Top Banner

of 26

LAPORAN KASUS MIOMA

Nov 01, 2015

Download

Documents

eujdhsyfqweytrku7qtwyrttrwqeukaystuyrfwtrasdtgfasfdjhgwjGASDUY NVSADBVHQgwjsnvd dmbkjxhuged xdkhwuegfsdjhkdjie heghfwteujwklsajl,
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN KASUS

MIOMA UTERIDisusun oleh :

Nicolai Christiano 406138094Willdania Yolanda 406148113Pembimbing :

dr. Jati Suwantoro, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSUD KOTA SEMARANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Nicolai Christiano Willdania YolandaNIM

: 406138094

406148113Fakultas

: Kedokteran

Universitas

: Tarumanagara

Tingkat

: Program Pendidikan Profesi KedokteranBidang Pendidikan

: Ilmu Kebidanan dan Kandungan

Periode Kepaniteraan Klinik: 13 April- 20 Juli 2015Judul Referat

: Mioma UteriDiajukan

: Mei 2015

Pembimbing

: dr. Jati Suwantoro, Sp.OG

TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN TANGGAL : Mengetahui,

Pembimbing

dr. Jati Suwantoro, Sp.OG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya laporan kasus ini tepat pada waktunya. Referat berjudul Mioma Uteri ini disusun dengan tujuan sebagai salah satu tugas Kepaniteraan Klinik bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD Kota Semarang. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. dr. Kartika Budi Peranawengrum, Sp.OG selaku ketua SMF Ilmu kebidanan dan Kandungan, serta pembimbing kepaniteraan di RSUD Kota Semarang2. dr. Jati Suwantoro, Sp.OG selaku pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD Kota Semarang

3. dr. Cipta Pramana, Sp.OG selaku pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD Kota Semarang.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan memiliki keterbatasan, untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan laporan kasus ini.

Penulis memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan dan penulis berharap agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pengetahuan dan pelayanan di bidang kesehatan Indonesia.

Semarang, Mei 2015

Nicolai Christiano

Willdania YolandaDAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II LAPORAN KASUS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. E

Nama suami : -Umur

: 41 tahun

Umur

: -Pekerjaan : -

Pekerjaan

: -Pendidikan: SMA

Pendidikan

: -Agama : Islam

Agama

: -Alamat : ANAMNESIS

Keluhan utama

Benjolan di perut kiri bawah sejak 2 tahun yang lalu, pinggang terasa sakit sejak 1 tahun yang lalu, perut nyeri terutama saat haid.Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dating ke poliklinik pada tanggal 19 Mei 2015, pasien mengeluhkan terdapat benjolan di perut bagian bawah sebelah sejak 2 tahun yang lalu. Nyeri perut dirasakan pasien terutama saat haid.Riwayat menstruasi

Menstruasi pertama pasien Ny. M dimulai pada usia 12 tahun dengan lama setiap menstruasi selama 8 hari. Siklus menstruasinya teratur yaitu 28 hari. Tidak ada darah yang keluar dari jalan lahir, tetapi pasien mengeluh adanya keputihan setelah menstruasi dan tidak nyeri. Penambahan berat badan, riwayat jatuh atau perut terbentur, dan gangguan buang air kecil disangkal oleh pasien, tetapi pasien mengeluhkan terdapat gangguan buang air besar.Riwayat Pernikahan Riwayat Obstetri Pasien belum pernah mengandung maupun melahirkan (P0A0)Riwayat Kontrasepsi Riwayat Gynekologi

Pasien mengatakan bahwa tidak pernah mempunyai riwayat mioma, kista ataupun keguguran (abortus).Riwayat USG +Riwayat Operasi -Riwayat Penyakit Sistem yang Pernah Diderita

