BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Diuretik Diuretik merupakan obat-obatan yang dapat meningkatkan ekskresi urin (diuresis). Istilah diuresis memiliki dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik ialah mobilisasi cairan edema seperti yang terlihat pada gambar 1, dengan mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstraselular kembali ke normal. 7 Gambar 1. Mekanisme mobilisasi edema pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Diuretik
Diuretik merupakan obat-obatan yang dapat meningkatkan ekskresi urin
(diuresis). Istilah diuresis memiliki dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah
pengeluaran zat-zat terlarut dan air.
Fungsi utama diuretik ialah mobilisasi cairan edema seperti yang terlihat pada
gambar 1, dengan mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga
volume cairan ekstraselular kembali ke normal.
Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan
tempat kerja diuretik tersebut, untuk itu diuretik dibagi berdasarkan tempat kerja
(site of actions) seperti yang terlihat pada gambar 2. Berdasarkan tempat kerja
diuretik tersebut, diuretik dibagi menjadi:
7
Gambar 1. Mekanisme mobilisasi edema pada diuretik
8
Penghambat mekanisme transport elektrolit tubuli ginjal
o Diuretik kuat
o Benzotiadiazide
o Diuretik hemat kalium
o Penghambat karbonik anhidrase
Diuretik osmotik
Gambar 2. Jenis diuretik berdasarkan site of actions
9
II. 1.1. Penghambat Mekanisme Transport Elektrolit Tubuli Ginjal
II. 1.1.1 Diuretik Kuat
Diuretik kuat atau yang disebut juga high-ceiling diuretics merupakan
sekelompok diuretik yang efeknya sangat kuat dan cepat dibandingkan dengan
diuretik jenis lain. Tempat kerja utamanya di epitel segmen tebal Ansa Henle
asenden, oleh karena itu kelompok diuretik ini disebut juga loop diuretics. Obat-
obat yang termasuk kedalam kelompok ini diantaranya furosemide, torsemide,
bumetanid, dan asam etakrinat.
Furosemide atau asam 4-kloro-N-furfuril-5-sulfanoil antranilat, masih tergolong
derivat sulfonamide. Obat ini merupakan salah satu obat standar untuk
pengobatan gagal jantung dan edema interstitial.
Bumetanid yang merupakan derivat asam 3-aminobenzoat merupakan obat yang
lebih poten dari furosemide tetapi dalam hal lain keduanya memiliki kemiripan
struktur satu sama lain.
Sementara jenis diuretik kuat lainnya yakni asam etakrinat, bukan merupakan
derivat sulfonamide seperti kedua obat sebelumnya dan termasuk diuretik yang
dapat diberikan secara oral maupun parenteral dengan hasil yang memuaskan.
Gambar 3. Struktur Kimia Furosemide
Gambar 4. Struktur Kimia Bumetanide
10
Farmakodinamik
Diuretik kuat bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi elektrolit pada
symporter Na+/K+/2Cl- di segmen tebal ansa Henle asenden yakni di epitel
bagian luminal. Beberapa inhibitor symporter Na+/K+/2Cl- memiliki efek
menurunkan reabsorpsi di tubulus proksimal tetapi sampai saat ini masih
dipelajari. Ketika terjadi inhibisi pada symporter tersebut, secara langsung akan
mengakibatkan peningkatan ekskresi natrium diikuti dengan ekskresi klor karena
reabsorpsi klor bergantung pada transport aktif natrium serta ekskresi kalium.
Selain itu inhibitor symporter Na+/K+/2Cl- juga dapat menghambat reabsorpsi
kalsium dan magnesium dengan cara menghilangkan beda potensial transepitelial
sebagai pendorong utama reabsorpsi kation tersebut sehingga timbullah diuresis.
Selain itu diuretik kuat dapat meningkatkan kadar asam urat plasma dengan cara
berkompetisi pada sistem sekresi anion di tubulus.
Di sisi lain, furosemide dan bumetanid juga memiliki daya hambat karbonik
anhidrase tetapi aktivitasnya terlalu lemah untuk mengakibatkan diuresis di
tubulus proksimal sedangkan asam etakrinat tidak menghambat karbonik
anhidrase. Dari besarnya diuresis yang terjadi, asam etakrinat diduga bekerja di
segmen tubuli lain tetapi mekanismenya belum dapat dipahami.
Gambar 5. Struktur Kimia Asam Etakrinat
Gambar 6. Mekanisme Kerja Diuretik Kuat
11
Farmakokinetik
Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang berbeda-
beda.Obat ini terikat protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di
glomerulus tetapi cepat disekresi melalui sistem transport asam organik di tubulus
proksimal sehingga terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin sekali bekerja di
segmen yang lebih distal. 2/3 diuretik kuat diekskresikan melalui ginjal dalam
bentuk utuh dan sisanya dalam bentuk metabolit.
Penggunaan Klinik pada Gagal Jantung
Furosemid merupakan obat standar untuk gagal jantung dengan tanda-tanda
bendungan sirkulasi seperti peningkatan JVP, edema paru, edema tungkai, dan
ascites. Furosemide juga lebih banyak digunakan karena memiliki efek gangguan
aluran cerna yang lebih rendah dibandingkan dengan asam etakrinat. Pada kasus
akut penggunaan diuretik kuat secara parenteral lebih diindikasikan untuk
mencapai efek yang cepat, sementara pada fase kronik obat oral menjadi pilihan
utama. Mekanisme kerja diuretik pada gagal jantung adalah dengan menurunkan
resistensi perifer serta penurunan volume cairan ekstrasel dengan cepat sehingga
mengurangi beban jantung.
Pada edema refrakter, diuretik kuat dapat dikombinasikan dengan diuretik lainnya
seperti tiazid atau diuretik hemat kalium, tetapi penggunaan dua macam diuretik
kuat secara bersamaan tidak disarankan.
Obat Sediaan Dosis Efek
Furosemid tab 20 & 40 mg
inj. 20 mg/amp 2 mL
10-40 mg oral 2x1
(HT)
20-80 mg IV, 2-3x
sehari (CHF)
dapat dinaikkan
sampai 250-2000
mg PO/IV
diuresis dalam 10-
20 menit
efek max. 1,5 jam
lama kerja 4-5 jam
12
Torsemid 5-10 mg oral 1x1
(HT)
10-20 mg (CHF)
PO atau IV dapat
dnaikkan s/d 200
mg
onset 10 menit
efek max. 60 menit
lama kerja 6-8 jam
Bumetanid tab 0,5 & 1 mg
inj. 5 mg
0,5-2 mg oral 2x1
max 10 mg/hari
onset 75-90 menit
lama kerja 4-5 jam
Asam
etakrinat
tab 25 & 50 mg
inj. 50 mg/amp
50-200 mg/hari
0,5-1 mg/kgBB
Efek Samping
Efek samping yang dapat diakibatkan karena penggunaan diuretik kuat khususnya
pada jangka waktu lama diantaranya:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti hipotensi, hiponatremia,