1
1 BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latak belakang penelitian, rumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan serta sasaran dalam melakukan penelitian, ruang
lingkup penelitian, penelitian terdahulu, manfaat penelitian, kerangka penelitian
dan sistematika penelitian.
1.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan suatu kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan
mobilitas, yang mana transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari
tempat asal ke tempat tujuan (Nasution, 1996) dengan menggunakan moda
transportasi seperti berjalan kaki, sepeda, becak, motor ataupun mobil. Dengan
banyaknya pilihan mobilitas membuat masyarakat bebas memilih moda
transportasi apa yang ingin digunakan. Dengan pesatnya pembangunan membuat
kegiatan transportasi semakin meningkat. Peningkatan kegiatan transportasi
menyebabkan masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi daripada
moda transportasi umum. Disamping itu, pertumbuhan penduduk yang kian lama
kian meningkat dan mobilitas yang semakin padat serta kapasitas jalan yang
terbatas menyebabkan terjadinya kemacetan.. (Mursinto & Kusumawardani, 2016).
Kawasan yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi di Kota Bandarlampung
salah satunya adalah di Bagian Wilayah Kota (BWK) B khususnya di Koridor Jalan
Zainal Abidin Pagar Alam, BWK B mencakup dua kecamatan yaitu Kecamatan
Kedaton dan Kecamatan Rajabasa. Kecamatan Kedaton merupakan salah satu
kecamatan yang termasuk kedalam bagian SPKK Kedaton, yang mana SPPK
Kedaton merupakan kawasan kegiatan campuran karena dikawasan SPPK Kedaton
ini terjadi lebih dari satu aktivitas. Hal tersebut tertuang dalam dokumen RTRW
Kota Bandarlampung Tahun 2011-2031, yang menjelaskan bahwa Subpusat
Pelayanan Kota (SPPK) Kedaton memiliki fungsi sebagai pusat pendidikan tinggi
dan budaya, simpul utama transportasi darat, perdagangan dan jasa, dan
permukiman perkotaan. Selain itu, Jalan Zainal Abidin Pagar Alam merupakan
2
salah satu pintu masuk menuju Kota Bandarlampung dari arah Kecamatan Natar
dengan kelas jalan sebagai jalan arteri sekunder. Jalan arteri sekunder merupakan
jaringan jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder
kesatu, dengan kawasan sekunder kedua. Dengan begitu, terdapat dua jenis
pergerakan yang terjadi di Kawasan Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam yaitu
pergerakan yang terjadi didalam kota (intra city) dan pergerakan antar kota (inter
city). Dengan adanya kegiatan tersebut maka berpengaruh terhadap peningkatan
arus lalu lintas yang ada di sepanjang jalan di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar
Alam. Hal ini dapat diketahui berdasarkan dari jenis tata guna lahan yang bervariasi
dan tingkat tata guna lahan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat penggunaan lahan,
maka semakin tinggi juga pergerakan arus lalu lintas yang terjadi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan di
dalam kota (intra city) adalah dengan meningkatkan penggunaan kendaraan non
motor atau Non Motorized Transportation (NMT) seperti bersepeda dengan upaya
menggiatkan Bike to Work atau Bike to School. Saat ini penggunaan sepeda oleh
masyarakat di Kota Bandarlampung hanya bisa dirasakan oleh masyarakat yang
memiliki sepeda saja. Dalam hal ini dirasa perlu adanya pihak yang memfasilitasi
minat masyarakat yang ingin menggunakan sepeda sehingga terjadi kesetaraan bagi
masyarakat Kota Bandarlampung. Upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah
Kota Bandarlampung yaitu penyediaan penyewaan sepeda beserta infrastruktur
pendukung seperti jalur sepeda dan fasilitas penunjang lainnya.
Pada era digital ini, berbagai teknologi dan inovasi berkembang dengan pesat dalam
berbagai aspek. Salah satu inovasi baru dalam transportasi sepeda adalah Bike
Sharing System, yang mana sistem transportasi ini telah banyak dikembangkan di
berbagai kota baik di negara lain maupun di Indonesia. Penerapan Bike Sharing
System telah ada di berbagai negara seperti Amerika Serikat dan China serta di
Indonesia seperti di Bandung,. Bike Sharing System merupakan sistem transportasi
berwawasan lingkungan yang telah berbukti mampu mengurangi kemacetan di
berbagai kota yang telah menerapkannya. Dengan adanya Bike Sharing System
diharapkan mampu untuk menyelesaikan masalah transportasi yaitu kemacetan
3
yang terjadi di dalam Kota Bandarlampung khususnya di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam.
