8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
1/22
PRESENTASI KASUS
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) GRADE V
Diajukan kepada Yth
d!" #a$%un& Sp" PD
Di'u'un eh
Yuni Pu!*ati G+A,-+,./
Da'ep Padiah G+A,-+,.0
S#1 I2#U PENYAKIT DA2A#
RSUD PRO1" DR" #ARGONO SOEKAR3O
1AKU2TAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS 3ENDERA2 SOEDIR#AN PUR4OKERTO
5,-/
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
2/22
2E#6AR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) GRADE V
Di'u'un Oeh
Yuni Pu!*ati G+A,-+,./
Da'ep Padiah G+A,-+,.0
Diajukan untuk %e%enuhi '7a!at %en8ikuti Kepanite!aan Kinik di
9a8ian I%u Pen7akit Daa% RSUD P!:" D!" #a!8n Seka!j
Teah di'etujui dan dip!e'enta'ikan
Pada tan88a A8u'tu' 5,-/
Dkte! Pe%9i%9in8
d!" #a$%un& Sp" PD
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
3/22
PENDAHU2UAN
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan kerusakan fungsi ginjal yang
ireversibel sehingga memberikan efek kepada hampir seluruh sistem organ
(McCance dan Sue, !!")# Kidney Disease Quality Outcome Initiative (K$D%&')
mendefinisikan CKD sebagai kerusakan ginjal atau Glomerular Filtration Rate
(*) + "! m$min$$-#./ m selama / bulan atau lebih (evey et., al., !!0)#
1asien dengan CKD akan memiliki perjalanan penyakit yang progresif menuju
End Stage Renal Disease (2S*D) (McCance dan Sue, !!")# CKD
diklasifikasikan menjadi 0 derajat yang dilihat dari derajat penyakit dan nilai
*, semakin besar derajat CKD prognosis penyakit akan semakin buruk
(2knoyan, !!34 evey et., al., !!0)#
5anda dan gejala yang muncul pada CKD sering dideskripsikan sebagai
uremia# 6remia merupakan beberapa gejala yang muncul dikarenakan
terganggunya fungsi ginjal disertai akumulasi toksin pada plasma darah# CKD
merupakan keadaan gangguan fungsi ginjal progresif yang dapat disebabkan oleh
banyak faktor, namun hipertensi dan diabetes mellitus merupakan buah
penyebab yang paling sering mendasari terjadinya CKD (McCance dan Sue,
!!")# 1enyebab lain yang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal progresif
adalah reduksi massa ginjal dan obstruksi ginjal (ope789ovoa et., al., !-!)#
1asien CKD harus mendapatkan monitoring terhadap kemungkinan adanya DM,
hipertensi, penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit kronis lainnya pada
pasien tersebut# Monitoring tersebut penting untuk dilakukan karena keadaan
gagal ginjal dapat memperburuk progresifitas penyakit yang ada dan sebaliknya
(2knoyan, !!3)#
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
4/22
STATUS PENDERITA
A" Identita' Pende!ita
9ama : 5n# S6mur : 0/ tahun
;enis kelamin : aki8laki
bulan yang lalu
# *i?ayat hipertensi : Disangkal
/# *i?ayat DM : Disangkal
># *i?ayat penyakit jantung : Disangkal
0# *i?ayat penyakit batu saluran kemih : > bulan yang lalu
"# *i?ayat asam urat : Disangkal.# *i?ayat alergi : Disangkal
@# *i?ayat mondok : > bulan yang lalu di *SMS
3# *i?ayat 1engobatan : Disangkal
Ri*a7at pen7akit keua!8a
-# *i?ayat keluhan yang sama : Disangkal
# *i?ayat sakit kuning : Disangkal
/# *i?ayat hipertensi : Disangkal
># *i?ayat DM : Disangkal
0# *i?ayat penyakit jantung : Disangkal
"# *i?ayat penyakit ginjal : Disangkal
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
5/22
Ri*a7at ''ia ekn%i
-# %ccupational
Saat ini pasien adalah seorang guru M5S#
# Diet
1asien sering mengkonsumsi air teh dan jarang mengkonsumsi air putih#
/# Drug
1asien tidak mengkonsumsi obat apapun#
C" Pe%e!ik'aan 1i'ik
