Top Banner

of 29

Wrap Up Kedkel - Sken.3

Jun 03, 2018

Download

Documents

anggieldri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    1/29

    SKENARIO 3

    BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

    Klinik Dokter Keluarga

    KELOMPOK A5

    Ketua : Annisa Putri 110.2009.024

    Sekretaris : Anggi Novita E 110.2010.022

    Anggota : Astri Faluna S 110.2009.044

    Ayu Wijatanti 110.2009.049

    Anggia Fitri W 110.2010.023

    Aulia Thufael Alfarisi 110.2010.042

    Ayu Violet Elfareta 110.2010.043

    Azisah Soraya Aziz 110.2010.044

    Bimantoro Saputro 110.2010.050

    Brama Putra S 110.2010.051

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS YARSI

    2013/2014

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    2/29

    SKENARIO 3

    Klinik Dokter Keluarga

    Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik inidikelola dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan

    yang cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat.

    Suatu hari di klinik ini dikunjungi seorang pasien, Ny. A, 38 tahu, dengan

    kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kahamilan

    secara rutin di klinik dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan

    di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas, cepat lelah,

    dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Sebagai

    dokter muslim, Dr. Ahmad sangat memperhatikan adab dan tata cara pemeriksaan dan

    penanganan pasien sesuai ajaran Islam.

    Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik

    namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan

    epigastrium.

    Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang

    teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah

    bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut.

    Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan persalinan,

    mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar. Dr. Ahmad kemudian

    menjelaskan tentang pembiayaan kesehatan.

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    3/29

    Kata Sulit:

    1. Pemeriksaan ANC : Pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui kondisi janin dan

    ibunya

    2. G5P2A2 : Gestasi (kehamilan) ke 5

    Partus (kelahiran) ke 2

    Abortus (keguguran) 2 kali

    Pertanyaan:

    1. Bagaimana sistem pembiayaan di klinik dokter keluarga?Jawaban: Dengan menggunakan sistem asuransi (out of pocket)

    2. Apa perbedaan klinik dokter biasa dengan klinik dokter keluarga?Jawaban: Pembinaannya berbeda. Pada klinik dokter keluarga terdapat

    pembinaan ke keluarga yang dibina

    3. Bagaimana kriteria klinik yang baik dalam pelayanannya?Jawaban: Dapat fokus melayaninya, tidak hanya pada 1 pasien tetapi juga

    pada yang dibina. Dan berusaha agar keluarga yang dibina tidak ada yang

    sakit atau tetap sehat

    4. Bagaimana standar pemeriksaan dokter keluarga?Jawaban: Anamnesis, P.Fisik, P. Penunjang, Diagnosis, Diagnosis Banding,

    Terapi, Tatalaksana, Konsultasi, Rujuk

    5. Bagaimana Adab dan Tata cara pemeriksaan pasien dalam islam?Jawaban: Jika dokternya pria memeriksa pasien wanita harus didampingi

    oleh tenaga medis lainnya, keluarga pasien ataupun sebaliknya

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    4/29

    Hipotesis:

    Klinik Dokter Keluarga

    Fokus melayani tidak hanya pada 1 pasien tetapi juga yang dibina

    Dengan standar pemeriksaan: Anamnesis, Pfisik, P.penunjang, Diagnosis, Diagnosis

    banding, Tatalaksana, Terapi, Konsultasi, Rujuk

    Dan memberikan pembinaan pada keluarga

    Pembiayaan dengan sistem out of pocket

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    5/29

    1. Memahami dan Menjelaskan Pengelolaan Klinik Kedokteran Keluarga1.1Fungsi Dasar Manajemen Dokter Keluarga

    1) Perencanaan (Planning)Suatu fungsi manajemen untuk menetapkan tujuan dan mengidentifikasi prasyarat

    dengan cara efektif dan efisien. Perencanaan biasanya dilakukan dalam bentuk rapatdiawal tahun.

    2) Penyusunan (Organizing)Suaru fungsi manajemen untuk menyusun dan mengembangkan suatu organisasi

    yang meliputi struktur organisasi, job desk, analisis jabatan, staff, hubungan kerja danpenggajian.

    3) Pelaksanaan (Actuating)Suatu fungsi manajemen untuk menggerakkan organisasi atau melaksanakan kegiatanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    4) Pengendalian (Controlling)Suatu fungsi manajemen yang dilaksanakan secara sistematis dan berlanjut untukmenilai apakah suatu kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai rencana, serta

    mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan.

    5) Evaluasi (Evaluation)Suatu fungsi manajemen yang dilakukan untuk memperbaiki dan menghimpunlangkah kegiatan pada masa yang akan datang agar lebih optimal. Biasanya dilakukandalam bentuk rapat evaluasi diakhir tahun.

    1.2. Standar pelayanan

    1. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuksemua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan danpeningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventiveand spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan(disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikankemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.a. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang

    Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokterankeluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan olehdokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin

    pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

    Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaankesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.

    c. Pencegahan penyakit dan proteksi khususPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatandalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.

    d. Deteksi diniPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatandalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yangtepat untuk itu.

    e. Kuratif medikPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    6/29

    dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasukkegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk kepusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.

    f. Rehabilitasi medik dan sosialPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatanrehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatanatau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.

    g. Kemampuan sosial keluargaPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosialpasien dan keluarganya.

    h. Etik medikolegalPelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etikkedokteran.

    2. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang

    melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.a. AnamnesisPelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien(patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien,kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperolehketerangan untuk dapat menegakkan diagnosis

    b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangDalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis ataumenyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisiksecara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional,efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.

    c. Penegakkan diagnosis dan diagnosis bandingPada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapadiagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.

    d. PrognosisPada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasienberdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidencebased).

    e. KonselingUntuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaanuntuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadapperasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

    f. KonsultasiPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang

    dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepadadokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinaskesehatan, demi kepentingan pasien semata.

    g. RujukanPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yangdianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepadadokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit ataudinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

    h. Tindak lanjutPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakantindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.

    i. TindakanPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    7/29

    rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dandemi kepentingan pasien.

    j. Pengobatan rasionalPada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentinganpasien.

    k. Pembinaan keluargaPada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bilaadanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga,termasuk konseling keluarga.

