NAMA : FRISCHA TRIROSALIA NIM : 04011381320006 PSPD B FK UNSRI 2013 1. Bagaimana fisiologi penglihatan ? sumber cahaya masuk ke mata melalui kornea melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris dibiaskan oleh lensa terbentuknya bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optic otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina obyek terlihat sesuai dengan aslinya. 2. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik cendoxytrol ? Tiap 1 ml Cendo Xitrol Eye Drops mengandung Deksametason 0,1%, Neomisina 3,5 mg, dan Polimiksina 6000 IU. Cara kerja obat : Cendo xitrol adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat kortikosteroid (deksametason) dan antibiotic (neomisina dan polimisina). Kortikosteroid mempunyai efek antiinflamasi atau menekan peradangan. Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek antibacterial.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NAMA : FRISCHA TRIROSALIA
NIM : 04011381320006
PSPD B FK UNSRI 2013
1. Bagaimana fisiologi penglihatan ?
sumber cahaya masuk ke mata melalui kornea melewati pupil yang
lebarnya diatur oleh iris dibiaskan oleh lensa terbentuknya bayangan di
retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil sel-sel batang dan sel kerucut
meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optic otak membalikkan lagi
bayangan yang terlihat di retina obyek terlihat sesuai dengan aslinya.
2. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik cendoxytrol ?
Tiap 1 ml Cendo Xitrol Eye Drops mengandung Deksametason 0,1%,
Neomisina 3,5 mg, dan Polimiksina 6000 IU.
Cara kerja obat :
Cendo xitrol adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat
kortikosteroid (deksametason) dan antibiotic (neomisina dan polimisina).
Kortikosteroid mempunyai efek antiinflamasi atau menekan peradangan.
Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek antibacterial.
Deksamentosa mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi neutrophil,
mengurangi produksi mediator inflamasi, dan menurunkan permeabilitas
kapiler yang semula tinggi dan menekan respon imun. Neomisin sulfat
biasanya berfungsisebagai pengobatan terhadap infeksi kulit, luka cakar atay
teriris, dan luka bakar. Polymyxin B Sulfate secara aktif melawan kuman yang
bernama Ps. Aeruginosa. Antibiotic ini mengintervensi membrane sitoplasma
kuman yang mengganggu pengaturan cairan pada mata.
a. Deksametason
Pada orang dewasa normal, disekresi 10-20 mg kortisol setiap hari
tanpa adanya stres. Pada plasma, kortisol terikat pada protein dalam
sirkulasi. Dalam kondisi normal sekitar 90% berikatan dengan globulin-α
2 (CBG/ corticosteroid-binding globulin), sedangkan sisanya sekitar 5-
10% terikat lemah atau bebas dan tersedia untuk digunakan efeknya pada
sel target. Jika kadar plasama kortisol melebihi 20-30%, CBG menjadi
jenuh dan konsentrasi kortisol bebas bertambah dengan cepat.
Kortikosteroid sintetis seperti dexamethasone terikat dengan albumin
dalam jumlah besar dibandingkan CBG. Waktu paruh kortisol dalam
sirkulasi, normalnya sekitar 60-90 menit, waktu paruh dapat meningkat
apabila hydrocortisone (prefarat farmasi kortisol) diberikan dalam jumlah
besar, atau pada saat terjadi stres, hipotiroisme atau penyakit hati. Hanya
1% kortisol diekskresi tanpa perubahan di urin sebagai kortisol bebas,
sekitar 20% kortisol diubah menjadi kortison di ginjal dan jaringan lain
dengan reseptor mineralokortikoid sebelum mencapai hati. Perubahan
struktur kimia sangat mempengaruhi kecepatan absorpsi, mula kerja dan
lama kerja juga mempengaruhi afinitas terhadap reseptor, dan ikatan
protein. Prednisone adalah prodrug yang dengan cepat diubah menjadi
prednisolon bentuk aktifnya dalam tubuh. Glukokortikoid dapat diabsopsi
melalui kulit, sakus konjungtiva, dan ruang synovial. Penggunaan jangka
panjang atau pada daerah kulit yang luas dapat menyebabkan efek
sistemik, antara lain supresi korteks adrenal.
b. Neomisin
ABSORPSI: Secara oral, mencapai kadar puncak dalam darah 1-4 jam
setelah dikonsumsi secara oral.
DISTRIBUSI: Volume distribusi tubuh adalah 0,36l/kg.
METABOLISME: Dimetabolisme di hati.
EKSKRESI: Melalui feses (97% dari yang dikonsumsi secara oral,
diekskresi dalam bentuk utuh), melalui urine (30-50% dari yang
diabsorpsi, diekskresi dalam bentuk utuh).
c. Polimiksina
3. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi ?
AVOD: 1/300
AVOD :1/300, pada orang normal dapat melihat 300 meter, tapi pasien
hanya dapat melihat 1 meter. Mekanisme nya karena adanya sel-sel darah
merah di bilik anterior sehingga mengganggu media refraksi, penglihatan
turun.
