No Bahan Kimia Berbahaya 1. EXPLOSIVES CONTOH : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT, Asetilen, LPG, nitrogliserin Divisi dan Kriter ia Menurut DOT 1. Divisi 1 : dengan massa bahaya ledakan 2. Divisi 2 : Bahan Peledak dengan bahaya proyeksi 3. Divisi 3 : Bahan Peledak dengan didominasi bahaya kebakaran. 4. Divisi 4 : Bahan Peledak tanpa bahaya ledakan yang signifikan 5. Divisi 5 : Sangat sensitif bahan peledak; zat peledakan 6. Divisi 6 : Sangat sensitif meledakkan artikel Menurut PermenLH 03-2008 Suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 o C, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Menurut Kepmen 187/MEN/19 99 1. Menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar 2. Suhu tinggi sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
3. Divisi 3 : Bahan Peledak dengandidominasi bahaya kebakaran.
4. Divisi 4 : Bahan Peledak tanpabahaya ledakan yang signifikan
5. Divisi 5 : Sangat sensitifbahan peledak; zat peledakan
6. Divisi 6 : Sangat sensitifmeledakkan artikel
Menurut PermenLH
03-2008
Suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran ataumelalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkangas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepatdapat merusak lingkungan di sekitarnya.
Menurut Kepmen
187/MEN/1999
1. Menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar2. Suhu tinggi sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Menurut GHS
1. Divisi 1 : Bahaya ledakan MassalBahan, campuran, dan barang yang mempunyai bahaya
ledakan massal (ledakan massal ini merupakan salah satu efek yang sebenarnya mempengaruhi hampir seluruh muatan dan terjadi secara spontan)2. Divisi 2 : Bahaya Proyeksi
Bahan, campuran, dan barang yang mempunyai bahaya ledakan terproyeksi tetapi tidak menimbulkan ledakan massal3. Divisi 3 : Bahaya Kebakaran atau bahaya proyeksi minor
Bahan, campuran dan barang yang menimbulkan bahaya yang tidak signifikan: yaitu bahan, campuran dan benda yang hanya menyebabkan bahaya pembakaran atau bahaya inisiasi yang rendah. Efek terbatas hanya pada kemasan dan diperkirakan tidak ada penyorotan fragmen yang ukurannya cukup besar maupun jarak yang cukup jauh. Sumber api dari luar tidak dapat menyebabkan ledakan spontan yang nyata pada seluruh isi kemasan.4. Divisi 4 : Tidak ada bahaya yang signifikan
Bahan, campuran dan barang yang menimbulkan bahaya yang tidak signifikan: yaitu bahan, campuran dan benda yang hanya menyebabkan bahaya pembakaran atau bahaya inisiasi yang rendah. Efek terbatas hanya pada kemasan dan diperkirakan tidak ada penyorotan fragmen yang ukurannya cukup besar maupun jarak yang cukup jauh. Sumber api dari luar tidak dapat menyebabkan ledakan spontan yang nyata pada seluruh isi kemasan.5. Divisi 5 : Zat yang sangat sensitif dengan bahaya ledakan
massaBahan atau campuran yang sangat tidak sensitif, yang
mempunyai bahaya ledakan massal, yaitu bahan dan campuran yang memiliki bahaya ledakan massal namun besifat sangat tidak sensitif, sehingga kecil kemungkinan tejadinya inisiasi atau peralihan dari pembakaran menjadi ledakan dibawah kondisi normal.6. Divisi 6 : rtikel sangat sensitif tanpa bahaya ledakan massaBenda yang sangat tidak sensitif yang tidak mempunyai bahaya ledakan massal, yaitu benda yang hanya mengandung bahan atau campuran yang mudah meledak yang bersifat sangat tidak sensitif, dan menunjukkan kemungkinan dapat diabaikannya kejadian inisiasi atau perambatan nyala yang tidak disengaja.