    3. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwapasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial danspiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.a. Pasien adalah manusia seutuhnya

    Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia

    yang seutuhnya.b. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannyaPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagiandari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhidan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.

    1) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnyaPelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupanpasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

    4. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraanantara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan

    kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanankedokteran, baik dari formal maupun informal.a. Koordinator penatalaksanaan pasien

    Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasienyang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupunbersama antar dokter pasien -dokter spesialis / rumah sakit.

    b. Mitra dokter pasienPelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter danpasien pada saat proses penatalaksanaan medis.

    c. Mitra lintas sektoral medikPelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatandengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.

    d. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medikPelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan danperilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagaipelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

    5. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakanpelayanan bersinambung, yangmelaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerusdemi kesehatan pasien.a. Pelayanan proaktif

    Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.b. Rekam medik bersinambung

    Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang,digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    8/29

    untuk pasien yang bersangkutan.c. Pelayanan efektif efisien

    Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif danefisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.

    d. PendampinganPada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter keluargamenawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentinganpasien.

    1.2. Syarat pembangunan

    Fasilitas praktik

    Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yanglengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakatsekitarnya.1. Fasilitas untuk praktik

    Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien,pegawai dan dokter yang berpraktik.

    2. Kerahasiaan dan privasiKonsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien.

    3. Bangunan dan interiorBangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semipermanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yangaman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.

    4. Alat komunikasiKlinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.

    5. Papan namaTempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh

    organisasi profesi.

    Peralatan klinik

    Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitaspelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).1. Peralatan medis

    Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harusdipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama.

    2. Peralatan penunjang medisPelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimalharus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan stratapertama.

    3. Peralatan non medisPelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus dipenuhi diruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.

    Tenaga pelaksana

    Tenaga pelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidaklahberbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Tenaga pelaksanayang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :1. Tenaga medis

    Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (familydoctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan

    dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter keluarga yang dibutuhkandapat berbeda. Secara umum dapat disebutkan, apabila sarana pelayanan tersebut adalah

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    9/29

    rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat, maka jumlah dokter keluarga yangdibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter keluarga tersebutdiselenggarakan oleh suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter yang dibutuhkanumumnya lebih sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapat diselenggarakan hanyaoleh satu orang dokter keluarga (solo practice) ataupun oleh sekelompok dokter keluarga(group practice). Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentukkedua, yakni yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.

    2. Tenaga paramedisUntuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga paramedis.Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah mendapatkan pendidikandan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga, baik aspek medis dan ataupunaspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlahdokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umumdisebutkan untuk setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenagaparamedis terlatih.

    3. Tenaga non-medisSama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter keluarga, perlupula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan untuk menangani masalahmasalah administrasi. Kedua, pekerjasosial (social worker) yang diperlukan untukmenangai program penyuluhan/nasehat kesehatan dan atau kunjungan rumah misalnya.Jumlah tenaga non medis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga,dibutuhkan sekurang-kurangnya satu orang tenaga administrasi serta satu orang pekerjasosial.

    Proses-proses penunjang praktik

    Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan

    pelayanan dokter keluarga.1. Pengelolaan rekam medik

    Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medikdengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah (problem oriented medicalrecord).

    2. Pengelolaan rantai dinginPelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chainmanagement) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.

    3. Pengelolaan pencegahan infeksiPelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yangmengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.

    4. Pengelolaan limbahPelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah, baiklimbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagimasyarakat sekitar klinik.

    5. Pengelolaan air bersihPelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehinggaaman digunakan.

    6. Pengelolaan obatPelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur yangberlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.

    1.3. Standar Pengelolaan Praktik (Standard of Practi ce Management)

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    10/29

    a. Standar Sumber Daya Manusia (Standard of Human Resources)Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas

    kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan ataupelatihannya.

    1) Dokter keluargaDokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yangbersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam halperilaku kesehatan.

    2) PerawatPerawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihanpelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

    3) BidanBidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihanpelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

    4) Administrasi klinikPegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telahmengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.

    b. Standar Manajemen Keuangan (Standard of F inance Management)Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangan dengan manajemen keuangan

    professional.

    1) Pencatatan keuanganKeuangan dalam praktik dokter keluarga tercatat secara saksama dengan cara yangumum dan bersifat transparansi.

    2) Jenis system pembiayaan praktik.Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa

    sehingga dapat mengikuti, baik system pembiayaan praupaya maupun systempembiayaanfee for service.

    c. StandarManajemenKlinik (Standard Management of Cl in ic for Practice)

    Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut

    klinik dengan manajemen yang professional.

    1) Pembagian kerjaSemua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.

    2) Program pelatihanUntuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (jobtraining) terlebih dahulu.

    3) Program KesehatandanKeselamatanKerja (K3)

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    11/29

    Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur Kesehatan danKeselamatan Kerja (K3) untuk pusat pelayanan kesehatan.

    4) Pembahasan administrasi klinikPimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik.

    1.4. Manajemen Klinik Dokter Keluarga

    Struktur Organisasi Manajemen Klinik Dokter Keluarga

    Man1. Medis : Dokter Keluarga, Spesialis, Paramedis2. Non Medis : Administrasi,Teknisi, Operator komputer, dll3. Lin-lain

    Money1. Sistem Pra Upaya2. Sistem Sharing, individu, kolektif, dll3. Sistem Fee for services

    MaterialProduk Pelayanan Dokkel : 10 paket pelayanan kesehatan dokter keluarga Machine

    Sentra : - Peralihan pelatihan/pendidikan dokter keluarga- Pelayanan kesehatan : sub klinik DK, klinik DK type I,II

    Methode1. Organisasi : Struktur, job discription, alur kerja

    2. Standarisasi : - Produk Yankes-dokter keluarga- Fasilitas-klinik DK

    - Prosedur-pelayanan+rujukan+report- Sistem informasi-komunikasi/data

    - Biaya

    - Evaluasi- Intervensi

    Organisasi : - Intraklinik- Interklinik- Ekstra klinik : 1. Dr. Spesialis

    2. Rumah sakit/klinik rujukan3. Apotik/Lab medis

    4. Org. Profesi kesehatan lain Standarisasi : Module, Form : Hidup sehat, panduan, SOP, Software.

    Klinik dokter keluarga adalah suatu satuan organisasi pelayanan kesehatan primer

    yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran keluarga.

