8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
1/13
Titrasi Potensiometri
A. Tujuan
Membandingkan titik akhir reaksi netralisasi secara potensiometri dan dengan
indikator.
B. Dasar Teori
Asam polibasis adalah asam yang dalam larutan akan mengalami lebih dari satu
tingkat ionisasi dengan tetapan ionisasinya sendiri-sendiri. Misalnya untuk suatu asam
lemah berbasa n tingkat-tingkat dan tetapan-tetapan ionisasinya adalah sebagai berikut :
HnA + H2O H3O+ + Hn-1A
- [][]
[]
Hn-1A- + H2O H3O
+ + Hn-2A=
[][][]
Dan seterusnya sampai akhirnya :
HA(n-1)- + H2O H3O+ + An-1 [
][][]
Sehingga apabila asam tersebut dititrasi dengan larutan basa kuat berasam satu misalnya
NaOH, maka akan diperoleh lebih dari satu titik ekivalen yang persamaan reaksi serta
pH titik ekivalennya sebagai berikut :
1.
HnA + NaOH NaHn-1A + H2O
pHI=
2. NaHn-1A + NaOH Na2Hn-2A + H2O
pHII=
dan seterusnya sampai akhirnya :
NaHnA + NaOH Nan + H2O
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
2/13
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
3/13
hilang. Sedangkan untuk dua larutan terakhir (dengan indikator pp) dititrasi sampai tepat
timbul warna merah muda. Dicatat banyaknya volume larutan NaOH yang dibutuhkan
pada tiap titrasi.
b.
Titrasi Potensiometri
Dihidupkan alat pH meter, dan setelah 15 menit diatur nilai pH dengan
menggunakan larutan buffer pH 4 dan pH 7, sehingga nilai yang tertera pada layar
menunjukkan pembacaan yang tepat pada pH 4 dan pH 7. Selanjutnya diambil 10 mL
dengan pipet gondok larutan H3PO4 0,2 M dan dimasukkan masing-masing pada dua
gelas piala. Ditambahkan masing-masing gelas piala akuades hingga volume larutan
menjadi setengah dari volume gelas piala dan diaduk dengan pengaduk magnet (magnet
stirrer) selama 5 menit. Kemudian diukur pH larutan, dicatat dan ditambahkan 1 mL
NaOH 0,5 M. Selanjutnya larutan kembali diaduk selama 5 menit dan diukur pH nya.
Diulangi percobaan yang sama hingga diperoleh larutan dengan pH 11,0. Dicata hasil
percobaan.
D. Data Pengamatan
1. Titrasi Volumetri H3PO4dengan NaOH dan indikator.
H3PO4
0,2M (mL)
Indikator Larutan NaOH 0,5M yang diperlukan (mL)
1 2 Rata-rata
10 mm 7,70 8,00 7,85
10 pp 15,20 15,10 15,15
2. Titrasi Potensiometri 10 ml H3PO4dengan NaOH 0,5 M
Waktu Volume NaOH
(mL)
pH
1 2 Rata-rata0 0 1,960 2,051 2,006
5 1 2,080 2,209 2,144
10 2 2,188 2,305 2,246
15 3 2,189 2,403 2,296
20 4 2,323 2,562 2,442
25 5 2,435 2,743 2,589
30 6 2,559 3,001 2,780
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
4/13
35 7 3,199 3,528 3,364
40 8 5,461 5,991 5,726
45 9 6,283 6,450 6,366
50 10 6,620 6,726 6,67355 11 6,966 6,974 6,970
60 12 7,209 7,478 7,344
65 13 7,480 7,911 7,696
70 14 7,871 9,660 8,766
75 15 9,837 10,695 10,266
80 16 10,851 11,019 10,935
85 17 11,041 11,041
E. Analisis Data
a. Titrasi Volumetri H3PO4dengan NaOH dan menggunakan indikator
Nilai pH pada titik ekivalen pertama, terbentuk pada penambahan 7,75 ml NaOH
0,5 M. Nilai Ka1H3PO4= 7,5 x 10-3dan Ka2= 6,2 x 10-8
pH = (pKa1+ pKa2)
= (2,12 + 7,21 )
pH = 4,665
pH pada titik ekivalen kedua, tercapai pada penambahan 15,50 ml NaOH 0,5 M.