Menurut PBB Kelas1 :Bahan-bahan dan barang- barang yang mempunyai bahaya peledakan besarKelas 2 :Bahan-bahan dan barang-barang yang mempunyai bahaya proyeksi tetapi bukan bahaya peledakan massaKelas 3 :Bahn-bahan dan barang-barang yang mempunyai bahaya kebakaran bahaya ledakan kecil atau suatu bahaya proyeksi kecil tetapi bukan
bahaya peledakan massaKelas 4 :BahaN Bahan dan barang-barang yang tidak memberikan bahaya yang berartiKelas 5 :Barang-barang yang sangat tidak peka yang meempunyai bahaya ledakan massaKelas 6 :Barang-barang yang amat sangat tidak peka yang tidak mempunyai bahaya peledakan massa
Pelabelan Menurut DOT
Divisi 1 Divisi 3
Divisi 2 Divisi 4
Divisi 5
Divisi 6Menurut PermenLH03-2008
B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive)
Menurut GHS
Explosive Divisions 1, 2, 3
Explosive Division 4
Explosive Division 5
Explosive Division 6
Menurut NFPA
Syarat/ Ketentuan
Penyimpanan 1. Letak tempat penyimpanan harus berjarak minimum 60 [meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. 2.Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan.2. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan.3. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api.4. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
Pemindahan/ Transportasi
Cara pengangkutan bahan mudah meledak :1.Setiap pengiriman bahan peledak hares diangkut dalam kendaraan
yang terawat haik dan harus memiliki lantai yang tidak dapat menimbulkan percikan api.
2. Bila yang digunakan container terbuka, maka bahan peledak tidak boleh di muat melebihi tinggi bak kendaraan. Harus ditutup dengan terpal yang tahan api dan air
3. Setiap kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan peledak harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya dua alat pemadam api. Selain mesin kendaraan harus dalam keadaan baik, karoseri, motor dan bagian bawah kendaraan harus bebas dari kotoran dan kelebihan gemuk dan minyak pelumas untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadinya api
4. Bahan peledak dan detonator harus diangkut dengan kendaraan terpisah, detonator harus disimpan dalam kompartemen berlapis kayu yang terpisah.
5. Pada waklu mengangkut bahan peledak di jalan umum, harus diberikan perhatian yang besar dalam memilih rute yang jauh dari tempat-tempat umum dan daerah pemukiman.Syarat – syarat kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan mudah meledak :
Diberi tanda yang jelas dengan bendera merah Dikendarai hanya oleh juru tembak atau orang yang secara
khusus dicalonkan olehnya untuk tugas ini, yang harus dikawal oleh orang lain
Digunakan hanya untuk pengangkutan bahan peledak selama periode pada saat material tersebut diangkut di tempat
Merokok dalam kendaraan tersebut dilarang dan pada waktu kendaraan diam tidak dibolehkan merokok dekat kendaraan tersebut
Memiliki konstruksi sedemikian rupa antara lain pipa knalpot disalurkan ke atas sehingga selalu ada rintangan fisik (tirai api), antara pengemudi dan bahan peledak
Dalam hal kendaraan yang dipakai untuk mengangkut bahan peledak dalam jumlah besar, ruang pengemudi harus dipisahkan dari badan kendaraan. Kendaraan tersebut harus bertenaga diesel dengan sistem gas buang seluruhnya berada di depan tirai api
Dalam hal kendaraan mengangkut bahan peledak dalam jumlah kecil, harus dipakai, kontainer kayu yang diikatkan dengan aman pada dasar bak kendaraan
Badan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan peledak tidak boleh digunakan untuk maksud lain. Peralatan tambahan seperti alat peledak, crimping tools, dan lain-lain harus diangkut terpisah
Semua kontainer bahan peledak harus yang sudah memperoleh persetujuan Migas
Penanganan Tumpahan
Batasi daerah tumpahan. Pakai alat pelindung diri, matikan api atau sumber penyalaan. Beri ventilasi. Jangan dibuang ke sungai atau perairan. Tumpahan dapat diserap dengan pasir.Bila terjadi kebocoran besar, siapkan pasukan pemadam kebakaran.