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi, diabetes ellitus, jantung, serta tidak mempunyai riwayat asma, pasien alergi terhadap makanan laut.Riwayat Penyakit Keluarga Dari anamnesa, pasien mengatakan dikeluarganya tidak pernah menderita penyakit seperti yang dikeluhkan pasien, serta tidak ada riwayat hipertensi, diabetes, jantung, asma, maupun alergi pada keluarga. PEMERIKSAAN FISIK

A. Tanda Vital

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentisTekanan darah :130/80

Nadi : 80x / menitSuhu

: 36,5 derajat celcius Jumlah Pernapasan : 20x/menitB. Status Generalis

Kepala

Mata

: anemi (-/-) ikterik (-/-) edema palpebral (-/-)

Wajah: simetris

Mulut

: stomatitis (-)

Hiperemi faring (-)

Pembesaran tonsil (-)

Leher

: Pembesaran kelenjar limfe di leher (-)

Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax Paru

Inspeksi : retraksi (-), barrel chest (-), pergerakan nafas simetris, clavicula simetris, benjolan (-) Palpasi : teraba massa (-) ; pembesaran kelenjar axilla (-)

Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru

Auskultasi : vesicular +/+ ; wheezing -/- ; ronki -/-

Jantung

Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat

Palpasi: thrill Perkusi: batas jantung normal

Auskultasi : SI dan SII normal, tidak ada suara tambahan(gallop-; murmur - )Abdomen

Inspeksi : abdomen membuncit dan membesar kearah depan dengan batas yang jelas ; bekas operasi (-);pigmentasi kulit (-) Palpasi : teraba massa ; konsistensi kenyal; bentuk bulat; batas tegas ; nyeri tekan Perkusi : redup +, timpani Auskultasi : bising usus +Ekstremitas : Edema -/- ; akral dingin -/-

C. Status Gynekologi

Inspeksi : Massa ( - ) ; PPV ( - ), keputihan ( - )

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan sebelum pasien dilakukan operasi miomektomi pada tanggal 19 Mei 2015 dan hasilnya adalah sebagai berikut : PemeriksaanHasilNilai normal

Golongan DarahB

Hemoglobin9 g/dL12.0-16.0

Hematokrit29, 60 37-47

Jumlah Lekosit7, 8/ ul4,8-10,8

Jumlah Trombosit 611 150-400

Masa pendarahan/ BT01 min 45 sec 1-3

Masa Pembekuan /CT07 min 40 sec 5-15

Glukosa Darah Sewaktu8470-115

Natrium139134-147

Kalium3,503,50-5,20

Calsium1,181,12-1,32

HbsAgnegatifNegative

USGIntepretasi :

EKG

Pada pemeriksaan EKG yang dilakukan sebelum operasi, hasil yang didapatkan adalah irama sinus normal.

Rontgen ThoraxInterpretasi :

Cor

: letak, bentuk dan ukuran normalPulmo: Corakan vaskuler normal

Tak tampak bercak pada kedua paru

Diafragma dan sinus costophrenikus baik.

DIAGNOSIS PRE OPERATIF Dari hasil anamesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka dapat ditentukan bahwa diagnosis pada pasien Nn. E adalah P0A0 U41 dengan dismenore, soft tissue tumor, mioma uteri.PENATALAKSANAAN

Pasien dianjurkan untuk dilakukan operasi miomektomi untuk pengangkatan mioma uteri. Sebelum dilakukan operasi, pasien diobservasi terlebih dahulu dan dipersiapkan untuk dilakukan operasi pada tanggal 21 Mei 2015.

Persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Informed consent

2. Lapor dan konsultasi dokter spesialis ilmu kebidanan dan kandungan, konsultasi dokter spesialis penyakit dalam, serta konsultasi dengan dokter anestesi

3. Persiapan ruang operasi 4. Melakukan pemeriksaan laboratorium, EKG, dan foto thorax5. Menyiapkan 1 kolf PRC 6. Pemberian dulcolac suppositoria

7. Injeksi premed sharox 1,5 gr8. Infus RL 20 tpm, puasa 6 jam sebelum operasi9. Motivasi mental pasienDURANTEE OPERASI

Langkah-langkah operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pasien terlentang diatas meja operasi dengan anestesi total intravena

2. Asepsis dan antisepsis daerah vulva dan sekitarnya

3. Pasang duk steril kecuali daerah tindakan

DIAGNOSIS POST OPERATIF

Setelah operasi berlangsung, dilakukan pengkajian ulang dan pasien Nn. E didiagnosis sebagai mioma uteri subserosum.