Untuk melakukan suatu perencanaan transportasi, maka perlu diketahui bagaimana
kebutuhan masyarakat (Demand) sehingga pemerintah dapat menyediakan dan
memfasilitasi (Supply), dengan begitu perencanaan transportasi tersebut dapat
maksimal. Untuk mengetahui bagaimana demand masyarakat, maka salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap
persepsi dan preferensi minat masyarakat dalam upaya penerapan Bike Sharing
System. Berangkat dari minat tersebut, diharapkan bersepeda dapat menjadi
kebiasaan (habbit) bagi masyarakat sehingga dapat menimbulkan kebutuhan
masyarakat dalam bersepeda.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan adanya identifikasi terhadap potensi
pengembangan Bike Sharing System sehingga pemerintah dapat
mengimplementasikannya berdasarkan persepsi dan preferensi masyarakat dalam
penerapan Bike Sharing System di Kota Bandarlampung khususnya di Koridor Jalan
Zainal Abidin Pagar Alam. Oleh sebab itu, penelitian ini berjudul “Potensi
Pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar
Alam Kota Bandarlampung”
1.2 Rumusan Permasalahan
Kemacetan yang terjadi di Kota Bandarlampung khususnya di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam disebabkan oleh guna lahan yang bervariasi dan penggunaan
lahan yang tinggi sehingga menyebabkan pergerakan di dalam kota menjadi tinggi
juga, maka diperlukan suatu upaya yang dapat menyelesaikan permasalahan
kemacetan di dalam Kota Bandarlampung yaitu dengan memaksimalkan
penggunaan Non Motorized Transportation (NMT) dalam hal ini adalah Bike
Sharing System. Untuk melakukan pengembangan Bike Sharing System, maka
diperlukan identifikasi tehadap minat masyarakat dalam penggunaan sepeda
dengan melihat persepsi dan preferensi masyarakat dalam upaya penerapan Bike
Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
4
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana
Potensi pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin
Pagar Alam Kota Bandarlampung?”
Pertanyaan kritis yang perlu dijawab pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap Bike Sharing System di Koridor Jalan
Zainal Abidin Pagar Alam?
2. Bagaimana preferensi masyarakat untuk pengembangan Bike Sharing System
di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam?
3. Bagaimana potensi pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan
Zainal Abidin Pagar Alam?
1.3 Tujuan Studi
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
Mengidentifikasi Potensi pengembangan Bike Sharing System di Koridor
Jalan Zainal Abidin Pagar Alam Kota Bandarlampung.
Dan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka terdapat sasaran penelitian
yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap Bike Sharing System di
Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
2. Mengidentifikasi preferensi masyarakat untuk pengembangan Bike Sharing
System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
3. Mengidentifikasi potensi pengembangan Bike Sharing System di Koridor
Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
1.4 Ruang Lingkup
Dalam ruang lingkup penelitian ini, ditujukan untuk menggambarkan batas-batas
dalam melakukan penelitian. Ruang lingkup penelitian ini dijelaskan berdasarkan
ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah.
1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup substansi pada penelitian ini meliputi; identifikasi persepsi
masyarakat terhadap Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar
5
Alam; identifikasi preferensi masyarakat untuk pengembangan Bike Sharing
System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam; dan identifikasi potensi
pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup spasial pada penelitian ini berada Kota Bandarlampung, tepatnya di
Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Lokasi penelitian dilakukan dari Halte
Bus Universitas Lampung (Unila) hingga Halte Bus Mall Boemi Kedaton (MBK)
dengan panjang jalan ± 3,8 km.
6
Sumber: Olahan Peneliti, 2020
GAMBAR 1.1
PETA RUANG LINGKUP WILAYAH STUDI
7
1.5 Penelitian Terdahulu
Adapun tabel penelitian terdahulu yang menjelaskan mengenai persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
TABEL I. 1
PENELITIAN TERDAHULU
No Peneliti Tahun Judul Metode
Penelitian Hasil Penelitian Keterangan
1
Xuefeng Li;
Yong Zhang;
Mingyang
Du; dan
Jingzong
Yang.
2019
Social Factors
Influencing the
Choice of Bicycle:
Difference Analysis
among Private Bike,
Public Bike Sharing
and Free-Floating
Bike Sharing in
Kunming, China
Multinomial
logit
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan moda sepeda antara lain gender,
tujuan perjalanan, kenyamanan, dan biaya
Perbedaan: analisis
yang digunakan
berbeda.
Persamaan: variabel
faktor-faktor yang
mempengaruhi
penggunaan moda
sepeda.
2
Donny Cipta
Utama;
Agung Sugiri
2014
Persepsi dan
Preferensi
Mahasiswa Undip
Tembalang untuk
Bersepeda ke
Kampus
deskriptif,
pembobotan
dan skoring.
Persepsi dan preferensi mahasiswa dalam
penggunaan sepeda kampus Undip
Tembalang.
Perbedaan: objek
yang diteliti berbeda.
Persamaan: sasaran
dan metode yang
digunakan dalam
penelitian sama,
yaitu sama-sama
melihat persepsi dan
preferensi individu.
8
No Peneliti Tahun Judul Metode
Penelitian Hasil Penelitian Keterangan
3
Lina Nurul
Ikhsani1 dan
Parfi
Khadiyanta
2015
Persepsi Pengguna
terhadap Jalur
Pejalan Kaki Jalan
Pemuda Kota
Magelang
analisis
distribusi
frekuensi
dan analisis
tabulasi
silang.
penelitian dilakukan guna mengetahui
pandangan masyarakat tentang kondisi pada
jalur pejalan kaki Jalan Pemuda Kota
Magelang.
