BAB IPENDAHULUAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik
karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Dengan
kemampuan yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan
sel yang relatif konstan tapi dinamis.1,2,3,4Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya,
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.2,4Kemampuan dari seluruh organisme untuk berfungsi normal
tergantung pada terpeliharanya suatu lingkungan interna yang
stabil.Ini merujuk pada kandungan cairan dan elektrolit dalam
tubuh.Agar setiap individu sehat, tubuh harus mengandung
konsentrasi cairan dan elektrolit yang semestinya.Tubuh sebagian
besar terdiri dari air.Air dan zat-zat yang terkandung didalamnya
yang terdapat didalam tubuh disebut juga cairan tubuh berfungsi
menjadi pengangkut zat makanan ke seluruh sel tubuh dan
mengeluarkan bahan sisa dari hasil metabolisme sel untuk menunjang
berlangsungnya kehidupan. Jumlah cairan tubuh berbeda-beda
tergantung dari usia, jenis kelamin, dan banyak atau sedikitnya
lemak tubuh.1,2Tubuh kita terdiri atas 60 % air, sementara 40 %
sisanya merupakan zat padat seperti protein, lemak, dan mineral.
Proporsi cairan tubuh menurun dengan pertambahan usia, dan pada
wanita lebih rendah dibandingkan pria karena wanita memiliki lebih
banyak lemak dibanding pria, dan lemak mengandung sedikit air.
Sementara neonatus atau bayi sangat rentan terhadap kehilangan air
karena memiliki kandungan air yang paling tinggi dibandingkan
dengan dewasa sehingga anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Dikatakan bahwa perburukan
maupun perbaikan keadaan klinis penderita berjalan paralel dengan
perubahan - perubahan pada variabel fisiologis. Kandungan air pada
bayi lahir sekitar 75 % berat badan, usia 1 bulan 65 %, dewasa pria
60 %, dan wanita 50 %.1,2Zat-zat yang terkandung dalam cairan tubuh
antara lain adalah air, elektrolit, trace element, vitamin, dan
nutrien-nutrien lain seperti protein, karbohidrat, dan lemak.
Dengan makan dan minum maka tubuh kita akan tercukupi akan
kebutuhan nutrient-nutrien tersebut.Air dan elektrolit yang masuk
ke dalam tubuh akan dikeluarkan dalam waktu 24 jam dengan jumlah
yang kira-kira sama melalui urin, feses, keringat, dan pernafasan.
Tubuh kita memiliki kemampuan untuk mempertahankan atau memelihara
keseimbangan ini yang dikenal dengan homeostasis.1Terapi cairan
dibutuhkan jika tubuh tidak dapat memasukkan air, elektrolit dan
zat-zat makanan secara oral. Misalnya pada keadaan pada pasien
koma, anoreksia berat, perdarahan banyak, syok hipovolemik, mual
muntah yang hebat, atau pada keadaan dimana pasien harus puasa lama
karena akan dilakukan pembedahan dan lain-lainnya. Dengan terapi
cairan kebutuhan akan air dan elektrolit dapat dipenuhi.Selain itu
dalam keadaan tertentu, terapi cairan dapat digunakan sebagai
tambahan untuk memasukkan obat dan zat makanan secara rutin atau
untuk menjaga keseimbangan asam-basa.1,2
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebutuhan cairan tubuh2.1.1. Distribusi Cairan
TubuhKebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam
bagian tubuhmeliputi lebih kurang 60% total berat badan laki-laki
dewasa. Presentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu
sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut.Pada wanita
dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi
baru lahir sekitar 75% berat badan dan usia 1 bulan 65%.1,2Tabel 2.