    Bentuk praktek Dokter Keluarga :a.Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakitb.PelayanandokterkeluargadilaksanakanolehKlinikDokterKeluarga(

    familyclinic

    c.Pelayanandokterkeluargadilaksanakanmelaluipraktekdokterkeluarga(family

    practice)

    Jenis Klinik Dokter Keluarga :a.Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic)- Dapat dilaksanakan secara solo

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    12/29

    - Bersamasama dalam satu kelompokb.Klinik keluarga merupakan bagian dari rumah sakit (satelite family clinic)Halhal essensial yang harus dipenuhi :a.Menyelenggarakan pelayanan kesehatan primerb.Terletak ditempat strategis (mudah dicapai dengan kendaraan umum)c.Bangunannya memenuhi syarat untuk pelayanan kesehatand.Dilengkapi dengan sarana administratif yang memenuhi syarate.Dilengkapi dengan sarana komunikasif.Mempunai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DKg.Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedi telah lulus peL

    atihanpembantu DK

    1.5 Standar Pemeriksaan Pelayanan Dokter Keluarga

    Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secaraumum dapat dibedakan atas tiga macam :

    1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalanPada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanyapelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebuttidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat

    inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ketempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawatinap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.

    2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    13/29

    Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakuppelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan

    bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses denganrumah sakit.

    3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

    Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telahmencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatanrawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokterkeluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumahsakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennyadi rumah sakit.

    Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak samaantara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerahlainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah

    mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada diri pasiententang adanya perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan pasien di rumahdengan di tempat praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter,karena telah tersedia pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.

    Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluargatidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya

    menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakansepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk

    pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluargamemberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan jika

    perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.

    Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama,perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan tetaptidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar menyembuhkanpenyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan

    yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasiensebagai manusia seutuhnya, juga harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi

    keluarga dan lingkungannya. Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien ataubagian anggota badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan.

    Kesamaan lain yang ditemukan adalah pada ruang lingkup masalah kesehatan yangditangani. Praktek dokter keluarga melayani seluruh anggota keluarga dan semua masalah

    kesehatan yang ditemukan pada keluarga. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yangseperti ini dibutuhkan pelbagai pengetahuan dan keterampilan yang luas. Karena adanyan ciriyang seperti inilah ditemukan pihak-pihak yang tidak sependapat bahwa dokter spesialis

    dapat bertindak sebagai dokter keluarga. Oleh kalangan yang terakhir ini disebutkan bahwadokter keluarga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, yang mencakup

    pengetahuan dan keterampilan beberapa dokter spesialis, dan karenanya tidak mungkin jikadiselenggarakan oleh satu dokter spesialis saja.

    Dari uraian tentang orientasi serta ruang lingkup masalah kesepakatan yang ditanganipada praktek dokter keluarga diatas, jelaslah bahwa pelayanan kedokteran yangdiselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanankedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis. Pelayanan

    kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya :

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    14/29

    1. Lebih aktif dan bertanggung jawabKarena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluargamengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung

    jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabilamemungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di

    rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokterkeluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.

    2. Lebih lengkap dan bervariasiKarena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yangditemukan pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga padaumumnya lebih lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankanjika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat

    misalnya, praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 %masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.

    3. Menangani penyakit pada stadium awalSekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan

    pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengandokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit padastadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlaluspesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab

    dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis.Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai

    untuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umumsaja. The family doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, buthe can be expected to treat all common diseases as best possible.

    2. Memahami dan Menjelaskan Sistem Pembiayaan Dokter KeluargaTerdapat 3jenis pembiayaan kesehatanberdasarkan ideologi negara di dunia, yaitu :

    1. Sosialis (welfare state). Pada negara-negara tersebut, negara mempunyai kewajibanpenuh untuk memenuhi biaya kesehatan. Bisa juga disebut tanggungan negara 100%.

    2. Liberalis-kapitalis. Di sini biaya kesehatan diserahkan pada mekanisme pasar ataupemerintah tidak menanggung biaya kesehatan) sehingga pelayanan kesehatan

    menjadi berorientasi pada keuntungan semata.

    3. Kombinasi antara sosialis dan kapitalis. Biaya kesehatan pada negara yang mengacusistem pembiayaan kombinasi ditanggung oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat.

    Berdasarkan dari jenis pembiayaan kesehatan tersebut, dapat ditentukan Indonesia

    mengikuti sistem kombinasi dimana pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat sama-sama

    menanggung beban pembiayaan kesehatan.

    Macam-macam biaya kesehatan:

    Tergantung dari jenis dan kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

    dan atau dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kedokteran,

    maka biaya kesehatan tersebut. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:

    1. Biaya pelayanan kedokteran

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    15/29

    Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan intuk menyelenggarakan dan

    atau memanfaatkan pelayanan kedokteran. Yakni yang tujuan utamanya untuk

    mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.

    2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakatBiaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan

    atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Yakni yang tujuan utamanya

    untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

    Pembiayaan kesehatan di kedokteran keluarga

    Keuangan dalam praktik DOGA tercatat secara seksama dengan cara yang umum danbersifat transparansi. Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupayamaupun sistem pembiayaanfee for service.

    BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial

    Dalam pelayanan di klinik kedokteran keluarga sumber biaya utama adalah daripasien sebagai imbalan atas jasa pelayanan kesehatan yang mereka peroleh. Sumber-sumberlainnya, misalnya donasi dari pemerintah atau hibah (charity) dari yayasan atau LSM ataudari institusi pendidikan (klinik pendidikan).