Perbedaan: Teknik
analisis yang
digunakan; jenis
transportasi yang
diamati juga
berbeda.
Persamaan: melihat
persepsi masyarakat
dalam
bertransportasi.
4
Peiyu Feng
dan Wenquan
Li
2016
Willingness to Use a
Public Bicycle
System: an Example
in Nanjing City
Regresi logit
dan probit
Penelitian ini mengidentifikasi tujuh faktor
yang mempengaruhi kemauan untuk
menggunakan sistem Bike Sharing di
Nanjing: waktu di jam sibuk, lama
menggunakan sepeda, rasionalitas lokasi
stasiun sepeda umum, tingkat fasilitas
stasiun, jenis kelamin, kepemilikan mobil,
dan pekerjaan. Karena itu, setiap strategi
yang dilakukan untuk meningkatkan
kemauan untuk menggunakan sistem
sepeda publik harus mempertimbangkan
variabel-variabel ini.
Perbedaan: metode
analisis yang
digunakan dan
tujuan dari penelitian
berbeda.
Persamaan: variabel
yang digunakan
beberapa sama.
9
No Peneliti Tahun Judul Metode
Penelitian Hasil Penelitian Keterangan
5 Xiaotong Cui
2018
Influencing Factors
of the Public
Participation
Willingness in
Shared Bicycles and
Intervention
Strategies
Regresi
logistik biner
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat tanggung jawab lingkungan publik,
kesempurnaan sistem transportasi umum,
atribut keselamatan dan kesehatan dari Bike
Sharing semuanya memiliki dampak positif
yang signifikan dalam kesediaan partisipasi
publik dalam penggunaan Bike Sharing.
Perbedaan: metode
analisis yang
digunakan.
Persamaan:
beberapa variabel
yang digunakan
sama.
6
Mochammad
Virsa
Aditiawan
2016
Pengaruh Perubahan
Penggunaan Lahan
Terhadap Bangkitan
Lalu Lintas pada
Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam
di Kota
Bandarlampung
Analisis
manual
menggunaka
n Manual
Kapasitas
Jalan
Indonesia
(MKJI 1997)
Berdasarkan analisis pola dan aktivitas
penggunaan lahan di wilayah penelitian tiap
segmen koridor Jl. Zainal Abidin Pagar
Alam didapatkan hasil pengaruh
penggunaan lahan terhadap bangkitan lalu
lintas di koridor Jl. Zainal Abidin Pagar
Alam dipengaruhi oleh aktivitas
penggunaan lahan permukiman,
pendidikan, perdagangan dan jasa, serta
perkantoran pemerintah.
Perbedaan: metode
analisis dan objek
yang diamati
Persamaan: lokasi
studi penelitian
7
Donny Cipta
Utama;
Agung Sugiri
2014
Persepsi Dan
Preferensi
Mahasiswa Undip
Tembalang Untuk
Analisis
deskriptif,
pembobotan
dan skoring.
Rendahnya minat mahasiswa untuk
bersepeda ke kampus dipengaruhi oleh
beragam faktor, antara lain faktor fisik
lingkungan meliputi kondisi tata guna
lahan, kelerengan lahan, serta kondisi iklim
Perbedaan: Lokasi
studi penelitian,
variabel yang
dugunakan berbeda
10
No Peneliti Tahun Judul Metode
Penelitian Hasil Penelitian Keterangan
Bersepeda Ke
Kampus
dan cuaca. Selain itu kinerja sepeda kampus
yang masih kurang di beberapa aspek secara
langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi minat mahasiswa untuk
bersepeda, hal ini sangat berkaitan dengan
faktor keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna sepeda
Persamaan: metode
penelitian sama-
sama menggunakan
analisis
pembobotan/skoring
dan analisis
deskriptif. Sumber: Peneliti, 2020
11
Penelitian terdahulu dibutuhkan sebagai bukti bahwa tidak adanya plagiarisme
antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan penelitian sebelumnya. Berbagai
sumber jurnal dan karya ilmiah peneliti jadikan sebagai referensi dan pembanding
antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan persepsi dan preferensi masyarakat dalam penggunaan Bike Sharing
System. Pada keaslian penelitian, dilakukan dengan membandingkan dalam hal
judul penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian. Hal ini dilakukan untuk
memperlihatkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Berdasarkan tabel diatas, tidak ada satupun kesamaan penelitian dengan penelitian
yang ada sebelumnya. Penelitian yang peneliti lakukan berjudul Potensi
Pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam
Kota Bandarlampung dengan menggunakan metode penelitian menggunakan
analisis skala likert, pembobotan/skoring dan analisis deskriptif dengan hasil
penelitian berupa rumusan penyediaan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam Kota Bandarlampung. Dengan demikian, maka topik penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang baru dan tidak pernah dilakukan
sebelumnya.
12
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan adanya manfaat yang bisa diterima bagi
seluruh pihak yang terlibat, baik bagi peneliti maupun bagi pihak lain dimasa yang
akan datang.
