Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Evaluasi massa pelvis atau massa adneksa pada wanita menunjukkan salah satu dari masalah yang paling sering dan paling menantang dalam ginekologi. Diagnosis dan terapi harus didasarkan pada karakteristik massa, umur saat munculnya tumor, dan keinginan pasien untuk mempertahankan fertilitas. Suatu massa pelvis harus dibedakan asalnya baik itu berasal dari genital atau ekstra genital. Kemungkinan adanya keganasan membutuhkan diagnosis yang akurat dan terapi yang agresif, dimana kebanyakan dari massa-massa itu terutama pada usia reproduktif bersifat jinak. Walaupun begitu, adanya gejala dan tanda yang tumpang tindih antara tumor jinak dan ganas membuat diagnosis yang akurat menjadi sulit. 1, 2 Salah satu massa pada pelvis yang sering dijumpai pada wanita usia reproduktif adalah mioma uteri. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang sebagian besar terdiri dari otot polos. Mioma terdapat pada 20-25% wanita usia reproduksi, tapi tanpa alasan yang jelas, mioma 1
34

Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Jan 03, 2016

Download

Documents

lapsus mioma
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

BAB I

PENDAHULUAN

Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-

apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.

Evaluasi massa pelvis atau massa adneksa pada wanita menunjukkan salah

satu dari masalah yang paling sering dan paling menantang dalam ginekologi.

Diagnosis dan terapi harus didasarkan pada karakteristik massa, umur saat

munculnya tumor, dan keinginan pasien untuk mempertahankan fertilitas. Suatu

massa pelvis harus dibedakan asalnya baik itu berasal dari genital atau ekstra

genital. Kemungkinan adanya keganasan membutuhkan diagnosis yang akurat dan

terapi yang agresif, dimana kebanyakan dari massa-massa itu terutama pada usia

reproduktif bersifat jinak. Walaupun begitu, adanya gejala dan tanda yang

tumpang tindih antara tumor jinak dan ganas membuat diagnosis yang akurat

menjadi sulit. 1, 2

Salah satu massa pada pelvis yang sering dijumpai pada wanita usia

reproduktif adalah mioma uteri. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang

sebagian besar terdiri dari otot polos. Mioma terdapat pada 20-25% wanita usia

reproduksi, tapi tanpa alasan yang jelas, mioma terdapat 3-9x lipat lebih sering

pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih.3

Etiologi pasti dari tumor ini hingga kini belum diketahui secara jelas.

Mioma tidak terdeteksi sebelum pubertas dan berespon terhadap hormon,

umumnya tumbuh hanya selama usia reproduksi. Walaupun tumor ini dapat

tumbuh terisolasi, tapi pada umumnya mioma terdapat secara multipel, dengan

berbagai variasi ukuran serta dapat mencapai berat lebih dari 45 kg.1,4

  Walaupun umumnya asimtomatis, mioma dapat menimbulkan berbagai

masalah termasuk metrorraghia dan menorraghia, nyeri, dan infertilitas. Di US,

perdarahan uterus berlebih dari mioma merupakan salah satu indikasi

dilakukannnya tindakan histerektomi.5

1

Page 2: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdiri dari otot polos dan

jaringan ikat fibrus. Merupakan struktur yang padat, memiliki pseudokapsul,

dan membentuk nodul kecil maupun besar yang dapat diraba pada dinding

otot uterus tumor ini sering juga disebut fibroid, leiomyoma, atau

fibromioma.1,3 Tumor ini merupakan tumor jinak dan massa pada uterus yang

paling sering ditemui pada pelvis wanita. Mioma ini bisa muncul

single/tunggal, tapi lebih sering dijumpai multipel serta memiliki ukuran yang

bervariasi mulai dari ukuran mikroskopik 1 mm sampai dengan ukuran yang

besar yakni 20 cm, dan mengisi hampir seluruh ruang abdomen.1,3,6

2.2 Insiden

Insiden tertinggi dari mioma ini dijumpai pada wanita usia reproduksi

antara 30-45 tahun, dimana angka insiden yang lebih tinggi dijumpai pada

wanita berkulit hitam daripada wanita berkulit putih, yakni sebesar 3-9x lipat

lebih tinggi. Tumor ini tidak terdeteksi sebelum pubertas dan merupakan

tumor yang pertumbuhannya tergantung pada hormon.1,3

Sedangkan berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur

25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam

ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah (dilaporkan) terjadi

sebelum menars. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih

bertumbuh. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua

penderita ginekologi yang dirawat.7

2.3 Etiopatogenesis

2

Page 3: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Mioma merupakan tumor jinak yang terdiri dari sel otot polos yang

berproliferasi lokal dan terdapat akumulasi dari matriks ekstraseluler.