Kebutuhan air berdasarkan usia dan beret badanUsiaKebutuhan air
Jumlah air dalam 24 jamml/kg berat badan
3 hari1 tahun2 tahun4 tahun10 tahun14 tahun18
tahunDewasa250-3001150-13001350-15001600-18002000-25002200-27002200-27002400-260080-100120-135115-125100-11070-8550-6040-5020-30
Cairan tubuh dipisahkan oleh membran sel sehingga ada yang
terdapat di dalam sel (intraseluler) 40% dan ada yang terdapat
diluar sel (ekstraseluler) 20%.Cairan ekstraseluler dibagi lagi
menjadi cairan interstitial 15%dan plasma 5%. Selain kedua
kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati cairan
tubuh, yaitu cairan transel. Namun, volumenya diabaikan karena
kecil, yaitu cairan cairan serebrospinal, cairan persendian, cairan
peritonium, dan lain-lainnya.1,2,5,6Dalam cairan tubuh terlarut
zat-zat elektrolit dan non elektrolit seperti protein dan glukosa
yang mempunyai berat molekul yang berbeda.Air, elektrolit, dan asam
amino bisa melintasi membran sel dengan mudah karena berat
molekulnya yang rendah, sementara makromolekul seperti protein
plasma tidak bisa melintasi dinding kapiler.3,7Baik cairan
intraseluler maupun ekstraseluler memainkan peranan penting dalam
mendukung kehidupan. Cairan intraseluler terlibat dalam proses
metabolik yang menghasilkan energi yang berasal dari
nutrien-nutrien dalam cairan tubuh, sementara cairan ekstraseluler
berperan dalam mempertahankan sistem sirkulasi, mensuplai nutrient
ke dalam sel, dan membuang zat sisa yang bersifat toksik. 3,4,5
2.1.2. Komposisi cairan intrasel dan ekstraselKadar elektrolit
intrasel dan ekstrasel berbeda karena terdapat membran sel yang
mengatur transport elektrolit.Air melintasi membran sel dengan
mudah, tetapi zat-zat lain sulit atau diperlukan proses khusus
supaya dapat melintasinya, karena itu komposisi elektrolit didalam
dan di luar sel berbeda. Cairan intraseluler terutama mengandung
elektrolit berupa ion-ion kalium (K+), magnesium (Mg++), dan Fosfat
(HPO4-2).Cairan ekstraseluler mengandung terutama natrium (Na+) dan
klorida (Cl-).Cairan interstitial dan plasma keduanya merupakan
cairan ekstraseluler, tetapi mempunyai komposisi protein yang
berbeda karena terdapat dinding kapiler yang tidak bisa dilintasi
oleh masing-masing protein.Plasma adalah darah dikurangi sel-sel
darah seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit. Serum ialah
plasma darah dikurangi faktor-faktor pembekuan misalnya fibrinogen
dan protrombin. Hematokrit ialah prosentasi volume eritrosit dalam
darah. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena
jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan
plasma.1,2,6Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen
terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka.Membran sel
memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan
dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma.Dalam
keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan
elektrolit antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi
atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi
perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi
keseimbangan kembali.2
Peran NatriumNatrium merupakan kation terpenting dalam tubuh dan
terutama terdapat pada cairan ekstraseluler.Eksresi air hampir
selalu disertai dengan eksresi natrium baik lewat urin, tinja, atau
keringat, karena itu terapi dehidrasi selalu diberikan cairan infus
yang mengandung natrium.Natrium mempertahankan tekanan osmotik
tubuh dan memelihara cairan ekstraseluler dalam keadaan
konstan.Keseimbangan Na diatur terutama oleh ginjal.Kebutuhan
natrium perhari sekitar 50-100 mEq atau 3-6 gram sebagai NaCl. 1
gram NaCl sama dengan 17 mEq. Kekurangan Na biasanya disebabkan
oleh pemberian infus berlebihan tanpa Na, pada sindroma reseksi
prostat atau pada menurunnya sekresi ADH.2,5
Peran KaliumKalium merupakan elektrolit terpenting di cairan
intraseluler.Kalium memainkan peranan penting dalam saraf dan
perangsangan otot serta penghantaran impuls listrik. Sebagian K
terdapat dalam sel (150 mEq/L). Pembedahan menyebabkan katabolisme
jaringan dan mobilisasi kalium pada hari-hari pertama dan kedua.
Kebutuhan akan kalium cukup diatasi dengan kebutuhan rutin saja
sekitar 0,5 mEq/KgBB/hari. Kemampuan ginjal menahan kalium sangat
rendah. Kadar kalium dalam plasma hanya 2% dari total K tubuh,
sehingga kekurangan K jarang terdeteksi. Kadar normal kalium dalam
serum adalah 3-5 mEq/L. Hipokalemi menyebabkan keletihan otot,
lemas, ileus paralitik, kembung, gangguan irama jantung.Sedangkan
hiperkalemi dapat menyebabkan aritmia, tetani, dan kejang.Kalium
memiliki pengaruh kuat terhadap jantung dan ginjal, maka
pemberiannya harus hati-hati pada pasien dengan kelainan jantung
dan ginjal.2,5
2.1.3. Kebutuhan cairan perhariPada orang sehat asupan dan
pengeluaran air seimbang.Bila terjadi gangguan keseimbangan maka
mungkin diperlukan koreksi dengan nutrisi parenteral.Asupan air dan
makanan rata-rata adalah sekitar 2000 ml, dan kira-kira 200 ml air
metabolik berasal dari metabolisme nutrien di dalam tubuh.Air
dieksresikan dalam urin dan melalui penguapan yang tidak disadari.