1.6.1 Manfaat Secara Teoritis
Penelitian diharapkan mampu memberikan solusi dan inovasi dalam perencanaan
transportasi perkotaan yang akan datang khususnya di Koridor Jalan Zainal Abidin
Pagar Alam. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi
peneliti selanjutnya terkait topik penelitian tentang Bike Sharing System.
1.6.2 Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dibuat sebagai salah satu persyaratan kelulusan peneliti untuk
mendapatkan gelar sarjana. Selain itu, melalui penelitian ini dapat menambah
wawasan peneliti dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan serta dapat berkontribusi kepada masyarakat.
b. Bagi Pemerintah
Peneliti dapat memberikan masukan dan inovasi dalam perencanaan transportasi
yang ramah lingkungan di Kota Bandarlampung khususnya di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya transportasi ramah lingkungan khususnya Bike Sharing untuk
mengurangi kemacetan dan polusi udara akibat tingginya jumlah penggunaan
kendaraan pribadi di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Selain itu, dengan
adanya penelitian ini, masyarakat Kota Bandarlampung diharapkan mulai
menyadari akan pentingnya penggunaan sepeda bagi kesehatan terlebih dengan
adanya wabah pandemi Covid-19 yang tengah mewabah di masyarakat.
13
1.7 Kerangka Pemikiran
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
kemacetan di dalam kota (intra-city) adalah dengan
meningkatkan penggunaan kendaraan non motor atau Non
Motorized Transportation (NMT) seperti bersepeda. Pada era
digital ini, berbagai teknologi dan inovasi berkembang dengan
pesat dalam berbagai aspek. Salah satu inovasi baru dalam
transportasi sepeda adalah Bike Sharing System, yang mana
sistem transportasi ini telah banyak dikembangkan di berbagai
kota baik di negara lain maupun di Indonesia.
Kawasan yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi di Kota
Bandarlampung salah satunya adalah di Bagian Wilayah Kota
(BWK) B khususnya di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar
Alam,Kecamatan Kedaton merupakan salah satu kecamatan
yang termasuk kedalam bagian SPKK Kedaton, yang mana
SPPK Kedaton merupakan kawasan kegiatan campuran karena
dikawasan SPPK Kedaton ini terjadi lebih dari satu aktivitas.
(SPPK) Kedaton memiliki fungsi sebagai pusat pendidikan
tinggi dan budaya, simpul utama transportasi darat, perdagangan
dan jasa, dan permukiman perkotaan.
Berdasarkan urgensi tersebut, maka diperlukan adanya
identifikasi terhadap potensi pengembangan Bike Sharing
System sehingga pemerintah dapat mengimplementasikannya
berdasarkan persepsi dan preferensi masyarakat dalam
penerapan Bike Sharing System di Kota Bandarlampung
khususnya di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
Bagaimana Potensi pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam Kota Bandarlampung?
Mengidentifikasi Potensi pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam Kota
Bandarlampung.
Analisis Skala Likert
Kesimpulan dan Rekomendasi
Analisis pembobotan/skoring Analisis Deskriptif
Transportasi merupakan suatu kegiatan yang sangat erat kaitannya
dengan mobilitas, yang mana transportasi merupakan pemindahan
barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Peningkatan
kegiatan transportasi menyebabkan masyarakat lebih banyak
menggunakan kendaraan pribadi daripada moda transportasi
umum sehingga menimbulkan masalah yang biasa terjadi di
perkotaan yaitu kemacetan
LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
TUJUAN PENELITIAN
SASARAN
ANALISIS
OUTPUT PENELITIAN
Mengidentifikasi potensi
pengembangan Bike Sharing
System di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam.
Identifikasi preferensi masyarakat
untuk pengembangan Bike Sharing
System di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam.
Identifikasi persepsi masyarakat
terhadap Bike Sharing System di
Koridor Jalan Zainal Abidin
Pagar Alam.
14
1.8 Metodologi Penelitian
Pada subbab ini, akan dijelaskan mengenai langkah-langkah pelaksanaan penelitian
seperti kebutuhan data, teknik pengumpulan data, serta kerangka analisis.
1.8.1 Pendekatan penelitian
Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam “Identifikasi Potensi
Pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar
Alam Kota Bandarlampung” adalah metode kuantitatif, dan teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis metode skala likert, pembobotan dan skoring dan
analisis deskriptif. Dalam penelitian yang dilakukan kali ini yang menjadi
responden adalah masyarakat yang tinggal di Kota Bandarlampung dan sering
mengakses Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar.
1.8.2 Metode koleksi data
Metode koleksi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data primer melalui observasi lapangan dan kuesioner
ke masyarakat pengguna jalan di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Data
sekunder berupa telaah dokumen dan data resmi baik yang dipublikasikan secara
luas maupun terbatas. Data tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan literatur
dan informasi-informasi terkait dengan penelitian
1.8.2.1 Data Primer
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi dan kuesioner. Data
primer yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan observasi lapangan
untuk melihat kondisi di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam secara langsung.
