TUGAS KIMIA ORGANIK Kelompok 22 Ghassan Tsabit Rivai (1406552976) Mustika Saraswati (1406552906) Shobrun Jamil (1406531656) Teknik Kimia 2014 Universitas Indonesia, Depok
TUGAS KIMIA ORGANIK
Kelompok 22
Ghassan Tsabit Rivai (1406552976)
Mustika Saraswati (1406552906)
Shobrun Jamil (1406531656)
Teknik Kimia 2014
Universitas Indonesia, Depok
Tata Nama Senyawa Kimia menurut IUPAC
Tatanama IUPAC untuk kimia organik adalah suatu cara sistematik untuk memberi
nama senyawa organik yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa organik harus memiliki nama yang
dapat digambarkan suatu formula struktural dengan jelas.
Rekomendasi penamaan resmi IUPAC tidak selalu diikuti dalam prakteknya kecuali
jika diperlukan untuk memberikan definisi ringkas terhadap suatu senyawa atau jika nama
IUPAC lebih sederhana (bandingkan etanol dengan etil alkohol). Jika tidak, maka nama
umum atau nama trivial yang biasanya diturunkan dari sumber senyawa tersebutlah yang
digunakan. Tatanama IUPAC menggunakan sejumlah awalan , akhiran , dan sisipan untuk
mendeskripsikan jenis dan posisi gugus fungsi pada suatu senyawa.
Pada kebanyakan senyawa, penamaan dapat dimulai dengan menentukan rantai
hidrokarbon Ingold Prelog jika ambiguitas masih saja ada pada struktur rantai hidrokarbon
induk. Nama dari rantai induk dimodifikasi dengan akhiran gugus fungsi yang memiliki
prioritas tertinggi, sedangkan gugus fungsi sisanya diindikasikan dengan awalan yang
dinomori dan disusun secara alfabetis.Penamaan yang tidak mengikuti kaidah penamaan yang
baik dan benar bisa menghasilkan nama yang masih bisa dimengerti strukturnya tentu saja
penamaan yang baik dan benar direkomendasikan untuk menghindari ambiguitas.
Contoh nama senyawa induk dan mengidentifikasi gugus fungsi pada molekul tersebut.
Penomoran alkana induk dilakukan dengan menggunakan kaidah prioritas Cahn
NH2CH2CH2OH
jika mengikuti aturan kaidah prioritas Cahn Ingold Prelog adalah 2-aminoetanol. Namun
nama 2-hidroksietanaamina juga secara jelas merujuk pada senyawa yang sama.
Nama senyawa diatas dikonstruksi dengan cara sebagai berikut:
1. Terdapat dua karbon pada rantai induk, maka diberi nama dasar "et"
2. Karbon-karbon pada senyawa tersebut berikatan tunggal, maka diberi akhiran "an"
3. Terdapat dua gugus fungsi pada senyawa tersebut, yakni alkohol (OH) dan amina
(NH2). Alkohol memiliki nomor atom dan prioritas yang lebih tinggi dari amina , dan
akhiran dari alkohol adalah "ol", maka akhiran majemuk yang terbentuk adalah
"anol".
4. Gugus amina tidak berada pada satu karbon yang sama dengan gugus OH (karbon
nomor 1), namun melekat pada karbon nomor 2, oleh karena itu ia diidentifikasikan
dengan awalan "2-amino".
5. Setelah awalan, nama dasar, dan akhirannya digabung, kita mendapat "2-
aminoetanol".
Terdapat pula sistem penamaan lama untuk senyawa organik, dikenal sebagai
tatanama umum , yang sering digunakan untuk menamakan senyawa yang sederhana maupun
senyawa yang sangat kompleks sehingga nama IUPAC menjadi sangat panjang untuk
digunakan.
Alkana
Alkana yang berantai tunggal memiliki akhiran "-ana" dan diberikan awalan
tergantung pada jumlah atom dalam rantai tersebut mengikuti aturan imbuhan pengganda
IUPAC :
Sesuai Jumlah karbon :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Met- Et- Prop- But- Pent- Heks- Hept- Okt- Non- Dek-
11 12 13 14 15 20 30 8 8 8
Undek- Dodek- Tridek- Tetradek- Pentadek- Eikos- Triakont-
Sebagai contoh alkana paling sederhana CH4 adalah metana dan alkana berkarbon
sembilan CH3(CH2)7CH3 adalah nonana. Hal yang sama juga berlaku pada alkana berkarbon
157 CH3(CH2)155CH3, dinamakan heptapentahektana. Tanda kurung digunakan untuk
mengindikasikan pengulangan dari molekul yang dikurung, (CH2)155 mengindikasikan
sebuah molekul yang terdiri dari 155 rantai CH2.