Penyebab pasti dari terjadinya mioma uterus sampai saat ini belum diketahui

dengan jelas, diperkirakan sumber/asal dari mioma ini bukan dari elemen otot

yang matang, melainkan dari tipe sel yang imatur (genitoblas) dari jaringan

otot uterus ataupun otot polos pembuluh darah disekitar uterus.1,2,6,7

Penelitian sitogenetik menunjukkan bahwa mioma muncul dari satu sel

otot polos neoplastik ; mioma merupakan tumor monoklonal yang berasal dari

mutasi somatik. Variasi dari abnormalitas kromosom yang melibatkan

beberapa kromosom (terutama kromosom 12) telah dapat diidentifilasi dan

menimbulkan pendapat bahwa terdapat peranan genetik dalam patogenesis

tumor ini, dimana proses yang bertanggung jawab terhadap transformasi

neoplastik ini belum diketahui dengan jelas, namun diduga estrogen

dibutuhkan untuk terjadinya mutasi ini.1

Dilihat dari mekanisme etiologinya, terdapat faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan mioma ini, antara lain progesteron,

estrogen, dan Peptide Growth Factor (PGF). Progesteron dapat meningkatkan

aktivitas mitosis dari mioma, namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang

terlihat belum jelas, selain itu progesteron juga menyebabkan pembesaran

tumor dengan jalan menstimulasi produksi apoptosis-inhibiting protein yang

berakibat pada penurunan apoptosis dari tumor. Sedangkan estrogen

berpengaruh terhadap pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi

matriks ekstraseluler, dimana mioma mengandung reseptor estrogen dengan

konsentrasi yang lebih tinggi daripada miometrium sekitarnya, namun lebih

rendah dibandingkan endometrium.1,2,3 Bukti-bukti yang menunjukkan peranan

estrogen sebagai promotor pertumbuhan mioma antara lain :1

- Mioma jarang ditemukan sebelum pubertas dan berhenti pertumbuhannya

setelah menopause

- Mioma yang baru jarang muncul setelah menopause

- Sering terdapat pertumbuhan yang cepat dari mioma selama kehamilan

- GnRH agonis menyebabkan lingkungan yang hipoestrogenik yang

berakibat pada reduksi tumor maupun ukuran uterus

3

Page 4: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya keterlibatan PGF (yakni

Epidermal Growth Factor/EGF, insulin-like growth factor, platelet-derived

growth factor) dalam regulasi pertumbuhan mioma, dimana EGF merangsang

sintesis DNA pada mioma dan sel miometrium, sedang estrogen memacu efek

tersebut melalui EGF. Selain faktor-faktor hormonal tersebut, terdapat juga

faktor lokal yang mempengaruhi variasi besar tumor dan tingkat

pertumbuhannya, antara lain suply darah, kedekatannya dengan tumor lain,

dan perubahan degeneratif. Sedangkan faktor resiko terjadinya mioma ini

antara lain multipara, obesitas, riwayat keluarga, ras asli afrika.1

2.4 Karakteristik

Mioma biasanya memiliki ciri tersendiri, bersifat multipel, dan berlobulasi

bulat ataupun ireguler. Tumor ini memiliki pseudokapsul yang menutupinya

dan secara jelas dibatasi dengan miometrium sekitarnya. Mioma ini dapat

dienukleasi secara mudah dari jaringan miometrium sekelilingnya. Pada

pemeriksan makros dengan potongan transversal, tumor ini tampak buff-

colored, bulat, halus, dan biasanya padat. Secara umum, tumor ini berwarna

lebih terang dibandingkan miometrium.1,3

a. Klasifikasi

Berdasarkan lokasinya pada uterus, mioma dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, yakni :1,6,7

Mioma intramural/interstisial : merupakan bentuk yang paling

umum/sering terjadi. Mioma ini terdapat di dinding uterus di antara

serabut miometrium, berbentuk nodul berkapsul yang terisolasi dalam

berbagai ukuran. Tumor ini dapat menimbulkan distorsi dari ruang

uterus atau permukaan luar uterus, dimana jika tumor ini muncul

single/tunggal dapat menyebabkan pembesaran uterus yang simetris.