Pengumpulan data primer dilakukan berdasarkan fakta yang didapatkan di
lapangan.
a. Observasi, merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan kondisi secara langsung di lapangan. Observasi
lapangan dilakukan dalam memperoleh data mengenai kondisi eksisting.
b. Kuesioner, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan penyebaran daftar pertanyaan kepada para responden yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi terkait persepsi masyarakat terhadap penerapan
15
Bike Sharing System. Kuesioner ini ditujukan bagi masyarakat Kota
Bandarlampung yang sering mengakses jalan di Koridor Jalan Zainal Abidin
Pagar Alam. Pengumpulan data dilakukan secara daring dengan melakukan
penyebaran kuesioner secara online karena adanya wabah pandemi Covid-19
sehingga pengambilan data secara langsung tidak dapat dilakukan.
1.8.2.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh ataupun dikumpulkan dari berbagai
sumber yang telah ada, yang mana data tersebut biasanya diperoleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan terdahulu (Gunawan, 2013). Data sekunder
dalam penelitian ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait
literatur, seperti melakukan kajian terhadap dokumen dan data resmi sehingga
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Pengumpulan data sekunder
pada penelitian ini adalah data jumlah penduduk pada tahun 2018 pada wilayah
studi kasus di dapat dari Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung melalui
dokumen Kota Bandarlampung dalam angka yang dapat diakses secara online.
Selain itu data sekunder yang digunakan berupa pedoman RTRW Kota
Bandarlampung 2011-2030 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandarlampung, buku acuan yang berjudul
“Bike Share Planning Guide” yang dikeluarkan oleh Institute for Transportation
and Development Policy (ITDP), serta penelitian terdahulu maupun jurnal-jurnal
yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.8.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan akan dijelaskan berdasarkan tiap sasaran dari
penelitian sehingga metode analisis yang dilakukan dapat dilakukan secara
terstruktur dan sistematis.
1.8.3.1 Sasaran I: Persepsi Masyarakat Terhadap Bike Sharing System di
Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam
Identifikasi persepsi masyarakat dalam penggunaan sepeda dilakukan guna
mengetahui bagaimana sudut pandang masyarakat terhadap minat dalam
menggunakan moda transportasi sepeda di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar
16
Alam, baik penyediaan infrastruktur pendukung seperti jalur sepeda, rambu-rambu
jalan maupun infrastruktur sepeda itu sendiri. Identifikasi persepsi dilakukan
berdasarkan variabel karakteristik masyarakat, variabel karakteristik sistem
transportasi, variabel karakteristik pergerakan dan variabel karakteristik kondisi
fisik dan lingkungan. Dalam melakukan identifikasi persepsi masyarakat terhadap
minat menggunakan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar
Alam, Peneliti menggunakan metode skala likert. Skala likert adalah skala respon
psikometri terutama digunakan dalam kuesioner untuk mendapatkan preferensi
peserta atau tingkat kesepakatan dengan pernyataan atau set pernyataan (Dani
Bertram, 2013). Adapun skema operasional dalam melakukan identifikasi persepsi
masyarakat terhadap kebutuhan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam adalah sebagai berikut:
Sumber: Peneliti, 2020
GAMBAR 1.2
SKEMA OPERASIONAL SASARAN I
Berdasarkan hasil kuesioner, selanjutnya dilakukan pengolahan data, kemudian
disajikan dan dianalisis. Dalam menentukan interpretasi data yang diperoleh,
Peneliti melakukan perhitungan terhadap skala likert. Untuk melakukan penilaian
terhadap variabel independen. maka analisis yang dilakukan dengan cara
menentukan nilai rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata
(mean) didapatkan dengan melakukan penjumlahan data keseluruhan dalam setiap
variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Untuk menentukan nilai rata-
rata (mean) digunakan rumus:
17
Keterangan:
Me = Nilai Rata-rata
∑Xi = Jumlah nilai X ke-i sampai ke-n
∑Yi = Jumlah nilai Y ke-i sampai ke-n
n = Jumlah responden yang akan di rata-rata
setelah diperoleh nilai rata-rata dari setiap variabel kemudian dibandingkan dengan
kriteria yang telah peneliti tentukan berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi
dari hasil kuesioner. Nilai tertinggi dan nilai terendah tersebut masing masing
peneliti ambil dari banyaknya jumlah pertanyaan dalam kuesioner dikalikan dengan
nilai tertinggi (5) dan nilai terendah (1) yang telah ditetapkan.
Berdasarkan nilai tertinggi dan terendah tersebut, maka peneliti dapat menentukan
rentang interval yaitu nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah, sedangkan
menentukan panjang kelas dengan cara membuat rentang interval dibagi dengan
jumlah kelas.