PROGNOSIS

Ad vitam

: ad bonam

Ad functionam: dubia ad bonam

Ad sanationam: ad bonam

FOLLOW UP

Pre operasi

Tanggal 19 Mei 2015; jam 12.30S : Pasien mengeluh terdapat benjolan di perut bawah sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu. Nyeri perut terutama pada saat haid.O : keadaan umum baik; kesadaran compos mentis; TD : 120/80 mmHg; nadi 80 x/ menit; RR 24 x/ menit, suhu 36,2 derajat celcius; PPV (-), Hb : 9.0 g/dLA : P0A0 U41th dismenore, soft tissue tumor, mioma uteri subserosum. P : Advice dr. Kartika, Sp.OG :- Observasi keadaan umum, TTV

- Pro miomektomi

Tanggal 19 Mei 2015; jam 15.00`

S : Tidak ada keluhanO : keadaan umum baik, kesadaran compos mentisA : P0 A0 U41th dismenore, soft tissue tumor, mioma uteri subserosumP : - Observasi keadaan umum, TTV, infus (-)

Memberi terapi sesuai advice dokter Memenuhi kebutuhan nutrisi

Pro miomektomi

Ekg ulangTanggal 19 Mei 2015 ; jam 22.00S : Tidak ada keluhan, O : Keadaan umum baik

A : P0 A0 U41th dismenore, soft tissue tumor, mioma uteriP : - Observasi keadaan umum, TTV Memberikan terapi sesuai advice dokter Kolabs dengan gizi

Tanggal 19 Mei 2015; jam 22.30S : Tidak ada keluhan

O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, infus (-), Hb : 9, thorax (+), EKG (+), USG (+), usaha 2 PRC (+)A : P0 A0 U41th dismenore, soft tissue tumor, mioma uteri subserosum.P : - Lapor dr. Kartika, Sp.OG Pro miomektomi 21 Mei 2015 jam 12.00

Usaha 2 PRCTanggal 20 Mei 2015; jam 06.00S : Tidak ada keluhan O : Status internus : keadaan umum baik, TD : 120/80 mmHg; nadi 84 x/ menit; RR 20 x/ menit, Hb: 9.0 g/dLA : P0 A0 U41th dismenore, soft tissue tumor, mioma uteri subserosum.P : - Usaha PRC 2 kolf Pro miomektomi 21 Mei 2015 jam 12.00

Tanggal 20 Mei 2015; jam 21.00S : Tidak ada keluhan

O : Kondisi umum baik, kesadaran compos mentis, infus RL (+) 20 tpm, Hb : 10,1

A : P0 A0 U41th dismenore, soft tissue tumor, mioma uteri subserosum.

P : - Observasi kondisi umum, TTV

Memberikan terapi sesuai advice dokter

Persiapan miomektomi 21 Mei 2015

Pasang DC

Pasang dulcolac sup

Injeksi premed sharox 1,5 gr

Motivasi pasien

Tanggal 21 Mei 2015; jam 06.00

S : Tidak ada keluhan

O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, infus RL (+), DC (+)

A : P0 A0 U41th dismenore, soft tissue tumor, mioma uteri subserosum.