Alkana siklik diberi nama dengan menggunakan awalan "siklo-", sebagai contoh
C4H8 dinamakan siklobutana dan C6H12 dinamakan sikloheksana.
Alkana bercabang dinamakan dengan menggunakan nama alkana berantai tunggal
yang dilekatkan gugus alkil. Gugus alkil ini diberi awalan angka yang mengindikasikan di
mana ia melekat pada karbon tertentu. Gugus alkil ini diberi sisipan "-il-". Sebagai contoh
(CH3)2CHCH3 bisa dianggap sebagai rantai propana yang dilekatkan dua gugus metil di
karbon nomor 2. Senyawa ini diberi nama 2-metilpropana. Awalan angka dapat dihapus jika
ia tidak menimbulkan ambiguitas, jadi 2-metilpropana ditulis sebagai metilpropana (struktur
1-metilpropana adalah identik dengan butana).
Jika terdapat ambiguitas dalam posisi substituen, yakni karbon mana yang dinomori
sebagai "1", dipilih penomoran dengan angka yang paling kecil. Sebagai contoh,
(CH3)2CHCH2CH3 (isopentana) dinamakan 2-metilbutana, bukan not 3-metilbutana. Oleh
karena tidak ada struktur lain yang bernama metilbutana kecuali 3-metilbutana, awalan angka
3 ini dapat dihapus.
Jika terdapat cabang-cabang rantai dengan alkil yang sama, posisi mereka dipisahkan
dengan koma dan diberi awalan di-, tri-, tetra-, tergantung pada jumlah cabang tersebut,
contohnya C(CH3)4 dinamakan 2,2-dimetilpropana. Jika terdapat gugus alkil yang berbeda,
maka mereka disusun menurut susunan abjad dan dipisahkan dengan koma maupun tanda
hubung: 3-etil-4-metilheksana. Dalam hal ini rantai induk diambil dari rantai yang paling
panjang, oleh karena itu 2,3-dietilpentana adalah nama yang salah. Awalan di-, tri-, dsb tidak
dihiraukan ketika kita mengurutkan gugus alkil (contohnya 3-etil-2,4-dimetilpentana, bukan
2,4-dimetil-3-etilpentana). Jika terdapat beberapa kemungkinan rantai paling panjang, maka
rantai yang memililki cabang terbanyaklah yang digunakan.
Sub-cabang dari rantai samping diberikan imbuhan sesuai dengan sistem penomoran
sekunder pada cabang samping, penomoran dimulai dari titik cabang rantai utama dan
seluruh rantai samping dikurung dan dianggap sebagai substituen tunggal. Contohnya 4-(1-
metiletil)oktana adalah rantai oktana dengan cabang rantai di karbon nomor 4, cabang
tersebut terdiri dari gugus etil dengan gugus metil yang melekat pada cabang etil.
Alkena dan Alkuna
Alkena dinamakan dari rantai induk alkana dengan akhiran "-ena" dan awalan angka
yang mengindikasikan posisi ikatan rangkap karbon pada rantai: CH2=CHCH2CH3
dinamakan 1-butena. Etena (etilena) dan propena (propilena) tidak memerlukan imbuhan
angka karena tidak ada kemungkinan terjadinya ambiguasi pada struktur senyawa. Sama
seperti kaidah sebelumnya, nomor yang diambil adalah nomor yang paling kecil.
Ikatan rangkap yang lebih dari satu diberikan imbuhan majemuk -adiena, -atriena, dll.
sesuai dengan berapa banyaknya ikatan rangkap tersebut: CH2=CHCH=CH2 dinamakan 1,3-
butadiena. Isomer cis dan trans diindikasikan dengan awalan cis- atau trans-: cis-2-butena,
trans-2-butena. Isomer geometrik lainnya yang lebih rumit dapat diindikasikan dengan
menggunakan kaidah prioritas Cahn Ingold Prelog.
Alkuna dinamakan dengan cara yang sama dengan alkena, namun dengan akhiran "-
una" yang mengindikasikan ikatan rangkap tiga, misalnya etuna dan propuna.
Nama Trivial Alkena
Nama trivial adalah nama umum yang diberikan kepada beberapa struktur khusus
alkena. Sebagai contoh, etena mempunyai nama trivial etilena, propena mempunyai nama
trivial propilena dan 2-metil propilena disebut juga isobutilena.