Dilakukan di *uang Soepardjo *oestam ;uli !- 0 #-# Keadaan umum : Sedang# Kesadaran : Compos Mentis/# Aital sign
5ekanan Darah : -0!$@! mmBg
9adi : ." $menit
*espiration *ate : ! $menit
Suhu : /", !C># =erat badan : 03 kg0# 5inggi badan : -"0 cm"# 'ndeks Massa 5ubuh : -,"3 kg$m
.# Status generalis
a# 1emeriksaan kepala
-) =entuk kepala
Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (8)
) *ambut
arna rambut hitam, tidak mudah dicabut dan terdistribusi merata
/) Mata
Simetris, konjungtiva anemis (8$8), sklera ikterik (8$8)
>) 5elinga
Discharge (8), deformitas (8)
0) Bidung
Discharge (8), deformitas (8) dan napas cuping hidung (8)") Mulut
=ibir sianosis (8), lidah sianosis (8)
b# 1emeriksaan leher
Deviasi trakea (8), pembesaran kelenjar tiroid (8)
1alpasi : ;A1 *E cm
c# 1emeriksaan thoraks
Pa!u
'nspeksi : Dinding dada tampak simetris, tidak tampak
ketertinggalan gerak antara hemithoraks kanan dan
kiri, kelainan bentuk dada (8)
1alpasi : Aokal fremitus lobus superior kanan F kiri
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
6/22
Aokal fremitus lobus inferior kanan F kiri
1erkusi : 1erkusi orientasi selurus lapang paru sonor
=atas paru8hepar S'C A MCD
H -@ g$dl)
eukosit : 000! $ul (>@!!8-!@!!$ul)
Bematokrit : -0 I (> H 0 I)
2ritrosit : -,@ -!"$ul (>,.8",- -!"$ul)
5rombosit : ->@#!!!$ul (-0!!!!8>0!!!!$ul)
MCA : @,/ fl (..8@3 fl)
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
7/22
MCB : .," pg (.8/- pg)
MCBC : //,"I (//8/.I)
*D : -0,-I (--,08->,0I)
M1A : 3,. fl (.,8--,-fl)
Ki%ia Kinik
6reum darah : 0!," mg$dl (->#3! H /!#0 mg$dl)
Kreatinin darah : ->#0> mg$dl (!#!! H -#/! mg$dl)
DS : -> mg$dl (+F!! mg$dl)
9atrium : -/ mmol$l (-/"8->0 mmol$l)
Kalium : /,> mmol$l (/,080,- mmol$l)
Clorida : -!0 mmol$l (3@8-!. mmol$l)
aboratorium tanggal > ;uli !-0 jam !3#!3 (1ost transfuse > Kolf):
Bemoglobin : 3,! g$dl (-> H -@ g$dl)
eukosit : @#-.! $ul (>@!!8-!@!!$ul)
Bematokrit : 0 I (> H 0 I)
2ritrosit : ./#!!! $ul (>,.8",- -!"$ul)
5rombosit : ->@#!!!$ul (-0!!!!8>0!!!!$ul)
MCA : .3,- fl (..8@3 fl)
MCB : @,0 pg (.8/- pg)
MCBC : /",!I (//8/.I)
*D : -",-I (--,08->,0I)
M1A : -,3 fl (.,8--,-fl)
Ki%ia Kinik
6reum darah : @!,- mg$dl (->#3! H /!#0 mg$dl)
Kreatinin darah : !,3/ mg$dl (!#!! H -#/! mg$dl)
DS : .0 mg$dl (+F!! mg$dl)
9atrium : -/@ mmol$l (-/"8->0 mmol$l)
Kalium : >,@ mmol$l (/,080,- mmol$l)
Clorida : 33 mmol$l (3@8-!. mmol$l)
aboratorim tanggal " ;uli !- 0 (1ost BD)
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
8/22
Bemoglobin : -!,. g$dl (-> H -@ g$dl)
Bematokrit : /- I (> H 0 I)
6reum darah : "" mg$dl (->#3! H /!#0 mg$dl)
Kreatinin darah : > mg$dl (!#!! H -#/! mg$dl)
9atrium : -" mmol$l (-/"8->0 mmol$l)
Kaliun : ,0 mmol$l (/,080,- mmol$l)
Clorida : -! mmol$l (3@8-!. mmol$l)
E" Re'u%e
-# ,3"
G" U'uan Pe%e!ik'aan Penunjan8
-# 1emeriksaan =9% 'A1
# 1emeriksaan 2K
/# 1emeriksaan 6S
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
9/22
# 5ekanan darah
I" P!8n'i'
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
10/22
TIN3AUAN PUSTAKA
A" De:ini'i
agal ginjal kronik $ Chronic Kidney Disease (CKD) didefinisikan
sebagai penurunan progresif fungsi ginjal menahun dan perlahan yang
bersifat irreversible# Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme atau keseimbangan cairan dan elektrolit, yang berakibat
terjadinya uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
(Su?itra, !!.)#
=atasan penyakit ginjal kronik :
-# Kerusakan ginjal G / bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan penanda
kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan gambaran radiologi#
