor
(MC)
Hari
Kecepatan arus
bebas dasar
Faktor penyesuaian untuk lebar
jalur
Fvo+FVw Faktor penyesuaian Kecepatan
arus bebas
Hambatan Ukuran
FVo FVw samping kota FV
(km/jam) (km/jam) (km/jam) FFVsf FFVcs (km/jam)
-1 -2 -3 (4=2+3) -5 -6 (7=4x5x6)
Kamis 47 0 47 0,99 1,00 46,53
Jumat 47 0 47 0,99 1,00 46,53
Sabtu 47 0 47 0,99 1,00 46,53
Kapasitas jalan
Hasil pengumpulan dan pengolahan data
kapasitas pada ruas jalan arah Medan – Tanjung
Morawa dan Tanjung – Morawa – Medan dapat
dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13.
Tabel. 12. Kapasitas Jalan (Arah Medan – Tj.
Morawa)
Hari Co
(smp/Jam)
Faktor penyesuaian
untuk kapasitas
Kapasitas
C
FCw FCsp FCsf (smp/jam)
-1 -2 -3 -4 -5 (6=2x3x4x5x6)
Senin 3300 1,00 1,00 0,98 3234
Selasa 3300 1,00 1,00 0,98 3234
Rabu 3300 1,00 1,00 0,98 3234
Tabel. 13. Kapasitas Jalan (Arah Tj. Morawa –
Medan)
Hari Co
(smp/Jam)
Faktor penyesuaian
untuk kapasitas
Kapasitas
C
FCw FCsp FCsf (smp/jam)
-1 -2 -3 -4 -5 (6=2x3x4x5x6)
Senin 3300 1,00 1,00 0,98 3234
Selasa 3300 1,00 1,00 0,98 3234
Rabu 3300 1,00 1,00 0,98 3234
Derajat kejenuhan (Degree of Saturation,
DS)
Hasil pengolahan data derajat kejenuhan
pada arah Medan – Tanjung Morawa dan
Tanjung – Morawa – Medan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 14. Derajat Kejenuhan Medan – Tanjung
Morawa
Hari
Arus lalu-lintas
(Q)
Kapasitas
(C)
Derajat kejenuhan
(DS)
(smp/jam) (smp/jam)
(1) (2) (3) (2/3)
Kamis 3205 3234 0,991
Jumat 2948 3234 0,912
Sabtu 3120 3234 0,965
Tabel 15. Derajat Kejenuhan Tanjung Morawa Medan
Hari
Arus lalu-
lintas
(Q)
Kapasitas (C)
Derajat
kejenuhan
(DS) (smp/jam) (smp/jam)
(1) (2) (3) (2/3)
Kamis 3213 3234 0,993
Jumat 3124 3234 0,966
Sabtu 3004 3234 0,929
Kecepatan bergerak
Hasil pengolahan data pada ruas jalan
Sisimangaraja – Tanjung Morawa, yaitu:
Tabel 16. Kecepatan Bergerak Rata-rata pada kondisi
peak hour
No
Kecepatan (km/jam)
Arah Mobil Kendaraan Sepeda
Pengamatan Penumpang Berat Motor
1 Medan - Tj.
Morawa 12.25 11.12 16.83
2 Tj. Morawa -
Medan 13.96 11.15 16.26
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
39 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Tabel 17. Kecepatan Bergerak Rata-rata pada kondisi
off peak hour
No
Kecepatan (km/jam)
Arah Mobil Kendaraan Sepeda
Pengamatan Penumpang Berat Motor
1 Medan - Tj.
Morawa 20.68 14.12 34.87
2 Tj. Morawa -
Medan 20.94 14.27 31.49
Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Hasil pengolahan data BOK pada kondisi
existing dan kecepatan rencana pada ruas jalan
Sisimangaraja dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 18. Nilai BOK
Segmen BOK Existing BOK Rencana
(Rp/tahun) (Rp/tahun)
Medan-
Tj. Morawa 7.322.590.368 2.623.568.574
Tj.