Selain itu, terdapat nama gugus fungsi trivial alkena yang didasarkan pada kedudukan
dan jumlah rantai alkena. Sebagai contoh gugus alkenil CH2= diberi nama vinil, dan
CH2=CH-CH2 diberi nama alil.
Gugus Fungsional
Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus
pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada
molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama
atau mirip. Gugus Fungsional Senyawa Karbon- Pada abad ke-18 diketahui senyawa
hidrokarbon hanya dapat diperoleh dari makhluk hidup sehingga senyawa hidrokarbon
disebut senyawa organik Sifat inilah yang menjadikan senyawa karbon melimpah di alam
dengan berbagai sifat fisika dan sifat kimia. Senyawa hidrokarbon memiliki sifat tertentu
akibat adanya atom selain atom karbon dan hidrogen di dalamnya. Atom-atom tersebut
dinamakan gugus fungsional senyawa hidrokarbon. Gugus fungsional pada senyawa
hidrokarbon tersebut berperan penting dalam kereaktifannya terhadap senyawa atau atom
lain. Para Kimiawan banyak mensintesis senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus
fungsi berbeda-beda untuk dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi. Kosmetik untuk wanita,
cuka yang digunakan pada makanan, dan pengawet bahan biologis merupakan contoh
aplikasi zat yang mengandung senyawa hidrokarbon dengan gugus fungsi yang berbeda.
Atom karbon, disamping memiliki kemampuan berikatan dengan atom karbon lain,
juga dapat berikatan dengan atom unsur-unsur lain. Dalam hidrokarbon, atom karbon dapat
berikatan dengan atom hidrogen membentuk senyawa hidrokarbon. Selain itu, atom karbon
dapat juga berikatan dengan atom-atom lain, seperti oksigen, nitrogen, fosfor, belerang, dan
halogen. Atom atau gugus atom yang terikat pada senyawa hidrokarbon dapat menentukan
sifat-sifat senyawa karbon. Atom atau gugus karbon tersebut lebih reaktif dari yang lainnya,
dinamakan gugus fungsi. Dengan kata lain, gugus fungsi adalah bagian reaktif dari senya a
karbon yang menentukan sifat fisika dan kimia senyawa karbon. Jika atom halogen (F, Cl, Br,
I) terikat pada senyawa hidrokarbon maka senyawa yang terbentuk akan memiliki sifat-sifat
fisika dan kimia yang ditentukan oleh gugus tersebut.
Kelas
kimiawi Gugus Rumus
Rumus
struktural Awalan Akhiran Contoh
Asil halida
Haloformi
l RCOX
haloformil
- -oil halida
Asetil klorida
(Etanoil klorida)
Alkohol Hidroksil ROH
hidroksi- -ol
Metanol
Aldehida Aldehida RCHO
okso- -al
Asetaldehida
(Etanal)
Alkana Alkil RH
alkil- -ana
Metana
Alkena Alkenil R2C=CR2
alkenil- -ena
Etilena
(Etena)
Alkuna Alkinil RC≡CR'
alkinil- -una
Asetiluna
(Etuna)
Amida
Karboksa
mida
RCONR2
karboksa
mido- -amida
Asetamida
(Etanamida)
Amina
Amina
primer
RNH2
amino- -amina
Metilamina
(Metanamina)
Amina
sekunder
R2NH
amino- -amina
Dimetilamina
Amina
tersier
R3N
amino- -amina
Trimetilamina
Ion
amonium
4°
R4N+
amonio- -amonium
Kolin
Senyawa
azo
Azo
(Diimida)
RN2R'
azo- -diazene
Metil oranye
(asam p-
dimetilamino-
azobenzenasulfo
nat)
Turunan
toluen
Benzil
RCH2C6H
5
RBn
benzil-
1-
(substituen)tolue
n
Benzil bromida
(1-Bromotoluen)
Karbonat
Ester
karbonat
ROCOOR
alkil karbonat
Karbosilat Karbosilat RCOO−
karboksi- -oat
Natrium asetat
(Natrium etanoat)
Asam
karboksila
t
Karboksil RCOOH
karboksi- asam -oat
Asam asetat
(Asam etanoat
atau asam cuka)
Sianat
Sianat ROCN
sianato- alkil sianat
Tiosianat RSCN
tiosianato
- alkil tiosianat
Eter Eter ROR'
alkoksi- alkil alkil eter
Dietil eter
(Etoksi etana)
Ester Ester RCOOR'