    Metode pembayaran di klinik dokter keluarga :1) Fee for service2) Asuransi, ciri asuransi di klinik kedokteran keluarga :

    a.Dokter keluarga melakukan pembinaan kesehatan pada keluarga yangmenjadi kliennya. Targetnya adalah penurunan angka kesakitan.Bentuknya berapa kunjungan secara berkala ke rumah asien dan

    memberikan penyuluhan.

    b. Dokter dibayar secara flat setiap bulannya, bukan berdasarkan jumlah kasus yangditangani.

    c. Bila jumlah kasus sedikit maka dokter untung, namun bila banyak maka dokter tidakakan memperoleh keuntungan.

    d. Premi ditetapkan secara kapitasi, yaitu dihitung berdasarkan faktor resiko dari setiapindividu, frekuensi terjadinya penyakit dalam setahun, dan kemungkinan biaya yangdibutuhkan bila ia sakit.

    Biaya kesehatan dapat dilihat dari dua sudut:

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    16/29

    1. Penyedia pelayanan kesehatan (health provider)Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya

    kesehatan dan lebih menunjuk pada seluruh biaya investasi (investment cost) dan

    biaya operasional (operational cost). Ini merupakan persoalan utama dari pihak

    pemerintah atau swasta yakni pihak-pihak yang menyelenggarakan upaya kesehatan.

    2. Pemakai jasa kesehatan(health consumer)Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa

    pelayanan.ini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan.

    Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan

    DanaDana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait,

    dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan untuk

    mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus

    mencukupi dan dapat dipertanggung-jawabkan.

    Sumber dayaSumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi

    dan kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam

    upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk

    mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan.

    Pengelolaan Dana KesehatanProsedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan yang

    disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan

    kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun masyarakat

    yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana

    kesehatanTujuan Pembiayaan Kesehatan

    Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil

    dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya

    pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

    tingginya.

    Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:

    a) Mengupayakan kecukupan dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pafa tingkatpusat dan daerah

    b)

    Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatanpembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskin dan

    rentan melalui pengembangan jaminan

    c) Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatanOrganisasi kesehatan dunia (WHO) memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang

    memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada

    umumnya adalah dalam area sebagai berikut:

    a. Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatanb. Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan

    kesehatan masyarakat miskin

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    17/29

    c. Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransikesehatan sosial (shi)

    d. Penggalian dukungan nasional dan internasionale. Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsionalf. Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan fakta

    ilmiah

    g. Pemantauan dan evaluasi.Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia

    1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya-guna,adil dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan akuntabilitas.

    2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat danupaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin.

    3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yangterorganisir, adil, berhasil-guna dan berdaya-guna melalui jaminan pemeliharaan

    kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib maupun sukarela,yang dilaksanakan secara bertahap.

    4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melaluipenghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal: dana sehat) atau

    memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal: dana sosial keagamaan)

    untuk kepentingan kesehatan.

    5. Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaan kesehatan didaerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun untuk pemerataan

    pelayanan kesehatan, Pemerintah menyediakan dana perimbangan (maching grant)

    bagi daerah yang kurang mampu.

    Sumber Biaya Kesehatan:

    Pemerintah, swasta, masyarakat, sumber lain(hibah, pinjaman dari luarnegri).

    1. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintahTergantung dari bentuk pemerintahan yang dianut, ada ditemukan suatu negara yang

    menanggung biaya kesehatan sepenuhnya (cuma-cuma), pada negara seperti ini tidak

    ditemukan pelayanan kesehatan swasta.

    2. Sebagian ditanggung oleh masyarakatMasyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan

    ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dapat ditemukan

    pelayanan kesehatan swasta,dalam hal ini masyarakat diharuskan membayar

    pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.

    Asuransi Kesehatan

    Suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko

    kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban

    ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih tetapi

    mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.

    Unsur-unsur asuransi kesehatan:

    ada perjanjian ada pembelian perlindungan

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    18/29

    ada pembayaran premi oleh masyarakatJenis-jenis asuransi kesehatan di Indonesia:

    a) Asuransi kesehatan sosial (social health insurance) asuransi ini memegang teguhprinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan kesehatan

    tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status sosial masyarakat sehingga

    semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanankesehatan. contoh:

    PT.askes, PT.jamsostek

    Prinsip kerja:

    Keikutsertaannya bersifat wajib Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya Iuran/premi berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Idealnya harus dihitung 5%

    dari GDP

    Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dantenaga kerja.

    Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan padaresikokelompok (collective risk sharing)

    Tidak diperlukan pemeriksaan awal Jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh

    (universal coverage)

    Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransikesehatansosial di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan untuk mengikuti

    asuransi kesehatan

    b) Asuransi kesehatan komersial perorangan (private voluntary healthinsurance) jenis asuransi ini dapat dibeli preminya baik individu maupun segmen

    masyarakat kelas menengah keatas.Prinsip kerja:

    Kepersertaan bersifat perorangan dan sukarela Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis

    tanggunganyang dipilih.

    Premi berdasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan faktor usia, jeniskelamin, jenis pekerjaan.

    Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal Santunan diberikan sesuai kontrak Peranan pemerintah relatif kecil

    c) Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance) inimerupakan alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersialPrinsip-prinsip dasar:

    Keikutsertaan bersifat sukarela berkelompok Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut Perhitugan premi bersifat community rating yang berlaku untuk

    kelompok masyarakat

    Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan kontrak Tidak diperlukan pemeriksaan awal

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    19/29

    3. Memahami dan Menjelaskan Hubungan Dokter Keluarga dan Mitra KerjaSistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK)

    Pada dasarnya sistem perlayanan dokter keluarga (selanjutnya digunakan SPDK), haruslah

    menerapkan ketiga tahapan pelayanan medis sesempurna mungkin. Komponen sistem,yang sekarang biasa disebut sebagai pemegang saham (stakeholders), paling tidak terdiriatas:

    1. DPU/DK (Sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Primer)2. DSp (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Sekunder)3. DSpK (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Tersier)4. Dokter gigi5. Pihak pendana (Asuransi Kesehatan, Pemerintah, dsb.)6. Regulasi (perundangan, Sistem Kesehatan Nasional, dsb.)7. Pasien (dengan keluarga dan masyarakatnya)8. Farmasi (profesional dan pengusaha)9.