# aju filtrasi glomerulus + "! ml$menit$-,./mJ selama G / bulan dengan
atau tanpa kerusakan ginjal#
6" Ka'i:ika'i
CKD diklasifikasikan menjadi 0 derajat yang dilihat dari derajat penyakit
dan nilai *, semakin besar derajat CKD prognosis penyakit akan semakin
buruk (2knoyan, !!34 evey et., al., !!0)#
5abel -# Klasifikasi penyakit ginjal kronik berdasarkan laju filtrasi
glomerolus#
Derajat 1enjelasan
(m$menit$-,./m)
- Kerusakan ginjal dengan normal
atau
L 3!
Kerusakan ginjal dengan ringan "!8@3/ Kerusakan ginjal dengan sedang /!803
> Kerusakan ginjal dengan berat -083
0 agal ginjal +-0 atau dialisis
5abel # Klasifikasi Chronic Kidney Disease
Derajat Deskripsi
Klasifikasi =erdasarkan Keparahan
*
m$min$-#./ mKeadaan Klinis
- Kerusakan ginjal dengan L 3!
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
11/22
* 9ormal atau
meningkat
proteinuria,
hematuria
Kerusakan ginjal dengan
penurunan * ringan "!8@3
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
12/22
a# 1enyakit polikistik
b# 5idak adanya jaringan ginjal yang bersifat kongenital (hipoplasia
renalis)
D" Epide%i8i
'nsidens penyakit CKD di !8"! kasis perjuta penduduk per tahun (Su?itra, !!.)# 1enyakit gagal ginjal
kronik lebih sering terjadi pada pria daripada ?anita# 'nsidennya pun lebih
sering pada kulit ber?arna daripada kulit putih#
=eberapa penyebab CKD yang menjalani hemodialisis di 'ndonesia
pada tahun !!! antara lain lomerulonefritis (>",/3I), Diabetes Mellitus
(-@,"0I), %bstruksi dan infeksi (-,@0I), Bipertensi (@,>"I), dan penyebab
yang lain dengan presentase sebesar (-/,"0I) (Murray et al , !!.)#
E" Pat:i'i8i
=erdasarkan hipofisis nefron yang utuh, mengatakan bah?a bila nefron
terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur, namun sisa nefron
yang masih utuh tetap bekerja normal# 6remia akan timbul jika jumlah nefron
sudah berkurang sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit tidak dapat
dipertahankan lagi (1rice et al , !!0)#
Sisa nefron yang ada beradaptasi dengan mengalami hipertrofi dalam
usahanya untuk mengimbangi beban ginjal# 5erjadinya peningkatan filtrasi
dan reabsorbsi glomerulus tubulus dalam setiap nefron, meskipun * untuk
seluruh massa nefron yang terdapat dalam ginjal turun di ba?ah nilai normal,
namun jika .0I massa nefron telah hancur maka kecepatan filtrasi dan beban
solut bagi setiap nefron akan semakin tinggi# 'ni mengakibatkan
keseimbangan glomerulus tubulus tidak dapat dopertahankan lagi (1rice et al ,
!!0)#
Bilangnya kemampuan memekatkan atau mengencerkan kemih
menyebabkan =; urin tetap pada nilai -,!-! atau @0m %smot (sama dengan
konsentrasi plasma) dan merupakan penyebab gejala poliuria dan nokturia#
*etensi cairan dan natrium ini mengkibatkan ginjal tidak mampu
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
13/22
mengkonsentrasikan dan mengencerkan urin# *espon ginjal yang tersisa
terhadap masukan cairan dan elektrolit sehari8hari tidak terjadi# 1enderita
sering menahan cairan dan natrium, sehingga meningkatkan risiko terjadinya
edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi# Bipertensi juga dapat terjadi
akibat aktivasi aksis rennin dan angiotensin# Kerjasama keduanya
meningkatkan sekresi aldosteron# Saat muntah dan diare menyebabkan
penipisan air dan natrium yang dapat memepreberat stadium uremik# Dengan
berkembangnya penyakit renal terjadi asidosis metabolik seiring dengan
ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (BE) yang berlebihan#
1enurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus ginjal