alkil alkanoat
Etil butirat
(Etil butanoat)
Haloalkan
a
Halo RX
halo- alkil halida
Kloroetana
(Etil klorida)
Hidropero
ksida
Hidropero
ksi
ROOH
hidropero
ksi-
alkil hidroperoks
ida
Metil etil keton
peroksida
Imina
Ketimina
primer
RC(=NH)
R'
imino- -imina
Ketimina
sekunder
RC(=NR)
R'
imino- -imina
Aldimina
primer
RC(=NH)
H
imino- -imina
Aldimina
sekunder
RC(=NR')
H
imino- -imina
Isosianida
Isosianid
a
RNC
isosiano- alkyl isosianida
Isosianat
Isosianat RNCO
isosianato
- alkil isosianat
Metil isosianat
Isotiosian
at
RNCS
isotiosian
ato- alkyl isotiosianat
Alil isotiosianat
Keton Keton RCOR'
keto-,
okso- -on
Metil etil keton
(Butanon)
Nitrat Nitrat RONO2
nitrooksi-,
nitroksi- alkil nitrat
Amil nitrat
(1-
nitrooksipentana)
Nitril Nitril RCN
siano- alkananitril
alkil sianida
Benzonitril
(Fenil sianida)
Nitrit Nitrit RONO
nitrosooks
i- alkil nitrit
Amil nitrit
(3-metil-1-
nitrosooksibutana
)
Senyawa
nitro
Nitro RNO2
nitro-
Nitrometana
Senyawa
nitroso
Nitroso RNO
nitroso-
Nitrosobenzena
Peroksida Peroksi ROOR
peroksi- alkil peroksida
Di-tert-butil
peroksida
Turunan
benzena
Fenil RC6H5
fenil- -benzena
Kumen
(2-fenilpropana)
Fosfina Fosfino R3P
fosfino- -fosfana
Metilpropilfosfana
Fosfodiest
er
Fosfat
HOPO(O
R)2
asam
fosforat
di(substitu
en) ester
di(substituen)
hidrogenfosfat DNA
Asam
fosfonat
Fosfono RP(=O)(O
H)2
fosfono- asam substituen f
osfonat
Asam
benzilfosfonat
Fosfat Fosfat ROP(=O)(
OH)2
fosfo-
Gliseraldehida 3-
fosfat
Turunan
piridin
Piridil RC5H4N
4-piridil
(piridin-4-
yl)
3-piridil
(piridin-3-
yl)
2-piridil
(piridin-2-
yl)
-piridin
Nikotin
Sulfida
RSR'
di(substituen)
sulfida
Dimetil sulfida
Sulfona Sulfonil RSO2R'
sulfonil- di(substituent)
sulfona
Dimetil sulfona
(Metilsulfonilmeta
na)
Asam
sulfonat
Sulfo RSO3H
sulfo- asam substituen
sulfonat
Asam
benzensulfonat
Sulfoksida Sulfinil RSOR'
sulfinil- di(substituen) sul
foksida
Difenil sulfoksida
Tiol Sulfhidril RSH
merkapto-
, sulfanil- -tiol
Etanatiol
(Etil merkaptan)
Alkohol
Alkohol memiliki gugus hidroksil (-OH) dinamakan dengan menghilangkan huruf
paling akhir "a" dari alkana dan dipasangkan dengan akhiran "-ol" dengan imbuhan angka
yang mengindikasikan posisi ikatan gugus alkohol: CH3CH2CH2OH dinamakan 1-propanol.
(Metanol danetanol tidak memerlukan imbuhan angka karena tidak ada ambiguasi dalam
strukturnya). Akhiran -diol, -triol, -tetraol, dll. digunakan jika gugus alkohol dalam suatu
senyawa lebih dari satu: Etilena glikol CH2OHCH2OH dinamakan 1,2-etanadiol.
Jika terdapat gugus fungsi lain yang memiliki prioritas lebih tinggi, maka awalan "hidroksi"
digunakan untuk mengindikasikan gugus fungsi alkohol: CH3CHOHCOOH dinamakan asam
2-hidroksipropanoat
-Nama Lazim
Selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim, yaitu alkil
alkohol.
R- OH
alkil alkohol
Perhatikanlah beberapa contoh berikut:
- Kegunaan Alkohol
Metanol merupakan alkohol yang paling sederhana, memiliki titik didih 64,7 °C.
Metanol dikenal sebagai wood alcohol. Metanol digunakan untuk pembuatan metanal
(formaldehid) dan bisa digunakan sebagai pelarut. Metanol bersifat racun, pada dosis yang
rendah dapat menyebabkan kebutaan dan pada dosis yang tinggi dapat menyebabkan
kematian. Etanol digunakan pada minuman, seperti bir dan anggur. Etanol juga dicampur
dengan bensin (gasoline) menghasilkan campuran yang dinamakan “gasohol” yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Etanol digunakan juga sebagai pelarut pada minyak wangi
dan sebagai zat antiseptik.