Mioma submukosum : berada di bawah endometrium dan tumbuh

menonjol ke dalam rongga uterus, serta mengadakan perlekatan

dengan uterus melalui pedicle/tangkai dan dapat tumbuh menjadi

polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks (myoma geburt).

Tumor ini sering dihubungkan dengan abnormalitas dari susunan

endometrium dan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.

4

Page 5: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Mioma subserosum : apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga

menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma

subserosum ini dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum

latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula

tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau

omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga

disebut wandering/parasitic myoma

b. Patologi1

Gambaran Makroskopik : Mioma merupakan tumor padat dengan

pseudokapsul, memiliki batas yang jelas dengan miometrium

sekitarnya. Pseudokapsul sendiri bukan kapsul yang sesungguhnya,

melainkan dihasilkan dari kompresi fibrus dan jaringan otot pada

permukaan tumor. Karena vaskularisasinya berlokasi di perifer, bagian

sentral dari tumor ini mudah mengalami perubahan degeneratif. Pada

permukaan potongan, tumor ini halus, padat, dan biasanya berwarna

putih kemerahan tergantung dari vaskularisasinya.

Gambaran Mikroskopik : Mioma terdiri atas berkas otot polos dan

jaringan ikat fibrus yang tersusun seperti konde/pusaran air (whorl like

pattern), dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar

yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma. Terdapat sedikit

struktur vaskular dan mitosis yang jarang.

c. Perubahan degeneratif

Berbagai variasi perubahan degeneratif dapat muncul pada mioma

yang akhirnya dapat menyebabkan perubahan pada gambaran mikroskopis

dan makroskopis dari tumor. Sebagian besar perubahan ini tidak tampak

secara signifikan dengan sedikit efek pada gambaran maupun gejala

klinisnya. Perubahan degeneratif ini muncul karena terjadi perubahan pada

sirkulasi (baik arteri maupun vena), atrofi postmenopause, infeksi, atau

bisa juga merupakan akibat dari transformasi maligna/keganasan. Adapun

perubahan degeneratif tersebut antara lain :1,7

Atrofi: sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri

menjadi kecil.

5

Page 6: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita

berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen.

Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripada

tumor, seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari

kelompok lainnya.

Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil maupun luas, di mana

sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-

ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi

pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai

limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar

dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

Degenerasi membatu (calcireous degeneration): terutama terjadi pada

wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi.

Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka

mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto Rontgen.

Degenerasi merah (carneous degeneration): perubahan ini biasanya

terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan karena

suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada

pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah

berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin.

Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda

disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus

membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada

putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.

Degenerasi lemak: jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi

hialin.

2.5 Gejala klinis

Gejala dari mioma bervariasi tergantung dari ukuran, jumlah, dan

lokasinya. Kebanyakan wanita dengan mioma bersifat asimtomatis; gejala

6

Page 7: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

muncul dalam 10-40% wanita yang menderita penyakit ini. Adapun gejala

yang mungkin timbul antara lain :1,4

a. Perdarahan uterus abnormal. Merupakan gejala yang paling sering

dihubungkan dengan mioma uteri, muncul hingga >30% wanita yang

menderita penyakit ini. Tipe perdarahan yang muncul adalah menorrhagia,

perdarahan berlebih saat periode menstruasi (±>80 ml). Peningkatan aliran

biasanya muncul secara gradual, tapi perdarahan dapat menyebabkan

anemia. Mekanisme pasti terjadinya peningkatan perdarahan tidak jelas.