mengekskresikan amonia dan mengabsorbsi natrium bikarbonat (1rice et al ,
!!0)#
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
14/22
1enurunan fungsi ginjal ditandai dengan * + 0!I# 1ada
keadaan ini, tanda dan gejala C* belum muncul, namun sudah terdapat
peningkatan pada ureum dan kreatinin darah#
5" In'u:i'ien'i Ginja'nsufisiensi ginjal menandakan bah?a ginjal sudah tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya secara normal, pada keadaan ini * mengalami
penurunan yang bermakna# 5anda dan gejala serta disfungsi ginjal yang
ringan sudah muncul# 9efron yang masih berfungsi akan melakukan
kompensasi untuk memaksimalkan fungsi ginjal# Kelainan konsentrasi
urin, nokturia, anemia ringan, dan gangguan fungsi ginjal saat stres dapat
terjadi pada tahapan ini#
;" Ga8a GinjaKeadaan gagal ginjal dikarakteristikan dengan a7otemia, asidosis,
ketidakseimbangan konsentrasi urin, anemia berat, dan gangguan elektrolit
(hipernatremia, hiperkalemia, dan hiperpospatemia)# Keadaan gagal ginjal
terjadi saat * + !I dan penyakit mulai memberikan efek pada sistem
organ lain#
+" ESRD
2S*D ( End Stage Renal Disease! merupakan tahapan terakhir dari
gangguan fungsi ginjal# ungsi filtrasi ginjal mengalami gangguan yang
berat# * hampir tidak ada lagi# Kemampuan reabsorbsi dan ekskresi
juga terganggu, dikarenakan perubahan yang besar dari elektrolit, regulasi
cairan, dan gangguan keseimbangan asam basa# angguan kardiovaskuler,
hematologi, neurologi, gastrointestinal, endokrin, metabolik, gangguan
tulang dan mineral juga dapat terjadi#
1" #ani:e'ta'i Kini'
Manifestasi klinis CKD terdiri dari kelainan hemopoeisis, saluran
cerna, mata, kulit, selaput serosa, dan kelainan kardiovaskular (Murray et al #,
!!.)#
a# Kelainan hemopoeisis
C6),
sering ditemukan pada pasien gagal ginjal kronik#
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
15/22
kehilangan darah (misal perdarahan saluran cerna, hematuri), masa hidup
eritrosit yang pendek akibat terjadinya hemolisis, defisiensi asam folat,
penekanan sumsum tulang oleh substansi uremik, proses inflamasi akut
ataupun kronik (Su?itra, !!.)#
2valuasi terhadap anemia dimulai saat kadar hemoglobin + -! g$d
atau hematokrit + /! I, meliputi evaluasi terhadap status besi (kadar besi
serum $ serum iron, kapasitas ikat besi total $ "otal Iron #inding Ca$acity
%"IC!, feritin serum), mencari sumber perdarahan, morfologi eritrosit,
kemungkinan adanya hemolisis dan sebagainya ((Murray et al #, !!.4
Su?itra, !!.)# 1enatalaksanaan terutama ditujukan pada penyebab
utamanya, di samping penyebab lain bila ditemukan# 1emberian
eritropoetin (21%) merupakan hal yang dianjurkan# 1emberian tranfusi
pada penyakit ginjal kronik harus dilakukan hati8hati, berdasarkan indikasi
yang tepat dan pemantauan yang cermat# 5ranfusi darah yang dilakukan
secara tidak cermat mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia,
dan perburukan fungsi ginjal# Sasaran hemoglobin menurut berbagai studi
klinik adalah --8- g$d (Su?itra, !!.)#
b# Kelainan saluran cerna
Mual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian
pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal# 1atogenesis
mual dan muntah masih belum jelas, diduga mempunyai hubungan dengan
dekompresi oleh flora usus sehingga terbentuk amonia#
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
16/22
pasien gagal ginjal kronik# 1enimbunan atau deposit garam kalsium pada
con&unctiva menyebabkan gejala red eye syndrome akibat iritasi dan
hipervaskularisasi# Keratopati mungkin juga dijumpai pada beberapa