Jumlah eksresi urin sekitar 1300 ml/hari, sedangkan melalui
penguapan yang tidak disadari (insensible evaporation) sekitar 900
ml/hari.4,5,6,8Maka pada pasien yang tidak dapat memperoleh makanan
melalui oral memerlukan volume infus per hari yang setara dengan
kehilangan air dari tubuh per hari, cara untuk menghitung
kehilangan air dalam tubuh perhari yaitu : Volume urin normal:0,5-1
cc/kg/jam Air metabolisme Dewasa: 5 cc/kg/hari Anak 12-14 th: 5-6
cc/kg/hari Anak 7-11 th :6-7 cc/kg/hari Balita: 8 cc/kg/hari
Insensible water loss IWL Dewasa: 15 cc/kg/hari,
Anak:30-usia(th) cc/kg/hari.Jika ada kenaikan suhu:IWL +
200Kebutuhan air dan elektrolit per haria. Pada orang dewasa :
Kebutuhan homeostatis kalium : 20-30 mEq/kg/hr2 Air: 25-40 ml/kg/hr
Na: 2 mEq/kg/hr3 K: 1 mEq/kg/hr3b. Pada anak dan bayi : Air:10 g:
100 ml/kg/hr10 20 g: 1000 ml/kg + 50 ml/kg diatas 10 kg/hr> 20
kg : 1500 ml/kg + 20 ml/kg diatas 20 kg/hr Na: 3 Meq/kg/hr2 K: 2,5
Meq/kg/hr2
Faktor-faktor modifikasi kebutuhan cairanKebutuhan ekstra /
meningkat pada : Demam ( 12% tiap kenaikan suhu 1C ) Hiperventilasi
Suhu lingkungan tinggi Aktivitas ekstrim Setiap kehilangan abnormal
( ex: diare, poliuri, dll )Kebutuhan menurun pada : Hipotermi ( 12%
tiap penurunan suhu 1C ) Kelembaban sangat tinggi Oligouri atau
anuria Aktivitas menurun / tidak beraktivitas Retensi cairan ( ex:
gagal jantung, gagal ginjal, dll ) 2.2 Pergerakan air dalam tubuh1.
DifusiDifusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan,
gas, atau zat padat secara bebas atau acak. Proses difusi dapat
terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membran. Dalam tubuh,
proses difusi air, eiektrolit, dan zat-zat lain terjadi melalui
membran kapiler yang permeabel. Kecepatan proses difusi bervariasi
bergantung pada faktor ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan
temperatur cairan.1,2Zat dengan molekul yang besar akan bergerak
lambat dibanding molekul kecil. Molekul akan lebih mudah berpindah
dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi
rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat
pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih
cepat.1,2
2. OsmosisOsmosis adalah proses perpindahan pelarut murni
(seperti air) melalui membran semipermeabel, biasanya terjadi dari
larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan
konsentrasi lebih pekat, sehingga larutan yang berkonsentrasi
rendah volumenya akan berkurang, sedangkan larutan yang
berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya. Solute adalah
zat terlarut, sedangkan solvent adalah pelarutnya. Proses osmosis
ini penting dalam pengaturan keseimbangan cairan ekstra dan
intrasel. Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan
dengan menggunakan satuan mol.1,2Natrium dalam NaCl berperan
penting dalam pengaturan keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila
ada tiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan di
dalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai
kepekatan sama dengan sel tersebut yang akan seimbang dan berdifusi
terlebih dahulu. 1,5,8Larutan isotonik merupakan larutan yang
mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Larutan NaCl
0,9% merupakan larutan yang isotonik karena larutan tersebut
mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam sistem vaskular.
Larutan hipotonik (akuades) mempunyai kepekatan lebih rendah
dibanding dengan larutan intrasel.5,8
3. Transpor aktifProses perpindahan cairan tubuh dapat
menggunakan mekanisme transpor aktif. Transport aktif merupakan
gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis yang memerlukan
aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan
berbagai materi guna menembus .memran sel. Proses ini dapat
menerima/memindahkan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi. Proses ini penting untuk mempertahankan natrium dalam
cairan intra dan ekstrasel. Sebagai contoh natrium dan kalium, di
mana natrium dipompa keluar sel dan kalium dipompa masuk di dalam
sel.
2.3 Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuha)
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuhPengaturan
kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal,
kulit, paru-paru dan gastrointestinal.2
1. GinjalGinjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar
dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit.Hal ini pada
fungsi ginjal yakni sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi
garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam basa darah, dan
pengaturan eksresi bahan buangan atau kelebihan garam.Proses
pengaturan kebutuhn keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan
bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan.
Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang
mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluarg. Cairan
yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui
tubuli renalisyang sel-selnya menyerap semau bahan yang
dibutuhkan.Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi
oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2. Kulit Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan
yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh
pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan
kemampuanmengendalikan arteriolakutan dengan cara vasodilatasi dan
vasokontriksi. Banyak darah yang mengalir melalui pembuluh darah
dalam kulit mempengaruhi jumlah keringat yang dikleluarkan. Proses
pelepasan panas kemudian dapat dilakukan dengan cara
penguapan.Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat
di bawah pengendalian saraf simpatis.Melalui kelenjar keringat ini
suhu dapat diturunkan dengan melepaskan air yang jumlahnya kurang
lebih setengah liter sehari.Perangsangan kelenjar keringat dapat
diperoleh dari aktivitas otot, suhu lingkungan dan melalui kondisi
tubuh yang panas.Proses pelepasan panas lainnya dilakukan melalui
cara pemancaran yaitu dengan melepaskan panas ke udara sekitarnya.
Cara tersebut beupa cara konduksi dan konveksi, cara konduksi yaitu
pengalihan panas ke benda yang disentuh, sedangkan cara konveksi
yaitu emngalirkan udara yang panas ke permukaan yang lebih
dingin.
3. Paru-paruOrgan paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan
dengan menghasilkan insible water loss 400 ml/hari. Proses
pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan
frekuensi dan kedalaman pernapasan (keammpuan bernapas), misalnya
orang yang melakukan olah raga berat.
4. GastrointestinalGastrointestinal merupakan organ saluran
pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang
hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/ hari.Selain itu,
pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus
dikontrol oleh sistem endokrin (hormonal), yakni anti diuretik
hormon (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan
glukokortikoid.
1. ADHHormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi
air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam
tubuh.Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis
posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel.
2. AldosteronHormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal di
tubulus ginjal dan berfungsi pada absorbsi natrium. Proses
oengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi
kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin.
3. ProstaglandinProstagladin merupakan asam lemak yang terdapat
pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan
darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal.Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam
mengatur sirkulasi ginjal.
4. GlukokortikoidHormon ini berfungsi mengatur peningkatan
reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat
sehingga terjadi retensi natrium.Mekanisme rasa haus diatur dalam
rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan merangsang pelepasan
renin.Pelepasan renin tersebut dapat menimbulkan produksi
angiotensin II yang merangsang hipotalamus, sehingga menimbulkan
rasa haus.
b) Faktor yang berpengaruh dalam pengaturan cairanProses
pengaturan cairan dipengaruhi oleh dua faktor yakni tekanan cairan
dan membran semipermeabel.3,7,8
1. Tekanan cairanProses difusi dan osmosis melibatkan adanya
tekanan cairan. Dalam proses osmosis, tekanan osmotik merupakan
kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membran.
Bila terdapat dua larutan dengan perbedaan konsentrasi maka larutan
yang konsentrasi molekulnya lebih pekat dan tidak dapat bergabung
disebut koloid. Sedangkan larutan dengan kepekatan yang sama dan
dapat bergabung, maka larutan itu disebut kristaloid. Sebagai
contoh, koloid adalah apabila protein bercampur dengan plasma,
sedangkan larutan kristaloid adalah larutan garam.Secara normal,
perpindahan cairan menembus membran sel permeabel tidak
terjadi.Prinsip tekanan osmotik ini sangat penting dalam proses
pemberian cairan intravena. Biasanya larutan yang sering digunakan
dalam pemberian infus intravena bersifat isotonik karena mempunyai
konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk
mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam
intrasel.Larutan intravena yang hipotonik, yaitu larutan yang
mempunyai konsentrasi kurang pekat dibanding dengan konsentrasi
plasma darah. Hal ini menyebabkan, tekanan osmotik plasma akan
lebih besar dibandingkan dengan tekanan osmotik cairan interstisial
karena konsentrasi protein dalam plasma lebih besar dibanding
cairan interstisial dan molekul protein lebih besar, sehingga
membentuk larutan koloid dan sulit menembus membran
semipermiabel.Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul
larutan yang bergerak dalam ruang tertutup.Hal ini penting untuk
pengaturan keseimbangan cairan ekstra .dan intrasel.
2. Membran Semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang
bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermiabel ini
terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di
seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke
jaringan.
2.4 Gangguan keseimbangan air dan elektrolitKehilangan cairan
dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan yang mengakibatkan
dehidrasi, misalnya pada keadaan gastroenteritis, demam tinggi,
pembedahan, luka bakar, dan penyakit lain yang menyebabkan input
dan output tidak seimbang.1,3,7
A.DehidrasiAdalah keadaan dimana kurangnya cairan tubuh dari
jumlah normal akibat kehilangan cairan, asupan yang tidak mencukupi
atau kombinasi keduanya.
Dehidrasi dibedakan atas :a. Dehidrasi hipotonik Kadar Na <
130 mmol/L Osmolaritas < 275 mOsm/L Letargi, kadang-kadang
kejang Dehidrasi isotonik Na dan osmolaritas serum normalb.