Etilen glikol merupakan komponen penting untuk pendingin dan zat antibeku pada
kendaraan. Etilen glikol digunakan juga pada pembuatan polimer. Gliserol dapat diperoleh
dari lemak, digunakan sebagai pelumas, kosmetik, dan bahan makanan. Ketika direaksikan
dengan asam nitrat dapat menghasilkan nitrogliserin yang dapat digunakan sebagai bahan
peledak.
Eter
Eter (R-O-R) terdiri dari sebuah atom oksigen yang berada di antara 2 rantai karbon
yang menyambung. Rantai yang lebih pendek di antara 2 rantai karbon itu menjadi awal
nama dengan sufiks "-ana" menjadi "-oksi". Rantai alkana yang lebih panjang menjadi akhir
nama eter tersebut. Sehingga CH3OCH3 disebut metoksimetana, dan CH3OCH2CH3 disebut
metoksietana (bukan etoksimetana). Jika oksigen tidak tersambung pada akhir rantai utama
alkana, maka seluruh rantai pendek gugus alkil beserta eter dianggap sebagai rantai samping
dan diberikan imbuhan nomor yang sesuai dengan posisi ikatan rantai tersebut dengan rantai
utama. Maka CH3OCH(CH3)2 disebut 2-metoksipropana.
-Nama Lazim
Eter sederhana biasanya dinamai sebagai alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil
diikuti kata eter (dalam tiga kata yang terpisah). Eter yang mempunyai dua gugus alkil sama
dinamai sebagai dialkil eter. Urutan penulisan gugus alkil tidak harus menurut urutan abjad
Perhatikanlah Contoh Berikut:
- Kegunaan Eter
Senyawa eter yang paling banyak dikenal adalah dietil eter. Dietil eter digunakan
sebagai pelarut dan zat anestetik (obat bius). Namun, penggunaan dietil eter sebagai zat
anestetik dapat menyebabkan gangguan pada pernapasan sehingga saat ini pengunaannya
digantikan oleh zat lain yang tidak berbahaya.
Aldehid
Aldehida (R-CHO) mempunyai akhiran "-al". Jika terdapat gugus fungsi lainnya,
maka karbon aldehida pada rantai tersebut berada pada posisi "1", kecuali terdapat gugus
fungsi lainnya yang berprioritas lebih tinggi Jika dibutuhkan awalan bentuk, maka imbuhan
"okso-" digunakan (sama seperti keton), dengan nomor posisi mengindikasikan akhir rantai:
CHOCH2COOH disebut asam 3-oksopropanoat. Jika karbon pada gugus karbonil tidak dapat
dimasukkan ke dalam rantai karbon (misalnya dalam kasus aldehida siklik), maka digunakan
awalan "formil-" atau akhiran "-karbaldehida": C6H11CHO disebut sikloheksanakarbaldehida.
Jika aldehida terhubung ke benzena dan merupakan gugus fungsi utama, maka sufiksnya
menjadi benzaldehida.
Nama lazim aldehida diturunkan dari nama lazim asam karboksilat yang sesuai
dengan menganti akhiran at menjadi aldehida dan membuang kata asam.
- Kegunaan Aldehid
Senyawa paling sederhana dari aldehid adalah formaldehid. Formaldehid digunakan
sebagai desinfektan, antiseptik, dan digunakan pada pembuatan polimer, seperti bakelit.
Formaldehid juga banyak digunakan sebagai pengawet untuk spesimen biologi.
Keton
Secara umum penamaan pada keton (R-CO-R) adalah berakhiran "-on" dengan
sisipan di tengah adalah nomor posisi: CH3CH2CH2COCH3 disebut 2-pentanon. Jika terdapat
imbuhan gugus fungsi lainnya yang berprioritas lebih tinggi, maka awalan "okso-" yang
digunakan: CH3CH2CH2COCH2CHO disebut 3-oksoheksanal.
-Nama Lazim
Nama lazim keton adalah alkil alkil keton. Kedua gugus alkil disebut secara terpisah
kemudian diakhiri dengan kata keton. Perhatikanlah dua contoh berikut.
CH3-CO-C2H5 metil etil keton
CH3-CO-CH3 dimetil keton
- Kegunaan Keton
Senyawa keton yang banyak digunakan adalah aseton yang biasanya digunakan
sebagai pelarut pada zat dan penghapus cat kuku.
Asam karboksilat
Asam-asam organik seperti asam asetat semua mengandung gugus fungsional yang
disebut gugus karboksil.