    Staf klinik selain dokter (Bidan, perawat, dsb)10. Karyawan non-medis

    11. Dsb.Mereka harus bekerjasama secara mutualistis mewujudkan pelayanan kesehatan yangbermutu. Semua pemegang saham mempunyai andil, hak dan kewajiban yang sama dalammewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Yang dimaksud dengan pelayanankesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pasien, tidakmelanggar aturan atau perundangan maupun etika profesi, dan menjamin kesejahteraanbagi penyelenggaranya. Jika salah satu komponen sistem merusak tatanan, menyalahiaturan main agar memperoleh keuntungan bagi dirinya, maka akibat negatifnya akandirasakan oleh seluruh komponen sistem termasuk, pada akhirnya, yang menyalahi aturan

    itu. Oleh karena itu diperlukan kerjasama profesional yang mutualistis di antara anggotasistem.

    Dengan kata lain, dalam sistem pelayanan dokter keluarga pelayanan diselenggarakan olehtim kesehatan yang bahu-membahu mewujudkan pelayanan yang berumutu. Setiapkomponen sistem mempunyai tugas masing-masng dan harus dikerjakan sungguh-sungguhsesuai dengan tatanan yang berlaku. Bidan dan perawat membantu dokter di klinikmisalnya, memberikan obat kepada pasien d ibawah tanggung-jawab dokter. Jadi bidandan perawat tidak memberikan obat tanpa persetujuan dokter. Sebaliknya dokter harusmemberikan perintah tertulis di dalam rekam medis untuk setiap pemberian obat. Bidandan perawat dibenarkan mengingatkan dokter jika perintah pemberian obat itu tidak jelas

    atau belum dicantumkan. Demikian pula dokter keluiarga yang sebenarnya dokter praktikumum dibenarkan mengingatkan dan diharuskan bertanya langsung kepada dokterspesialis yang dikonsuli atau dirujuki jika ada hal yang kurang jelas atau berbedapendapat. Demikianpula komponen system yang lain termasuk masyarakat pasien

    dibenarkan dan bahkan diharuskan saling kontrol saling mengingatkan agat tidak terjadihal-hal yang tidak diinginkan.

    Dapat di lihat bentuk komunikasi atau kerjasama antara dokter dan teman sejawatnya dilakukan dalam berbagai hal seperti :

    1. Merujuk pasienPada pasien rawat jalan, karena alasan kompetensi dokter dan keterbatasan fasilitas

    pelayanan, dokter yang merawat harua merujuk pasiennya pada teman sejawat lainnya.2. Bekerjasama dengan sejawat

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    20/29

    Dokter harus memperlakukan teman sejawat tanpa membeda-bedakan jenis kelamin,ras, usia, kecacatan, agama, status sosial atau perbedaan kompetensi yang dapat

    merugikan hubungan profesional antar sejawat.3. Bekerja dalam tim

    Asuhan kesehatan selalu di ingatkan melalui kerjasama dalam tim multidisiplin.4. Mengatur dokter pengganti.

    Ketika seorang dokter berhalangan, dokter tersebut harus menentukan dokter penggantiserta mengatur proses mengalihkan yang efektif dan komunikatif dengan dokterpengganti.

    5. Mematuhi tugasSeorang dokter yang bekerjapada institusi pelayanan atau pendidikan kedokteran harusmematuhi tugas yang digariskan pimpinan institusi, termasuk sebagai dokter pengganti.

    6. Pendelegasian wewenangPendelegasian wewenang kepada perawat, peseta prograrm pendidikan spesialis,mahasiswa kedokteran dalam hal pengobatan atau perawatan atas nama dokter yangmerawat, harus disesuaikan dengan kompetensi dalam melaksanakan prosedur dan

    terapi yang sesuai dengan peraturan baru.

    a. Komunikasi Dokter-Profesi Lain1. Kolaborasi

    Pengertian Menurut Shortridge, et al (1986)Hubungan timbal balik di mana [pemberi pelayanan] memegang tanggung jawab

    paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektifmereka.

    Elemen-elemen Kolaborasi1. Struktur2. Proses3.

    Hasil Akhir

    Model Kolaboratif Tipe I1. Menekankan Komunikasi Dua Arah2. Masih menempatkan Dokter pada posisi utama3. Masih membatasi Hubungan Dokter dengan Pasien

    Model Kolaboratif Tipe II1. Lebih berpusat pada Pasien2. Semua Pemberi Pelayanan harus bekerja sama3. Ada kerja sama dengan Pasien4. Tidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerus

    Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telahcukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yangberbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya

    hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendalapsikologis keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan

    kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapatmenjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien.

    Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkatprofesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadisumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam

    aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi danbiasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    21/29

    masih medukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dandokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan

    cara berkomunikasi diantara keduanya.

    Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinikbekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkuppraktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagaipemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukanoleh peraturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat dan doktermerencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja salingketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-nilai danpengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap

    perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

    Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat digunakanuntuk mencapai tujuan kolaborasi team :

    a) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas denganmenggabungkan keahlian unik profesional.

    b) Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber dayac) Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitasd) Meningkatnya kohesifitas antar profesionale) Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional,f) Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami

    orang lain

    Kesuksesan kolaborasi dalam suatu pelayanan kesehatan dipengaruhi olehfaktor-faktor

    a) Faktor interaksi ( interactional determinants), yaitu hubunganinterpersonal diantara anggota tim yang terdiri dari kemauan untukberkolaborasi, percaya, saling menghargai dan berkomunikasi .

    b) Faktor Organisasi ( organizational determinants) yaitu kondisi di dalamorganisasi tersebut yang terdiri dari:1. Organizational structure (struktur horisontal dianggap lebih berhasil

    daripada struktur hierarkis);2. Organizations philosophy (nilai nilai keterbukaan, kejujuran,

    kebebasan berekspresi, saling ketergantungan, integritas dan sikapsaling percaya;

    3. administrative support ( kepemimpinan);4. team resource (tersedianya waktu untuk bertemu dan berinteraksi,

    membagi lingkup praktek dengan profesional lain, bekerja dalam

    suatu unit yang kecil) ;5. coordination mechanism ( pertemuan formal untuk diskusi,

    standarisasi prosedur dalam bekerja ).c) Faktor lingkungan organisasi( organizations environment/ systemic

    determinants) yaitu elemen diluar organisasi, seperti sistem sosial,budaya, pendidikan dan profesional.