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
a. Pemasangan atau penyediaan sistem pemberian tanda dan alarm yang sesuai dan diuji secara rutin.b. Organisasi dan tanggung jawab keadaan darurat.c. Daftar personalia intid. Keterangan tentang jasa keadaan darurat (misalnya pasukan pemadamkebakaran, jasa pembersihan noda).e. Rencana komunikasi internal dan eksternal.f. Rencana pelatihan dan pengujian efektifitas.g. Alat pengamanan keadaan darurat dipelihara dalam keadaan bekerja baik.
2. GASES
CONTOH
1. Gas Mudah Menyalaethylene, ethyl flouride, ethyl methyl ether, butane, neopentane, propane, methane, methyl chlorodiline, thinner, bensin.
2. Gas Tidak mudah menyala, bertekananammonia, nitrous oxcide, nitrogen, helium, argon, nitrous oxide, sulphur hexafolride, sulphure dioxid
3. Gas beracunCO, HCN, asam sulfat, chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron trichloride carbonil sulfit, cyanogen
Divisi dan Kriteria
Menurut DOT
1. Divisi 1: flammable gas (gas mudah terbakar) yaitu bahan berupa gas yang pada temperatur - 20 °C dan tekanan 1atmosfir akan terbakar bila bercampur dengan udara sekitar 13 % volume atau kurang
2. Divisi 2: nonflammable compressed gas yaitu setiap bahan atau campuran yang dikemas pada tabung gas dengan tekanan dan tidak termasuk ke dalam divisi 1 dan 3
3. Divisi 3: poisonous gas (gas beracun) yaitu bahan berupa gas yang pada temperatur - 20 °C dengan tekanan 1 atmosfir akan merupakan bahan toksik pada manusia, atau dianggap toksik pada manusia dengan adanya pengujian pada binatang di laboratorium dengan harga LC50 < 5000 ppm.
Menurut Kepmen
187/MEN/1999
1. Menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar2. Suhu tinggi sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Menurut GHS
1.Gas mudah menyala :Kategori 1 = Gas, yang pada temperatur 20oC dan tekanan normal 101,3 kPa:a. dapat menyala jika bercampur dengan 13% atau lebih volumeb. mempunyai rentang nyala dengan udara, tidak kurang dari 12%, point berdasarkan batas bawah nyalaKategori 2 : Gas, selain yang masuk dalam kategori 1, dimana pada temperatur 20oC dan tekanan normal 101,3 kPa mempunyai rentang nyala jika bercampur dengan udara
Menurut PBB
Kelas 2.1kategori ini mencakupm gas-gas yang pda suhu dan tekanan normal, sebagai campuran 13% atau kurang dengan udara, dapat terbakar oelh sumber api misalnya percikan bunga apiKelas 2.2Kategori ini adalah gas-gas yang dapat menggantikan oksigen dan merupakan asphyxiant (nitrogen,karbon dioksida), atau yang mengoksid dan dapat mendukung pembakaran material lain melebihi udara . misalnya oksigen murniKelas 2.3
1. Gas-gas yang dikenal cukup beracun atau korosif dan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan
2. Gas-gas asam dapat bereaksi dengan gas alkali dan dapat menghasilkan asap yang dapat menciptakan resiko kebakaran.
Pelabelan
Menurut DOT
Gas mudah menyala
Gas – gas tidak mudah menyala, bertekanan
Gas beracunMenurut
PermenLH03-2008
-
Menurut GHS
Gas mudah menyala
Kategori 1 :
Kategori 2 : Tanpa SimbolSyarat/
KetentuanPenyimpanan 1. Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
2. Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
3. Jauhkan dari api dan panas, simpan di tempat yang tertutup jangan dibekukan.4. Jauhkan dari bahan korosif
Pemindahan/ Transportasi
-
Penanganan tumpahan
1. Mengecilkan tumpahan pencairan atau berhati-hati kebocoran dengan air.2. Menetralkan dengan alkali seperti abu soda atau kapur. 3.Ventilasiyang memadai diperlukan untuk abu soda sebagai pembebasan dari CO2
gas.4. Dilarang merokok di daerah tumpahan.5. Sebagian besar tumpahan harus ditangani dengan suatu perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembendungan dengan abu soda sangat dianjurkan. Percobaan untuk membiarkan pipa pembuangan air tetap keluar.
