Top Banner
TITRASI REDOKS
50

Titrasi Iodometri

Sep 12, 2015

Download

Documents

Chareza Lutfi

tugas kuliah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Slide 1

Titrasi redoksINDIKATOR REDOKSDefinisiRedoks Indikator Redoks adalah indikator yang berubah warnanya karena terjadi reaksi reduksi-oksidasi (redoks).

Indikator yang Dapat Dgunakan dalam Titrasi RedoksSebuah electron didapat oleh oksidan dan tidak ada ion hidrogen yang terlibat dalam reaksi. Dapat dikatakan bahwa warna-warna dari bentuk teroksidasi dan tereduksinya berbeda.

Mekanisme Perubahan Warna

Kehadiran sebuah sitem terkonjugat yang panjang, seperti yang terdapat dalam ion diphenylbenzidine menyebabkan absorpsi caaya pada daerah-daera yang kasat mata, sehingga ion-ionnya akan berwarna.

9Warna kompleks besi (III) adalah biru muda, sehingga sebuah perubaan warna tajam akan muncul ketika besi (II) dioksidaasi menjadi besi (III) dengan kehadiran 1,10-penantholin

10Titrasi IodimetriPrinsip IodimetriTitrasi Iodimetri adalah titrasi cara langsung berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari sistem iodin-iodida dimana sebagai indikator digunakan larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit asam (pH 5-8). (Satiadarma, 2004).

Iodimetri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksi lebih tinggi dari sistem larutan iodin. Iodin merupakan oksidator yang lemahdengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi, iodin akan direduksi menjadi iodida (Rohman, 2007).

Metode ini cukup akurat karena titik akhirnya cukup jelas sehingga memungkinkan titrasi dengan larutan titer yang encer, yaitu 0,001N. Namun jarang dilakukan karena iodin merupakan oksidator lemah (Bassett,1994).

Cara langsung: larutan iodium digunakan untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekuivalennyaOksidator lemah: tidak bisa bereaksi sempurna dengan sample12Senyawa IodineSenyawa- senyawa iodine yang penting yaitu :a. Kalium Iodat (KIO3) yang ditambahkan pada garam dapur agar tubuh kita memeperoleh iodineb. Iodoform (CHI3) suatu zat organic yang pentingc. Perak Iodida (AgI) yang juga di gunakan dalam film fotografi.

Larutan PentiterPada titrasi iodimetri, digunakan larutan iodin sebagai larutan titer. Iodin adalah oksidator lemah sedangkan iodida merupakan reduktor lemah. Iodin hanya larut sedikit dalam air, namun larut dalam larutan yang mengandung ion iodida.

Larutan iodin standar dapat dibuat dengan melarutkan iodin dengan larutan KI pekat. Karena iodin mudah menguap, maka larutan ini harus dibakukan dengan Natrium tiosulfat (Na2S2O3) segera sebelum akan digunakan (Day, 2002).

Kelemahan pelarut beriodida adalah ion ini dapat teroksidasi oleh O2 dari udara yang dipercepat reaksinya dalam suasana asam atau oleh adanya cahaya, tetapi bersifat lambat dalam suasana netral.

Selain itu, senyawa iodida (biasanya KI) yang digunakan dipersyaratkan agar bebas iodat (karena iodat bereaksi dengan I- dalam suasana asam dengan membentuk I2). Persyaratan harus dipenuhi bila larutan I2 dalam KI akan digunakan sebagai larutan baku (Mulyono, 2006).

Larutan BakuLarutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama (Day & Underwood, 1981)

Penggunaan air yang masih mengandung CO2 sebagai pelarut, akan menyebabkan peruraian S2O32- membentuk belerang bebas. Belerang ini menyebabkan kekeruhan. Terjadinya peruraian dan kekeruhan itu juga dapat dipicu bakteri Thiobacillus thioparus, yaitu bakteri yang memakan belerang dan jika masuk ke larutan akan menghasilkan hasil metabolit berupa belerang koloidal. Belerang ini yang akan menyebabkan kekeruhan, dan bila timbul kekeruhan larutan harus dibuang.