    2. Pendekatan Praktik Hirarkis Menekankan Komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan Pasien terbatas Dokter merupakan Tokoh yang dominan

    Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, spt IGD

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    22/29

    Sebelum ada model Kolaborasi, hubungan yang ada adalah Model PRAKTIKHIRARKIS.

    Praktik Hirarkis merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan sebelum profesiperawat semakin berkembang.

    Selanjutnya dikenal ada 2 (dua) model Kolaborasi yang lain (Model 1 dan Pendekatan Praktik Hirarkis menekankan komunikasi satu arah. kontak dokter dengan pasien terbatas. dokter merupakan tokoh yang dominan. cocok untuk ditetapkan di keadaan tertentu , seperti: IGDpendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktek dokter di Indonesia

    DOKTER

    REGISTERED NURSE

    PEMBERI PELAYANAN LAIN

    PASIEN

    b. Komunikasi Dokter-ApotekerUntuk dapat berkomunikasi dengan baik, dokter perlu mengetahui apa yang menjaditanggung jawab profesi apoteker dalam pelayanan farmasi. Pelayanan farmasi dapatdilakukan di berbagai tempat seperti rumah sakit, Puskesmas, Poliklinik, Apotek, dll.

    Adanya pemahaman masing-masing pada profesi mitra kerjanya akan memudahkanterjadinya komunikasi yang baik antar profesi.

    Empat unsur Pelayanan Farmasia.

    Pelayanan Farmasi yang baik.b. Pelayanan profesi apoteker dalam penggunaan obat.

    c. Praktik dispensing yang baik.Pelayanan profesional apoteker yg proaktif dalam berbagai kegiatan yg bertujuanuntuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

    4.Memahami dan Menjelaskan Sistem Rujukan dan Konsultasi pada Dokter Keluarga

    Definisi

    Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional terkait penangan suatu kasuspenyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter, kepada dokter lain yang lebih

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    23/29

    ahli di bidangnya. Namun kewenangan penanganan masih berada pada dokter

    keluarga yang bersangkutan.

    Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganankasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang

    sesuai.

    Konsultasi dapat dilakukan mendahului rujukan, namun tidak jarang langsungmelakukan rujukan. Meskipun demikian, ada kalanya keduanya dipergunakan

    bersama-sama.

    Rujukan dalam pelayanan kedokteran ini umumnya kepada pelayan yang lebih tinggiilmu, peralatan dan strata yang lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasus atau

    problem tersebut.

    Karakteristik

    1. Ruang lingkup kegiatan: konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. Rujukan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus

    penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga.2. Kemampuan dokter: konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli atau yang

    lebih berpengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak.

    3. Wewenang dan tanggung jawab: konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetappada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.

    Macam-macam Rujukan:

    Rujukan medis: Rujukan pasien (transfer of patient) Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) Rujukan bahan (transfer of specimens)

    Rujukan kesehatan: Rujukan tenaga Rujukan sarana Rujukan operasional

    Manfaat Konsultasi dan Rujukan:

    1. Meningkatkanpengetahuan dan keterampilan (bila sistemnya berjalan sesuai dengan yang

    seharusnya)

    2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan terpenuhi (terbentuk team work)

    Masalah Konsultasi dan Rujukan

    1. Rasa kurang percayapasien terhadap dokter (bila rujukan/konsultasi inisiatif dokter)

    2. Rasa kurang senangpada diri dokter (bila rujukan/ konsultasi atas permintaan pasien)

    3. Bila tidak ada jawaban dari konsultasi

    4. Bila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan

    5. Bila ada pembatas (sikap/ perilaku,biaya, transportasi)

    6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.

    Tata Laksana Konsultasi dan Rujukan

    Dasarnya adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama,dan sistem kesehatan terutama sub sistem pembiayaan kesehatan yang berlaku.

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    24/29

    Konsultasi (McWhinney, 1981):

    a. Penjelasan lengkapkepada pasien alasan untuk konsultasib. Berkomunikasisecara langsung dengan dokter konsultan (surat, formulir khusus,

    catatan di rekam medis, formal/ informal lewat telefon)

    c. Keterangan lengkap tentang pasiend. Konsultan bersedia memberikan konsultasi

    Tata Cara Rujukan

    Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi danrujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka,

    seperti dokter ahli tertentu.

    Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengandokter yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang

    memuat informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan

    yang dilakukan oleh dokter keluarga.

    Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkapmungkin. Tujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan

    diagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat

    pengobatan atau yang lainnya.

    Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajibmemberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya,

    harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih seuai.

    Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

    Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab

    1. I nterval referral, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penderita sepenuhnyakepada dokter konsultan untukjangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu

    tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.

    2. Collateral referr al, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderitahanya untuksatu masalah kedokteran khusus saja.

    3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderitasepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.

    4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderitasepenuhnya kepada beberapa dokterkonsultan, dan selama jangka waktu pelimpahanwewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    25/29

    5.Memahami dan Menjelaskan Adab dan Tatacara Pemeriksaan dan

    Penanganan Pasien sesuai Ajaran Islam

    Adab-adab yang bersifat khusus diantaranya:

    a. Berusaha menjaga kesehatan pasien sebagai konsekuensi amanah dan tanggungjawabnya dan berusaha menjaga rahasia pasien kecuali dalam kondisi darurat atauuntuk tindakan preventif bagi yang lainnya.Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda :"Barangsiapa yang menutup (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup(aibnya) pada hari kiamat. "(HR. al-Bukhari 2442 dan Muslim 7028).