Dehidrasi hipertonik Na > 150 mmol/L Osmolaritas > 295 mOsm/L
Haus, iritabel, bila Na > 165 mmol/L dapat terjadi kejangTabel
2.1 Gejala Klinis DehidrasiKlinisDehidrasi Ringan (5%)Dehidrasi
sedang (5-10%)Dehidrasi berat (10%)
Keadaan umumBaik, CMGelisah, rewel, lesuLetargik, tidak
sadar
Mata cekung, keringNormal Cekung Sangat cekung
Air mataAda Kering Kering sekali
Haus Minum normalHaus Tidak bisa minum
Turgor Baik Jelek Sangat jelek
Nadi Normal Cepat Cepat sekali
Tekanan darahNormal Turun Turun sekali
Air kemihNormal Kurang, oliguriKurang sekali
Kehilangan cairan melalui diare Kehilangan Na menyebabkan
hipovolemia Kehilangan H20 menyebabkan dehidrasi Kehilangan HCO3
menyebabkan asidosis metabolik Kehilangan K menyebabkan
hipokalemi
Kehilangan cairan melalui muntah Hipokloremi Hipokalemi
Alkalosis metabolic Gangguan keseimbangan air dan Na
Keadaan lain yang mengganggu keseimbangan cairan dan
elektrolitGastroenteritis, DHF, Difteri, Tifoid, Hiperemesis
gravidarum, Sectio cesar, Histerektomi, Kistektomi, Apendektomi,
Splenektomi, Gastrektomi, Reseksi usus, Perdarahan intraoperatif,
Ketoasidosis Diabetikum.
2.5 Terapi cairanTerapi cairan ialah tindakan untuk memelihara,
mengganti cairan tubuh dalam batas-batas fisiologis dengan cairan
infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara
intravena.Terapi cairan ini dilakukan pada pasien-pasien dengan
keadaan-keadaan seperti yang sudah djelaskan sebelumnya. Selain itu
kuhususnya dalam pembedahan dengan anestesia yang memerlukan puasa
sebelum dan sesudah pembedahan, maka terapi cairan tersebut
berfungsi untuk mengganti defisit cairan saat puasa sebelum dan
sesudah pembedahan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan,
mengganti perdarahan yang terjadi, dan mengganti cairan yang pindah
ke rongga ketiga(kerongga peritoneum, ke luar tubuh).3,7,8
2.5.1 Tujuan terapi cairan1. Terapi cairan resusitasiTerapi
cairan resusitasi ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut
cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intravaskuler untuk
memperbaiki perfusi jaringan.Misalnya pada keadaan syok dan luka
bakar.Terapi cairan resusitasi dapat dilakukan dengan pemberian
infus Normal Saline (NS), Ringer Asetat (RA), atau Ringer laktat
(RL) sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit. Pada syok hemoragik bisa
diberikan 2-3 L dalam 10 menit.
Larutan plasma ekspander dapat diberikan pada luka bakar,
peningkatan sirkulasi kapiler seperti MCI, syok kardiogenik,
hemoragik atau syok septik. Koloid dapat berupa gelatin (hemaksel,
gelafunin, gelafusin), polimer dextrose (dextran 40, dextran 70),
atau turunan kanji (haes, ekspafusin)Jika syok terjadi : Berikan
segera oksigen Berikan cairan infus isotonic RA/RL atau NS Jika
respon tidak membaik, dosis dapat diulangiPada luka bakar : 24 jam
pertama : 2-4 ml RL/RA per kg tiap % luka bakar 1/2 dosis diberikan
8 jam pertama, 1/2 dosis berikut 16 jam kemudian Sesuaikan dosis
infus untuk menjaga urin 30-50 ml/jam pada dewasa Jika respon
membaik, turunkan laju infus secara bertahap
Pertimbangan dalam resusitasi cairan :31. Medikasi harus
diberikan secara iv selama resusitasi2. Perubahan Na dapat
menyebabkan hiponatremi yang serius. Na serum harus dimonitor,
terutama pada pemberian infus dalam volume besar.3. Transfusi
diberikan bila hematokrit < 304. Insulin infus diberikan bila
kadar gula darah > 200 mg%5. Histamin H2-blocker dan antacid
sebaiknya diberikan untuk menjaga pH lambung 7,0
2. Terapi cairan rumatanTerapi rumatan bertujuan memelihara
keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi.Diberikan dengan kecepatan 80
ml/jam. Untuk anak gunakan rumus 4:2:1, yaitu : 4 ml/kg/jam untuk
10 kg pertama 2 ml/kg/jam untuk 10 kg kedua 1 ml/kg/jam tambahan
untuk sisa berat badanTerapi rumatan dapat diberikan infus cairan
elektrolit dengan kandungan karbohidrat atau infus yang hanya
mengandung karbohidrat saja.Larutan elektrolit yang juga mengendung
karbohidrat adalah larutan KA-EN, dextran + saline, DGAA, Ringer's
dextrose, dan lain-lain.Sedangkan larutan rumatan yang mengandung
hanya karbohidrat adalah dextrose 5%.Tetapi cairan tanpa elektrolit
cepat keluar dari sirkulasi dan mengisi ruang antar sel sehingga
dextrose tidak berperan dalam hipovolemik.Dalam terapi rumatan
cairan keseimbangan kalium perlu diperhatikan karena seperti sudah
dijelaskan kadar berlebihan atau kekurangan dapat menimbulkan efek
samping yang berbahaya. Umumnya infus konvensional RL atau NS tidak
mampu mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian.Infus KA-EN dapat
mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian.Pada pembedahan akan
menyebabkan cairan pindah ke ruang ketiga, ke ruang peritoneum, ke
luar tubuh. Untuk menggantinya tergantung besar kecilnya
pembedahan, yaitu :
6-8 ml/kg untuk bedah besar 4-6 ml/kg untuk bedah sedang 2-4
ml/kg untuk bedah kecil
2.5.2 Macam-macam cairan 1. Cairan hipotonikCairan hipotonik
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis)
dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula
darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam
pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan IsotonikCairan Isotonik osmolaritas (tingkat
kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat
pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya
overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung
kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat
(RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).3.