Faktor-faktor yang mungkin antara lain nekrosis permukaan endometrium

yang ada diatas mioma submukosa; gangguan kontraksi otot uterus bila

terdapat mioma intramural yang luas; peningkatan luas area permukaan

kavitas endometrium; dan perubahan mikovaskulatur endometrium.

b. Nyeri. Mioma yang tidak berkomplikasi biasanya tidak

menyebabkan nyeri. Nyeri akut dihubungkan dengan fibroid, biasanya

disebabkan oleh torsi pedunculated myoma atau infark yang progresif

menjadi degenerasi carneous dalam mioma. Nyeri biasanya seperti nyeri

kram, bila mioma submukosum dalam kavitas endometrium bertindak

sebagai benda asing. Beberapa pasien dengan mioma intramural

mengeluhkan dismenore yang muncul lagi setelah beberapa tahun periode

menstruasi bebas nyeri.

c. Tekanan. Begitu mioma membesar, akan memberi rasa seperti rasa

berat pada pelvik atau gejala tekanan pada struktur-struktur disekitarnya.

Sering kencing, adalah gejala yang sering muncul bila

mioma yang tumbuh menyebabkan penekanan pada kandung kencing.

Retensi urin, jarang terjadi, biasanya terjadi bila

pertumbuhan mioma menybabkan uterus retroversi terfiksasi yang

mendorong serviks ke anterior dibawah simfisis pubis di area sudut

uretrovesikuler posterior.

Efek tekanan mioma asimtomatis biasanya disebabkan

oleh ekstensi laterla atau mioma intralegamen, yang menyebabkan

obstruksi ureter unilateral dan hidronefrosis.

7

Page 8: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Konstipasi dan susah defekasi dapat disebabkan oleh

mioma posterior yang besar.

Kompres vaskulatur pelvis oleh uterus yang membesar

dengan hebat dapat menyebabkan varicositis atau edema ekstremitas

bawah.

d. Gangguan reproduksi. Infertilitas akibat adanya mioma tidak biasa

terjadi. Infertilitas dapat terjadi bila mioma mempengaruhi transportasi

tuba normal atau implantasi ovum yang terfertilisasi.

Mioma intramural besar yang berlokasi di kornu

dapat menutup pars interstisialis tuba.

Perdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma

submukosum dapat mengganggu implantasi; endometrium diatas

mioma dapat tidak mengalami fase-fase seperti endometrium normal,

sehingga merupakan permukaan yang tidak baik untuk implantasi.

Terdapat peningkatan insiden abortus dan kelahiran

prematur pada pasien dengan mioma submukosum atau intramural.

e. Kelainan berhubungan dengan kehamilan. Mioma uteri pada 0,3%-

7,2% kehamilan biasanya muncul sebelum konsepsi dan dapat meningkat

ukurannya selama gestasi.

Insiden abortus spontan lebih tinggi pada wanita

dengan mioma, tetapi mioma merupakan penyebab abortus yang tidak

biasa.

Kelahiran prematur dapat meningkat pada wanita

dengan mioma

Dalam trimester ketiga, mioma dapat menjadi faktor

penyebab malpresentasi, obstruksi mekanik, atau distosia uteri.

Mioma-mioma yang besar pada segmen bawah uterus dapat

menghalangi penurunan bagian presentasi janin. Mioma intramural

dapat mempengaruhi kontraksi uterus dan persalinan normal.

Perdarahan Post Partum (HPP) lebih sering terjadi

pada pasien dengan mioma uteri.

8

Page 9: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

2.6 Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Fisik1

Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan 95% dari hasil pemeriksaan fisik.

Ukuran uterus diukur sesuai dengan ukuran gestasi dan ditentukan dengan

pemeriksaan abdomen dan pelvik.

Pemeriksaan Abdominal

Mioma uteri dipalpasi sebagai tumor yang ireguler, noduler, menonjol

ke dinding anterior abdomen, dan biasanya padat serta kencang saat

dipalpasi; apabila ada edema akan terasa lembek, begitu juga bila ada

sarkoma, kehamilan, atau perubahan degeneratif.

Pemeriksaan Pelvik1

Temuan yang paling sering adalah pembesaran uterus; ukuran uterus

biasanya asimetris dan ireguler. Uterus biasanya bergerak bebas

kecuali bila ada residu PID. Pada mioma submukosum, pembesaran

uterus biasanya simetris. Beberapa mioma subserosum, sangat berbeda

dari korpus uteri dan dapat bergerak bebas, biasanya sering

menunjukkan adanya tumor adneksa/ekstra pelvis. Diagnosa mioma

cervical atau mioma submukosum pedunculated dapat dibuat pada

tumor yang ekstensi ke kanalis cervicalis; biasanya suatu mioma

submukosum dapat dilihat pada cervical os atau introitus.

b. Evaluasi dan Studi Diagnostik1

Studi diagnostik tambahan lain didasarkan pada presentasi individual dan

pemeriksaan fisik. Pada pasien asimtomatis dengan pemeriksaan fisik yang

sesuai dengan mioma, tidak perlu dilakukan studi diagnosis tambahan lain.