Reaksi IodimetriDalam metode ini, suatu zat reduksi dititrasi secara langsung oleh larutan iodium baku, misalnya pada titrasi Na2S2O3 oleh I2, dengan reaksi :

Apabila larutan thiosulfat ditambahkan pada larutan iodine, hasil akhirnya berupa perubahan penampakan dari tak berwarna menjadi berwarna biru. Tetapi apabila larutan iodine ditambahkan kedalam larutan thiosulfat maka hasil akhirnya berupa perubahan penampakan dari berwarna menjadi berwarna biru.2Na2S2O3 + I2 2NaI + Na2S4O6Warna thiosulfat apa awalnya??16Pada penetapan kadar CuSO4.5H2O terjadi reaksi :

Reaksi dalam suasana asam, dengan menggunakan indikator larutan kanji dimana titik akhir titrasi titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi bening. 2CuSO4.5H2O + 4KI 2CuI + I2 + 2K2SO4 + 10H2OI2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6Pada pembakuan larutan natrium tiosulfat dengan standar primer KIO3

KIO3 + 5KI + 3H2SO4 3I2 + 3K2SO4 + 3H2OI2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6Penambahan amilum (indikator kanji) dilakukan di akhir supaya tidak mengganggu reaksi dan tidak menganggu penetapan kadar sampelIndikatorBiasanya indikator yang digunakan adalah kanji/ amilum. Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan.

Larutan kanji dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga kanji tak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi. Karena itu, dalam titrasi iod, larutan kanji hendaknya tak ditambahkan sampai tepat sebelum titik akhir ketika warna mulai memudar (Basset, 1994).

Larutan iod saat bereaksi dengan tepung kanji/amilum akan memberikan warna biru.

19Bahan Obat yang Ditetapkan Kadarnya secara IodimetriAsam askorbatNatrium askorbatNatrium tiosulfatContoh perhitunganAsam askorbat pada tablet vitamin C ditentukan kadarnya secara iodimetri dengan larutan I2 0,1 M dan indikator amilum. Sebanyak 500 mg vitamin C dilarutkan hingga 100 ml dengan aquades. Kemudian larutan vit C diambil 25 ml dan ditambahkan dengan 5 ml H2SO4 1%. Jika larutan air jeruk berubah menjadi coklat kehitaman ketika penambahan larutan I2 sebanyak 0,65 ml, Hitunglah kadar asam askorbat pada air jeruk.

ContLangkahPengamatanAir jeruk + aquadesLarutan berwarna kuningAir jeruk + aquades + H2SO4 1%Larutan berwarna kuningAir jeruk + aquades + H2SO4 1% + indikator amilumLarutan berwarna kuningAir jeruk + aquades + H2SO4 1% + indikator amilum + I2Larutan berwarna kuningAir jeruk + aquades + H2SO4 1% + indikator amilum + I2 (berlebih)Larutan berwarna coklat kehitamanContN(I2)= 0,1 NV(I2)= 5 mlBE vit C= 8,806 mg/ekuivalenTITRASI IODOMETRIPRINSIPPROSEDUR KERJA UMUMSiapkan tempat untuk kita melakukan praktikumPersiapkan alat-alat yang akan digunakan pada proses titrasi 3) Cuci dan bersihkan alat -alat yang akan digunakan 4) Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan 5) Pasang buret pada statif B.

PROSEDUR PEMBUATAN LARUTAN Na2S2O30,6205 gram Na2S2O3ditimbang dalam gelas arloji pada neraca analitikDimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dengan 50 ml aquades dan ditambahkan 10 g Na2S2O3.Larutan diaduk hingga homogen dan dipindahkan ke dalam labu ukur 500 mL.Larutan lalu diencerkan dengan air suling bebas CO2sampai volume larutan 500 mLSimpan dalam botol yang tertutup dan diberi label.

PROSEDUR KERJA PEMBUATAN LARUTAN H2SO4 4NSiapkan labu ukur 250 ml kemudian diisi dengan aquades secukupnyaAmbil larutan H2SO4 4N sebanyak 27,7 ml dengan menggunakan pipet gondok 25 ml dan pipet ukur 5 mlMasukkan kedalam labu takar 250 ml yang telah diisi dengan aquades tadiTambahkan aquades hingga tanda garisKocok-kocok dengan cara searah sehingga menjadi homogenApabila masih terasa panas masukkan atau rendam labu ukur tadi kedalam air dan diamkan hingga dinginLarutan H2SO4 telah siap digunakan untuk bahan tambahan pada proses titrasi penentuan standarisasi KMnO4

Prosedur Kerja Pembuatan larutan kalium dikromat dan penentuan standarisasi larutan tiosulfat.0,1N