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
1. Pemasangan atau penyediaan sistem pemberian tanda dan alarm yang sesuai dan diuji secara rutin.
2. Organisasi dan tanggung jawab keadaan darurat.3. Daftar personalia inti4. Keterangan tentang jasa keadaan darurat (misalnya pasukan
pemadam kebakaran, jasa pembersihan noda).5. Rencana komunikasi internal dan eksternal.6. Rencana pelatihan dan pengujian efektifitas.7. Alat pengamanan keadaan darurat dipelihara dalam keadaan bekerja
Cairan mudah terbakar (flammable). Kriteria cairan yang mudah terbakar adalah setiap cairan dengan titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60,5 °C
Menurut PermenLH
03-2008
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
Menurut GHS Kategori 1 :Titik nyala < 23OC & titik didih ≤ 35OC (950F)Kategori 2 :Titik nyala < 23OC & titik didih > 35OC (950F)Kategori 3 :
Titik nyala ≥ 23°C dan ≤ 60°C (140°F)Kategori 4 :Titik nyala ≥ 60°C (140°F) dan ≤ 93°C (200°F)
Menurut Kepmen
187/MEN/1999
1. Cairan mudah terbakar : titik nyala > 21°C dan < 55°C pada P = 1atm2. Cairan sangat mudah terbakar : titik nyala < 21°C dan titik didih >
20°C pada P = 1atm3. Gas mudah terbakar : titik didih < 20°C pada pada P = 1atm
Pelabelan
Menurut DOT flammable liquids
Menurut PermenLH
03-2008
Cairan mudah terbakar
Menurut GHSKategori 1, 2, 3
Kategori 4 : Tanpa simbol
Menurut Kepmen
187/MEN/1999
Cairan flammable
Menurut NFPA
Syarat/ Ketentuan
Penyimpanan 1. Jika tempatnya memungkinkan, simpan cairan yang gampang menyala dalam lemari penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
2. Simpan cairan gampang menyala di dalam wadah aslinya (atau wadah lain yangdisetujui) atau dalam kaleng keselamatan. Jika memungkinkan, simpan cairan yangmudah terbakar yang berjumlah lebih dari 1 L dalam kaleng keselamatan.
3. Simpan 55 galon (~208-L) drum cairan yang mudah terbakar dan gampang menyaladalam ruang penyimpanan khusus untuk cairan yang mudah terbakar.
4. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari bahan oksidasi kuat,seperti asam nitrat atau kromat, permanganat, klorat, perklorat, dan peroksida
5. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari sumber penyulutan.Ingat bahwa banyak uap yang mudah terbakar lebih berat dibandingkan udara dan dapatmenuju ke sumber penyulutan.
Pemindahan/ Transportasi
Cara pengangkutan bahan mudah terbakar : Setiap pengiriman bahan mudah terbakar harus diangkut dalam
kendaraan yang terawat haik dan harus memiliki lantai yang tidak dapat menimbulkan percikan api.
Harus menggunakan container tertutup Setiap kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan flammable
harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya dua alat pemadam api. Selain mesin kendaraan harus dalam keadaan baik, karoseri, motor dan bagian bawah kendaraan harus bebas dari kotoran dan kelebihan gemuk dan minyak pelumas untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadinya api
Kendaraan pengangkut bahan harus diberikan simbol – simbol atau tanda truk pengangkut bahan mudah terbakar.