Hemoglobin/Hematokrit ; dilakukan pada pasien

dengan perdarahan vaginal yang berlebihan. Untuk mengetahui tingkat

kehilangan darah dan keadekuatan penggantian.

Profil koagulasi dan waktu perdarahan ; dilakukan

bila ada riwayat diathesis perdarahan.

9

Page 10: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Biopsi endometrium ; dilakukan pada pasien dengan

perdarahan uterus abnormal yang diperkirakan anovulatory atau

beresiko tinggi untuk hiperplasia endometrium.

USG ; secara akurat digunakan untuk menilai

dimensi uterus, lokasi mioma, interval pertumbuhan, dan anatomi

adneksa. Namun USG rutin tidak meningkatkan outcome

dibandingkan dengan hanya pemeriksaan fisik saja. Adalah tepat untuk

melakukan USG pelvik pada situasi dimana pengambilan kesimpulan

dengan pemeriksaan fisik sulit atau kurang pasti; bila pemeriksaan

fisik suboptimal seperti dalam kasus obesitas ; atau adneksa patologi,

tidak dapat dibedakan dengan pemeriksaan fisik saja.

Evaluasi cavitas endometrium dengan hysteroscopy

atau hydrosalfingografi bisa digunakan pada pasien dengan mioma

uteri dan infertilitas atau abortus berulang.

2.7 Diagnosis differensial3,4

a. Kehamilan

Pada fibroid dengan degenerasi kistik, uterus membesar dan lunak

sehingga memiliki penampakan klinis yang sama dengan kehamilan.

Berdasarkan penampakan payudara, serviks yang lunak, tes kehamilan,

dan USG menyingkirkan keraguan.

b. Hematometra

Disebabkan oleh stenosis servikal dengan gejala uterus membesar,

amenore sekunder. USG dan tes kehamilan dapat menyingkirkan

hematometra.

c. Adenomiosis

Gejala klinis hampir sama dengan mioma uteri. Uterus dengan ukuran 12

minggu atau pembesaran ireguler uterus mengarah pada diagnosis

fibroma. Adenomiosis cenderung lebih lunak. USG dapat menegakkan

diagnosis.

d. Uterus bikornus

Untuk menegakkan diagnosa dipakai histerogram, histeroskopi, dfan USG.

10

Page 11: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

e. Endometriosis

Gejala klinis hampir sama, tapi uterus dalam ukuran normal dan melekat

dengan massa pelvis.

f. Kehamilan ektopik

Ektopik yang kronik dengan pelvic hematocele dapat memberikan kesan

fibroid, dengan anamnesa yang baik dan USG dapat menyingkirkan

keraguan

g. Penyakit Radang Panggul Kronik

Riwayat dan gejala klinis mungkin sama, tapi massa radang lebih lunak

dan uterus terfiksir dengan ukuran normal.

h. Tumor jinak ovarium

Subserus atau pedunculated mioma mirip dengan tumor ovarium. USG

dapat menunjukkan asal tumor tapi asal tumor yang sebenarnya diketahui

dari laparotomi.

i. Tumor ganas ovarium

Fibroid dapat didiagnosa sebagai tumor ganas ovarium. Laparotomi perlu

dilakukan untuk menegakkan diagnosa.

j. Karsinoma Endometrium

Dapat timbul bersamaan dengan mioma pada perempuan lanjut usia. Perlu

dilakukan kuretase untuk menyingkirkan keganasan.

k. Miomatous polip

Penonjolan ke dalam ostium uteri dapat menyerupai produk konsepsi dan

kanker serviks. Riwayat penyakit dan biopsi dapat menegakkan diagnosa.

2.8 Pengobatan7

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua

mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun,

terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan

atau keluhan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan

setiap 3-6 bulan. Dalam menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau

11

Page 12: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

menjadi lisut. Apabila terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat

terdeteksi dengan cepat agar dapat diadakan tindakan segera.

Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH

agonist (GnRHa). Hal ini didasarkan atas pemikiran mioma uterus terdiri atas

sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRHa yang

mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi

gonadotropin yang mempengaruhi mioma.

Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma

uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam

keseluruhannya lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa dihentikan,

mioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena

mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang

tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami

menopauseyang terlambat.

a. Pengobatan operatif

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan

uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum

pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang

mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai.

Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka

kemumgkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%.

Perlu disadari bahwa 25-35% dari penderita tersebut akan masih

memerlukan histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang

umumnya merupakan tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per

abdominam atau per vaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus

harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya.

Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan.

Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan

timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya

dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus

keseluruhannya.

b. Radioterapi

12

Page 13: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga

penderita mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan

kalau terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontra

indikasi tersebut makin berkurang. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan

apabila tidak ada keganasan pada uterus.

2.9 Komplikasi4,7

a. Torsi. Subserosum pedunculated myoma dapat mengalami rotasi pada

perlekatannya dengan uterus, sehingga vena mengalami oklusi dan tumor

dipenuhi oleh darah. Nyeri abdomen yang berat sering dijumpai dan

memerlukan tindakan operatif secepatnya. Sangat jarang terjadi, tumor

mendapatkan suplai darah dari perlekatannya dengan organ di dekatnya

dan akhirnya melekat pada organ tersebut, yang disebut wandering fibroid

atau parasitic fibroid.

b. Inversi.

c. Perdarahan kapsular. Jika vena besar pada permukaan tumor pecah,

perdarahan intraperitonial yang profuse dapat menyebabkan syok

hemoragik akut.

d. Infeksi. Infeksi dapat terjadi jika massa tumor keluar dari kavum uteri dan

kontak dengan vagina yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum

atau sepsis, sehingga harus segera dioperasi.

e. Associated endometrium carcinoma. Ca endometrium dihubungkan

dengan fibromioma pada wanita dengan umur diatas 40 tahun yang

didapatkan pada 3 % kasus.

f. Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,65%

dari seluruh mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus.

Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus

yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma

uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam

menopause.

2.10 Prognosis

13

Page 14: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Prognosis pasien baik karena keganasan pada mioma uteri jarang terjadi (<

1%) dan penderita di rencanakan TAH yang dalam teori di katakan TAH

bersifat kuratif sedangkan miokmetomi bisa mengalami resiko rekuren.

Histerektomi dengan pengangkatan seluruh mioma bersifat kuratif. Setelah

miomektomi, uterus dan cavitasnya dapat kembali ke bentuk yang normal.

Satu hal yang penting diperhatikan adalah adanya resiko rekuren setelah

miomektomi. Penelitian menunjukkan adanya insiden sekitar 2-3% pertahun

dari symptomatic myoma setelah miomektomi

14

Page 15: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

BAB III

LAPORAN KASUS

I. Identitas Penderita

Nama : WG

Umur : 50 tahun

Pendidikan : SD Kelas 6

Suku : Bali

Agama : Hindu

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Banjar Guliang Pejeng

Tanggal MRS : 11 Desember 2007

II. Anamnesis

Keluhan Utama : Pasien datang ke poliklinik rujukan

dari dokter umum karena dicurigai

ada benjolan setelah sebelumnya

pasien ingin membuka iud.Pasien

merasakan badan lemas setelah

sampai di RSUD Sanjiwani.

Perjalanan Penyakit : Penderita datang keluhan benjolan

setelah sebelumnya penderita ingin

membuka KB di dokter umum.

Penderita mengeluhkan ada benda

yang menonjol dari kemaluannya

waktu penderita jongkok sejak

2minggu yang lalu. Perut dikatakan

tidak membesar dan tidak ada nyeri.

15

Page 16: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Riwayat haid dikatakan teratur.

Nyeri saat haid tidak ada.

Riwayat Menstruasi : Menarche : 13 tahun

Siklus : Teratur

Lama : 3 hari

HPHT : 2 tahun yang lalu

Riwayat Perkawinan : 1x selama 33 tahun

Usia saat menikah : 17 tahun

Riwayat Persalinan : 1. Laki-laki, pspt B, di Rumah, 33

tahun

2. Wanita, pspt B, di rumah ,31 tahun

3. Laki-laki,pspt B, bidan, 3050 gr,

28tahun.