Gugus karboksil berisi C = O dari gugus karbonil, dengan atom karbon juga telah
terikat pada gugus hidroksil (OH). Sebuah asam karboksilat merupakan senyawa organik
yang mengandung gugus fungsional karboksil. Rumus umum untuk asam karboksilat dapat
disingkat -COOH. Atom karbon dari gugus karboksil dapat melekat pada atom hidrogen atau
rantai karbon. Penamaan dari asam karboksilat adalah sebagai berikut: Nama induk senyawa
dengan mencari rantai kontinu terpanjang yang berisi gugus karboksil. Ubah -a pada akhir
nama alkana menjadi asam – oat.
-Nama Lazim
Nama lazim asam karboksilat didasarkan pada sumber alami asam yang bersangkutan.
Misalnya, asam metanoat disebut asam formiat (asam format) atau asam semut karena
ditemukan pada semut formica rufa; asam butanoat disebut asam butirat karena terdapat
dalam mentega. Nama lazim dari beberapa asam diberikan pada tabel.
No. Rumus Bangun Nama IUPAC Nama Lazim
1 HCOOH Asam Metanoat Asam Format (Latin: formica= semut)
2 CH3COOH Asam Etanoat Asam Asetat (Latin: asetum= cuka)
3 CH3(CH2)2COOH Asam Butanoat Asam Propionat (Yunani: butyrum= mentega)
4 CH3(CH2)3COOH Asam Pentanoat Asam Valerat (Latin: valere= sejenis tanaman, pada
akar tanaman valere)
Jika menggnakan nama lazim, maka posisi gugus-gugus pengganti atau cabng-cabang
dinyatakan dengan huruf latin. Atom karbon yang terikat langsung pada gugus –COOH, yaitu
atom karbon nomor 2, ditandai dengan alfa (𝛼), atom karbon nomor 3 dengan beta (𝛽), atom
karbon nomor 4 dengan gamma (𝛾), dan seterusnya. Atom karbon yang diujung rantai
biasanya ditandai dengan omega (𝜔).
-Sifat Asam karboksilat
Asam karboksilat adalah semua asam lemah. Dalam larutan encer, ikatan O-H dari
gugus hidroksil dapat pecah, menghasilkan ion karboksilat negatif dan ion hidrogen.
(Keseimbangan antara gugus karboksil dan anion karboksilat)
Para anggota yang lebih kecil dari rangkaian asam karboksilat alifatik tidak berwarna,
cairan yang mudah menguap dengan bau yang kuat. Asam etanoat umumnya dikenal sebagai
asam asetat dan cuka rumah tangga biasa adalah larutan asam asetat 5%. Asam karboksilat
yang lebih besar adalah padatan dengan titik leleh rendah. Ada banyak asam karboksilat
aromatik yang besar, yang semuanya padatan kristal. Asam karboksilat dapat membentuk
ikatan hidrogen antarmolekul sehingga memiliki titik leleh dan didih relatif tinggi
dibandingkan dengan senyawa organik lain yang tidak memiliki ikatan hidrogen. Asam
karboksilat dengan rantai karbon pendek sangat larut dalam air, sementara mereka dengan
rantai karbon yang lebih panjang kurang larut.
Banyak asam karboksilat terjadi secara alami pada tumbuhan dan hewan. Buah jeruk seperti
jeruk dan lemon mengandung asam sitrat.
- Kegunaan Asam Karboksilat
Asam asetat yang dikenal sebagai cuka digunakan sebagai pemberi rasa asam pada
makanan. Senyawa asam karboksilat lainnya, seperti asam benzoat digunakan sebagai
pengawet pada makanan dan minuman. Asam sitrat dan asam tartrat digunakan sebagai zat
aditif pada makanan.
Ester
Ester (R-CO-O-R') adalah nama turunan alkil dari asam karboksilat. Gugus alkil (R')
disebut pertama kali. Bagian R-CO-O kemudian dinamai dengan kata terpisah sesuai dengan
nama asam karboksilatnya, dengan nama terakhirnya berakhiran dengan -oat. Contohnya,
CH3CH2CH2CH2COOCH3 disebut metilpentanoat, dan
(CH3)2CHCH2CH2COOCH2CH3 disebut etil 4-metil pentanoat. Untuk ester semacam etil
asetat (CH3COOCH2CH3), etil format (HCOOCH2CH3) atau dimetil fitalat yang berasal dari
asam, maka IUPAC tetap menyarankan tetap memakai nama ini. Beberapa contoh sederhana
ditunjukkan dalam gambar.