Pada waklu mengangkut bahan peledak di jalan umum, harus diberikan perhatian yang besar dalam memilih rute yang jauh dari tempat-tempat umum dan daerah pemukiman.Syarat – syarat kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan mudah meledak :Digunakan hanya untuk pengangkutan bahan peledak selama periode
pada saat material tersebut diangkut di tempatMerokok dalam kendaraan tersebut dilarang dan pada waktu
kendaraan diam tidak dibolehkan merokok dekat kendaraan tersebutDalam hal kendaraan yang dipakai untuk mengangkut bahan peledak
dalam jumlah besar, ruang pengemudi harus dipisahkan dari badan kendaraan. Kendaraan tersebut harus bertenaga diesel dengan sistem gas buang seluruhnya berada di depan tirai api
Dalam hal kendaraan mengangkut bahan peledak dalam jumlah kecil, harus dipakai, kontainer kayu yang diikatkan dengan aman pada dasar bak kendaraan
Badan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan peledak tidak boleh digunakan untuk maksud lain. Peralatan tambahan seperti alat peledak, crimping tools, dan lain-lain harus diangkut terpisah
Semua kontainer bahan peledak harus yang sudah memperoleh persetujuan Migas
Penanganan tumpahan
Lantai mungkin licin; hati-hati agar tidak jatuh. Segera bendung tumpahan dengan bahan lembam (mis. pasir, tanah).Pindahkan cairan dan bahan pembendung padat ke wadah terpisah yang sesuai untuk pemerolehan-kembali atau pembuangan.
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
4. Padatan mudah terbakar atau berbahaya bila lembab.
1. 1. Divisi 4.1: flammable solid yaitu bahan padat, bukan peledak, yang bila pada kondisi normal terjadi kecelakaan akan menyebabkan terbentuknya api akibat gesekan dan sebagainya, atau bila dibakar akan menyala segera dan cepat.
2. 2. Divisi 4.2: spontaneously combustible materials yaitu bahan yang bila pada kondisi normal terjadi kecelakaan secara spontan akan menjadi panas akibat berkontak dengan udara misalnya bahan yang termasuk pyrophoric3.Divisi 4.3 : Dangerous when wet materials yaitu bahan yang secara spontan menyala atau memberikan gas bila berkontak dengan air
Menurut PermenLH
03-2008
Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengansumber nyala api;
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan
760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;
Menurut GHS
Kategori 1 :Uji kecepatan bakar :Bahan selain logam yang berupa serbuk :*Pada area yang basah tidak dapat berhenti terbakar dan waktu bakar < 45 detik atau kecepatan bakar > 2,2 m/detik2
Serbuk logam : waktu bakar 5menitKategori 2 :Uji kecepatan bakar :Bahan selain logam yang berupa serbuk :*Pada area yang basah dapat menghentikan nyala selama tidak kurang dari 4 menit dan waktu bakar < 45 detik atau kecepatan bakar > 2,2 mm/detik Serbuk logam : waktu bakar > 5menit dan 10 menit
Menurut Kepmen
187/MEN/1999
1. Jika bereaksi dengan air mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar
2. Jika bereaksi dengan asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau beracun atau korosi
Pelabelan Menurut DOT
Padatan Mudah Menyala
Bahan cenderung terbakar spontan
Padatan mudah menyala, bila kontak dengan air
Menurut PermenLH
03-2008
Padatan mudah terbakar
Menurut GHS
Kategori 1 : Bahaya
Kategori 2 : Awas
Menurut NFPA
Syarat/ Ketentuan
Penyimpanan1. Bahan padat mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, dijauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam.2. tersedia alat pemadam kebakaran
Pemindahan/ Transportasi
Penanganan tumpahan
1. Jangan PANIK2. Pakai Alat Pelindung Diri yang sesuai MSDS3. Isolasi daerah tumpahan Beri peringatan “ Awas, ada tumpahan
bahan kimia ”Beri “ tali pembatas” agar tidak ada yang melintas4. Tutup tumpahan dengan penjerap jenis matras atau disedot