Riwayat Operasi/Penyakit

Terdahulu : -

.

III. Pemeriksaan Fisik

Status Present

Kesadaran : CM

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 20x/menit

Status General

Mata : Anemis +/+ Ikterus -/-

Abdomen : Fut 2jari bpst, massa (-), nyeri tekan (-), asites (-)

Vagina

Insp : tampak massa Ø 10x4x5 cm yang berasal dari OUI

VT : flx(-) fl(-)

P Ø (-) licin

livide(-)

16

Page 17: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

teraba masa Ø 10x4x5 cm kenyal

benang IUD

IV. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :

11/12 Hb : 7,9 gr/dL 13/12 Hb : 11,4

PLT : 328 k/Ul PLT: 238

WBC : 10,2 k/uL WBC: 30,2

BT : 2’ APPT : 34,5”

CT : 7’ PT : 17,8”

V. Diagnosis Kerja :

Mioma Geburt + Anemia

VI. Penatalaksanaan :

- MRS

- Perbaikan keadaan umum , transfusi PRC sampai Hb > 10 gr/dL

- Rencana Ekstirpasi di OK dan persiapan TAH

- KIE pasien dan keluarga

VII. Prognosis

- Dubius ad bonam

17

Page 18: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

Perjalanan Penyakit :

Tanggal S O A P12-12-07 Badan

Lemas,BAB+,BAK +,makan minum +

St.PresentT : 130/70 mmHgN : 80 x/menitR : 20 x/menitSt. General Mata : An +/+Thorax : Cor/Po dbnSt. GynAbd: tfut : 2 jr bpstdistensi(-),nyeri tekan (-), asites (-)VT:tuba massa Ø 10x4x5 kenyal,benang iud +

Myoma uteri + Anemia

Pdx : -Tx : -Perbaikan KU ~transfusi PRC sampai Hb > 10 gr/dL (4 kolf)-Rencana TAH

Mx : kel,vsKIE

13-12-07 Makan +,minum +,BAB + BAK+,pendarahan -

St.PresentT : 120/70 mmHgN : 88 x/menitR : 18 x/menitSt. General Mata : An -/-Thorax : Cor/Po dbnSt. GynAbd : tfut : 2 jrbpst,distensi (-),nyeri tekan -VT, teraba massa padat Ø 10 x 4x5 cm, kenyal, benang iud +

Insp: Tampak tumor mukosa Ø10 cm dengan tangkai pendek dengan akar melekat dinding cavum uteri

Myoma uteri Pdx : DL Post TransfusiTx : -Rencana TAHSaran : Coba extirpasi di OK,dengan konseling untuk TAH

Mx : kel,vs, pre opKIE

18

Page 19: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Diagnosis

Pada kasus ini, pasien bernama WG, berumur 50 tahun, beralamat di Banjar

Guliang, Pejeng. Pasien datang tanggal 11 Desember 2007 karena ingin buka iud.

Dari hasil pemeriksaan fisik dan dilakukan vt teraba massa sebesar 10x4x5cm.

Riwayat haid dikatakan teratur dan mengganti 3-4 pembalut setiap hari pada

waktu haid, tanpa disertai sakit yang berlebihan saat menstruasi. Dari hasil

anamnesis juga diketahui riwayat menstruasi pasien, dimana pasien menarche

pada usia 13 tahun dengan siklus yang teratur dan lama haid 3 hari. Riwayat

perkawinan 1 kali selama 33 tahun, dengan riwayat persalinan sebanyak 3 kali,

dimana kesemua anak penderita hidup.

Pasien saat ini didiagnosa dengan mioma geburt karena dari hasil

anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda serta gejala yang sesuai

dengan mioma geburt. Dari hasil anamnesis diketahui umur pasien 50 tahun,

dimana usia ini masih tergolong usia reproduktif dan merupakan salah satu faktor

resiko terjadinya mioma uteri. Kemudian dari keluhan utama pasien saat datang

yakni di katakan ada sesuatu benda yang menonjol keluar dari kemaluan

penderita. Kemudian dari riwayat persalinan, pasien pernah hamil sebanyak 3 kali

(multipara) dimana multipara ini juga termasuk salah satu faktor resiko mioma.