pasien gagal ginjal kronik akibat penyulit hiperparatiroidisme sekunder
atau tersier#
d# Kelainan kulit
atal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas
dan diduga berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder# Keluhan
gatal ini akan segera hilang setelah tindakan paratiroidektomi# Kulit
biasanya kering dan bersisik, tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea
pada kulit muka dan dinamakan urea 'rost (Kumar et al #, !!.)#
e# Kelainan kardiovaskular
1atogenesis gagal jantung kongestif (;K) pada gagal ginjal kronik
sangat kompleks# =eberapa faktor seperti anemia, hipertensi,
aterosklerosis, kalsifikasi sistem vaskular, sering dijumpai pada pasien
gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal dan dapat
menyebabkan kegagalan faal jantung#
G" Pene8akan Dia8n'i'
1enegakan diagnosis CKD berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik mengenai manifestasi klinis yang ada pada pasien dan dibantu hasil
pemeriksaan penunjang#
-#
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
17/22
c# ejala komplikasinya, seperti anemia, asidosis metabolik, dan
sebagainya#
# 1emeriksaan aboratorium
a# 1emeriksaan darah
1ada pemeriksaan darah ditemukan anemia normositik normokrom dan
terdapat sel =urr pada uremia berat# eukosit dan trombosi masih dalam
batas normal# Klirens kreatinin meningkat melebihi laju filtrasi
glomerulus dan turun menjadi kurang dari 0 ml$menit pada gagal ginjal
terminal# Dapat ditemukan proteinuria !!8-!!!mg$hari#
b# 1enurunan fungsi ginjal berupa penurunan ureum dan kreatinin serum,
dan penghitungan 5KK
c# Kelainan biokimia?i darah seperti penurunan kadar hemoglobin dan
asam urat#
d# Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria dan leukosuria#
/# ambaran radiologis4
a# oto polos abdomen, bisa tampak batu radio8opak
b# 6S bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
menipis adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi#
># =iopsi
=iopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat dilakukan pada
penderita dengan ukuran ginjal yang masih mendekati normal, dimana
diagnosis secara invasif sulit ditegakkan (Su?itra, !!.)#
H" Penataak'anaan
Diagnosis C* harus dilakukan berdasarkan klasifikasi etiologi dan
patologi sehingga petugas kesehatan dapat merencanakan terapi yang tepat
untuk mencegah progresi penyakit dan memperbaiki keadaan umum# 5ujuan
dari terapi C* adalah (K$D%&', !!):
-# 5erapi Spesifik terhadap 1enyakit Dasarnya
aktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah
sebelum penurunan , sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi#
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
18/22
1ada ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasonografi, biopsi dan
pemeriksaan histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi yang tepat
terhadap terapi spesifik# Sebaliknya, bila sudah menurun sampai !8
/!I dari normal, terapi terhadap penyakit dasarnya sudah tidak banyak
bermanfaat (Su?itra, !!")#
# 1encegahan dan 5erapi terhadap Kondisi Komorbid
1enting untuk mengikuti dan mencatat kecepatan penurunan
pada pasien penyakit ginjal kronik# Bal ini untuk mengetahui kondisi
komorbid yang dapat memperburuk keadaan pasien# aktor8faktor
komorbid ini antara lain gangguan keseimbangan cairan, hipertensi yang
tidak terkontrol, infeksi traktus urinarius, obat8obat nefrotoksik, bahan
radiokontras, atau peningkatan aktivitas penyakit dasarnya (Su?itra,
!!")#
/# Memperlambat 1emburukan ungsi injal