Cairan hipertonikCairan hipertonik osmolaritasnya lebih tinggi
dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.
Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose
5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.
2.5.3 Klasifikasi cairan1. KristaloidKristaloid bersifat
isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume
expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat
(relatif sebentar di intravaskuler), dan berguna pada pasien yang
memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan NaCl
0,9%.4,8Cairan ini mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler
(CES = CEF). Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah,
tersedia dengan mudah di setiap pusat kesehatan, tidak perlu
dilakukan cross match, tidak menimbulkan alergi atau syok
anafilaktik, penyimpanan sederhana dan dapat disimpan lama. Cairan
kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup (3-4 kali cairan
koloid) ternyata sama efektifnya seperti pemberian cairan koloid
untuk mengatasi defisit volume intravaskuler. Waktu paruh cairan
kristaloid di ruang intravaskuler sekitar 20-30 menit.Pemberian
cairan kristaloid berlebihan akan menyebabkan larutan kristaloid
akan masuk ruang interstitiel sehingga timbul edema perifer dan
paru serta berakibat terganggunya oksigenasi jaringan dan edema
jaringan luka.Selain itu, juga dapat menyebabkan edema paru, edema
otak dan meningkatnya tekanan intra kranial.Karena perbedaan sifat
antara koloid dan kristaloid dimana kristaloid akan lebih banyak
menyebar ke ruang interstitiel dibandingkan dengan koloid maka
kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit cairan di
ruang interstitiel. Larutan Ringer Laktat merupakan cairan
kristaloid yang paling banyak digunakan untuk resusitasi cairan
walau agak hipotonis dengan susunan yang hampir menyerupai cairan
intravaskuler. Laktat yang terkandung dalam cairan tersebut akan
mengalami metabolisme di hati menjadi bikarbonat. Cairan kristaloid
lainnya yang sering digunakan adalah NaCl 0,9%, tetapi bila
diberikan berlebih dapat mengakibatkan asidosis hiperkloremik
(delutional hyperchloremic acidosis) dan menurunnya kadar
bikarbonat plasma akibat peningkatan klorida.
Tabel 4. Daftar Cairan
KristaloidLarutanTonisitas(mosml/L)Na+(mEq/L)Cl-(mEq/L)K+(mEq/L)Ca2+(mEq/L)Glukosa(mEq/L)Laktat(mEq/L)
D5Hipotonis(253)----50-
Normal SalineIsotonis(308)154154----
D5 NSIsotonis (330)38,538,5--50-
D5 NSHipertonis (407)7777--50-
D5 NSHipertonis (561)154154--50-
Ringers LaktatIsotonis (280)130111,75,43,7-27,5
D5 RLHipertonis (525)130109435028
Pengaturan Elektrolit1a) Pengaturan keseimbangan natriumNatrium
merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi dalam pengaturan
osmolaritas dan volume cairan tubuh.Natrium ini paling banyak pada
cairan ekstrasel.Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur
oleh ADH dan aldosteron.ADH mengatur sejumlah air yang diserap
kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis.Sedangkan aldosteron
dihasilkan oleh korteks suprarenal yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dan
prosesnya dibantu oleh ADH. Aldosteron juga mengatur keseimbangan
jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah, Natrium tidak hanya
bergerak ke dalam atau keluar tubuh, tetapi juga mengatur
keseimbangan cairan tubuh.Ekskresi natrium dapat dilakukan melalui
ginjal dan sebagian kecil melalui tinja, keringat, dan air mata.b)
Pengaturan keseimbangan kaliumKalium merupakan kation utama yang
terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan
elektrolit.Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme
perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aidosteron.
Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam
plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturannya melalui tiga
langkah, yaitu:a. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan
ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldosteron.b.
Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang
dikeluarkan melalui ginjal.c. Peningkatan pengeluaran kalium;
konsentrasi kalium dalam cairan ekstra sel menurun.Kalium
berpengaruh terhadap fungsi sistem pernapasan.Partikel penting
dalam kalium ini berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik ke
jantung, otot lain, jaringan paru-paru, dan jaringan usus
pencernaan.Ekskresi kalium dilakukan melalui urine, dan sebagian
lagi melalui tinja dan keringat.c) Pengaturan keseimbangan
kalsiumKalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang,
penghantar impuls kontraksi otot, koagulasi darah (pembekuan
darah), dan membantu beberapa enzim pankreas. Konsentrasi kalsium
dalam tubuh diatur langsung oleh hormon paratiroid melalui proses
reabsorpsi tulang. Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar
paratiroid akan merangsang pembentukan hormon paratiroid yang
langsung meningkatkan jumlah kalsium dalam darah. Kalsium
diekskresi melalui urine dan keringat.d) Pengaturan keseimbangan
magnesiumMagnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting
kedua dalam cairan intrasel.Keseimbangannya diatur oleh kelenjar
paratiroid.Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan.Magnesium
dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesemia
terjadi bila konsentrasi serum turun kurang dari 1,5 mEq/L.
Sedangkan hipermagnesemia terjadi bila kadar magnesiumnya lebih
dari 2,5 mEq/L.e) Pengaturan keseimbangan kloridaKlorida merupakan
anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan
pada cairan ekstrasel dan intrasel.Fungsi klorida biasanya bersatu
dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik
dalam darah. Hipokloremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar
klorida dalam darah. Sedangkan hiperkloremia merupakan kelebihan
kadar klorida dalam darah. Kadar klorida yang normal dalam darah
orang dewasa adalah 95-108 mEq/L.f) Pengaturan keseimbangan
bikarbonatBikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan
buffer (penyangga) dalam tubuh.g) Pengaturan keseimbangan fosfat
(PO4)Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan
gigi dan tulang.Fosfat diserap dan saluran pencernaan dan
dikeluarkan melalui urine.
2. KoloidKoloid ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar
sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada
lama dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat
menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin
dan steroid.Koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma
atau biasa disebut plasma substitute atau plasma expander. Di dalam
cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul
tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini
cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 3-6 jam) dalam ruang
intravaskuler. Oleh karena itu koloid sering digunakan untuk
resusitasi cairan secara cepat terutama pada syok
hipovolemik/hermorhagik atau pada penderita dengan hipoalbuminemia
berat dan kehilangan protein yang banyak (misal luka
bakar).Kerugian dari plasma expander yaitu mahal dan dapat
menimbulkan reaksi anafilaktik (walau jarang) dan dapat menyebabkan
gangguan pada cross match. Berdasarkan pembuatannya, terdapat 2
jenis larutan koloid:
a) Koloid alami Koloid alami yaitu fraksi protein plasma 5% dan
albumin manusia ( 5 dan 2,5%). Dibuat dengan cara memanaskan plasma
atau plasenta 60C selama 10 jam untuk membunuh virus hepatitis dan
virus lainnya. Fraksi protein plasma selain mengandung albumin
(83%) juga mengandung alfa globulin dan beta globulin.Prekallikrein
activators (Hagemans factor fragments) seringkali terdapat dalam
fraksi protein plasma dibandingkan dalam albumin. Oleh sebab itu
pemberian infuse dengan fraksi protein plasma seringkali
menimbulkan hipotensi dan kolaps kardiovaskuler.b) Koloid
sintesisDextranDextran 40 (Rheomacrodex) dengan berat molekul
40.000 dan Dextran 70 (Macrodex) dengan berat molekul 60.000-70.000
diproduksi oleh bakteri Leuconostoc mesenteroides B yang tumbuh
dalam media sukrosa. Walaupun Dextran 70 merupakan volume expander
yang lebih baik dibandingkan dengan Dextran 40, tetapi Dextran 40
mampu memperbaiki aliran darah lewat sirkulasi mikro karena dapat
menurunkan kekentalan (viskositas) darah. Selain itu Dextran
mempunyai efek anti trombotik yang dapat mengurangi
plateletadhesiveness, menekan aktivitas faktor VIII, meningkatkan
fibrinolisis dan melancarkan aliran darah.Pemberian Dextran
melebihi 20 ml/kgBB/hari dapat mengganggu cross match, waktu
perdarahan memanjang (Dextran 40) dan gagal ginjal. Dextran dapat
menimbulkan reaksi anafilaktik yang dapat dicegah yaitu dengan
memberikan Dextran 1 (Promit) terlebih dahulu.