P : - Observasi keadaan umum, TTV

Monitor cairan infus

Pro miomektomi jam 12.00

Tanggal 21 Mei 2015

Advice post miomektomi :

Infus RL + Oxytocin 1 ampul + metergin 1 ampul 20 tpm Injeksi As. Tranexamat 3 x 500gr Injeksi ceftriaxone 2 x 1gr

Injeksi ketorolac 3 x 2 ampul Co amoxiclav

Asam mefenamat

BC/C

SF

FOLLOW UPPost Operasi

Tanggal 21 Mei 2015

Menjemput pasien dari IBS post op

S : Pasien mengatakan masih ngantuk dan lemas

O : Kondisi umum cukup, kesadaran compos mentis, infus (+), DC (+), TD : 120/70, N : 87x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 36,3 derajat celcius

A : P0 A0 U41th post miomektomi + adhesiolisis a/i multiple mioma uteri subserosum + adhesi + anemia H0

P : - Observasi kondisi umum, TTV, PPV, infus, DC

Mengambil sample darah (+) Kolabs dengan gizi, Lab (+)

Mobilisasi bertahap Melaksanakan advice dokter

Tanggal 21 Mei 2015; jam 22.00

S : Tidak ada keluhanO : Kondisi umum baik, kesadaran compos mentis, infus (+), DC (+)

A : P0 A0 U41th post miomektomi + adhesiolisis a/i multiple mioma uteri subserosum + adhesi H0

P : - Observasi keadaan umum, TTV

Monitor cairan infus

Monitor dan warna urin

Memberikan terapi sesuai advice dokter

Tanggal 22 Mei 2015; jam 06.00

S : Tidak ada keluhan

O : Kondisi umum baik, kesadaran compos mentis, TD : 100/60, RR : 20x/menit, N : 90x/menitA : P0 A0 U41th post miomektomi + adhesiolisis a/i mioma uteri subserosum + adhesi H1

P : Terapi lanjut

BAB III

TINJAUAN KASUS

DEFINISI

Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid atau leiomyoma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya dominan.1ETIOLOGIEtiologi mioma uteri secara pasti belum diketahui, tetapi terdapat korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor estrogen progesteron pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor predisposisi yang bersifat herediter. Pengaruh pengaruh hormon dalam pertumbuhan dan perkembangan mioma :1. Estrogen

Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Selama fase sekretorik, siklus menstruasi dan kehamilan, jumlah reseptor estrogen di miometrium normal berkurang. Pada mioma reseptor estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus menstruasi, tetapi ekskresi reseptor tersebut tertekan pada kehamilan.12. Progesteron

Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Walaupun progesteron dianggap sebagai penyeimbang estrogen, namun efeknya terhadap pertumbuhan mioma termasuk tidak konsisten.1FAKTOR PREDISPOSISI1. Usia

Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35-50 tahun, sangat jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun. Sedangkan pada usia menopause hampir tidak pernah ditemukan. Pada usia sebelum menarche kadar estrerogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi, serta akan turun pada usia menopause.2,32. Riwayat keluarga

Wanita dengan garis keturunan dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan mioma uteri.43. Obesitas

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi esterogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak. Hasilnya terjadi peningkatan jumlah esterogen tubuh, dimana hal ini dapat menerangkan hubungannya dengan peningkatan prevalensi dan pertumbuhan mioma uteri.44. Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi uterus.5KLASIFIKASI

Berdasarkan lokasinya, mioma uteri dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain : Mioma submukosa : menempati lapisan di bawah endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri. Pengaruhnya pada vaskularisasi dan luas permukaan endometrium menyebabkan terjadinya perdarahan ireguler. Mioma jenis ini dapat bertangkai panjang sehingga dapat keluar melalui ostium serviks (mioma geburt). Hal yang harus diperhatikan dalam menangani mioma bertangkai adalah kemungkinan terjadinya torsi dan nekrosis sehingga risiko infeksi sangat tinggi.2 Mioma intramural : mioma yang berkembang pada dinding uterus di antara serabut miometrium.6 Mioma subserosa : mioma yang tumbuh di bawah lapisan serosa uterus dan dapat bertumbuh ke arah luar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus.6PERUBAHAN SEKUNDER