Jika gugus alkil tidak terhubung di akhir rantai, maka letak posisi yang terhubung
dengan gugus ester diberi imbuhan "-il": CH3CH2CH(CH3)OOCCH2CH3disebut 2-butil
propanoat atau 2-butil propionat.
Nama lazim pada ester pada umumnya sama dengan penamaan asam karboksilat,
yaitu didasarkan pada sumber alami asam yang bersangkutan. Yang menjadi perbedaan disini
adalah kata asam yang diganti dengan gugus alkil.
- Kegunaan Ester
Pada bidang industri, senyawa ester seperti etil etanoat dan butil butanoat digunakan
sebagai pelarut untuk resin dan pernis. Senyawa ester juga digunakan sebagai pemberi aroma
pada makanan dan minyak wangi, contohnya isoamil etanoat yang memberikan aroma
pisang.
Haloalkana
Haloalkana adalah senyawa turunan alkana di mana satu atau lebih atom H digantikan
oleh atom halogen. Dalam hal ini, haloalkana dianggap sebagai turunan alkana dengan atom
halogen sebagai gugus pengganti. Gugus fungsi Halogen atau haloalkana diawali dengan
kata-kata fluoro-, kloro-, bromo-, iodo-, dll., tergantung dari halogennya. Gugus yang lebih
dari satu dinamai dikloro-, trikloro-, etc., dan gugus yang berbeda dinamai sesuai urutan
alfabet. Contoh, CHCl3(kloroform) adalah triklorometana. Anestetik Halotana (CF3CHBrCl)
adalah 2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana. Adapun aturan penamaan haloalkana adalah
sebagai berikut
Jika terdapat lebih daru sejenis halogen, maka prioritas penomoran didasarkan pada
kereaktifan halogen, yaitu dalam urutan F-Cl-Br-I. Akan tetapi, penulisan nama tetap
berdasarkan abjad. Jadi, urutan penulisan halogen adalah bromo, kloro (chloro),
fluoro, dan iodo. Contoh: CH3-CHCl-CHF-CH3dinamakan 3-kloro-2fluorobutana
Jika terdapat rantai samping (caban alkil), maka halogen didahulukan.
Monohaloalkana sederhana mempunyai nama lazim, yaitu alkilhalida. Monoalkana itu
dianggap sebagai turunan hidrogen halida (HX) yang atom H-nya diganti oleh gugus
alkil. Perhatikanlah dua contoh berikut.
1. CH3-Cl “metil klorida”
2. CH3-CHBr-CH3“isopropil klorida”.
- Kegunaan Haloalkana
Haloalkana digunakan sebagai pelarut, contohnya karbon tetraklorida (CCl4) dan
kloroform (CHCl3). Senyawa haloalkana lainnya dapat digunakan sebagai insektisida, tetapi
saat ini sudah tidak digunakan lagi karena memiliki efek negatif terhadap kesehatan. Selain
itu fungsi dari haloalkana dapat dilihat pada tabel berikut
NO RUMUS KIMIA NAMA SENYAWA KEGUNAAN
1 CH3Cl Klorometana/klorometil
klorida Bahan pendingin, Industri silikon, dan zat pewarna,sebagai fumigon
2 CH3Br Bromometana/metil
bromida cair
Pemadam kebakaran pesawat terbang, bahan pengasapan pada penyimpanan biji-
bijian dan buah-buahan
3 C2H5Cl Klorometana/etil klorida
cair
Pembuatan plastik etil selulosa,anestesi lokal operasi ringan membuta TEL (tetra
etil lead)
4 CH2Cl2 Dikloromeana Cair Pembuatan cat dan anestesi ringan
5 CHCl3 Trikloromrtana/klorofom
cair
Bahan pelarut ekstraksi penisilin, anestesi (sudah ditinggalkan karena beracun),
bahan utama freon
6 CHI3 Triiklorometana/idioform Bahan obat luka luar dan luka yang sudah abses (bisul)
Berwarna
kuning,berbau
khas
padat
7
CCl4
Zat cair tak
berwarna
Tetraklorometana/karbon
tetraklorida cair Bahan pelarut lemak dan oli,bahan dasar freon,pencucian kering,memadamkan api
8 CFC Freon Cair/Kloroflouro
karbon
CHCl2F dan CCl2F2 cair untukrefrigerants pada AC dan kulkas serta pendorong
pada aerosol,CCl2F─CClF2 cair untuk pelarut zat pembersih kaca,gelas,lapisan
logam
9 CF3 ─ CHClBr 2-bromo-2-kloro-1,1,1-
trifluoroetana cair
Obat bius
10 (CF2 ═ CF2)n Teflon Pelais antilengket panci, wajan,setrika
11 C2H4Br2 1,2-dibromoetana cair Zat asiktif pada bensin (pengganti (TEL)
12
H
l
Cl─ ─C─ ─Cl
l
Cl
Dikloro difenil
trikloroetana (DDT)
Untuk insektisida
13 BFC Bromokloro-
difluorometana
Memadamkan api
Note :
Dilarang karena merusak lapisan ozon
14 C2H3Cl Vinilklorida monomer pembuatan PVC (plastik)
15
Kloroprena Bahan dasar pada industri plastik dan karet
16 C2H3Cl3
Pelarut polar
17 C3H5Br2Cl 1,1-dibromo-1-kloro
propana Intsektisida pertanian
18 DDT Dikloro difenil trikloro
etana insektisida
19 HFC Hidrofluorokarbon, digunakanpadapendingin,mengembangkanplastik yang
memuaidansebagaibahanbakardalam aerosol.