Hydroxylethyl Starch (Heta starch)Tersedia dalam larutan 6%
dengan berat molekul 10.000 1.000.000, rata-rata 71.000,
osmolaritas 310 mOsm/L dan tekanan onkotik 30 30 mmHg. Pemberian
500 ml larutan ini pada orang normal akan dikeluarkan 46% lewat
urin dalam waktu 2 hari dan sisanya 64% dalam waktu 8 hari. Larutan
koloid ini juga dapat menimbulkan reaksi anafilaktik dan dapat
meningkatkan kadar serum amilase (walau jarang). Low molecullar
weight Hydroxylethyl starch (Penta-Starch) mirip Heta starch, mampu
mengembangkan volume plasma hingga 1,5 kali volume yang diberikan
dan berlangsung selama 12 jam. Karena potensinya sebagai plasma
volume expander yang besar dengan toksisitas yang rendah dan tidak
mengganggu koagulasi maka Penta starch dipilih sebagai koloid untuk
resusitasi cairan pada penderita gawat.
GelatinLarutan koloid 3,5-4% dalam balanced electrolyte dengan
berat molekul rata-rata 35.000 dibuat dari hidrolisa kolagen
binatang. Ada 3 macam gelatin, yaitu: modified fluid gelatin
(Plasmion dan Hemacell), urea linked gelatin, oxypoly
gelatin.Merupakan plasma expanders dan banyak digunakan pada
penderita gawat. Walaupun dapat menimbulkan reaksi anafilaktik
(jarang) terutama dari golongan urea linked gelatin.
Tabel 5. Daftar Cairan KoloidJenis
KoloidProduksiTipeBMrata-rataWaktu paruhIndikasi
Plasma proteinHuman plasmaSerum consered human albumin50.0004-5
haria. Pengganti volumeb. Hiponatremiac. Hemodilusi
DextranLeuconostoc mesenteroid B 512D 60/7060.000 70.0006 jama.
Hemodilusib. Gangguan mikrosirkulasi (stroke)
GelatinHidrolisis dari kolagen binatang Modifien gelatin Urea
linked Oxylopigelatin hydroxy ethyl35.0002-3 jamSubstitusi
volume
StarchHidrolisis asam dan ethylen oxyde treatment dari kedelai
dan jagungHydroxy ethyl450.0006 jam1. Substitusi volume2.
Hemodilusi
Polyvinyl pyrrolidoneSintetik polimer vinyl pyrrolidone Subtosan
Periston50.00025.000Substitusi volume
BAB IIIKESIMPULAN
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, jadi kalau
terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit maka tubuh akan
mengalami gangguan secara fisiologis beberapa organ misalnya
ginjal, jantung dan lain-lain. Oleh sebab itu keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh perlu dipertahankan agar tidak terjadi
dehidrasi sehingga akan mengakibatkan komplikasi. Kasus dehidrasi
akan lebih sering terjadi pada bayi karena kecepatan metabolismenya
dan luas permukaan tubuhnya yang relatif besar sehingga perlu
penanganan yang lebih intensif untuk perawatan cairan dan
elektrolitnya.Terapi cairan digunakan untuk mengganti kekurangan
air dan elektrolit, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, mengatasi
syok dan mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang
diberikan. Cairan yang dapat dipilih adalah kristaloid dan koloid
sesuai tujuan terapi yang akan diberikan.Pemberian nutrisi
pariental merupakan pilihan yang mahal sehingga indikasinya harus
tepat. Kalau sudah ditentukan indikasinya maka segera dimulai
pemberiannya untuk mencegah memburuknya keadaan, sebab yang paling
terkena pada keadaan kekurangan nutrisi dalah mukosa membran hepar,
epitel tubulus ginjal, dan sistem saluran pencernaan, juga
penyembuhan luka menjadi lama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan
pada pembedahan. Edisi Kedua. Bagian anestesiologi dan terapi
intensif, FKUI. 20022. Guyton AC, Hall JE.Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi kesembilan. Jakarta: EGC. 1997: 375-933. Sunatrio
S. Resusitasi cairan. Jakarta: Media aesculapius; 2000:1-58.4.
Souid AK, Schneiderman H. Principles of pediatric fluid therapy.
Diakses dari http://www.ec.hscsyr.edu/peds/fluid_manual5.
Ambalavanan N. Fluid, electrolyte, and nutrition management of the
newborn. Diakses dari http://www.emedicine.com/ped/topic25546.
Stewart PA. How to understand acidbase. Diakses dari
http://www.qldanaesthesia.com, 2 Juli 2015.7. Symons. Clinical
fluid and electrolyte management. Diakses dari
www.seattlechildrens.org/health_care_professionals/pdf/clinical_fluid.pdf8.
Pt Otsuka Indonesia. Pedoman Cairan Infus. Edisi VIII. 2003.
28