Bila terjadi perubahan pasokan darah selama pertumbuhannya, maka mioma dapat mengalami perubahan sekunder atau degeneratif sebagai berikut:

Atrofi : ditandai dengan pengecilan tumor yang umumnya terjadi setelah persalinan atau menopause.2 Degenerasi Hialin : terjadi pada mioma yang telah matang atau tua di mana bagian yang semula aktif tumbuh kemudian terhenti akibat kehilangan pasokan nutrisi dan berubah warnanya menjadi kekuningan, melunak atau melebur menjadi cairan gelatin sebagai tanda terjadinya degenerasi hialin.2 Degenerasi Kistik : setelah mengalami hialinisasi, hal tersebut berlanjut dengan cairnya gelatin sehingga mioma konsistensinya menjadi kistik. Adanya kompresi atau tekanan fisik pada bagian tersebut dapat menyebabkan keluarnya cairan kista ke kavum uteri, kavum peritoneum, atau retroperitoneum.2 Degenerasi Kalsifikasi (kalkareus) : umumnya mengenai mioma subserosa yang sangat rentan terhadap defisit sirkulasi yang dapat menyebabkan pengendapan kalsium karbonat dan fosfat di dalam tumor.2 Degenerasi Merah (kaneus) : degenerasi yang diakibatkan oleh trombosis yang diikuti dengan terjadinya bendungan vena dan perdarahan sehingga menyebabkan perubahan warna mioma. Degenerasi jenis ini, seringkali terjadi bersamaan dengan kehamilan karena kecepatan pasokan nutrisi bagi hipertofi miometrium lebih diprioritaskan sehingga mioma mengalami defisit pasokan dan terjadi degenerasi aseptik dan infark. Degenerasi ini disertai rasa nyeri tetapi akan menghilang sendiri. Terhadap kehamilannya sendiri, dapat terjadi partus prematurus atau koagulasi diseminata intravaskuler.2GEJALA KLINIS

Perdarahan abnormal uterus

Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma uteri. Perdarahan ini dapat disebabkan karena distorsi kavum endometrium yang disebabkan oleh tumor. Terdapat tiga mekanisme perdarahan yang secara luas diterima namun belum dapat dibuktikan, yaitu:71. Perubahan fungsi normal kontraksi miometrium di arteri arteri kecil dan pasokan darah arterial merupakan dasar dari pembentukan endometrium.72. Kegagalan endometrium yang berlapis lapis untuk merespon jumlah kadar normal estrogen/progesteron pada fase menstruasi menjadi salah satu penyebab terjadinya peluruhan endometrium.73. Terjadinya nekrosis akibat adanya tekanan yang terjadi pada dasar endometrium yang menyebabkan tereksposnya lapisan vaskular yang menghasilkan perdarahan yang ditemukan pada saat peluruhan endometrium.7Bila terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia defisiensi zat besi dan bila berlangsung lama dan dalam jumlah yang besar maka sulit untuk dikoreksi dengan suplementasi zat besi. Perdarahan pada mioma submukosa seringkali diakibatkan oleh hambatan pasokan darah endometrium, tekanan dan bendungan pembuluh darah di area tumor (terutama vena) atau ulserasi endometrium di atas tumor.7 Nyeri

Mioma tidak menyebabkan nyeri dalam pada uterus kecuali apabila kemudian terjadi gangguan vaskuler. Nyeri lebih banyak terkait dengan proses degenerasi akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangkai mioma atau kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma subserosa dari kavum uteri. Gejala abdomen akut dapat terjadi bila torsi berlanjut dengan terjadinya infark atau degenerasi merah yang mengiritasi selaput peritoneum (seperti peritonitis). Mioma yang besar dapat menekan rektum sehingga menimbulkan sensasi untuk mengedan. Nyeri pinggang dapat terjadi pada mioma yang menekan persyarafan yang berjalan di atas permukaan tulang pelvis.2 Efek penekanan