Timbang kalium dikromat (K2CrO7) 0,5 gram dengan menggunakan gelas arloji dan neraca analitisMasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan encerkan dengan aquades sampai tanda garis 100 mlAmbil dengan menggunakan pipet gondok sebanyak 10 ml, masukkan dalam erlenmeyer 100 ml, dan tambahkan 3 ml larutan KI 10% kemudian tambahkan lagi 10 ml larutan H2SO4 4N kedalam larutan tersebutKocok-kocok hingga sampai menjadi homogenTutup rapat-rapat dan simpan ditempat yang gelap selama lebih kurang 3 menitSiapkan larutan tiosulfat (Na2S2O3) sebagai titran pada buret

CONTLakukan titrasi hingga terjadi perubahan warna pada campuran larutan kalium dikromat dari warna coklat tua menjadi kuning kehijauanTambahkan Amilum 3-7 tetes hingga terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi biru tua kehitaman Lakukan titrasi kembali hingga berubah dari biru tua kehitaman menjadi warna biru mudaLakukan titrasi sebanyak 3 kali agar mendapatkan hasil yang lebih tepatHitung, catat dan rata-ratakan hasil volume larutan thiosulfat yang terpakai. Prosedur Penetapan Kadar Cu(II) dalam cupri sulfat Timbang 0,781 gram cupri sulfat (CuSO4) menggunakan gelas arloji dan neraca analitikLarutkan dengan aquades dalam gelas bekker hingga menjadi larutan homogenMasukkan kedalam labu ukur 50 ml dan encerkan dengan aquades hingga tanda garisKocok hingga menjadi larutan homogenAmbil sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet gondok 10 mlMasukkan dalam erlenmeyer 250 ml tambahkan larutan KI 10% sebanyak 5 ml dan H2SO4 4N sebanyak 10 ml. Larutkan sampai menjadi homogen

CONTTutup dengan plastik dan simpan ditempat yang gelap selama 3 menitSiapkan larutan thiosulfat sebagai larutan titran dalam buretLakukan titrasi hingga terjadi perubahan warna dari warna coklat tua menjadi warna kuning kehijauan.Tambahkan amilum 3-5 tetes sampai terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi biru tuaLakukan titrasi kembali sampai warnanya berubah menjadi putih susuLakukan titrasi sebanyak 3 kaliCatat volume thiosulfat yang dipakai dan jumlahkan jumlah rata-rata dari ketiga titrasi tadi

Hal yang perlu diperhatikanMenghindari pH rendah. Thiosulphate (-) stabil pada kondisi asamS2O32- + 2H+ H2SO3 + S I- pada pH rendah : teroksidasi oleh O2 I2 (fenomena Oxygen Error)O2+ 4I-+ 4H+2I2+ 2H2OPencegahan :Suasana atm inertPenambahan CO2padat atau NaHCO3

I2 dalam suasana basa (pH >8)I2+ 2OH- IO-(ion hipoiodit) + I-+ H2O3IO- 2I-+IO3- (ion iodat)Akibat : V titran turun kesalahan hingga 4% terjadi pada pH sekitar 11,5

http://winblower.blogspot.com/2012/11/proses-titrasi-iodometri-menetapkan.html34

Amilum ditambah menjelang akhir reaksi titrasi Indikator : Warna kuning muda ( jingga coklat, (+) I2 dalam jumlah banyak)Alasan : Disosiasi kompleks I2- amilum lambat I2 banyak diikat Menghindari hidrolisis amilum dalam media asam.Dilakukan cepat untuk menghindari oksidasi I- oleh udara bebas

http://mhiakhanpuspaningrum.blogspot.com/2011/05/iodometri.html35DikocokTujuan : Menghindari penumpukan tiosulfat pada area tertentuJika (+) dekomposisi tiosulfat menghasilkan belerang.

Indikator : (+) belerang dan larutan menjadi bersifat koloid (tampak keruh oleh kehadiran S).S2O32- + 2H+ -> H2SO3 + S

I- ditambah berlebih Tujuan : Semua analit tereduksi Akurat Kelebihan I- : Kelarutann.b : Titrasi lebih lanjut karena I- dapat teroksidasi oleh udara menjadi I2

Ga gituI2 sukar larut air Mudah hilang dari larutan (volatil)Kelebihan I2 dan I- bentuk ion I3-Larutan harus disimpan pada botol hitam, dan distandardisasi setiap minggu (t singkat)

Bahan baku obat yang dititrasi IodometriVitamin CBerdasarkan NP VI th 1956

Timbang seksama 300 mgLarutkan dalam 20 ml air bebas CO2, 5 ml H2SO4 encer. Tambahkan 50 ml iodium 0,100 N. Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N.