H2PO4-+ H2O HPO4
2-+ OH
-Ka3= 4,8.10
-13
pH = (pKa2+ pKa3)
= (7,21+12,32 )
pH = 9,765
b.
Titrasi Potensiometri 10 ml H3PO4dengan NaOH 0,5 M
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
5/13
waktu
vol
titran pH dpH dV dpH/dV Vx d2pH/dV d2V d2pH/d2V Vy
a B c D e f g h i J k
0 0 2.0065 1 2.144 0.138 1 0.138 0.5
10 2 2.246 0.102 1 0.102 1.5 -0.036 2 -0.018 1
15 3 2.296 0.05 1 0.05 2.5 -0.052 2 -0.026 2
20 4 2.442 0.146 1 0.146 3.5 0.096 2 0.048 3
25 5 2.589 0.147 1 0.147 4.5 0.001 2 0.0005 4
30 6 2.78 0.191 1 0.191 5.5 0.044 2 0.022 5
35 7 3.364 0.584 1 0.584 6.5 0.393 2 0.1965 6
40 8 5.726 2.362 1 2.362 7.5 1.778 2 0.889 7
45 9 6.366 0.64 1 0.64 8.5 -1.722 2 -0.861 8
50 10 6.673 0.307 1 0.307 9.5 -0.333 2 -0.1665 9
55 11 6.97 0.297 1 0.297 10.5 -0.01 2 -0.005 10
60 12 7.344 0.374 1 0.374 11.5 0.077 2 0.0385 11
65 13 7.696 0.352 1 0.352 12.5 -0.022 2 -0.011 12
70 14 8.766 1.07 1 1.07 13.5 0.718 2 0.359 13
75 15 10.266 1.5 1 1.5 14.5 0.43 2 0.215 14
80 16 10.935 0.669 1 0.669 15.5 -0.831 2 -0.4155 15
85 17 11.041 0.106 1 0.106 16.5 -0.563 2 -0.2815 16
1. Kurva
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
6/13
-1
-0.5
0
0.5
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kurva hubungan antara 2pH/V2dengan Vy
Y-Values
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kurva hubungan antara Vx dengan dpH/dV
Y-Values
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kurva hubungan antara pH dengan Volume
NaOH
pH c
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
7/13
2. Perhitungan
a. Berdasarkan kurva hubungan pH terhadap Volume NaOH
Diketahui : pH = 3,5
pH = -log [H+]
3,5 = - log [H+]
[H+] = 10-3,5
= 3,1622 10-4M
Reaksi :
H3PO4+ OH- H2PO4
-+ H2O Ka = 7,5.10-3
[]
b.
Berdasarkan grafik hubungan dpH/dV terhadap volume NaOH
Diket : pH = 5,726
pH = -log [H+]
5,726 = -log [H+]
[H+] = 10-5,726
= 1,879 x 10-6M
Reaksi :H2PO4
-+ OH-HPO42- + H2O Ka= 6,2.10
-8
[]
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
8/13
c. Berdasarkan grafik hubungan d2pH /d2V terhadap volume NaOH
Diket : pH = 5,726
pH = -log [H+]
5,726 = -log [H+]
[H+] = 10-5,726
= 1,879.10-6M
Reaksi :
HPO42-+ OH- PO4
3- + H2O Ka= 4,8 x 10-13
[]
F. Pembahasan
Titrasi potensiometri yang digunakan dalam percobaan ini merupakan salah satu
metode elektroanalisis untuk menentukan konsentrasi suatu zat. Dalam percobaan ini,
metode ini digunakan untuk menentukan konsentrasi asam fosfat H3PO4. Asam fosfat
merupakan suatu asam poliprotik, artinya asam ini dapat memberikan lebih dari satu
proton yang berupa ion H+dan apabila bereaksi dengan suatu basa, akan membentuk air.
Karena itu, dalam titrasi potensiometri, dapat dilakukan pengukuran pH berdasarkan
konsentrasi H+yang dilepaskan asam fosfat.