    b. Senantiasa menyejukkan hati pasien, menghiburnya dan mendo'akannya.Salah satunya ialah dengan mengucapkan "Tidak mengapa, insyaallah ini adalahpenghapus dosa", atau meletakkan tangan kanan di tempat yang sakit seraya berdo'a:" Wahai Robb manusia, hilangkanlah penyakit tersebut, sembuhkanlah, Engkauadalah penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu,kesembuhan yang tidak ditimpa penyakit lagi. " (HR. Muslim 2191 dan yanglainnya).

    c. Hendaknya memberitahukan kepada pasien bahwa yang menyembuhkan hanyaAllah Ta'ala sehingga hatinya bergantung kepada Allah, bukan kepada dokter.Nabi sholallohu 'alaihi wasalam berkata kepada Abu Rimtsah (seorang dokter ahli) :

    " Allah adalah dokter, sedangkan kamu adalah orang yang menemani yang sakit. "(HR. Abu Dawud 4209, ash-shahiihah 1537).

    d. Seorang dokter tidak boleh membohongi pasiennya.Misalnya tatkala stok obat habis ia memberikan obat yang tidak sesuai denganpenyakitnya atau memberikan obat yang di dalamnya terkandung bahan-bahan yangdiharamkan.

    e. Hendaknya profesi dalam bidang kedokteran bertujuan untuk memuliakan manusia.Oleh karena itu tidak diperkenankan bagi seorang dokter atau petugas kesehatan

    lainnya untuk membakar potongan tubuh pasien, namun hendaknya diberikankepada sang pasien atau keluarganya untuk dikubur. Selain itu tidak diperbolehkan

    memperjualbelikan darah pasien, mengadakan operasi-operasi plastik untukmengubah wajah, telinga, alis, hidung dan lainnya, karena hal itu termasukmengubah ciptaan Allah yang diharamkan dalam Islam. Allah Ta'ala berfirman :(Setan berkata) : "Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalubenar-benar mereka mengubahnya. "(QS. an-Nisa' (4) : 119).Di samping itu, tidak diperbolehkan ta'awun dalam kejelekan, seperti menjual obat-obat penggugur kehamilan sehingga melariskan perzinaan.

    f. Seorang dokter, perawat, mantri, bidan, apoteker dan petugas kesehatan lainnyahendaknya betul-betul meningkatkan dan menekuni pekerjaanya.

    Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam :"Barangsiapa yang menerjuni kedokteran sedangkan tidak diketahui orang itu ahli

    kedokteran, maka ia menanggung (kerugian pasien)." (HR. Abu Dawud 4586, ash-shahiihah 635).

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    26/29

    g. Profesi dalam bidang pengobatan termasuk pekerjaan yang mulia sehingga

    diharapkan bagi para dokter untuk menggapai ridha Allah dalam setiap aktivitasnya.Nabi sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Sebaik-baik manusia adalah yang

    paling bermanfaat bagi manusia yang lain." (Dikeluarkan oleh ad-Daruqutni, ash-shahiihah 426).

    h. Memberikan keringanan biaya pasien yang kurang mampu.Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Barangsiapa yang melapangkankesusahan dunia seorang mukmin, maka Allah akan melapangkan kesusahannya diakhirat."(HR. Muslim 2699).

    Adapun adab dan akhlak yang bersifat umum yang harus dimiliki seorang dokter adalah :

    1.Tidak boleh berduaan dengan pasien wanita dalam satu ruangan tanpa ditemanimahram sang perempuan. Minimal pintu ruangan harus terbuka sehingga terlihat

    oleh keluarganya.

    2.Seorang dokter tidak boleh menyalami perempuan yang bukan mahramnya ataumemperbanyak pembicaraan dengannya kecuali untuk kepentingan pengobatan.3.Hendaknya tetap menjaga shalatnya, kecuali dalam kondisi genting maka tidak

    mengapa ia menjama' dua shalat.4.Hendaknya menjauhi syiar-syiar dan gaya orang kafir, seperti mencukur jenggot,

    memanjangkan kumis, isbal, bebas bercakap-cakap dengan dokter atau perawat

    wanita.

    Di samping adab-adab tersebut di atas, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh parapetugas kesehatan tentang rumah sakit, klinik, apotek maupun tempat praktiknya, yaitu :

    1.Hendaknya mengkhususkan satu ruangan untuk shalat, baik bagi laki-laki maupunperempaun, mengingat pentingnya masalah sahalat.

    2.Menjadi kewajiban dan PR kita bersama untuk menjadikan rumah sakit terhindar dariikhtilath (bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram).

    3.Tidak diperkenankan menggantung gambar makhluk bernyawa di tembok ataudinding.

    4.Hendaknya tidak menyediakan asbak bagi para pengunjung rumah sakit karena ituadalah bentuk ta'awun dalam kejelekan.

    5.Hendaknya memisahkan antara ruangan pasien yang berpenyakit menular denganyang tidak menular, demikian pula agar para pengunjung tidak kontak langsungdengan si pasien tersebut sehingga penyakitnya tidak menular- dengan izin Allah-

    kepada yang lainnya. Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Jangan

    sekali-kali mencampur yang sakit dengan yang sehat."(HR. al-Bukhari 5328). Halitu dikuatkan juga dengan sabda beliau tentang wabah penyakit menular : "Jikakalian mendengar (ada wabah) di suatu negeri, maka janganlah kalianmemasukinya."(HR. al-Bukhari 5287 dan Muslim 5775).

    6.Hendaknya kamar mandi atau WC tidak menghadap ke arah kiblat ataumembelakanginya, sebagaimana sabda Nabi sholallohu 'alaihi wasalam : "Janganmenghadap kiblat tatkala buang air besar dan kencing dan jangan pulamembelakanginya."(HR. al-Bukhari 144, Muslim 264, at-Tirmidzi 8, Abu Dawud9).

    7.Dianjurkan untuk mengubah kantornya ke arah kiblat dan duduk menghadap kiblat,berdasarkan hadits Abu Hurairah, bahwa Rowulullah sholallohu 'alaihi wasalam

    bersabda : "Sesungguhnya segala sesuatu memiliki tuan, dan tuannya majelis

    adalah arah kiblat." (HR. ath-Thabrani dalam al-Ausath 2354, dan dihasankan

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    27/29

    Syaikh al-Haitsami 8/114, as-Sakhawi (102) dan Syaikh al-albani dalam ash-Shahiihah (2645) dan Shahiih at-Targhib (3085) ).