dengan vakum khusus, jika perlu lakukan penetralan5. Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3, jangan
dibuang langsung ke lingkungan
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
1. Pemasangan atau penyediaan sistem pemberian tanda dan alarm yang sesuai
2. dan diuji secara rutin.3. Organisasi dan tanggung jawab keadaan darurat.4. Daftar personalia inti5. Keterangan tentang jasa keadaan darurat (misalnya pasukan
pemadam6. kebakaran, jasa pembersihan noda).7. Rencana komunikasi internal dan eksternal.8. Rencana pelatihan dan pengujian efektifitas.9. Alat pengamanan keadaan darurat dipelihara dalam keadaan bekerja
baik5. Pengoksidasi dan peroksida organik
CONTOH
1. Bahan Pengoksid Kalium Klorat, Kalium Permanganat. Asam nitrat pekat calcium hypochlorite, sodium peroxide,
1. Divisi 1 : Oksidator adalah bahan kimia seperti khlorat, permanganat, peroksida organik, nitrat dan sebagainya yang dapat mengoksidasi materi organik
2. Divisi 2 : Peroksida organik adalah senyawa yang mengandung struktur -O-O-
Menurut PermenLH
03-2008
Suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.
Menurut GHS 1.Padatan PengosidaKategori 1 : Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan selulosa (dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu pembakaran pada perbandingan 3:2 dari kalium bromat dengan selulosaKategori 2 : Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan selulosa (dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran yang sama dengan waktu pembakaran pada perbandingan 3:2 dari kalium bromat dengan selulosa,dan pada kategori 1 tidak memenuhiKategori 3 : Suatu bahan yang dalam perbandingan 4:1 atau 2:1 antara sampel dan selulosa (dalam massa), menimbulkan waktu pembakaran kurang dari waktu pembakaran pada perbandingan 3:7 dari kalium bromat dengan selulosa, dan dan pada kategori 1 dan 2 tidak memenuhi2.Peroksida OrganikKategori :Tipe A : Setiap peroksida organik yang dapat meledak atau teruai dengan cepatTipe B : Setiap peroksida organik yang mempunyai sifat mudah
meledak, meskipun meledak dan terurai tidak cepat, tetapi menimbulkan ledakan termalTipe C : Setiap Setiap campuran peroksida organik yang mempunyai sifat mudah meledak, tidak dapat meledak atau terurai secara cepat atau menimbulkan ledakan termalTipe D :Setiap peroksida organik yang dalam uji laboratorium :
meledak sebagian, tidak terurai dengan cepat dan menunjukkan efek yang tidak keras, ketika dipanaskan di bawah kondisi tertentu;
tidak dapat meledak seluruhnya, terurai secara lambat atau menunjukan bahaya yang tidak keras, ketika dipanaskan dibawah kondisi tertentu;
tidak dapat meledak atau terurai seluruhnya, dan menunjukkan efek yang sedang, ketika dipanaskan di bawah kondisi tertentu
Tipe E : Setiap peroksida organik yang pada uji laboratorium, tidak meledak maupun terurai seluruhnya dan memberikan efek rendah atau tanpa efekTipe F : Setiap peroksida organik yang pada uji laboratorium, tidak meledak dan tidak terurai dalam wadah tertentu secara keseluruhan, dan hanya menimbulkan pengaruh yang tidak baik yang rendah atau tanpa pengaruh, ketika dipanaskan di bawah kondisi tertentu, seperti tanpa tenaga ledakanTipe G : Setiap campuran peroksida organik dalam uji laboratorium, tidak meledak dan terurai secara keseluruhan, dan tidak menimbulkan pengaruh, ketika dipanaskan di bawah kondisi tertentu, juga tidak memiliki daya ledak, seperti tanpa tenaga ledakan, dipastikan bahwa stabil, dikatagorikan dalam kategori G. Jika campuran tidak stabil secara termal atau titik didihnya kurang dari 150oC
Menurut Kepmen
187/MEN/1999
Apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran
Menurut PBBBiasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.