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung kencing akan menyebabkan sering kencing, pada uretra akan terjadi retensio urine, pada ureter terjadi hidroureter atau hidronefrosis, dan pada rektum menyebabkan obstipasi, pada pembuluh darah dan limfe menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.2 Infertilitas dan abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosa dapat memudahkan terjadinya abortus karena distorsi rongga uterus. Perubahan bentuk kavum uteri karena adanya mioma dapat menyebabkan disfungsi reproduksi. Gangguan implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma akibat perubahan histologi endometrium dimana terjadi atrofi karena kompreesi massa tumor. Apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan dan mioma merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.2,6MIOMA UTERI PADA KEHAMILAN

Walaupun mioma uteri sering dikaitkan dengan infertilitas, pasien dengan mioma uteri bisa hamil. Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba. Mioma uteri ukuran kecil pada kehamilan biasanya tidak berpengaruh pada proses antepartum dan persalinan. Namun wanita dengan mioma > 3 cm dapat meningkatkan kemungkinan lahir prematur, nyeri pinggang dan melahirkan secara sectio. Mioma uteri terkadang dapat menyebabkan rasa nyeri karena mioma uteri mengambil alih pasokan darah saat kehamilan yang dapat menyebabkan degenerasi merah. Tirah baring dan analgesik kuat biasanya cukup untuk mengatasinya, namun terkadang dibutuhkan tindakan miomektomi yaitu pengangkatan sarang mioma. Risiko terjadi lahir prematur ataupun abortus setelah melakukan miomektomi pada kehamilan sangat tinggi, sehingga diberikan profilaksis obat obatan tokolitik seperti beta adrenergik.7DIAGNOSISa. AnamnesisDari hasil anamnesis seringkali pasien mengeluhkan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah, kadang mempunyai gangguan haid dan nyeri.

b. Pemeriksaan FisikMioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus. Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.1c. Pemeriksaan Penunjang

LaboratoriumAnemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi.1USGPemeriksaan dengan USG (ultasonografi) bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Tampak gambaran uterus yang membesar dengan sarang-sarang mioma didalamnya.1MRI

Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma. Computerized axial tomography dan MRI digunakan untuk mioma yang sangat besar ketika USG tidak dapat mendeteksi mioma ukuran besar dengan baik.7Histeroskopi

Histeroskopi, histerosalphingografi, dan infus saline USG merupakan teknik yang baik dalam mendeteksi lesi intrauterin seperti mioma submukosum dan polip. Histeroskopi biasa digunakan untuk mengevaluasi pembesaran uterus dengan melihat secara langsung cavitas endometrium. Peningkatan ukuran kavitas dapat dicatat dan mioma submukosa dapat dilihat dan diangkat sekaligus.7PENGOBATAN MIOMA UTERIa. Konservatif

Kebanyakan pasien dengan mioma uteri tidak memerlukan operasi. Pengobatan biasanya langsung ditujukan kepada gejala yang ditimbulkan oleh mioma tersebut. Apabila pengobatan gagal (atau ada indikasi lain) pembedahan atau prosedur percobaan lain dapat dipertimbangkan. Misalnya pasien dengan menstruasi yang abnormal yang disebabkan oleh mioma, apabila menstruasi tidak terlalu berat (banyak) atau tidak mengganggu higienitas atau gaya hidup, dan juga tidak menyebabkan anemia defisiensi besi, yang diperlukan hanyalah observasi rutin. Untuk pemeriksaan pertumbuhan uterus lebih lanjut dapat diperiksa dengan cara pemeriksaan pelvis rutin atau USG pelvis secara serial.7b. Medikamentosa

Percobaan untuk meminimalisir perdarahan uterus dapat digunakan suplementasi progestin secara intermitten dan atau prostaglandin sintetase inhibitor yang akan menurunkan dismenore sekunder dan menurunkan banyaknya perdarahan menstruasi. Namun apabila terdapat kelainan kavum endometrial yang disebabkan oleh mioma intramural atau mioma submukosa, suplementasi hormonal tidaklah efektif. Apabila percobaan ini efektik, dapat digunakan sampai saat menopause.7c. Pengobatan operatif

Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi, dan embolisasi arteri uterus :

1. MiomektomiMiomektomi dilakukan pada pasien yang masih memiliki keinginan untuk hamil. Indikasi lain miomektomi adalah pembesaran masa panggul secara progresif, perdarahan, nyeri, atau tekanan persisten, atau ada pembesaran mioma lebih dari 8cm secara asimptomatik pada wanita yang belum hamil sebelumnya. Kontraindikasi dilakukan miomektomi adalah kehamilan, nyeri adnexa, dan keganasan. Komplikasi miomektomi dapat berupa kehilangan darah saat operasi, perdarahan post operasi, infeksi, adhesi pelvis bahkan kemungkinan membutuhkan emergensi histerektomi. Dalam 20 tahun prosedur miomektomi dijalankan, 1 dari 4 wanita memerlukan histerektomi dan sebagian besar mengalami mioma rekuren.72. HisterektomiHisterektomi adalah operasi pembedahan dengan mengangkat uterus. Walaupun histerektomi wajar dilakukan pada mioma uteri, harus dipertimbangkan hanya sebagai pengobatan definitif pada wanita dengan keluhan simptomatik dan belum pernah hamil. Indikasi dilakukannya histerektomi harus lebih spesifik dan jelas. Miomektomi dan histerektomi dapat dilakukan via laparoskopi tergantung dari ukuran mioma. Sebelum memutuskan untuk melakukan histerektomi, diperlukan pertimbangan penilaian reproduksi pasien yang akan datang, dan penilaian faktor klinis lain seperti perkiraan waktu dan jumlah perdarahan, derajat pembesaran tumor dan disabilitas yang diakibatkan. Mioma uteri sendiri sebenarnya tidak memerlukan histerektomi.73. Embolisasi arteri uterus

Prosedur baru untuk pengobatan mioma adalah dengan cara embolisasi arteri uterin, dengan sebuah selang kecil dimasukkan melalui vena di selangkangan lalu ke dalam arteri yang menuju uterus. Melalui selang ini disuntikkan butiran polyvinyl alkohol untuk menyumbat arteri secara permanen. Berkurangnya aliran darah ke uterus diharapkan bisa mencegah pertumbuhan tumor lebih lanjut dan akhirnya tumor mengecil. Nyeri setelah dilakukan embolisasi arteri uterus lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma dan pada embolisasi arteri uterus tidak dilakukan insisi serta waktu penyembuhannya yang cepat.1,6KOMPLIKASI1. Degenerasi ganas

Mioma uteri dicuragi menjadi ganas apabila cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.62. Torsi (putaran tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut.6DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding mioma uteri adalah kehamilan, neoplasma ovarium, dan adenomyosis.8PROGNOSIS DAFTAR PUSTAKA1. Kurniasari T. Karakteristik Mioma Uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta; Skripsi; 2010.

2. Wiknjosastro H. Ilmu kandungan edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka; 2005; Hal. 338-384.

3. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 2; Jakarta; EGC; 2008.

4. Parker WH. Etiology, Symptomatology and diagnosis of Uterine Myomas; 2007; Hal. 725-733.

5. Scott JR, Disala PJ, Hammond CB. Buku Saku Obstetric dan Ginekologi. Jakarta; Widya Medika; 2002. Hal. 284-7.

6. Pramana C. Seri Praktis Ilmu Kandungan Ginekologi. Semarang; 2015. Hal.38-9.

7. Herbert WNP, et all. Obstetric and Gynecology ed. ; Baltimore; Lippincott williams and Wilkins a woters kluwer business; 2010. Hal.389.8. Achadiat CM. Prosedur tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta; EGC; 2004; Hal.94-7.