a. Untuk mengetahui persepsi terhadap variabel karakteristik minat
masyarakat dengan 9 pertanyaan, nilai tertinggi dikalikan dengan 5 dan nilai
terendah dikalikan dengan 1, sehingga:
− Nilai tertinggi 9 x 5 = 45
− Nilai terendah 9 x 1 = 9
Lalu kelas interval sebesar ((nilai tertinggi-nilai terendah)/5) = 7,2 maka
Peneliti dapat menentukan kriterianya sebagai berikut:
TABEL I. 2
KRITERIA KARAKTERISTIK MINAT MASYARAKAT
Nilai Kriteria
9 – 16,1 Sangat Rendah
18
16,2 – 23,3 Rendah
23,4 – 30,5 Sedang
30,6 – 37,7 Tinggi
37,8 - 45 Sangat Tinggi
Sumber: Peneliti, 2020
b. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap variabel karakteristik
sistem transportasi dengan 7 pertanyaan, nilai tertinggi dikalikan dengan 5
dan nilai terendah dikalikan dengan 1, sehingga:
− Nilai tertinggi 7 x 5 = 35
− Nilai terendah 7 x 1 = 7
Lalu kelas interval sebesar ((nilai tertinggi-nilai terendah)/5) = 5,6 maka
Peneliti dapat menentukan kriterianya sebagai berikut:
TABEL I. 3
KRITERIA KARAKTERISTIK SISTEM TRANSPORTASI
Nilai Kriteria
7 – 12,5 Sangat Belum Memadai
12,6 – 18,1 Belum Memadai
18,2 – 23,7 Cukup Memadai
23,8 – 29,3 Memadai
29,4 - 35 Sangat Memadai
Sumber: Peneliti, 2020
c. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap variabel karakteristik
pergerakan dengan 5 pertanyaan, nilai tertinggi dikalikan dengan 5 dan nilai
terendah dikalikan dengan 1, sehingga:
− Nilai tertinggi 5 x 5 = 25
− Nilai terendah 5 x 1 = 5
Lalu kelas interval sebesar ((nilai tertinggi-nilai terendah)/5) = 4 maka
Peneliti dapat menentukan kriterianya sebagai berikut:
19
TABEL I. 4
KRITERIA KARAKTERISTIK PERGERAKAN
Nilai Kriteria
5 – 8 Sangat Tidak Berminat
9 – 12 Tidak Berminat
13 – 16 Cukup Berminat
17 – 20 Berminat
21 - 25 Sangat Berminat
Sumber: Peneliti, 2020
d. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap variabel karakteristik
kondisi fisik dan lingkungan dengan 3 pertanyaan, nilai tertinggi dikalikan
dengan 5 dan nilai terendah dikalikan dengan 1, sehingga:
− Nilai tertinggi 3x 5 = 15
− Nilai terendah 3 x 1 = 3
Lalu kelas interval sebesar ((15-3)/5) = 2,4 maka Peneliti dapat menentukan
kriterianya sebagai berikut:
TABEL I. 5
KRITERIA KARAKTERISTIK KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN
Nilai Kriteria
3 – 5,4 Sangat Sesuai
5,5 – 7,8 Sesuai
7,9 – 10,2 Cukup Sesuai
10,3 – 12,6 Tidak Sesuai
12,7 - 15 Sangat Tidak Sesuai
Sumber: Peneliti, 2020
1.8.3.2 Sasaran II: Identifikasi Preferensi Masyarakat Untuk Pengembangan
Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam
Identifikasi preferensi masyarakat untuk pengembangan Bike Sharing System
dilakukan guna mengetahui bagaimana pilihan masyarakat yang kemudian menjadi
pertimbangan dalam upaya pengembangan Bike Sharing System di Koridor Jalan
20
Zainal Abidin Pagar Alam. Dalam menentukan penelitian ini, Peneliti ingin
mengetahui preferensi masyarakat terhadap jenis parkir sepeda, preferensi model
sepeda dan preferensi tipe jalur sepeda seperti apa yang diinginkan masyarakat Kota
Bandarlampung.
Sumber: Peneliti,2020
GAMBAR 1.3
SKEMA OPERASIONAL SASARAN II
a. Preferensi jenis parkir Bike Sharing System
Pemilihan model Bike Sharing System yang disediakan adalah Bike Sharing dengan
stasiun sepeda permanen, stasiun sepeda portabel dan tanpa stasiun atau fleksibel.
Preferensi masyarakat terhadap jenis parkir dapat menggambarkan jenis parkir apa
yang masyarakat inginkan untuk dikembangkan di Koridor Jalan Zainal Abidin
Pagar Alam.
b. Preferensi model Bike Sharing System
Penilaian preferensi masyarakat dalam memilih model sepeda untuk upaya
penyediaan Bike Sharing System ada 3 (tiga) yaitu cruiser bike (sepeda ontel),
sepeda listrik (e-bike) atau mengikuti preferensi penyedia. Preferensi masyarakat
ini diberikan untuk mengetahui minat masyarakat dalam upaya penerapan Bike
Sharing System. Sepeda jenis Cruiser Bike adalah jenis sepeda yang biasanya
digunakan untuk Bike Sharing System di berbagai kota. Sedangkan sepeda listrik
(e-bike) merupakan jenis Bike Sharing System yang menggunakan motor listrik
sebagai alat bantu geraknya. Bike Sharing System yang menggunakan sepeda listrik
telah dikembangkan di Jakarta dan Surabaya yang dikenal dengan nama Migo E-
bike.
21
c. Preferensi tipe jalur sepeda
Berdasarkan hasil observasi lapangan di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam,
belum ada jalur sepeda yang menghubungkan perjalanan bagi pengguna sepeda
sehingga diperlukan adanya perencanaan jalur sepeda untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang ingin menggunakan sepeda sehingga dapat menumbuhkan minat
masyarakat Kota Bandarlampung untuk bersepeda. Preferensi masyarakat terhadap
tipe jalur sepeda yang dapat dipilih antara lain Bike Path atau Bike Lane.