aktor utama penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya
hiperfiltrasi glomerulus# Dua cara penting untuk mengurangi hiperfiltrasi
glomerulus ini adalah dengan (Su?itra, !!"):
a# 1embatasan asupan protein
1embatasan mulai dilakukan pada N "! ml$menit, sedangkan
di atas nilai tersebut, pembatasan asupan protein tidak selalu
dianjurkan# 1rotein diberikan !,"8!,@$kg==$hari, yang !,/08!,0! gr di
antaranya merupakan protein nilai biologi tinggi# ;umlah kalori yang
diberikan sebesar /!8/0 kkal$kg==$hari# =ila terjadi malnutrisi, jumlah
asupan kalori dan protein dapat ditingkatkan# =erbeda dengan lemak
dan karbohidrat, kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh tapi
dipecah menjadi urea dan substansi nitrogen lain, yang terutama
diekskresikan melalui ginjal# Selain itu, makanan tinggi protein yangmengandung ion hydrogen, fosfat, sulfat, dan ion nonorganic lain juga
diekskresikan melalui ginjal# %leh karena itu, pemberian diet tinggi
protein pada pasien penyakit ginjal kronik akan mengakibatkan
penimbunan substansi nitrogen dan ion anorganik lain dan
mengakibatkan gangguan klinis dan metabolic yang disebut uremia,
dengan demikian pembatasan protein akan mengakibatkan
berkurangnya sindrom uremik# Masalah penting lain adalah asupan
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
19/22
protein berlebih akan mengakibatkan perubahan hemodinamik ginjal
berupa peningkatan aliran darah dan tekanan intraglomerulus yang
akan meningkatkan progresivitas pemburukan fungsi ginjal#
1embatasan asupan protein juga berkaitan dengan pembatasan asupan
fosfat, karena protein dan fosfat selalu berasal dari sumber yang sama#
1embatasa fosfat perlu untuk mencegah terjadinya hiperfosfatemia
(Su?itra, !!")#
b# 5erapi farmakologis untuk mengurangi hipertensi intraglomerulus
1emakaian obat antihipertensi, selain bermanfaat untuk
memperkecil risiko kardiovaskular juga sangat penting untuk
memperlambat pemburukan kerusakan nefron dengan mengurangi
hipertensi intraglomerulus dan hipertrfi glomerulus# Selain itu, sasaran
terapi farmakologis sangat terkait dengan derajat proteinuria, karena
proteinuria merupakan factor risiko terjadinya pemburukan fungsi
ginjal# =eberapa obat antihipertensi terutama golongan
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
20/22
c# 1enurunan berat ( -083 ml$menit) : malnutrisi, asidosis
metabolik, kecenderungan hiperkalemia, dan dislipidemia
d# agal ginjal ( + -0 ml$menit) : gagal jantung dan uremia
"# 5erapi 1engganti injal berupa Dialisis atau 5ransplantasi
5erapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik
stadium 0, yaitu pada N -0 ml$menit# 5erapi pengganti tersebut dapat
berupa hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal (Su?itra,
!!")#
Monitoring balance cairan, tekanan darah, ureum, kreatinin, Bb, dan ula
darah juga perlu dilakukan untuk mecegah progresivitas penyakit untuk
berkembang lebih cepat (K$D%&', !!)#
I" K%pika'i
-# Biperkalemia
Biperkalemia dapat terjadi akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diit berlebih#
# 1erkarditis akibat terjadinya infeksi akibat efusi pleura dan tamponade
jantung akibat produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat#
/# Bipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin8
angiotensin8aldosteron#
>#
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
21/22
infeksi (->I), kelainan pembuluh darah otak ("I), dan keganasan (>I)
(Medscape, !--)#
K" Pen
8/17/2019 Prescil Dr Suharno (CKD) - Yuni Dasep
22/22
ope789ovoa, ;ose M#, Carlos MS#,