20
Hidrokarbon Senyawa-senyawainijugatidakmemilikipengaruhterhadaplapisanozon
Senyawa-senyawainisangatmudahterbakardanterlibatdalammasalah-
masalahlingkungansepertipembentukankabutfotokimia.
21 CF2=CF2 Tetrafluoroetena digunakanuntukmembuatpoli (tetrafluoroetena) – PTFE.
22 CH2=CHCl, Kloroetena, digunakanuntukmembuatpoli(kloroetea) – biasadisebut PVC.
23 CHCl3 Kloroform
obatbius (anestetika) dansebagaipelarutuntuklemak, lilin, danminyak.
Namundemikian,
efeksampingdarikloroformdapatmerusakhatisehinggajarangdipakaisebagaiobatbius,
kecualiuntukpenelitian di laboratorium
24 CHI3 Iodoform berwujudpadatpadasuhukamar, berwarnakuning, danmempunyaibau yang khas
sebagaiantiseptik
25 CCl4 Tetraklorokarbon
zatcair yang tidakberwarnadenganmassajenislebihbesardari air.
tidakterbakarsehinggaseringdigunakansebagaipemadamkebakaran. Selainitu,
jugadigunakansebagaipelarutuntuklemakdanminyak
26 CF2Cl2 Fluorokarbon
senyawakarbon yang mudahmenguap, tidakberacun, tidakmudahterbakar,
dantidakberbau, digunakansecaraluassebagaipendingindansebagai gas
propelandalam aerosol
Amina
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri dari senyawa
nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino merupakan derivatif amoniak. Biasanya
dipanggil amida dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah
asam amino, amino biogenik, trimetilamina, dan anilina.
Yang berbau dari amoniak, ialah ikan tua, air kencing, rotting daging, dan mani merupakan
semua terdiri dari zat amino.
Amina primer Amina sekunder Amina tersier
DAFTAR PUSTAKA
Anon. (Available at:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pendalaman%20materi%20kimia%20organik.pdf
Anon. 16 September 2015. Kimia Organik.(Available at: http://www.sridianti.com/kegunaan-
asam-karboksilat.html). (Accesed: 27 Februari 2015)
Anon. Gugus fungsi. (Available at: https://rdmymochi.wordpress.com/kimia-kelas-xii/gugus-
fungsi/). (Accesed: 27 Februari 2015)
Dwi Winarto (2013) Tata Nama Senyawa Turunan Alkana, Available at:
http://www.ilmukimia.org/2013/04/kimia-organik.htm l (Accessed: 28 Februari 2015).
Nominoire. 23 November 2012. Senyawa turunan alkana. (Available at:
http://bisakimia.com/2012/11/23/senyawa-turunan-alkana-sifat-dan-gugus-fungsi/).
(Accesed: 27 Februari 2015)
Rahayu, Imam. 2009. (Available at:
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/senyawa-karbon-pengertian-struktur-
manfaat-kegunaan-sifat.html).(Accesed: 27 Februari 2015)
(Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_nama_organik).(Accesed: 27 Februari 2015)
Zahro, Rara. 13 November 2013. Tatanama organik dan tatanama senyawa kimia organik
menurut IUPAC. (Available at: http://rarazahro.blogspot.com/2013/11/tata-nama-organik-
dan-tata-nama-senyawa.html).(Accesed: 27 Februari 2015)
Fauziah, Asmaul. 18 April 2013. Kegunaan Haloalkana. (Available at: http://asmaul-
aja.blogspot.com/2013/04/fungsi-atau-kegunaan-haloalkana.html). (Accesed : 28 Februari
2015)