Kemudian dari pemeriksaan fisik pada palpasi abdomen didapat fundus

uteri 2 jari di bawah pusat, tidak terdapat nyeri tekan maupun asites, yang mana

gambaran ini sesuai dengan gambaran mioma.

19

Page 20: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

4.2. Penatalaksanaan

Penderita di MRS kan dan di lakukan perbaikan keadaan umum. Penderita juga di

lakukan transfusi PRC sampai Hb > 10. Pada pasien ini di rencanakan tindakan

ekstirpasi di OK dan persiapan TAH. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

pasien telah berumur cukup lanjut dan telah memiliki anak yang cukup, selain itu

juga untuk menghilangkan mioma secara permanen dan mencegah timbulnya

resiko kekambuhan penyakit.

Penderita dan keluarga juga perlu di KIE untuk memberi pengertian

tentang kondisi penderita supaya penderita dan keluarga mengerti lalu peduli pada

keadaan penderita dan sepakat untuk bergerak. Sehingga jika di perlukan untuk di

rujuk penderita dan keluarga telah siap.

4.3. Prognosis

Prognosis pasien baik karena keganasan pada mioma uteri jarang terjadi (< 1%)

dan penderita di rencanakan TAH yang dalam teori di katakan TAH bersifat

kuratif sedangkan miokmetomi bisa mengalami resiko rekuren.

20

Page 21: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

BAB V

RINGKASAN

WG, wanita, 50 tahun, Banjar Guliang, Pejeng, Hindu, Bali, Indonesia datang

pada tanggal 11 Desember 2007 dengan keluhan utama dicurigai ada benjolan

setelah sebelumnya pasien ingin membuka iud di tempat praktek dokter umum.

Riwayat haid teratur dan mengganti 3-4 pembalut setiap hari pada waktu haid,

tanpa disertai sakit yang berlebihan saat menstruasi, tanpa disertai sakit yang

berlebihan saat menstruasi. Riwayat perkawinan 1 kali selama 33 tahun, dengan

riwayat persalinan sebanyak 3 kali, dimana kesemua anak penderita hidup.

Pemeriksaan fisik pada palpasi abdomen didapat fundus uteri 2 jari di bawah

pusat, tidak terdapat nyeri tekan maupun asites. Pemeriksaan vagina inspeksi

tampak massa Ø 10x4x5 cm yang berasal dari OUI dan dari pemeriksaan dalam

vagina teraba masa Ø 10x4x5 cm dan di dapatkan benang IUD. Rencana tindakan

penanganan yang dilakukan adalah ekstirpasi di OK dan persiapan TAH. Hal ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa pasien telah berumur cukup lanjut dan telah

memiliki anak yang cukup, selain itu juga untuk menghilangkan mioma secara

permanen dan mencegah timbulnya resiko kekambuhan penyakit.KIE terhadap

keluarga dan pasien tentang kondisi penderita. Prognosis pasien baik karena

keganasan pada mioma uteri jarang terjadi (< 1%) dan penderita di rencanakan

TAH yang dalam teori di katakan TAH bersifat kuratif sedangkan miokmetomi

bisa mengalami resiko rekuren.

21

Page 22: Tinjauan Pustaka and Laporan Kasus Mioma

DAFTAR PUSTAKA

1. Beck, W.W. NMS Obstetri and Gynaecology. 4th Ed. The Williams & Wilkins, 1997; 30: 339 - 345

2. Campbell, S., Monga, A. Gynaecology by 10 Teachers. 17th Ed. P: 115 - 117

3. DeCherney, A.H., Nathan, L. Current Obstetri and Gynaecology Diagnosis and Therapy. McGraw-Hill, 2003; P: 693 - 699

4. Howkin’s & Bourne. Shaw’s Textbook of Gynaecology. 12th Ed. New Delhi: B. I. Churchill Livingstone; 22: 275 - 284

5. Ling, F. W., Duff, P. Obstetri and Gynaecology Principles of Practice. McGraw-Hill, 2001; P: 1151 – 1172

6. Novak & Novak. Textbook of Gynaecology. 5th Ed. The Williams & Wilkins Company, 1956; P: 341 - 359

7. Hanifa, W. Tumor Jinak Pada Alat Genital dalam Ilmu Kandungan. Edisi III, Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999;338-345

22