Pelabelan Menurut DOT
Oksidator
Peroksida Organik
Menurut PermenLH
03-2008Oxidizing
Menurut GHS Padatan Pengosida
Kategori 1 :
Kategori 2 :
Kategori 3 :
Peroksida Organik :Tipe A
Tipe B
Tipe C dan D
Tipe F
Tipe GTidak ada elemen label untuk kategori ini
Menurut NFPA
Syarat/ Ketentuan
Penyimpanan Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api.
Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
Pemindahan/ Transportasi
USDOT menggariskan bahwa kontainer yang digunakan untuk mengangkut bahan berbahaya dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi kecelakaan pada kondisi transportasi yang normal, maka:
− Tidak menimbulkan penyebaran bahan tersebut ke lingkungan sekitarnya− Keefektifan pengemasan tidak berkurang selama perjalanan− Tidak terjadi pencampuran gas atau uapdalam kemasan, yang dapat menimbulkan reaksi spontan (kenaikan panas atau ledakan) sehingga mengurangi keefektifan
pengemasan; pengemasan tersebut harus menjamin tidak terjadi reaksi kimiawi di dalamnya.
Penanganan tumpahan
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
1. Hindari campuran dengan bahan kimia yang mudah terbakar2. Memperbesar intensitas api3. Hindari sumber api4. Tutup botol bahan kimia dengan rapat
6. Bahan racun dan menular
CONTOH
Kalium Sianida Nikotin Asam Oksalat Timbal Arsenat Metanol Mercury Hidrokinon
Divisi dan Kriteria Menurut
DOT
1. Divisi 1 : bahan beracun (di luar gas) yang diketahui toksik pada manusia,
2. Divisi 2 : bahan menular baik berupa mikroorganisme atau toxin yang dapat mendatangkan penyakit pada manusia.
Menurut PermenLH
03-2008
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan
beracun); dan/ataub. Sifat bahaya toksisitas akut.
Menurut GHS
Menurut Kepmen
187/MEN/1999
1. Bahan beracun dalam pemajanan melalui mulut : LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan atau kulit : LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan atau pernapasan : LC 50 > 0.5 mg/l dan < 2 mg/l
2. Bahan sangat beracun dalam pemajanan melalui mulut mulut : LD 50 25 mg/kg berat badan atau kulit : LD 50 50 mg/kg berat berat, atau pernafasan : LC 50 0.5 mg/l
PelabelanMenurut
DOT
Menurut PermenLH
03-2008
B3 Beracun (Toxic)
Menurut GHS
Syarat/ Ketentuan
Penyimpanan
1. Bahan beracun harus disimpan diruangan yang sejuk2. Terdapat sirkulasi udara yang baik3. Jauh dari bahaya kebakaran4. Bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan
satu sama yang lainnya5. Hindari penyimpanan yang terkena sinar matahari langsung atau
jauhkan dari sumber panasPemindahan/ TransportasiPenanganan tumpahan
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
1. Mengetahui tempat masuknya racun kedalam tubuh. Racun dapat masuk ke tubuh melalui per oral (zat yang tertelan),inhalasi (gas), dan absorbsi permukaan kulit. Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan lamanya reaksi keracunan.
2. Melakukan diagnosis serta mencari bukti-bukti yang diperoleh dari tempat kejadian, guna mengetahui jenis racun yang menyerang.