1 ml I2 0,100 N setara dengan 80 mg C6H6O6

KalomelBerdasarkan FI III

Timbang seksama 500 mg masukkan ke dalam labu iodium, tambahkan 10 ml air, 25 ml iodium 0,1 N dan 10 ml larutan natrium iodida P 20% b/v. Tutup labu, goyangkan hingga reaksi sempurna. Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator 3 ml larutan kanji P.

1 ml larutan iodium 0,1 N setara dengan 23,607 mg Hg2Cl2

Perhitungan KadarDari suatu percobaan titrasi kalomel (Hg2Cl2) secara Iodometri, didapatkan hasil berikut:Berat sampelPentiterVolume titrasiIndikator500 mgNa2S2O3 0,1 N2 mlLarutan kanjiIODATOMETRIIodatometri merupakan titrasi yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan larutan KIO3 sebagai titran & senyawa pereduksi sebagai titran dlm suasana asam (0.1-2.0 M atau > 3M). Iodat adalah oksidator yang lebih kuat daripada iodium. Reaksi oksidasinya berlangsung dalam suasana asam dan iod yang terbentuk ditunjukkan dengan indikator.

Reaksi antara KIO3 dan agen pereduksi seperti ion iodida atau arsen (III) oksida di larutan asam berhenti saat iodat direduksi menjadi iodin:

Dengan reduktan yang lebih kuat, seperti titanium (III) klorida, iodat direduksi menjadi iodida:

Dalam larutan asam yang lebih kuat (5-6 M HCl) reduksi terjadi menjadi iodin monoklorida.

Dalam larutan HCl, iodin monoklorida membentuk sebuah kompleks ion yang stabil dengan ion klorida:

Secara keseluruhan, reaksi setengah sel ditulis seperti berikut:

Potensial reduksi adalah 1,23 Volt, dengan demikian dalam kondisi ini KIO3 bertindak sebagai agen pengoksidasi yang sangat kuat.

Prosedur Menurut FI ILarutkan zat di dalam airTambahkan HCl 2NTambahkan indikator (CHCl3)Titrasi dengan KIO3 0.1 N Sambil dikocok kuat-kuat pada setiap penambahannya sampai warna ungu lapisan CHCl3 hilang

Hal yang Perlu DiperhartikanPada kondisi (HCl 2.5-9.0 M), kanji tidak dapat digunakan sebagai indikator karena karakteristik warna biru dari kompleks kanji-iodin tidak terbentuk pada konsentrasi asam yang tinggi.

Pembuatan KIO3 Sebelum ditimbang, KIO3 dikeringkan dahulu pada suhu 1200C selama 1 jam dinginkan dlm desikator.Untuk dipakai pada HCl < 2N 0.1N KIO3 ~ 3.567 g/L HCl > 3N 0.1N KIO3 ~ 5.35 g/LDitimbang secara seksama dan larutkan dlm labu takar ttt utk digunakan sebagai titran.Daftar pustakaChemistry.tutorvista.com, (2014).Iodometric Titration, Uses of Iodine | [email protected]. [online] Available at: http://chemistry.tutorvista.com/analytical-chemistry/iodometric-titration.html [Accessed 2 Dec. 2014].Federica.unina.it, (2014).Iodometry and Iodimetry, Daniele Naviglio Analytical Chemistry Facolt di Agraria Federica e-Learning. [online] Available at: http://www.federica.unina.it/agraria/analytical-chemistry/iodometry/ [Accessed 2 Dec. 2014].Underwood, A.L. Day, R. A. Quantitative Analysis ed. 6th . Jakarta: Erlangga. 2001

Mhiakhanpuspaningrum.blogspot.com, (2014).Iodometri - Chemistry Analyst. [online] Available at: http://mhiakhanpuspaningrum.blogspot.com/2011/05/iodometri.html [Accessed 2 Dec. 2014].Winblower.blogspot.com, (2012).julianblower: PROSES TITRASI IODOMETRI Menetapkan kadar zat oksidator dalam contoh. [online] Available at: http://winblower.blogspot.com/2012/11/proses-titrasi-iodometri-menetapkan.html [Accessed 2 Dec. 2014].http://www.academia.edu/6768812/METODE_IODOMETRIHarmita, dkk. (2006). Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Depok: Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.