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
9/13
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
10/13
kelemahan dari indikator yang tidak dapat secara kuantitatif untuk menentukan titik
ekivalen, tetapi hanya dapat menentukan titik akhir titrasi.
Pada percobaan ini, hasil dengan metode titrasi potensiometri diperoleh dari grafik
hubungan antara pH dengan volume titan, grafik pH/V dengan volum titran (Vx),
grafik hubungan 2pH/V2dengan volume titran (Vy). Maka dapat dihitung konsentrasi
dari ion (H+) yaitu Titik ekuivalen pertama terjadi pada saat penambahan volume NaOH
sebanyak 7 mL dengan pH 3,500 diperoleh konsentrasi [H+] sebesar 3,1622.10-4M dan
konsentrasi larutan yaitu 1,32.10-5
M. Titik ekivalen kedua terjadi pada penambahan
volume NaOH sebanyak 8 mL dengan pH 5,726 diperoleh konsentrasi [H+] sebesar
1,879.10-6M dan konsentrasi larutan yaitu 5,694.10-5M. sedangkan titik ekivalen ketiga
terjadi pada penambahan NaOH sebanyak 8 mL dengan pH 5,726 dengan konsentrasi
[H+] sebesar 1,879.10-6M dan konsentrasi larutan yaitu 7,356 M. Pada titik ekivalen
kedua dan ketiga terjadi pada pH yang sama. Dari hasil percobaan ini, menunjukkan
bahwa dengan titrasi indikator tidak mampu menunjukkan secara kuantitatif titik ekivalen
titrasi hanya titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna. Sedangkan dengan
metode titrasi potensiometri dapat menunjukkan secara kuantitatif titik ekivalen titrasi.
Hal tersebut ditunjukkan pada pH titik ekivalen indikator mm dan pp yaitu 4,665 dan
9,765 berbeda jauh melebihi pH titik ekivalen potensiometri.
G. Kesimpulan
1. pH pada titik ekivalen pertama dengan menggunakan indikator mm adalah 4,545
sedangkan pH pada titik ekivalen kedua dengan menggunakan indikator pp adalah
9,765.
2. Titrasi potensiometri pada titik ekivalen pertama dengan pH adalah 3,5 sedangkan pH
pada titik ekivalen kedua adalah 5,726, dan pH pada titik ekivalen ketiga sama dengan
5,726. pH titik ekivalen dengan indikator berbeda jauh melebihi pH titik ekivalen
secara potensiometri.
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
11/13
H. Jawaban Pertanyaan
1. Secara teoritis volume NaOH yang digunakan untuk titrasi pada titik ekivalen pertama
adalah 7 ml dan pada titik ekivalen kedua adalah 8 ml
2. Indikator metil merah digunakan sebagai indikator pada penentuan titik ekivalen
pertama karena pada titrasi secara volumetri, titik ekivalen pertama pHnya adalah
sebesar 4,545 dan metil merah merah trayek pHnya adalah 4,2-6,3. Sedangkan
indikator phenolphtalein digunakan untuk menentukan titik ekivalen kedua karena
titik ekivalennya adalah pada pH 9,765 dan phenolphtalein trayek pHnya adalah 8,3
10,0.
3. Tujuan titrasi potensiometri adalah untuk menentukan lokasi titik ekivalen. Suatu
asam yang sangat lemah (KaN sangat kecil) untuk titik ekivalen terakhirnya dapat
ditentukan dengan titrasi potensiometri.
I. Daftar Pustaka
Buku Petunjuk Praktikum Analisis Instrumentasi. Jurusan Kimia UM.Malang
Christian, G.D. 1997.Analytical Chemistry. Canada: John Wiley & Sons.
Fritz, J.S. dan G.H. Schenk. 1979. Quantitative Analytical Chemistry, 4th Ed.Boston:
Allyn dan Bacon, Inc.
Basset, J, et al. 1994.Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
12/13
Lampiran
8/10/2019 Titrasi Potensiometri1
13/13
Percobaan 6
Titrasi Potensiometri
Kelompok ; 1
Ahmad Fadlul Munim (110332406438)
Ali Wafa (110332421005)
Andi Hidayatullah (110332421006)
Anggie Puspita (110332406434)
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
14 November 2014