Morawa-
Medan
6.852.401.163 2.650.479.711
Pembahasan
Kinerja jalan
Menganalisa dari pengolahan data
tersebut dapat disimpulkan kinerja jalan pada
kedua arah perjalanan dengan kelas hambatan
samping relatif sangat tinggi dan kondisi DS
lalu lintasnya rata-rata 0,993 dan kecepatan
rata-rata kendaraan ringan 13,96 km/jam
sehingga kinerja jalan Sisingamangaraja bisa
dikatakan kondisi dengan tingkat pelayanan
jalan kategori F dimana kondisi arus terhambat
(berhenti, antrian dan macet pada jam puncak)
dikarenakan hambatan samping sangat tinggi di
sisi jalan yang merupakan lokasi loket Bus
besar dan aktifitas seperti terminal yang sangat
menggangu arus lalu lintas.
Biaya perjalanan akibat tundaan
Dari data hasil BOK diketahui selisih
BOK kondisi existing dan BOK menggunakan
kecepatan rencana. Selisih yang didapatkan
untuk arah Medan - Tj.Morawa adalah sebesar
Rp 4.699.021.794/tahun. Sedangkan untuk arah
Tj.Morawa - Medan selisih BOK yang didapat
adalah sebesar Rp 4.201.921.452/tahun. Dari
hasil tersebut bisa dilihat besarnya pertambahan
nilai BOK yang mencapai lebih dari dua kali
lipat dari BOK kecepatan rencana disebabkan
oleh kinerja jalan yang buruk serta hambatan-
hambatan samping yang tinggi sehingga
kecepatan semakin rendah akibat tundaan
tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan, tujuan dan
pembahasan pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Volume lalu lintas (Q) pada jam puncak
untuk arah Medan - Tj.Morawa pada jalan
Sisingamangaraja, hari Kamis dan Jumat
relatif sama terjadi pada pukul 17.00 – 18.00
WIB yaitu sebesar 3205 smp/jam (Kamis)
dan 2948 smp/jam (Jumat) sedangkan untuk
hari Sabtu terjadi pukul 16.00 – 17.00 WIB
sebesar 3120 smp/jam. Namun untuk
Volume lalu lintas arah Tj.Morawa – Medan
jam puncak terjadi pada hari Kamis dan
Jumat relatif sama terjadi pada pagi hari
yaitu pukul 07.00 – 08.00 WIB dan 08.00 –
09.00 WIB sebesar 3213 smp/jam (Kamis)
dan 3175 smp/jam (Jumat) sedangkan pada
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No.1 , Februari 2015 - 40
hari Sabtu terjadi pukul 17.00 – 18.00 WIB
sebesar 3004 smp/jam.
2. Hambatan samping pada jam puncak arus
lalu lintas untuk arah Medan - Tj.Morawa
pada hari Kamis dan Jumat sama terjadi
pukul 17.00 – 18.00 WIB dengan kelas
sangat tinggi (Very High) sebesar 900
kej/jam dan 844 kej/jam serta hari Sabtu
terjadi pukul 16.00 – 17.00 WIB dengan
kategori kelas hambatan samping tinggi
(High) sebesar 871 kej/jam. Sedangkan pada
arah Tj.Morawa - Medan, hari Kamis terjadi
pukul 07.00 - 08.00 WIB, Jumat pukul 08.00
- 09.00 WIB dan hari Sabtu 17.00 - 18.00
WIB dengan kelas hambatan samping semua
hari tinggi (High) dimana masing-masing
berurut sebesar 577, 751 dan 856 kej/jam.
3. Kinerja jalan pada ruas jalan
Sisingamangaraja dengan kondisi kelas
hambatan yang tinggi, DS tertinggi 0,993
dan VLV rata-rata sebesar 13,96 km/jam
termasuk dalam tingkat pelayanan jalan
kategori F, dimana kondisi arus terhambat
(berhenti, antrian dan macet pada jam
puncak) dikarenakan hambatan samping
tinggi di sisi jalan yang merupakan lokasi
loket bus besar dan aktifitas seperti terminal
yang sangat mengganggu arus lalu lintas.
4. Kinerja jalan Sisingamangaraja tidak
memenuhi yang disyaratkan (DS>0,75). Bila
tidak ada penanganan cepat terhadap
peningkatan kapasitas jalan dan pengaturan
loket bus dengan baik dipastikan kondisi
akan semakin parah walau arus terjadi bukan
pada jam puncak seiring dengan
pertumbuhan jumlah kendaraan yang
semakin meningkat.