▪ Bike Lane atau lajur sepeda: Lajur sepeda yang berbagi ruas wilayah dengan
pergerakan kendaraan lain dan pergerakan manusia, bertumpangan dengan ruas
jalan atau pedestrian. Jika lebar lebih dari 6 meter, rapi, pedestrian dapat
digunakan untuk pejalan kaki dan sepeda.
Sumber: Inillah.com/Eusebio Chrysnamurti (2020)
GAMBAR 1.4
CONTOH BIKE LANE DI JAKARTA
▪ Bike path atau jalur sepeda: jalur sepeda yang tidak berbagi ruas wilayah dengan
pergerakan kendaraan lain, dapat bersama atau pun terpisah dengan pejalan kaki
dan biasanya disebut dengan mixed-use paths atau jalur penggunaan campuran.
Jalur ini diperkeras (disemen, paving) dengan lebar 1,5 meter.
sumber: Mikael Niman (2017)
GAMBAR 1.5
CONTOH BIKE PATH DI BEKASI
22
1.8.3.3 Sasaran III: Identifikasi Potensi Pengembangan Bike Sharing System
di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
Identifikasi potensi pengembangan Bike Sharing System dilakukan berdasarkan
hasil analisis persepsi dan preferensi terhadap minat masyarakat yang dilakukan
pada sasaran I dan sasaran II. Analisis yang digunakan dalam sasaran ini adalah
analisis deskriptif. Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan mengenai potensi
pengembangan Bike Sharing System berdasarkan persepsi dan preferensi dari
masyarakat.
Sumber: Peneliti, 2020
GAMBAR 1.6
SKEMA OPERASIONAL SASARAN III
1.8.4 Populasi dan Sampel
Pada subbab ini akan dibedakan menjadi dua yaitu populasi penelitian dan sampel
yang digunakan dalam penelitian.
1.8.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Supardi populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek
pada wilayah dan waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti.
23
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandarlampung
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.033.803 jiwa.
1.8.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu Langkah
untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian
suatu objek. Untuk menentukan besarnya sampe bisa dilakukan dengan statistic
atau berdasarkan estimasi penelitian. Pengambilan sampel harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau
dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus
representatif atau mewakili. Sedangkan sampel merupakan anggota populasi yang
mewakili atau menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
1.8.4.3 Teknik sampling
Menurut Sugiyono (2016) terdapat dua Teknik sampling yang dapat digunakan,
yaitu:
1) Probability Sampling
Probability sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi; simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratifies
random sampling dan sampling area (cluser).
2) Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi
sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu non probability
sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016) purposive
sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Alasan menggunakan teknik purposive sampling adalah karena tidak semua sampel
memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu
24
peneliti memilih teknik purposive sampling dengan menetapkan pertimbangan-
pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-
sampek yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun kriteria yang dijadikan
sebagai sampel penelitian ini yaitu:
1. Responden merupakan masyarakat Kota Bandarlampung
2. Responden yang sering mengakses dan memiliki kegiatan rutin di Koridor
Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
Untuk menghitung jumlah sampel dari populasi tertentu, maka digunakan rumus
Slovin sebagai berikut:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e² = Taraf nyata atau batas kesalahan
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diambil, peneliti menggunakan
tingkat kesalahan sebesar 10%. Jumlah populasi yang digunakan adalah jumlah
penduduk di Kota Bandarlampung yaitu sebesar 1.033.803 orang, dengan
perhitungan sebagai berikut:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
𝑛 =1.033.803
1 + (1.033.803𝑥0,12)
𝑛 =1.033.803
1 + (10.338,03)
𝑛 = 99,99 dibulatkan menjadi 100 responden.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin tersebut, ditentukan
jumlah sampel untuk pengambilan data penelitian sebanyak 100 responden.
1.8.5 Variabel Penelitian
Teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan variabel-variabel yang
digunakan oleh peneliti sebelumnya kemudian dijadikan variabel-variabel dalam
25
penelitian ini, namun tidak semua variabel yang ada didalam teori digunakan dalam
penelitian ini karena penggunaan variabel disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang ada didalam wilayah studi penelitian. Sehingga variabel yang digunakan harus
disesuaikan dengan kondisi yang ada di wilayah studi penelitian. Hasil sintesa
berupa variabel-variabel dapat mengidentifikasi persepsi dan preferensi masyarakat
dalam penerapan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
26
1.8.5.1 Verifikasi Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan mengenai verifikasi variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Verifikasi variabel dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi yang ada di lapangan.