    Adab pemeriksaan terhadap pasien

    Jika dokter laki-laki (dikarenakan tidak terdapat dokter perempuan) dengan dalihmengobati dan atau pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan di atas(memandang dan menyentuh) seperti; mendeteksi denyut nadi, mengambil darah dan

    memijit, dimana dokter tidak memiliki cara lain kecuali terpaksa memandang badanyang bukan mahramnya atau menyentuh badannya (dan tidak memungkinkan diamenggunakan kaos tangan atau semacamnya, dengan maksud menyentuh secara tidaklangsung), dalam hal ini menyentuh dan memandang tidak ada masalah.

    Akan tetapi jika dalam masalah ini dokter mampu mengobati hanya dengan

    memandang saja dan atau hanya dengan menyentuh pasien yang bukan mahramnyatersebut maka dokter harus mencukupkan dengan memandang saja atau menyentuh saja(itupun sebatas darurat) dan lebih daripada itu tidak boleh. Dokter perempuan dalam hal

    memandang dan menyentuh pasien laki-laki yang bukan mahramnya juga berlaku hukum

    demikian. Begitu para ulama mengatakan.Karena orang yang sakit sengaja menemui dan menaruh kepercayaan terhadap

    dokter, para terapis atau ahli medis harus memberikan pelayanan dan perlindungan yangterbaik bagi pesiennya. Namun harus tetap menjaga syariat. Misalnya tidak bolehmemberikan obat yang haram. Juga harus menjaga hubungan lawan jenis. Jika pasiennyabukan muhrimnya, hendaklah ada pihak ketiga yang menemani. Jangan hanya berdua

    didalam kamar pengobatan.Telah di nukil dari Imam Musa ibnu Jafar yang mengatakan: Seorang lelaki

    buta dengan lebih dahulu meminta izin telah memasuki rumah Fatimah (sepertinya diaperlu dengan Rasulullah SAW) Fatimah mengambil kerudungnya dan beliaubersembunyi di dalam kerudung tersebut (mengambil hijab), Nabi SAW berkata: Putrikumengapa engkau menutup dirimu sedangkan dia tidak melihatmu? Beliau berkata:

    Apabila dia tidak melihat saya, tapi saya melihat dia dan dia (jika tidak melihat dan buta)tetapi dia mencium bau wanita. Rasulullah SAW sedemikian gembiranya sambil berkata:

    Saya bersaksi bahwa engkau adalah belahan jiwaku. (Hayaatu Al-Imam Husain,KhutbahHadrat Zaenab)

    Lihatlah begitu diagungkannya urusan hijab oleh Rasulullah SAW.Allah Ta`ala menyebutkan dalam firman-Nya surat al-An'am/6 ayat 119:

    "Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nyaatasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya".

    Bila memang dalam keadaan darurat dan terpaksa, Islam memang membolehkanuntuk menggunakan cara yang mulanya tidak diperbolehkan. Selama mendatangkanmaslahat, seperti untuk pemeliharaan dan penyelamatan jiwa dan raganya.

    Meskipun dibolehkan dalam kondisi yang betul-betul darurat, tetapi harusmengikuti rambu-rambu yang wajib untuk ditaati. Tidak berlaku secara mutlak.

    Keberadaan mahram adalah keharusan, tidak bisa ditawar-tawar. Sehingga tatkalaseorang muslim/muslimah terpaksa harus bertemu dan berobat kepada dokter yangberbeda jenis, ia harus didampingi mahramnya saat pemeriksaan. Tidak berduaan dengansang dokter di kamar praktek atau ruang periksa.

    Syarat ini disebutkan Syaikh Bin Baz rahimahullah untuk pengobatan padabagian tubuh yang nampak, seperti kepala, tangan, dan kaki. Jika obyek pemeriksaanmenyangkut aurat wanita, meskipun sudah ada perawat wanita misalnya, maka

    keberadaan suami atau wanita lain (selain perawat) tetap diperlukan, dan ini lebih baikuntuk menjauhkan dari kecurigaan.

  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    28/29

    Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan berguna agar kaum Muslim tidaktersesat di dunia. Adab-adab tersebut antara lain:

    1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenisAllah berfirman: Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah merekamenundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan katakalah kepadawanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memeliharakemaluannya. (QS. An-Nur: 30-31)

    2. Tidak berdua-duaanRasulullah saw bersabda: Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (khalwat)dengan wanita kecuali bersama mahromnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

    3. Tidak menyentuh lawan jenisDi dalam sebuah hadits, Aisyah ra berkata, Demi Allah, tangan Rasulullah tidakpernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setiakepada pemimpin). (HR. Bukhari)Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salahsatu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah bersabda, Seandainyakepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada

    menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (HR. Thabrani dengan sanad hasan)

    DAFTAR PUSTAKA

    Azwar, Azrul (1995): Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, PT.Binarupa Aksara, Jakarta.

    Azwar, Azrul (1995): Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan; Yayasan

    Penerbitan IDI; Jakarta.

    Azwar, Azrul, Justam, Judil dan Bustami, Nilda S (1983) : Bunga rampai, dokterkeluarga; Kelompok Studi Dokter Keluarga, Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI (1986): Survai Nasional Kesehatan Rumah Tangga

    tahun 1985/1986, DEPKES RI, Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI (1989): Sistem Kesehatan Nasional, DEPKES RI,

    Jakarta.

    Prasetyawati AE. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya.. Diakses melalui:

    http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf

    pada 29 Desember 2012

    Sulastomo (1984), Bunga Rempa Pelayanan Kesehatan, Jakarta.

    Sudjoko Kuswadji (1996), Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga, Widya

    Medika, Jakarta.

    http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf%20pada%2029%20Desember%202012http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf%20pada%2029%20Desember%202012http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf%20pada%2029%20Desember%202012http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf%20pada%2029%20Desember%202012http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf%20pada%2029%20Desember%202012
  • 8/12/2019 Wrap Up Kedkel - Sken.3

    29/29