5. Nilai BOK pada kondisi existing per tahun
arah Medan - Tj.Morawa dengan kecepatan
12,25 km/jam adalah sebesar Rp
7.322.590.368/tahun dan BOK per tahun
arah Tj.Morawa - Medan dengan kecepatan
13,96 km/jam adalah Rp
6.852.401.163/tahun. Sedangkan total BOK
per tahun untuk kecepatan rencana yaitu 60
km/jam untuk arah Medan - Tj.Morawa
adalah sebesar Rp 2.623.568.574/tahun dan
BOK per tahun arah Tj.Morawa - Medan
adalah Rp 2.650.479.711/tahun.
6. Selisih BOK dilihat pada kondisi existing
dan menggunakan kecepatan rencana.
Selisih yang didapatkan untuk arah Medan -
Tj.Morawa adalah sebesar Rp
4.699.021.794/tahun. Sedangkan untuk arah
Tj.Morawa - Medan selisih BOK yang
didapat adalah sebesar Rp
4.201.921.452/tahun.
7. Besarnya pertambahan nilai BOK yang
mencapai lebih dari dua kali lipat dari BOK
kecepatan rencana disebabkan oleh kinerja
jalan yang buruk serta hambatan-hambatan
samping yang tinggi sehingga kecepatan
semakin rendah akibat tundaan tersebut.
Tundaan perjalanan sangat mempengaruhi
nilai BOK yang besar dikeluarkan akibat
tundaan tersebut.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
41 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Saran
Sesuai dengan penelitian dapat diberikan
saran sebagai berikut :
1. Pemerintah sebaiknya melalukan suatu
tindakan untuk mengurangi hambatan
samping yang tinggi, bahkan pada jam
tertentu menjadi sangat tinggi, seperti
melarang pedagang kaki lima berjualan
disepanjang jalan, mengembalikan fungsi
terminal dengan melarang bus-bus untuk
berhenti menaikkan dan menurunkan
penumpang di badan jalan dan membuat
jalur khusus untuk pejalan kaki.
2. Pemerintah harus melakukan penanganan
yang cepat dan efisien untuk menaikkan
kecepatan tempuh dan kinerja jalan sehingga
mampu mengurangi biaya perjalanan yang
dikeluarkan pada ruas jalan
Sisingamangaraja, Medan.
3. Menghitung BOK dengan menggunakan
beberapa seperti penataan ulang loket bus,
relokasi parkir ataupun keduanya dan
mengatur rekayasa lalu lintas berdasarkan
referensi yang ada untuk menghitung kinerja
dengan menggunakan skenario-skenario
tersebut.
4. Agar hasil penelitian yang diperoleh lebih
baik, maka penulis menyarankan agar
dilakukan penelitian lanjutan dengan
variabel yang lebih luas, seperti menghitung
nilai waktu dan kendaraan umum sebagainya
mengingat jalan ini kawasan yang ramai
angkutan umum.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buku
Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina
Marga
LAPI-ITB & KBKRT Jurusan Teknik Sipil ITB.
1997. Perhitungan Besar Keuntungan
Biaya Operasional Kendaraan. ITB
Bandung.
Resdiyanto. (2009). Jumlah Sebagai Fungsi dari
kuantitas pengeluaran biaya total.
Jakarta : Rajawali Pers.
Salim A, H. (2008). Manajemen Transportasi.
Jakarta : Rajawali Pers
Tamin, O.Z dan Nahdalina. (1998). Analisis
Dampak Lalu Lintas (Andall). Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota. ITB.
Bandung.
Tamin, O.Z. (2000). Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi. ITB. Bandung.
Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 dan
Peraturan Pemerintah No. 34 tahun
2006. Sistem Jaringan Jalan di
Indonesia.
Jurnal
Firzan. (2015). Dampak On-street Parking
Ditinjau dari penambahan Biaya
Operasional Kendaraan (BOK)
Terhadap Lalu Lintas dan
Penanganannya pada Ruas Jalan W.R.
Supratman Pasar Peunayong, Banda
Aceh.
Indrayana. (2013). Analisis Kinerja Ruas Jalan
dan Biaya Perjalanan Akibat Tundaan
pada Ruas Jalan. Denpasar.
Maja, S. (2012). Analisis Biaya Perjalanan
Akibat Tundaan Lalu Lintas. Bali.