3. Penanganan1. Paru-paru. Jauhkan diri dari pemaparan inhalasi zat racun
2. Mata Posisi kepala ditengadahkan dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburu kondisinya. Buka kelopak mata perlahan dan aliri dengan aquades atau NaCl 0,9% secara perlahan samapai zat racunnya diperkirakan sudah hilang (hindari bekas larutan pencucian mengenai wajah atau mata lainnya) selanjutnya tutup mata dengan kassa steril. 3. Kulit, rambut, dan kuku. Lepaskan pakaian, arloji, sepatu, dan aksesori lainnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan tutup rapat, cuci/scrubbing bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan di sabun minimal 10 menit, selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut4.Pencernaan.Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering, sehingga tindakan pemberian bahan pengikat (karbon/arang aktif) yaitu dengan dosis 30-50g dan 240 ml air, pengenceran dengan minum air dingin atau susu sebanyak 250 ml,atau dengan induksi muntah dapat mengurangi jumlah paparan bahan toksik.
7. Bahan radioaktifCONTOH uranium, 90Co, tritium, 32P, 35S, 125I, 14CDivisi dan Kriteria
Menurut DOT
setiap materi atau kombinasi materi yang secara spontan mengionisasi radiasi dengan aktivitas spesifik lebih besar dari 0,002 microcurie per-gram. Plakat yang digunakan berlabelkan
1. Radioactive white-I, dengan bahaya minimum2. Radioactive yellow- II, dengan bahaya maksimumdan3. Radioactive yellow -III.
Menurut PermenLH
03-2008
-
Menurut GHS -
PelabelanMenurut
DOT
MenurutNFPA
Menurut GHS -
Syarat/ Ketentuan
Penyimpanan
Bahan radioaktif harus disimpan di tempat yang terawasi dan terjaga keamanannya. Pada tempat penyimpanan harus dituliskan kata “HATI-HATI BAHAN RADIOAKTIF ( CAUTION RADIOACTIVE MATERIALS)”. Diperlukan catatan jumlah bahan dan perhatikan batas jumlah penyimpanan yang diperbolehkan.
Pemindahan/ TransportasiPenanganan tumpahan
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
8. Bahan korosif
CONTOH
asam klorida NaOH Asam hidroklorik Kalium hidroksida Natrium karbonat Aluminium klorida
Divisi dan Kriteria
Menurut DOT
Baik bahan cair atau padat sebagai bahan yang dapat menyebabkan kerusakan visibel ke materi yang kontak dengannya
Menurut PermenLH
03-2008
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengantemperatur pengujian 55oC; dan/atauc. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
Menurut GHSKriteria 1 :Kecepatan korosi pada permukaan baja atau aluminium meningkat 6,25 mm per tahun pada tes yang dilakukan pada suhu 550C
Pelabelan
Menurut DOT
Menurut PermenLH
03-2008
Menurut GHS
Menurut NFPA
Syarat/ Ketentuan
Penyimpanan
1. Penyimpananya pada ruang yang mempunyai sirkulasi udara yang baik dan sejuk, agar tidak terjadi pengumpulan uap
2. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label
3. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
4. Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan korosif
5. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena paparan bahan tersebut
Pemindahan/ TransportasiPenanganan tumpahan
1. Beritahu semua orang yang ada di area tumpahan.2. Hubungi nomor darurat yang sesuai yang seharusnya telah terpasang di
3. Beri bantuan korban, pindahkan mereka dari paparan dan mandikan jika diperlukan.
4. Tergantung jenis dan sifat bahan kimia tersebut, Anda mungkin perlu membuka jendela dan pintu untuk memberikan sirkulasi udara yang cukup, menutup area yang terpapar untuk menyimpan tumpahan atau mematikan sumber nyala api dan panas.
5. Jika Anda terlatih dan berwenang, gunakan material yang tepat untuk menyerap atau menampung tumpahan.
Prosedur Penanggulangan Keadaan darurat
1. Gunakan APD yang sesuai2. Ruang kerja harus mempunyai ventilasi yang baik3. Antisipasi tumpahan bahan kimia4. Siapkan peralatan keselamatan5. Lepas semua pakaian & sepatu yang terkontaminasi6. Cuci sarung tangan yang telah dipakai sebelum bekerja dengan