TABEL I. 6
VERIFIKASI VARIABEL
No. Variabel Sub Variabel Verifikasi Justifikasi Sumber
1
kondisi fisik
dan
lingkungan
kondisi tata guna lahan dipilih untuk mengetahui pengaruh tata guna lahan terhadap minat masyarakat
dalam menggunakan sepeda
Donny Cipta
Utama; Agung
Sugiri (2014)
2 kondisi topografi dan
kelerengan dipilih
untuk mengetahui pengaruh topografi dan kelerengan terhadap minat
masyarakat dalam menggunakan sepeda
3 iklim dan cuaca dipilih untuk mengetahui pengaruh iklim dan cuaca terhadap minat masyarakat
dalam menggunakan sepeda
4
karakteristik
masyarakat
kepemilikan kendaraan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan kepemilikan
kendaraan
5 preferensi moda
transportasi dipilih
untuk mengetahui preferensi masyarakat dalam memilih alat transportasi
6 jenis pekerjaan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan jenis pekerjaan
7 umur dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan umur
8 jenis kelamin dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan jenis kelamin
9 tingkat pendapatan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan tingkat pendapatan
10 pola aktivitas dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan pola pergerakan
11 pengalaman bersepeda dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan pengalaman bersepeda
12 pemilikan SIM dieliminasi Penggunaan sepeda di Indonesia tidak memerlukan SIM Ofyar Z. Tamin
(1997) 13 struktur rumah tangga dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan struktur rumah tangga
14 karakteristik
sistem
transportasi
waktu tempuh perjalanan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan perjalanan Reviline Sijabat;
Anita Ratnasari R
(2013) 15 biaya perjalanan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan perjalanan (tarif, bahan bakar, parkir)
27
27
No. Variabel Sub Variabel Verifikasi Justifikasi Sumber
16 tingkat pelayanan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait tingkat pelayanan sepeda
(termasuk infrastruktur penunjang)
17 indeks aksesibilitas dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait aksesibilitas (kemudahan
untuk diakses)
18 ketersediaan lokasi dan
tarif parkir dipilih
untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait ketersediaan lokasi dan tarif
parkir sepeda
Ofyar Z. Tamin
(1997) 19 keamanan dipilih
untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait keamanan menggunakan
sepeda
20 kenyamanan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait kenyamanan menggunakan
sepeda
22
karakteristik
pergerakan
tujuan pergerakan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan tujuan pergerakan
Reviline Sijabat;
Anita Ratnasari R
(2013)
23 waktu terjadinya
pergerakan dipilih
untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan waktu terjadinya
pergerakan
24 jarak perjalanan dipilih untuk mengetahui persepsi masyarakat berdasarkan jarak perjalanan
30
rute yang dilalui dipilih Untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait rute yang dilewati
31 tingkat kepadatan lalu
lintas dipilih
Untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait tingkat kepadatan lalu lintas
32 preferensi
masyarakat
Jenis parkir sepeda dipilih Untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap jenis parkir sepeda Donny Cipta
Utama; Agung
Sugiri (2014)
Jenis jalur sepeda dipilih Untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap jenis jalur sepeda
Model sepeda dipilih Untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap model sepeda
Sumber: Peneliti, 2020
28
1.8.5.2 Variabel Terpilih
Berdasarkan hasil dari proses verifikasi variabel, didapatkan subvariabel yang
dipilih untuk menganalisis Persepsi dan Preferensi Masyarakat Kota
Bandarlampung dalam penyediaan Bike Sharing System di Koridor Jalan Zainal
Abidin Pagar Alam, berikut adalah variabel terpilih beserta dengan indikatornya:
TABEL I. 7
VARIABEL TERPILIH
No. Variabel Terpilih Indikator
1 Kondisi Fisik dan
Lingkungan
Tata Guna Lahan (Sistem Aktivitas)
Topografi dan Kelerengan lahan
Kondisi Iklim dan Cuaca
2 Karakteristik Masyarakat
Kepemilikan Kendaraan
Preferensi Alat Transportasi
Jenis Pekerjaan
Umur
Jenis Kelamin
Tingkat Pendapatan
Pola Aktivitas
Pengalaman Bersepeda
Struktur Rumah Tangga
3 Karakteristik Sistem
Transportasi
Waktu Tempuh Perjalanan
Biaya Perjalanan
Tingkat Pelayanan
Indeks Aksesibilitas
Ketersediaan Lokasi dan Tarif Parkir
Keamanan
Kenyamanan
4 Karakteristik Pergerakan
Tujuan Pergerakan
Waktu Terjadinya Pergerakan
Jarak Perjalanan
rute yang dilalui
tingkat kepadatan lalu lintas
Tujuan perjalanan yang dibutuhkan
5 Preferensi Masyarakat
Jenis parkir sepeda
Model Sepeda
Tipe Jalur sepeda
Sumber: Peneliti, 2020
29
1.9 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian dalam penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latak belakang penelitian, rumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan serta sasaran dalam melakukan penelitian, ruang
lingkup penelitian, penelitian terdahulu, manfaat penelitian, kerangka penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan gambaran umum dari wilayah penelitian yaitu Kota
Bandarlampung dan gambaran umum Koridor Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang analisis dan pembahasan berdasarkan tiap sasaran
penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai temuan studi yang didapatkan selama
melakukan penelitian, kesimpulan penelitian, rekomendasi keterbatasan studi dan
saran untuk studi lanjutan.