TIOD: 35,50 mmHg
TIOS: 18.5 mmHg
TIO Normal : 10-21 mmHg TIOD : 35,50 mmHg Abnormal (tinggi)
Mekanisme : trauma merobek pembuluh darah di iris dan merusak sudut
bilik mata depan. Darah di dalam aqueous dapat membentuk suatu lapisan
yang dapat terlihat (hifema). Glaukoma akut terjadi bila anyaman
trabekular tersumbat oleh fibrin dan sel atau bila pembentukan bekuan
darah menimbulkan blokade pupil yang akan mengakibatkan TIO
meningkat.
Pada traumatic hifema, TIO bisa meningkat karena beberapa alasan. Pada
onset yang akut, peningkatan TIO berhubungan dengan 1) oklusi dari
anyaman trabekular oleh bekuan darah, sel sel inflamasi, ataupun debris
aritrosit; atau 2) blok pupil sekunder terhadap bekuan darah berbentuk
tombol yang terdapat pada bilik mata depan dan bilik mata belakang.
Palpebra blefarospasme (+)
Positif, jika ditemukan kedipan mata yang kuat melebihi normal (yaitu 10-
15 kali) dalam satu menit. Mekanisme: Adanya gangguan pada ganglia
basalis yang menyebabkan produksi asetilkholin yang berlebihan.
Konjungtiva subkonjungtiva bleeding (+)
Interpretasi: Tidak normal Normal: tidak ada perdarahan.
Mekanisme: Di konjungtiva banyak terdapat saraf dan pembuluh darah
kecil yang rapuh, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pembuluh
darah yang rapuh ini bisa pecah dan mengakibatkan perdarahan
subkonjungtiva (daerah dibawah konjungtiva) yang tampak sebagai patch
merah terang (paling banyak) atau merah gelap.
Kornea Oedema
Trauma tertutup ( bola bulu tangkis ) robeknya pembuluh darah iris atau
badan siliar darah berpindah ke bilik mata depan blokade trabekular
oleh sel darah merah cairan aquos humor tidak bisa dikeluarkan
(gangguan aliran aquos humor) akumulasi cairan pada bilik mata depan
kornea edema
Bilik mata depan terdapat darah (+) (Black Ball Eye)
Tidak normal karena ada akumulasi darah di camera occuli anterior yang
disebabkan robeknya pembuluh darah iris/badan siliar yang akan
bercampur dengan aquous humor yang jernih.
Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi menjadi beberapa grade (Sheppard) :
1. Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga COA
2. Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah COA
3. Grade III : darah mengisi hampir total COA
4. Grade IV : darah memenuhi seluruh COA
Iris, pupil, lensa, dan segmen posterior tidak dapat dinilai.
Normalny semua dapat dilihat. Akan tetapi pada kasus ini terjadi
pendarahan di bilik anteriornya sehingga lensa yang seharusnya bening,
menjadi tertutupi dan tidak dapat dinilai. Begitu juga dengan iris, dan pupil.
Sedangkan segmen posterior tidak dapat dinilai karena terjadi edema.
4. SKDI ?
3B. Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien.
Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
5. Komplikasi ?
- komplikasi trauma :
a. hematoma kelopak
b. edema konjungtiva
c. hematoma subkonjungtiva
d. edema kornea
e. erosi kornea
f. erosi kornea rekuren
g. iridoplegia
h. hifema
- komplikasi hifema
a. perdarahan sekunder
b. glaucoma sekunder
c. hemosiderosis kornea
d. sinekia posterior
e. atrofi optic
f. uveitis
Anatomi Mata
Kelopak Mata
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan
sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra
merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap
trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Dapat membuka diri untuk memberi
jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.Pembasahan
dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan
sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan
kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
- Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar
Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas
dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra
terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang
berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian
menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit
tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini
dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka
mata.
- Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
- Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan
pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan
jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20
pada kelopak bawah).
- Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang
kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang
menghasilkan musin.
Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini.
Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin
bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa
kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan
kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea
tidak kering.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus.
- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di
bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.
Bola Mata
Bola mata terdiri atas :
- dinding bola mata
- isi bola mata.
Dinding bola mata terdiri atas :
- sklera
- kornea.
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian
depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk
dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan,
yaitu :
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera
disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam
bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh
ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda
paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan
pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola
mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot
siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar
mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.
Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos
humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di
batas kornea dan sklera.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke
otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina
dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di
dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi
ablasi retina.
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan
siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau
melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak
di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
Sklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus
dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.
Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak
kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai
kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Dibagian
belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian
luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan
oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian
dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-
filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan
suprakoroid.
Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah
depan dan terdiri atas lapis :
1. Epitel
- Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating tumpang
tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
- Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke depan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal
berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui
desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan
glukosa yang merupakan barrier.
- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
- Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
2. Membran Bowman
- Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
- Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
3. Stroma
- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat
kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama
yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang
merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah
trauma.
4. Membran Descement
- Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.
- Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40
µm.
5. Endotel
- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm. Endotel
melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden.
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus,
saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam